• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 Latar Belakang

Persoalan bangsa Indonesia yang selama ini dibicarakan banyak pihak terutama berkaitan dengan dunia pendidikan yaitu harus lebih berperan aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia yang terdidik. Salah satunya isu yang masih hangat diperbincangkan adalah krisisnya nilai-nilai karakter, nilai-nilai konservasi dan keterampilan berpikir kreatif bangsa sehingga dengan melalui berbagai jenjang pendidikan dapat meningkatkan dan mencerminkan nilai-nilai yang baik. Menurut (Ghufron & Rini, 2010) Nilai-nilai yang ditandai dengan adanya semakin meningkatnya kejahatan dan tindakan-tindakan yang tidak mencerminkan nilai-nilai karakter bangsa. Permasalahan tersebut sangat mengemuka apabila prilaku tersebut beranggapan bahwa seolah-olah materi, benda dan uang menjadi segala-galanya sehingga dapat mengancam terkikisnya nilai-nilai kehidupan manusia (Wening, 2012).

Permasalahan yang banyak ditemui dalam kehidupan salah satu menurunya kualitas moral atau nilai-nilai dan kurangnya keterampilan dalam berpikir kreatif terutama dikalangan siswa. Menurut (Sudrajat, 2011) Sekolah dituntut untuk menyelenggarakan nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat bertanggungjawab untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik. Permasalahan tersebut selain menurunnya kualitas nilai-nilai karakter namun telah ditemui adanya penurunan nilai nilai dalam konservasi, hal ini menjadi sorotan tidak baik oleh masyarakat. Sorotan tersebut merupakan sikap dan kearifan lokal sebagai ciri khasnya salah satunya yaitu nilai-nilai konservasi terhadap lingkungan dan sumberdaya alam (Istiawati, 2016). Selain mengembangkan nilai-nilai yang baik keterampilan dalam berpikir kreatif juga bermanfaat membantu siswa untuk menciptakan suatu ide yang berdasarkan pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan berbagai permasalah dengan sudut pandang yang berbeda (Putra et al., 2016).

Menghadapi kenyataan tersebut sehinga sangat penting adanya pengembangan pendidikan nilai konservasi, nilai karakter dan keterampilan berpikir kreatif melalui jenjang pendidikan. Menurut (Mansyur et al., 2016)

(2)

Pendidikan memberikan kemungkinan pada peserta didik untuk mendapatkan kesempatan, harapan dan pengetahuan agar dapat hidup lebih baik selain itu, menjadi generasi penerus bangsa yang diharapkan memiliki kualitas yang tentunya melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam belajar dan mengarahkan terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam menempuh kehidupan. Perlu di ketahui bahwa pendidikan karakter dan konservasi memiliki tujuan agar potensi intelektual yang mereka miliki seimbang dengan kecerdasan emosional, social dan spiritual yang dibutuhkan untuk berkompetisi pada level internasional (Handoyono & Tijin, 2010).

Menurut (Nugroho, 2013) guru yang mengharapkan peningkatan nilai-nilai karakter dan nilai-nilai konservasi kepada peserta didiknya maka guru diminta untuk dapat membimbing peserta didik lebih berkembang sesuai dengan kemampuan intelektual maupun motoriknya. Hakikatnya guru merupakan bagian dari sistem pendidikan sehingga guru mampu meningkatkan perubahan dari proses pembelajaran yang lebih mengutamakan pada keterampilan berpikir tingkat bawah ke pembelajaran berpikir tingkat tinggi karena proses pembelajaran hendaknya berlansung secara interaktig, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi akif, serta memberikan uang yang cukup bagi kreativitas dan kemandidiran sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (N Nurdiansyah & Amalia, 2015).

Berdasarkan hasil cacatan dilapang dan wawancara yang diperoleh bahwa terkait proses pembelajaran diberbagai jenjang pendidikan khususnya di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMA Muhammadiyah 1 Babat selama beberapa bulan ini kondisi di lapang yang tidak baik sehingga menggunakan sistem daring (online) atau proses pembelajaran dirumah. Permasalahan tersebut dikarenakan adanya pandemi Covid-19 sehingga proses pembelajaran di masa pandemi ini tidak berjalan dengan baik dikarenakan hadirnya wabah Covid-19 hal ini pemerintah memberikan kebijakan social distancing maupun physcal distancing guna menimalisir penyebaran Covid-19 yang memberikan dampak terhadap semua elemen pendidikan untuk mengaktifkan kelas meskipun sekolah tutup. Penutupan sekolah tersebut menjadi salah satu langkah paling efektif untuk menjaga

(3)

penyebaran wabah pada anak-anak. Solusi yang diberikan yaitu dengan memberlakukan pembelajaran dirumah atau menggunakan siswa daring (online) dengan memanfaatkan berbagai fasilitas penunjang yang mendukung (Herliandry et al., 2020). Pembelajaran daring dilakukan dengan sesuai kemampuan masing-masing sekolah. Belajar dengan menggunakan daring dapat menggunakan teknologi digital seperti google clas room, rumah belajar, zoom, vidio coverence, telepon atau live chat dan lainya (Dewi, 2020).

