• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 GERAM

Dalam proses pembubutan geram merupakan bagian dari material yang terbuang yang dihasilkan dari proses permesinan. Selama proses pembubutan berlangsung bahan dibuang akibat perputaran benda kerja sebagai suatu geram tunggal, tergantung pada parameter kerja mesin (Adriansyah, 2007).

2.1.1 Proses Pembentukan Geram (Chip Formation)

Geram yang dihasilkan berupa suatu tali berkelanjutan atau berupa potongan- potongan, dalam banyak kasus formasi geram yang menunjukkan bahwa pemotongan adalah proses diskontinu dan gaya antara geram dan alat potong tidak Konstan (Ibnu, 2016).

Formasi geram yang dihasilkan juga dapat dilakukan dengan pendekatan model permesinan Orthogonal sebagaimana yang dikemukakan oleh Merchant, model ini mengasumsikan formasi geram dengan dua dimensi.

Teori tentang terjadinya geram dapat dilihat pada gambar. Logam yang biasanya bersifat ulet, apabila mendapat tekanan akan timbul tegangan (stress) didaerah sekitar konsentrasi gaya penekanan dari mata potong pahat, tegangan pada benda kerja tersebut mempunyai orientasi yang kompleks dan pada salah satu arah akan terjadi tegangan geser (shear stess) yang maksimum. Apabila tegangan geser itu melebihi kekuatan logam yang bersangkutan, maka akan terjadi perubahan bentuk yang menggeser dan memutuskan logam atau benda kerja diujung pahat pada suatu bidang

(2)

geser. Bidang mempunyai lokasi tertentu yang membuat sudut terhadap vektor kecepatan dan dinamakan sudut gese (shear angle) (Ibnu, 2016).

Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Chip (Geram) (Sumber : Ibnu, 2016)

2.1.2 Mekanisme Pembentukan Geram

Semua material pasti akan mengalami deformasi plastis apabila mendapat Tekanan yang melebihi tegangan geser yang diijinkan. Hal ini terjadi dalam mekanisme awal terjadinya geram pada proses pemotongan, yaitu ketika benda kerja medapat tekanan mata potong pahat yang mengakibatkan timbulnya tegangan di daerah sekitar konsentrasi gaya penekanan mata pahat tersebut. Tegangan yang kompleks tersebut pada salah satu arah terjadi tegangan geser maksimum. Apabila tegangan yang terjadi ini melebihi kekuatan benda kerja maka akan terjadi deformasi plastis yang menggeser dan pada akhirnya akan memutuskan material di ujung pahat pada bidang geser (shear plane) seperti pada gambar 2.2 berikut :

(3)

Gambar 2.2 Bidang Geser Pada Mekanisme Pembentukan Geram (Sumber : Schneider, 2007)

Proses terbentuknya geram dapat diterangkan dengan analogi tumpukan kartu. Apabila setumpuk kartu disejajarkan dan diatur sedikit miring (sesuai dengan sudut geser) kemudian didorong dengan sebuah papan (penggaris) yang membuat sudut terhadap garis vertikal (sesuai dengan sudut geram), maka kartu diujung papan akan bergeser keatas relatif terhadap kartu dibelakangnya. Pergeseran tersebut berlangsung secara berurutan dan kartu terdorong lewat bidang atas papan (gambar 2.3). Analogi kartu tersebut menerangkan keadaan sesungguhnya dari kristal logam yang terdeformasi, sehingga merupakan lapisan tipis yang bergeser pada bidang geser.

Gambar 2.3 Analogi Tumpukan Kartu Pada Mekanisme Pembentukan Geram (Sumber : Schneider, 2007)

(4)

Suatu analisis mekanisme pembentukan geram yang dikemukakan oleh Merchant mendasarkan teorinya pada model pemotongan sistem tegak (orthogonal system). Sistem pemotongan tegak merupakan penyederhanaan dari sistem pemotongan miring (obligue system) dimana gaya diuraikan menjadi komponennya pada suatu bidang (Schneider, 2007).

