• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Menurut Phillips, pendekatan atau sering pula disebut paradigma ialah seperangkat asumsi, baik tersurat maupun tersirat, yang menjadi landasan bagi gagasan-gagasan keilmuan. (Ihalauw, 1985:21). Dalam melakukan penelitian ini penulis akan melakukan pendekatan konstruktivisme. Pendekatan ini menganggap bahwa kebenaran itu ada di lapangan dan tidak harus ditentukan oleh adanya keyakinan terhadap kebenaran teoritis tertentu. Pendekatan ini juga beranggapan bahwa objektivitas adalah hal yang mustahil karena dalam menentukan suatu kebenaran subjektifitas dari individu akan turut berpengaruh. Oleh sebab itu pendekatan ini menganggap bahwa masing-masing fenomena dan lokasi penelitian mempunyai kebenarannya sendiri yang tidak harus ditentukan oleh dasar teori tertentu. Pendekatan constructionism akan menguji kebenaran teori-teori yang sudah ada berdasarkan kebenaran di lapangan.

Pendekatan konstruktivisme ini identik dengan metode penelitian kualitatif. Menurut Bodgan dan Biklen, metode penelitian kualitatif memiliki 5 ciri-ciri yaitu, perangkat alami merupakan sumber langsung data, dan penulis sendiri adalah instrument kunci (pokok), data yang dikumpulkan bukan merupakan angka-angka melainkan dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bertalian dengan proses dan hasil, cenderung bersifat induktif karena penelitian kualitatif tidak menguji hipotesis melainkan melaporkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, penelitian kualitatif peduli terhadap bagaimana hidup sasaran penelitian tersebut. (Sigit, 1999 :155).

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan konstruktivisme yang akan menguji kebenaran teori-teori yang sudah ada berdasarkan kebenaran di lapangan, dengan demikian arah pendekatan ini cenderung bersifat induktif karena penelitian kualitatif tidak menguji hipotesis melainkan melaporkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, penelitian kualitatif peduli terhadap bagaimana hidup sasaran penelitian tersebut. (Sigit, 1999 :155).

(2)

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu penelitian dasar atau penelitian murni dan penelitian terapan. Penelitian dasar adalah penelitian yang prosesnya formal dan sistematik yang tujuannya untuk mengembangkan teori atau model, atau untuk menemukan penggeneralisasian kaidah yang bertalian dengan ilmu, sedangkn penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah nyata atau dasar teori-teori yang dapat digunakan dengan tujuan untuk menguji teori dalam dunia nyata. (Sigit, 1999: 18).

Tiga macam jenis penelitian adalah penelitian eksploratif, deskriptif, dan eksplanatoris. Penelitian eksploratif adalah penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk memberikan ciri-ciri intrinsic suatu hal yang belum dipahami sama sekali oleh penulis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan suatu fenomena. Penelitian deskrisptif juga bermaksud memberikan pemerian secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. (Husaini, 1996: 4). Sedangkan penelitian eksplanatoris adalah penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu untuk menggambarkan budaya lesbian yang lazim terdapat masyarakat Thailand serta usaha mereka untuk dapat diterima dalam masyarakat yang terdapat dalam Film Yes or No dengan menggunakan pendekatan semiologi Roland Barthes.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis semiotika terhadap simbol-simbol verbal maupun non verbal yang terdapat dalan Film Yes or No dengan menggunakan pengamatan yang bertumpu pada dimensi paradigmatik atau ideologi serta diksi dan parole, dengan berpedoman pada metode semiologi Roland Barthes, yakni konsep denotasi, konotasi atau mitos yang adalah konotasi yang mengental mengenai suatu simbol dimana proses pengentalannya biasanya berjalan cukup lama, bisa beberapa atau bisa cepat sekali kalau terjadi ’revolusi’

(3)

yang merupakan ’pembalikan’ nilai-nilai, makna, mitos-mitos (Hartiningsih, 2008). Biasanya mitos dibicarakan dalam kaitan dengan kebudayaan massa serta mengacu pada interpretasi penulis yang tentu akan dipengaruhi juga oleh latar belakang budaya dan ideologi yang melekat dalam diri penulis sesuai dengan konsep semiologi Barthes yang lebih menekankan pemaknaan pada komunikan karena komunikan mempunya peran aktif dalam tahap konotasi (The death of

author) tanpa mengesampingkan budaya masyarakat Thailand, yang menjdi setting tempat film ini.

