• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Piranti Lunak Ergo-Checklist Berbasis Program Android Dengan Metode Pendekatan Kansei Engineering

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Piranti Lunak Ergo-Checklist Berbasis Program Android Dengan Metode Pendekatan Kansei Engineering"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Piranti Lunak Ergo-Checklist Berbasis Program

Android Dengan Metode Pendekatan Kansei Engineering

Rizky Yuna Susiawan, Arief Rahman, S.T., M.Sc

Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email:

rizky.yuna.susiawan@gmail.com

;

rahmanarief@gmail.com

Abstrak- Penggunaan media checklist sebagai alat bantu untuk melakukan tindakan assessment ataupun kegiatan controlling pada aktivitas kerja karyawan industri maupun perusahaan begitu penting jika dilihat dari sisi kegunaannya. Namun, karena penggunaan media checklist memiliki beberapa kelemahan seperti tingkat usability-nya masih rendah, masih digunakannya media berupa kertas dalam bentuk checksheet, serta kendala dalam hal perekapan data yang memerlukan waktu yang cukup lama membuat fungsi dari checklist berbentuk lembaran kertas tersebut menjadi kurang begitu efektif & efisien. Adanya upaya dalam

memanfaatkan teknologi smartphone / gadget untuk

mengatasi permasalahan tersebut sangat mungkin dilakukan karena semakin tingginya angka pengguna smartphone di kalangan masyarakat saat ini. Dengan memperhatikan aspek HCI, didapatkan sebuah solusi dari permasalahan tersebut dengan mengaplikasikan penggunaan media checklist pada smartphone yang menggunakan pemrograman Android.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan

perancangan piranti lunak checklist yang mampu

memberikan added value berupa fitur-fitur yang dapat mempermudah pengguna checklist dalam hal penilaian, perekapan data, & penggunaan kertas yang lebih sedikit sehingga mampu mengatasi permasalahan atau kendala yang ada pada checklist yang sebelumnya berbentuk lembaran kertas.

Dengan tetap memperhatikan fitur yang ada pada interface software, perancangan software ini menggunakan pendekatan dengan metode Kansei Engineering untuk menyusun rancangan software yang diinginkan oleh pengguna software checklist dengan menangkap user requirement dari responden agar didapatkan suatu desain software yang dapat memperhatikan kebutuhan dari penggunanya.

Kata kunci - Checklist, Usability, HCI, Android, , Kansei Engineering, Pemrograman

I. PENDAHULUAN

Media checklist merupakan salah satu cara yang dapat digunakan sebagai tindakan preventif agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan kegiatan pencatatan data atau penilaian (assessment) terhadap suatu obyek. Penggunaan checklist dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengingat kembali data yang pernah dicatat atau digunakan pada waktu sebelumnya (APB Group, 2012) [1]. Bentuk dari media checklist yang banyak digunakan adalah berupa lembaran kertas (checksheet) yang berisi konten tentang aspek-aspek yang diamati.

Dalam penerapannya, media checklist yang biasa digunakan yang hanya berupa lembaran kertas memiliki beberapa kelemahan pada penggunaannya. Adanya

keterbatasan pada media yang digunakan seperti kertas akan membutuhkan waktu yang lebih lama bagi pengguna

checklist dalam mencari data yang telah direkap apabila

jumlah checklist yang ada cukup banyak. Hal tersebut akan mempengaruhi proses lamanya waktu pengecekan ulang dan menyalin informasi data pada checklist yang telah direkap. Selain lamanya waktu pengecekan ulang, apabila jumlah obyek yang akan dinilai atau diamati cukup banyak, maka jumlah checklist yang dibutuhkan juga lebih banyak sehingga dapat dikatakan kurang memperhatikan tingkat efisiensi dalam penggunaan kertas.

Dengan melihat perkembangan teknologi yang semakin maju dan adanya upaya untuk melakukan efisiensi penggunaan lembar checklist, muncul suatu pertimbangan faktor usabilitas mengenai pembuatan suatu aplikasi

checklist yang memanfaatkan teknologi gadget smartphone

agar membuat tujuan dari checklist tersebut lebih efektif dan efisien. Penggunaan teknologi smartphone dalam fungsi edukasi akan dapat diaplikasikan jika teknologi tersebut dapat memberikan nilai tambah, yaitu fleksibilitas di mana pengguna akan dipermudah dengan adanya bantuan teknologi.

