DAN
EFEK
KOMPOS
SERASAH
DAUN ACASIA
MANGIAM
Z
TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI
KACANG
TANAII
Oleh:
Djukri
FMIPA
Universitas Negeri YogyakartaAbstract
The objective of the research is to investigate the effect of the Acasia
mangium
L
leaves rubbish compost on the growth and productionof
peanut.The
peanut used
is gajah variety.
The Acasia mangiumL
leavesrubbish compost
was
usedfor
the
treatmentmaterials given
since
the seedlingtime. The
compostwas mixed
with
the
soil
usedfor
plantingmedia.
This
research appliedthe completely
Randomized Design(cRD).
The independent variables consistedof
six levels i.e 0,10,20,30,40,
and 50 grams compostper
polibag, eachfive
replications. The dependent variablesare height, fresh weight,
dry
weight at the end of the vegetative growth, andthe sum
of
thefruit
is
counted after harvest. The data were analyzed using the analysisof
variants (anova).The result
of
the
research indicates thatafter
receiving treatment, the height, fresh weight, anddry
weightof
peanut, on30,40,
and 50 gramsproportion
of
the compostweight
are significant (p<0.05). The sumof
the ghost on 40 and 50 grams proportion of compost weight, shows a significantresult (p<0.05). The combination of the height, fresh weight, and
dry
weightparameters
on 30, 40, and 50
grams compostweight,
showsvalue
of
growth better than
with
other treatments.Key words: composting,
growth,
andproduction
A.
PENDAHULUAN
l.
Latar
Belakang MasalahTanaman acasia, khususnya
acasia
mangium
L
termasuk tanaman yangtumbuh
secara alamidi
Indonesia.
Namun,
tanamantersebut
belum banyak dikenal
diIndonesia,
dan baru
berkembangsecara
luas
sebagai
tanamanbudidaya
pada
pertengahan
tahuntujuh
puluhan.Acasia mangium
L
merupakan salah satujenis
tanaman yang diprioritaskan sebagai tanamanuntuk Hutan
Tanaman
lndustrisebab
jenis
tersebut sangat potensialsebagai
bahan
pulp
(Anonim, 1987).Sumitro (1995)
menyatakan bahwa sektor kehutanan dan industrikehutanan
mempertahankan
pe-ranannya
sebagai penghasil
pen-dapatan
negara
dan
devisa
yanghandal
tanpa
mengorbankan
pe-lestarian
hutan
dan
lingkungan,pembudidayaan
jenis
acasia sebagaitanaman
untuk
Hutan
TanamanIndustri
tepat.Di
hutan WanagamaYogyakarta
telah
dilakukan
pe-nanaman jenis acasia mangium L, disamping
jenis
tanamankeras
yang lain.Kenyataan yang ada
di
hutanWanagama,
di
bawah
tegakan*casia
rnangium
L
tersebut
me-numpu!.
serasah
daun
tanamantersebut,
tebalnya
ada yang
men-capai belasan sentimeter. Kenyataan lain yang dapatdilihat
adalah bahwadi
bawahtegakan
aca.sia mangiumL
tersebut
tidak
ada
tumbuhan barvah yang mampu tumbuh, kecualisatu
dua ilalang.
Di
samping
ke-nyalaan tersebut, ditambahlagi
ke-adaan apabila saatmusim
kemarau panjang tiba, serasah tersebut sangatkering dan rapuh,
sehingga sangatrawan terhadap terj adinya kebakaran
apabila
kena percikan
api.
Jumlahserasah yang sangat banyak tersebut,
apakah
mungkin sekiranya
dapatdiupayakan suatu
teknologi
(misal-fly?,
dengan
pengomposan),
se-hingga kompos
serasahyang
di-hasilkan
dapat dimanfaatkan olehparu petani
pembudidaya
HutanTanaman
Industri,
sebagai
pupuktanaman
pangan
yang
ditanamsecara tumpangsari.
Penanaman
jenis
tanamanpangan
dengan sistem tumpangsaridalam budidaya
Hutan
TanamanIndustri
sudah biasadilakukan
olehpara
petani
"pesanggem".
Sejaklahan dibuka
sampaipohon
hutanmampu tumbuh, para
petani
diberikesempatan
untuk
menanamtanaman pangan. Berbagai
jenistanaman pangan yang ditanam para
petani
secara tumpangsari,satu
diantaranya adalah
kacang
tanah.Dengan demikian, kacang
tanah yang digunakan sebagai tanamanuji
dalam penelitian
ini
sangat potensialkaitannya
dengan
penerapan
dilapangan.
