HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI
WILAYAH KERJA BPS S JL. PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2013
ADETIARA FONDARIZKY, S.SiT
AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN
LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Perinatal (AKP) juga perlu
diketahui karena dapat merefleksikan tingkat kesehatan ibu hamil dan bayinya, serta standar
pelayanan kesehatan yang diberikan. Angka ini juga merupakan salah satu indikator terbaik
dari status sosial ekonomi masyarakat, daerah dan negara. Berdasarkan laporan Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, kasus balita gizi buruk di Kalsel cukup tinggi terjadi
sejak tahun 2001 tercatat 58 kasus dan tujuh orang di antaranya meninggal dunia, pada 2002
kasus gizi buruk tercatat 27 kasus sembilan diantaranya meninggal dunia. Pada tahun
selanjutnya kasusnya tidak juga berkurang, bahkan cenderung meningkat. Pada 2003 tercatat
32 kasus empat diantaranya meninggal, 2004 tercatat 48 kasus tujuh diantaranya meninggal
dunia. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, Rosehan Adhani, salah satu
penyebab masih tingginya kasus gizi buruk di Kalimantan Selatan, di antaranya karena masih
minimnya kesadaran masyarakat untuk menyusui bayinya dengan air susu ibu (ASI)
(Zainuddin, 2008).
Untuk mendukung pemberian ASI eksklusif di Indonesia pemerintah mencanangkan
Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) yang salah satu tujuannya adalah
untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai
(WHO), pemberian ASI Eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 450/MENKES/SK/VI/2004
tahun 2004.
Target pemberian ASI eksklusif adalah sebesar 85 %, sedangkan cakupan pemberian
ASI Eksklusif di wilayah kerja BPS S JL.Pekauman Banjarmasin pada tahun 2009 hanya
sebesar 3,4 % dan pada tahun 2010 cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sebesar 3 %.
Hasil studi pendahuluan melalui wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang ibu
yang memiliki bayi 0-6 bulan, sebagian besar ibu menyatakan bahwa mereka memberikan
makanan lain selain ASI pada bayi mereka. Sebanyak 6 orang ibu (60%) berpendidikan SD,
2 orang ibu (20%) berpendidikan SLTP dan 2 orang ibu (20%) berpendidikan SMA,
sedangkan tingkat pengetahuan ibu yang kurang terhadap ASI eksklusif diketahui karena
pada umumnya mereka memberikan makanan lebih awal dengan memberikan
bermacam-macam makanan lain seperti susu formula, air teh, nasi lembut, dan pisang terhadap bayi
mereka.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul ”Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Menyusui
Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja BPS S JL.
Pekauman Banjarmasin Tahun 2013.
METODE
Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectionaL. Populasi
pada penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia > 6-24 bulan di wilayah kerja
seluruh ibu yang memiliki bayi > 6 – 24 bulan di wilayah kerja BPS S JL. Pekauman
berjumlah 50 orang. Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Variabel
penelitian : Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan dan
pengetahuan ibu Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemberian ASI eksklusif.
Definisi Operasional (DO) Variabel
No Variabel Definisi Operasional Parameter dan Kategori Alat Ukur Skala Pengukuran 1 Tingkat
Pendidikan Jenjang pendidikan terakhir yang telah diselesaikan ibu. 1. Tinggi (Akademi/ Diploma /PT) 2.Menengah(SLT A/ Sederajat) 3.Dasar, (SD-SLTP/ sederajat)
Kuesioner Ordinal
2 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007).
1.Baik, jika jumlah jawaban benar 12-15 item
2.Cukup, jika jumlah jawaban benar 9-11 item 3.Kurang baik,
jika jumlah jawaban benar 6-8 item 4.Tidak baik jika
jumlah jawaban benar <6 item
Kuesioner Ordinal
3 Pemberian ASI eksklusif Ibu yang memberikan ASI kepada bayinya sedini mungkin setelah persalinan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan
1.Eksklusif 2.Tidak Eksklusif
Teknik Pengumpulan Data
Data primer : Untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara membagikan kuesioner kepada ibu – ibu menyusui dan yang memiliki bayi usia > 6–
24 bulan. Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari dokumentasi BPS S JL.
Pekauman. Alat dan instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah kuesioner.
HASIL
Analisa Univariat Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja BPS S JL. Pekauman Banjarmasin Tahun 2013.
Pemberian ASI Jumlah Persentase (%)
Eksklusif 22 44
Tidak Eksklusif 28 56
Jumlah 50 100
Sumber : data primer, tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 50 responden sebagian besar
tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 28 responden (56%).
2). Tingkat Pendidikan Ibu
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Di Wilayah Kerja BPS S JL. Pekauman Banjarmasin Tahun 2013.
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
Tinggi 13 26
Menengah 14 28
Dasar 23 46
Jumlah 50 100
Sumber : data primer, tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.5 dari 50 orang responden tingkat pendidikan ibu
terbanyak adalah tingkat pendidikan dasar sebanyak 23 orang (46%).
3). Pengetahuan Ibu
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Di Wilayah Kerja BPS S JL. Pekauman Banjarmasin Tahun 2013.
Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Baik 12 24
Cukup 12 24
Kurang Baik 17 34
Tidak Baik 9 18
Jumlah 50 100
Sumber : data primer, tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.6 dari 50 responden pengetahuan ibu tentang pemberian
ASI Eksklusif terbanyak adalah pengetahuan kurang baik sebanyak 17 orang
(34%).
b. Analisa Bivariat
1). Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.7 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja BPS S JL. Pekauman Banjarmasin Tahun 2013.