Ada beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis model tersebut antara lain : a. Mata potong pahat sangat tajam sehingga tidak menggosok atau menggaruk

benda kerja

b. Deformasi terjadi hanya dalam dua dimensi

c. Distribusi tegangan yang merata pada bidang geser

d. Gaya aksi dan reaksi pahat terhadap bidang geram adalah sama besar dan segaris (tidak menimbul kan moment coppel)

Karena sistem gaya dipandang hanya pada satu bidang, maka gaya total dapat diuraikan menjadi tiga komponen gaya yang saling tegak lurus.

Berdasarkan cara penguraiannya maka gaya pembentukan geram terdiri atas : 1. Gaya total (F), ditinjau dari proses deformasi material, dapat diuraikan menjadi

dua komponen, yaitu :

FS : gaya geser yang mendeformasikan material pada bidang geser, sehinggamelampaui batas elastik.

Fsn : gaya normal pada bidang geser yang menyebabkan pahat tetap menempel

pada benda kerja.

2. Gaya total (F) dapat diketahui arah dan besarnya dengan cara membuat

dinamometer (alat ukur gaya dimana pahat dipasang padanya dan alat tersebut dipasang pada mesin perkakas) yang mengukur dua komponen gaya yaitu : Fv : gaya potong, searah dengan kecepatan potong

Ff : gaya makan, searah kecepatan makan.

3. Gaya total (F) yang bereaksi pada bidang geram (Aγ, face bidang pada pahat di mana geram mengalir) diuraikan menjadi dua komponen untuk menentukan “koefisien gesek geram terhadap pahat”, yaitu :

Fγ : gaya gesek pada bidang geram Fγn : gaya normal pada bidang geram

(5)

2.1.3 Bentuk-Bentuk Geram dan Jenis Geram Sayatan Proses Permesinan

Bentuk-Bentuk Geram yang dihasilkan dari proses pemesinan untuk logam dan paduan logam pada umumnya dapat diklasifikan menjadi tiga kategori berdasarkan perbedaan geometri bentuk geram. Beberapa morfologi geram tersebut diantaranya:

1. Geram Tidak Kontinu Atau Putus-Putus (Discontinuous Chips)

Geram tak kontiyu adalah yang bentuknya terputus - putus dimana segmen - segmennya tidak terikat satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena distorsi pada logam yang berdekatan dengan pahat menghasilkan crack (retak) dan terlempar dari pahat. Geram ini didapatkan dalam proses pemesinan bahan yang rapuh seperti besi cor. Geram tak kontiyu dapat juga terbentuk pada beberapa bahan yang ulet kalau koefisien geseknya tinggi, tetapi geram ini pada bahan ulet menunjukkan kondisi pemotongan yang buruk (Sumber : Colton, 2007).

Gambar 2.4 Discontinous Chips (Sumber : Colton, 2007)

2. Geram Kontinyu (Continuous Chips)

Geram kontiyu adalah geram yang umumnya ikut bersama – sama pahat yang kemudian terpisah, tetapi geramnya sendiri ikut terus tersambung membentuk gulungan geram yang panjang. Gulungannya sering seperti spiral atau lurus memanjang. Geram ini terjadi pada proses permesinan pada mesin perkakas dengan kecepatan potong tinggi dengan menggunakan material yang ulet seperti pada material aluminium, baja dan tembaga (Sumber : Ibnu, 2016).

(6)

Gambar 2.5 Continous Chip (Sumber : Colton, 2007)

3. Geram Kontinu dengan Tepi Yang Terbangun (continous with a built up edge) Geram ini terjadi pada proses pemotongan dengan material yang ulet dan mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Pada saat pemotongan , geram mengalir diatas bidang geram pahat, karena koefisien gesek yang tinggi maka terdapat geram yang menempel pada ujung pahat yang ikut mendorong bagaian belakang geram. Karena pada tool dan benda kerja terjadi panas yang berlebihan maka geram tersebut meleleh dan melekan pada ujung pahat potong yang makin banyak. Geram jenis ini dapat menyababkan benda kerja yang dipotong menjadi kasar. Biasanya karena pemakanan yang besar dengan kecepatan potong rendah.. Bentuk gram ditujukan pada gambar 2.6. dibawah ini : (Sumber : Ibnu, 2016).

.