Penelitian terdahulu
yang menduga adanya efek alelopatik dariekstrak
serasah
daun
liga
.jenisAcasia
terhadap tanaman
kacangtanah
telah dilaporkan
oleh
Djukri
dan Subali (1991).Hasil
penelitian-nya
menunjukkan
tidak
terdapatefek
yang
bermakna
terhadaptinggi,
bobot
basah,
dan
bobotkering
tanaman
kacang
tanah,artinya
pengaruh
ekstrak
tersebuttidak menghambat pertumbuhannya.
Djukri dan
Subali
(1992)
melanjutkan penelitiannya
lagi tentang efek hancuran serasah dauntiga
jenis
Acasia dengan
cara
di-pupukkan
di
atas media
tumbuh tanamankacang
tanah.
Hasil
pe-nelitiannya
dilaporkan
bahwaper-lakuan dengan hancuran
serasahdaun Acasia tersebut
tidak
meng-hambat pertumbuhan, bahkanjustru
ada
kecenderungan
menyuburkankacang
tanah,
sementaraberdasar-kan
teori
seharusnya
sebaliknya,mengingat
respon
yang
munculsebagai akibat proses penghambatan yang bersilat alelopatik.
Berdasarkan
latar
belakangtersebut
serta
beberapa
penelitianterdahulu
yang
relevan,
rumusan masalah dalam penelitianini
adalahbagaimana
efek
pemberian kompos serasahdaun
acasia
mangium
L terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah.2.
Tujuan
danManfaat
Tujuan penelitian
ini
adalahuntuk mengungkapkan efek kompos
serasah
daun acasia mangium
L
yang
dibuat
dengan
metode"lndore"
terhadap pertumbuhan danproduksi kacang
tanah.
Manfaatpenelitian
ini
adalah
untuk
me-ningkatkan
pendapatan
petani"pesanggem"
yang
biasa menanam tanaman pangandi
bawah tegakanhutan
setelah
menggunakankom-pos. Manfaat
lain
adalah
serasahdaun
Acasia
mangiurnL
yang
me-numpuk
di
bawah tegakan, setelahdiambil dan dibuat kompos,
akanterhindar
dari
bahaya
kebakaran hutan (terutama di musim kemarau).3. Landasan
Teori
a.
Hutan
TanamanIndustri
Melalui
sektor
kehutanan,pemerintah rnelakukan
terobosandalam
mendukung
industrialisasi,antara
lain
dengan
menggalakkan penanaman berbagaijenis
tanamanuntuk
kawasan
Hutan
TanamanIndustri.
Jenis-jenis tanaman
dikawasan
tersebut
banyak
macam-nya, satu
di
antaranya
adalahtanaman acasia.
Namun
demikian,banyak dijumpai
para petani
di Indonesiajuga
menanam tanamantersebut
di
luar
kawasan
hutanTanaman
Industri.
MenurutTurnbull
dkk
(Subali,
dkk,
1989),acasia
termasuk
tanaman
yangtumbuh
secaraalami
di
Indonesia, namun baru berkembang secara luassebagai tanaman
yang
dibudidaya-kan
pada
pertengahantahun
tujuhpuluhan.
Bila jenis
acasia
tetapmenjadi
pilihan
sebagai tanamanHutan Tanaman
Industri,
ada suatupertimbangan
yang harus
menjadi perhatian khusus. Samingan (1991)menyatakan
bahwa
tanaman jenis Acasia berbahaya secarahidrologik
bila
ditanam pada
lahan
miring.Dengan
demikian, pemilihan
ter-hadap
tanaman
Acasia
sebagaipenyusun
Hutan
Tanaman Industriperlu
dipertimbangkan
dengan matang.Suatu
bukti
bahwa
langkahpemerintah
dalam
menggalakkan penanaman Acasia mangiumL
danAcasia
auriculiformis
L
sebagaitanaman
Hutan
Tanaman
Industri,memang
mampu
mendukungprogram industrialisasi.
Dari
keduajenis
Acasia
tersebuttelah
dikem-bangkan
penanamannyadi
hutan Wanagama,Wonosari,
Yogyakarta,di
samping
jenis-jenis
tanaman Hutan Tanaman Industri lainnya.b. Kompos dan Pengomposan Berbagai
jenis
tanaman yang ditanamdi
Hutan Tanaman Industridi
WanagamaYogyakarta, satu
diantaranya
adalah
jenis
Acasia mangiumL.
Suatu kenyataan yangdapat
dilihat
di
bawah
tegakantanaman tersebut,
adalah
me-numpuknya serasah
daun
tanamantersebut,
yang
semakin
lamasemakin bertambah
banyak.