Tingkat Pendidikan
Pemberian ASI
n % Eksklusif Tidak Eksklusif
N % n %
Tinggi 10 76,9 3 23,1 13 100
Dasar 6 26,1 17 73,9 23 100
Jumlah 22 44 28 56 50 100
Uji Pearson Chi-Square = 0,013 (< = 0,05) Sumber : data primer, tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 13 ibu dengan tingkat
pendidikan tinggi yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 10 orang (76,9%),
dari 14 ibu dengan tingkat pendidikan menengah yang memberikan ASI Eksklusif
sebanyak 6 orang (42,9%) dan dari 23 ibu dengan tingkat pendidikan dasar yang
memberikan ASI Eksklusif sebanyak 6 orang (26,1%).
Hasil analisa statistik dengan uji Pearson Chi-Square, didapatkan nilai
=0,013 (<0,05) yang menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan
dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja BPS S JL. Pekauman
Banjarmasin Tahun 2013.
2) Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di
Wilayah Kerja BPS S JL. Pekauman Banjarmasin Tahun
2013.
Pengetahuan
Pemberian ASI
n %
Eksklusif Tidak Eksklusif
N % N %
Baik 12 100 0 0 12 100
Cukup 8 66,7 4 33,3 12 100
Kurang Baik 1 5,9 16 94,1 17 100
Tidak Baik 1 11,1 8 88,9 9 100
Jumlah 22 44 28 56 50 100
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 12 ibu dengan pengetahuan
baik yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 12 orang (100%), dari 12 ibu
dengan pengetahuan cukup yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 8 orang
(66,7%), dari 17 ibu dengan pengetahuan kurang baik yang memberikan ASI
Eksklusif sebanyak 1 orang (5,9%) dan dari 9 ibu dengan pengetahuan tidak baik
yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 1 orang (11,1%). Hasil analisa statistik
dengan uji Pearson Chi-Square didapatkan nilai =0,000 ( < 0,05) yang
menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja BPS S JL. Pekauman Banjarmasin Tahun 2013.
PEMBAHASAN
1. Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4.4 dari 50 responden sebanyak 28 responden (56%) yang tidak
memberikan ASI Eksklusif. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden
tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan.
2. Tingkat Pendidikan Ibu
Berdasarkan tabel 4.5 dari 50 orang responden tingkat pendidikan ibu terbanyak
pada tingkat pendidikan dasar sebanyak 23 orang (46%). Pendidikan merupakan
penuntun manusia untuk mendapatkan informasi sehingga mampu meningkatkan
3. Pengetahuan ibu
Berdasarkan tabel 4.6 dari 50 responden pengetahuan ibu tentang pemberian ASI
Eksklusif terbanyak pada pengetahuan kurang baik sebanyak 17 orang (34%). Menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
4. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 13 ibu dengan tingkat pendidikan
tinggi yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 10 orang (76,9%), dari 14 ibu dengan
tingkat pendidikan menengah yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 6 orang
(42,9%) dan dari 23 ibu dengan tingkat pendidikan dasar yang memberikan ASI
Eksklusif sebanyak 6 orang (26,1%). Hasil analisa statistik dengan uji Chi-Square,
didapatkan nilai =0,013 (<0,05) yang menunjukkan ada hubungan tingkat pendidikan
dengan Pemberian ASI Eksklusif. Hasil penelitian dari 50 responden, didapat sebanyak
23 orang (46%) yang berpendidikan dasar dan yang memberikan ASI Eksklusif hanya 6
orang (26,1%).
5. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 12 ibu dengan pengetahuan baik
yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 12 orang (100%), dari 12 ibu dengan
pengetahuan cukup yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 8 orang (66,7%), dari 17
ibu dengan pengetahuan kurang baik yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 1 orang
(5,9%) dan dari 9 ibu dengan pengetahuan tidak baik yang memberikan ASI Eksklusif
=0,000 ( < 0,05) yang menunjukkan ada hubungan pengetahuan dengan Pemberian
ASI Eksklusif. Hasil penelitian dari 50 responden, didapat sebanyak 17 orang (34%)
yang berpengetahuan kurang baik yang memberikan ASI Eksklusif hanya 1 orang
(5,9%).
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu
menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja BPS Sariwati Tahun 2013.
Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Responden yang memberikan ASI Eksklusif, sebanyak 22 orang (44%) dari 50 responden.
2. Responden sebagian besar berpendidikan dasar, sebanyak 23 orang (46%) dari 50
responden.
3. Responden sebagian berpengetahuan kurang baik, sebanyak 17 orang (34%) dari 50
responden.
4. Ada hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan pemberian ASI Eksklusif (
= 0,013 < = 0,05).
5. Ada hubungan antara pengetahuan responden dengan pemberian ASI Eksklusif (= 0,000
< = 0,05)
SARAN
1. Bagi ibu hamil meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan khususnya ASI
2. Bagi tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kalumpang agar lebih meningkatkan
penyuluhan secara lebih intensif dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan ibu hamil khususnya mengenai ASI Eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia Masih Rendah. [Diakses tanggal 20 Oktober 2011]. Didapat dari: www.investor.co.id/family.
A. Tasya. ASI Eksklusif. [Diakses tanggal 20 Oktober 2011]. Didapat dari: aimi-asi.org/2008/08/indonesia-dan-asi.
Budiarto Eko. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC; 2001.
Hariyanti R. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif. Banjarbaru: 2005.
Hidayat A.A.A. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2007.
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2002.
Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
Saifuddin A.B. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPK-KR dan POGI; 2001.
Siregar A. Pemberian ASI Eksklusif Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. 12 juni 2004 [Diakses tanggal 20 Oktober 2011]. Didapat dari: http :library.usu.ac.id.
Sisdiknas.Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 & Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara; 2009.
Wawan A, Dewi M. Teori & Pengukuran Pengetahuan sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005.