Smartphone merupakan salah satu gadget yang

banyak digemari hampir di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Pasar smartphone di Indonesia terus menerus semakin membesar. Bahkan ponsel cerdas premium dengan harga Rp 4 juta ke atas semakin banyak pembelinya. Hal ini berdasarkan survei lembaga riset GfK di 28 kota di Indonesia pada kuartal kedua lalu (Tempo.co-Jakarta, 2012) [2].

Gambar 1.1 Statistik Pengguna Smartphone di Asia (StatCounter, 2012)

Dari berbagai macam jenis gadget yang telah beredar di masayarakat luas, ada salah satu jenis gadget yang saat ini mengalami peningkatan pesat penjualannya, yaitu ponsel berbasis android. Salah satu survei yang dilakukan oleh GlobalStat StatCounter membahas tentang

(2)

peningkatan jumlah pengguna smartphone di dunia menggambarkan bahwa android telah mengalami peningkatan yang pesat mengalahkan pesaing-pesaing

smartphone lain seperti Blackberry dan IOS [3].

Dalam penelitian yang akan dilakukan, perancangan Ergo-Checklist Software akan mengambil salah satu checklist, yaitu WISE (Work Improvements in

Small Enterprises) yang merupakan salah satu tools yang

berbentuk checklist yang disusun oleh ILO (International

Labour Organization) untuk melakukan assessment

terhadap UKM (Usaha Kecil dan Menengah). WISE adalah suatu program yang membantu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam memperbaiki kondisi kerja dan produktivitas dengan menggunakan teknik yang sederhana, efektif, dan terjangkau yang memberikan manfaat langsung kepada pemilik dan pekerja (ILO, 2004). Checklist tersebut dipilih karena memiliki kesamaan dengan salah satu studi yang ada di dalam aplikasi ilmu ergonomi, yaitu mengenai

environmental assessment. Lingkup dari environmental assessment tersebut dapat mencakup penilaian aspek

kondisi lingkungan kerja mulai dari aspek ergonomis dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan aktivitas kerja dalam suatu tempat / lingkungan kerja.

Kelemahan yang ada pada penggunaan checklist manual seperti tingkat usabilitas yang masih rendah, based

on paper usage, dan kendala dalam melakukan rekap data

diharapkan dapat diatasi dengan pemanfaatan teknologi smartphone sebagai solusi permasalahan. Oleh karena itu perlu adanya suatu inovasi baru mengenai bentuk yang lebih baru dari ergonomic checklist yang lebih memperhatikan faktor usabilitas, yaitu sebuah software

checklist berbasis android yang memiliki fitur penyimpanan data dan kemudahan akses data melalui

gadget / smartphone sehingga menjadi suatu bentuk checklist yang lebih efektif, efisien, dan memuaskan.

II. DASAR TEORI

Usability

Usability diartikan sebagai tingkat suatu produk

untuk dapat digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuan tertentu dengan efektivitas, efisiensi dan kepuasan dalam konteks tertentu dari penggunaannya (ISO/DIS 9241-11, 1998). Pada dasarnya, tujuan dari usability adalah mengarah pada aspek efektif, efisien, aman dalam penggunaannya, mudah untuk dipelajari/dipahami, diingat, serta memiliki utilitas yang baik.[4]

Human Computer Interaction

Menurut Baecker dan Buxton dalam PRE94, HCI (Human Computer Interaction) diartikan sebagai serangkaian proses, percakapan, dan tindakan yang dilakukan oleh manusia dalam memanfaatkan dan berinteraksi dengan komputer.[5]

Kansei Engineering

Istilah Kansei Engineering pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Mitsuo Nagamachi pada tahun 1970. Istilah Kansei berasal dari bahasa Jepang yang didefinisikan sebagai perasaan psikologis manusia. Rekayasa Kansei adalah suatu teknologi yang menyatukan

Kansei (perasaan dan emosi) dengan disiplin ilmu teknik

(rekayasa).[6]

Work Improvement in Small Enterprise

Istilah WISE didefinisikan oleh ILO (International

Labour Organization) sebagai suatu program yang

membantu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam memperbaiki kondisi kerja dan produktivitas dengan menggunakan teknik yang sederhana, efektif, dan terjangkau yang memberikan manfaat langsung kepada pemilik dan pekerja. Tujuan utama dari WISE ini terangkum dalam satu kalimat, yaitu “Tempat kerja yang lebih produktif dan lebih baik untuk semua orang”.[7]

III. METODOLOGI PENELITIAN

Secara umum, metodologi penelitian yang akan dilakukan pada penelitian dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan berikut :

1. Tahap Identifikasi Awal

Tahap ini merupakan tahapan yang berisi tentang identifikasi awal dalam merumuskan permasalahan yang akan dijadikan bahan untuk penelitian. Tahap ini merupakan tahapan di mana dilakukan studi literatur untuk memperkuat pemahaman tentang perancangan dan pengembangan software secara mendalam.

2. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada tahap pengumpulan dan pengolahan data, dilakukan beberapa tahapan penerapan dari hasil studi literatur, yaitu dimulai dengan dilakukannya pendekatan dengan metode Kansei Engineering yang merupakan kajian utama untuk menangkap perilaku / common behavior dari pengguna software untuk mencari kata kunci yang diperlukan dalam pembuatan desain software. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui pada metode ini, antara lain dengan melakukan wawancara, penyebaran kuisioner, pengolahan data, dan penentuan model akhir desain software terpilih. Hasil akhir dari pengolahan data adalah beberapa alternatif konsep desain yang akan diterapkan dalam merancang software.

3. Tahap Perancangan dan Evaluasi Software

Tahap ini adalah tahapan dilakukannya perancangan software setelah mengetahui hal-hal yang dibtuhkan oleh pengguna android yang diterjemahkan ke dalam fitur-fitur dalam software android. Perancangan software ini menggunakan pemrograman berbasis java, yaitu program Eclipse versi Indigo untuk membuat coding menggunakan bahasa pemrograman java dengan dibantu oleh program Droidraw untuk mempermudah dalam merancang desain interface dari software checklist. Output dari program Eclipse berupa program android berjenis file “.apk” yang kemudian bisa di-install ke dalam gadget

android.

Tampilan awal dari Ergo-Checklist Software akan menyediakan fitur input checklist, cek rekap checklist yang telah diambil, dan bantuan penggunaan dari Ergo-Checklist

Software bari pengguna yang akan menggunakannya.

Adanya input nama obyek yang akan diamati berfungsi untuk memberikan identitas pada checklist yang nantinya akan disimpan dan dapat dibaca sewaktu-waktu.

Selanjutnya, akan dilakukan pengujian tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan kepada responden untuk

(3)

mengetahui bagaimana pendapat responden terhadap rancangan software. Pengujian ini akan menunjukkan seberapa besar tingkat efektivitas dan efisiensitas dari penggunaan Ergo-Checklist Software.

4. Tahap Analisis dan Simpulan

Tahapan ini berisi tentang analisis yang bertujuan untuk mengetahui kecocokan dari hasil pengumpulan user

requirement dengan hasil rancangan ergo-checklist software. Analisis tersebut dilakukan dengan cara

mencocokkan atribut yang telah diperoleh dengan hasil rancangan software. Hasil dari user requirement dikatakan terpenuhi apabila rancangan software telah cocok dengan atribut yang telah didapat. Dan pada bagian akhir dilakukan pengambilan simpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.

IV. HASIL DAN DISKUSI

Pengumpulan User Requirement

Tahapan User Requirements merupakan tahapan yang bertujuan untuk menangkap kebutuhan / keinginan dari responden terhadap rancangan produk yang akan dibuat. Dalam kansei engineering, tahap pengumpulan user

requirement merupakan tahapan yang bertujuan untuk

mendapatkan beberapa hal penting yang dinamakan dengan

kansei word. Kansei word yang didapatkan akan dijadikan

sebagai bahan untuk menentukan atribut-atribut penyusun dari produk yang akan dibuat, yaitu Ergo-Checklist

Software. Pencarian Kansei Word melalui proses interview

atau wawancara kepada seluruh responden yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu asisten laboratorium EPSK yang diasumsikan memiliki kemampuan dalam melakukan assessment dan menggunakan media checklist. Hasil dari proses interview akan menghasilkan output berupa Kansei

Word yang kemudian akan dijadikan sebagai bahan untuk

menyusun atribut dari penyusun ergo-checklist software. Proses interview dilakukan kepada seluruh responden, yaitu asisten laboratorium EPSK yang berjumlah sebanyak 15 orang. Kansei Word didapatkan dari apa saja yang disebutkan oleh responden selama proses interview di mana responden menyebutkan segala hal yang menjadi keinginan responden terhadap suatu media checklist yang dirancang dalam bentuk software.

