• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN PUPUK PADAT DAN CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUATAN PUPUK PADAT DAN CAIR DARI SAMPAH ORGANIK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

1 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

MODUL:

PEMBUATAN PUPUK PADAT

DAN CAIR DARI SAMPAH

ORGANIK

I.

DESKRIPSI SINGKAT

ampah organik selain dihasilkan dari proses alami juga merupakan hasil dari adanya aktifitas manusia. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, sangat berpengaruh terhadap jumlah timbulan sampah. Timbulan sampah yang tidak terkendali akhirnya akan berimbas pada berbagai pencemaran baik air, tanah dan udara.

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah sampah ini. Kita bisa memulainya dari sektor yang paling sederhana yaitu sektor rumah tangga dengan prinsip 3R (reuse,

recycle, reduce). Pemanfaatan sampah rumah tangga bisa

dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari jenis sampahnya. Pembuatan pupuk cair dan padat merupakan salah satu alternatif untuk menjadikan sampah menjadi mempunyai nilai ekonomis.

(2)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

2 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Modul yang berjudul “Pembuatan Pupuk Cair dan Padat” ini dirancang sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah penegelolaan sampah, khususnya pemanfaatan sampah organik. Pembuatan briket ini juga termasuk dalam rancangan kegiatan Pelatihan “Teknologi Tepat Guna” di Bapelkes Lemahabang.

Materi modul ini terdiri dari 2 pokok bahasan yaitu pembuatan pupuk padat dan pupuk cair

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta latih mampu mempraktikkan pembuatan pupuk padat dan pupuk cair dari sampah organik.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu:

a. Menjelaskan pengertian pupuk padat dan pupuk cair b. Memahami langkah-langkah pembuatan pupuk cair c. Memahami langkah-langkah pembuatan pupuk padat

d. Mempraktikkan pembuatan pupuk padat dan pupuk cair dari sampah organik

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

Pokok Bahasan Pembuatan briket Sampah organik dalam modul ini dibagi menjadi 5 (lima) sub pokok bahasan sebagai berikut:

a. Pengertian pupuk padat dan pupuk cair b. Langkah-langkah pembuatan pupuk padat c. Langkah-langkah pembuatan pupuk cair

(3)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

3 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

IV. BAHAN BELAJAR

1. Kepmenkes no. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

2. Power point materi Pembuatan Pupuk Padat dan Cair 3. Alat peraga Pembuatan Pupuk Padat dan Cair

4. Modul Pembuatan Pupuk Padat dan Cair 5. Alat dan bahan praktik

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pokok bahasan dan masing-masing sub pokok bahasannya akan diuraikan secara runtut oleh narasumber kepada peserta pelatihan. Di lain pihak peserta latih akan mendengar, mencatat dan mengikuti arahan dan petunjuk narasumber. Proses pembelajaran ini akan dikemukakan sesuai langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1

1. Kegiatan Narasumber

a. Kegiatan bina situasi kelas - Memperkenalkan diri

- Menyampaikan ruang lingkup bahasan

b. Menanyakan dan menggali pendapat peserta latih tentang pengertian mereka tentang pembuatan pupuk cair dan penggunaannya

2. Kegiatan peserta

a. Mempersiapkan diri dan alat tulis menulis yang diperlukan b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan

narasumber/fasilitator

c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting

Langkah 2

1. Kegiatan Narasumber

a. Penyampaian materi sub pokok bahasan–1, tentang pengertian pupuk cair

(4)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

4 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas

c. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta 2. Kegiatan Peserta

a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan narasumber

c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting

Langkah 3

1. Kegiatan Narasumber

a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan 2 (langkah-langkah pembuatan pupuk cair)

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas

2. Kegiatan Peserta

a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan narasumber

c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting

Langkah 4

1. Kegiatan Narasumber

a. Penyampaian materi sub pokok bahasan–1, tentang pengertian pupuk padat

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas

(5)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

5 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

2. Kegiatan Peserta

a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan narasumber

c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting

Langkah 4

1. Kegiatan Narasumber

a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan 2 (langkah-langkah pembuatan pupuk padat)

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas

2. Kegiatan Peserta

a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan

b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan narasumber

c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting

Langkah 5

1. Kegiatan Narasumber

a. Meminta kelas untuk membentuk 3 kelompok, yaitu kelompok I, kelompok II dan kelompok III, serta memilih ketua, sekretaris dan penyaji.

