• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPENDENCY SEDIMENT ACCUMULATED WITH CURRENT VELOCITY AT THE WATERS WEST TANJUNGPINANG RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEPENDENCY SEDIMENT ACCUMULATED WITH CURRENT VELOCITY AT THE WATERS WEST TANJUNGPINANG RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DEPENDENCY SEDIMENT ACCUMULATED WITH CURRENT VELOCITY AT THE WATERS WEST TANJUNGPINANG RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE

Ishardiansyah

College Student of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected]

Arief Pratomo

Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected]

Chandra Joei Koenawan

Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected]

Abstract

The research was determine on Juny 2016 – July 2016 located at the water West Tanjungpinang, Riau Archipelago Province. This research focus in five location at the water Teluk Keriting, Tugu pensil, Tepi Laut, Pelabuhan Sri Bintan Pura dan Rimba Jaya. Location determine method use purposive sampling. The determination of each point of the statio n using ArcGIS. Taking sediment sample and waters parameter at each station. Sediment sample was analysed in laboratory. The result analysis sediment accumulated and sediment weight accumulated with current velocity contained in the waters west Tanjungpina ng, Riau Archipelago Province appointed that has significant dependence or strong depedence. The result analysis of average total rate of sediment volume accumulated at the water west Tanjungpinang are 0.0866 (ml/cm2/day), and average total rate of sediment weight accumulated at the water west Tanjungpinang are 0.1481 (gram/cm2/day). Sedimentation at the water west Tanjungpinang subdistrict Riau Archipelago Province can probably antrophogenic and ocean activity.

(2)

KETERKAITAN LAJU SEDIMEN TERAKUMULAS I DENGAN KECEPATAN ARUS DI PERAIRAN TANJUNGPINANG BARAT PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Ishardiansyah

Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Arief Pratomo

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Chandra Joei Koenawan

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan Juli 2016 yang berlokasi di perairan Tanjungpinang Barat, Provinsi Kepulaun Riau. Penelitian ini difokuskan pada lima lokasi yaitu di perairan Teluk Keriting, Tugu pensil, Tepi Laut, Pelabuhan Sri Bintan Pura dan Rimba Jaya. Penentuan lokasi menggunakan metode purposive sampling. Penentuan masing – masing titik stasiun tersebut menggunakan ArcGIS. Pengambilan sampel sedimen dan parameter perairan dilakukan di masing masing stasiun. Analisis sampel sedimen dilakukan di laboratorium. Dari hasil analisis laju sedimen terakumulasi dan laju berat sedimen terakumulasi dengan kecepatan arus yang terdapat di perairan Tanjungpinang Barat, Provinsi Kepulaun Riau menunjukkan bahwa memiliki hubungan yang signifikan atau hubungannya kuat. Hasil analisis jumlah rata -rata total laju volume sedimen terakumulasi di perairan Tanjungpinang Barat yaitu 0.0866 (ml/cm2/hari), dan jumlah rata-rata total laju berat sedimen terakumulasi di perairan Tanjungpinang Barat yaitu 0.1481 (gram/cm2/hari). Sedimentasi yang terjadi di perairan Tan jungpinang Barat, Provinsi Kepulaun Riau dapat diduga berasal dari aktivitas antrophogenik dan aktivitas oseanografi. Kata kunci : Laju Sedimen Terak umulasi, Kecepatan Arus, Perairan Tanjungpinang Barat.

(3)

I. PENDAHULUAN

Kota Tanjungpinang adalah Ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau, s ecara geografis Kota Tanjungpinang terletak antara 0º 51’ 30” - 0º 59’ 8” Lintang Utara dan 104º 24’ - 104º 34’ Bujur Timur dengan luas wilayah 239,5 km2. Kota Tanjungpinang terdiri dari empat Kecamatan yaitu Kecamatan Bukit Bestari, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang Kota, dan Tanjungpinang Barat (Pemko Tanjungpinang, 2015).

