• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN

KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI

PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN

Iswahyudi Dwi Nurcahyo; Gunawarman Hartono

Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480

Yoyox99@yahoo.com; guna@binus.edu

ABSTRACT

This research executes a working measurement or time study of each operator on three work stations in the finishing line. From the calculation, it is identified that workload of each operator is very low with an average efficiency of 28%. The number of operators can be optimized from nine to three people, so that work efficiency will increase to approximately 85%. To better see the potency of work element repair with no added value, Yamazumi loading chart is created. Meanwhile, to ensure that the process works, a work standardization of process flow diagrams and sequence of work, takt time, and cycle time is implemented, where the cycle time must be set after the proposed improvements are implemented.

Keywords: efficiency, finishing line, Yamazumi loading chart, work standardization

ABSTRACT

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kerja atau studi waktu masing-masing operator pada tiga stasiun kerja yang ada di finishing line. Dari hasil perhitungan diketahui beban kerja masing-masing operator sangat rendah dengan efisiensi rata-rata sebesar 28%. Jumlah operator sebelumnya sembilan orang dapat dioptimalkan menjadi tiga orang sehingga efisiensi kerja akan meningkat menjadi sekitar 85%. Untuk memudahkan melihat potensi perbaikan elemen kerja yang tidak mempunyai nilai tambah, dibuatkan yamazumi loading chart. Dan untuk menjaga agar proses berjalan dengan baik dilakukan standarisasi kerja mengenai diagram aliran proses dan urutan kerja, takt time, maupun cycle time, di mana cycle time harus ditetapkan setelah usulan perbaikan ini diimplementasikan.

(2)

PENDAHULUAN

Persaingan industri manufaktur yang semakin ketat dan bertaraf global menuntut setiap perusahaan mempunyai strategi yang unik untuk menjaga produknya dapat dikirim ke pelanggan secara tepat waktu dengan tanpa meneruskan cacat. PT TMMIN selalu berupaya untuk meningkatkan OK rasio output produksinya melalui quality engineering dan mencegah part cacat lolos ke proses berikutnya melalui finishing line. Permasalahan yang dihadapi PT TMMIN adalah dengan meningkatnya OK rasio produk, efisiensi kerja bagian finishing akan turun. Oleh karena perlu dilakukan evaluasi beban kerja pada finishing line untuk mendapatkan jumlah operator dengan beban kerja yang optimal yang akan berdampak pada efisiensi proses dan penurunan biaya operasional. Serta diperlukan standarisasi elemen kerja setelah dilakukan perbaikan proses kerja agar proses kerja dapat berjalan dengan baik.

Naskah ini telah dipresentasikan dan direvisi sesuai dengan saran/masukan pada Seminar Nasional (Call for Paper) yang diselenggarakan oleh BKTI-PII bersamaan dengan acara Konvensi Nasional Pertama BKTI-PII 2012 di Jakarta, pada tanggal 29 Juni 2012 dan termuat dalam buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Industri dengan No. ISBN.

Mengacu pada pendapat Wignjosoebroto (2008) pengertian dari penelitian kerja adalah suatu aktivitas yang ditujukan untuk mempelajari prinsip–prinsip dan teknik–teknik guna mendapatkan suatu rancangan system kerja yang terbaik.

Studi waktu adalah proses menentukan waktu yang diperlukan bagi seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan performansi yang telah didefinisikan. Pengukuran waktu secara langsung dilakukan dengan stopwatch yang disebut

stopwatch time study. Pada aktivitas pengukuran waktu pekerjaan diurai menjadi elemen-elemen

kerja. Terdapat tiga aturan yang harus diikuti untuk membagi suatu proses operasi kerja ke dalam elemen-elemen kerja yaitu sebagai berikut: (1) elemen-elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin akan tetapi masih mudah untuk diukur waktunya dengan teliti; (2) handling time seperti

loading dan unloading time harus dipisahkan dari machining time; (3) elemen-elemen kerja yang

konstan harus dipisahkan dengan elemen kerja yang variabel.

Untuk menetapkan jumlah pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan:

Untuk menguji keseragaman data dengan menggunakan control chart dengan persamaan:

Selanjutnya, menurut Wignjosoebroto (2008):

(3)

Waktu Normal = Waktu Pengamatan x Performance rating

Waktu longgar diberikan guna menghadapi kondisi–kondisi seperti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan, keterlambatan material, dan lain–lainnya. Dalam penelitian ini waktu longgar ditentukan berdasarkan tabel ILO.

