• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL Prof. Jawahir Thontowi, SH., Ph. D Guru Besar Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUKUM DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL Prof. Jawahir Thontowi, SH., Ph. D Guru Besar Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM DAN HUBUNGAN

INTERNASIONAL

Prof. Jawahir Thontowi, SH., Ph. D

Guru Besar Ilmu Hukum, Fakultas Hukum

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

(2)

Literature

K.J. Holstin, Politik Internasional, Kerangka Analisa, Jakarta,

Pedoman Jaya. 1987.

J.G. Starke, Introduction to International Law, (tenth edition), London,

Butterworths. 1989.

Jawahir Thontowi, Pranoto Iskandar, Hukum Internasional

Kontemporer, Bandung, Refika Aditama. Cetakan Pertama. 2006.

Jawahir Thontowi, Hukum dan Hubungan Internasional, Yogyakarta,

UII Press. 2013.

(3)

BAB I: HUKUM INTERNASIONAL DAN

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Pengertian Hukum InternasionalCakupan Hukum Internasional

Tujuan dan Fungsi Hukum InternasionalSumber Hukum Internasional

Pengertian Hubungan Internasional

Hubungan Internasional dan Politik InternasionalHukum Internasional dan Hubungan Internasional

HI

(4)

HUKUM INTERNASIONAL

Hukum Internasional, adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional.

 Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antar negara;

 [dalam perkembangannya], pola hubungan internasional yang semakin kompleks, maka pengertian ini kemudian meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan

perilaku organisasi internasional dan, pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu.

Hukum Internasional, terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

i. HUKUM PERDATA INTERNASIONAL, adalah hukum internasional yang mengatur hubungan hukum antara warga negara di suatu negara dengan warga negara dari negara lain (Hukum

Antarbangsa).

ii.HUKUM INTERNASIONAL PUBLIK, adalah hukum internasional yang mengatur negara yang satu dengan lainnya dalam hubungan internasional (Hukum Antarnegara).

(5)

Jeremy Bentham

Istilah

HUKUM INTERNASIONAL

memiliki padanan yang sama

dengan istilah

HUKUM BANGSA-BANGSA

(The Law of Nations,

Droit Des Gens).

Hukum Internasional,

berbeda dari

Hukum Internasional Semu

(Quasi-International Law).

Kenapa?...karena hukum internasional semu merujuk ketika salah satu

subyek tidak memiliki kualitas sebagaimana layaknya subyek hukum

dalam hukum internasional (Perjanjian konsensi antara perusahaan

minyak dengan dengan suatu negara berdaulat).

Jeremy Bentham, Introduction to the Principles of Morals and Legislation, (ed)W. Harrison, London: Basil Blackwell, 1960.

(6)

PENGERTIAN HUKUM INTERNASIONAL

Mochtar Kusumaatmaja, hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara dengan negara, negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan negara satu sama lainnya.

J.G. Starke, hukum internasional adalah sekumpulan hukum yang sebagaian besar terdiri dari azas-azas dan peraturan-peraturan tingkah laku di mana negara-negara itu sendiri merasa terkait dan menghormatinya, dan dengan demikian mereka

(negara-negara) itu juga harus menghormati atau mematuhinya dalam hubungan satu sama lain.

Rebecca M. Wallace, hukum internasional merupakan peraturan-peraturan dan norma-norma yang mengatur tindakan negara-negara dan kesatuan lain yang pada suatu saat diakui mempunyai kepribadian internasional, seperti organisasi

(7)

PENGERTIAN HUKUM INTERNASIONAL

Oppenheim,

hukum internasional merupakan himpunan aturan

kebiasaan dan perjanjian internasional yang dianggap mengikat

menurut hukum oleh negara-negara dalam hubungan mereka

satu dengan lainnya.

Brierly,

hukum internasional dapat dirumuskan sebagai

himpunan aturan dan asas-asas perilaku yang mengikat

terhadap negara beradab dalam hubungan

negara-negara ini satu dengan lainnya.

(8)

Shearer,

hukum internasional adalah sekumpulan peraturan hukum yang

sebagian besar mengatur tentang prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang

harus dipatuhi oleh negara-negara (subyek hukum internasional) dan

hubungan satu sama lain, yang meliputi:

Aturan-aturan hukum yang berhubungan dengan fungsi-fungsi institusi

atau organisasi, hubungan diantara institusi dan

organisasi tersebut, serta hubungan antara institusi dan

organisasi-organisasi tersebut dengan negara dan individu-individu; dan

Aturan-aturan hukum tertentu yang berhubungan dengan

individu-individu yang menjadi perhatian komunitas internasional selain entitas

negara.