Aktifitas pesisir merupakan salah satu penyebab sedimentasi atau pendangkalan, sedimentasi merupakan fenomena pengendapan dan pengaruh aktivitas manusia dan alam. Sedimentas i telah memberikan data yang penting terhadap hal-hal spesifik yang diikuti oleh material hasil berbagai macam dampak pesisir, konversi alam, pemukiman, pengembangan wilayah pesisir, eksplorasi sumberdaya lautan dan daratan, yang dimasukkan ke dalam lingkungan dan proses alami yang mengubah fungsi ekosistem (Rifardi, 2012).

Proses sedimentasi yang terjadi di pantai sangat dipengaruhi oleh faktor fisik, baik yang berasal dari darat maupun dari laut. Pengamatan arus pada suatu kawasan perairan merupakan informasi penting untuk mengetahui pola pergerakan arus dari waktu ke waktu. Kecepatan arus dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya energi yang bekerja di dasar perairan yang mampu memindahkan sedimen dari suatu tempat ke tempat yang lain. Perpindahan sedimen ini

akan mengakibatkan terjadinya erosi (abrasi) atau sedimentasi (Poerbandono dan Djunarsjah, 2005).

Arus sangat berperan terhadap laju sedimen terakumulasi. Arus laut merupakan bagian dari hidrodinamika laut selain gelombang dan pasang surut. Arus y ang terjadi di lautan merupakan arus yang terdiri dari berbagai jenis yang pada umumnya di kelompokkan menjadi arus pasang surut dan arus non pasang surut. Penelitian tertarik melakukan terhadap laju sedimen terakumulasi yang berhubungan dengan kecepatan arus yang terdapat di daerah Perairan Tanjungpinang Barat.

Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Keterkaitan Laju Sedimen Terakumulasi dengan Kecepatan Arus di perairan Tanjungpinang Barat Provinsi Kepulauan Riau dan mengetahui total keseluruhan berat dan volume sedimen terakumulasi.

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai keterkaitan laju sedimen terakumulasi dengan kecepatan arus di perairan Tanjungpinang Barat dan sebagai acuan pengelolaan lingkungan perairan sehingga dapat diambil langkah-langkah yang bijaksana untuk penanganan masalah dimasa yang akan datang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Arus Laut permukaan merupakan pencerminan langsung dari pola angin yang tertiup pada waktu itu. Jadi arus permukaan ini digerakkan oleh angin. Air dilapisan bawahnya ikut terbawa, karena adanya gaya

(4)

coriolis (coriolis force), yakni gaya yang diakibatkan oleh perputaran bumi, maka arus dipermukaan laut berbelok kekanan dari arah angin dan arus di lapisan bawahnya akan berbelok lebih kekanan lagi dari arah arus permukaan. Ini terjadi di belahan bumi Utara. Di belahan bumi Selatan terjadi hal sebaliknya (Romimahtarto, 2009).

Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Pada dasarnya, arus laut terjadi diakibatkan oleh suhu dan udara diatas permukaan laut.

Faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya arus :

1. Gaya dorong angin 2. Gaya coriolis

3. Gerakan thermohaline 4. Pasang surut

5. Turbulensi lapisan laut

Arus dipengaruhi topografi dasar perairan, sehingga distribusi fraksi sedimen akan sangat tergantung pada bentuk dasar perairan terutama kedalaman yang akan mempengaruhi bentuk dan pola arus (Panggabean dalam Tampubolon, 2010). Adanya sedimen kerikil menunjukan bahwa arus pada daerah itu relatif kuat sehingga sedimen kerikil umumnya ditemukan pada daerah terbuka, sedangkan sedimen lumpur terjadi akibat arus yang tenang dan dijumpai pada daerah dimana arus terhalang oleh pulau (Ompi et. al, dalam Tampubolon, 2010).

Thruman dalam Tampubolon (2010) menyatakan bahwa pergerakan sedimen dipengaruhi oleh kecepatan arus dan ukuran butiran sedimen. Semakin besar ukuran butiran sedimen tersebut maka kecepatan arus yang dibutuhkan juga akan semakin besar untuk mengangkut partikel sedimen tersebut.