3.4 Unit Analisa dan Unit Pengamatan

Unit analisa adalah suatu unit yang kepadanya kesimpulan akan diberlakukan. Unit analisa ini merupakan subjek penelitian yang akan diteliti. Sedangkan unit pengamatan adalah suatu unit yang daripadanya data akan didapatkan.

Unit analisa dalam penelitian ini adalah konstruksi pesan film Yes or No itu sendiri, sedangkan unit amatan yang akan menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Judul film

2. Pemilihan tokoh-tokoh utama

3. Setting dan isi cerita (Simbol-simbol verbal dan non verbal dimana penulis akan membreakdown film tersebut untuk dapat memperoleh data untuk diteliti baik berupa dialog ataupun adegan dalam film ini.) 4. Soundtrack film

3.5 Jenis Data dan Sumber Informasi

Jenis data dibagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh setelah diolah oleh pihak kedua dari pihak pertama. Dalam penelitian ini data primer adalah korpus data yang merupakan

(4)

melalui studi literature baik itu buku, artikel, ataupun website yang berkaitan dengan penelitian ini.

Sumber informasi adalah orang, institusi, atau data yang tersedia yang dapat memberikan informasi/data yang bisa diperoleh lewat wawancara atau perekaman Sumber Informasi dalam penelitian ini adalah buku-buku literature, artikel, dan website yang terkait serta film Yes or No yang merupakan sumber informasi utama dalam penelitian ini.

3.6 Teknik Pengambilan Data

Tehnik pengambilan data dalam penelitian ini adalah: a. Observasi

Data primer dalam penelitian ini adalah film yang akan diambil dengan cara observasi dimana dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan film ini dari judul film, kru film, sinopsis film, serta tokoh-tokoh utama dan pembantu utama dalam film ini, dan kemudian membreakdown atau merinci film ini ke dalam tiap-tiap scene berdasarkan

setting tempat dari film tersebut, serta memberikan data original soundtrack yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yang

penulis unduh dari situs Youtube.

Selanjutnya, dari data hasil breakdown tersebut, penulis akan mengambil beberapa data yaitu judul film, tokoh-tokoh utama, setting yang digunakan, scene-scene yang akan digunakan sebagai data-data kunci, alur cerita, dan soundtrack film dengan batasan konsep penerimaan masyarakat yang kemudian akan dianalisis menggunakan teori-teori yang telah dipaparkan dalam Bab II.

b. Dokumentasi

Untuk pengambilan data sekunder, penulis menggunakan teknik dokumentasi. Teknik ini merupakan pengumpulan data sekunder mengenai objek dan lahan penelitian yang didapatkan dari sumber tertulis, seperti arsip, dokumen resmi, majalah film bulanan, tulisan-tulisan dalam situs

(5)

internet yang dapat mendukung analisa penelitian tentang simbol-simbol dan pesan yang terdapat dalam film.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini akan terbagi menjadi dua, yaitu: a. Interpretasi Makna

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode penafsiran dua tahap dari semiologi Roland Barthes. Tahap pertama adalah tahap denotatif untuk melihat budaya lesbian dalam masyarakat Thailand yang dikukuhkan dalam film Yes Or No ini dengan menggunakan teori semiologi Roland Barthes dan teori norma budaya Melvin DeFleur.

Sedangkan tahap kedua adalah tahap konotatif untuk mengetahui usaha kaum lesbian untuk tidak hanya diakui keberadaanya tetapi juga dapat diterima oleh masyarakat yang disampaikan melalui film Yes Or No ini dengan menggunakan teori semiologi Roland Barthes dan teori norma budaya Melvin DeFleur serta didukung oleh teori perubahan sosial.

