• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN GANGGUAN JIWA MELALUI TERAPI SPIRITUAL DIRECTION, OBEDIENCE,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN GANGGUAN JIWA MELALUI TERAPI SPIRITUAL DIRECTION, OBEDIENCE,"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN COPING KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN GANGGUAN JIWA MELALUI TERAPI SPIRITUAL DIRECTION, OBEDIENCE, DAN ACCEPTANCE (DOA)

(The Improvement of Family Coping in Taking Care of Patient Mental Disorder with Spiritual Therapy; Direction, Obedience and Acceptance (DOA))

Ah. Yusuf*, Suhartono Taat Putra**, Yusti Probowati***

* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya, E-mail: yusuf_fkp_unair@yahoo.co.id

** Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga *** Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

ABSTRACT

Introduction: Mental disorder remains a stigma in society, even until now. A family who have a member with mental disorder, will experience continues objective and subjective burden, experience serious stress for a lifetime, which may cause ineffective coping. Method: Design used in this study was experimental (pre post test control group design). The population was every family of patient with mental disorder in Menur Mental Hospital along the year of 2010, has been taking care there twice, in minimum, lived in Surabaya. The samples were chosen by allocation simple random. Samples were 13 persons in each treatment and control group. The intervention was given in 60–120 minute in 8 times meeting with average interval about 1 week. Data analysis was done using paired t-test and independent t-test. Result: Results in this study showed that there was significant change in total of family coping (p = 0.040), maintaining family integration, cooperation and an optimistic definition of the stuation (p = 0.009), maintaining social support, self esteem, and psychological stability (p = 0.230), understanding the medical situations through communication with other parents and concultation with medical staff (p = 0.025). Discussion: The provision of family therapy with spiritual approach (DOA) can increase family coping in taking care of patient with mental disorder.

Keywords: family coping, spiritualtherapy DOA, mental disorder

PENDAHULUAN

Gangguan jiwa adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami kehilangan kemampuan untuk mengadakan relasi dan limitasi dalam hubungannya dengan orang lain, waktu, tempat, dan lingkungan (Maramis, 1998). Pasien tidak mampu menjalin hubungan, membatasi hubungan dengan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Pasien menjadi berperilaku menarik diri, agresif, mencederai orang lain atau merusak lingkungan. Keluarga dengan salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa dapat menimbulkan konflik yang tinggi, menjadi beban obyektif dan subyektif, saling menyalahkan, keterlibatan dalam permusuhan antar anggota keluarga (Pharoah, 2010; Fitryasari, 2009).Berbagai dampak negatif yang dihadapi keluarga

196

menyebabkan stres keluarga tinggi, koping keluarga tidak efektif, dan menimbulkan kegagalan keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa di rumah (Hamid, 2009; Keliat, 2006; McCubbin, 1991).

Seseorang yang mengalami stres berat akan mencari kenyamanan dan kekuatan dari Tuhan. Proses pemilihan pendekatan spiritual terdiri atas tiga tahapan yaitu mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap stresor, mengeksplorasi sumber dan strategi spiritual, serta hidup dengan pilihannya (Ahmadi, 2006; Chiu, 2005). Inti dari semua nilai spiritualitas manusia adalah doa, karena doa mengandung komponen direction, obedience,

dan acceptance (Hartanto, 2010; Sentanu,

2010; Putra, 2011), tetapi sejauh ini model spiritual yang paling tepat sesuai karakteristik

(2)

Peningkatan Coping Keluarga (Ah. Yusuf, dkk) masyarakat Indonesia untuk mengubah koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa di rumah belum ditemukan.

Keliat (1996) mengidentifikasi faktor penyebab kekambuhan adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga dalam

merawat pasien gangguan jiwa. Keluarga perlu mempunyai sikap menerima pasien, memberikan respons positif, menghargai pasien sebagai anggota keluarga dan menumbuhkan sikap tanggung jawab kepada pasien, sehingga keseimbangan hidup dalam keluarga dapat terjadi (Hamid, 2009; Mohr, 2006; Keliat, 1996). Berbagai intervensi keluarga telah dikembangkan sejak tahun 1945. Bowen mengembangkan model psikodinamik, Virinia Satir dengan eksperiensial, Jacobson dengan model kognitif behavior, Jay Haley dengan

strategic dinamic model (Pharoah, 2010; Mohr,

2006; Gladding, 2002), tetapi hasilnya belum memuaskan. Dossey (2005) mengembangkan paradigma holistik dalam keperawatan, bahwa

body-mind-spirit adalah sesuatu yang saling

ketergantungan, saling memperkuat satu sama lain, keberadaannya sangat diperlukan dalam proses penyembuhan (healing). Paradigma ini memberikan sugesti secara alamiah bahwa proses penyembuhan merupakan proses spiritual yang mencerminkan totalitas manusia. Totalitas spiritual manusia tampak pada domain spiritual, berupa; mistery,

love, suffering, hope, forgiveness, peace and peacemaking, grace, and prayer (Hamid,

2009; Tanyi, 2006; Chiu, 2005; Dossey, 2005; Sullivan, 2004; Bown, 1993).