(9)

CAKUPAN HUKUM INTERNASIONAL

J.G. Starke

Peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan

berfungsinya lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi internasional, hubungan antara organisasi internasional dengan organisasi internasional lainnya, hubungan antara organisasi internasional dengan negara serta hubungan antara organisasi internasional dengan individu;

Peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-individu dan subyek-subyek hukum bukan negara (Non-State Entities) sejauh hak-hak dan kewajiban individu dan subyek hukum bukan negara itu bersangkut paut dengan persoalan masyarakat internasional.

(10)

CAKUPAN HUKUM INTERNASIONAL

John O'Brien

Hubungan antara hak-hak dan kewajiban-kewajiban

negara, dan diperluas kepada;

Hubungan antara hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari

organisasi-organisasi internasional;

(11)

SIFAT DAN HAKIKAT HUKUM

INTERNASIONAL

Hukum internasional tidak mengenal suatu kekuasaan

eksekutif yang kuat.

Hukum internasional bersifat koordinatif tidak subordinatif.

Hukum internasional tidak memiliki badan-badan

Legislatif

dan

Yudikatif

dan kekuasaan

Polisional

.

Hukum internasional tidak dapat memaksakan kehendak

masyarakat internasional sebagai kaidah

Hukum Nasional

.

(12)

ASAS-ASAS HUKUM INTERNASIONAL

Asas Teritorial,

menurut asas ini, negara melaksanakan hukum

bagi semua orang dan semua barang yang berada di wilayahnya.

Asas Kebangsaan,

menurut asas ini, setiap warga negara

dimanapun dia berada, tetap mendapatkan perlakuan hukum dari

negaranya. Asas ini memiliki kekuatan ekstrateritorial, artinya

hukum negara tetap berlaku bagi seorang warga negara

walaupun ia berada di negara lain.

Asas Kepentingan Umum,

menurut asas ini, negara dapat

menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang

bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi hukum tidak

terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.

(13)

TUJUAN HUKUM INTERNASIONAL

J.G. Starke

[Pertama], hukum internasional dimaksudkan sebagai suatu upaya untuk memelihara perdamaian dunia;

[Kedua], mengabaikan atas segala bentuk peraturan yang tidak menyukai berbagai peraturan-peraturan terkait dengan kebijakan tinggi (a high policy), yakni berkaitan dengan isu perdamaian atau perang.

HUKUM INTERNASIONAL, dimaksudkan untuk membakukan penilaian terhadap berbagai pelanggaran hukum internasional, sebagai hasil dan akibat dari peperangan atau konflik atau karena agresi militer, atau ketidakmampuan suatu negara untuk mencegah timbulnya problem apidemik, sebagai persoalan pelucutan senjata,

terorisme internasional, dan pelanggaran dalam praktek konflik militer konvensional dan konflik militer non-internasional.

(14)

FUNGSI HUKUM INTERNASIONAL

David J. Bederman

K.J. Holstin

Sebagai suatu sistem, hukum internasional merupakan

sistem hukum yang Otonom, Mandiri dari politik

internasional yang fungsi utamanya adalah melayani

kebutuhan-kebutuhan komunitas internasional

termasuk sistem negara yang otentik.

Hukum internasional berfungsi sebagai instrumen hukum

antara bangsa-bangsa dengan maksud dan tujuan untuk

memperjuangkan terciptannya Perdamaian Dunia

(world peace); Ketertiban Dunia (world order); dan

berusaha untuk mencegah negara-negara menggunakan

kekerasan senjata dalam penyelesaian sengketa

internasional, melainkan mengedepankan cara-cara

damai (peaceful mechanism)

World Peace

World Order

Peaceful Mechanism

(15)

