• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

58 BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

Kecerdasan interpersonal merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki seseorang, karena kecerdasan ini membantu seseorang dalam bekerja maupun sekedar berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal biasanya terlihat pada orang-orang yang berprofesi sebagai guru, pemimpin agama, konselor dan lain sebagainya yang berorientasi pada bidang sosial.

Kecerdasan interpersonal sangat penting dimiliki semua orang tak terkecuali. Terlebih bagi mereka para santri di pondok pesantren yang nantinya mereka akan mengajarkan, mengamalkan ilmu mereka serta mengabdi kepada masyarakat rasanya kecerdasan interpersonal sangat membantu sekali bagi mereka, sehingga pondok pesantren berupaya mengembangkan kecerdasan interpersonal santri yang menjadi bekal bagi mereka saat lulus dari pesantren selain bekal ilmu-ilmu agama.

Berdasarkan data dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pengurus Pondok Pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen menyebutkan bahwa kondisi kecerdasan interpersonal santri-santri disana tergolong kurang pada awalanya, baik santri putra ataupun putri. telebi. Ini terlihat dari sikap acuh tak acuh mereka terhadap teman, baik teman satu kelas atau satu kamar. Mereka akan memiliki kepekaan dan mau berbagi

(2)

rasa hanya kepada teman akrab saja. Terlebih santri-santri yang masih kecil, hal itu pasti akan ada. Jika sikap acuh mereka tidak dihilangkan maka untuk hidup bersama dan bekerjasama dengan orang lain sangatlah sulit. Jika dalam lingkup pesantren saja sulit, maka bisa jadi hal tersebut akan terbawa sampai nanti saat mereka sudah lulus dari pesantren. Mereka akan menjadi manusia yang tertutup dan aka nada rasa canggung saat bersentuhan dengan masyarakat secara langsung, jika hal ini terjadi harapan pesantren menjadikan santrinya manusia yang berkepribadian islami dan mamputurut serta dalam pembangunan masyarakat akan musnah.

Maka dari itulah pondok pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen berupaya membantu mengebangkan kecerdasan interpersonal santrinya dengan program-program kegiatan yang ada.

B. Analisis Strategi Pengembangan Kecerdasan Interpersonal (Sosial) Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya mengenai pentingnya kecerdasan interpersonal untuk dimiliki oleh seseorang, khususnya bagi para santri yang nantinya kecerdasan tersebut bisa mempermudah santri baik saat bersama teman sesama santri, berada ditengah-tengah masyarakat ataupun saat mereka berada di lingkungan baru, sehingga ada beberapa strategi yang dilakukan oleh pondok pesantren untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal santri.

(3)

Dari hasil wawancara yang diperoleh menyatakan bahwa analisis dari strategi pengembangan kecerdasan interpersonal yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen adalah:

a. Musyawarah (antar santri)

Musyawarah yang diadakan oleh Pondok Pesantren Al-Utsmani adalah dengan:

a) Santri baik putra ataupun putri yang bisa dikatakan sudah pada tingkat akhir berkumpul bersama berserta beberapa dewan asatidz untuk melakukan musyawarah.

b) Setiap santri membawa kitab yang akan dikaji.

c) Setiap santri membawa kitab sebagai refrensi yang berhubungan dengan yang dikaji.

d) Salah seorang santri membaca, mengartikan serta menjelaskan apa yang dibacanya, kemudian dikaji oleh semua peserta baik santri maupun dewan asatidz dengan berpendapat secara tertib dan santun.

Musyawarah adalah salah satu cara yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Utsmani untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi santrinya. Kegiatan ini membiasakan santri untuk berbicara, mendengarkan, memberikan umpan balik, dan menanggapi orang lain melalui pendapat-pendapatnya. Dengan hal tersebut salah satu dimensi kecerdasan interpersonal dapat berkembang.

