PENINGKATAN COPING KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN GANGGUAN JIWA MELALUI TERAPI SPIRITUAL DIRECTION, OBEDIENCE, DAN ACCEPTANCE (DOA)
(The Improvement of Family Coping in Taking Care of Patient Mental Disorder with Spiritual Therapy; Direction, Obedience and Acceptance (DOA))
Ah. Yusuf*, Suhartono Taat Putra**, Yusti Probowati***
* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya, E-mail: yusuf_fkp_unair@yahoo.co.id
** Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga *** Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
ABSTRACT
Introduction: Mental disorder remains a stigma in society, even until now. A family who have a member with mental disorder, will experience continues objective and subjective burden, experience serious stress for a lifetime, which may cause ineffective coping. Method: Design used in this study was experimental (pre post test control group design). The population was every family of patient with mental disorder in Menur Mental Hospital along the year of 2010, has been taking care there twice, in minimum, lived in Surabaya. The samples were chosen by allocation simple random. Samples were 13 persons in each treatment and control group. The intervention was given in 60–120 minute in 8 times meeting with average interval about 1 week. Data analysis was done using paired t-test and independent t-test. Result: Results in this study showed that there was significant change in total of family coping (p = 0.040), maintaining family integration, cooperation and an optimistic definition of the stuation (p = 0.009), maintaining social support, self esteem, and psychological stability (p = 0.230), understanding the medical situations through communication with other parents and concultation with medical staff (p = 0.025). Discussion: The provision of family therapy with spiritual approach (DOA) can increase family coping in taking care of patient with mental disorder.
Keywords: family coping, spiritualtherapy DOA, mental disorder
PENDAHULUAN
Gangguan jiwa adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami kehilangan kemampuan untuk mengadakan relasi dan limitasi dalam hubungannya dengan orang lain, waktu, tempat, dan lingkungan (Maramis, 1998). Pasien tidak mampu menjalin hubungan, membatasi hubungan dengan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Pasien menjadi berperilaku menarik diri, agresif, mencederai orang lain atau merusak lingkungan. Keluarga dengan salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa dapat menimbulkan konflik yang tinggi, menjadi beban obyektif dan subyektif, saling menyalahkan, keterlibatan dalam permusuhan antar anggota keluarga (Pharoah, 2010; Fitryasari, 2009).Berbagai dampak negatif yang dihadapi keluarga
196
menyebabkan stres keluarga tinggi, koping keluarga tidak efektif, dan menimbulkan kegagalan keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa di rumah (Hamid, 2009; Keliat, 2006; McCubbin, 1991).
Seseorang yang mengalami stres berat akan mencari kenyamanan dan kekuatan dari Tuhan. Proses pemilihan pendekatan spiritual terdiri atas tiga tahapan yaitu mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap stresor, mengeksplorasi sumber dan strategi spiritual, serta hidup dengan pilihannya (Ahmadi, 2006; Chiu, 2005). Inti dari semua nilai spiritualitas manusia adalah doa, karena doa mengandung komponen direction, obedience,
dan acceptance (Hartanto, 2010; Sentanu,
2010; Putra, 2011), tetapi sejauh ini model spiritual yang paling tepat sesuai karakteristik
Peningkatan Coping Keluarga (Ah. Yusuf, dkk) masyarakat Indonesia untuk mengubah koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa di rumah belum ditemukan.
Keliat (1996) mengidentifikasi faktor penyebab kekambuhan adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga dalam
merawat pasien gangguan jiwa. Keluarga perlu mempunyai sikap menerima pasien, memberikan respons positif, menghargai pasien sebagai anggota keluarga dan menumbuhkan sikap tanggung jawab kepada pasien, sehingga keseimbangan hidup dalam keluarga dapat terjadi (Hamid, 2009; Mohr, 2006; Keliat, 1996). Berbagai intervensi keluarga telah dikembangkan sejak tahun 1945. Bowen mengembangkan model psikodinamik, Virinia Satir dengan eksperiensial, Jacobson dengan model kognitif behavior, Jay Haley dengan
strategic dinamic model (Pharoah, 2010; Mohr,
2006; Gladding, 2002), tetapi hasilnya belum memuaskan. Dossey (2005) mengembangkan paradigma holistik dalam keperawatan, bahwa
body-mind-spirit adalah sesuatu yang saling
ketergantungan, saling memperkuat satu sama lain, keberadaannya sangat diperlukan dalam proses penyembuhan (healing). Paradigma ini memberikan sugesti secara alamiah bahwa proses penyembuhan merupakan proses spiritual yang mencerminkan totalitas manusia. Totalitas spiritual manusia tampak pada domain spiritual, berupa; mistery,
love, suffering, hope, forgiveness, peace and peacemaking, grace, and prayer (Hamid,
2009; Tanyi, 2006; Chiu, 2005; Dossey, 2005; Sullivan, 2004; Bown, 1993).