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

SUMBER HUKUM FORMAL

[a]dalah prosedur hukum dan metode

bagi pembentukan mengenai aturan untuk pengenaan secara umum

mengikat secara umum kepada pihak-pihak yang dituju. Sumber yang menentukan sebuah aturan

sebagai RULE OF LAW, mengikat negara-negara sebagaimana

ditentukan oleh Pasal 38 Statuta ICJ

SUMBER HUKUM MATERIAL [a]dalah sumber hukum dalam

pengertian asal mula atau asal-usul hukum itu sebenarnya, yaitu

materi-materi atau bahan-bahan yang membentuk atau melahirkan kaidah atau.dan norma tersebut, sampai dinamakan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat:

traktat, resolusi Majelis Umum, putusan hukum, proposal dari the

(16)

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

BERDASARKAN PENGGOLONGANNYA:

Penggolongan menurut pendapat para sarjana hukum internasiona.Penggolongan menurut Pasal 38 (1) Statuta Mahkamah Internasional. Meliputi: 1.Kebiasaan

2.Traktat (e.g. Persoalan Politik, Ekonomi)

3.Keputusan Pengadilan atau Badan-Badan Arbitrase 4.Karya-Karya Hukum

5.Keputusan/Ketetapan Organ/Lembaga Internasional

Meliputi:

1.Perjanjian Internasional (International Convention) 2.Kebiasaan Internasional (International Custom) 3.Prinsip Hukum Umum (General Principles of Law) yang diakui oleh negara-negara beradab

1.Keputusan Pengadilan (Judicial Decisions) dan Pendapat Para Ahli yang telah diakui kepakarannya (Theachings of the Most Highly Qualified Publicists).

(17)

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

BERDASARKAN SIFAT DAYA IKATNYA

Sumber Hukum Primer, adalah sumber hukum yang sifatnya paling

utama. Artinya, sumber hukum ini dapat berdiri sendiri-sendiri meskipun tanpa keberadaan sumber hukum yang lain:

Perjanjian Internasional, merupakan sumber hukum

utama apabila perjanjian tersebut berbentuk Law

Making Treaties, yaitu perjanjian internasional yang

berisikan prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara umum (Piagam PBB 1945, Konvensi

Wina 1961 mengenai Hubungan Diplomatik). Hukum Kebiasaan Internasional, berasal dari praktek

negara-negara melalui sikap dan tindakan yang diambilnya terhadap suatu persoalan (Hukum Laut

1958, Hukum Perjanjian 1969).

Prinsip Hukum Umum, prinsip-prinsip umum hukum

nasional yang dapat mengisi kekosongan dalam hukum internasional (Praduga Tidak Bersalah, etc...).

(18)

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

BERDASARKAN SIFAT DAYA IKATNYA

Sumber Hukum Subsider,

adalah sumber hukum

tambahan

baru yang mempunyai daya ikat

bagi hakim dalam memutuskan

perkara apabila didukung oleh

sumber hukum primer.

Keputusan Pengadilan, memainkan peranan

yang cukup penting dalam pembentukan norma-norma baru dalam hukum

internasional, misalnya dalam sengketa ganti rugi dan penangkapan ikan. Mahkamah

diperbolehkan memutuskan suatu perkara secara 'ex aequo et bono', yaitu keputusan yang bukan atas pelaksanaan hukum positif tetapi atas dasar prinsip keadilan dan

kebenaran.

Pendapat Para Sarjana Hukum Internasional yang Terkemuka.

(19)

Sumber Hukum Internasional [lainnya...]

Putusan Organisasi Internasional

Putusan Majelis Umum PBB

Prinsip Equity atau Kepatutan, yang biasanya digunakan dalam keadaan

tertentu dan bersifat terbatas dalam upaya memperoleh keadilan.

Kode Etik Moral atau Nilai Etika, sebagai norma-norma leluhur.

Hukum Lunak (Soft Law): DEKLARASI HAM

Jus Cogen, suatu norma kebiasaan yang telah menjadi norma yang paling

(20)

PENGERTIAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

K.J Holsti, hubungan internasional adalah semua bentuk interaksi antara

masyarakat yang berbeda, apakah itu disponsori oleh pemerintah atau tidak...ia mencakup juga studi mengenai Serikat Perdagangan Internasional, Palang Merah Internasional, Turisme, Perdagangan Internasional, Transportasi, Komunikasi, dan Perkembangan Nilai dan Etik Internasional.

Couloumbis dan Wolfe, hubungan internasional adalah studi yang sistematis

mengenai fenomena-fenomena yang bisa diamati dan mencoba menemukan variable-variable dasar untuk menjelaskan perilaku serta mengungkapkan karakteristik-karakteristik atau tipe-tipe hubungan antar unit-unit sosial.

John Houston, hubungan internasional merupakan suatu studi yang membahas interaksi diantara anggota-anggota dalam komunitas internasional atau mengenai tingkah laku aktor-aktor yang beroperasi dalam sistem politik internasional.

(21)

HUBUNGAN INTERNASIONAL

 Aktor Negara: Pemerintah Amerika Serikat, Iraq, Indonesia, etc

 Aktor Non-Negara: Pengusaha Indonesia menjalin hubungan dagang dengan

pengusaha Australia, turis asing yang berkunjung ke Indonesia Hubungan Internasional Negara Non-Negara atau (Individual) Melewati Batas Yurisdiksi Wilayah Masing-Masing

(22)

POLITIK INTERNASIONAL

K.J. Holsti, “[..] interaksi antara dua

negara atau lebih...[yang terdiri atas] pola tindakan suatu negara dan reaksi atau tanggapan negara lain terhadap tindakan tersebut [...]”

Politik Internasional, merupakan

AKSI-REAKSI tindakan antarnegara,

menitikberatkan pada dinamika

TANGGAP-MENANGGAPI antara

dua negara atau lebih negara

(e.g.Indonesia vs Malaysia mengenai perebutan wilayah, klaim kebudayaan, TKI).

Negara-negara dalam melakukan hubungan,baik di bidang politik, ekonomi, teknologi dan lain-lain harus didasarkan pada payung hukum demi tercapainya hak dan kewajiban masing-masing negara.

Tentang cara-cara negara memperjuangkan kepentingan nasionalnya, selain terikat pada kewajiban internasional juga menggunakan pendekatan non-hukum.

Relevansinya adalah terdapatnya keterkaitan yang konkret yakni suatu hal (termasuk negara dan individu) yang

melintas batas wilayah suatu negara yang ditandai dengan kerjasama-kerjasama internasional dan hal-hal lain seperti

regionalisme ekonomi.

Hubungan internasional di era modern lebih diwarnai dengan

stabilitas dunia yang cukup baik dan tidak terjadinya

perang dunia (meskipun konflik di beberapa negara masih terjadi: Konflik Israel-Gaza, Konflik Suriah)

(23)

Hubungan Internasional

dan

Politik Internasional

ALIRAN REALIS, (Tichydides dan Aristoteles), aktor dalam hubungan internasional adalah negara berdaulat serta organisasi pemerintahan

internasional (misalnya, PBB).

ALIRAN IDEALIS, (Plato), aktor dalam hubungan internasional selain negara adalah juga termasuk Organisasi Pemerintahan Internasional, LSM

Internasional, Masyarakat Global, serta Individu. Hubungan internasional bercorak lintas batas negara dan terkadang melewati kewenangan negara.

Politik Internasional tidak terlepas dari kepentingan nasional sebuah negara. Negara-negara berprinsip bahwa sikap politik luar negeri merujuk pada

kepentingan nasional. Adapun cara untuk memperjuangkan politik nasional, antara lain melalui pembuatan perjanjian internasional dengan negara lain (baik perjanjian bilateral ataupun multilateral).

(24)

HUBUNGAN INTERNASIONAL

dan

POLITIK

INTERNASIONAL

Pendekatan Konvensional,

hubungan internasional tidak lepas dari

kajian tentang kekuatan (power) suatu negara.

HANS MORGENTHAU, konsep kekuatan itu ditingkatkan posisinya yaitu

sebagai kemampuan dari kebijakan luar negeri dilakukan oleh aktor-aktor elit negara untuk mempengaruhi secara dominan pemikiran dan tindakan

terhadap pusat kekuasaan yang paling penting dalam kaitannya dengan politik.

 Kekuasaan dalam hubungan internasional terkait dengan kepentingan politis nasional, konsep kekuatan dan kemampuan harus dikaitkan dengan konsep keseimbangan (balance of power) dan kesinambungan (equilibirium),

(25)

HUKUM INTERNASIONAL DAN

HUBUNGAN INTERNASIONAL

GROTIUS

“De Jure Belli ac Pacis”, (Perihal Perang dan

Damai):

Hukum dan Hubungan Internasional

didasarkan pada kemauan bebas dan persetujuan

beberapa atau semua negara. Ini ditujukan demi

kepentingan bersama dari mereka yang menyatakan diri

di dalamnya.