Gambar. 2.6 Gram Continous Tepi Yang Terbangun (Built Up Edge) (Sumber : Ibnu, 2016)

(7)

2.1.4 Permesinan Kering dan Basah

Pada umumnya permesinan untuk memfabrikasi komponen - komponen mesin dilakukan dengan metode permesinan basah (wet machining). Pada metode ini sejumlah cairan pemotongan dialirkan ke kawasan pemotong selama proses permesinan dengan tujuan menurunkan suhu pemotongan dan melumasi bagian-bagian pemesinan sehingga diharapkan permukaan permesinan memiliki suatu integritas permukaan (surface integrity) yang baik. Fenomena kegagalan pahat dan penggunaan cairan pemotongan merupakan salah satu masalah yang telah banyak dikaji dan mendapat perhatian dalam kaitannya yang sangat berpengaruh terhadap kekasaran permukaan hasil pengerjaan, ketelitian geometri produk dan mekanisme keausan pahat serta umur pahat (Ginting, 2006).

Ada tiga faktor yang menyebabkan permesinan kering yaitu:

1. Permesinan kering hanya dipilih untuk mengatasi masalah pemutusan atau penguraian rantai ikatan kimia yang panjang dengan waktu paruh yang sangat lama (non biodegradable) yang potensial untuk merusak lingkungan. 2. Teknik pemesinan kering sangat potensial untuk mengurangi biaya

produksi. Hasil riset menunjukkan bahwa pada industri otomotif Jerman, biaya cairan pemotongan 7 - 20) % dari biaya pahat total. Jumlah ini adalah dua sampai empat kali lebih besar dari biaya pahat potong.

3. Satu diantara cara permesinan yang tidak menimbulkan limbah dan pengabutan udara serta tidak menimbulkan sisa pada serpihan adalah permesinan kering.

Permesinan kering bertujuan untuk mencapai peningkatan kemampuan mesin dengan mengurangi koefisien gesekan dan panas selama proses pemotongan.Sekarang ini material berlapis telah ditemukan untuk menjamin suksesnya permesinan kering. Dalam studi literatur dinyatakan bahwa pengaruh cairan pemotongan yang digunakan terhadap dampak lingkungan pertama sekali dianalisa dan dipublikasikan. Mereka melaporkan bahwa permesinan kering dapat dilakukan dengan hasil yang diharapkan pada besi tuang, karbon dan baja tuang (Ginting, 2006).

(8)

Bahwa perubahan dari permesinan yang menggunakan cairan pemotongan ke permesinan kering dapat dilakukan untuk beberapa logam seperti baja, besi tuang dan aluminium. Namun harus dipahami dalam hal ini bahwa perubahan tersebut akan menyebabkan keuntungan yang adapada pemesinan basah tidak terjadi pada proses pemesinan kering. Permesinan basah merupakan pemesinan yang pada prosesnya dilakukan dengan cairan pendingin. Fungsi utama dari cairan pendingin adalah untuk menurunkan suhu pemotongan dengan mengurangi gaya gesek dan sebagai media pembawa panas dari daerah pemotongan juga berfungsi sebagai pembawa geram. Dengan turunnya suhu pemotongan tersebut maka umur pahat akan meningkat.

Hal tersebut akan berbeda dengan permesinan kering dimana pada prosesnya pemesinan kering dapat menyebabkan gaya gesek yang besar pada proses pemesinan sehingga suhu pemotongan menjadi tinggi dan pada akhirnya akan menurunkan umur pahat. Dari pemaparan di atas dapat dinyatakan hubungan geometri geram yang terbentuk dari pemesinan basah dan kering, bahwa pada pemesinan basah suhu pemotongan cenderung lebih rendah sehingga dimungkinkan geometri geram yang terbentuk memiliki tebal geram yang lebih tipis dengan jarak antar puncak gergaji yang renggang dibanding pada pemesinan kering.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Varadarajan, 2008). Perbandingan bentuk geram yang dihasilkan dari permesinan kering dan basah dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Bentuk Geram Yang diHasilkan Dari Proses Permesinan Kering dan Basah Kecepatan Pemotongan (m/min)

40 53 80 91 120 Geram Permesinan Kering Geram Permesinan Basah (Sumber : Varadarajan, 2008)

(9)

Permesinan kering meniadakan kebutuhan untuk pembuangan dan pembelian cairan pendingin, menghapus ditutupnya produksi pembersih permesinan dan meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja. Pemesinan kering juga akan memberikan lebih bersih lingkungan benda kerja seperti adanya minyak yang melekat pada benda kerja. Selain itu, geram akan menjadi tak terkontaminasi (Varadarajan, 2008).

