• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di areal penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) Medan. Waktu penelitian selama 2 bulan yang dimulai pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2018.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) Non Faktorial dengan perlakuan ukuran serbuk gergaji sebagai berikut :

U1 : 35 mesh U2 : 18 mesh U3 : 5 mesh U4 : 2,5 mesh

Jumlah ulangan : 4 ulangan Jumlah unit perlakuan : 4 kecambah Jumlah unit seluruhnya : 64 kecambah

Rancangan Acak Lengkap Non factorial dengan model linier sebagai berikut : Yij=

µ

+

τ

i+

ε

ij

Yi = Hasil pengamatan dari perlakuan ukuran serbuk kayu Mindi ke- i dan ulangan ke-j.

µ

= Nilai rataan umum.

τ

i = Pengaruh galat percobaan perlakuan ukuran serbuk kayu Mindi ke-i

ε

ij = Pengaruh galat perlakuan ukuran serbuk kayu Mindi ke–i dan

ulangan ke–j. i = 1,2,3,4 j = 1,2,3,4

(2)

13 3.3 Bahan dan Alat

Bahan –bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Kecambah kelapa sawit Varietas DxP Yangambi 2. Serbuk gergaji kayu mindi

3. Tanah top soil

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Mesin penggiling 10. Karet Gelang

2. Motor penggerak 240 volt 11. Mesh (ukuran 35,18,5 dan 2,5) 3. Tali plastik 12. Timbangan

4. Karung goni 13. Cangkul

5. Baby polybag (10cm x 15cm) 14. Gembor 6. Plastik gula (1/2 dan5 kg) 15. Pelepah 7. Kardus/kotak packing 16. Parang

8. Selotip 17. Alat tulis

9. Penggaris

3.4 Tahapan Penelitian

3.4.1 Persiapan Media Simpan

Serbuk gergaji kayu mindi digiling menggunakan mesin penggiling yang digerakkan oleh motor penggerak 240volt, dan dikelompokkan dengan ukuran 35mesh, 18mesh, 5mesh dan 2,5mesh dengan masing masing perlakuan sebanyak 1Kg serbuk gergaji Kayu Mindi.

3.4.2 Penyiapan Kecambah

Kecambah yang digunakan adalah Varietas DxP Yangambi yang berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).

3.4.3 Pengemasan Kecambah

Pengemasan dilakukan menggunakan plastik putih bening besar ukuran 5Kg yang didalamnya terdapat 3 lapisan prosedur peletakan kecambah. Lapisan pertama yaitu pada bagian bawah plastik, masukan ½Kg serbuk gergaji kayu mindi. Lapisan kedua yaitu bagian tengah plastik, masukan kecambah yang

(3)

14

telah diberi angka per kecambah dalam plastik putih bening kecil ukuran ½Kg pada bagian atas serbuk gergaji bagian bawah plastik. Lapisan ketiga yaitu bagian atas plastik, masukan ½Kg serbuk gergaji pada bagian atas kecambah yang telah dibungkus dalam plastik. Dengan demikian kecambah berada diantara bagian atas dan bawah serbuk gergaji. Dan terakhir ikat plastik menggunakan karet gelang dan masukan kedalam kotak packing yang telah diberi label. Dalam pengemasan kecambah serbuk gergaji yang digunakan adalah serbuk gergaji kering tanpa diberi perlakuan air.

3.4.4 Pembuatan Plot di Penyimpanan

Plot menggunakan kardus/kotak packing yang dibuat dengan ukuran 35cm x 20cm, dimana dalam setiap plot terdapat 4 kecambah.

3.4.5 Penyimpanan Kecambah Pada Kotak Packing

Kecambah yang telah dimasukan dalam plastik yang berisi serbuk gergaji disimpan selama 5 hari penyimpanan sebelum dilakukan penanaman. Penyimpanan dilakukan dalam ruangan dengan suhu ruangan kamar (normal), yang memiliki sirkulasi udara yang cukup dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Penyimpanan dilakukan di ruangan kelas Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) Medan.

3.4.6 Persiapan Areal

Persiapan areal yang dilakukan adalah membersihkan areal yang akan digunakan untuk penelitian dari gulma dengan menggunakan cangkul, sampah dan batu-batuan yang dijadikan sebagai tempat peletakan polybag. Kemudian polibag diisi tanah dan disiram sampai jenuh air. Pengisian tanah dalam polibag dilakukan 10 hari sebelum penanaman kecambah kelapa sawit. 3.4.7 Pembuatan Plot Penelitian di Lapangan

Plot penelitian disusun dan diacak dengan menggunakan babybag dengan ukuran 10cm x 15cm, dimana dalam setiap plot terdapat 4 kecambah.