Suatualternatif untuk mengurangi
banyak-nya
serasah tersebut adalah dengan cara membuat kompos.Pengomposan
merupakan suatu proses dekomposisi yangme-libatkan berbagai macam organisme.
Menurut Yulipriyanto (1987),
be-berapa
jenis
Actinomycetes
dapathidup
pada
temperaturtinggi,
danjenis-jenis
yang
bersifat
saprofitmempunyai kemampuan
untukmemfermentasi kompos
dan
pupukhrjau.
Mulyani
(1991)
menyatakan,jika
residu tanaman
dan
hewandimasukkan
ke
dalam
tanah
ataudikumpulkan dalam
kondisi
lembabdan
aerasiyang
baik,
maka
bahantersebut akan diserang
cendawanActinomycetes,
bakteri,
Protozoa, larva serangga, dan berbagai cacing.Hasil
kegiatan
organismetersebut
akan
meninggalkan residu yang berupa unsur karbon, nitrogen,posfor dan
potasiumdalam
bentuk tersedia bagi tanaman. Penambahankompos pada
tanah berfungsi
se-bagai
bahanyang
dapatmemper-baiki aerasi dan struktur
tanah,
sertaberfungsi
menyediakanunsur
harabagi
tanaman. Keberadaan komposdalam tanah
akan
menambahhumus,
yang
secara
fisik
tanahmempunyai
struktur
yang
remah,cukup
mengandungair
dan
udaraserta tanah
tidak
mudah
keringkarena mampu menahan air.
Menurut Darmosuwito
(1990),
pengomposan
merupakan proses pembentukanhumus
secara mikrobiologis dan pengaturannutri-si
tanamandari
biokonversi
limbahorganik
sisa
tanaman.
Senyawa-senyawaorganik
akandirombak
kedalam
bentuk-bentuk
yang
lebihsederhana dan
lebih
mantap, antaraIain
memantapkan senyawa karbondari
suatu
bahan organik
melaluiaktivitas
organismepelapuk.
pada proses pengomposan,kadar
karbonorganik bahan dasar akan
turun, karena senyawa karbon akan diubah menj adi karbon dioksida.Untuk
pembentukan
bio-massa, setiap sepuluh bagian karbon
memerlukan
satu bagian
nitrogen,sehingga
hal ini
mengakibatkanturunnya
nisbahC,tJ
bahanorga-nik.
Dengan pengomposan, nisbah bahanorganik
dapat mencapai20-15,
dengandemikian
ketersediaannitrogen
bagi
tanamanakan
me-ningkat, dan menurut Hardjowigeno
(1987) bahwa humus hasil
pengom-posan
di
samping mempunyai dayamenahan
air, juga
mempunyai kapasitas pertukaran ion yang tinggi.Swiff
dkk.
(1979)
menyatakan bahwa sejumlah bahanorganik
sisatumbuhan
akan
terdekomposisise-cara
alami,
yanghasil
dekomposisitersebut
akan
menentukan
sifatfisik-khemik tanah
yang
spesifik,mobilitas ion, pH, kelembaban tanah
dan gas yang terlarut.
c.
Budidaya
KacangTanah
Tanaman
kacang
tanah
se-benarnya bukan merupakan tanaman asli Indonesia, namun sudah tersebar
luas dan
dibudidayakan
di
Indo-nesia. Tanamankacang tanah
me-miliki
beberapa varietas yang ada di Indonesia antaralain
varietas gajah,kelinci,
macan, rusa, anoa, dan tupai(Sumamo, 1986).
Tipe
pertumbuhan
kacang tanah ada yang tipe tegak (erec type)dan
tipe
menjalar
(ruruter
type).Tipe
tegak, sistem percabangannyaagak
miring
ke
atas,umur
antara 100-120 hari, buahnya tumbuh padaruas dekat
rumpun,
waktu
pe-masakannyarelatif
bersamaan. Tipemenjalar,
sistem
percabangannyatumbuh
ke
arah
santping,
batang utamanya lebihtinggi
dibanding tipetegak,
umur
150-180 hari, danbuah-nya
masaktidak
bersamaan(AAK,
1 98e).
Beberapa persyaratan dalam bercocok tanam kacang tanah, Balai
Informasi
Pertanian
(1991)
mem-berikan petunjuk yang harus
di-penuhi antara lain ketinggian tempat!-0-500 meter
di
atas Permukaan laut,tanah
gembur,
PH
antara
5,5-6,5dengan
iklim
Panas.