2.1.5 Lingkaran Gaya Pembentukan Geram (Lingkaran Merchant)

Suatu analisis mekanisme pembentukan geram yang dikemukakan oleh Merchant mendasarkan teorinya atas model pemotongan sistem tegak (Orthogonal Sistem). Sistem pemotongan tegak merupakan penyederhanaan dari sistem pemotongan miring (Oblique System) dimana gaya diuraikan menjadi komponennya pada suatu bidang. Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis model tersebut adalah:

a. Mata potong pahat sangat tajam sehingga tidak menggosok atau menggaruk benda kerja

b. Deformasi terjadi hanya dua dimensi,

c. Distribusi tegangan yang merata pada bidang geser, dan

d. Gaya aksi dan reaksi pahat terhadap bidang geram adalah sama besar dansegaris (tidak menimbulkan momen kopel)

Karena berasal dari satu gaya yang sama mereka dapat dilukiskan pada suatu lingkaran dengan diameter yang sama dengan gaya total (F), lihat gambar 2.7 Lingkaran tersebut digambarkan persis diujung pahat sedemikian rupa sehingga semua komponen menempati lokasi seperti yang dimaksud. Gambar ini merupakan sistem gaya pada pemotongan Orthogonal dan dalam prakteknya dapat didekati dengan menggunakan pahat dengan sudut kr = 90o dengan kecepatan potong jauh

(10)

Gambar 2.7 Lingkaran Gaya Pemotongan (Lingkaran Merchant) (Sumber : Wahyudi, 2015)

2.2 DESAIN DENGAN SOFWARE MODELING SOLIDWORKS

SolidWorks adalah salah satu dari produk Dessault System Corp. yang diperlukan untuk engineering desain dan drawing. SolidWorks memiliki beberapa kelebihan yang memudahkan dalam desain serta tampilan yang lebih menarik dan riil. Sekilas tentang SolidWorks. Berikut adalah tampilan SolidWorks (Sebayang & Hendi, 2016).

(11)

Saya menggunakan SolidWorks versi 2013. Karena feature dan penggunaannya lebih mudah bila di bandingkan dengan versi sebelumnya. Klik CTRL+N untuk memulai menggunakan software ini.

Gambar 2.9 Kotak Dialog Untuk Memulai Pengerjaan

Pada kotak dialog new SolidWorks dokumen terdapat beberapa template di antaranyasebagai berikut:

 Part Template ini dioperasikan untuk membuat part, baik pembuatan benda benda pejal ataupun sheet metal.

 Assembly

Template ini dioperasikan untuk perakitan beberapa file (Assembly), selain itu pada saat mendesain sebuah proyek, Anda juga dapat membuat komponen-komponen dasar langsung pada template ini.

 Drawing

Template ini dioperasikan untuk membuat orthogonal drawing atau gambar 2D secara otomatis yang kemudian akn di cetak atau di-print.

2.3 PENGERTIAN PERANCANGAN

Perancangan adalah perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh, kegiatan awal darisuatu

(12)

rangkaian dalam proses pembuatan produk. Tahap perancangan tersebut dibuat keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya (Dharmawa, 2006). Sebelum sebuah produk dibuat terlebih dahulu dilakukan proses perancangan yang nantinya menghasilkan sebuah gambar skets atau gambar sederhana dari produk yang akan dibuat. Gambar skets yang telah dibuat kemudian digambar kembali dengan aturan gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang ikut terlibat dalam proses pembuatan produk tersebut. Gambar hasil perancangan adalah hasil akhir dari proses perancangan dan sebuah produk dibuat setelah dibuat gambar-gambar rancangannya dalam hal ini gambar kerja. Perancangan dan pembuatan produk adalah dua kegiatan yang penting, artinya rancangan hasil kerja perancang tidak ada gunanya jika rancangan tersebut tidak dibuat, sebaliknya pembuat tidak dapat merealisasikan benda teknik tanpa terlebih dahulu dibuat gambar rancangannya (Dharmawan, 2006).