Analisis operasional lini adalah suatu metode untuk menganalisis kondisi timbul dan penyebab terjadinya gangguan pada lini operasional dengan mengobservasi seluruh gerakan mulai dari step persiapan melakukan sebuah unit pekerjaan sampai selesai pekerjaan tersebut, dan juga memeriksa rasio waktu pelaksanaan operasi mesin dan operator secara aktual.

Sementara analisis beban kerja menurut Wakui (2000) adalah aktivitas yang dilakukan oleh tiap posisi atau jabatan dalam rangka untuk melaksanakan tugasnya seperti tercantum dalam deskripsi pekerjaannya memberikan suatu beban kerja pada posisi/jabatan tersebut, sehingga perhitungan Workload dapat diformulasikan sebagai berikut:

Beban kerja = Total waktu aktivitas + Allowance Total Waktu Tersedia

Efektivitas dan efisiensi kerja adalah perbandingan antara bobot atau beban kerja dengan jam kerja efektif dalam rangka penyelesaian tugas dan fungsi organisasi.

Yamazumi Chart (Gambar 1) adalah chart yang merupakan yamazumi (susunan) elemen

pekerjaan yang ditampilkan pada TSKK (Tabel Standard Kerja Kombinasi), SOP (Standard

Operation Procedure), atau Work Elemen Sheet yang menampilkan elemen kerja valuable work, non valuable work, dan walking.

Gambar 1 Contoh Yamazumi Chart

Standarisasi kerja adalah peraturan pada saat membuat barang di tempat kerja, yaitu cara melakukan produksi yang paling efektif dengan urutan tanpa muda, mengumpulkan pekerjaan, dan memfokuskan gerakan manusia. Terdapat tiga unsur penting dalam standarisasi kerja: (1) takt time, yaitu waktu yang menentukan satu buah part harus dibuat dalam waktu berapa menit dan cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan urutan kerja yang telah ditentukan; (2) urutan kerja; (3) standard in process stock, yaitu barang dengan supply minimum yang dimiliki di dalam proses agar pekerjaan dapat dilakukan dengan urutan dan gerakan yang sama berulang-ulang. Standarisasi kerja dapat berupa Tabel Standarisasi Kerja (TSK), Standar Operation Procedure (SOP), maupun Work Elemen Sheet (WES).

(4)

METODE

Berikut adalah diagram alir penelitian (Gambar 2).

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian

Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mengarahkan dan memudahkan dalam penyusunan laporan penelitian adalah sebagai berikut:

Genba

Pada tahap ini dilakukan studi kasus pada proses bisnis Divisi Stamping line finishing outer

door pada PT TMMIN (Gambar 3) untuk mendapatkan data pendukung pembuatan penelitian.

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan melalui pengamatan aliran proses finishing dan standard kerja proses finishing yang dilakukan oleh tiga orang operator yang bertugas sebagai checker,

(5)

repairman 1 dan repairman 2. Terlihat waktu menganggur dan menunggu yang cukup lama

khususnya pada operator repair.

Gambar 3 Diagram Alir Proses Bisnis Stamping Produksi

Pengumpulan Data

Pengukuran kerja dilakukan pada shift siang dengan waktu kerja delapan jam dan istirahat satu jam pada tiga stasiun kerja finishing. Ditentukan elemen kerja secara detail sesuai dengan standard kerja masing-masing operator. Data diambil sebanyak 25 kali pada setiap elemen kerja. Pada tahap ini juga dicatat jumlah part yang masuk ke finishing line rata-rata setiap hari adalah 250 pcs per stasiun kerja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Kecukupan dan Keseragaman Data

Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan minimal 95% dan derajat ketelitian 5%. Jumlah data yang diperlukan minimal tujuh data (N’) sedangkan pendataan dilakukan sebanyak 25 (N), sehingga N’ < N, yang berarti data sudah cukup.

Uji keseragaman data dilakukan menggunakan control chart dengan ditentukan batas kontrol atas dan bawah. Didapat bahwa rata-rata data sudah seragam. Berikut adalah grafik Control

Chart Average (X) elemen kerja (Gambar 4).

Pada semua elemen kerja harus dilakukan uji keseragaman data, yang selanjutnya dilakukan pembuangan data ekstrim untuk data yang keluar dari batas control chart.

Working Ratio

Data yang sudah seragam diolah untuk mengetahui besarnya rasio (Tabel 1) Valuable

(6)

4.3 3.3 3.7 3.7 4.7 4.7 5.0 3.3 3.3 4.0 4.0 4.0 4.3 3.7 3.7 4.3 3.3 4.7 4.0 3.3 4.3 5.0 4.3 3.3 3.7 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 pe n gu k u ran de ti k UCL X = 5.63 LCL X = 2.37 X = 5.63

Gambar 4 Grafik Control Chart Average (X) elemen kerja ” ambil part NG”

Tabel 1 Penghitungan Working Ratio

Allowance

Allowance ditentukan berdasarkan Tabel ILO dengan hasil allowance yang harus diberikan

sebesar 10%.

Workload Analysis

Berikut ini adalah hasil perhitungan beban kerja tiap operator (Tabel 2).

Yamazumi Loading dan Efisiensi

Berikut adalah grafik Yamazumi loading terhadap waktu kerja dalam sehari (Gambar 5). Besarnya efisiensi kerja proses finishing rata-rata adalah 0.28 atau 28%.

(7)

Tabel 2 Hasil Perhitungan Beban Kerja Tiap operator

Gambar 4 Grafik Yamazumi Loading terhadap Waktu Kerja dalam Sehari

Usulan Perbaikan

Jumlah operator yang diusulkan adalah satu orang operator di setiap stasiun kerja yang bertugas sebagai checker sekaligus repairman. Sehingga efisiensi kerja setiap operator dapat mencapai rata-rata 85% (Gambar 5). Standarisasi kerja proses finishing adalah takt time sebesar 0.64 menit/part, urutan kerja sebelumnya 11 langkah menjadi sembilan langkah (Gambar 6).

(8)

Gambar 6 Standarisasi kerja yang diusulkan

SIMPULAN

Efisiensi proses finishing part outer door dapat ditingkatkan dari sebelumnya 28% menjadi 85% dengan cara optimalisasi beban kerja operator yang sebelumnya tiga orang menjadi satu orang melalui perubahan metode kerja, dan selanjutnya perlu dibuatkan standarisasi elemen kerja untuk menjaga standar metode kerja dan efisiensi kerja.

Hasil penelitian menyarankan agar pimpinan area finishing line harus tanggap dan selalu

update informasi mengenai OK rasio part hasil produksi agar bisa segera melakukan optimalisasi

beban kerja misalnya penambahan job seperti administrasi ataupun 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin) area kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Wakui, T. (2000). Study on Work Load of Matron Under Shift: A Special Nursing Home for The Elderly. Journal of Industrial Health, 36.

Gambar

Gambar 1 Contoh Yamazumi Chart
Gambar 2 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3 Diagram Alir Proses Bisnis Stamping Produksi
Gambar 4 Grafik Control Chart Average (X) elemen kerja ” ambil part NG”
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan PEGME sebagai larutan inhibitor dalam lingkungan asam menunjukan hasil yang sangat baik dan sangat efektif untuk mengatasi masalah korosi pada material

Sedangkan kelainan mikrodelesi atau mikroduplikasi yang berukuran kurang dari 4 Mb tidak akan tampak dalam pemeriksaan kromosom konvesional sehingga akan menampakan kariotip normal

Hasil analisis menyatakan bahwa nilai Residual-P tidak memiliki korelasi dengan beberapa sifat-sifat kimia tanah yang telah dilakukan. Provinsi Jawa Timur memiliki nilai P total

Begitu sampai di Indonesia ia diminta oleh Pusat Pengembangan Mutu Pendidikan (P2MP) Jakarta untuk ikut mentashih kamus populer Arab-Indonesia yang disusun oleh

Menurutnya, karena penjualan solar bersubsidi tidak dijual hanya di wilayah Jakarta Pusat, saat ini pihaknya masih bisa mencarinya di SBPU lain3. Suryo, 43, pengemudi Kopaja 502

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan

Diberlakukannya standar nilai ke lulusan ini sangat berat dirasakan oleh para siswa, selain standar yang terlalu berat, terkadang antara daerah satu dengan daerah yang lain ada

coli semakin meningkat seiring waktu, sehingga perlu dicari alternatif antibakteri yang sensitif pada E.coli Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui