• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTULENSI KEGIATAN HARVEST STRATEGY MEETING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOTULENSI KEGIATAN HARVEST STRATEGY MEETING"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

NOTULENSI

KEGIATAN HARVEST STRATEGY MEETING

Hari/Tanggal : Selasa 2-3 Maret 2021 Lokasi : Royal Padjajaran Hotel-Bogor

(Untuk informasi lebih detail, silahkan masuk ke link Google Drive:

https://drive.google.com/drive/folders/18VxBAsWGfyko1n9DJ69xR5FQsX4n9HTy A. Pembukaan HS Meeting

- Arahan & Pembukaan (Direktur SDI/Pak Trian)

1. HS utk 713,714,715 sudah dilakukan cukup lama sejak tahun 2014. 2. HS menjadi tanggung jawab semua stake holder perikanan

3. dengan CSIRO, telah dibangun operating model HS,

4. HS sudah dilaporkan beberapa kali kepada WCPFC dan dijadikan acuan dalam pengelolaan perikanan serta juga sertifikasi perikanan

Materi 1:

- “Progress on the Implementation of the Recommendation of 2ndWorkshop on Harvest Strategy Implementation Related to Management Measures for Harvest Strategy of Tropical Tuna in FMA 713, 714, and 715”>>> Pembicara: Ibu Putu Suadela

- Moderator (Pak Fayakun)

1. Base on Kepmen 107/tahun 2015 RPP tuna, cakalang dan tongkol neritic perlu tersedia: - Harus tersedia HCR (harvest control rules) sebagai aturan pengendalian

- Data indicator stok perikanan tuna dan tongkol

2. Draft management plan untuk tuna tahun 2021-2026 telah dibangun, dimana diamanatkan bahwa: - HS untuk 713,714,715 harus dibangun

- Bangun regulasi dari HS berdasarkan HCR yang direncanakan diimplementasikan pada tahun 2023-2024

3. Indonesia telah diberi wewenang oleh RFMO untuk mengatur perikan tuna, cakalang dan tongkol. Dimana pra syaratnya adalah bahwa Indonesia harus menginisiasi dan membangun HS juga, sekalipun sebenarnya di WCPFC juga memiliki HS. Untuk bagian ini, Indonesia sudah memulai menginisiasi HS sejak tahun 2014 dan masih terus berproses hingga saat ini.

4. HS untuk tropical tuna telah di launching pada saat kegiatan Bali Tuna Conference tahun 2018, dimana tujuan pengelolaan dan target reference points masih dalam proses diskusi

(2)

5. dalam lokakarya pemangku kepentingan tahun 2017 telah ditentukan tujuan operasional pengelolaan, yakni:

- Memastikan keberlanjutan perikanan

- mempertahankan biomassa ikan diatas limit reference point (LRP) 0,2 dan SSBF:0. Setidaknya 90% of the year selama 10 tahun projection period

6. dalam stake holder wokshoop juga di tahun 2017, telah ditentukan 5 tindakan pengelolaan prioritas, yakni:

- FAD limitation (pembatasan jumlah rumpon)

- Spatial closures untuk kebutuhan perlindungan fish spawning atau nursery ground Number of fishing days

- Number of vessels

- TAC (Total allowable Catch)

7. dalam lokakarya implementasi HS pertama pada bulan November 2018 yang juga melibatkan SPC, telah melahirkan rekomendasi bahwa “tidak ada izin tambahan lagi bagi kapal-kapal skala industry (>30gt) yang menangkap ikan tuna sirip kuning dan cakalang hingga NTMP selesai dibahas ulasannya di tahun 2019

8. pada lokakarya HS tanggal 30-31 Oktober 2019, telah disepakati bersama oleh seluruh pemangku kepentingan untuk menerapkan 5 langkah pengelolaan perikanan tersebut.