Kumpulan dari kansei word yang telah didapatkan dari hasil wawancara responden adalah kansei word yang sifatnya masih mentah atau masih banyak dari kansei word yang memiliki kesamaan makna antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu perlu dilakukan proses seleksi kansei

word untuk mendapatkan kansei word yang tidak

bermakna ganda dan telah mewakili jawaban seluruh responden. Proses penggabungan dari beberapa kansei

word yang memiliki kesamaan maknanya dilakukan

dengan memilih salah satu atau menggabungkan antara

kansei word satu dengan yang lain sehingga didapatkan kansei word yang dapat mewakili beberapa kansei word

yang lain.

Tabel 4.1 Kansei word terpilih

Setelah didapatkan 9 buah gabungan kansei word yang berasal dari responden, dilakukan suatu tahapan yang bertujuan untuk mengetahui apakah kansei word yang telah didapatkan sebelumnya merupakan apakah kansei word tersebut benar-benar valid dan dapat mewakili dari user

requirement dari seluruh responden, yaitu dengan

mencocokkan antara 9 kansei word dengan parameter

usability yang telah dikemukakan oleh Nielsen.[9] Tahap Penentuan Atribut Penyusun Software

Penyusunan atribut dilakukan untuk menerjemahkan kansei word ke dalam bentuk yang lebih fisik atau dapat dilihat secara lagnsung oleh responden. Hasil penerjemahan kansei word menjadi atribut-atribut tersebut nantinya akan dijadikan sebagai bahan untuk mencari nilai dari tingkat kepentingan responden terhadap atribut-atribut yang ada pada penyusunan ergo-checklist

software.

Tabel 4.2 Atribut penyusun ergo-checklist software

Tahap Penentuan Tingkat Kepentingan Atribut Penyebaran kuisioner merupakan salah satu tahapan dari proses penerjemahan dari user requirement menjadi suatu desain yang dibutuhkan oleh responden, atau dalam hal ini adalah para pengguna dari Ergo-Checklist

software. Penyebaran kuisioner ini dilakukan untuk

mengetahui tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang telah didapatkan sebelumnya untuk dipilih menjadi atribut penyusun desain Ergo-Checklist software. Pengisian kuisioner dilakukan oleh responden, yaitu seluruh asisten laboratorium EPSK yang masih aktif.

Hasil dari penyebaran kuisioner akan dilanjutkan dengan mencari nilai median dan modus untuk mengetahui

No. Hasil Gabungan Kansei Word

G1 Fitur petunjuk penggunaan yang jelas G2 Kemudahan penyimpanan rekap jawaban G3 Penggunaan gambar, simbol, dan pemilihan warna G4 Kemudahan pemakaian & pengoperasian software G5 Tingkat kompatibilitas yang tinggi

G6 Tampilan hasil perhitungan yang sederhana G7 Tingkat akurasi perhitungan dan kecepatan

processing yang tinggi

G8 Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti G9 Pengaturan layout interface

No. Atribut Penyusun

1 Tersedianya menu petunjuk penggunaan (help) pada ergo-checklist software

2 Tersedianya menu untuk menyimpan dan membuka kembali jawaban yang telah direkap

3 Penggunaan icon / symbol pada beberapa fungsi di dalam ergo-checklist software serta pemilihan warna yang tepat pada interface

4 Tampilan dari interface yang sederhana untuk mempermudah penggunaan ergo-checklist software

5 Tingkat kompatibilitas yang tinggi dari ergo-checklist software pada perangkat Smartphone Android

6 Tersedia tampilan hasil dari rekap perhitungan checklist 7 Tidak ada kesalahan pada proses perhitungan checklist 8 Kalimat pertanyaan pada checklist yang mudah di pahami

9 Pengaturan desain layout interface yang rapi dan menarik dari ergo-checklist software

(4)

nilai tengah dan nilai yang paling sering muncul dari jawaban yang diberikan oleh responden pada saat memberikan penilaian. Setelah dilakukan penghitungan nilai median dan modus, akan dicari nilai tingkat yang didapat dari nilai median dan nilai modus.