(4)

15

3.4.8 Membuat Naungan di Areal Penelitian

Pembuatan naungan dilakukan menggunakan pelepah yang telah dipotong daunnya. Naungan dibuat setinggi 2 meter dan pada bagian atasnya diberi paranet untuk mencegah intensitas matahari secara langsung dan hujan yang terlalu deras.

3.4.9 Penanaman Kecambah Kelapa Sawit

Penanaman dilakukan setelah kecambah disimpan dalam kotak packing di ruangan penyimpanan. Sebelum dilakukan penanaman kecambah, media tanam dalam polybag disiram terlebih dahulu. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang dengan kedalaman 2-3cm di bagian tengah polybag. Kecambah ditanam dengan posisi radikula kearah bawah. Penelitian di areal pembibitan dilakukan selama 30 hari.

3.4.10 Penyiraman Bibit

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore. Pada pagi hari penyiraman dilakukan jam 07.00 – 10.00 wib dan sore hari jam 15.00-18.00 wib. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebutuhan tanaman akan air.

3.5 Pengamatan

Pengamatan parameter dilakukan selama 35 hari, dimana 5 hari dilakukan di penyimpanan kecambah dalam kotak packing di dalam ruangan dan 30 hari dilakukan di areal penelitian. Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Kecambah Rusak dalam Penyimpanan (%)

Pengamatan kecambah rusak dalam penyimpanan dilakukan pada saat hari terakhir penyimpanan kecambah setelah 5 hari penyimpanan dengan cara memeriksa kecambah yang radikula dan plumulanya.

Kecambah Rusak dalam penyimpanan =

Kecambah rusak (butir)

x 100% Total Kecambah Disimpan (butir)

(5)

16

3.5.2 Kecambah Berjamur pada saat Penyimpanan (%)

Pengamatan kecambah berjamur dalam media penyimpanan serbuk gergaji kayu mindi dilakukan secara visual, 5 hari setelah penyimpanan

Kecambah Berjamur = Kecambah berjamur (butir) x 100%

Jumlah Kecambah Disimpan (butir)

3.5.3 Viabilitas Potensial Kecambah (%)

Viabilitas Potensial (VP) diukur dengan menggunakan tolok ukur persentase kecambah yang tumbuh pada media tanam polibag 30 hari setelah tanam (HST), dan dihitung persentase jumlah kecambah normal pada pengamatan, dengan rumus :

Viabilitas Potensi Kecambah =

Kecambah Normal (butir)

x 100%

Total Kecambah Ditanam

3.5.4 Kecepatan Tumbuh (%/etmal)

Vigor Kekuatan tumbuh (VKt) diukur dengan menggunakan tolok ukur Kecepatan tumbuh kecambah (Kct) dan dihitung berdasarkan akumulasi kecepatan tumbuh harian dalam unit tolok ukur persentase per hari atau etmal dalam kondisi optimum sampai 30 hari. Unit tolak ukur Kct ialah %/etmal dengan rumus perhitungan :

Keterangan :

Kct = Kecepatan tumbuh kecambah (%.etmal). t = Kurun waktu perkecambahan (etmal).

(6)

17 3.5.5 Indeks Vigor Kecambah (%)

Vigor Kekuatan tumbuh (VKt) diukur dengan tolak ukur Kecepatan tumbuh kecambah (Kct) dan dihitung berdasarkan akumulasi kecepatan tumbuh harian dalam unit tolak ukur persentase perhari atau etmal dalam kondisi optimum sampai 30 hari. Indeks Vigor (IV) dihitung berdasarkan persentasi kecambah normal pada hitungan pertama (7HST).

Indeks Vigor =

Kecambah normal hitungan I

x 100% Kecambah di tanam

3.5.6 Potensi tumbuh Maksimum (%)

Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui persentase semua kecambah yang hidup atau menunjukkan gejala hidup, baik menghasilkan kecambah normal maupun abnormal dapat dihitung :

PTM = Kecambah yang tumbuh x 100%

Kecambah yang ditanam

3.5.7 Tinggi Bibit (cm)

Pengukuran tinggi bibit dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (HST) dan 28 hari setelah tanam (HST). Tinggi bibit diukur dari permukaan tanah atau leher batang sampai ujung daun yang tertinggi dengan menggunakan penggaris.