9. Rekomendasi-rekomendasi yang pertemuan stake holder meeting untuk implementasi HS di WPP 713, 714 dan 715 adalah sebagai berikut:

- disiplin melakukan pendataan perikanan oleh NGO sesuai standard dan harus terintegrasi dengan e-BRPL

- memasukan semua data ke dalam sistim e-BRPL, baik port sampling, data observer, logbook setiap tanggal 4 maret

- menyediakan data social ekonomi sesuai form standard

- input data-data kapal melalui SIMKADA, dimana kapal-kapal penangkap tuna akan diintegrasikan ke dalam DIVA-Tuna

- merekomendasikan 5 tindakan pengelolaan perikanan TCT, yakni: a. FAD limitation (pembatasan jumlah rumpon)

b. Spatial closures untuk kebutuhan perlindungan fish spawning atau nursery ground Number of fishing days

c. Number of vessels

(3)

Diskusi:

1. DKP Sulsel (Sekretaris FCMC Sulsel)

- terkait implementasi HS di 713. Terkait pembatasan rumpon yang saat ini sangat banyak. - terkait basis data di BRPL

Jawaban (Fayakun)

- Implementasi permen rumpon memmang masih lemah. Oleh karena itu, masih dilakukan upaya-upaya pengelolaan rumpon.

- Sudah ada permen kp 26/2014. Implementasinya belum berjalan maksimal. Permen sedang direvisi untuk melihat nelayan skala kecil dan yang bukan nelayan skala kecil.

- Untuk nelayan kecil juga diupayakan tidak dipersulit, dimana desainnya adalah nelayan skala kecil mengajukan pemasangan rumpon melalui Koperasi kalua fishing groudnya berada di dalam areal 12 mill laut

- Rumpon2 yang sudah terpasang, silahkan diajukan permohonan izinnya untuk pemutihan. - KKP juga sedang melakukan kajian untuk penyusunan alokasi jumlah rumpon

- Persolanan FAD diharapkan dapat dibahas dalam LPP WPP maupun KPBP Tuna di provinsi sehingga semua orang memahaminya dengan benar

- Di DJPT juga akan ada worksop tentang RUMPON. nanti. Diksui tentang rumpon secara detail akan terakomodir dalam forum tersebut

Materi 2 :Harvest Framework of Tropical Tuna HS (Dr. Cambel Davies)

- Dengan data migrasi di atas, tuna ini sudah sepantasnya di Kelola secara regional

- Sifat dari tuna yang beruaya jauh dan ditangkap oleh berbagai jenis kapal dan alat tangkap, maka memang harus dilakukan pengelolaan secara bersama di level regional fisheries

Wilyah yg dilingkari merupakan proposi yg sangat besar dari Indonesi, philiphina dan Vietnam untuk kontribusi perikanan tuna di Pasifik. Itu kenapa Stok assessment, strategi pemanfaatan dan

(4)

evalusi strategy pengelolaan untuk pengkajian stok, menduga status stok dan tingkatan dari mortalitas penangkapan dan strategy pemanfaatan yang merupakan acuan yg disepakati untuk pemantauan perikanan dan penyesuaian penangkapan ikan.

Management strategy pemanfaatan melalui simulasi pemodelan dan memilih salah satu kinerjanya yang paling baik di antara semuanya menjadi penting.

Yang ingin dicapaia dari pengelolaan perikanan ini sendiri adalah:

- Memastikan sumber daya tuna menjadi berkelanjutan melalui implementasi HS

- Mengelola dengan baik spawning stock biomass di atas 0,2 of the unfished level with a probability of 90%

- Rasional untuk LRP (Limit reference point) adalah:

a. reduce the risk of decline in average recruitmen to the stock b. Maintain higher catches, on average, over the long-term Hal lain dari target reference point:

- Target reference point. Belum diputuskan sebaba butuh data yang lebih lengkap utk tujun social ekonomi perikanan tsb.

- Dasar menentukan RP>> mmaksimalkan keuntungan social ekonomi perikanan jangka Panjang. - Hubungan RP dan kajian stok. RP digunakan utk monitoring dan akan dipakai sebagai pembanding

dengan RP.