Koping adalah cara individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan, dan merupakan respons terhadap situasi yang mengancam. Keluarga dengan salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, akan merasakan beban objektif dan subjektif secara terus-menerus, menjadi stressor yang berat bagi keluarga, sehingga koping tidak efektif. Koping keluarga dalam penelitian dibentuk dengan memperbaiki model keyakinan dalam kesehatan, melalui perbaikan persepsi keluarga tentang tanda dan gejala gangguan jiwa, tingkat keparahan, kemungkinan bisa disembuhkan, dan hasil
197
yang telah diperoleh dari pengobatan yang dilakukan. Dengan demikian, keyakinan dan kepercayaan menjadi lebih kuat,
persepsi keluarga lebih positif, pola interaksi dalam keluarga berkembang lebih baik dan terbentuklah dukungan keluarga terhadap salah satu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, sehingga koping keluarga menjadi lebih efektif, keluarga dapat menerima keadaan salah satu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dengan apa adanya, dan memperlakukan pasien dengan lebih baik.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dirancang dengan penelitian eksperimental ( pre-post test
control group design) dengan tujuan untuk
membuktikan pengaruh pemberian terapi keluarga dengan pendekatan spiritual
direction, obedience, acceptance (DOA)
terhadap peningkatan koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien yang salah satu anggota keluarganya dirawat di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya pada tahun 2010. Kriteria: alamat di Surabaya, tinggal serumah dengan pasien, memberikan asuhan langsung kepada pasien (care giver), pasien telah didiagnosis gangguan jiwa minimal 1 tahun, pernah dirawat di rumah sakit jiwa minimal 2 kali.
Besar sampel ditentukan dengan rumus
hypothesis testing for two population means (two-side test) dari sample size determination in health studies WHO software. Hasil
penelitian sebelumnya tentang pola koping Ibu yang salah satu anggota keluarganya menderita Cerebral Palsy (McCubbin, 1991) diperoleh nilai = 8.0, = 13.7, = 24,0. Jika dalam penelitian ini menggunakan α = 5% dan β = 10%, maka setelah dimasukkan software diperoleh besar sampel 13. Dengan demikian, besar sampel dalam penelitian ini adalah 13 orang, untuk setiap kelompok.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah terapi keluarga dengan pendekatan spiritual direction, obedience, dan acceptance
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 196–202 (DOA). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa, meliputi kemampuan memelihara integritas keluarga, kerja sama, dan memandang situasi dengan positif, kemampuan memeliharan dukungan sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis, serta kemampuan memahami situasi medis,
komunikasi dengan orang lain, dan konsultasi dengan petugas kesehatan (McCubbin, 1991).
Pengumpulan data diawali dengan mengajukan ijin peneltian kepada Direktur Rumah Sakit Jiwa Menu r Su rabaya. Intervensi keperawatan dilakukan di rumah keluarga pasien, dengan memberikan terapi keluarga dengan pendekatan spiritual DOA, terdiri dari fase direction, obedience, dan
acceptance sesuai panduan dalam satuan acara
kegiatan (SAK) yang telah direncanakan. Fase, direction untuk mengembangkan
kepercayaan kesehatan (health belief ) keluarga terhadap gangguan jiwa, obedience untuk mengembangkan keyakinan keluarga bahwa pasien dapat dilatih hidup lebih mandiri
mengembangkan pola interaksi antar anggota keluarga dan memberikan dukungan keluarga dengan baik. Fase acceptance dilakukan untuk mengembangkan sikap bisa menerima apapun yang terjadi akibat gangguan jiwa dengan pendekatan nilai spiritual agama Islam (sabar, ikhlas, syukur), sehingga keluarga dapat mengambil hikmah atas segala kejadian yang dialami keluarga. Untuk kegiatan ini diberikan beberapa motivasi melalui penerapan nilai spritual agama Islam dan buku modul penelitian.
Intervensi keperawatan ini dilakukan selama dua bulan, kemudian diukur kembali koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa setelah mendapat intervensi keperawatan dengan pos test. Pengumpulan data keseluruhan dilaksanakan selama 8 kali pertemuan. Pertemuan pertama untuk menjelaskan maksud, tujuan penelitian, dan pre test, minggu ke 2 dan 3 untuk fase
direction, minggu 4 dan 5 fase obedience,
minggu 6 dan 7 fase acceptance, minggu 8 untuk terminasi dan post test.