Tabel 4.3 Nilai tingkat kepentingan responden

Tahap Perancangan Software

Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai proses perancangan desain interface dari ergo-checklist software dimulai dari halaman awal sampai pada menu checklist beserta hasil rekap data yang diperoleh. Berdasarkan hasil dari pembuatan konsep alur dari pengoperasian

checklist software, rancangan desain interface dari ergo-checklist software dapat dibagi menjadi beberapa bagian,

yaitu tampilan awal start atau saat baru memulai aplikasi, tampilan halaman utama, menu pengisian checklist, menu bantuan atau petunjuk, menu informasi tambahan, menu hasil rekap data, dan pilihan untuk keluar dari aplikasi. Beberapa fitur yang tersedia pada ergo-checklist software dan beberapa tahap penggunaan dari ergo-checklist

software dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Menu Utama

Tampilan menu utama didesain dengan tampilan

icon/gambar yang dapat digeser sehingga terlihat

lebih besar dan lebih mudah digunakan. Tampilan menu utama terdiri dari beberapa pilihan menu, yaitu menu pengisian checklist, menu bantuan (petunjuk penggunaan), menu informasi, menu rekap checklist, dan menu keluar aplikasi.

Gambar 4.1 Tampilan menu utama

2) Menu Pengisian Checklist

Tahapan yang dilalui oleh user untuk melakukan pengisian checklist diawali dengan memasukkan nama obyek amatan, kemudian user akan memilih bidang amatan yang akan diamati dan user akan mulai mengisi daftar pertanyaan checklist. Pada akhir pengisian, akan ditampilkan hasil perhitungan dari jawaban checklist yang telah diisi yang kemudian dapat disimpan atau tidak.

Gambar 4.2 Tampilan pada proses pengisian

checklist (1)

Gambar 4.3 Tampilan pada proses pengisian checklist (2)

3) Menu Bantuan

Menu bantuan dirancang untuk memudahkan user dalam menggunakan ergo-checklist software, baik mulai dari proses pengisian maupun penyimpanan rekap checklist. Tampilan menu petunjuk dirancang terpisah dari menu pengisian agar memudahkan

user untuk mempelajari terlebih dahulu tentang ergo-chekclist software sebelum mulai menggunakannya.

Gambar 4.4 Tampilan pada menu bantuan

4) Menu Informasi

Menu informasi adalah menu yang berisi tentang fitur tambahan dari ergo-checklist software seperti modul checklist, informasi kontak, dan latar belakang pembuatan aplikasi.

Gambar 4.5 Tampilan pada menu informasi

5) Menu Rekap Checklist

No. Atribut Tingkat

Kepentingan

G1 Tersedianya menu petunjuk penggunaan (help) pada ergo-checklist 4 G2 Tersedianya menu untuk menyimpan dan membuka kembali jawaban 4 G3 Penggunaan icon / symbol pada beberapa fungsi di dalam ergo- 3 G4 Tampilan dari interface yang sederhana untuk mempermudah

penggunaan ergo-checklist software 3

G5 Tingkat kompatibilitas yang tinggi dari ergo-checklist software pada

perangkat Smartphone Android 3

G6 Tersedia tampilan hasil dari rekap perhitungan checklist 4 G7 Tidak ada kesalahan pada proses perhitungan checklist 4 G8 Kalimat pertanyaan pada checklist yang mudah di pahami 4 G9 Pengaturan desain layout interface yang rapi dan menarik dari

(5)

Salah satu fitur yang penting dari ergo-checklist

software adalah adanya menu rekap checklist

dimana user tidak perlu menghitung rekap jawaban

checklist secara manual karena telah dilakukan

secara otomatis dan dapt disimpan. Kemudahan yang didapat oleh user adalah user dapat mengetahui perbandingan antara bidang satu dengan yang lain dalam hal kesesuaiannya.

Gambar 4.6 Tampilan menu rekap checklist

Evaluasi dan Perbaikan

Proses evaluasi antara tingkat kepentingan dan kepuasan dari responden terhadap hasil rancangan

ergo-checklist software dilakukan dengan menggunakan metode pengujian dari Nielsen’s Ten

Heuristic. Proses uji usabilitas ini melalui 3 tahap

pengerjaan dan melibatkan 15 orang responden yang merupakan responden yang sama seperti pada tahap pengumpulan user requirements. Apabila nilai tingkat kepuasan dari responden lebih kecil daripada tingkat kepentingannya, maka dapat disimpulkan bahwa masih diperlukan perbaikan pada ergo-checklist software agar tingkat kepuasan dari responden dapat terpenuhi. Tabel 4.4 Perbandingan tingkat kepentingan dan kepuasan responden

Berikut adalah hasil perbaikan yang dilakukan :

1. Memberikan nama judul yang dapat mencerminkan bidang yang diamati dari setiap pertanyaan checklist

Gambar 4.7 Hasil perbaikan nama judul checklist 2. Mengubah bentuk pertanyaan dari checklist agar

lebih mudah dipahami oleh user

Gambar 4.8 Gambar hasil perbaikan bentuk pertanyaan pada checklist

3. Menampilkan hasil dari rekap jawaban dalam bentuk prosentase yang mudah dipahami oleh user

Gambar 4.9 Tampilan hasil perbaikan pada hasil rekap checklist

4. Memberikan fungsi perintah back pada pilihan bidang soal sebelum mulai mengisi checklist.

Gambar 4.10 Urutan proses perintah tombol back pada hasil perbaikan

Analisis User Requirement dari Hasil Rancangan Software

No. Atribut Tingkat

Kepentingan Tingkat Kepuasan GAP

G1 Tersedianya menu petunjuk penggunaan

(help) pada ergo-checklist software 4 4 0

G2

Tersedianya menu untuk menyimpan dan membuka kembali jawaban yang telah direkap

4 4 0

G3

Penggunaan icon / symbol pada beberapa fungsi di dalam ergo-checklist software serta pemilihan warna yang tepat pada interface

3 3 0

G4

Tampilan dari interface yang sederhana untuk mempermudah penggunaan ergo-checklist software

3 3 0

G5

Tingkat kompatibilitas yang tinggi dari ergo-checklist software pada perangkat Smartphone Android

3 4 1

G6 Tersedia tampilan hasil dari rekap

perhitungan checklist 4 3 -1

G7 Tidak ada kesalahan pada proses

perhitungan checklist 4 4 0

G8 Kalimat pertanyaan pada checklist yang

mudah di pahami 4 3 -1

G9

Pengaturan desain layout interface yang rapi dan menarik dari ergo-checklist software

(6)

Analisis mengenai hasil dari proses pengumpulan

user requirement yang telah dilakukan sebelumnya

bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil dari rancangan ergo-checklist software menjawab kebutuhan dari responden pada proses user requirement. Dari sejumlah atribut penyusun software yang berasal dari kumpulan kansei word, dapat dilakukan langkah untuk membandingkan apakah atribut-atribut yang dimunculkan oleh responden sudah terjawab atau belum. Tahapan tersebut dapat dilakukan dengan cara mencocokkan 9 atribut yang telah diperoleh dengan hasil rancangan pada ergo-checklist

software.

Setelah dilakukan analisis dari user requirement dengan hasil rancangan ergo-checklist software, dapat dilakukan perbandingan terakhir antara penggunaan

checklist berbentuk kertas dengan ergo-checklist software yang berasal dari suara atau pendapat

responden yang telah melakukan uji coba terhadap

ergo-checklist software. Hasil dari perbandingan

tersebut dapat ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Tabel preferensi penggunaan media checklist

Pada tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa dari 4 faktor pembanding yang telah ditentukan, responden cenderung memilih ergo-checklist software daripada

checklist manual.

V. SIMPULAN

1 Dengan menggunakan metode Kansei engineering, didapatkan sebanyak 9 buah atribut penyusun software yang berasal dari hasil pengumpulan user requirement kepada 15 orang responden, yaitu :

a. Tersedianya menu petunjuk penggunaan (help) pada ergo-checklist software

b. Tersedianya menu untuk menyimpan dan membuka kembali jawaban yang telah direkap c. Penggunaan icon / symbol pada beberapa fungsi di

dalam ergo-checklist software serta pemilihan warna yang tepat pada interface

d. Tampilan dari interface yang sederhana untuk mempermudah penggunaan ergo-checklist software

e. Tingkat kompatibilitas yang tinggi dari

ergo-checklist software pada perangkat Smartphone Android

f. Tersedia tampilan hasil dari rekap perhitungan

checklist

g. Tidak ada kesalahan pada proses perhitungan

checklist

h. Kalimat pertanyaan pada checklist yang mudah di pahami

i. Pengaturan desain layout interface yang rapi dan menarik

2 Mekanisme kerja dari ergo-checklist software dapat dibagi menjadi dari dua proses, yaitu proses pengisian

checklist oleh user dan proses perekapan data hasil

jawaban. Sedangkan untuk hasil rancangan interface, tersedia beberapa menu pilihan yang dapat diakses oleh

user yaitu menu pengisian checklist, menu petunjuk

penggunaan software, menu informasi tambahan yang berisi tentang modul checklist dan profil perancang

software, dan menu rekap checklist yang berisi seluruh

rekap hasil jawaban yang telah tersimpan sebelumnya. 3 Hasil dari rancangan ergo-checklist software

diwujudkan agar dapat digunakan pada smartphone berjenis Android dengan spesfikasi yang tidak terlalu berat, yaitu mulai dari android versi 2 sampai dengan versi 4.