(4)

Kegiatan musyawarah yang dilaksanakan oleh santri Pondok Pesantren Al-Utsmani sangat efektif, tidak hanya satu atau dua santri saja yang beradu pendapat namun semua santri yang ada turut mengeluarkan pendapat. Dalam kegiatan ini akan sedikit muncul persaingan, bukan persaingan membuktikan siapa yang hebat, namun bersaing dalam menguatkan pendapat masing-masing.

b. Penerjunan di masyarakat

Penerjunan di masyarakat ini dengan memberikan tugas kepada para santri, baik sekedar menghadiri undangan atau untuk mengisi acara tertentu. Khususnya acara di luar pondok yang berkenaan langsung dengan masyarakat luar pondok, yang tentunya masih dalam dalam pengawasan pengurus pondok.

Memberikan kesempatan pada santri untuk berada di tengah-tengah masyarakat akan menjadikan santri memiliki sikap-sikap yang mendukung dirinya untuk bisa menyesuaikan dengan masyarakat tersebut, seperti bekerjasama dengan orang lain, membantu orang lain. Jika hal ini dilatih terus menerus santri akan memiliki sikap prososial yang bagus, tentunya dengan dibantu dengan cara-cara lain. Dari kegiatan ini santri mulai terlatih dan terbiasa berhubungan dengan orang lain, dan berusaha akan membangun hubungan yang baik.

(5)

c. Kegiatan Khitobah

Pondok Pesantren Al-Utsmani memiliki sebuah program yang membantu mengembangkan kecerdasan santrinya baik dalam segi bahasa ataupun kecerdasan interpersonal.

Kegiatan ini dilakukan seperti sebuah acara pengajian dimana seorang santri menjadi penceramah dan yang lain menjadi pelengkap seperti menjadi qori’, pengisi sambutan, pembaca simtudduror dan doa. Ceramah yang disampaikan disesuaikan dengan tema yang diberikan oleh dewan asatidz, misal peringatan Maulid Nabi SAW atau peringatan Isra’ Mi’raj.

Melalui kegiatan ini, santri diharapkan memiliki mental yang bagus agar nantinya saat berhadapan dengan orang banyak tidak grogi. Selain itu, disini mereka diajarkan merangkai kalimat-kalimat yang tepat untuk menyampaikan sesuatu dan berbahasa yang baik. Seperti yang telah dijelaskan bahwa orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang baik terlihat pada para penceramah, guru, konselor dan sebagainya, sehingga dirasa kegiatan ini membantu sekali dalam pengembangan kecerdasan interpersonal.

d. Kerja bakti

Kerja bakti merupakan sebuah kegiatan yang selalu ada disetiap pondok pesantren, namun di Pondok Pesantren Al-Utsmani ini kerja bakti selain untuk menjaga kebersihan, kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk kerjasama dengan yang lain, baik dengan sesama

(6)

santri maupun dengan masyarakat luar pondok. Kegiatan ini dilakukan setiap jum’at pagi. Kegiatan antara santri putra dan putri sebenarnya sama, yang membedakan santri putri hanya membersihkan di area asrama putri saja, sedangkan putra sampai keluar asrama putra mengingat santri putra tidak terlalu ketat peraturannya. Kegiatan yang dilakukan santri putra diluar area asrama ini seperti membersihkan selokan bersama dengan beberapa warga terdekat.

Kerjasama dan tolong menolong dalam kegiatan ini adalah hal yang utama, sehingga dengan kegiatan ini santri berlatih untuk bekerjasama dengan orang lain walaupun bukan teman akrabnya, sehingga dengan sendirinya sikap kerjasama dan tolong menolong akan tertanam dalam diri santri. Dalam kegiatan ini, santri terlihat senang dan tidak mempermasalahkan dengan siapa mereka bekerja, siapa yang mereka tolong. Kebiasaan yang seperti ini, yang diharapkan akan dibawa santri saat mereka lulus nanti atau saat mereka berhadapan dengan masyarakat.

e. Penanaman akhlak dan pencontohan

Penanaman akhlak sangatlah penting dilakukan kepada santri. Penanaman akhlak yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Al-Utsmani adalah dengan memberikan pelajaran-pelajaran akhlak, selain itu dengan memberikan nasehat kepada mereka. Selain penanaman akhlak, pencontohan juga sangat penting. Biasanya pencontohan atau

(7)

pemberian contoh akan lebih mengena pada santri terlebih santri-santri yang bisa dikatakan masih kecil.