sesuai kemampuan, sehingga keluarga dapat
HASIL
Tabel 1. Hasil pengaruh terapi keluarga degan pendekatan spiritual DOA terhadap koping keluarga dalam merawat pasien skizofrenia
No. Variabel Uji Perlakuan Kontrol Independent
t-test
1 Memelihara integritas Pre test keluarga, kerja sama,
dan memandang situasi Post test dengan positif Paired t test (x ± SD) 60,53 ± 7,25 (x ± SD) 63,69 ± 5,25 t = -2,473 (x ± SD) 57,38 ± 7,68 (x ± SD) 57,00 ± 6,67 t = 0,672 t = 1,076 p = 0,293 t = 2,842 p = 0,009 p = 0,029 p = 0,515
2 Memelihara dukungan Pre test sosial, harga diri, dan
(x ± SD) 52,76 ± 13,27 (x ± SD) 50,30 ± 12,93 t = 0,479 p = 0,636 stabilitas psikologis Post test
Paired t test (x ± SD) 56,00 ± 9,82 t = -1,819 (x ± SD) 50,69 ± 12,30 t = -0,672 t = 1,215 p = 0,230 p = 0,094 p = 0,514 ∆ pre post 3,24 0,39 p = 0,140
3 Memahami situasi medis, Pre test komunikasi dengan orang
lain, konsultasi dengan Post test petugas kesehatan Paired t test (x ± SD) 23,84 ± 6,86 (x ± SD) 27,07 ± 4,60 t = -3,228 (x ± SD) 23,00 ± 5,24 (x ± SD) 22,84 ± 4,41 t = 0,257 t = 0,353 p = 0,727 t = 2,391 p = 0,025 p = 0,007 198 p = 0,801
Peningkatan Coping Keluarga (Ah. Yusuf, dkk) Lanjutan Tabel 1. No. 4 Variabel Koping Total Uji Pre test Perlakuan (x ± SD) Kontrol (x ± SD) Independent t-test t = 0,705 137,15 ± 24,65 130,69 ± 22,03 p = 0,488 Post test Paired t test (x ± SD) 146,92 ± 17,69 t = -2,829 p = 0,015 (x ± SD) 130,53 ± 20,73 t = 0,176 p = 0,864 t = 2,167 p = 0,040 PEMBAHASAN
Terdapat perbedaan signifikan (p=0,040) total koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa antara sebelum dan sesudah diberikan terapi keluarga dengan pendekatan spiritual direction, obedience, acceptance (DOA). Perbedaan utama tampak pada kemampuan keluarga dalam memelihara integritas, kerja sama dan memandang situasi yang dilami dengan positif (p=0,029). Kemampuan keluarga dalam memahami situasi medis, komunikasi dengan orang lain, dan konsultasi dengan petugas kesehatan juga mengalami perubahan signifikan (p=0,007). Tidak ada perubahan signifikan pada aspek kemampuan keluarga dalam memberikan dukungan sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis bagi pasien gangguan jiwa (p=0,094), tetapi terdapat peningkatan selisih rerata pada kelompok perlakuan sebesar 3,24 dan pada kelompok kontrol juga meningkat sebesar 0,39. Jadi sebenarnya terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah intervensi, tetapi perbedaan ini tidak bermakna secara statistik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa koping adalah cara individu untuk beradaptasi terhadap masalah, merupakan sebuah proses perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal yang melelahkan (Stuart, 1998). Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respons terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 2009; Hamid, 1999; Stuart, 1998). Perbedaan kemampuan keluarga dalam memelihara integritas, kerja sama dan memandang situasi dengan positif
199
adalah merupakan adanya perubahan kognitif dari responden, meskipun belum diikuti perubahan konsisten pada aspek perilaku pemberian dukungan sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis pasien.
Keluarga menganggap pasien tidak mempunyai cukup waktu dan tenaga dalam bekerja (makan tapi tidak mau bekerja), tidak dapat terlibat dalam aktifitas sosial dengan teman sebayanya. Kenyataan ini menyebabkan keluarga kurang termotivasi untuk melibatkan pasien dalam berbagai aktivitas harian di rumah, keluarga lebih memilih membiarkan pasien melakukan aktifitas yang disukai, asal tidak marah atau tersinggung. Keluarga memberi kebebasan pasien untuk memilih kegiatan yang dilakukan setiap hari, tetapi tidak memberi stimulasi, dukungan harga diri, dan stabilitas psikologis kepada pasien.