- Menyempurnakan data operasional dari Indonesia, sebab wilayahnya besar dan akan membantu kalibrasi data pasifik secara keseluruhan.

- HS dipakai untuk pemantauan dan kajian perikanan untuk Tindakan-2 HCR

- Dalam pelaksanaan HS, siklus pada gambar berikut ini harus berjalan setiap tahun. Berikut gambarnya.

- Pengaruh HS di Indonesia bahwa data dan cakupan yang diperoleh semakin beragam. Semakin ke sini pendanaan donor juga semakin beragam

- 5 Tindakan pengelolaan dapat diggunakan untuk pengelolaan perikanan di Indoneisa. - Kebutuhan Tindakan pengelolaan yang spesifik:

a. Kebutuhan untuk tentukan Tindakan yang efektif untuk mengendalikan Tindakan penangkapan. b. Perlu perhatikan nature/sifat untuk pengendalian upaya tangkap

c. Pemda dan pempus harus perhatikan Tindakan pengelolaan diterapkan dengan baik di lapangan Proses utk monitor implementasi HS:

(5)

- Data-data yg kita kumpulkan harus mencapai sekitar 10 thn utk tahu performa dari perikanan tuna - Pempus menentukan Tindakan pengelolaan, dan Pemda diharapkan mendukung Tindakan

pengelolaan secara bersama. Materi 3:

“ Persiapan Data HS 2020” (Oleh: Bayu Sedana)”

- Data set yang diterima bersumber dari NGO, peneliti dan pemerintah. Berikut adalah jenis data yang masuk di nasional:

- Data sets summary dapat dilihat sebagai berikut:

- Berikut adalah aturan-aturan data yang harus diikuti oleh semua collector data perikanan

a. Harus ada informasi tanggal mendarat pada port sampling, logbook dan observer harus ada tanggal awal setting

(6)

b. untuk port sampling harus ada trip_id. Jika tidak ada, buat id penggabungan beberepa kolom. Ini bisa konfimasi dengan pemilik data.

c. untuk logbook dan observer, harus ada trip_id & seting_id. Jika tidak ada, buat dengan penggabungan beberapa kolom.

d. untuk port sampling, trip_id harus unik. Kalua tidak unik maka urutkan data berdasarkan tanggal, ambil data pertama. (konfirmasi dengan pemilik data)

e. untuk logbook dan observer setting_id harus unik. Ada beberapa kejadian dimana 1 seting_id berulang karena penyimpanan jenis ikan tiap baris (1 baris untuk 1 ikan)

f. harus ada vessel_name g. Harus ada catcher_gear

h. diskusi batas minimum dan batas maksimum ukuran ikan dari 10-300 cm i. diskusikan lebih lanjut pemisahan HL menjadi SHL & deep (dHL)

j. penyeragaman penulisan fad_use (Y,T)

- Rangkuman persiapan data HS dapat dilihat sebagai berikut:

(7)

Materi 4:

“ Data Exploration-CPUE Standarisation” (Lilis Sadiyah/Pusat Riset Perikanan) 1. data-data yang tersedia dari Indonesia untuk Perikanan Archipelagic waters saat ini:

(8)

3. untuk hasil-hasil Analisa CPU baik Hand Line, Ple and Line, logbook, observer dan lain sebagainya dapat dilihat dalam slide presentasi dari Pusat Riset Perikanan KKP yang akan tersedia di Google Drive

Materi 5:

“ Update of Selectivity Analysis for SKJ & YFT in Indonesia”>> Oleh Tri Ernawati, Eriko Hoshino, Lilis Sadiyah, I Gede Bayu Sedana, Fayakun and Richard Hillary”.