Sumarno(1986)
menyatakanbahwa
kacangtanah
memerlukan
sinar
mataharilOOo
,
tanah dengan unsur hara N,P,
danK
cukup
dan drainase baik,temperatur 25450
C
serta lembab.Untuk
menjaga
kesuburantanah
harus selalu
dilakukan
Pe-mupukan, dan
untuk
menjagating-kat
keasamanYang
terlalu
tinggi
biasanya
dilakukan
Pengapuranjauh-jauh
hari
sebelum penanaman' Kebutrrhanunsur nitrogen
bagi
ta-naman kacang tanah daPat diPenuhidengan
melalui
mekanisme fiksasi secarasimbiotik pada bintil-bintil
akar tanamau.
d.
Kebutuhan Hara
bagi TanamanPemuPukan
menggunakankompos pada
dasarnYa bertujuanuntuk menambah hara dalam tanah, sehingga
tanah menjadi subur
dandapat meningkatkan
Produksi.
Ke-mampuan tanah menYediakan haramerupakan
suatu
Persoalan
Yang'
penting kaitannya dengan
pening-katan
produksi,
sehingga
Perlu adanya pemuPukan(Lingga,
1989)' Kebanyakan petani tidak melakukanpemupukan
dalam
bercocok tanamkacang tanah.
Untuk
meningkatkanproduksi, petani cukup mengatur
ke-butuhan
air,
pemeliharaan
danmenggunakan
bibit
unggul.
Selainhal
tersebut petani
juga
memPer-hatikan kondisi tanah, apakah tanah
tersebut
masih subur atau
tidak'Menurut
pengalaman
Petani,
Pe-nanaman
kacang
tanah
tanPa
Pe-mupukan sebaiknYa Pada tanah se-telah ditanam Padi atau tembakau'
Pertumbuhan tanaman
sangat ditentukan
oleh
berbagaiunsur hara.
SintesisProtein,
asamnukleat, nukleotid, dan enzim unsur
yang
berperan
adalah
nitrogen' Sulfur merupakan bagian dari asamamino
sistein,sistin, dan
metionin yang membentuk Protein tumbuhan,selain
terdapat Padahormon
Padatanaman seperti
biotin
dan koenzimA.
Posfor
meruPakanunsur
Pe-nyusun nukleotid. Nukleotid
me-rupakan
senyawa Penyusun
asamdeoksiribonukleat
dan
asamribonukleal.
Komponengula
posfatpada asam nukleat serta pada
reaksi-reaksi yang melibatkan
ATP,
unsurposfor
sangat besar
Peranannya'Apabila
kekuranganPosfor,
reaksisintesis
protein
akan
terhambat,yang
kemudian akan
menghambatpertumbuhan
(Taiz
dan
Zeiget,1991).
Unsur kalium
berbeda dengan unsur-unsurlainnya,
karenatidak
berikatan dengan
senyawaorganik
tumbuhan.
Unsur
kaliumtersebut
banyak
terdapat
dalamjaringan meristem dan sedikit dalam
biji.
Kalium
berperandalam
meta-bolisme
yaitu
sebagai
katalisatordan
memegang
peranan
pentingdalam
metabolisme
karbohidrat,sintesis
protein
dan
asam
amino.Kalium
berperandalam
membukadan
menutupnya
stomata.
Ke-kurangankalium
menyebabkanter-jadinya klorosis dan bentuk
daunabnormal (terpilin).
Kalsium
merupakan
unsur yang sebagian besar ditemukan padabatang
dan daun.
Daun-daun
tualebih
banyak mengandung kalsiumdibanding
daun
muda.
Kalsiummemperkuat
dinding
sel,
karena membentuk senyawakalsium
pekat yang merupakan bagian penting darilamela tengah.
Kalsium
juga
ber-hubungan
dengan
keseimbanganion-ion kalium.
Kalsium
juga
ber-peran
dalam
pengaturan
per-meabilitas
diferensial
membran sel(Salisbury dan Ross, 1992).
Khusus
kebutuhan
unsurnitrogen
bagi tanam an kacangtanah dapat dipenuhi denganmelalui
me-kanisme
simbiotik
antara
bakteribintil
akar(Rhizobium)
denganta-naman
kacang tanah.
Begitu
pen-tingnya
kehadiran
bakteri
Rhizo-bium
bagi kehidupan kacang tanah,maka
secara
artifisial
juga
dapatdilakukan inokulasi
bakteri
tersebutpada
tanaman kacang tanah,
jika
tanah yang ditanami kacang
tanahkekurangan
bakteri
R_hizobium(Sumarno, 1986). Dengan inokulasi
bakteri dapat
meningkatkan
efek-tivitas
kerja
bintil-bintil
akar
ter-sebut, karena
populasi
bakteri
me-ningkat(AAK,
1989), dan Sumarno(1973)
menyatakanbahwa
bakteriakan
bekerjaefektif
apabila
aerasidalam tanah
baik,
serta
pH
tanah antara 6,0-6,5.B.