Intervensi yang diberikan dalam terapi keluarga untuk mengatasi masalah ini adalah memfokuskan diskusi pada peningkatan harga diri dan stabilitas psikologis pasien. Filosofi yang digunakan adalah falsafah dalam keperawatan jiwa (Hamid, 1999; Stuart, 1995), bahwa, setiap individu memiliki harkat dan martabat, sehingga setiap individu perlu dihargai, yang kedua tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri, yang ketiga setiap individu mempunyai potensi untuk berubah, yang keempat manusia adalah mahluk holistik, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan sebagai manusia yang utuh, yang kelima setiap orang memiliki kebutuhan dasar sama, yang keenam semua perilaku individu adalah bermakna, yang ketujuh perilaku individu meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan, yang kedelapan individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, dipengaruhi oleh
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 196–202 kondisi genetik, lingkungan, kondisi stres, dan
sumber yang tersedia, yang kesembilan sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi individu, yang kesepuluh setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama, yang kesebelas kesehatan mental adalah komponen kritikal dan penting dari pelayanan kesehatan komprehensif, yang ke duabelas individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk kesehatan fisik dan mentalnya, yang ketigabelas tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan fungsi (meminimalkan kecacatan atau ketidak mampuan) dan meningkatkan aktialisasi diri, yang keempatbelas hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan pada individu. Diskusi mendalam tentang falsafah keperawatan jiwa ini diharapkan dapat meningkatkan peran keluarga dalam memberikan dukungan harga diri dan stabilitas psikologis pasien, sehingga koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa (Skizofrenia) di rumah dapat lebih baik.
Koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa adalah merupakan kemampuan adaptasi keluarga dalam menghadapi stressor berat dan lama (kronis) akibat salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa. McCubbin (2001) mengidentifikasi instrumen yang dapat digunakan mengukur koping keluarga dalam mengatasi stressor kronis adalah dengan coping health inventory
for parents (CHIP), meliputi, kemampuan
memelihara integritas keluarga, kerja sama, dan memandang situasi dengan positif, kemampuan keluarga memelihara dukungan sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis, kemampuan keluarga memahami situasi medis, komunikasi dengan orang lain, dan konsultasi dengan petugas kesehatan.
McCubbin (2001) mengembangkan instrumen evaluasi diri berbentuk check list:
coping health inventory for parents (CHIP)
tentang perilaku spesifik dalam menghadapi stres kronis yang dialami keluarga. Struktur kuesioner CHIP didasarkan pada perilaku penting dari keluarga dalam berespons terhadap stress (McCubbin, 1991), termasuk
200
hubungan inter personal antar anggota keluarga dan masyarakat, termasuk hubungan emosional, harga diri, dan jejaring social. Teori stress keluarga di mana mengandung persepsi keluarga dalam mengelola keadaan stress yang lama, teori psikologi koping individu di mana difokuskan pada kondisi psikologis aktif dan pasif dalam mengelola peningkatan emosi dan kecemasan, dan peran keluarga dalam memberikan pelayanan atau bantuan terhadap pasien, termasuk komunikasi keluarga dengan team petugas kesehatan dan orang lain yang mempunyai masalah sama. Semua item ini digunakan untuk memprediksi dan mendiskripsikan bagaimana keluarga beradaptasi terhadap situasi stress kronis, yang dalam beberapa keadaan disebut coping
behavior.
Lipowski membagi coping menjadi
coping style dan coping strategy. Coping style
adalah mekanisme adaptasi individu meliputi aspek psikologis, kognitif, dan persepsi.
Coping strategy merupakan koping yang
dilakukan secara sadar dan terarah dalam mengatasi rasa sakit atau menghadapi stressor. Dua strategi koping yang biasa digunakan individu dalam mengatasi permasalahan adalah
problem-solving focused coping, di mana
individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres, dan
emotion-focused coping di mana individu
melibatkan berbagai upaya untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Seseorang cenderung menggunakan problem-
solving focused coping dalam menghadapi
masalah yang menurutnya bisa dikontrol seperti masalah yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan, seseorang cenderung menggunakan strategi emotion-focused coping ketika dihadapkan pada masalah yang sulit dikontrol seperti masalah yang berhubungan dengan penyakit yang tergolong berat dan kronis seperti kanker, AIDS dan gangguan jiwa.
Menurut McCubbin (2001), ketika salah satu anggota keluarga mengalami penyakit kronis, kecacatan, termasuk gangguan jiwa,
Peningkatan Coping Keluarga (Ah. Yusuf, dkk) keluarga harus memberikan perawatan
dalam waktu yang panjang, dan harus tetap mendukung agar pasien dapat menjalankan kegiatan rutin harian. Harapan seluruh anggota keluarga diperlukan untuk bisa melihat dampak keluarga dalam memberikan bantuan adaptasi pasien. Oleh karena itu, pengukuran koping keluarga dalam penelitian ini diukur melalui tiga sub variabel yang dikembangkan oleh McCubbi n , yait u , kema mpu a n memelihara integritas keluarga, kerja sama, dan memandang situasi dengan positif, kemampuan keluarga memelihara dukungan sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis, dan kemampuan keluarga memahami situasi medis, komunikasi dengan orang lain, dan konsultasi dengan petugas kesehatan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Koping keluarga mengalami perubahan pada aspek memelihara integritas keluarga, kerjasama, memandang situasi dengan positif, dan memahami situasi medis, komunikasi dengan orang lain, serta konsultasi dengan petugas kesehatan. Tidak terdapat perbedaan pada aspek memelihara dukungan sosial, harga diri dan stabilitas psikologis, meskipun demikian terdapat perbedaan selisih nilai rerata antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Saran
Harga diri keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa perlu ditingkatkan agar stabilitas psikologis pasien dapat berkembang baik dalam keluarga.