Pemberian contoh akan lebih mengena kepada santri selain dengan menanamkan akhlak yang baik kepada mereka. Melihat sesuatu secara langsung akan lebih diingat dan mudah diikuti oleh seseorang. Santri akan mengingat selalu apa yang dikatakan oleh dewan asatidz, kyai atau bahkan santri yang lain apalagi jika mereka bisa melihat langsung sesuatu itu, karena bagi mereka berarti ada kesesuaian antara perkataan dan perbuatan, sehingga memantabkan seorang santri untuk melakukan hal-hal yang telah diajarkan.

f. Praktik mengajar

Praktik mengajar merupakan salah satu program Pondok Pesantren Al-Utsmani yang sangat membantu santri, baik dari segi kecerdasan berkomunikasi, berbahasa, dan kecerdasan sosial.

Praktik mengajar ini biasanya diberlakukan pada santri-santri yang sudah senior. Praktik ini dimulai dari mengajar TPQ milik pondok pesantren pada sore hari atau Madrasah Diniyah dimalam hari (ba’da maghrib). Tingkatan kelas yang diajar oleh para santri adalah untuk TPQ semua tingkatan, hanya saja untuk Madrasah Diniyah tidak semua tingkatan diajar, hanya kelas-kelas awal saja. Pelajaran yang diajarkan sama seperti saat mereka pertama belajar disana serta disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan.

(8)

Kegiatan praktik mengajar ini sangat bagus untuk santri, banyak sikap dan kecerdasan yang dikembangkan dengan kegiatan ini seperti halnya sikap tolong menolong, kerjasama walaupun dengan yang lebih muda, ketrampilan komunikasi, etika yang baik, sikap empati dan lain sebagainya. Dengan kegiatan ini nantinya santri yang sudah keluar dari pondok bisa bermanfaat, mampu menyesuaikan diri serta mampu membawa dirinya dimanapun ia berada.

C. Analisis Peran Pondok Pesantren Dalam Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal (Sosial) Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

Pondok pesantren selain sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan tentang ilmu-ilmu agama, akhlak, dan ilmu-ilmu lain, pondok pesantren juga memiliki peran dalam mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh santri, terlebih kecerdasan interpersonal yang dengan kecerdasan tersebut santri dapat membangun relasi dengan orang lain secara baik, bekerja dengan baik, mengamalkan ilmu-ilmu yang dipelajarinya di pesantren dan turut serta membangun masyarakat.

Pondok Pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen memiliki peran dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal santri-santrinya sebagai berikut:

(9)

Pondok pesantren meruapakan lembaga pendidikan yang memiliki banyak peran. Selain sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, pondok pesantren juga memiliki peran sebagai wadah pengembangan kecerdasan bagi para santri yang berbeda-beda. Dalam pesantren kecerdasan santri dikembangkan, mulai dari kecerdasan berbahasa, kecerdasan musik terlebih kecerdasan interpersonal. Setiap kegiatan yang ada dalam pesantren memiliki maksud tersendiri, selain untuk mendidik juga merupakan sebuah wadah untuk mengembangkan kecerdasan bagi santrinya.

Setiap santri pastilah memiliki kecerdasan terlebih kecerdasan interpersonal yang sangat membantu dalam berhubungan dengan orang lain, sehingga pondok pesantren mengupayakan mengembangkan kecerdasan interpersonal tersebut.