- Selectivity Analisis proses dapat dilihat sebagai berikut:

- Detail samples berdasarkan spesies, geras dan institusi pengumpul data sebagai berikut:

(9)

- Point-point yang perlu diperhatikan:

1. PS dan DL menangkap skipjack pada ukuran dibawah relative Panjang ikan dewasa

2. Sebagian besar gears, meangkap ikan yellowfin tuna dibawah ukuran dewasa. Kecuali HL (deep) dan longline.

- Untuk detail dari presentasi ini, dapat dilihat dalam Google Drive

Diskusi Sebelum makan siang untuk menjawab pertanyaan dalam ruang Chat: - Untuk pengklasifian coder, akan didiskusikan

- Untuk konteks pengelolaan perikanan di Indonesia, kita bisa diskusikan tentang closing session dan lain sebagaianya yang termuat dalam 5 tindakan pengelolaan

Diskusi terkait kendala yang dihadapi untuk Data Perikanan dan Izin Kapal di Ambon dan Sulawesi Selatan:

- Kendala yang dihadapi PPN ambon dalam hal data perikanan adalah bahwa Ambon merupakan wilayah kepulauan. Hanya kapal purse sein yang lakukan penangkapan. Di 714, didominasi oleh handline yang lakukan penangkapan ikan. Data-data perikanan di Ambon lebih terfokus

sumbernya dari PPN Ambon.

- Kebijakan Tindakan pengelolaan perikanan pada bagian pengaturan izin kapal akan menjadi

kendala yang cukup berat di daerah. Tapi kalua ada regulasi dari pusat, maka Pemda akan bergerak sesuai dengan stadart regulasi tersebut dan butuh waktu juga untuk konsultasi dan diskusi dengan masyarakat nelayan

- PPN UNTIA Sulsel

a. Tuna di dominasi oleh nelayan skala kecil (musiman)

b. Pandemi membuat nelayan kecil ambil keputusan jual ikan di pasar local

c. untuk kegiatan HS ini pemda mendukung. PSDK, Syabandar dan Observer diharapkan harus saling mendukung.

Respon KKP:

- Tidak popular kalua mengambik keputusan untuk lakukan pengurangan jumlah kapal untuk pngurangan effort. Ini juga harus pertimbngkan sebab orang akan kehilangan mata

pencaharian. (Ibu Putu) - Pak Klirk Bertanya:

Lakukan rod show terkait pembatazan kapal di Pelabuhan-pelabuhan untuk sosialisasi kepada nelayan-nelayan di provinsi. Bisa juga pakai info grafis dan sebagainya. Harus didiskusikan untuk kebutuhan implementasi Langkah-langkah pegelolaan perikanan di level didaerah

(10)

Materi 6:

Survey Pemahaman Harvest Strategy

Semua peserta diarahkan untuk mengiis quisoner di google form untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta terhadap Harvest Strategy yang dibangun di Nasional. Ada 13 pertanyaan yang diberikan, dimana hasil dari survey cepat ini bisa direquest di panitia pelaksana.

Materi 7:

Sumary dan rekomendasi technical harvest strategy tahun lalu (Fayakun)

- Lanjutkan data collection serta memperluas coverage data bila memungkinkan. - 5 langkah pengelolaan sesuai stake holder workshop tahun lalu

- Tidak boleh ada tambahan kapal 30 GT dengan izin dari pusat untuk wpP 714,713 DAN 715 - Lampiran 1 bisa kelihatan, implementasi, tantangan dan gap

- SKJ sudaha berada dibawah limit reference point. Jadi perlu hati-hati pengelolaannya di wilayah 5 - Kapal-kapal small scale memiliki hasil tangkapan setara degan kapal purse sein.

- Dari data-data yang masuk di nasional untuk SKJ, kualitas data sudah cukup baik perbaikannya. Ini menarik dan buat kita cukup percaya diri untuk memasukan dalam operating model. Ini untuk memperbaiki operasional /performance dari armada penangkapan di Indonesia

- Kondisi stok SKJ tidak sedang dalam keadaan yang menggembirakan. Diharapkan kita bekerja lebih erat dengan Vietnam, PNG dan philiphina untuk perbaikan bersama

- Memasukan data-data perikanan ke dalam operating model juga merupakan tantangan tersedndiri - Lanjutkan CPUE stndaraisasi untuk YFT HL

- Menentukan CPU Standarisasi untuk YFT bagi longline dan perlu melanjutkan data observer utuk longline

- Produk perikanan yang berbeda dari provinsi lain untuk melihat impact kebijakan yang sudah dibangun

- Masih membutuhkan data social eknomi yang time seriesnya bagus - Langkah pengelolaan jangka pendek: masih pakai 5 manajemen measures

- Dalam penggunaan data dan publikasi, wajib diatur sesuai dengan standard peraturan di dalam negara Indonesia.

- Perlu lanjutkan supervise data providers/semua pihak yang melakukan pendataan ikan - perlu diskusi lebih lanjut terkait racing factor terfokus pada sampling data

- Perlu lakukan pertemuan untuk bhas spesifik Big Eye dan YFT

- Perlu upaya lebih lanjut untuk implementasi HS di wilayah kepulauan yang kemungkinan berpengaruh dengan negara-negara di wilayah 5 (philiphina, Vietnam).

- Data sosek sangat perlu untuk mengevaluasi kebijakan HS di Indonesia. Summary diskusi di sesi akhir hari 1:

1. Data yang dipakai untuk monitoring FAD masih terbatas. Sekalipun saat ini pendataan FAD masih dilakukan

(11)

HARI KE 2:

Materi 1: “Challenges on the Implementation of Management Measures for Harvest Strategy on Tropical Tuna in Indonesia’s Archipelagic Waters” (Oleh: Putu Sudela)

(12)

Materi 2 : Membahas Hasil Survey Pemahaman HS (Dr Yayan) Untuk lebih jelas tentang hasil survei ini, bisa diminta ke panitia KKP

Diskusi-Diskusi di akhir sesi

1. Pak Hanum & Pak Saut>>> estimasi posisi rumpon bisa lakukan joint program dengan MDPI.

2. Febrian Budianto (DKP Sulsel)>> Rumpon masih jadi kendala. Rumpon dipasang hambur adul kayak pasar. Ada masalah andon juga. Masalah covid juga buat penerimaan daerah turun, pendapatan nelayan juga ikut turun.

Respon Bu Putu:

1. usulan-usulan akan di take note untuk dilakukan Tindakan pengelolaan.

2. LPP WPP belum mengisi quisioner terkait HS. Ke depan agar bisa merangkul LPP WPP dalam kegiatan Harvest Strategy

3. terkait rumpon sudah berkali-kali dirapatkan oleh KKP. Saat ini dalam proses antrean menunggu peraturan FAD/Aturan Mentri yang baru

4. KKP akan lakukan sosialisasi closing area di Banda dan Andon agar stake holder di daerah bisa lebih paham.

Conclusion and Recommendation HS Meeting. (PUTU SUADELA) (please check lampiran)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan memperkaya perbendaharaan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pendidikan tentang pengaruh Lingkungan

kelas kecil dengan jumlah 10 mahasiswa, yang berperan sebagai guru adalah mahasiswa PLT sendiri sedangkan yang berperan sebagai siswa adalah 9 mahasiswa yang

Langkah-langkah penelitian dalam penelitian ini adalah: (1) perekaman dan pengukuran frekuensi getar setiap wilahan, (2) analisis spektrum getaran setiap wilahan, (3)

Ketidaksiapan beberapa Rumah Sakit dalam menanggulangi bencana gempa bumi, tsunami, wabah penyakit dan bencana lainnya menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi

Setelah melalui saluran transmisi maka tenaga listrik sampai ke gardu induk (sub station) untuk diturunkan menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi primer yang

Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset dengan e;it pri%e yang berbeda se%ara signifikan dari entry pri%e, maka aset dengan e;it pri%e yang berbeda se%ara signifikan

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh manajemen kelas terhadap peningkatan efektifitas pembelajaran (2) untuk mengetahui

Dengan merancang data pelatihan yang berupa pasangan pola input dan target output yang diinginkan, maka jaringan syaraf tiruan Propagasi balik (Backpropagation) akan