KEPUSTAKAAN
Ahmadi, F., 2006. Culture, Religion and
Spirituality in Coping. Sweden: Uppsala
University Library.
Bown, J. dan Williams, S., 1993. Spirituality in nursing: A review of the literatur.
Journal of Advances in Health and Nursing Care, 2(4): 41–66.
201
Chiu L., Morrow, Marina, Ganesan, S., dan Clark, N., 2005. Spirituality and
Treatment Choices by South and East Asian Women Serious Mental Illnes,
(Online), http://tps.sagepub.com., diakses tgl 6 November 2009. Dossey, A.M., Keegan, L., Guzzetta, C.E.,
2005. Holistic Nursing a Handbook for
Practice, Fourth Edition. Massachusetts:
Jones and Bartlet Publisher Inc. Fitryasari, P.K.R., Nihayati, H.E., Yusuf, A.,
2009. Pengalaman Keluarga Selama
Merawat Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Jiwa di Ruang Jiwa C RSU Dr. Soetomo Surabaya.
Laporan Hasil Penelitian FKP Unair, tidak di publikasikan. Surabaya: Universitas Airlangga.
Gladding, S.T., 2002. Family Therapy; Hystory,
Theory, and Practice (3rd Edition). London: Perason Education Inc. Hamid, A.Y., 1999. Aspek Spiritual dalam
Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
Hartanto, I., 2010. 4 Kekuatan Mahadahsyat;
Ikhlas, Sabar, Syukur, Do'a, Syura
Yogjakarta: Media Utama.
Keliat, B.A., Nancy, P., Windarwati, H.D., 2009. Pengelolaan Consultation Liaison
Mental Health Nursing (CLMHN) Pada Pelayanan Umum, Makalah disajikan
dalam Seminar dan Workshop. Malang. Maramis, 2006. Mengurangi Resiko Gangguan
Jiwa, (Online), (http://www.suarakarya-
online.com /news.ht ml.id=157830, diakses tanggal 25 Oktober 2009). Maramis, W.F., 1998. Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa. Surabaya: Airlangga University
Press.
McCubbin, H.I. dan Thompson, A.I., 1991.
Family Assessment Inventories for Research and Practice, Madison:
University of Wisconsin. Mohr, W.K., 2006. Psychiatric Mental
Health Nursing. (6th ed.), Philadhelpia:
Lippincott Williams Wilkins. Pharoah, F., Mar i, J., Rathbone, J.,
Wong, W., 2010, Family Intervention for Schizophrenia (Review), The Cocrane Collaboration, Wiley publishers. Putra, S.T., 2011. Psikonuroimunologi
Kedokteran , Edisi 2, Surabaya:
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 196–202 Sentanu, E., 2010, Quantum Ikhlas; Teknologi
Aktivasi Kekuatan Hati, the Power of Positive Feeling. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J., 1995. Principles
and Practice of Psychiatric Nursing,
St. Louise: Mosby Year Book. Sullivan, N. dan Walton, J., 2004. Men of
prayer: Spirituality of Men with
202
Prostate Cancer: A Grounded Theory Stud, Journal of Holistic Nursing. 133– 151, (Online), (http://jhn.sagepub.com, diakses tgl 6 November 2010).
Tanyi, R.A., 2006. Spirituality and Family Nursing; Spiritual Assessment and Interventions for Family. Journal
INDEKS PENULIS VOLUME 7 Abdul Muhith, 47, 116 Abdul Wahab, 161 Adijani al-Alabij, 81 Agus Rachmadi, 24 Ah. Yusuf, 196
Alpha Fardah Athiyyah, 153 Andy Cahyadi, 148
Andy Darma, 153
Arina Setyaningtyas, 94, 131 AV. Sri Suhardingsih, 13 Chriswardani Suryawati, 71 Dini Kurniawati, 31
Dominicus Husada, 136 Dwiyanti Puspitasari, 136 Dyah Widodo, 37
Eka Mishbahatul Mar’ah Has, 121, 177 Ekowati Retnaningtyas, 37
Endang Sri P Ningsih, 24 Erna Supatmini, 136 Florentina Sustini, 121 Hammad, 24
Heny Desyi Rubiyana, 81 Heny Ferdiana, 64 Hilmi Yumni, 56 Ibnu Fajar, 37 Ilya Krisnana, 64 Imam Susilo, 88 Ira Dharmawati, 94, 131 Ketut Sudiana, 1 Krisnawati, 107 Kuntoro, 1 Kusnanto, 99 Linda Prasetyaning, 116 Luluk Widarti, 1, 107 Minarti, 56
Mira Irmawati, Irwanto, 148 Moh. Hasan Mahfoed, 1, 13 Mohammad Hakimi, 161
Neurinda Permata Kusumastuti, 94, 131 Ni Ketut Alit Armini, 121
Nursalam, 13, 47, 116, 177 Praba Diyan Rachmawati, 64 Rahmat Hargono, 13
Rekawati Susilaningrum, 71 Reza Ranuh, 153
Satrio Wibowo, 142 Septo Pawelas Arso, 71 Sirajudin Noor, 71 Siti Nur Kholifah, 56 Subijanto, 153
Suhartono Taat Putra, 196 Tinok Ayu Putri W, 177 Uswatun Khasanah, 186 Winarsih Nur Ambarwati, 170 Yuni Sufyanti Arief, 64 Yusti Probowati, 196 Zubaidah, 161
INDEKS SUBJEK
Volume 7 Nomor 1 April 2012 dan Volume 7 Nomor 2 Oktober 2012
A
adaptive conservation model (ACM), 56 anxiety and depression, 1, 107
anxiety, 31
B
biological responses, 1 blood glucose level, 99
C
cancer children, 148 child, 94
children, 136, 153 chronic renal failure, 24 clinical profile, 94, 136 colonoscopy, 153 compliance, 24
D
delivering women, 161
determinant factors of Performance, 47 development integrated management of
childhood illness, 71 diabetes mellitus, 37 diarrhea, 142 diphtheria, 136 discharge planning, 177
E
educative playing instrument, 64 emergency department, 131 endoscopy, 153 ER expression, 88 error, 186 esophagoduodenoscopy, 153
F
family coping, 196 family support, 56 fractured-patient, 31G
gastrointestinal, 153 H hallusination, 81 HbA1C, 99health promotion model, 121 hemodyalysa, 24
histopathological grading, 88 HIV/AIDS, 116, 142
holistic home care, 1, 107
I
immune supression, 142 independency, 99
infiltrating ductal carcinoma, 88 injecting drugs, 116 intoxication, 94 ischemic stroke, 13
K
kinesthetic development, 64M
maternal morbidity, 161 medication compliance, 56 men acceptor, 170 mental disorder, 196methods of partisipatif and rewards, 81 mortality, 131, 136
mother’s behavior on nutrition, 116
N
nurse student, 186
nursing (nurse and midwife), 71 nursing service quality, 47 nursing, 153
O
orem’s self-care theory, 177 outcome, 94
P
pediatric, 131
pedsQL 3.0 cancer module, 148 physical, 170
preschool aged children, 116 preschool, 64
prisoners, 116
profession education, 186 psychological, 170 public health center, 71 pulmonary TB, 56
Q
quality of live, 148
quality of referral process, 161
R
risk factor, 37
S
Satisfaction, 47
self care management, 99 self personal hygiene, 81 self-care agency, 13 self-care deficit, 13 self-concept, 31 social support, 31 social, 170 speech development, 64 spiritual therapy DOA, 196 stroke, 107
T
teenagers, 37
the nursing care of self-care regulation model, 13 type 2 DM, 99
V
vasectomy, 170 VCT, 116W
UCAPAN TERIMA KASIH
Dewan redaksi Jurnal Ners mengucapkan terima kasih kepada para Mitra Bestari atas apresiasi dan penilaian terhadap artikel pada Jurnal Ners Volume 7 Nomor 1 April 2012 dan Volume 7 Nomor 2 Oktober 2012
Jurnal Vol. 7 No. 1:
1. Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr., MS (Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya) 2. Prof. Achir Yani S.Hamid, DNSc., RN (Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia) 3. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.N (Universitas Diponegoro Semarang)
4. Joko Pitoyo, S.Kp., M.Kep (Poltekkes Malang)
5. Joko Suwito, S.Kp., M.Kes. (Poltekkes Kemenkes Surabaya)
6. Sri Utami, S.Kp., M.Kes (Poltekkes Soetomo Prodi Kebidanan Surabaya) Jurnal Vol. 7 No. 2:
1. Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr., MS (Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya) 2. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.N (Universitas Diponegoro Semarang)
3. Sri Utami, S.Kp., M.Kes (Prodi Kebidanan Poltekkes Surabaya) 4. Joko Suwito, S.Kp., M.Kes. (Poltekkes Kemenkes Surabaya)
5. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat (Universitas Muhammadiyah Malang)
6. Hj. Henny Suzana Mediani, S.Kp., M.Ng (Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran
PANDUAN UNTUK PENULIS NASKAH JURNAL NERS
Jurnal Ners hanya menerima naskah asli yang belum diterbitkan di dalam maupun di luar negeri. Naskah dapat berupa hasil penelitian, konsep-konsep pemikiran inovatif hasil tinjauan pustaka yang bermanfaat untuk menunjang kemajuan ilmu, pendidikan dan praktik keperawatan profesional. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dalam bentuk narasi dengan gaya bahasa yang efektif dan akademis. Naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut sistematika sebagai berikut:
1. Judul
a. Menggambarkan isi pokok tulisan secara ringkas dan jelas, ditulis tidak lebih dari 12 kata
b. Ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, judul dalam bahasa Indonesia dicetak dengan huruf besar di tengah-tengah menggunakan font 12 Times New Roman. Judul dalam bahasa Inggris dicetak miring dan tidak semua diketik dengan huruf besar, hanya disetiap awal kata kecuali kata penghubung.
c. Judul artikel dicetak dengan huruf besar di tengah-tengah menggunakan font 12 Times New Roman.
2. Nama penulis
Diketik tanpa gelar dan konsisten dalam ejaan nama. 3. Alamat
berupa instansi tempat penulis bekerja atau alamat pribadi dilengkapi dengan alamat pos lengkap dan alamat E-mail (untuk penulis korespondensi).
4. Abstrak
a. Diketik dalam bahasa Inggris dan merupakan intisari seluruh tulisan, meliputi: masalah, tujuan, metode, hasil dan simpulan (IMRAD: Introduction, Method, Result, and
Discussion).
b. Abstrak diketik dengan kalimat penuh. Di bawah abstrak disertakan 3-5 kata-kata kunci (keywords).
5. Pendahuluan
a. Meliputi latar belakang masalah
b. Panjang tidak lebih dari dua halaman ketik. 6. Bahan dan Metode
a. Berisi penjelasan tentang rancangan, populasi, sampel, variabel, alat-alat yang digunakan, waktu, tempat, dan teknik.
b. Metode harus dijelaskan selengkap mungkin agar peneliti lain dapat melakukan uji coba ulang.
c. Acuan (kepustakaan) diberikan pada metode yang kurang jelas. 7. Hasil
a. Dikemukakan dengan jelas dalam bentuk narasi dan data yang dimasukkan berkaitan dengan tujuan penelitian, bila perlu disertai dengan ilustrasi (lukisan, gambar, grafik, diagram), tabel atau foto yang mendukung data,
b. Sederhana dan tidak terlalu besar.
c. Hasil yang telah dijelaskan dengan tabel atau ilustrasi tidak perlu dijelaskan panjang lebar dalam teks.
8. Pembahasan
Menerangkan arti hasil penelitian yang meliputi: fakta, teori dan opini. 9. Simpulan dan Saran
Berupa kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk narasi tidak diperinci dalam poin-poin yang mengacu pada tujuan penelitian.
10. Pengutipan
Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama, tahun). Contoh: (Kusnanto, 2009).
11. Kepustakaan
a. Sumber rujukan (kepustakaan) sedapat mungkin merupakan pustaka terbitan 10 tahun terakhir diutamakan adalah hasil laporan penelitian (skripsi, thesis dan disertasi) dan artikel ilmiah dalam jurnal/majalah ilmiah.
b. Kepustakaan disusun menurut Harvard System, dengan contoh sebagai berikut: Jurnal:
Nursalam, Haryanto dan Dira, 2006. The Effect of Kegel Management of Urine Elimination Problems For Elderly. Folia Medica Indonesiana, 42(2), 102-106.
artikel dalam jurnal online
Adyasaputra, A. S., 2007. Patterns and prevalence of nosocomial bacterial infection from intensive care unit patients. The Indonesian Journal of Medical Science. 2(2), (Online), (http://www.medicalscience/aa2.htm., diakses tanggal 20 Maret 2008, jam 13.00 WIB).
Buku:
Buku dengan satu penulis:
Corwin, E. J., 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Wong, D., 2004. Pedoman Klinis Kepererawatan Pediatri. Ed.4. Jakarta: EGC Buku dengan dengan dua, tiga atau empat penulis:
Potter dan Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep , Proses, dan
Praktik. Ed. 4. Jakarta: EGC
Buku dengan lebih dari empat penulis:
Grace, B. et al., 1988. A history of the world. Princeton, NJ: Princeton University Press.
Beberapa judul buku dengan nama penulis sama
Nursalam, 2003a. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, 2003b. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Buku terjemahan:
Smet, B., 1994. Psikologi Kesehatan. Alih bahasa oleh Kunta. Jakarta: Anggota IKAPI
Skripsi/Tesis/Desertasi:
Yusuf, A., 2003. Pengaruh Pemberian Motivasi Terhadap Perubahan Sikap Perawat Dalam
Memberikan Perawatan Pasien Gangguan Jiwa. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas
Airlangga.
Internet (karya individu):
George, M., 1997. Significance of Animal Behaviour Research, (Online), (http://www.csun. edu/~vcpsy00h/valueofa.htm., diakses tanggal 20 Maret 2006, jam 09.00 WIB).