b. Meminta masing-masing kelompok merancang dan membuat alat pupuk cair atau padat

(6)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

6 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

2. Kegiatan peserta

a. Membentuk kelompok diskusi, memilih ketua, sekretaris dan penyaji serta melakukan diskusi sesuai dengan bimbingan narasumber

b. Mempraktekan, merancang dan mengoperasikan alat pupuk padat dan cair

c. Menyusun hasil-hasil praktek kedalam laporan d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting

Langkah 6

1. Kegiatan Narasumber

a. Meminta masing masing kelompok (kelompok I, kelompok II dan kelompok III), mempresentasikan hasil-hasil praktek kelompoknya didepan kelas.

b. Memberikan masukan tentang masalah-masalah yang timbul seputar proses praktikum serta mengarahkannya sesuai dengan tujuan pembelajaran

c. Merangkum hasil-hasil diskusi pada tahapan-tahapan tertentu sehingga hasil-hasil diskusi lebih fokus.

2. Kegiatan Peserta

a. Mengikuti acara penyajian/presentasi masing-masing kelompok

b. Berpartisipasi aktif dan bertanya, mengemukakan pendapat/saran yang berguna bagi proses pembelajaran c. Mendengar, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang

kurang jelas

d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting

Langkah 7

Penutup

1. Kegiatan Narasumber

a. Meminta peserta menanyakan hal-hal yang kurang jelas sebelum menutup acara pembelajaran

(7)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

7 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

b. Meminta peserta untuk memberi komentar tentang proses belajar

c. Memberikan jawaban atas pertanyaan peserta (kalau ada) d. Tutup acara pemberian sesi dengan ucapan penghargaan

atas perhatian peserta selama pembelajaran, serta permohonan maaf jika terdapat sesuatu yang tidak berkenan.

2. Kegiatan Peserta

a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan

b. Memberikan komentar tertulis tentang jalannya penyampaian materi oleh narasumber dalam selembar kertas

(8)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

8 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

VI. URAIAN MATERI

A. PUPUK CAIR

1. PENGERTIAN

Pupuk cair adalah exstrak dari pembusukan sampah organik dimana dengan mengexstrak sampah organik tersebut kita bisa mengambil seluruh nutriens yang terkandung pada sampah organik tersebut. Selain nutriens kita juga sekaligus menyerap mikroorganisme, bakteri, fungi, protozoa, dan nematodoa. Pada dasarnya limbah dari bahan organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk, limbah cair banyak mengandung unsur hara (NPK). Penggunaan pupuk cair dapat membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah.

2. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN Bahan dan alat

a. Ember 25 L, Gentong 120 L, Drum 200 L dengan tutupnya

b. Stop kran (1-1,5 inch)

c. Sock berderat pipa pralon PVC (ukuran sesuaikan dengan stop kran)

d. Sealent, seal karet ban dalam

e. Plat plastik yang dibolong-bolonngkan sesuai dengan ukuran ember, gentong, drum

3. TAHAPAN PEMBUATAN ALAT

a. Pasang pelat plastik (sesuai dengan ukuran) yang sudah dilubangi ke dalam ember, gentong dan drum

b. Beri penahan (setengah batu bata, sebuah atau beberapa buah) di bawah pelat plastik, untuk menahan sampah yang akan dijadikan pupuk cair tidak sampai ke dasar ember, gentong, drum

(9)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

9 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

c. Ember, gentong, drum dibagian bawah diberi lubang kesamping sesuai dengan ukuran stop keran

d. Stop kran dipasang di lubang tersebut, dengan dilapisi karet seal dibagian luar dan dalam

e. dari bagian dalam dipasangkan sock pipa plastik dengan stop keran (ukuran yang sesuai)

f. dikencangkan secukupnya dengan keyakinan stop keran tidak bocor

Untuk gambar dapat dilihat sebagai berikut:

4. OPERASIONAL PEMBUATAN PUPUK CAIR

a. Bahan sampah sisa buah, sayuran dan sampah organik lainnya

b. Sampah organik tersebut dicincang c. Masukkan sampah ke dalam ember d. Isi ember dengan sampah sampai penuh

(10)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

10 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

e. Dapat ditambahkan bibit bakteri (EM-4, air kotor, comberan, dll)

f. Ember ditutup dan biarkan untuk proses penguraian g. Selang beberapa hari pupuk cair keluar dan ditampung

dengan wadah secukupnya. Bau yang khas yaitu bau buah yang sudah difermentasi dapat dilakukan secara berulang selang beberapa hari

h. Pupuk cair di aerasi secukupnya untuk membuang gas (bau) hasil fermentasi/pengomposan sampah sisa buah-buahan

i. Pupuk cair yang sudah diaerasi (baunya hilang)

dimasukan kedalam pewadahan atau kemasan bertutup

*Keterangan tambahan

1. Apabila beberapa waktu, sampah sisa buah dalam ember akan menyusut (karena proses fermentasi) maka dapat ditambahkan lagi sampah sisa buah sampai penuh lagi, dst

2. Bila ember sudah penuh dengan padatan pembuatan cair di kosongkan dan dibersihkan, serta ditata kembali seperti semula dan pembuatan pupuk cair dapat diulang kembali dst, seperti yang diuraikan diatas

3. Padatan dari pembuatan pupuk cair ini dapat dijadikan kompos dengan proses pengkomposan sampah padat

B. PUPUK PADAT

1. Pengertian

Pengertian Pupuk padat organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk padat organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau,

(11)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

11 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).

Atau bisa disimpulkan secara singkat adalah Pupuk yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari sisa tanaman dan atau kotoran hewan, yang telah melalui proses, rekayasa, berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai haa tanaman, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

2. Langkah-langkah pembuatan pupuk padat a. Penyiapan Bahan

1) Bahan Hijauan, bahan yang berwarna hijau biasanya banyak mengandung Nitrogen (N) tinggi, diantaranya kotoran ternak (sapi, kerbau, ayam, kambing dll), daun kacang-kacangan, daun jagung, limbah pertanian segar, potongan rumput segar dan lain-lain.

2) Bahan Coklatan, bahan yang berwarna coklat biasanya banyak mengandung Carbon (C) tinggi, diantaranya Jerami padi, serbuk gergaji, cocopeat, dedak, sekam, potongan kayu, potongan kertas, dan lain-lain.

3) Bahan lain, Limbah Rumah Tangga, Abu dapur.

Untuk bahan tertentu yang berukuran besar atau panjang seperti jerami, batang jagung, belukar, agar bahan kompos mudah terdekomposisi, maka bahan sebaiknya harus dihaluskan dengan cara dicincang dengan ukuran 4-10 cm.

b. Penyiapan Alat

Alat-alat yang diperlukan antara lain :

(12)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

12 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

2) Sekop,

3) Cangkul garpu 4) Gembor/embrat 5) Drum air

6) Ember

7) Lembaran plastik penutup 8) Termometer

9) Alat timbang

c. Penyusunan Bahan Baku

1) Susun kompos berdasarkan ketersediaan bahan baku. Sebaiknya bahan yang mangandung karbon tinggi terlebih dahulu disimpan paling bawah sebagai alas. Misalnya Jerami, serbuk gegaji, sekam atau coco peat. 2) Selanjutnya di atas bahan tadi susun kotoran ternak

seperti kotoran sapi, kambing, ayam

Susunan bahan baku yang biasa dilakukan adalah:

 Jerami (paling bawah)  Kotoran Sapi (kalau ada)  Serbuk gergaji

 Kotoran Kambing  Kotoran ayam, dll

Proses penyusunan bahan kompos ini dapat dilakukan sampai ketinggian 1 m.

d. Mencampur Kompos

Setelah bahan disusun lengkap, kemudian setahap demi setahap bahan dicampur sampai rata, sambil dilhat kelembabannya, apabila kurang lembab, tambahkan air, sambil ditambahkan bahan aktivator atau fermentor.

(13)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

13 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Setelah bahan dicampur rata dengan kelembaban yang cukup dan lengkap dengan penambahan fermentornya, lalu ditumpuk kembali seperti semula, sampai ketinggian 1 m, membentuk bedengan memanjang. Lebar antara 2 s/d 5 m dan panjang bisa sampai 50 m. Tumpukan kompos kemudian ditutup terpal plastik, supaya jangan kena sinar matahari langsung atau kehujanan. Pada waktu menutup perhatikan supaya tetap ada jalan untuk sirkulasi udara.

e. Mengukur Temperatur

Pengukuran temperatur dilakukan setiap hari pada beberapa titik kemudian dicatat. Hasil pemetaan pengukuran dapat memberikan indikasi tentang proses pembuatan kompos, apakah pencampuran sudah baik dan benar, apakah komposisi seimbang, apakah kelembaban memadai dan seterusnya.

Setelah secara berkala dilakukan pengukuran, hasil pengukuran dapat dicatatkan pada tabel dibawah ini untuk memudahkan analisa dan pengembangan lebih lanjut.

(14)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

14 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

f. Membalik Kompos

Pada hari ke 4 komposting, saat pembalikan kompos yang pertama, perhatikan pada titik titik no 2, 7, 8, 9, 14, amati kelembabannya, campuran bahan dan siklus oksigennya. Apabila kurang lembab, atau campuran kurang rata, atau siklus oksigen tidak lancar, maka pada saat membalik harus sambil dilakukan pencampuran ulang dengan kompos dari tempat yang mempunyai temperatur tinggi, yang kelembaban atau campuran atau siklus oksigennya baik.

Lakukan pengamatan temperatur pada hari berikutnya, petakan, kemudian amati. Apabila masih ada yang kurang rata, lakukan seperti tindakan di atas. Apabila tindakan dilakukan dengan benar, maka pada pembalikan berikutnya perbedaan temperatur sangat kecil dan relatif rata.

(15)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

15 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Pembalikan kompos selain dengan mempergunakan peta temperatur, juga harus dilakukan dengan cara:

1. Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan di atas ke bawah

2. Membalik, mencampur dan minyimpan tumpukan tengah ke luar, kiri kanan

3. Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan samping, kiri dan kanan ke tengah

4. Membalik, mencampur dan menyusun tumpukan tengah bawah ke atas

Apabila proses pembalikkan kompos sudah 4 kali, amati perubahan warna, aroma dan temperatur. Apabila warnanya sudah berubah menjadi coklat kehitaman, kemudian aroma kompos menyerupai aroma tanah, maka proses komposting sudah selesai. Tinggal menunggu penurunan temperatur.

g. Pengayakan

Setelah proses pengomposan selesai, kemudian dilakukan untuk memperoleh ukuran yang seragam dan penampilannya yang lebih baik. Disamping itu apabila telah diayak, maka pada waktu penerapan di lapangan akan jauh lebih mudah.

(16)

Pembuatan Pupuk Padat & Cair

16 / MI-2C

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

VII. REFERENSI

Erliza, dkk (2008), Teknologi Bioenergi, Agromedia, Jakarta.

http://pondokbangkaro.com/article/43598/--peralatan-produksi-liquid-smoke-asap-cair-dan-arang-tempurung-.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28307/6/Chapter %20I.pdf diakses 2 Oktober 2011

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/28307 diakses 2 Oktober 2011

http://www.adfaceh.org/download-file/pabrik_asap_cair.pdfdiakses 2 Oktober 2011

http://www.altenergymag.com/diakses 2 Oktober 2011

Lestari, Citra, dkk (2010). Karya Tulis Ilmiah (Pemanfaatan Sampah

Organik menjadi Briket Arang). SMAN 12 Makassar, Makassar.

Prihandono (2007), Energi Hijau, Cetakan I, Penebar swadaya, Jakarta.

Tim nasional pengembangan BBN (2007), Bahan Bakar Nabati, Cetakan I, Penebar Swadaya, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pasien refrakter (±25%-30% pada ITP) didefinisikan sebagai kegagalan terapikortikosteroid dosis standar dan splenektomi serta membutuhkan terapi lebih lanjut karena ATyang rendah

Sebagai salah satu instalasi yang memberikan pelayanan pembedahan, selayaknya memiliki sebuah pedoman yang dapat memandu atau sebagai acuan dalam

Bab ini memaparkan hal-hal yang meliputi: latar belakang penelitian yang diawali dengan fenomena perubahan dari Telkom Learning Center menjadi Telkom Corporate

menumbuhkan mengelola dan memberikan ketrampilan 16 dalam penyelesaian masalah ( skill coping). Program ini juga akan peningkatan pengetahuan, mengatasi, perawatan diri,

Pada Agustus 2012, jumlah penduduk yang bekerja menurut jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk semua golongan pendidikan mengalami perubahan jika

2) Sampai saat ini setelah 3 tahun berjalannya program penanggulangan pengangguran, dari pihak Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” belum dilakukan pemberian kredit

Työtehoseuran tutkimuksessa oli otettu vaihtelevasti mukaan myös asuinrakennusten, tuotantotilojen ja peltoviljelyn energiankulutus, josta johtuu jonkin verran suurempi

Penelitian tentang serat kelapa telah banyak dilakukan terutama dengan treatment dengan alkali maupun dengan senyawa klorin, tetapi penggunaan senyawa klorin