METODE PENELITIAN
Teknik
pengomposan
se-rasah
daun Acasia
mangium
L
menggunakan
metode
Indore(Anonim,
1986). Caranya,
diawali dengan mengumpulkan serasah daun yang telah gugur. Serasah kemudiandipotong kecil-kecil dan
dimasuk-kan ke
dalam
lubangdalam
tanah yang sudah dipersiapkan. Tumpukan serasahdibuat
berlapis-lapis secaraalternasi,
di
atas lapisan
serasahdiberi sedikit
pupuk kandang
(ko-toran sapi)sebagai
stqrter
danse-dikit
kapur. Lapisan
serasah
ke-mudian dibasahi dengan
air
sampai sedemikian rupa keadaannya lembabtetapi tidak terlalu
basah. Lapisanserasah-pupuk
kandang-kapur
sebut
dicampur
dengan caramem-balikkan
setelah enamminggu
dan dua belas minggu. Setiapkali
mem-balik
dengan menaburkan
tanahsedikit
di
atas lapisan
yang
telahbercampur
tadi.
Pengomposandi-akhiri
setelah bahan terdekomposisisecara sempuma.
Populasi dalam penelitian
ini
adalah
tanaman
kacang
tanah(Arachis
hypogaea
L)
varietasgajah. Pengambilan sampel dengan
memilih
bui
yang
viabel,
dan dengan ukuran homogen.Biji dipilih
secara
acak,
kemudian
ditanampada setiap polibag.
Setelah
bUiberkecambah,
dipilih
satu
batang tanamanper
polibag
yang
terbaikdan
homogen
untuk
diikuti
per-tumbuhannya.
Variabel
bebas padapenelitian
ini
adalah
kelompokkontrol dan
perlakuan.
Kontrol
disini
artinya tanaman kacang tanahtidak diberi
kompos dan digunakansebagai pembanding,
sedangkankelompok
perlakuan adalah kacang tanahdiberi pupuk
kompos denganbobot kompos bervariasi
yaitu
10,20, 30,40,
dan
50
gram.
Variabeltergayutnya
adalah
pertumbuhanvegetatif
dengan parametertinggi,
bobot basah,bobot kering
tanaman kacang tanah. Produksi yang diukuradalah jumlah polong.
Rancangan
percobaannyamenggunakan Rancangan
AcakLengkap (Steel dan
Torrie,
1980). Data yang diperoleh dianalsismeng-gunakan analisis
varian, untuk
me-ngetahui
perbedaanrespon
per-tumbuhan
tanamankacang
tanahakibat
pemberian
kompos.
Untukmengetahui perbedaan antarproporsi
bobot kompos
digunakanuji
jarakDuncan (DMRT).
C.
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
1.
Hasil
PenelitianPengukuran
pertumbuhanvegetatif
sampai tanaman
men-jelang
berbunga, sedangkan
Pro-duksi
kacang
tanah
yang
diukur
adalah jumlah polong setelah panen.
Hasil
pengamatan terhadaPtinggi
tanaman
pada saat
Per-tumbuhan vegetatif
disajikan
padaTabel
l,
yang menunjukkan bahwa setelah tanaman mendapat perlakuankompos
terdapat perbedaan yangnyata
(p<0,05).
Hasil
uji
jarak
Duncan (DMRT)
menunjukkanbahwa semakin meningkat ProPorsi
bobot
kompos,
tinggi
tanaman semakin meningkat. Pada perlakuan dengan 30, 40, dan 50 gram komPosmenunjukkan peningkatan
tinggiyang nyata (p<0,05)
bila
dibanding-kan
kontrol,
sedangkan pada bobotTabel
l.
Rata-rata
Tinggi
(cm)
Tanaman Kacang
Tanah
SetelahMendapat
Perlakuan
sampai Saat akanMulai
Berbunga
kompos
l0
dan20
gramtidak
ber-beda nyata dengan kontrol.
Hasil
pengamatan
bobot basahpada pertumbuhan
vegetatiftanaman
kacang
tanah
disajikanpada Tabel 2.
Tabel2
menunjukkanbahwa perlakuan dengan
komposmeningkatkan
bobot
basah secaranyata (p<0,05).
Hasil
uji
jarakDuncan
(DMRT)
menunjukkanadanya
perbedaan
yang
nyata(p<0,05) antar perlakuan, khususnya
perlakuan
dengan
proporsi
bobotkompos
40
dan
50 gram
terhadapkontrol.
Pada perlakuan 10,20,
dan30
gram
menunjukkan
perbedaantidak
nyata
(p0,05)
terhadapkontrol.
Tabel2. Rata-rata
Bobot
Basah
(Gram)
Tanaman
Kacang
SetelahMendapat
Perlakuan
sampai Saat akanMulai
Berbunga
Perlakuan Rata-rata
tinggi
tanaman
Hasil uji
DMRT ** Keterangan
Bobot kompos serasah daun Acusia mangium
0 gram l0 gram 20 gram 30 gram 40 gram 50 sram 20,02 21,22 22,84 28,29 30,20 30,78 a a a b b b
F antar bobot kompos serasah
daun Acasia
mangium8.987*
*
= bermakna pada tarafnyata 5o/o'** = pada hurufyang berbeda, artinya berbeda nyata
Perlakuan
Rata-rata bobot basah tanaman
Hasil uji
DMRT ** Keterangan
Bobot kompos serasah daun Acusia mangium
0 gram l0 gram 20 gram 30 gram 40 gram 50 gram 0,340 0,836 I,540 3,060 4,5 88 8.634 a a a ab b c
F antar bobot kompos serasah
daun Acasia mangium
28,466*
*
-
bermaknapadataral** = pada hurufyang bejreda, nyatai 5%rtin berbedan
Tabel
3
berikut
menyajikan
lakuan. khususnya perlakuan denganhasil
analisis
pengamatan
bobot
30,
40,
dan
50
gram
kompos,kering
tanaman
kacang tanahpada
sedangkanperlakuan
l0
dan
20Tabel3.
Rata-rata Bobot
Kering
(Gram) Tanaman Kacang
SetelahMendapat
Perlakuan
sampai Saat akanMulai
Berbunga
periode pertumbuhan vegetatif, yang
menunjukkan
bahwa
akibat
per-Iakuan
kompos bobot
kering
me-ningkat nyata (p<0,05).
Hasil
uji
jarak
Duncan
(DMRT)
menunjuk-kan
bahwa antarkelompok
kontrolberbeda dengan
kelompok
per-gram
tidak
berbedanyata
dengankontrol.
Hasil
pengamatan jumlah
polong
kacang
tanah saat
Panen,setelah dilakukan analisis
ragamdisajikan pada Tabel
4.
Tabel
4tersebut menunjukkan bahwa akibat
Tabel
4.Rata-rata
Jumlah
Polong
SaatPanen
SetelahKacang Tanah
Mendapat Perlakuan
dengan KomPosPerlakuan Rata-rata bobot kering
tanaman
Hasil uji
DMRT ** Keterangan
Bobot kompos serasah daun Acasia mangium
0 gram l0 gram 20 gram 30 gram 40 gram 50 sram 1,322 1,469 1,4'78 2,122 2,477 2.423 a a a ab b b
F antarbobot kompos serasah
daun Acasia mangium 12,399*
* = bermakna pada tarafnyata 5Yo
= oada hurufvans berbeda. artinva berbeda nvata
*l Perlakuan Rata-rata jumlah polong Hasil uji DMRT ** Keterangan
Bobot kompos serasah daun Acusia mangium
0 gram I 0 gram 20 gram 30 gram 40 gram 50 sram 9,4 10,4 I 1,6 14,0 21,0 27.4 a a a a ab b
F antar bobot kompos serasah
daun Acasia
mangium13,579*
*
= bermakna pada taraf nyata 5o/or* = Dada hurufvans berbeda. artinva berbeda nyata
pemberian
kompos
dapat
mening-katkan
jumlah
polong.
perlakuanyang
secara nyata
meningkatkanjumlah polong
adalah
pada pemberian kompos 40 dan 50 gram.Jika
parameter
tinggi
tanaman,bobot
basah
dan
bobotkering
dipadukan
untuk
melihatnilai
pertumbuhannya, dapatdisaji-kan
pada Gambar
l. Nilai
per-tumbuhan yang
disajikan
dalampemberian
kompos tersebut
karena menyangkutpersoalan
unsur
harayang
dikandungnya.
peningkatan ketersediaan unsurhara
dalamme-dium
tanah mampu
meningkatkanpertumbuhan
dan
produksi
kacangtanah.
Efek
pemberiankompos
se-rasah daun
Acasia mangium
L
ter-hadaptinggi
tanamanterbukti
me-nunjukkan adanya perbaikan (Tabel
l).