2.4 MESIN PRESS HIDROLIK

Mesin press hidrolik adalah suatu mesin industri yang mempunyai sistem hidrolik yang dapat bekerja secara mandiri dengan menggunakan pompa yang terletak terpisah untuk setiap mesin (Rahmi, 2015).

Komponen utama pada Mesin Press Hidrolik ini adalah Dongkrak Hidrolik, dan didukung oleh komponen-komponen lain yaitu Tabung Pengepressan, plat penekan (Piston Pengepress), Handle, Frame dan ruang pengepressan.

 Dongkrak Hidrolik

Merupakan suatu alat utama yang digunakan pada Mesin Press Hidrolik untuk memberikan tekanan pada bahan melalui Piston Penekan.

 Ruang Pengepressan

Merupakan tempat untuk menampung sampah yang akan dipress.  Plat Penekan (Piston Pengepress)

Merupakan sumbat geser yang terpasang presisi di dalam tabung pengepressan. Plat penekan ini berfungsi untuk mengubah volume dari ruang pengepressan.

(13)

Merupakan bagian mesin press hidrolik yang digunakan untuk mengatur batas maksimal bawah.

 Pegas Tarik

Merupakan bagian mesin press hidrolik yang digunakan untuk menaikkan batang luncur secara otomatis dan dapat juga digunakan untuk mengembalikan batang luncur pada posisi semula.

(Wikipedia, 2007)

2.4.1 Sistem Hidrolik

Prinsip dasar kerja Sistem Hidrolik adalah suatu sistem dimana gaya dan tenaga dipindahkan melalui cairan, biasanya menggunakan minyak.

Gambar 2.10 Prinsip Hydraulic Jack (Sumber : (Ahmet, 2014)

Sistem hidrolik dapat dibagi menjadi dua kelompok sistem antara lain: a. Sistem Hidrostatik

Sistem ini merupakan sebuah sistem dimana fungsi utama dari cairan hidrolik adalah memindahkan gaya dan tenaga dengan menggunakan tekanan.Sistem hidrostatik biasanya terdiri dari dua elemen dasar yaitu:

(14)

 Unit Hidrolik untuk mengubah energi cairan menjadi kerja mekanis

Unit pompa mengoperasikan mesin press hidrolik. Kerja yang dilakukan oleh pompa digunakan untuk perpindahan minyak untuk melawan gaya yang ditimbulkan dari gerakan plunger pada mesin press hidrolik.

b. Sistem Hidrokinetik

Sistem ini biasanya terdiri dari pompa sentrifugal atau impeller yang terpasang pada tangkai pendorong atau piston (Fortek, 2013).

Berdasarkan dalam hal ini jenis mesin Press Hidrolik yang digunakan yaitu :  Mesin Press Hidrolik dengan menggunakan pompa manual

Mesin Press Hidrolik ini menggunakan pompa yang digerakkan secara

manual misalnya dengan menggunakan pompa dongkrak (Hydraulic Jack). Dengan menggunakan sistem diskontinyu (Fortek, 2013).

Sistem hydraulic jack ini mempunyai banyak keunggulan dibanding jika menggunakan sistem mekanikal,

Adapun keuntungannya adalah sebagai berikut: a. Kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat b. Pergantian kecepatan lebih mudah

c. Getaran yang timbul relatif lebih kecil d. Daya tahan lebih lama dan gaya yang besar e. Lebih mudah memulai dan menghentikan operasi

Namun system hydraulic ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu: a. Peka terhadap kebocoran

b. Peka terhadap perubahan temperature c. Kadang kecepatan kerja berubah d. Kerja system saluran tidak sederhana

(Fortek, 2013).

Silinder hidrolik memiliki keuntungan dari struktur sederhana, kekuatan output yang besar, kinerja yang stabil dan dapat diandalkan, mudah pemeliharaan (Bambode, 2015)

(15)

2.4.2 Cara Kerja Mesin Pres Hidrolik

Sebuah Mesin press hidrolik adalah mesin yang memiliki dudukan atau plat dimana bahan logam ditempatkan sehingga dapat dipres, dihancurkan, diluruskan atau dibentuk (Budi, 2014).

Konsep mesin pres hidrolik didasarkan pada teori Pascal, yang menyatakan bahwa ketika tekanan diterapkan pada cairan dalam sistem tertutup, tekanan di seluruh sistem selalu tetap atau konstan. Dengan kata lain,mesin pres hidrolik adalah mesin yang memanfaatkan tekanan yang diberikan pada cairan untuk menekan, mengepres, membentuk sesuatu (Budi, 2014).

Sejak press hidrolik bekerja berdasarkan Hukum Pascal, cara kerjanya menggunakan sistem hidrolik. Sebuah mesin press hidrolik terdiri dari komponen dasar yang digunakan dalam sistem hidrolik yang mencakup silinder, piston, pipa hidrolik, dll. Prinsip kerja mesin pres ini sangat sederhana. Sistem ini terdiri dari dua silinder, cairan (biasanya minyak) dituangkan dalam silinder memiliki diameter kecil.

Piston dalam silinder ini didorong sehingga memampatkan cairan di dalamnya yang mengalir melalui pipa ke dalam silinder yang lebih besar. Silinder yang lebih besar silinder dikenal sebagai master silinder. Tekanan yang diberikan pada silinder yang lebih besar dan piston dalam master silinder mendorong cairan kembali ke silinder asli.

Gambar 2.11 Peningkatan Kekuatan Hydraulic Jakc (Sumber : Rakesh & Suryawanshi, 2015)

(16)

Gaya yang diterapkan pada cairan silinder yang lebih kecil dalam kekuatan yang lebih besar ketika mendorong master silinder. Hidrolik press banyak digunakan untuk keperluan industri dimana tekanan yang besar diperlukan untuk mengompresi logam menjadi lembaran tipis. Sebuah press hidrolik industri menggunakan bahan yang akan bekerja atas bersama dengan bantuan pelat tekan untuk menghancurkan atau pukulan materi menjadi lembaran tipis.

 Mesin Press Penekan Benda

penekanan ini biasanya digunakan ketika pekerjaan yang terlibat tidak bersifat tugas berat. Menekan ini datang dalam berbagai ukuran dan spesifikasi . Tapi dibandingkan dengan penekan hidrolik lainnya , sistemtidak memampatkan sejumlah besar tekanan yang dibutuhkan untuk menghasilkan lebih banyak output. Menekan Arbor digunakan dalam proses seperti menusuk lubang ke logam , stamping , untuk meratakan logam , merobek , menandai (Budi, 2014).

 Gaya dan Tekanan Pada Sisitem Hidrolik – Salah satu sifat zat cair adalah meneruskan tekanan ke semua arah. Definisi itu juga bisa mengartikan bahwa zat cair dapat meningkatkan gaya dan tekanan. Semua itu bisa dijabarkan melalui rumus yang ditampilkan melalui gambar di bawah.

Gambar 2.12 Gaya Dan Tekanan Pada Sisitem Hydraulic Jack (Sumber : Sudibjo, 2015)

(17)

2.4.3 Instruksi Cara Untuk Menggunakan Hydraulic Jack

1. Dengan sempit dan pegangan jack, dekat katup pelepasan ketat - dengan memutarnya searah jarum jam. (Fig. 1)

2. Menempatkan jack dirangka segi tiga untuk penahanan poros sekrup Hydraulic Jack menggunakan bering units, jika poros sekrup Hydraulic Jack diperlukan, putar sekrup perpanjangan jack berlawanan sampai pengepresan berlanjut. (Fig. 2)

3. Masukkan jack pegangan dalam pegangan socket. Pompa pegangan untuk meneken atau pengepresan geram untuk penekenan yang diinginkan. (Fig. 3)

Gambar 2.13 Hydraulic jack (Sumber : Teknik, 2016)

(18)

2.4.4 Diagram Konstruksi

T 90204 ~ T 92004

Gambar 2.14 Hydraulic Jack (Sumber : Teknik, 2016) 1. Melepaskan katup tuas

2. Bagian dasar 3. O- Ring

4. Silinder hidrolik 5. Ram

6. Minyak hidrolik 7. Minyak - tangki ketat 8. Perpanjangan sekrup 9. Top topi

(19)

11. Silinder plunger 12. Katup pengaman

(Teknik, 2016).