Makalah seminar:
Brown, J., 2005. Evaluating surveys of transparent governance. In: UNDESA (United Nations Department of Economic and Social Affairs), 6th Global forum on reinventing
government: towards participatory and transparent governance. Seoul, Republic of
Korea 24-27 May 2005. New York: United Nations. 12. Persamaan Matematis
dikemukakan dengan jelas. Angka Desimal ditandai dengan koma untuk bahasa Indonesia dan titik untuk bahasa Inggris.
13. Tabel
a. Sesederhana mungkin, dikirim dalam format MS Word. b. Tabel diberi nomor dan diacu berurutan dalam teks, c. Penomoran tabel diikuti dengan tanda titik (.)
d. Judul di tulis di bagian atas tabel, harap ditulis dengan singkat dan jelas dan diawali dengan huruf besar yang hanya diawal judul tabel.
e. Catatan atau keterangan bila diperlukan (di bagian bawah tabel, untuk menjelaskan singkatan-singkatan dalam tabel).
f. Semua singkatan pada tabel harap dijelaskan pada catatan kaki.
g. Garis-garis pada tabel hanya menggunakan garis horisontal tidak menggunakan garis vertikal.
h. Tabel harus diacu dalam pembahasan. 14. Ilustrasi,
a. Berupa lukisan, gambar, grafik atau diagram diberi nomor dan diacu berurutan pada teks.
b. Judul diberikan dengan singkat dan jelas dibawah ilustrasi (tidak di dalam ilustrasinya).
c. Keterangan Pada ilustrasi atau foto dibuat tanpa menggunakan border. 15. Foto hitam-putih/berwarna,
Kontras, tajam, jelas dan sebaiknya diambil dalam format JPEG, atau format digital lain yang bisa diedit.
Contoh outline artikel (2 kolom) sebagai berikut
JUDUL
Nama Pengarang/Peneliti*
* alamat instansi/ korespondensi, E-mail :...
ABSTRACT
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
PENDAHULUAN Tabel 1. aaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa No. Pengetahuan Sikap Tindakan
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Resp. (%) (%) (%)
aaaaaaaaaaa.
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaa
BAHAN DAN METODE
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaa Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaa HASIL Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (lihat tabel. 1) 1 35 25 45 2 30 35 40 dst Total Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (lihat gambar 1.)
PEMBAHASAN Idem
SIMPULAN & SARAN Idem
KEPUSTAKAAN Penulis:
a. Naskah yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dalam CD, disertai cetakan pada kertas HVS dengan salah satu program pengolah data MS Word, ukuran A4 (210 x 297 mm) dengan jarak 1 spasi, font 11 Times New Romans, batas kertas 3 cm dari tepi kiri, 2,5 cm dari tepi bawah, kanan dan atas.
b. Menandatangani pernyataan bahwa artikel merupakan hasil karya dari penulis dan belum pernah dipublikasikan dan pernyataan kesepakatan dengan anggota penulis lain.
c. Mengirimkan artikel ke Redaksi Jurnal Ners di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia atau dikirim ke alamat email jurnal ners jurnalners_fkp@ymail.com.
d. Penulis yang artikel dimuat wajib membayar kontribusi biaya cetak sebesar Rp.500.000,00
(lima ratus ribu rupiah) dan penulis akan mendapatkan cetak lepas.
Redaksi:
Naskah akan diedit oleh dewan redaksi tanpa mengubah isinya untuk disesuaikan dengan format penulisan yang telah ditetapkan oleh Jurnal Ners. Semua naskah ditelaah oleh mitra bestari (reviewers) yang ditunjuk oleh penyunting menurut kepakaran. Penulis artikel diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan naskah berdasar saran/masukan dari mitra bestari atau penyunting. Kepastian pemuatan dan penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis kepada penulis.
Naskah yang telah diterima beserta semua ilustrasi yang menyertainya menjadi milik sah redaksi. Semua data, pendapat atau pernyataan yang terdapat pada naskah adalah merupakan tanggung jawab dari penulis. Oleh karena itu penerbit, dewan redaksi dan seluruh staf Jurnal Ners tidak bertangggung jawab atau tidak bersedia menerima kesulitan maupun masalah apapun sehubungan dengan plagiatisme, konsekuensi dari ketidakakuratan, kesalahan data, pendapat maupun pernyataan tersebut.
Kepada
Redaksi Jurnal Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya Telp/Fax: (031) 5913257
Fakultas Keperawatan Unair
Langganan per tahun (belum termasuk ongkos kirim) Rp80.000,00/tahun
Harap dikirim... eksemplar Jurnal Ners Mulai edisi ………. No ……….. Nama Asal Institusi Alamat Telp/Fax : : : : ... ... ... ... Uang sejumlah Rp. ……….... (…… ……….) telah kami transfer ke Bank Mandiri No. Rek. 1410011917366 atas nama Hanik Endang Nihayati
Bukti transfer mohon untuk di fax ke nomor: (031) 5913257 sebagai bukti berlangganan