Perbaikan
pertumbuhan
da-pat diamati tidak hanya pada batangpokok saja, namun
juga
padajumlah
percabangan
batang
pokok
yang mencapai4-5
cabang.AAK
(1989)menyatakan
bahwa sistem
per-cabangan kacangtanah
tipe
tegak dapat mencapai3-4
cabang.Tinggi
tanaman,
jumlah
percabangan,ting-kat
kesuburan tanaman, danjumlah
polong yang dihasilkan, pada
per-lakuan dosis
tinggi
tampak
lebihbagus
pertumbuhannya
dibandingdengan dosis rendah.
Para
ahli
selama
ini
me-nyatakan
batrwa
daun
Acasiamangium
L
mengandung
asampirolik
yang
dapat
meningkatkan keasaman tanahdan
bersifat
racunbagi
tanamanlain.
Namun,
setelah serasahdaun
tersebutdibuat
kom-pos,
sifat
toksis
tersebuttidak
ter-bukti.
Kenyataan tersebut dapatdi-tunjukkan
bahwa
hasil
analisisE20 E .e15 E
i10
o_ A5.
=o
rlttwvvt
Eobot kompo3Gambar
l.
Histogram Rata-rataNilai
Pertumbuhan TanamanKacang Tanah Setelah Mendapat Perlakuan Kompos
Sampai Saat akan
Mulai
BerbungaGambar
l,
sesuaidari hasil
analisismenunjukkan
bahwa
perlakuandengan
kompos
40
dan
50
grammemiliki
pertumbuhan
terbaik
di-banding
perlakuan
yang
lainmaupun kontrol.
2. Pembahasan
Perbaikan pertumbuhan serta
produksi
kacang
tanah
setelahserasah
yang
dikomposkan
selama12
minggu
pH
nya 7,0.
Kompostersebut setelah
dicampur
denganmedium
tumbuh
suasananya tetapnetral,
yang cocok untuk
pertum-buhan
kacang
tanah.
Sumarno(1973)
menyatakanbahwa
suasanapH
netral pada medium
tumbuh,peran
bakteri
Rhizobium
dalamsimbiose dengan tanaman
kacangtanah
akan bekerja
efektif
dalam menambat nitrogen bebas, sehingga keadaan tersebut sangat mendukung terhadap pertumbuhan danmening-katkan produksi.
Hasil
pengamatan
bobot basah danbobot kering
menunjuk-kan
bahwa pada
pengaruh
bobotkompos
tinggi
pertumbuhannyalebih
baik
(Tabel
2
dan
3).
Per-tumbuhan
yang
semakin
baik
ini
kemungkinanunsur hara yang
di-butuhkan tanaman tercukuPi dalamtanah seiring
dengan
semakin banyaknya komposyang
diberikan.Hal
ini
sesuai dengan
pendaPatDarmosuwito (1990) yang menyata-kan bahwa kompos terbentuk secara
mikrobiologis
dari
limbah
organik sisa tanamanmampu
menYediakannutrisi bagi tumbuhan.
Hasil
analisis
Iaboratoriumkompos
serasah
daun
Acasiamangium
L
menunjukkan
nisbah CAtr=
14,82, suatukondisi
komposyang layak untuk
dimanfaatkantanaman.
Anonim
(1986)
menyata-kan
bahwa kompos
yang siap
di-gunakan sebagai
pupuk
apabilanisbah CA.l antara 20-10, yang
me-nurut
Darmosuwito
(1990)
apabilanisbah
C/N
telah
mencapai 20-15,berarti
ketersediaannitrogen
bagitanaman
meningkat.
MeningkatnYanitrogen
yang
tersedia
tersebutkarena proses dekomposisi
telahterj adi secara sempurna.
Terpenuhinya
kebutuhan hara dari dalam tanah menyebabkan pertumbuhan vegetatif menjadi lebihbaik.
Unsur
hara
dalam
tubuh tanaman akan dimetabolisir menjadisenyawa kompleks
Penyusunbiomassa tanaman,
Yangmanifestasinya
akan
tercermindalam bobot basah dan bobot kering
tanaman. Metabolisme unsur dalam
tanaman
menghasilkan
senyawayang
dapat digunakan
untuk
me-lakukan aktivitas
tanaman tersebut,dan
selebihnya
daPat
disimPan dalambiji
(Tabel4)
atau organ lain.Noggle
&
Fritz
(1986) menyatakanbahwa unsur nitrogen
bersamasulfur,
keduanya berperan
dalamsintesis
asam-asam
amino
danprotein. Nitrogen
terdaPat
Padaasemua asam
amino
dan
beberaPaikatan penting seperti
purin
danpirimidin.