Arus juga merupakan kekuatan yang menentukan arah dan sebaran sedimen. Kekuatan ini juga yang menyebabkan karakteristik sedimen berbeda sehingga pada dasar perairan disusun oleh berbagai kelompok populasi sedimen. Secara umum partikel berukuran kasar akan diendapkan pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya, sebaliknya jika halus akan lebih jauh dari sumbernya (Rifardi, 2008)

Friedman dalam Mukminin (2009) memberikan pengertian sedimen adalah kerak bumi yang ditranspormasikan dari suatu tempat ke tempat lain baik secara vertikal maupun secara horizontal. Menurut Rifardi (2008) ukuran butir sedimen dapat menjelaskan hal-hal berikut : 1) menggambarkan daerah asal sedimen, 2) perbedaan jenis partikel sedimen, 3) ketahanan partikel dari bermacam-macam komposisi terhadap proses weathering, erosi, abrasi dan transportasi serta 4) jenis proses yang berperan dalam transportasi dan deposisi sedimen.

Sedimen adalah partikel organik dan anorganik yang terakumulasi secara bebas (Duxbury et al, dalam Robby. A, 2014). sedimen adalah kerak bumi yang ditranspormasikan dari suatu tempat ke

(5)

tempat lain baik secara vertikal maupun secara horizontal (Friedman dalam Robby. A, 2014).

Sedimen didefinisikan sebagai material-material yang berasal dari perombakan batuan yang lebih tua atau material yang berasal dari proses weathering batuan dan ditransportasikan oleh air, udara dan es, atau material yang diendapkan oleh proses-proses yang terjadi secara alami seperti precitipasi secara kimia atau sekresi oleh organisme, kemudian membentuk suatu lapisan pada permukaan bumi Rifardi (2008).

Menurut Rifardi (2012) Istilah partikel digunakan untuk semua material sedimen termasuk material yang ditransportasi secara fisika sebagai material padat sebelum diendapkan.Dalam hal ini termasuk transportasi secara fisika material-material yang berkembang/tumbuh secara biologi dan kimia di dasar perairan sampai pada tempat pengendapan akhir.

Partikel sedimen dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:

1. Pecahan padat dari endapan yang lebih tua.

2. Partikel yang bukan merupakan pecahan padat dari endapan yang lebih tua.

Partikel-partikel yang bukan merupakan pecahan padat dari endapan yang lebih tua adalah partikel-partikel yang berasal dari letusan gunung berapi dan yang berasal dari proses biologi dan kimia dan akhirnya ditransportasi secara fisika sebagai

material padat (Friedman dan Sander, 1978 dalam Rifardi 2012).

Proses sedimentasi meliputi proses transportasi dan pengendapan sedimen, termasuk dalam hal ini semua sumber energi yang mampu mentranspor dan mengendapkan seperti angin, air, es, dan gravitasi (Selly, 1976 dalam Rifardi 2012). Ada tiga proses yang mempengaruhi sedimen yaitu proses fisika, biologi dan kimia (Friedman dan Sander, 1978 dalam Rifardi 2012).

Proses fisika berperan dalam mentranspor dan mengendapkan sedimen, terutama hubungan antara proses dan produk. Transportasi dan pengendapan sedimen dipengaruhi oleh hukum-hukum fisika, terutama sekali peranan fluida dalam transpor sedimen yaitu fluida mentransfer energi untuk partikel -partikel dan bagaimana metode transpor, suspensi dan traksi sedimen.

Menurut Rifardi (2012) Kecepatan sedimentasi adalah sedimen yang mengendap di dasar perairan selama periode waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan tebal pengendapan per waktu. Kecepatan sedimentasi (laju pengendapan sedimen) dapat ditentukan dengan berbagai metode tergantung dari bentuk data yang diinginkan. Ada dua bentuk kecepatan sedimentasi yaitu kecepatan sedimentasi relatif dan absolut.