(26)

HUKUM INTERNASIONAL DAN HUBUNGAN

INTERNASIONAL

OBJEK HUKUM INTERNASIONAL, adalah badan hukum internasional yaitu negara dan organisasi internasional. Hubungan yang terjalin antara badan hukum internasional adalah hubungan internasional dalam artian bukan dalam

scope wilayah tertentu, ia merupakan hubungan luar negeri yang melewati batas

teritorial atau geografis negara, berlainan dengan hukum negara yang mengatur hubungan dalam negeri.

SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL, diartikan sebagai pemilik, pemegang atau pendukung hak dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum

internasional. Hubungan internasional terjalin antara subjek hukum internasional yang mampu memikul hak dan kewajiban.

Keduanya sama-sama memiliki cakupan internasional yaitu negara bangsa dan juga hukum yang digunakan untuk mengatur tentang masyarakat internasional seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

(27)

HUBUNGAN

INTERNASIONAL

BAB II

ASPEK-ASPEK HUBUNGAN INTERNASIONAL

PRINSIP-PRINSIP DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL PENDEKATAN TERHADAP HUBUNGAN INTERNASIONAL

(28)

ASPEK-ASPEK HUBUNGAN INTERNASIONAL:

[d]

alam

bentuk kerjasama perjanjian internasional, hubungan diplomatik, untuk

aspek politik, ekonomi, militer, teknologi dan informasi, serta aspek

penyelesaian sengketa melalui perundingan dan cara-cara lainnya.

KERJASAMA MELALUI PERJANJIAN INTERNASIONAL

, adalah

bentuk kerjasama antara dua pihak (bilateral treaty), antara tiga pihak

(trilateral treaties), atau beberapa pihak (multilateral treaties) untuk

menyepakati suatu obyek tertentu.

KERJASAMA DIPLOMATIK

, adalah hubungan hukum yang

terorganisir antara pemerintah negara-negara sebagai dasar dari seribu

negara. DASAR HUKUM, Vienna Convention 1961 (Kedutaan Besar),

(29)

ASPEK-ASPEK HUBUNGAN INTERNASIONAL

KERJASAMA HAK ASASI MANUSIA DAN PENCAPAIAN

PERDAMAIAN DUNIA,

keterlibatan negara-negar dalam hal

menghormati, menjunjung tinggi nilai-nilai HAM universal, dan berupaya

ikut berjuang dalam menciptakan dan membangun perdamaian dunia

(world peace) dan ketertiban dunia (world order).

KERJASAMA INTERNASIONAL YANG MELIBATKAN

NEGARA-NEGARA,

negara-negara tidak dapat berpangku tangan ketika negara

sahabat dilanda bencana (alam/kemanusiaan/peperangan/perang saudara).

KERJASAMA PERTAHANAN MILITER DAN KEAMANAN

INTERNASIONAL,

kerjasama internasional dalam membangun dan

menjaga perdamaian dan ketertiban dunia memerlukan strategi dan metode

interdisipliner.

(30)

PRINSIP-PRINSIP DALAM HUBUNGAN

INTERNASIONAL

“ASAS-ASAS HUKUM, adalah general principle of

international recognized by civilized countries, suatu

prinsip-prinsip umum dalam hukum internasional yang

diakui oleh negara-negara beradab, yang

pemberlakuannya bersifat universal, dan tidak

(31)

PRINSIP-PRINSIP DALAM HUBUNGAN

INTERNASIONAL

[Pertama] asas Pacta Sunt Servanda, suatu asas yang digunakan oleh negara-negara untuk membebankan kewajiban-kewajiban kepada pihak-pihak untuk saling mematuhi dan menghormatinya.

 Anzilotti, tidak hanya berlaku pada cakupan hukum internasional akan tetapi hukum negara-negara beradab juga telah mengakui adanya asas tersebut.

 Ajaran Islam, mewajibkan kepada pihak-pihak yang melakukan transaksi hutang piutang dengan penundaan pembayaran, wajib membuat perjanjian tertulis demi terjaminnya kepastian hukum.

[Kedua] asas I'tikad Baik (Good Faith), adalah suatu itikad baik menjadi

penting dalam melaksanakan hubungan internasional. Asas untuk menanamkan kejujuran menjadi kebutuhan dalam melakukan transaksi, baik di tingkat

(32)

PRINSIP-PRINSIP DALAM HUBUNGAN

INTERNASIONAL

[Ketiga] asas Kesederajatan Negara-Negara (equality within sovereign states), suatu prinsip dimana besar, kecilnya suatu ukuran negara tidak dapat

menghalangi penerapan asas kesederajatan tersebut.

 Negara-negara memiliki kewajiban untuk saling menghormati dan menjunjung tinggi kedaulatan negaranya masing-masing.

[Keempat] asas tidak melakukan campur tangan (non-intervention principle), adalah suatu prinsip dimana negara-negara tidak diperbolehkan untuk ikut

campur tangan urusan dalam dan luar negerinya suatu negara.

[Kelima] asas Hubungan Bertetangga Baik (good and friendly neighbourhood

relations), suatu asas yang dipergunakan oleh suatu negara untuk dapat hidup

(33)

PRINSIP-PRINSIP DALAM HUBUNGAN

INTERNASIONAL

[Keenam] asas Hubungan Timbal Balik (reciprocal relations), suatu asas penting yang digunakan oleh negara-negara dimana sesungguhnya kedua negara saling bergantung dan karena itu negara-negara tersebut saling memberikan pengakuan kedaulatan dan pengakuan.

[Ketujuh] prinsip penggunaan hak Veto, suatu hak istimewa yang dipegang negara-negara adi-kuasa (super powers) untuk menolak dan/atau membatalkan berbagai putusan yang dibuat dan telah disepakati anggota-anggota Dewan

Keamanan PBB.

[Kedelapan] prinsip free trade zone, yaitu prinsip wilayah perdagangan bebas

yang diberlakukan bagi negara-negara untuk menyepakati berbagai hak dan kewajiban internasional dalam pelaksanaan perdagangan internasional.

(34)

PENDEKATAN TERHADAP HUBUNGAN

INTERNASIONAL

Pendekatan Budaya (culture approach), mengenal dan mengetahui

budaya tiap-tiap masyarakat ataupun sebuah negara untuk dapat

memahami karakteristik dari masyarakat atau negara tersebut.

Misalnya, walikota St. Louis, USA telah menetapkan tanggal 12

Maret sebagai Hari Pertukaran Seni Budaya AS-Indonesia.

Pendekatan Sosial dan Ekonomi (social and economic approach),

dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan kesejahteraan sosial

dan ekonomi. [2002] isu the Third Millenium, merupakan seruan

dunia agar kemiskinan, kesehatan, lingkungan hidup menjadi

kepedulian bangsa-bangsa. [Melalui] program-program

PBB,

UNICEF, WHO, UNDP

(35)

PENDEKATAN TERHADAP HUBUNGAN

INTERNASIONAL

Pendekatan Politik dan Keamanan (political and security approach),

perlu adanya agenda politik yang menekankan dan menyerukan

terwujudnya perdamaian dunia. Penciptaan keseimbangan politik dunia

(the balance of power), terutama oleh negara-negara super powers untuk

menggunakan hak veto mereka untuk tujuan memelihara perdamaian dan

bukan untuk menciptakan konflik. Ex. Kasus Palestina vs Israel, Kasus

Tibet vs China

Pendekatan Keagamaan (religious approach), pendekatan religius dalam

menciptakan perdamaian dunia sangat penting dan utama. HANS KUNG,

menegaskan bahwa perdamaian dunia tidak akan tercipta tanpa

perdamaian agama-agama dan tidak ada perdamaian agama tanpa dialog

dan toleransi,

there is no peace without religious peace and no religious

peace without dialogue and tolerance

(36)

AKTOR-AKTOR UTAMA DALAM

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Referensi

Dokumen terkait

Hukum Perdata Internasional menurut Muchtar Kusumaatmadja adalah keseluruhan kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintas

Mochtar Kusumaatmaja, Hukum Perdata Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata melewati batas negara, atau dengan kata lain,

Hukum perdata internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi negara, sedangkan hukum internasional publik adalah

Menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum tidak saja merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam menyangkut melainkan, meliputi

Hukum internasional publik adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan batas Negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat

Hukum Perdata Internasional : keseluruhan kaedah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara atau hukum yang mengatur hubungan hukum

Berbicara mengenai prinsip-prinsip/asas-asas dan kaidah-kaidah hukum pidana internasional jo Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional yang mengatur hukum ( pidana

Hukum internasional publik adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan batas Negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat