• Tidak ada hasil yang ditemukan

No : 022/RW AK/LAP/0310

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No : 022/RW AK/LAP/0310"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PT KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL

31 DESEMBER 2009 DAN 2008

BESERTA

(3)

DAFTAR ISI

No. Keterangan Halaman

1. Laporan Auditor Independen ……….………. I

2. Neraca Konsolidasi ……….. 1a – 1b

3. Laporan Laba (Rugi) Konsolidasi………... 2

4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi………... 3

5. Laporan Arus Kas Konsolidasi……… 4

(4)
(5)

Catatan 2009 2008

ASET ASET LANCAR

(17.879.525.223)

Kas dan setara kas 2c,2l,3 163.821.008.601 221.955.781.752

Piutang usaha

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp766.021.587

tahun 2009 dan Rp851.613.495 tahun 2008 2d,2e,2l,4,16 37.535.057.757 41.729.061.252 Pihak ketiga setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

sebesar Rp17.879.525.223 tahun 2009 dan Rp13.880.602.654

tahun 2008 2d,2l,4,16 267.056.292.308 223.398.231.420

Piutang lain-lain setelah dikurang penyisihan piutang ragu-ragu

sebesar Rp73.255.043 tahun 2009 2d,5 7.262.410.186 3.802.629.568

Persediaan, setelah dikurangi penyisihan persediaan usang sebesar Rp9.201.381.929 tahun 2009 dan Rp6.741.080.681

tahun 2008 2f,6,16 437.405.549.887 414.916.063.504

Uang muka 7 1.285.279.011 2.526.284.765

Pajak dibayar di muka 2o,8 91.514.213.634 28.268.146.689

Biaya dibayar di muka 2g,9 15.004.654.676 14.021.684.720

Jumlah Aset Lancar 1.020.884.466.060 950.617.883.670

ASET TIDAK LANCAR

Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa istimewa setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

sebesar Rp38.414.447 tahun 2009 2d,2e,10 3.803.068.585 3.621.561.682

Penyertaan saham 2b,11 736.725.212 736.725.212

Aset pajak tangguhan - bersih 2o,18 27.935.063.013 26.122.450.516

Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp296.020.060.911 tahun 2009 dan Rp266.918.482.094

tahun 2008 2h,2q,12,16 402.062.398.262 397.948.186.334

Aset yang belum digunakan 2h,13,16 9.121.868.998 9.121.868.998

Beban ditangguhkan - bersih 2i,14 6.171.125.003 9.423.989.962

Aset lain-lain 2j,2g,15,34 91.909.915.004 48.077.133.265

Jumlah Aset Tidak Lancar 541.740.164.077 495.051.915.969

JUMLAH ASET 1.562.624.630.137 1.445.669.799.639

dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan

(6)

Catatan 2009 2008

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR

Hutang bank 16 59.775.213.733 150.387.252.711

Hutang usaha

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2e,2l,17 1.374.935.842 91.053.768

Pihak ketiga 2l,17 355.910.997.052 228.189.805.876

Hutang pajak 2o,18 26.580.871.964 21.155.493.925

Uang muka pelanggan 2m,19 96.341.937 2.067.080.023

Biaya yang masih harus dibayar 20 56.877.075.875 39.155.297.782

Hutang sewa pembiayaan - jangka pendek 2h,12,21 2.984.993.169

-Kewajiban lancar lain-lain 22 7.253.672.585 8.808.964.104

Jumlah Kewajiban Lancar 510.854.102.157 449.854.948.189

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Hutang sewa pembiayaan - jangka panjang 2h,12,21 5.452.008.226

-Kewajiban imbalan kerja 2n,35 51.003.419.659 48.050.308.650

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 56.455.427.885 48.050.308.650

JUMLAH KEWAJIBAN 567.309.530.042 497.905.256.839

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 20.000.000.000 saham terbagi atas; 1 saham seri A Dwiwarna dan 19.999.999.999 saham seri B, modal ditempatkan dan disetor 5.554.000.000 saham terbagi atas 1 saham seri A

Dwiwarna serta 5.553.999.999 saham seri B 23 555.400.000.000 555.400.000.000

Tambahan modal disetor 2k,24 43.579.620.031 43.579.620.031

Saldo laba:

Ditentukan penggunaannya 33 333.828.603.554 293.391.147.900

Belum ditentukan penggunaannya 62.506.876.510 55.393.774.869

Jumlah Ekuitas 995.315.100.095 947.764.542.800

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.562.624.630.137 1.445.669.799.639

dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan

(7)

Catatan 2009 2008

PENJUALAN BERSIH 2m,2q,25 2.854.057.690.479 2.704.728.409.703

BEBAN POKOK PENJUALAN 2m,26 2.065.807.554.976 1.982.480.481.232

LABA KOTOR 788.250.135.503 722.247.928.471

BEBAN USAHA 2m,27

Penjualan 393.843.105.410 356.493.167.663

Umum dan administrasi 282.473.584.436 258.718.192.181

Jumlah Beban Usaha 676.316.689.846 615.211.359.844

LABA USAHA 111.933.445.657 107.036.568.627

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Beban bunga dan provisi bank 28 (25.486.369.011) (16.873.686.055) Pendapatan bunga dan hasil investasi 29 1.645.214.236 3.606.045.570 Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih 2l, 30 (623.533.022) (6.392.537.419)

Lain-lain bersih 31 12.261.062.724 8.729.465.419

Penghasilan (Beban) Lain-lain (12.203.625.073) (10.930.712.485)

LABA BERSIH SEBELUM BEBAN PAJAK 99.729.820.584 96.105.856.142

BEBAN (MANFAAT) PAJAK

Pajak kini 2o,18 39.028.136.040 42.443.959.200

Pajak tangguhan 2o,18 (1.805.191.966) (1.731.877.927)

Beban Pajak 37.222.944.074 40.712.081.273

LABA BERSIH SETELAH PAJAK 62.506.876.510 55.393.774.869

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR

Laba Bersih 2p,32 11,25 9,97

dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan

(8)

Catatan dan disetor disetor aktiva tetap penggunaannya penggunaannya Jumlah

Saldo per 01Januari 2008 555.400.000.000 43.579.620.031 44.851.758.462 212.006.784.696 52.189.435.346 908.027.598.535 Penerapan PSAK No. 16 Revisi 2007 33 - - (44.851.758.462) 44.851.758.462 - -dividen 33 - - - - (15.656.830.604) (15.656.830.604) Cadangan umum 33 - - - 36.532.604.742 (36.532.604.742) -Laba bersih periode berjalan 33 - - - - 55.393.774.869 55.393.774.869 Saldo per 31 Desember 2008 33 555.400.000.000 43.579.620.031 - 293.391.147.900 55.393.774.869 947.764.542.800 Dividen - - - - (13.848.443.718) (13.848.443.718) Cadangan umum - - - 40.437.455.654 (40.437.455.654) -Program Kemitraan - - - - (1.107.875.497) (1.107.875.497) Laba bersih tahun buku 2009 33 - - - - 62.506.876.510 62.506.876.510 Saldo per 31 Desember 2009 33 555.400.000.000 43.579.620.031 - 333.828.603.554 62.506.876.510 995.315.100.095

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan

(9)

-Catatan 2009 2008 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI :

Penerimaan dari pelanggan 3.110.906.884.889 2.669.486.365.456 Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (2.963.667.519.294) (2.673.227.381.095) Pembayaran bunga (25.486.369.011) (16.873.686.055) Pembayaran pajak penghasilan (28.522.249.160) (43.159.967.410) Penerimaan operasi lain-lain 27.138.848.568 41.694.346.927 Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Operasi 120.369.595.992 (22.080.322.177) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI :

Penerimaan bunga 29 1.645.214.237 3.543.424.774 Perolehan aset tetap (34.483.038.036) (30.658.174.741) Hasil penjualan aset tetap 12 620.491.975 710.157.149 Penambahan biaya tangguhan eksplorasi dan pengembangan - (229.473.947) Jaminan bank 15 (41.645.047.721) (10.220.695.420) Penerimaan dividen - 62.620.795 Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Investasi (73.862.379.545) (36.792.141.390) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN :

Penambahan/ (Pembayaran) hutang bank jangka pendek 16 (90.612.038.978) 73.697.095.429

Pembayaran dividen 33 (13.848.443.717) (17.807.840.975)

Penerimaan/(Pembayaran) dari pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 10 (181.506.903) 425.184.885 Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan (104.641.989.598) 56.314.439.339 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (58.134.773.151) (2.558.024.228)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 3 221.955.781.752 224.513.805.980 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3 163.821.008.601 221.955.781.752

dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan

(10)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. selanjutnya disebut “Perusahaan” didirikan berdasarkan akta No. 18 tanggal 16 Agustus 1971 dan diubah dengan akta perubahan No. 18 tanggal 11 Oktober 1971 keduanya dari Notaris Soelaeman Ardjasasmita S.H. di Jakarta. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/184/21 tanggal 14 Oktober 1971, yang didaftarkan pada buku registrasi No. 2888 dan No. 2889 tanggal 20 Oktober 1971 di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 November 1971 dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 508. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan tentang modal disetor terakhir dengan akta No..45 tanggal 24 Oktober 2001 dari Imas Fatimah, S.H. notaris di Jakarta. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-12746HT.01.04.TH.2001 tanggal 8 November 2001.

Pada tahun 2008, Anggaran Dasar mengalami perubahan dengan akta No. 79 tanggal 20 Juni 2008 dari Imas Fatimah, S.H, notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar ini mengacu kepada Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor. AHU-47137.AH.01-02 Tahun 2008 tanggal 4 Agustus 2008.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dan memiliki unit produksi yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon (Mojokerto), dan Tanjung Morawa - Medan. Perusahaan juga memiliki satu unit distribusi yang berlokasi di Jakarta. Pada tahun 2003, Perusahaan membentuk 2 (dua) Anak Perusahaan yaitu PT KF Trading & Distribution dan PT Kimia Farma Apotek yang sebelumnya masing-masing merupakan unit usaha Pedagang Besar Farmasi dan Apotek (catatan c). Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Jalan Veteran Nomor 9, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1817 yang pada saat itu bergerak dalam bidang distribusi obat dan bahan baku obat. Pada tahun 1958, pada saat Pemerintah Indonesia menasionalisasikan semua Perusahaan Belanda, status Perusahaan tersebut diubah menjadi beberapa Perusahaan Negara. Pada tahun 1969, beberapa Perusahaan Negara tersebut diubah menjadi satu Perusahaan yaitu Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma disingkat PN Farmasi Kimia Farma. Pada tahun 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1971 status Perusahaan Negara tersebut diubah menjadi Persero dengan nama PT Kimia Farma (Persero).

Hasil produksi Perusahaan saat ini dipasarkan di dalam negeri dan di luar negeri, yaitu ke Asia, Eropa, Australia, Afrika dan Selandia Baru.

(11)

1. UMUM (lanjutan)

a. Pendirian Perusahaan (lanjutan)

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan:

(1) Maksud dan tujuan Perusahaan ini menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat khususnya bidang industri kimia, farmasi, biologi, kesehatan, industri makanan serta minuman, dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

(2) Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

a) Mengadakan, menghasilkan, mengolah bahan kimia, farmasi, biologi dan lainnya yang diperlukan guna pembuatan persediaan farmasi, kontrasepsi, kosmetika, obat tradisional, alat kesehatan, produk makanan/minuman dan produk lainnya termasuk bidang perkebunan dan pertambangan yang ada hubungannya dengan produksi di atas,

b) Memproduksi pengemas dan bahan pengemas, mesin dan peralatan serta sarana pendukung lainnya, baik yang berkait dengan industri farmasi maupun industri lainnya,

c) Menyelenggarakan kegiatan pemasaran, perdagangan dan distribusi dari hasil produksi seperti di atas, baik hasil produksi sendiri maupun hasil produksi pihak ketiga termasuk barang umum, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan usaha Perusahaan, d) Berusaha di bidang jasa, baik yang ada hubungannya dengan kegiatan usaha perusahaan maupun

jasa, upaya dan sarana pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada umumnya termasuk jasa konsultasi kesehatan,

e) Melakukan usaha-usaha optimalisasi aset yang dimiliki Perusahaan,

f) Jasa penunjang lainnya termasuk pendidikan, penelitian dan pengembangan sejalan dengan maksud dan tujuan perusahaan, baik yang dilakukan sendiri maupun kerja sama dengan pihak lain.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Jumlah saham Perusahaan sebelum penawaran umum perdana adalah sejumlah 3.000.000.000 lembar, terdiri dari 2.999.999.999 saham seri B dan 1 saham seri A Dwiwarna yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Pada tanggal 14 Juni 2001, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan suratnya No. S-1415/PM/2001 untuk melakukan penawaran umum atas 500.000.000 saham seri B kepada masyarakat dan 54.000.000 saham seri B kepada karyawan dan manajemen. Pada tanggal 4 Juli 2001 seluruh saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

(12)

1. UMUM (lanjutan)

c. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008, Perusahaan mempunyai pemilikan secara langsung Anak Perusahaan sebagai berikut:

Anak Perusahaan Domisili Kegiatan Usaha Mulai Beroperasi Persentase Kepemilkan

2009 2008

PT Kimia Farma Apotek Jakarta Apotek (Ritel) 4 Januari 2003 99,99% 99,99%

PT KFTD Jakarta Distribusi

Obat-obatan

4 Januari 2003 99,99% 99,99%

Anak Perusahaan Jumlah Aset Sebelum Eliminasi

2009 2008

Rp Rp

PT Kimia Farma Apotek 394.948.674.701 341.989.337.222

PT KFTD 647.007.512.333 569.251.269.680

Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan No.1 tanggal 1 November 2002 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham telah menyetujui restrukturisasi usaha Perusahaan dengan membentuk 2 (dua) Anak Perusahaan. Pada tanggal 4 Januari 2003 Perusahaan membentuk 2 (dua) Anak Perusahaan yaitu, PT Kimia Farma Apotek dan PT Kimia Farma Trading & Distribution (PT KFTD).

Pada tanggal 31 Desember 2009 PT KFTD memiliki 41 (empat puluh satu) Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan PT Kimia Farma Apotek memiliki 372 (tiga ratus tujuh puluh dua) Apotek terdiri dari 137 (seratus tiga puluh tujuh) Apotek berstatus KSO/IKS dan 235 (dua ratus tiga puluh lima) Apotek milik sendiri/sewa yang tersebar di seluruh Indonesia.

(13)

1. UMUM (lanjutan)

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit serta Karyawan

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 susunan dewan komisaris, direksi dan komite audit Perusahaan adalah sebagai berikut:

Tahun 2009 Tahun 2008

Komisaris Utama : Drs. Agus Muhammad, M.Acc. Drs. Agus Muhammad, M.Acc.

Komisaris : dr. Sjafii Ahmad, MPH dr. Sjafii Ahmad, MPH

Komisaris Independen : Mayjen (Purn) Effendi Rangkuti, S.H. Mayjen (Purn) Effendi Rangkuti, S.H.

Laks Muda (Purn) dr. H. Darmansyah Laks Muda (Purn) dr. H. Darmansyah

Dandossi Matram Dandossi Matram

Direktur Utama : Muhammad Syamsul Arifin Muhammad Syamsul Arifin

Direktur : Drs. Agus Anwar Drs. Agus Anwar

Drs. Jisman Siagian Drs. Jisman Siagian

Drs. Rusdi Rosman, MBA Drs. Rusdi Rosman, MBA

Drs. Zurbandi Drs. Zurbandi

Ketua Komite Audit : Mayjen (Purn) Effendi Rangkuti, S.H. Mayjen (Purn) Effendi Rangkuti, S.H.

Anggota Komite Audit : Roberth Gonijaya Roberth Gonijaya

Danrivanto B, S.H, LLM. Danrivanto B, S.H, LLM.

Ketua Komite GCG : Dandossi Matram Dandossi Matram

Anggota Komite GCG : Laks Muda (Purn) dr. H. Darmansyah Laks Muda (Purn) dr. H. Darmansyah

Armiati T Wibawanto Armiati T Wibawanto

Jumlah gaji dan tunjangan yang diterima Direksi dan Komisaris Perusahaan untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp10.433.846.899 dan Rp6.169.626.955.

Jumlah karyawan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 masing-masing sebanyak 5.597 dan 5.628 karyawan (tidak di audit).

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan pedoman penyajian laporan keuangan konsolidasi.

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi memakai konsep dasar kas. Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.

Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang disusun dengan menggunakan metode langsung.

Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata.uang

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai berikut:

Nama Anak Perusahaan Kegiatan Usaha Domisili

Mulai Beroperasi Komersil

Persentase Kepemilikan

PT Kimia Farma Apotek Apotek (Ritel) Jakarta 4 Januari 2003 99,99%

PT KFTD Penjualan obat-obatan Jakarta 4 Januari 2003 99,99%

Semua akun transaksi dan saldo yang material antar Perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Penyertaan saham dengan pemilikan kurang dari 20% dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode harga perolehan).

c. Setara Kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatan serta tidak digunakan sebagai jaminan diklasifikasikan sebagai “setara kas”.

d. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang hubungan istimewa serta persentase tertentu dari saldo akun piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang hubungan istimewa pada akhir tahun.

e. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi, transaksi Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan Instansi Pemerintah baik pusat maupun daerah yang dilakukan dalam kegiatan usaha normal tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) f. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan bahan baku, bahan pembantu dan barang jadi ditentukan dengan metode masuk pertama keluar pertama, sedangkan nilai barang dalam proses ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang dan terdiri dari semua biaya perolehan, konversi dan biaya lainnya untuk memperoleh persediaan tersebut sampai ke lokasi dan kondisi saat ini. Barang jadi dan barang dalam proses meliputi alokasi biaya tidak langsung tetap dan variabel di samping biaya bahan baku dan upah langsung.

Nilai Realisasi Bersih merupakan taksiran harga jual wajar setelah dikurangi taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan.

g. Biaya Dibayar di Muka

Biaya di bayar di muka dibebankan selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan sebagai bagian dari “Aset Lain-lain”.

h. Aset tetap

Aset tetap dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Sesuai dengan SAK 16 (Revisi 2007) yang berlaku efektif 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan memilih metode biaya untuk pengukuran aset tetapnya, seluruh saldo akun Selisih Penilaian Kembali aset tetap yang dibukukan sebelum tahun 2008, telah direklasifikasikan ke saldo laba.

Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap dengan menggunakan metode dan tarif penyusutan sebagai berikut:

Keterangan Metode Penyusutan

Tarif Penyusutan Pertahun

Bangunan dan Prasarana garis lurus (straight line) 5%

Mesin dan instalasi, perabot, dan peralatan pabrik

saldo menurun ganda (double declining balance)

12,5% - 25 % Instalasi sumur yodium dan instalasi limbah saldo menurun ganda (double declining

balance)

25%

Kendaraan, perabot, dan peralatan kantor saldo menurun ganda (double declining

balance)

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

h. Aset tetap (lanjutan)

Penyusutan tanaman menghasilkan dihitung berdasarkan jangka waktu tanaman yang ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan berdasarkan taksiran manajemen sebagai berikut:

Tarif Penyusutan Tahun pertama 2% Tahun kedua 3% Tahun ketiga 4% Tahun keempat 6% Tahun kelima 85%

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Aset tetap yang belum digunakan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Biaya perbaikan dan pemeliharaan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset dikapitalisasi dan disusutkan berdasarkan tarif penyusutan yang sesuai. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat Aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. Biaya-biaya pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan bagian biaya tidak langsung dikapitalisasi ke akun tanaman belum menghasilkan. Akun tanaman belum menghasilkan dipindahkan ke akun tanaman menghasilkan pada saat tanaman telah menghasilkan (pada tahun kelima).

Jumlah aset yang dapat diperoleh kembali diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yg mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali sesuai PSAK No. 48 “Penurunan Nilai Aset“. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi konsolidasi.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) h. Aset tetap (lanjutan)

Sewa Pembiayaan

Sejak 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK 30 (Revisi 2007), “Sewa” yang efektif berlaku untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2008.

Berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2007), klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada substansi dan bukan pada bentuk kontraknya. Aset sewa pembiayaan diakui hanya jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Sewa pembiayaan diakui sebagai aset dan kewajiban pada neraca sebesar nilai tunai aset sewa atau jika lebih rendah, nilai kini pembayaran sewa minimum. Biaya langsung awal yang dikeluarkan perusahaan dan anak perusahaan ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Sewa kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.

Aset sewa pembiayaan disusutkan dengan menggunakan metode yang setara dengan aset yang dimiliki secara langsung.

Perjanjian sewa yang tidak memenuhi kriteria di atas, diklasifikasikan sebagai sewa operasi dimana pembayarannya diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa manfaat yang akan diperoleh.

i. Beban Ditangguhkan

Hak atas tanah

Biaya-biaya tertentu seperti biaya legal, biaya notaris dan lainnya sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

Biaya yang terjadi sehubungan dengan penyelidikan umum, perijinan dan administrasi, geologi dan fisika, pengeboran, eksplorasi dan pengembangan yang meliputi biaya administrasi, pembersihan lahan, dan pembukaan tambang ditangguhkan dan diamortisasi pada saat produksi sepanjang umur ekonomi yaitu 10 (sepuluh) tahun dengan menggunakan metode garis lurus.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) i. Beban Ditangguhkan (lanjutan)

Eksplorasi dan pengembangan

Umur ekonomi didasarkan atas taksiran manajemen yang dievaluasi secara berkala. Jumlah penurunan (write down) akibat dilakukannya evaluasi terhadap beban ditangguhkan - eksplorasi dan pengembangan dibebankan pada tahun yang bersangkutan.

Merek Dagang

Merek Dagang disajikan sebesar biaya perolehan dan diamortisasi selama 5 tahun dengan menggunakan metode garis lurus.

j. Aset lain-lain

Aset lain-lain disajikan sebesar nilai tercatat yaitu biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi, amortisasi aset lain-lain menggunakan garis lurus.

k. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan/diamortisasi. l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia sesuai transaksi yang berlaku pada tanggal tersebut yang dikeluarkan. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Kurs konversi yang digunakan adalah sebagai berikut:

2009 2008

1 USD Amerika 9.400,00 10.950,00

1 JPY Jepang 101,70 121,23

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan. Uang muka yang diterima dari pelanggan yang barangnya belum tersedia dicatat sebagai ”Uang Muka Pelanggan“.

Beban diakui pada saat tahun terjadinya (accrual basis).

n. Imbalan Kerja

Perusahaan dan Anak Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan iuran pasti untuk semua karyawan tetap lokalnya. Kontribusi didanai dan dibayar oleh Perusahaan, Anak Perusahaan dan karyawan. Selain itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan juga memberikan imbalan kerja kepada karyawan yang berhak sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja.

Program Manfaat Pasti

Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada tahun berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi aktuarial dan dampak perubahan asumsi bagi peserta pensiun yang masih aktif diamortisasi dengan metode garis lurus selama estimasi sisa masa kerja rata-rata karyawan sebagaimana ditentukan oleh aktuaris.

Program Iuran Pasti

Iuran yang ditanggung Perusahaan dan Anak Perusahaan diakui sebagai beban pada tahun berjalan

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui pengaruh dari Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja dalam laporan keuangan konsolidasi.

Efektif tanggal 1 Januari 2004, Perusahaan memutuskan untuk menerapkan lebih awal PSAK 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja” secara retrospektif dan merubah metode akuntansinya yang terdahulu dalam mengakui imbalan kerja karyawan menjadi metode yang diharuskan oleh standar ini.

Menurut PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja menurut Undang-Undang tentang Tenaga Kerja ditentukan dengan metode penilaian Projected Credit Unit. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10 % dari nilai kini imbalan pasti atau nilai wajar aset pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian ini diakui secara garis lurus sepanjang rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja.

Selanjutnya biaya jasa lalu yang timbul saat perkenalan program imbalan pasti atau saat perubahan imbalan terutang pada program imbalan pasti yang ada harus diamortisasi selama periode sampai dengan imbalan tersebut menjadi hak pekerja.

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

o. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini dihitung berdasarkan taksiran laba kena pajak dalam tahun bersangkutan. Aset dan Kewajiban pajak tangguhan diakui karena perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan dan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau jika

Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. p. Laba Per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

q. Informasi Segmen

Informasi segmen Perusahaan dan Anak Perusahaan disajikan menurut pengelompokkan geografis sebagai segmen primer. Pelaporan segmen sekunder dikelompokkan menurut segmen usaha.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko atau imbalan yang berbeda dengan risiko atau imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menyediakan produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa yang terkait dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lainnya.

Manajemen tidak menyajikan informasi segmen berupa pengeluaran barang modal, laba usaha per produk dan arus kas karena tidak praktis untuk dilakukan.

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

r. Transaksi Derivatif

Transaksi derivatif diakui sesuai dengan PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” yang mensyaratkan bahwa semua instrumen derivatif diakui dalam laporan keuangan pada nilai wajarnya. Untuk memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, PSAK No. 55 mensyaratkan beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi, termasuk adanya dokumentasi formal pada awal lindung nilai.

Perubahan nilai wajar instrumen derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian. Jika instrumen derivatif dirancang dan memenuhi syarat lindung nilai, aset atau kewajiban terkait harus disesuaikan nilainya. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif diakui pada laporan laba rugi konsolidasian atau laporan perubahan ekuitas konsolidasi tergantung pada jenis transaksi dan efektivitas dari transaksi lindung nilai tersebut. Perusahaan tidak melakukan kontrak lindung nilai karena menurut pendapat manajemen mayoritas transaksi keuangan perusahaan didominasi oleh mata uang Rupiah.

s. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk menggunakan estimasi dan asumsi yang dapat mempengaruhi nilai yang dilaporkan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian dalam membuat estimasi maka hasil aktual yang dilaporkan pada periode mendatang yang mungkin berbeda dari estimasi yang digunakan sebelumnya.

3. KAS DAN SETARA KAS

2009 2008

Kas 13.500.834.561 10.698.602.816

Bank:

Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Rupiah

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 39.514.831.833 46.558.339.074

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 39.473.548.423 58.967.703.828

PT Bank Pembangunan Daerah 37.618.894.859 75.523.141.533

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 12.496.826.352 89.730.127

PT Bank Syariah Mandiri 1.852.379.310 2.394.000

Jumlah bank Rupiah 130.956.480.777 181.141.308.562

Mata Uang Asing

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

USD61,689.04 : 31 Desember 2009 dan

USD939,537.19 : 31 Desember 2008 579.876.976 10.287.932.231

Jumlah bank mata uang asing 579.876.976 10.287.932.231

(22)

3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

2009 2008

Bank pihak ketiga Rupiah

PT Bank Bukopin Tbk. 15.081.920.735 18.628.918.353

PT Bank Central Asia Tbk. 1.199.960.070 1.050.775.549

PT Bank Muamalat Indonesia 1.935.482 148.244.241

Jumlah bank pihak ketiga 16.283.816.287 19.827.938.143

Deposito jangka pendek (Rupiah)

Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2.500.000.000 -

Jumlah deposito jangka pendek 2.500.000.000 -

Jumlah kas dan setara kas 163.821.008.601 221.955.781.752

Tingkat bunga Deposito 5,60% - 6,00% -

Kas Perusahaan dan Anak Perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kehilangan berdasarkan paket tertentu dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp39.149.037.437 per 31 Desember 2009 dan Rp25.232.852.141 per 31 Desember 2008. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami Perusahaan.

4. PIUTANG USAHA

2009 2008

Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa:

PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) 11.387.314.880 13.458.342.827

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 9.060.110.124 10.926.917.222

PT Jamsostek (Persero) 2.116.401.892 1.883.740.641

PT Angkasa Pura (Persero) 1.977.121.671 1.723.368.571

PT Pertamina (Persero) 1.505.597.559 1.760.098.345

PT Timah (Persero) Tbk. 1.456.336.149 1.191.835.174

PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. 1.059.458.554 1.356.753.626

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 969.298.788 1.726.053.919

Lain-lain (masing-masing dengan saldo di bawah Rp1.000.000.000) 8.769.439.727 8.553.564.422

Jumlah 38.301.079.344 42.580.674.747

Penyisihan piutang ragu-ragu (766.021.587) (851.613.495)

37.535.057.757 41.729.061.252

Pihak ketiga lokal: Lokal

Jawa 182.317.518.667 158.654.880.998

Sumatera 29.588.561.137 25.136.548.500

Sulawesi, Maluku dan Papua 30.072.852.604 22.715.451.580

(23)

4. PIUTANG USAHA (lanjutan)

2009 2008

Pindahan 241.978.932.408 206.506.881.078

Bali dan Nusa Tenggara 18.471.589.841 15.239.945.638

Kalimantan 9.012.033.072 7.820.586.809

Ekspor 15.473.262.210 7.711.420.549

Jumlah 284.935.817.531 237.278.834.074

Penyisihan piutang ragu-ragu (17.879.525.223) (13.880.602.654)

Jumlah bersih pihak ketiga 267.056.292.308 223.398.231.420

304.591.350.065 265.127.292.672

Jumlah piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

2009 2008

Rupiah 307.763.634.665 272.148.088.272

Mata uang asing 000 0

USD1,646,091.72: 31 Desember 2009 dan 0

USD704,239 : 31 Desember 2008 15.473.262.210 7.711.420.549

Jumlah 323.236.896.875 279.859.508.821

Penyisihan piutang ragu-ragu (18.645.546.810) (14.732.216.149)

304.591.350.065 265.127.292.672

Piutang usaha berdasarkan umur setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 31 Desember 2009 Belum Jatuh Tempo 1 sampai dengan 30 hari 31 sampai Dengan 60 hari 61 sampai dengan 150 hari Lebih Dari 150 hari Jumlah B U M N 18.519.006.301 8.807.370.636 3.798.583.101 4.929.710.430 2.246.408.875 38.301.079.343 Instansi Pemerintah 42.717.122.188 9.046.036.708 4.750.230.263 4.066.109.195 3.913.588.742 64.493.087.096 Swasta 125.165.191.427 34.276.414.382 11.960.799.593 10.025.729.288 23.541.333.535 204.969.468.225 Ekspor 10.808.947.111 2.955.815.100 1.386.500.000 322.000.000 - 15.473.262.211 Jumlah 197.210.267.027 55.085.636.826 21.896.112.957 19.343.548.913 29.528.217.435 323.236.896.875 Penyisihan piutang ragu

–ragu

(18.645.546.810)) Jumlah piutang usaha 197.210.267.027 55.085.636.826 21.896.112.957 19.343.548.913 29.528.217.435 304.591.350.065

(24)

4. PIUTANG USAHA (lanjutan) 31 Desember 2008 Belum Jatuh Tempo 1 sampai dengan 30 hari 31 sampai Dengan 60 hari 61 sampai dengan 150 hari Lebih Dari 150 hari Jumlah B U M N 20.712.654.455 9.285.173.245 4.464.589.927 5.511.143.106 2.607.114.014 42.580.674.747 Instansi Pemerintah 16.603.415.451 8.005.763.296 7.033.642.655 5.431.923.806 6.310.826.538 43.385.571.746 Swasta 97.861.255.056 31.737.622.713 10.197.634.340 21.044.493.170 25.340.836.500 186.181.841.779 Ekspor 5.553.353.344 650.951.220 1.138.800.000 368.315.985 - 7.711.420.549 Jumlah 140.730.678.306 49.679.510.474 22.834.666.922 32.355.876.067 34.258.777.052 279.859.508.821 Penyisihan piutang ragu

–ragu (14.732.216.149)

Jumlah piutang usaha 140.730.678.306 49.679.510.474 22.834.666.922 32.355.876.067 34.258.777.052 265.127.292.672 Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

2009 2008

Saldo awal periode 14.732.216.149 16.061.125.609

Penyisihan piutang ragu-ragu 3.923.530.661 462.161.757

Pemulihan (10.200.000) (1.791.071.217)

Saldo akhir periode 18.645.546.810 14.732.216.149

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (catatan.16). 5. PIUTANG LAIN-LAIN

2009 2008

PT Jancen Pharmaceuthical Belgia 417.555.020 984.373.886

Klaim Asuransi dan ongkos kirim 2.083.222.612 339.970.467

Lain-lain (masing-masing dengan saldo di bawah Rp1.000.000.000) 4.834.887.597 2.478.285.215

Jumlah 7.335.665.229 3.802.629.568

Penyisihan Piutang lain-lain (73.255.043) -

7.262.410.186 3.802.629.568

Piutang lain-lain merupakan piutang yang timbul atas biaya dalam rangka kerja sama untuk kegiatan distribusi obat, biaya kirim, dan biaya import bahan baku obat untuk pihak ketiga. Biaya tersebut akan ditagihkan kepada pihak ketiga/mitra kerja sama sesuai dengan pola kerja sama yang telah disepakati. Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

(25)

5. PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)

2009 2008

Saldo awal periode - -

Penyisihan piutang ragu-ragu 73.255.043 -

Saldo akhir periode 73.255.043 -

6. PERSEDIAAN

2009 2008

Barang jadi:

Obat jadi, kosmetika dan alat kontrasepsi 360.246.039.686 298.510.615.057

Alat kesehatan 8.894.841.121 17.177.686.168

369.140.880.807 315.688.301.225

Penyisihan persediaan usang (8.366.297.806) (6.602.588.321)

Sub jumlah 360.774.583.001 309.085.712.904

Bahan baku dan bahan pembantu 57.623.526.745 77.794.571.904

Penyisihan persediaan rusak (835.084.123) (138.492.360)

Sub jumlah 56.788.442.622 56.788.442.622

Barang dalam proses 19.829.011.628 23.162.471.191

Barang dalam perjalanan 13.512.636 5.011.799.865

Sub jumlah 19.842.524.264 28.174.271.056

Jumlah Persediaan Bersih 437.405.549.887 414.916.063.504

Mutasi penyisihan persediaan usang adalah sebagai berikut:

2009 2008

Barang jadi Bahan baku Barang jadi Bahan baku

Saldo awal periode 6.602.588.321 138.492.360 3.642.302.961 1.935.600.855

Penyisihan 2.278.716.019 808.180.637 4.419.965.637 128.957.743

Penghapusan (515.006.534) (111.588.874) (1.459.680.277) (1.926.066.238)

Saldo akhir periode 8.366.297.806 835.084.123 6.602.588.321 138.492.360

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan persediaan usang adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari persediaan usang.

Persediaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (catatan 16)

Persediaan Perusahaan dan Anak Perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan kebongkaran berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp464.424.445.251 per 31 Desember 2009 dan Rp353.077.320.936 per 31 Desember 2008. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan tersebut.

(26)

7. UANG MUKA

Akun ini merupakan uang muka pembelian obat jadi dan peralatan dalam rangka pemenuhan pelanggan Instansi pemerintah serta uang muka pengadaan bahan baku dan penolong, yang apabila dirinci masing-masing saldonya di bawah Rp1.000.000.000

Saldo uang muka per 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp1.285.279.011 dan Rp2.526.284.765 8. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

2009 2008

Pajak Pertambahan Nilai (PPN):

Anak Perusahaan 81.962.523.388 21.593.742.150

Pajak Penghasilan badan: 0000 0

Perusahaan 000 0 Tahun 2008 1.193.043.330 1.181.848.186 Anak Perusahaan 0000000 0 Tahun 2007 - 5.009.829.931 Tahun 2008 225.118.929 - Tahun 2009 7.703.351.780 -

Pajak Penghasilan Pasal 23 430.176.207 482.726.422

91.514.213.634 28.268.146.689

Pajak Pertambahan Nilai merupakan uang muka pajak yang berasal dari Anak Perusahaan PT KFTD.

Pajak Penghasilan merupakan setoran masa yang melebihi hutang pajak penghasilan badan di Perusahaan dan Anak Perusahaan PT KFTD.

Pada tahun 2008 Anak Perusahaan PT KFTD telah menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) atas pajak pertambahan nilai tahun pajak 2007 dan pajak penghasilan tahun pajak 2006, dengan nilai keseluruhan sebesar Rp45.832.113.009. Lebih bayar pajak (restitusi) tersebut telah diterima oleh PT KFTD pada tahun 2008. Selisih nilai uang muka pajak tercatat sebelumnya dengan jumlah penerimaan atas restitusi tersebut telah disajikan dalam laba rugi PT KFTD tahun 2008.

Pada tahun 2009 Anak Perusahaan PT KFTD telah menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) atas Pajak Pertambahan Nilai bulan Januari 2008 sampai dengan Juli 2008 dan pajak penghasilan tahun pajak 2007 dengan nilai bersih keseluruhan sebesar Rp25.837.228.882. Lebih bayar pajak (restitusi) tersebut telah diterima oleh PT KFTD pada tahun 2009. Selisih nilai uang muka pajak tercatat sebelumnya dengan jumlah penerimaan atas restitusi tersebut telah disajikan dalam laba rugi PT KFTD tahun 2009.

(27)

9. BIAYA DIBAYAR DI MUKA

2009 2008

Kontrak gedung dan rumah dinas 7.875.271.206 7.791.585.086

Kerja sama operasi dan ikatan kerja sama 1.970.763.977 2.213.087.775

Biaya penjualan dibayar dimuka - 1.359.579.382

Lain-lain ( masing-masing dengan saldo di bawah Rp1.000.000.000) 5.158.619.493 2.657.432.477

15.004.654.676 14.021.684.720

10. PIUTANG KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

2009 2008

Pinjaman karyawan 2.619.426.916 2.399.505.566

PT Kimia Farma Health Care 1.222.056.116 1.222.056.116

3.841.483.032 3.621.561.682

Penyisihan Piutang (38.414.447) -

3.803.068.585 3.621.561.682

Pinjaman kepada karyawan merupakan fasilitas pinjaman dari Perusahaan kepada karyawan untuk keperluan pembelian kendaraan, perbaikan rumah, pengobatan dan lainnya, yang tidak dikenakan bunga. Pelunasannya melalui pemotongan gaji bulanan.

Pinjaman kepada PT Kimia Farma Health Care timbul atas pinjaman berkaitan pendirian PT Kimia Farma Health Care, dimana mayoritas pemegang sahamnya adalah Yayasan Dana Pensiun Kimia Farma sebesar 61%.

11. PENYERTAAN SAHAM

Susunan penyertaan saham Perusahaan per 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: .

Perusahaan Jenis Usaha saham yang dimiliki Jumlah lembar Kepemilikan Persentase Perolehan Harga PT Sinkona Indonesia

Lestari

Pabrik Kina 1.286 15,00% 261.725.212

PT Kimia Farma Health Care

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 475.000 19,00% 475.000.000

Jumlah 736.725.212

Berdasarkan Akta No. 58 tanggal 24 Juni 2004 dari Titik Irawati S, S.H, notaris di Jakarta, PT KFTD dan PT Kimia Farma Apotek, Anak Perusahaan melakukan penyertaan saham pada PT Kimia Farma Health Care dengan persentase penyertaan masing-masing 10% dan 9%.

(28)

12. ASET TETAP

31 Desember 2009

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan:

Tanah 238.718.746.285 2.744.855.000 - - 241.463.601.285

Bangunan dan prasarana 151.592.813.189 234.879.397 - 10.194.239.796 162.021.932.382 Mesin dan instalasi 94.921.879.917 472.920.942 - 1.973.870.000 97.368.670.859 Perabot dan peralatan 94.454.813.616 6.845.500.843 (87.842.800) 2.788.828.628 104.001.300.287

Kendaraan 52.908.073.900 830.841.179 (774.108.828) 518.595.000 53.483.401.251

Instalasi sumur yodium 6.651.798.888 - - - 6.651.798.888

Tanaman menghasilkan 4.021.227.658 25.057.845 - 135.481.298 4.181.766.801

Instalasi limbah 2.831.592.189 - - - 2.831.592.189

Aset dalam penyelesaian 18.145.234.490 11.013.705.985 - (15.314.808.424) 13.844.132.051 Tanaman belum menghasilkan 444.763.296 298.859.294 - (135.481.298) 608.141.292

Aset sewa pembiayaan: 0 00000000

Kendaraan 175.725.000 11.611.121.888 - (160.725.000) 11.626.121.888 Jumlah Biaya perolehan 664.866.668.428 34.077.742.373 (861.951.628) - 698.082.459.173

Akumulasi Penyusutan: 00

Bangunan dan prasarana 69.379.862.487 8.496.439.312 - - 77.876.301.799

Mesin dan instalasi 66.056.384.133 6.978.768.725 - - 73.035.152.858

Perabot dan peralatan 77.342.823.634 7.896.611.625 (84.706.081) - 85.154.729.178 Kendaraan 43.941.513.112 3.662.235.977 (673.699.176) 115.167.937 47.045.217.850

Instalasi sumur yodium 5.416.797.048 389.280.255 - - 5.806.077.303

Instalasi limbah 2.414.934.505 108.364.004 - - 2.523.298.509

Tanaman menghasilkan 2.247.249.238 614.443.252 - - 2.861.692.490

Aset sewa pembiayaan: 0 0

Kendaraan 118.917.937 1.713.840.924 - (115.167.937) 1.717.590.924 Jumlah 266.918.482.094 29.859.984.074 (758.405.257) - 296.020.060.911

Nilai Buku 397.948.186.334 402.062.398.262

Pada tahun 2009 terdapat Aset sewa pembiayaan yang merupakan aset tetap pengadaan kendaraan di Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan tingkat bunga antara 6,20% sampai dengan 9,50% per tahun dengan jangka waktu angsuran antara 3 sampai dengan 4 tahun. (lihat catatan 21)

Rincian aset pembiayaan adalah sebagai berikut:

31 Desember 2009

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Kapitalisasi Saldo Akhir

Aset Sewa pembiayaan:

Biaya Perolehan:

Kendaraan 175.725.000 11.611.121.888 - (160.725.000) 11.626.121.888 Jumlah Biaya Perolehan 175.725.000 11.611.121.888 - (160.725.000) 11.626.121.888 Akumulasi Penyusutan:

Kendaraan 118.917.937 1.713.840.924 - (115.167.937) 1.717.590.924 56.807.063 9.897.280.964 - (115.167.937) 9.908.530.964

(29)

12. ASET TETAP (lanjutan)

31 Desember 2008 Saldo Awal Penambahan

Pengurangan

/Koreksi Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan:

Tanah 238.718.746.285 - - - 238.718.746.285

Bangunan dan prasarana 140.940.247.735 1.910.332.767 - 8.742.232.687 151.592.813.189 Mesin dan instalasi 92.738.217.304 2.337.212.613 (1.690.000.000) 1.536.450.000 94.921.879.917 Perabot dan peralatan 86.901.662.730 6.099.669.980 - 1.453.480.906 94.454.813.616

Kendaraan 53.704.182.723 985.672.000 (1.743.060.823) 137.005.000 53.083.798.900 Instalasi sumur yodium 6.436.712.761 215.086.127 - - 6.651.798.888

Instalasi limbah 2.699.917.189 131.675.000 - - 2.831.592.189

Tanaman menghasilkan 2.733.848.709 - - 1.287.378.949 4.021.227.658

Aset dalam penyelesaian 13.730.484.618 16.283.918.465 - (11.869.168.593) 18.145.234.490 Tanaman belum menghasilkan 1.507.484.139 224.658.106 - (1.287.378.949) 444.763.296

Jumlah Biaya perolehan 640.111.504.193 28.188.225.058 (3.433.060.823) - 664.866.668.428

Akumulasi Penyusutan:

Bangunan dan prasarana 62.280.755.744 7.099.106.743 - - 69.379.862.487 Mesin dan instalasi 60.646.369.073 6.747.462.956 (1.337.447.896) - 66.056.384.133 Perabot dan peralatan 70.195.040.544 7.147.783.090 - - 77.342.823.634

Kendaraan 42.466.741.415 3.087.438.445 (1.493.748.811) - 44.060.431.049

Instalasi sumur yodium 5.076.825.165 339.971.883 - - 5.416.797.048

Instalasi limbah 2.295.946.200 118.988.305 - - 2.414.934.505

Tanaman menghasilkan 1.815.637.537 431.611.701 - - 2.247.249.238

Jumlah 244.777.315.678 24.972.363.123 (2.831.196.707) - 266.918.482.094

Nilai Buku 395.334.188.515 397.948.186.334

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:

2009 2008

Harga pokok produksi:

Pertambangan 802.136.035 790.418.784

Manufaktur 9.781.568.660 9.335.977.448

Beban usaha: 0 0

Penelitian dan pengembangan 985.620.197 651.479.399

Umum dan administrasi 17.211.160.540 14.194.487.492

Beban (pendapatan) lain-lain: 0

Kekurangan penyusutan tahun lalu 1.079.498.642 -

29.859.984.074 24.972.363.123

Aset dalam penyelesaian terdiri dari pembangunan di unit produksi dan apotek baru. Jangka waktu penyelesaian pembangunan apotek yang tersebar di wilayah Indonesia tersebut berkisar antara enam sampai dengan dua belas bulan. Pada 31 Desember 2009, persentase penyelesaian dari bangunan dan prasarana berkisar antara 60% sampai dengan 90%.

(30)

12. ASET TETAP (lanjutan)

Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah seluas kurang lebih 548.704 m2 yang tersebar di

wilayah Indonesia dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan 30 (tiga puluh) tahun. Perusahaan juga mempunyai Hak Guna Usaha (HGU) atas tanah seluas 1.061 hektar di Cianjur, Jawa Barat yang berlaku selama 25 (dua puluh lima) tahun hingga tahun 2023. Lokasi tersebut dikembangkan Perusahaan untuk perkebunan kina. Luas lahan yang digunakan untuk tanaman menghasilkan adalah seluas kurang lebih 432,26 hektar.

Aset tetap tanah dengan HGB No. 5, No. 907, No. 275, No. 2341, No. 139, No. 2671, No. 2770, No. 1889, No. 285, No. 1226 dan No. 311 berikut bangunan di atasnya semua atas nama Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas hutang bank pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Bank Bukopin Tbk. (catatan.16).

Pada 31 Desember 2009 aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap resiko kehilangan, kebakaran dan kebongkaran dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp432.105.359.280 per 31 Desember 2009 dan Rp486.248.763.511 per 31 Desember 2008. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi manajemen mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali pada tanggal 31 Desember 2009, Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap.

Rincian pelepasan aset untuk masa yang berakhir 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebagai berikut:

2009 2008

Nilai buku Harga Jual Keuntungan Nilai buku Harga Jual Keuntungan Mesin dan Instalasi - 335.500.000 335.500.000 352.552.104 655.879.247 303.327.143 Kendaraan 100.409.652 236.047.964 135.638.312 249.312.012 463.813.924 214.501.912

Perabot dan peralatan 3.136.719 48.944.000 45.807.281 - - -

Jumlah 103.546.371 620.491.964 516.945.593 601.864.116 1.119.693.171 517.829.055

13. ASET BELUM DIGUNAKAN

Akun ini merupakan tanah seluas kurang lebih 119.000 m2 yang terletak di Bekasi Industrial Estate Cikarang, yang

belum digunakan dalam kegiatan operasional Perusahaan. Saldo per 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar Rp 9.121.868.998.

Tanah, di Bekasi Industrial Estate Cikarang, dengan sertifikat HGB No. 44 digunakan sebagai jaminan atas hutang pada PT Bank Bukopin Tbk. (catatan 16).

(31)

14. BEBAN DITANGGUHKAN

2009 2008

Biaya perolehan

Eksplorasi dan pengembangan 27.368.996.305 27.368.996.305

Merk dagang (catatan 35) 10.558.189.045 10.558.189.045

Hak atas tanah 4.150.773.881 3.745.478.218

42.077.959.231 41.672.663.568

Dikurangi:

Akumulasi amortisasi eksplorasi dan pengembangan (24.390.941.043) (21.452.876.627)

Akumulasi amortisasi merk dagang (10.558.189.045) (9.993.815.833)

Akumulasi amortisasi HGB dan HGU (957.704.140) (801.981.146)

(35.906.834.228) (32.248.673.606)

6.171.125.003 9.423.989.962

Biaya amortisasi masing-masing sebesar Rp3.658.160.620 dan Rp4.458.893.308 untuk tahun 2009 dan tahun 2008. 15. ASET LAIN-LAIN

Akun ini terdiri atas:

2009 2008

Uang jaminan 55.782.617.093 14.128.328.332

Biaya ditangguhkan sewa jangka panjang 29.794.210.005 22.165.745.306

Biaya ditangguhkan KSO/IKS jangka panjang 8.959.403.289 9.281.329.486

Biaya dibayar di muka manfaat pensiun (catatan 34) (3.206.636.137) 1.921.409.387

Lain-lain dengan saldo masing-masing di bawah Rp1.000.000.000 580.320.754 580.320.754

91.909.915.004 48.077.133.265

Biaya ditangguhkan sewa jangka panjang dan biaya ditangguhkan KSO/IKS jangka panjang merupakan biaya yang timbul dari Kerja sama Operasi (KSO) dan Ikatan Kerja sama (IKS) dengan pihak ketiga dalam rangka pembukaan apotek, laboratorium dan klinik.

Uang jaminan merupakan jaminan bank atas penjualan tender kepada pihak institusi di Anak Perusahaan, PT KFTD. 16. HUTANG BANK

2009 2008

PT Bank Bukopin Tbk. 29.277.127.258 70.000.000.000

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 25.485.645.201 1.106.454.213

PT Bank Central Asia Tbk. 5.012.441.274 79.280.798.498

59.775.213.733 150.387.252.711

(32)

16. HUTANG BANK (lanjutan) PT Bank Bukopin Tbk.

Pada tanggal 27 Juni 2001 Perusahaan memperoleh fasilitas kredit reguler (tanpa pronote) dari PT Bank Bukopin Tbk., dengan jumlah maksimum sebesar Rp40.000.000.000 untuk modal kerja termasuk didalamnya pengambilalihan dokumen ekspor. Fasilitas kredit ini dijamin dengan Sertifikat HGB No. 139 seluas 4.175 m2 yang terletak di Jl. Cikini

Raya No. 2 - 4, Sertifikat HGB No. 2671 seluas 4.520 m2 yang terletak di Jl. Dr. Saharjo 199, dan Sertifikat HGB No. 44

seluas 118.930 m2 yang terletak di Kawasan Industri Lippo Cikarang Bekasi Blok A 006-01. Perjanjian ini diperpanjang

dengan pagu kredit sebesar Rp40.000.000.000 dengan jangka waktu kredit 60 (enam puluh) bulan terhitung sejak tanggal 27 Juni 2003 sampai dengan 27 Juni 2008.

Pada tanggal 3 Desember 2003 pinjaman ini dialihkan kepada Anak Perusahaan yaitu PT KFTD. Jaminan pinjaman ditambah Sertifikat HGB No.866 seluas 3.561 m2 terletak di kelurahan Dr. Sutomo Kecamatan Tegalsari Kodya

Surabaya dan corporate guarantee dari Perusahaan. Pada tanggal 16 Desember 2009 pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 17 Juni 2011 dengan suku bunga kredit sebesar 13,50%. Saldo pinjaman Anak Perusahaan per 31 Desember 2009 adalah nihil.

Selain itu pada tahun 2003, PT Bank Bukopin Tbk. juga telah menyetujui fasilitas Kredit Modal Kerja baru dengan maksimum kredit sebesar Rp10.000.000.000 dengan jangka waktu kredit 60 (enam puluh) bulan terhitung sejak tanggal 27 Juni 2003 sampai dengan 17 Desember 2008, Pada tanggal 21 Desember 2009 pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 17 Desember 2010 dengan suku bunga kredit sebesar 12,00%. Dengan jaminan sama seperti tersebut di atas, saldo pinjaman Perusahaan per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp10.000.000.000. Pada tanggal 29 Nopember 2002 Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar Rp20.000.000.000, dengan jaminan pinjaman sama dengan perjanjian tersebut di atas dengan jangka waktu kredit selama 1(satu) tahun. Pada tanggal 21 Desember 2009 pinjaman ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 17 Desember 2010 dengan suku bunga 12,00% per tahun dan biaya provisi dan administrasi sebesar 0,5% saldo pinjaman Perusahaan per 31 Desember 2009 adalah Rp10.000.000.000.

Pada tanggal 23 September 2005, Anak Perusahaan PT Kimia Farma Apotek memperoleh pinjaman Kredit Modal Kerja sebesar Rp10.000.000.000. Pinjaman ini dijamin dengan Sertifikat HGB No.2770 seluas 289 m2 yang terletak di

Jl. Pasar Baru No. 7, Sertifikat HGB No.1899 seluas 541 m2 yang terletak Jl. Danau Tondano No. 1, Sertifikat HGB

No.285 seluas 413 m2 yang terletak Jl. Radio Dalam No.1, Sertifikat HGB No.1226 seluas 393 m2 yang terletak

Jl. Pahlawan Revolusi 53 dan Sertifikat HGB No. 311 seluas 497 m2 yang terletak Jl. Kebayoran Lama No. 50 Jakarta

serta persediaan barang dagangan senilai Rp3.500.000.000. Perjanjian kredit ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 23 September 2010 dan dilakukan perubahan fasilitas kredit dari flat ke revolving, dengan suku bunga kredit sebesar 12,5% untuk 3 (tiga) bulan pertama dan selanjutnya akan ditinjau ulang. Saldo pinjaman Anak Perusahaan per 31 Desember 2009 adalah Rp9.277.127.258.

Atas fasilitas kredit yang diterima diatas Perusahaan diharuskan antara lain; menyerahkan laporan penilaian jaminan, menyerahkan laporan perkembangan usaha, menyerahkan laporan keuangan enam bulanan, menyerahkan laporan keuangan tahunan, mengijinkan PT Bank Bukopin Tbk. melakukan pemeriksaan usaha dan aktivitas keuangan dan apabila Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat dilakukan sebelum bulan ke 10 dikenakan denda 2% dari plafon.

(33)

16. HUTANG BANK (lanjutan) PT Bank Central Asia Tbk.

Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Central Asia Tbk. dengan plafon kredit sebesar Rp25.000.000.000 sebagai kredit lokal untuk modal kerja, dan Rp25.000.000.000 untuk time loan revolving, dan bank garansi sebesar Rp10.000.000.000. Fasilitas ini dijamin dengan tanah sertifikat S.HGB No. 2341/Pasar Baru, S.HGB No. 275/Gambir dan S.HGB No. 907/Melawai atas nama Perusahaan seluas 11.477 m², berikut bangunan di atasnya dan atau yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut. Pada tanggal 19 November 2007 fasilitas kredit untuk time loan revolving ditingkatkan menjadi sebesar Rp55.000.000.000 dengan tambahan jaminan tanah dan bangunan HGB No.36, 37, 48, 50, 51 dan 57 terletak di Jl.Cicendo dan Jl.Pajajaran Bandung seluas 24.419 m². Pada tanggal 15 September 2009 fasilitas kredit ini diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 12 Agustus 2010, dengan bunga kredit untuk Kredit Lokal sebesar 11,50% dan time loan revolving sebesar 11,50%. Saldo pinjaman Perusahaan per 31 Desember 2009 sebesar Rp5.012.441.274.

Atas fasilitas kredit yang diterima diatas Perusahaan diharuskan antara lain; memberikan keterangan tertulis atas peringkat merah dalam pengelolaan lingkungan hidup yang diberikan Kementrian Lingkungan Hidup dan ketentuan-ketentuan perkreditan yang berlaku di PT Bank Central Asia Tbk.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dengan jumlah maksimum sebesar Rp95.000.000.000 untuk digunakan sebagai modal kerja, Rp71.000.000.000 sebagai garansi bank, USD7,000,000 sebagai jaminan letter of credit (L/C) atau SKBDN, Rp32.000.000.000 sebagai uncomitted,advised dan revolving serta USD4,300,000 sebagai forex line. Pada tanggal 23 November 2009 fasilitas kredit modal kerja ditingkatkan menjadi Rp137.000.000.000. Fasilitas kredit ini dijamin dengan sertifikat HGB No. 591 / Pulogadung atas nama Perusahaan diikat dengan hak tanggungan dan fidusia dengan nilai pengikatan sebesar Rp55.205.000.000 serta persediaan dan piutang yang telah diikat secara fidusia senilai Rp430.588.000.000, jaminan tersebut diikat secara cross colateral dan cross default untuk mengcover semua fasilitas kredit.

Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo pada tanggal 26 November 2010. Kredit ini dibebani suku bunga tahunan sebesar 12,00%. Saldo pinjaman Perusahaan per 31 Desember 2009 sebesar Rp25.485.645.201.

Atas fasilitas kredit yang diterima diatas Perusahaan diharuskan antara lain ; menyampaikan realisasi penjualan setiap triwulan, menyampaikan laporan keuangan triwulanan dan laporan keuangan audited tahunan, tidak boleh memindahtangankan jaminan, menyalurkan aktivitas keuangan melalui PT Bank Mandiri Tbk., menggunakan fasilitas kredit sesuai tujuan, mengijinkan PT Bank Mandiri Tbk. melakukan pemeriksaan usaha dan aktivitas keuangan, melaporkan perubahan pengurus, melaporkan pembagian dividen.

(34)

17. HUTANG USAHA

2009 2008

Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa:

PT Bio Farma (Persero) 1.374.935.842 91.053.768

1.374.935.842 91.053.768

Pihak ketiga:

PT Indo Farma Global Medika 31.295.036.339 4.483.126.247

PT Rajawali Nusindo 22.476.566.413 2.427.304.354

PT Mega Utama Medika 17.962.581.204 -

PT Anugrah Parmindo Lestari 17.870.517.728 15.693.754.285

PT Mittra karya Sumberartha 12.950.585.637 21.653.116

PT Jonhson & Johnson Indonesia 10.153.242.889 5.308.779.830

PT Enseval Putra Megatrading 10.098.506.659 10.031.074.655

PT Merapi Utama Farma 9.865.957.920 9.880.036.684

PT Parit Padang 9.621.985.751 4.996.609.092

PT Avesta Continental Packing 9.114.490.170 8.758.134.060

PT Sari Aspirasitama 8.883.501.927 189.682.590

PT Anugerah Argon Medika 8.058.084.803 6.783.765.409

PT Menjangan Sakti 8.060.049.952 5.318.372.086

PT Bina San Prima 7.731.232.569 7.990.839.941

PT Global Chemindo Megatrading 7.247.276.039 -

PT Hakayo 5.726.566.103 -

PT Mega Medika 5.257.256.189 -

PT Redies Papua 5.180.930.351 203.703.120

PT Tigaka Distrindo Perkasa 4.992.868.185 3.079.753.242

PT Antar Mitra Sembada 4.952.716.028 2.884.125.911

PT Milenium Pharmacon 4.316.245.824 3.919.364.812

PT Mensa Bina Sukses 4.285.786.790 3.130.269.147

PT Novapherin 4.111.942.243 1.103.726.089

PT Tempo 3.983.013.091 2.386.083.138

PT Narda Tita 3.426.083.739 19.042.745.879

PT Dos Ni Roha 3.241.956.810 3.509.526.931

PT Daya Muda Agung 3.108.248.285 3.932.782.369

PT Kalista 2.474.594.706 1.901.324.379 PT Aneka Chemica 2.309.313.750 - PT Pratama Telindo 2.276.198.662 856.118.584 PT Kebayoran Farma 2.253.856.983 1.778.008.488 PT Extrupack 2.109.796.074 1.574.500.633 PT Waris 2.023.280.899 292.116.666 PT Indogravure 2.018.867.400 1.000.221.000

PT Trijaya Medika Farma 2.002.373.169 -

PT Tiga Anugrah 1.929.309.602 1.094.386.312

PT Global Diispomedika 1.813.154.240 4.781.440.227

PT United Dico Citas 1.753.053.935 2.103.637.697

(35)

17. HUTANG USAHA (lanjutan)

2009 2008

Pindahan 266.937.029.058 140.456.966.973

PT Singkona Indonesia Lestari 1.792.080.712 3.201.329

PT Jembatan Dua 1.618.603.045 2.551.591.524

PT Abbot Indonesia 1.576.678.750 -

CV Mutiara 1.490.084.825 1.419.708.487

PT Karyana Kemasindo Plastik 1.480.675.487 1.083.765.655

Koperaci Cincona 1.445.930.331 442.028.154

PT Multi Buana Cipta 1.440.682.058 -

PT Penta Valent 1.370.496.152 2.192.673.337

PT Errita Pharma 1.348.200.817 106.102.660

CV Jaya Sentosa 1.292.151.520 1.093.765.145

PT Sawah Besar 1.192.726.508 1.125.164.387

PT Tatarasa Primatama 1.118.255.553 504.246.507

Lukas Jaya Farma 1.062.801.621 433.218.571

PT Meier Indonesia 1.060.860.504 118.221.525

PT Sapta Sari Tama 1.053.488.578 242.621.797

PT Prima Alkesindo 867.783.745 1.088.167.466

PT Tunggal Sila Farma 845.184.212 1.187.369.500

PT Rejeki Mitra Farma 815.579.565 1.170.013.663

PT Signa Husada 471.405.296 1.304.214.503

PT Etenair water Indonesia 458.869.950 1.436.284.063

PT Erella 202.698.565 1.108.407.029

PT Tridya Sakti 19.330.337 4.964.164.716

CV Guna Mandiri - 11.524.741.838

Lain-lain (masing-masing dengan saldo dibawah Rp 1.000.000.000) 64.949.399.863 52.633.167.047

Jumlah hutang pihak ketiga 355.910.997.052 228.189.805.876

Jumlah hutang usaha bersih 357.285.932.894 228.280.859.644

Jumlah hutang usaha berdasarkan umur sebagai berikut:

2009 2008

Belum jatuh tempo 170.063.822.897 135.185.815.771

1 sampai dengan 30 hari 81.634.325.456 41.279.291.491

31 sampai dengan 60 hari 58.901.689.634 33.361.798.748

61 sampai dengan 150 hari 33.267.923.406 18.453.953.634

Lebih dari 150 hari 13.418.171.501 -

357.285.932.894 228.280.859.644

Jangka waktu kredit yang timbul akibat dari pembelian barang jadi, bahan baku, dan bahan pembantu baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri berkisar antara 30 sampai dengan 180 hari, dan dalam transaksi tersebut dari pihak kreditor (supplier) tidak ada persyaratan atau jaminan tertentu.

(36)

17. HUTANG USAHA (lanjutan)

Jumlah hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

2009 2008

Rupiah 333.235.373.785 193.350.562.131

Mata uang asing 00 0

USD2,542,634.43 : 31 Desember 2009 dan 00 0

USD3,087,875.88 : 31 Desember 2008 23.900.763.667 33.812.240.903

EUR 11,088.00 : 31 Desember 2009 dan 00

EUR 72,448.65 : 31 Desember 2008 149.795.442 1.118.056.610

357.285.932.894 228.280.859.644

18. HUTANG PAJAK

2009 2008

Pajak Penghasilan Badan pasal 29 Perusahaan

Taksiran hutang pajak penghasilan, setelah dikurangi pembayaran pajak dimuka Rp9.553.231.238 tahun 2009, tahun 2008 terjadi kelebihan bayar pajak penghasilan

14.140.580.442 -

Anak Perusahaan 0 00

Taksiran hutang pajak penghasilan, setelah dikurangi pembayaran pajak dimuka sebesar Rp20.377.428.699 tahun 2009 dan Rp18.265.388.559 tahun 2008

2.660.247.441 7.266.841.441

Pajak Penghasilan lainnya: 0 000

Pasal 21 1.854.766.821 3.173.083.136

Pasal 23 364.606.214 420.942.498

Pasal 25 1.954.219.169 1.852.433.879

Pajak Pertambahan Nilai 0 0

Perusahaan 2.503.003.329 4.071.913.457

Anak Perusahaan 3.103.448.548 4.370.279.514

(37)

18. HUTANG PAJAK (lanjutan)

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak Perusahaan sebagai berikut:

2009 2008

Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi 99.729.820.584 96.105.856.142

Laba rugi sebelum pajak Anak Perusahaan (32.919.771.346) (68.282.089.660)

Kenaikan (penurunan) laba rugi belum terealisasi 5.795.867.848 22.161.459.941

Laba sebelum pajak Perusahaan 72.605.917.086 49.985.226.423

Perbedaan temporer:

Beban manfaat karyawan 4.384.401.533 3.162.607.200

Amortisasi biaya tangguhan eksplorasi dan pengembangan 1.772.600.526 844.321.267

Perbedaan antara penyusutan komersial dan fiskal 1.585.920.575 (143.563.323)

Beban (pemulihan) persediaan usang 696.591.763 (1.797.108.495)

Beban (pemulihan) piutang ragu-ragu 322.373.635 (242.155.300)

Penjualan aset (20.617.670) 12.156.988

Amortisasi biaya tangguhan hak atas tanah (57.690.144) (105.891.066)

8.683.580.218 1.730.367.271

Perbedaan permanen:

Diperhitungkan menurut fiskal:

Kenikmatan karyawan 4.314.863.296 5.241.346.036

Beban representasi, jamuan dan sumbangan 3.574.711.334 3.285.272.284

Koreksi SKP PPN dan PPh - 948.563.400

Lain-lain 1.946.066.200 1.600.897.235

Pendapatan sewa yang sudah dikenakan pajak final (6.267.781.400) (5.936.863.037)

Pendapatan bunga yang sudah dikenakan pajak final (236.600.304) (424.045.569)

Jumlah 3.331.259.126 4.715.170.349

Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan 84.620.756.431 56.430.764.043

Taksiran penghasilan kena pajak

Perusahaan 84.620.756.000 56.430.764.000

Anak Perusahaan 54.765.444.000 85.224.098.000

Jumlah 139.386.200.000 141.654.862.000

Beban pajak kini, bersih

Perusahaan 23.693.811.680 16.911.729.200

Anak Perusahaan 15.334.324.360 25.532.230.000

Gambar

Tabel kematian  :  The 1949 Annuity mortality table modified   Tingkat kenaikan cacat  :  0,01% tingkat mortalita
Tabel kematian  :  The 1949 Annuity mortality table modified   Tingkat kenaikan cacat  :  0,01% tingkat mortalita

Referensi

Dokumen terkait

* Pada tanggal 11 Juni 2003, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan (chanelling) dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk, induk perusahaan dengan jumlah

Pada tanggal 29 Agustus 2022, Sanghiang mengadakan perjanjian pinjaman dengan opsi pembelian saham dengan PT Ladang Sehat Indonesia LSI, pihak ketiga yang bergerak dalam industri