Sebagai wadah pengembangan kecerdasan santri, pondok merupakan wadah pengembangan kecerdasan interpersonal yang paling bagus, mengapa demikian. Dalam pondok pesantren terdapat banyak santri yang berbeda-beda baik dari latar belakang, bahasa suku dan yang lain, sehingga untuk dapat menyatukan pola pikir serta tujuan santri harus pandai-pandai beradaptasi dengan lingkungannya tersebut, yang nanti hal tersebut akan terulang ketika santri lulus dan keluar dari pesantren dan hidup bermasyarakat. Seperti halnya di Pondok Pesantren Al-Utsmani yang santrinya sangat bermacam-macam, sehingga mengejarkan para santrinya mampu beradaptasi dengan

(10)

lingkungan baru dan orang-orang baru yang didukung dengan kegiatan-kegiatan yang lain.

b. Sebagai Tempat Pelatihan

Pelatihan yang dimaksud disini adalah melatih santri bagaimana agar mereka mampu mengamalkan ilmunya, berhubungan baik dengan orang lain. Latihan-latihan yang ada di Pondok Pesantren Al-Utsmani juga dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang menjadi program pesantren. Pelatihan ini yang nantinya akan membuat santri terbiasa, yang kemudian kebiasaan tersebut dibawa sampai mereka lulus.

Kegiatan-kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Al-Utsmani sendiri melatih santrinya untuk terbiasa tolong menolong, berbagi rasa, bertutur kata santun dan lain sebagainya. Misalnya melalui kegiatan gotong-royong antara santri dengan warga sekitar pesantren untuk mensuskseskan acara yang diselenggarakan seperti pengajian, melatih santri untuk dapat bekerjasama, serta tolong menolong dengan siapapun, tanpa memandang tua atau muda, akrab atau tidak. Latihan ini yang membuat santri terbiasa untuk bekerjasama dengan siapapun, sehingga kebiasaan tersebut terbawa sampai saat mereka benar-benar berada ditengah-tengah masyarakat yang sesungguhnya. Dengan latihan-latihan kecerdasan interpersonal santri akan berkembang terus-menerus dengan baik.

(11)

c. Sebagai Fasilitator

Pondok pesantren selain seabagi lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu agama, juga menyediakan begitu banyak kegiatan dan memudahkan santri dalam mengembangkan kecerdasan interpersonalnya sehingga para santri memiliki kecerdasan interpersonal yang baik.

Kemudahan yang ditawarkan Pondok Pesantren Al-Utsmani dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal santrinya adalah dengan melalui kegiatan-kegiatan yang ada, seperti kegiatan khitobah, kerja bakti, praktik mengajar sampai menanamkan akhlak serta memberikan contoh kepada santrinya bagaimana harusnya membangun relasi yang baik dengan orang lain.

Kegiatan-kegiatan yang disebutkan sangat membantu sekali dan mempermudah santri Pondok Pesantren Al-Utsmani mengembangkan kecerdasan interpersonalnya, sehingga mereka tidak melulu mendapatkan teori-teori saja untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal namun lebih langsung untuk mempraktikkan.

Referensi

Dokumen terkait

Pelanggan setuju untuk bertanggung jawab, memberi ganti rugi kepada kami dan membebaskan kami dari segala kewajiban yang mungkin kami derita atau biaya, kerusakan, atau pengeluaran

Aku Percaya akan Allah, Bapa yang maha kuasa, pencipta langit dan bumi. Dan akan Yesus Kristus, PuteraNya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Rohkudus, dilahirkan oleh

Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading - Perkantoran Plaza Pasifik Blok A3/59 Jl.. JAKARTA PUSAT Iris International, PT Komplek Perkantoran Duta Merlin Blok C

Penelitian yang sudah dilakukan sebanding dengan hasil penelitian dari Dera Cuci dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir

Dimana perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai kedewasaan, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan

Zhang (2007) mengajukan model pertumbuhan ekonomi dua sektor dalam waktu diskret, di mana dalam sistem produksi, produsen akan menghasilkan dua output (dua jenis produk)

Tidak ada hubungan yang signifikan antara ka - dar timbal (Pb) di udara ambien pada lingkungan kerja dengan anemia (kadar Hb darah) pada Pegawai UPTD Dinas Perhubungan Kota

Hasil tersebut tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suaryana (2005) dan Lin, et al (2006) dalam Sayuthi (2018) yang menemukan bahwa komite