Pembelajaran pada dasarnya merupakan cara untuk menempatkan siswa kedalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat mencapai tujuan belajar masing-masing sesuai yang diinginkan. Kenyataanya dalam realita sosial pada proses pembelajaran guru masih kurang memperhatikan perbedaan individual anak, dengan demikian didalam proses pembelajaran akan mengubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu dan anak dari yang tidak paham menjadi paham. Siswa tidak hanya cukup untuk memahami dan mengerti tentang terori tetapi juga mampu mengelolah dirinya serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari yang diperoleh di bangku sekolah atau perguruan tinggi dan menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan. Permasalahan tersebut termasuk dalam proses pendidikan yang mana siswa mampu menanamkan ciri, sifat, watak, jiwa peduli, mandiri, tanggung jawab dan cakap dala kehidupan (Suyitno, 2012).

Menurut (Muhroji et al., 2015) pembelajaran secara aktif dan menyenangkan perlu dikembangkan untuk mempermudah penyampaian tentang pendidikan karakter. Pentingnya pembelajaran yang aktif untuk mendorong siswa lebih bergerak dan memiliki keterampilan berpikir kreatif. Berdasarkan hal tersebut setiap siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif yang berbeda-beda sehingga perlu adanya pengeksplorasian untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Kemampuan berpikir kreatif perlu ditanamkan kepada siswa dengan tujuan agar siswa memiliki pengalaman dalam dunia kerja dan manjadi penentu dari keunggulan suatu bangsa yang memiliki kreativitas sumberdaya manusia yang baik (Moma, 2015).

Berdasarkan penelitian terdahulu (Yeni Nur Asiyah, 2019) mengungkapkan penggunaan model pembelajaran CBL terhadap nilai-nilai karakter dan nilai-nilai

(4)

konservasi siswa masih belum memberikan adanya kelanjutan untuk merubah nilai-nilai siswa, tetapi pada penelitian ini hanya mengamati dan memperoleh nilai-nilai-nilai-nilai siswa, diantaranya nilai-nilai konservasi yaitu nilai kreativitas, nilai loyal, nilai inspiratif, sifat humanis, nilai peduli dan nilai kreatif. Sedangkan, pada nilai-nilai karakter diantaranya yaitu nilai jujur, nilai toleransi, nilai disiplin, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai rasa ingin tahu dan nilai peduli lingkungan Namun demikian seharusnya nilai-nilai tersebut dapat diaktualisasikan atau diterapkan dalam perilaku sehari-hari, dalam arti dihayati dan diamalkan (Widyaningsih et al., 2014). Pada Penelitian yang dilakukan (Tifani Nadia Arini, 2019) pada penggunaan model pembelajaran CBL terhadap kemampuan berpikir kreatif, dimana siswa dituntut dapat menciptakan berbagai karya ilmiah/produk yang bersumber dari dirinya sendiri yang divariasikan agar tidak mirip atau dengan karya ilimiah/produk yang sudah ada dan dapat membantu memberikan manfaat bagi siswa dalam pengembangan suatu produk yang diinginkan. Hal ini dapat kita ketahui terdapat nilai-nilai yang muncul pada peserta didik seperti nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain, dan memiliki nilai tanggung jawab.

Salah satu cara mengatasi permasalahan diatas yaitu dengan melihat pengaruhnya model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL) terhadap perolehan nilai karakter, nilai konservasi dan berpikir kreatif siswa. Menurut (Sukarsono et al., 2020) Model pembelajarn CBL mengfokuskan adanya tindak lanjut agar siswa melaksanakan pengembangan konsep sampai dengan tahap perencanaan dan kegiatan yang ada. Model pembelajaran CBL adalah model pembelajaran berbasis aktivitas konservasi manusianya. Konservasi sendiri merupakan melindungi alam untuk kepentingan sendiri dan gerakan yang berfokus untuk memberikan manfaat kepada orang-orang (Sandbrook, 2015). Nilai dasar ini selanjutnya akan dicapai dengan mengaplikasikan nilai-nilai instrumental yang lebih bersifat oprasinoal. Nilai-nilai instrumental dapat digalih dan diperoleh oleh guru dan siswa sebelum, selama dan setelah proses permbelajaran berlansung. Hal inilah yang kemudian di harapkan secara perlahan akan menciptakan krakter siswa menjadi manusia yang memiliki nasionalisme, intgritas, kemandirian, gotong

(5)

royong dan religious. Karakter yang lebih mendominasi dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran, hal ini didukung dengan adanya pengembangan karakter siswa dan peduli lingkungan (Sukarsono et al., 2019).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul tentang model “Pengaruh Model Pembelajaran Conservation Based Learning (CBL) Melalui Sistem Daring Terhadap Nilai Karakter, Nilai Konservasi dan Berpikir Kreatif Siswa 2 SMA Di Jawa Timur)”.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Conservation Bsed Learning (CBL) dapat meningkatkan Nilai-Nilai Karakter siswa?

2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL) dapat meningkatkan Nilai-Nilai Konservasi siswa?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Conservasi Based Learning (CBL) terhadap keterampilanBerpikir Kreatif siswa?

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL) dan meningkatkan Nilai-Nilai Karakter siswa.

2. Menganalisis pengaruh model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL) dan meningkatkan Nilai-Nilai Konservasi siswa.

3. Menganalisis pengaruh model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL) dan meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini secara teoritis dan praktis yang diharapkan bermanfaat untuk semua pihak yakni:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi penting terhadap dunia pendidikan khususnya dalam peningkatan ketrampilan berpikir kreatif dan

(6)

nilai-nilai siswa yang baik dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat melalui model pembelajaran Conservation Based Learning (CBL).

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa, penelitian ini akan memberikan kontribusi positif bagi siswa untuk meningkatkan berpikir kreatif dan nilai-nilai siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat.

2. Bagi Guru, Model pembelajaran CBL dapat dijadikan sebagai salah satu variasi model pembelajaran untuk meningkatkan perolehan nilai-nilai dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

3. Bagi Sekolah, sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan kegiatan dalam proses belajar mengajar, terkhusus sekolah di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMA Muhammadiyah 1 Babat

4. Bagi Peneliti lain, dapat dijadikan wawasan pengetahuan dan pelaksanaan pembelajaran Model Pembelajaran CBL.

Batasan Istilah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar penelitian tidak meluas dan lebih terarah maka penulis melakukan ruang lingkung penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan sistem daring (online).

2. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMA Muhammadiyah 1 Babat

3. KD (Kompetensi Dasar) yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu materi bakteri kelas X semester Ganjil.

4. Platfrom yang digunakan SMA Negeri 3 Sidoarjo pada kelas CBL adalah WattsApp, Google Meet dan Google Docs. Sedangkan pada kelas Non CBL menggunakan WattsApp dan Google Docs.

5. Platfrom yang digunakan SMA Muhammadiyah 1 Babat pada kelas CBL adalah WattsApp dan Google Docs. Sedangkan pada kelas Non CBL menggunakan Google Class Room.

(7)

Definisi Istilah

Definisi istilah untuk menghindari kesalahpahaman dan perbedaan penafsiran dengan istilah-istilah dalam penelitian, istilah-istilah tesebut adalah:

1. Model pembelajaran CBL adalah model pembelajaran berbasis konservasi atau Conservation Based Learning dan diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai yang penting dan dapat memperbaiki perilaku siswa yang memiliki keinginan baik terhadap lingkungan (Sukarsono et al., 2018).

2. Pembelajaran daring adalah suatu program penyelenggaran kelas pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet atau jaringan (Bilfaqih & Qomarudin, 2015)

3. Nilai-nilai karakter adalah cara belajar seseorang dalam menanggapi segala situasi. Karakter merupakan sikap yang nyata yang seharusnya di lakukan ketika sedang berhadapan dengan orang lain (Mumpuni, 2018).

4. Nilai-nilai konservasi adalah Nilai etika yang memiliki hubungan antara manusia dengan alam atau lingkungan (Utina, 2018).

5. Berpikir kreatif adalah merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi yang akan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat dan setiap manusia pasti akan mengalami masalah sehingga diperlukan kreativitas untuk memcahkan permasalahan (Rohim et al., 2012).

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan memberikan kemungkinan pada peserta didik untuk memperoleh “kesempatan”,”harapan”, dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya kesempatan dan

Sesuai dengan fungsi laboratorium sekolah, sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran, maka kedudukan laboratorium dalam organisasi sekolah berada di

Hasil yang diperoleh adalah daya serap siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bua dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan metode Grafik berada pada

Efektivitas Pengelolaan Retribusi Parkir adalah berhasil atau tidak upaya- upaya yang dilakukan oleh UPTD Perparkiran Kota Parepare untuk meningkatkan hasil

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah ada baiknya pihak perusahaan menentukan jumlah crew dengan efisien sesuai dengan ketersediaan akomodasi

Keseimbangan labil : Sebuah pararel epipedum miring ( balok miring ) yang bidang diagonalnya AB tegak lurus pada bidang alasnya diletakkan diatas bidang datar, maka ia dalam

Penelitian mengenai bakteri penghasil biosurfaktan telah banyak dilakukan, baik dengan menumbuhkan pada substrat larut air maupun tidak larut��� Carillo et al��� (199�)

Laporan tugas akhir ini bertujuan untuk menjelskan tentang peranan Room attendant Departement dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan Room attendant terhadap