2.5 PROSES PENGELASAN

Dalam proses pengelasan rangka, jenis las yang digunakan adalah las listrik DC dengan pertimbangan akan mendapatkan sambungan las yang kuat. Pada dasarnya instalasi pengelasan busur logam terdiri dari bagian - bagian penting sebagai berikut : (Heri, 2008).

a. Sumber daya, yang bisa berupa arus bolak balik (ac) atau arus searah (dc). b. Kabel timbel las dan pemegang elektroda.

c. Kabel balik las (bukan timbel hubungan ke tanah) dan penjepit. d. Hubungan ke tanah.

e. Memungkinkan dipergunakannya posisi yang berbeda.

Fungsi lapisan elektroda dapat diringkaskan sebagai berikut :

1. Menyediakan suatu perisai yang melindungi gas sekeliling busur api dan logam cair.

2. Membuat busur api stabil dan mudah dikontrol.

3. Mengisi kembali setiap kekurangan yang disebabkan oksidasi elemen - elemen tertentu dari genangan las selama pengelasan dan menjamin las mempunyai sifat - sifat mekanis yang memuaskan.

4. Menyediakan suatu terak pelindung yang juga menurunkan kecepatan pendinginan logam las dan dengan demikian menurunkan kerapuhan akibat pendinginan.

5. Membantu mengontrol (bersama - sama dengan arus las) ukuran dan frekuensi tetesan logam cair.

6. Memungkinkan dipergunakannya posisi yang berbeda.

Dalam las listrik, panas yang akan digunakan untuk mencairkan logam diperoleh dari busur listrik yang timbul antara benda kerja yang dilas dan kawat logam yang disebut elektroda. Elektroda ini terpasang pada pegangan atau holder las dan

(20)

didekatkan pada benda kerja hingga busur listrik terjadi. Karena busurlistrik itu, maka timbul panas dengan temperatur maksimal 3450 oC yang dapat mencairkan logam

(Heri, 2008).

2.6 BANTALAN

Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus mempunyai ketahanan terhadap getaran maupun hentakan. Jika suatu sistem menggunakan konstruksi bantalan, sedangkan bantalannya tidak berfungsi dengan baik maka seluruh sistem akan menurun prestasinya dan tidak dapat bekerja secara semestinya (Putra, 2011).

(21)

Tabel 2.2 Hydarulic Press Yang Sudah Ada

No Pemegang

Paten Yang di Klaim Kelemahan Solusi

1. Erich Ribback, 19 Desember 2006 No Paten US 3358493 A

Hydraulic press: Sebuah tekan hidrolik terdiri dari bingkai pres, sepasang tuas ganda bersenjata berputar ke frame pres untuk gerakan berpasangan menuju dan dari satu sama lain, kata tuas terdiri panjang lengan tekan-actuating berdekatan memperluas di seperti arah dan lengan pendek yang berdekatan, mekanisme mengemudi hidrolik diposisikan antara kata sepasang tuas disesuaikan untukterpisah mengatakan lengan panjang, dan memiliki silinder di dalamnya, kuk radial-memperluas tetap ke ujung luar batang piston dari mengemudi hidrolik mekanisme beserta gerakan aksial dalam tekanan kontak dengan sepasang lengan panjang untuk memisahkan kata lengan, counter-dukungan dipasang pada silinder mengatakan mekanisme hidrolik mengemudi, dan semi kembali berarti untuk menarik sepasang lengan panjang terhadap satu sama lainyang dibawa oleh kata kontra-dukungan.

Banyak perawatan pada bagian

komponen saklar dan sensor, biaya perawatan tidak terjangkau, boros energi listrik. Untuk pengepresan menggunakan hydraulic press. Alat tersebut untuk pembuatan biaya terjangkau, mudah pada perawatannya, mudah dipindahkan ke tempat lain.

(22)

2. Hideaki Nakabayashi., Komatsu Industries Comporation, 26 September 2008 No Paten US 5957046 A

High speed hydraulic press : Sebuah kecepatan tinggi tekan hidrolik, memiliki tubuh press mesin yang dibangun dari bingkai berbentuk C, kecepatan tinggi beroperasi perakitan silinder hidrolik dengan porsi silinder hidrolik dibuang di bagian atas tubuh mesin press, dan slide yang digabungkan untuk perakitan silinder hidrolik dan disesuaikan untuk dipindahkan sehingga secara vertikal ke atas dan ke bawah, tekan terdiri dari blok berjenis memiliki sebuah bagian didalamnya dan dipasang untuk mengatakan hidrolik perakitan silinder langsung pada permukaan depan kata silinder dan kontrol katup sarana yang berhubungan dengan kata block ragamnya untuk memberikan cairan tekanan menjadi kata silinder hidrolik melalui kata bagian dalam kata block berjenis sambil mengontrol setidaknya satu parameter cairan tekanan kata termasuk laju aliran dan tekanan. Biaya pembuatan mahal, sering melakukan perawatan, susah untuk dipindahkan. Untuk pengepresan menggunakan hydraulic press. Alat tersebut untuk pembuatannya biaya terjangkau, mudah pada perawatannya, mudah dipindahkan ke tempat lain.

(23)

Tabel 2.3 Solusi ke dua paten

No Solusi Kedua paten

1 Solusi: Kedua paten dari mesin press yaitu untuk pengepresan menggunakan hydraulic press. Alat tersebut harus mampu mengepres geram sesuai ukuran yang direncanakan yaitu 23 cm × 23 cm × 13 cm dan untuk pembuatannya digunakan material yang sesuai agar biaya produksi pembuatan mesin press geram terjangkau, hasil produk dari mesin press geram dapat langsung dilebur untuk didaur ulang, mudah pada perawatannya dan mudah dipindahkan ke tempat lain.

Gambar 2.16 (a) Hydraulic press (Sumber : Ribback, 2006)

Gambar 2.16 (b) High speed hydraulic press (Sumber : Comporation, 2008)

Gambar

Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Chip (Geram)     (Sumber : Ibnu, 2016)
Gambar 2.2 Bidang Geser Pada Mekanisme Pembentukan Geram  (Sumber : Schneider, 2007)
Gambar 2.4  Discontinous Chips  (Sumber : Colton, 2007)
Gambar 2.5 Continous Chip  (Sumber : Colton, 2007)
+7

Referensi

Dokumen terkait

2.5 Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja Karyawan Kepemimpinan merupakan suatu proses dimana seseorang mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok dalam

Destruksi kering merupakan metode dimana sampel yang telah diketahui beratnya diletakkan pada sebuah krus, dan mengalami proses pengabuan dalam tanur yang dipanaskan pada

pada simulasi permesinan di PowerMill haruslah sesuai dengan cutter yang akan digunakan pada proses permesinan asli, hal ini dilakukan agar hasil dari proses permesinan

Pemberian cairan pendingin pada proses permesinan bubut bertujuan untuk mengurangi panas yang dihasilkan oleh gaya gesek saat proses pembubutan[2], mengurangi gaya

Microneedling merupakan suatu proses dimana produksi kolagen fisiologis dirangsang tanpa menyebabkan kerusakan permanen pada lapisan epidermis kulit dengan menggunakan roller

Proses pemesinan keras sama dengan bubut biasa, tetapi pada proses pemesinan keras pemotongan dilakukan terhadap benda kerja dengan kekerasan lebih besar dari 50 HRC.. Prinsip

Pada setiap aliran dalam heat exchanger akan terjadi penurunan tekanan karena adanya gaya gesek yang terjadi antara fluida dan dinding pipa. Hal ini dapat terjadi

Kelemahan metode hidrodestilasi adalah adanya air dalam jumlah besar dan pada suhu tinggi menyebabkan proses hidrolisa relatif lebih ekstensif, akibatnya rendemen