4 Setelah dilakukan proses pengujian ergo-checklist software, didapatkan hasil bahwa 7 dari 9 atribut penyusun software telah memenuhi tingkat kepuasan dari 15 responden. Kemudian dilakukan tahap perbaikan pada dua atribut, yaitu ketersediaan tampilan hasil dari rekap perhitungan checklist dan kalimat pertanyaan pada checklist yang mudah di pahami 5 Dari hasil perbandingan akhir antara media checklist

manual dengan ergo-checklist software dapat disimpulkan bahwa pengguna atau user dari checklist software lebih cenderung memilih ergo-checklist software daripada media ergo-checklist manual karena kemudahan-kemudahan yang ada pada ergo-checklist software.

VI. DAFTAR PUSTAKA

[1] APB Group (2012), Metode Checklist. Entry from Lidia, N.

[2] Tempo.co-Jakarta (2012), Penjualan Smartphone

Mahal Melonjak. Entry from Muhtarom, I.

[3] StatCounter (2012), Top 8 Mobile Operating System in

Asia from Jan 2011 to Jun 2012.

[4] Nielsen, J. (1994), Usability Engineering. 362, Academic Press, London.

[5] Apligo (2011), Interaksi Manusia-Komputer [Online]. Availablehttp://www.aplikasiergonomi.wordpress.c om [Accessed 8 April 2013]

[6] Nielsen J. (2005), Papers and Essays [Online]. Available http://www.useit.com [Accessed 8 April 2013]

[7] ILO (2009). Work Improvements in Small Enterprises. Programme.International Labour Office, Switzerland. Atribut Pembanding Responden 1 2 3 4 1 7 8 10 4 2 2 4 3 5 3 9 9 7 8 4 8 8 10 10 5 5 6 4 5 6 8 8 8 7 7 7 10 8 8 8 7 9 10 10 9 5 7 5 6 10 9 8 9 7 11 5 6 4 4 12 6 4 5 4 13 7 8 5 6 14 8 4 5 7 15 8 7 7 6 Rata-rata 6,733333 7,066667 6,666667 6,466667 Kesimpulan Ergo-Checklist Ergo-Checklist Ergo-Checklist Ergo-Checklist

Gambar

Gambar  1.1  Statistik  Pengguna  Smartphone  di  Asia  (StatCounter, 2012)
Tabel 4.1 Kansei word terpilih
Tabel 4.3 Nilai tingkat kepentingan responden
Gambar 4.6 Tampilan menu rekap checklist
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Huruf dari Plaintext yang terulang dipisahkan dengan huruf lain seperti X, jadi jika plaintextnya ballon maka akan dimasukkan sebagai ba lx lo on. 2) Huruf-huruf dari

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh sidang sarjana guna mendapat gelar sarjana komputer pada Fakultas Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika,

Penelitian ini dilaksanakan dalam II siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu : 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) hasil observasi,

Berdasarkan hasil analisis data terhadap penggunaan tepung biji durian dan nangka pada berbagai level terhadap kualitas bakso daging itik petelur afkir ditinjau berdasarkan variasi

Disamping itu pola pelayanan lain yang diharapkan dalam etika pelayanan publik adalah pelayanan yang menukik pada pendekatan deontologi, yaitu pelayanan yang mendasarkan diri

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara kepesertaan JKN Mandiri dengan pengetahuan, pendapatan, persepsi, dan akses terhadap pelayanan kesehatan pada Suku Sakai di

3 Amran dan Devi (2008) Regresi Berganda (Multiple Regression) Variabel Independen :foreign shareholders, government shareholding , dependence on

Per defenisi, regenerasi elit politik berbasis kekerabatan dapat diartikan sebagai tindakan para elit politik lokal untuk mempertahankan kekuasaan politik mereka dengan