Ada perbedaan prinsip antara kecepatan sedimentasi (relatif dan absolut) dan kecepatan akumulasi sedimen, yaitu satuan kecepatan sedimentasi relatif adalah

(6)

persen (%), satuan kecepatan sedimentasi absolut adalah ketebalan pengendapan per waktu (mm/tahun) sedangkan satuan akumulasi adalah satuan volume (ml/ volume sedimen trap /tahun) dan atau beratper waktu (mg/ volume sedimen trap/tahun) Rifardi (2012).

Selain istilah kecepatan sedimentasi, ada istilah lain yaitu ak umulasi sedimen yang sering digunakan untuk menjelaskan jumlah (volume dan berat) sedimen yang mengendap persatuan luas area per waktu Rifardi (2012)

III. METODE PENELITIAN

Gambar 1. Peta Lokasi Stasiun

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 22 Juni 2016 – 1 Juli 2016. Pengambilan sam pel sedimen dan pengukuran kualitas perairan dilakukan di perairan Tanjungpinang Barat Provinsi Kepulauan Riau (Lampiran 1). Sedangkan analisis sampel sedimen dilakukan di Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam Penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder . Data primer diperoleh di lapangan, kemudian dianalisis di laboratorium Ilmu Kelautan dan Perikanan UMRAH. Sedangkan titik stasiun telah ditetapkan sebelumnya, yang dianggap dapat mewakili daerah perairan Tanjungpinang Barat. Dan data sekunder diperoleh dari instansi terkait dengan lokasi wilayah penelitian. Untuk selanjutnya data diolah dan dibahas secara deskriptif.

Penentuan Lokasi menggunakan metode Purposive sampling dibagi atas 5 (titik) titik stasiun yang dianggap dapat mewakili daerah penelitian. Masing-masing posisi titik stasiun tersebut dengan menggunakan ArcGIS . Kelima titik stasiun tersebut adalah sebagai berikut:

a) Stasiun 1 (0° 54' 38.97" N - 104° 26' 18.79" E) terletak di perairan sekitar pemukiman.

b) Stasiun 2 (0° 55' 6.40" N - 104° 26' 21.37" E) terletak di perairan jalur transportasi laut baik itu ferry maupun kapal.

c) Stasiun 3 (0° 55' 31.05" N - 104° 26' 12.99" E) terletak di perairan sekitar

(7)

pembukaan lahan taman tepi laut yang sudah direklamasi.

d) Stasiun 4 (0° 55' 47.00" N - 104° 26' 19.48" E) terletak di perairan sekitar pembukaan lahan taman tepi laut dan Pelabuhan.

e) Stasiun 5 (0° 55' 54.50" N - 104° 27' 15.55" E) terletak di perairan yang sudah lama terjadi reklamasi.

Prosedur pembuatan dan pengoperasian sediment trap adalah sebagai berikut:

Satu unit sediment trap terdiri dari tiga tabung PVC (Polyvinyl Chloride) sebagai perangkap sedimen, pelampung, tiang penyangga dan tiang penengak.  Tabung perangkap sedimen

berdiameter 2 cm dan panjang 11,5 cm.

 Agar alat ini tetap berdiri konstant maka besar pelampung dan penyangga harus disesuaikan dengan kondisi kekuatan arus dan gelombang.

Sediment trap pada setiap stasiun sampling dengan jarak 20 cm dari dasar perairan.

Usahakan agar sediment trap tetap pada keadaan berdiri karena jika berada pada posisi miring, maka sedimen tidak bisa tertangkap dan sedimen yang sudah tertangkap akan terlepas ke perairan.

 Di letakkan 1 set pada setiap stasiun penelitian selama 10 hari dengan 1 kali pengulangan. Sampel yang

terakumulasi di masukkan ke dalam plastik untuk di analisis di labolatorium.

Sketsa sedimen trap yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Gambar 2 . Sedimen Trap

1. Kecepatan Arus dan Arah Arus Kecepatan arus dilakukan pada 5 stasiun. Setiap stasiun dilakukan 4 kali pengukuran dalam sehari selama 10 hari. Kecepatan arus (V) diukur dengan memberikan tali pada current drouge dan diletakkan pada permukaan perairan kemudian diukur jarak tempuh current drouge (s) tersebut dalam satuan waktu (t) yaitu meter per detik (m/det) dari jarak awal diletakkan tadi.