Pengaruh
kompos
terbuktimeningkatkan
nilai
pertumbuhan tanaman kacang tanah. Hasil analisiskombinasi beberapa
parameterpertumbuhan
menunjukkan
bahwapemberian
kompos dengan
bobotyang
tinggi
nyata
meningkatkannilai
pertumbuhan,
yang
diikuti
jumlah
polong
semakin
banyak.Bukti empirik
ini
dapat
digunakan sebagaidasar
untuk memilih
satualternatif
dalam
memanfaatkanserasah
daun
Acasia mongium L
yakni
dengan
cara
pengomposan,meskipun selama
penelitian
ini
masih
terdapat beberapa
keter-batasan.
D. PENUTUP
l.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian
yangtelah dikemukaan, kesimpulan hasil penelitian
ini
adalah sebagai berikut.a.
Pemberian kompos serasah daunAcasia mangium
L
dapatmem-perbaiki
pertumbuhan
tanaman kacang tanah.b.
Produksi kacang
tanah
dapatmeningkat
akibat
pemberiankompos
serasah
daun
Acasiamangium L.
c.
Senyawa
yang
bersifat
racundalam
serasah
daun
Acasiamangium
L
dapat
dihilangkandengan cara pemgomposan.
2. Saran
Khusus
bagi
para
petani"pesanggem"
perlu
mencobamem-buat
kompos
serasah daun Acasia mangiumL
dan memupukkan padajenis
tanamanpangan
lain
yangdi-tanam
secara
tumpangsari
dikawasan Hutan Tanaman Industri.
DAFTAR
PUSTAKA
AAK.
1989.Kacang Tanah.
yog-yakarta. Penerbit Kanisius.
Anonim.
1986.Organic
Recycling,A
PracticalManual.
project Field Document No. 26 Foodand
A
Agriculture
Organi-zation of the United Nations.
RAPA
Bulletin.Vol. 2:5-l
I.
1987. Himpunan
Pe-rumusanLokakarya
tentangHutan
Tanaman
Industri
1983-1987.Jakarta.
Sekre-tariat Tim
Pengendali Pem-bangunan Tanaman Industri.Darmosuwito,
S.
1990.
pengem-bangan Inokulum
untukKompos. Yogyakarta.
pAU
UGM.Djukri
dan
BambangSubali.
1991.Pengaruh
ekstrak
daunbeberapa macam Acasia ter-hadap pertumbuhan vegetatif
tanaman
kacang
tanah.Laporan Penelitian.
Yogya-karta.
FPMIPA
IKIP
Yogya-karta.
1992.
Pengaruh
pemberianhancuran serasah
daunAcasia yang berbeda spesies
terhadap pertumbuhan
vege-tatif
tanaman kacang tanah.Laporan Penelitian.
FPMIPA
IKIP
Yogyakarta.Hardjowigeno,
S.
1987.
Dasar'
dasar
llmu
Tanah.
Jakarta. PTMilton
Putra.[.ingga,
P.
1989. Petuniuk
Peng-gunaan Pupuk.
Jakarta. Penerbit Semangat.Mulyani,
M.
dkk.
1991.
Milvo-biologi
Tonah.
Jakarta.funeka Cipta.
Noggle,
G. R
andG.
J.Fritz.
1986.Introductory
Plant
Phy'
siologt.
Sec. Ed.New
Delhi.Prentice-Hall
of
IndiaPrivate Limited.
Slisbury,
F. B.
and
C. W.
Ross.1992.
Palnt Physiologt.
4th
Edition. California.
Wards-worth Publ. Co.
Samingan,
Tjahjono.
1991.Bahaya-kan
Lahan,
KesalahanMemilih
Tanaman
DalamHTL
Kompas. 1 Juni.Subali,
Bambang,Djoko
Marsono, Santosa. 1989. Peranan Hu-tan terhadapDinamika
Haradi
bawah TegakanEucalyp-tus
urophylla
dan
Acasiamangium
L.
BPPS-UGM.2(1B)
:219-23r
Sumamo.
1973.
Bercocok
TanamKedelai Secora
Intensif.Bogor. LPPP.
1986.
Teknik
BudidayaKacang
Tanah.
Bandung. Sinar Baru.Sumitro, Achmad.
1995.
Sum-bangan Sektor
Kehutanan, Suatu Tantangan. Kompas.Steel,
R. G.
D.
and
J.
H.
Torrie.1980.
Prnciples
and
Proce-dures
of
Statistics
Biome-trical
Approac&.New
York.
McGraw-Hill
Book
Com-pany.
Swiff,
M.J
;
O.
W.
Heal
andJ. M.
Anderson.
1979.
Decom-position
in
Tenestrial
Eco-systems.Los
Angeles.
Uni-versity of
California
Press.Taiz,
L
andE.
Zeiger. 199I.
plant
Physiologt
Tokyo.
TheBenyamin/Cumming
Publishing Company Inc.