3.5.8 Jumlah Daun (helai)

Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung seluruh daun yang telah terbuka secara sempurna dari awal setelah penanaman. Perhitungan jumlah daun dilakukan pada akhir pengamatan yaitu 30 hari setelah tanam (HST).

(7)

18 3.6 Layout Penelitian Di Penyimpanan

Pengacakan dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2010. Dalam setiap perlakuan terdapat 4 kecambah didalam plastik.

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 ‘ Ulangan 4

U4R4 U4R2 U4R3 U1R3

U2R2 U3R1 U3R2 U4R1

U3R3 U1R4 U2R1 U2R3

U1R1 U3R4 U2R4 U1R2

Serbuk Gergaji 0.5 kg Kecambah Di Dalam

Plastik 1 2 3 4 Serbuk Gergaji 0.5 kg

(8)

19 3.7 Layout Penelitian di Lapangan

U

S

I II III IV

U4R4T1 U4R4T4 U4R2T1 U4R2T4 U4R3T1 U4R3T4 U1R3T1 U1R3T4

U4R4T2 U4R4T3 U4R2T2 U4R2T3 U4R3T2 U4R3T3 U1R3T2 U1R3T3

U2R2T1 U2R2T4 U3R1T1 U3R1T4 U3R2T1 U3R2T4 U4R1T1 U4R1T4

U2R2T2 U2R2T3 U3R1T2 U3R1T3 U3R2T2 U3R2T3 U4R1T2 U4R1T3

U3R3T1 U3R3T4 U1R4T1 U1R4T4 U2R1T1 U2R1T4 U2R3T1 U2R3T4

U3R3T2 U3R3T3 U1R4T2 U1R4T3 U2R1T2 U2R1T3 U2R3T2 U2R3T3

U1R1T1 U1R1T4 U3R4T1 U3R4T4 U2R4T1 U2R4T4 U1R2T1 U1R2T4

U1R1T2 U1R1T3 U3R4T2 U3R4T3 U2R4T2 U2R4T3 U1R2T2 U1R2T3

(9)

20 3.8 Bagan Alur Penelitian

Persiapan Media Simpan

Persiapan Kecambah dan Pengemasan Kecambah

Penyimpanan Kecambah Pada Kotak Packing

Persiapan Areal Pembibitan

Membuat Naungan Areal Penelitian

Penanaman Kecambah Kelapa Sawit

Penyiraman Bibit Kelapa Sawit

Pengamatan dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai Mulai

(10)

21 3.9 Jadwal Penelitian No Jenis Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Pengajuan Judul 2 Pembuatan Proposal 3 Seminar Proposal 4 Persiapan Media Simpan 5 Penyiapan Kecambah 6 Pengemasan Kecambah

7 Penyusunan Plot Penelitian 8 Penyimpanan 9 Persiapan Areal 10 Penyiapan Plot Penyimpanan

11 Membuat Naungan 12 Penanaman 13 Penyiraman 14 Pengamatan 15 Pembahasan 16 Kesimpulan 17 Seminar Hasil

Referensi

Dokumen terkait

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/ karya ilmiah saya, dengan judul : Kajian Pola Peresepan Pasien Diabetes Melitus Di Sembilan Apotek Wilayah

Hasil menunjukan bahwa sistem DMFC pada suhu 60°C memiliki konduktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan suhu kamar (Gambar 7).. Hal ini disebabkan kenaikan suhu

lembar kerja, potongan kertas warna yang sudah di buat bentuk pola,.. Dalam kegiatan ini guru memberi waktu selama 60 menit. Tugas. guru mengamati secara teliti dan selalu

Namun pada tanaman andalas belum ditemukan media yang tepat untuk perkecambahan benih dan pertumbuhannya dan disamping itu mudah didapat dengan harga yang murah dan

Hal ini dipertegas pada hasil analisis regresi logistik yang menunjukkan bahwa dari berbagai asupan zat gizi, asupan lemak merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap

Dengan adanya tatanan yang baik dan kerangka dasar yang jelas mengenai arah perbankan ke depan, diharapkan perbankan nasional mampu menjadi industri perbankan yang sehat dan

Sedangkan pada lokus INRA035 ditemukan tiga alel yakni A (0.4813), B (0.50) dan C (0.0187), dengan genotipe yang paling umum adalah AB (0.96).Berdasarkan karakteristik fenotip