V = S / t Dimana :

V : Kecepatan Arus (m/det) S : Jarak (m)

T : Waktu (det)

Sedangkan arah arus itu sendiri ditentukan dengan penunjuk arah berupa jarum kompas.

(8)

2. Analisis Data Sampel

Analisis sampel sedimen akumulasi yang dihitung adalah volume dan berat sedimen yang terendapkan persatuan luas area per waktu berdasarkan Rifardi (2008) sebagai berikut :

 Sedimen yang diperoleh dari sediment trap masing-masing di ambil dan di masukkan di wadah plastik.

 Kemudian keringkan sampel tersebut dengan cara di jemur atau dengan oven pengering dengan suhu 1050C selama 24 jam..

 Setelah dikeringkan timbang berat sedimen dan catat hasil dari penimbangan tersebut dalam satuan gram.

 Ukur volume sedimen dengan cara memasukkan sedimen kering kedalam tabung ukur 1 liter yang telah diisi dengan air sebanyak 500 ml.

 Kemudian lihat perubahan volume air pada tabung ukur

 Selisih antara volume air sebelum dan sesudah sedimen masuk merupakan nilai volume sedimen terakumulasi.

 Hitung laju sedimen terakumulasi dengan jumlah volume sedimen per luas penampang tabung per satuan waktu (hari).

Akumulasi sedimen diukur dengan menghitung volume per satuan luas area

per waktu dengan perhitungan sebagai berikut (Idham, 2014).

Laju Volume Akumulasi = Keterangan :

Laju Volume Akumulasi = (ml/cm2/hari) V = Volume Sedimen (ml)

L = Luas Penampang Sediment trap (cm2) T = Waktu Pemasangan Sediment trap

(hari)

Selain itu akumulasi sedimen yang dihitung adalah berat sedimen yang terendapkan persatuan luas area per waktu dengan perhitungan sebagai berikut:

Laju Berat Akumulasi = Keterangan :

Laju Berat Akumulasi = (gram/cm2/hari) W = Berat Kering Sedimen (gram) L = Luas Penampang Sedimen trap (cm2) T = Waktu

Pemasangan Sedimen trap

(hari)

3. Hubungan Laju Sedimen

Terakumulasi dengan kecepatan Arus

Hubungan antara laju sedimen terakumulasi dengan kecepatan Arus maka digunakan regresi linier sederhana (Priyatno, 2010) dengan menggunakan Ms Excel dan dengan model matematis :

Y = a + bx Dimana :

(9)

a dan b = konstanta X= Kecepatan arus

4. Analisis Data

Sampel sedimen terakumulasi dianalisis untuk memperoleh data ukuran volume dan berat sedimen yang mengendap persatuan luas area per waktu, secara umum metode dan peralatan penentuaan tingkat akumulasi sedimen biasa dipakai Sedimen trap (Rifardi, 2008). Dimana pengendapan sedimen terakumulasi yang dipengaruhi kecepatan arus, sedangkan kecepatan arus diukur langsung dilokasi sediment trap. Dimana data ini dianalisis untuk menentukan keterkaitan laju sedimen terakumulasi dengan kecepatan arus.

Keterkaitan laju sedimen terakumulasi dengan kecepatan arus dibahas secara deskriptif dan dianalisis di laboratorium. Sedangkan hubungan keterkaitan laju sedimen terakumulasi yang dipengaruhi kecepatan arus diketahui dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana melalui (Ms Excel dan Software).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter Lingkungan Perairan Parameter lingkungan perairan yang diukur di penelitian ini meliputi Kecepatan Arus dan Arah arus, kedalaman, kekeruhan dan pasang surut. Sedangkan data pasang surut didapatkan oleh Dinas hidro-oseanografi TNI-AL (Lampiran). Kondisi kualitas perairan bisa menyebabkan terjadinya suatu sedimentasi di suatu perairan.

1. Kecepatan Arus dan Arah Arus Kondisi kecepatan Arus pada lokasi penelitian saat pasang berada pada kisaran 0.0785 - 0.1261 m/detik, dengan rata – rata kecepatan arus sebesar 0.1017 m/detik. Kecepatan Arus pada saat Sebelum Surut berada pada kisaran 0.1199 - 0.1434 m/detik, dengan rata – rata kecepatan arus sebesar 0.1317 m/detik. Kecepatan Arus pada lokasi penelitian saat Surut berada pada kisaran 0.1365 - 0.1584 m/detik, dengan rata – rata kecepatan arus sebesar 0.1483 m/detik. Kecepatan Arus pada lokasi penelitian saat Sebelum Pasang berada pada kisaran 0.1071 - 0.1385 m/detik, dengan rata – rata kecepatan arus sebesar 0.1293 m/detik. Menurut Robbi, A (2014) Kecepatan arus lebih cepat pada saat surut di bandingkan pada saat pasang. Arus umumnya merupakan parameter yang sangat penting untuk menentukan sebaran sedimen di perairan. Kondisi arus permukaan pada setiap titik sampling berbeda - beda sesuai dengan kondisi morfologi serta karakteristik pesisirnya.

Sedimen Terakumulasi

Kecepatan akumulasi pada penelitian ini dibedakan menjadi kecepatan volume akumulasi (ml) dan berat akumulasi (gram) persatuan luas permukaan (cm) sediment trap selama 10 hari, dan diambil dalam jangka waktu 10 hari

Jumlah total Laju Volume Sedimen Terakumulasi di perairan Tanjungpinang Barat adalah 0.4330 (ml/cm²/hari) dengan

(10)

Rata-rata laju volume akumulasi sedimen dari adalah 0.0866 (ml/cm²/hari). Laju volume tertinggi terdapat pada Stasiun 1 yaitu 0.1104 (ml/cm2/hari), sedangkan laju volume akumulasi terendah terdapat pada stasiun 2 dan stasiun 5 yaitu 0.0764 (ml/cm2/hari). Jumlah total Berat Volume Sedimen Terakumulasi di perairan Tanjungpinang Barat adalah 0.7408 (gram/cm²/hari) dengan Rata-rata laju berat akumulasi sedimen dari adalah 0.1481 (ml/cm²/hari). Laju berat akumulasi tertinggi terdapat pada Stasiun 1 yaitu 0.1871 (gram/cm2/hari), sedangkan laju berat akumulasi terendah terdapat pada stasiun 5 yaitu 0.1148 (gram/cm2/hari).

Hubungan Laju Sedimen Terakumulasi dengan Kecepatan Arus di Perairan Tanjungpinang Barat

Hubungan laju sedimen terakumulasi dengan kecepatan Arus diuji pada regresi linier sederhana. Hal ini untuk melihat pengaruh serta hubungan antara sedimen terakumulasi dengan Kecepatan Arus. Tabel hubungan laju terakumulasi dengan Kecepatan Arus dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2.Hubungan Laju Sedimen Terakumulasi dengan Kecepatan Arus

stasiun

Rata - rata laju rata - rata sedimen terakumulasi (Y) kecepatan arus (x) 1 0.1104 0.1105 2 0.0764 0.1252 3 0.0849 0.1273 4 0.0849 0.135 5 0.0764 0.1416

Sumber : Data Primer

Hasil analisis hubungan antara laju sedimen terakumulasi dengan sedimen kecepatan arus di gambarkan dalam grafik seperti pada gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Grafik hubungan Laju

Terakumulasi dengan kecepatan Arus

Berdasarkan uji korelasi sederhana regresi menunjukan negatif dan rendah nilai R = 0.6747. Yang artinya sebesar 67.4 % data yang diambil dapat menjelaskan hubungan antara laju akumulasi dengan kecepatan arus menunjukan pengaruh yang kuat. Sisanya 32.6 % dipengaruhi oleh faktor lain seperti pasang surut, kekeruhan. Dari hal ini dapat dilihat bahwa laju akumulasi dengan kecepatan arus memiliki hubungan yang signifikan.

Persaman regresi untuk kedua variabel adalah Y= -0.9797x + 0.2119, artinya jika kecepatan arus mengalami kenaikan 1 m/s maka nilai laju akumulasi akan mengalami penurunan sebesar -0.9797.

y = -0.979x + 0.211 R² = 0.674 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0 0.05 0.1 0.15 L aju A k u mu las i (ml /c m2 /h ar i)

kecepatan Arus (m/detik)

Hubungan Laju Akumulasi dengan Kecepatan Arus

(11)

Hubungan Laju Berat Sedimen Terakumulasi dengan Kecepatan Arus di Perairan Tanjungpinang Barat

Hubungan laju Berat sedimen terakumulasi dengan kecepatan Arus diuji pada regresi linier sederhana. Hal ini untuk melihat pengaruh serta hubungan antara sedimen terakumulasi dengan Kecepatan Arus. Tabel hubungan laju terakumulasi dengan Kecepatan Arus dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3.Hubungan Laju Berat Sedimen Terakumulasi dengan Kecepatan Arus

stasiun

Rata - rata laju berat rata - rata sedimen terakumulasi (Y) kecepatan arus (x) 1 0.1871 0.1105 2 0.1343 0.1252 3 0.1430 0.1273 4 0.1616 0.135 5 0.1148 0.1416

Sumber : Data Primer

Hasil analisis hubungan antara laju berat sedimen terakumulasi dengan kecepatan arus di gambarkan dalam grafik seperti pada gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Grafik hubungan Laju Berat Terakumulasi dengan kecepatan Arus

Berdasarkan uji korelasi sederhana regresi menunjukan negatif dan rendah nilai R = 0.6003. Yang artinya sebesar 60 % data yang diambil dapat menjelaskan hubungan antara laju berat akumulasi dengan kecepatan arus menunjukan pengaruh yang kuat. Sisanya 40 % dipengaruhi oleh faktor lain seperti pasang surut, kekeruhan. Dari hal ini dapat dilihat bahwa laju berat sedimen terakumulasi dengan kecepatan arus memiliki hubungan yang signifikan.

Persaman regresi untuk kedua variabel adalah Y=-1.8207x + 0.3811, artinya jika kecepatan arus saat pasang mengalami kenaikan 1 m/s maka nilai laju akumulasi akan mengalami penurunan sebesar -0.8207.

V. KESIMPULAN DAN SARAN Laju rata-rata volume sedimen di perairan Tanjungpinang Barat 0.0866 ml/cm²/hari dan laju rata-rata berat sedimen 0.1481 gram/cm2/hari.

Hasil uji korelasi regresi sederhana menunjukan antara hubungan laju sedimen terakumulasi dengan kecepatan Arus menunjukkan hubungan yang negatif, artinya semakin tinggi kecepatan arus, maka semakin kecil pula nilai laju volume sedimen terakumulasi.

Hasil uji korelasi regresi sederhana menunjukkan antara laju berat sedimen terakumulasi dengan kecepatan Arus y = -1.8207x + 0.3811 R² = 0.6003 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0 0.05 0.1 0.15 L aju Be rat ak u m u las i (gr am/ cm2/ h ar i)

kecepatan Arus (m/detik) Hubungan Laju Berat Akumulasi dengan

(12)

menunjukkan hubungan yang negatif, artinya semakin tinggi kecepatan arus, maka semakin kecil pula nilai laju berat sedimen terakumulasi.

Berdasarkan hasil analisis laju sedimen terakumulasi dan laju berat sedimen terakumulasi dengan Kecepatan Arus menunjukkan bahwa memiliki hubungan yang signifkan atau hubungannya kuat.