Objek penelitian dalam interpretasi makna ini adalah: 1. Judul film

2. Tokoh utama dan tokoh pembantu utama 3. Setting tempat dan isi cerita

4. Soundtrack film b. Konstruksi Pesan

Dalam menganalisis konstruksi pesan ini, penulis akan berusaha untuk bersikap kritis dalam melihat bagaimana komunikator membangun tanda-tanda dalam film ini sehingga film ini dapat diterima tidak hanya di Thailand tetapi juga di negara-negara lain yang masih memegang kuat budaya heteroseksual seperti China, Taiwan, Hongkong, Filipina, dan bahkan di Indonesia. Objek penelitian dalam konstruksi pesan ini adalah:

1. Judul film

2. Latar belakang karakter tokoh 3. Setting dan isi cerita

(6)

4. Teknik pengambilan gambar

3.8 Sinopsis Film Yes Or No

Pie yang tidak betah dengan pasangan kamar lamanya akhirnya memutuskan untuk pindah ke kamar baru. Di kamar baru, Pie bertemu dengan Kim, teman sekamar barunya yang berpenampilan seperti laki-laki. Saat pertama melihat Kim, Pie langsung memiliki kesan yang buruk dan menganggap bahwa Kim adalah seorang lesbian, seperti teman sekamarnya sebelumnya. Oleh karena Pie tidak suka dengan lesbian, ia langsung meminta pergantian kamar lagi. Namun, pihak asrama tidak mengijinkan Pie pindah karena ia baru saja pindah kamar. Pie akhirnya tetap tinggal dengan Kim. Pie pun memasang pembatas agar Kim tidak mendekatinya. Tidak hanya itu Pie pun melarang Kim untuk membuat kegaduhan dan melarang Kim bermain game karena mengganggunya belajar.

Di sisi lain, Jane, mantan teman sekamar Pie yang sedang patah hati jatuh cinta pada Kim karena ia melihat Kim sebagai sosok yang baik dan juga perhatian karena Kim menghiburnya ketika ia sedang menangis. Perlahan-lahan, Pie mulai membuka hatinya untuk berteman dengan Kim. Karena kebaikan dan ketulusan Kim, akhirnya Pie luluh dan mau berteman dengan Kim. Kedekatan Pie dan Kim semakin menjadi-jadi semenjak Kim membuatkan Pie makanan, mengajak Pie makan di kafe dan juga bersikap baik kepada Pie. Akhirnya mereka mulai menyadari perasaan mereka masing-masing yang saling menyukai. Mereka pun resmi berpacaran.

Namun, karena salah paham pada Jane, Pie marah pada Kim dan pulang ke rumahnya. Kim nekad mendatangi rumah Pie dan menemui ibu Pie serta menjelaskan hubungan mereka berdua. Ibu Pie marah dan karena takut pada kemarahan ibunya, Pie menyanggah hubungan mereka berdua. Kim yang sakit hati pulang ke rumah ayahnya dan keluar dari asrama. Pie menjadi sangat menyesal dan ia sadar bahwa ia benar-benar menayangi Kim. Akhirnya, Pie memutuskan untuk menemui Kim dan meminta maaf.

(7)

Hubungan keduanya pun kembali membaik dan mereka bertekad untuk menghadapi orang-orang yang menentang hubungan mereka.

Referensi

Dokumen terkait

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) untuk mengoptimalkan kemampuan melompat, guru menjelaskan langkah-langkah permainan secara berurutan

Tujuan pengelolaan sumber daya ikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, dan sekaligus untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan (SDI)

Pada tahun 1823, beberapa warga membentuk Asosiasi Belanda untuk Perbaikan Moral Narapidana untuk memperbaiki moral para tahanan dengan memerangi perusakan moral

Pada edisi ini, Teknika mempublikasikan artikel-artikel yang ditulis oleh staf pengajar dari beberapa kampus seperti Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas

7 Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai M atau moderasi yang diperoleh dari perkalian antara kepemilikan keluarga dengan strategi bisnis memiliki koefisien regresi positif

menjalankan kewenangan Judicial Review; 1) Dalam melaksanakan pengujian MK tidak boleh membuat putusan yang bersifat mengatur, 2) Dalam melakukan pengujian, MK tidak boleh

(2011) berkembang ke dalam bentuk dimensi yang lebih spesifik, antara lain adalah; Conversational skill, play skill keterampilan sosial yang terdiri dari kemampuan

Program Intervensi Narimo Ing Pandum untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis keluarga pasien skizofrenia.. Jurnal Intervensi