Penelitian mengenai Keterkaitan Laju Sedimen terakumulasi dengan Kecepatan Arus di perairan Tanjungpinang Barat ditinjau dari sedimen terakumulasi dan perhitungan pada kecepatan arus dapat menggambarkan karakteristik sedimen pada 5 stasiun di perairan Tanjungpinang Barat. Faktor kimia dan biologi yang belum diteliti, faktor fisika hanya sebagian yang diteliti, untuk itu disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai sedimentasi di perairan ditinjau dari faktor oseanografi fisika, kimia dan biologi dalam upaya memberikan informasi kepada berbagai pihak terkait mengenai kondisi perairan Tanjungpinang Barat. Agar nantinya didapatkan data yang lebih lengkap dan akurat, sehingga diharapkan bisa memberikan informasi kepada berbagai pihak terkait mengenai Laju sedimen terakumulasi dengan Kecepatan Arus yang terjadi di perairan Tanjungpinang Barat.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Daulay. A. B. 2014. Karateristik Sedimen di Perairan Sungai Carang Kota Rebah Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.

Universitas Maritim Raja Ali Haji: Tanjungpinang.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingk ungan Perairan. Penerbit Kanisius : Jakarta

Hutabarat, S .dan S. M. Evans. 1985. Pengantar oseonografi. Penerbit UI Press, Jakarta.

Idham. 2014. Studi Sedimentasi di Perairan Pulau Dompak Kecamatan Buk it Bestari Kota Tanjungpinang Provinsi Keepulauan Riau. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. 104 hal. (Tidak diterbitkan)

Mukminin, A, 2009. Proses Sedimentasi di Perairan Pantai Dompak Kecamatan Buk it Bestari Provinsi Kepulauan Riau. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. 60 halaman. (Tidak diterbitkan)

Pemerintahan Kecamatan Tanjungpinang Barat, 2015. Data Kondisi Umum

Wilayah Kecamatan

Tanjungpinang Barat: Tanjungpinang.

Poerbandono dan Djunarsjah, E. 2005. Survei Hidrografi. Refika Aditama: Bandung.

Priyatno, D. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta. MediaKom 128 hal.

Rifardi. 2008. Tek stur Sedimen Sampling dan Analisis. Universitas Riau Press. Rifardi.2012.Ek ologi Sedimen Laut Modern. Edisi Revisi.Pekanbaru.UNRI Press.

Robbi. A, 2014. Studi Sedimentasi Di Perairan Tepi Laut Kota Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan Riau.

(13)

Ali Haji; Tanjungpinang.

Romimohtarto.K. dan Juwana. S. 2005. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang Laut. Djambatan. Jakarta.

Romimohtarto, 2007. Biologi Laut. Penerbit Djambatan : Jakarta

Romimohtarto, Kasijan. 2009. Biologi Laut. Penerbit Djambatan ; Jakarta.

Wibisono,M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. PT Gramedia Widiasarana :Jakarta.

Gambar

Gambar  1. Peta Lokasi  Stasiun
Gambar  2 . Sedimen  Trap
Tabel  2.Hubungan  Laju  Sedimen  Terakumulasi  dengan Kecepatan Arus
Gambar  4. Grafik  hubungan Laju Berat  Terakumulasi  dengan kecepatan   Arus

Referensi

Dokumen terkait

Kala satu persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10

a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja penyusunan, perencanaan pembangunan kesejahteraan sosial dan pemerintahan. Penetapan perumusan petunjuk pelaksana, pedoman

30. Prestasi awal pemerintahan SBY adalah penyelesaian kasus GAM secara damai yang difasilitasi oleh ..... Program pemerintah SBY untuk mengatasi dampak kenaikan BBM pada tahun

Ranitidin juga lebih baik dari simetidin untuk pasien yang mendapat banyak obat, pasien yang refrakter terhadap simetidin, pasien yang tidak tahan efek samping simetidin dan

Kemudian adanya kunjungan resmi dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia pada masa itu ke Rusia dan melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia pada

Siswa Kelas VIII SMP pada Model Pembelajaran TSTS dengan Pendekatan Scientific, op.cit., h.. sudah diketahui tentang materi matematika yang telah dipelajari; dan

Berkaitan dengan sistem imbalan bagi pegawai, Kartiwa (2003) mengemukakan bahwa ”Ada beberapa hal yang menyebabkan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) sedemikian

Jika dilihat dari proporsi siswa yang menjawab benar, maka pada mata ujian IPA untuk UN tahun 2008, hanya terdapat 2 tema yang capaiannya sedikit di atas rata- rata