Koping adalah cara individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan, dan merupakan respons terhadap situasi yang mengancam. Keluarga dengan salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, akan merasakan beban objektif dan subjektif secara terus-menerus, menjadi stressor yang berat bagi keluarga, sehingga koping tidak efektif. Koping keluarga dalam penelitian dibentuk dengan memperbaiki model keyakinan dalam kesehatan, melalui perbaikan persepsi keluarga tentang tanda dan gejala gangguan jiwa, tingkat keparahan, kemungkinan bisa disembuhkan, dan hasil

197

yang telah diperoleh dari pengobatan yang dilakukan. Dengan demikian, keyakinan dan kepercayaan menjadi lebih kuat,

persepsi keluarga lebih positif, pola interaksi dalam keluarga berkembang lebih baik dan terbentuklah dukungan keluarga terhadap salah satu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, sehingga koping keluarga menjadi lebih efektif, keluarga dapat menerima keadaan salah satu anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dengan apa adanya, dan memperlakukan pasien dengan lebih baik.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dirancang dengan penelitian eksperimental ( pre-post test

control group design) dengan tujuan untuk

membuktikan pengaruh pemberian terapi keluarga dengan pendekatan spiritual

direction, obedience, acceptance (DOA)

terhadap peningkatan koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien yang salah satu anggota keluarganya dirawat di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya pada tahun 2010. Kriteria: alamat di Surabaya, tinggal serumah dengan pasien, memberikan asuhan langsung kepada pasien (care giver), pasien telah didiagnosis gangguan jiwa minimal 1 tahun, pernah dirawat di rumah sakit jiwa minimal 2 kali.

Besar sampel ditentukan dengan rumus

hypothesis testing for two population means (two-side test) dari sample size determination in health studies WHO software. Hasil

penelitian sebelumnya tentang pola koping Ibu yang salah satu anggota keluarganya menderita Cerebral Palsy (McCubbin, 1991) diperoleh nilai = 8.0, = 13.7, = 24,0. Jika dalam penelitian ini menggunakan α = 5% dan β = 10%, maka setelah dimasukkan software diperoleh besar sampel 13. Dengan demikian, besar sampel dalam penelitian ini adalah 13 orang, untuk setiap kelompok.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah terapi keluarga dengan pendekatan spiritual direction, obedience, dan acceptance

(3)

Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 196–202 (DOA). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa, meliputi kemampuan memelihara integritas keluarga, kerja sama, dan memandang situasi dengan positif, kemampuan memeliharan dukungan sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis, serta kemampuan memahami situasi medis,

komunikasi dengan orang lain, dan konsultasi dengan petugas kesehatan (McCubbin, 1991).

Pengumpulan data diawali dengan mengajukan ijin peneltian kepada Direktur Rumah Sakit Jiwa Menu r Su rabaya. Intervensi keperawatan dilakukan di rumah keluarga pasien, dengan memberikan terapi keluarga dengan pendekatan spiritual DOA, terdiri dari fase direction, obedience, dan

acceptance sesuai panduan dalam satuan acara

kegiatan (SAK) yang telah direncanakan. Fase, direction untuk mengembangkan

kepercayaan kesehatan (health belief ) keluarga terhadap gangguan jiwa, obedience untuk mengembangkan keyakinan keluarga bahwa pasien dapat dilatih hidup lebih mandiri

mengembangkan pola interaksi antar anggota keluarga dan memberikan dukungan keluarga dengan baik. Fase acceptance dilakukan untuk mengembangkan sikap bisa menerima apapun yang terjadi akibat gangguan jiwa dengan pendekatan nilai spiritual agama Islam (sabar, ikhlas, syukur), sehingga keluarga dapat mengambil hikmah atas segala kejadian yang dialami keluarga. Untuk kegiatan ini diberikan beberapa motivasi melalui penerapan nilai spritual agama Islam dan buku modul penelitian.

Intervensi keperawatan ini dilakukan selama dua bulan, kemudian diukur kembali koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa setelah mendapat intervensi keperawatan dengan pos test. Pengumpulan data keseluruhan dilaksanakan selama 8 kali pertemuan. Pertemuan pertama untuk menjelaskan maksud, tujuan penelitian, dan pre test, minggu ke 2 dan 3 untuk fase

direction, minggu 4 dan 5 fase obedience,

minggu 6 dan 7 fase acceptance, minggu 8 untuk terminasi dan post test.

sesuai kemampuan, sehingga keluarga dapat

HASIL

Tabel 1. Hasil pengaruh terapi keluarga degan pendekatan spiritual DOA terhadap koping keluarga dalam merawat pasien skizofrenia

No. Variabel Uji Perlakuan Kontrol Independent

t-test

1 Memelihara integritas Pre test keluarga, kerja sama,

dan memandang situasi Post test dengan positif Paired t test (x ± SD) 60,53 ± 7,25 (x ± SD) 63,69 ± 5,25 t = -2,473 (x ± SD) 57,38 ± 7,68 (x ± SD) 57,00 ± 6,67 t = 0,672 t = 1,076 p = 0,293 t = 2,842 p = 0,009 p = 0,029 p = 0,515

2 Memelihara dukungan Pre test sosial, harga diri, dan

(x ± SD) 52,76 ± 13,27 (x ± SD) 50,30 ± 12,93 t = 0,479 p = 0,636 stabilitas psikologis Post test

Paired t test (x ± SD) 56,00 ± 9,82 t = -1,819 (x ± SD) 50,69 ± 12,30 t = -0,672 t = 1,215 p = 0,230 p = 0,094 p = 0,514 ∆ pre post 3,24 0,39 p = 0,140

3 Memahami situasi medis, Pre test komunikasi dengan orang

lain, konsultasi dengan Post test petugas kesehatan Paired t test (x ± SD) 23,84 ± 6,86 (x ± SD) 27,07 ± 4,60 t = -3,228 (x ± SD) 23,00 ± 5,24 (x ± SD) 22,84 ± 4,41 t = 0,257 t = 0,353 p = 0,727 t = 2,391 p = 0,025 p = 0,007 198 p = 0,801

(4)

Peningkatan Coping Keluarga (Ah. Yusuf, dkk) Lanjutan Tabel 1. No. 4 Variabel Koping Total Uji Pre test Perlakuan (x ± SD) Kontrol (x ± SD) Independent t-test t = 0,705 137,15 ± 24,65 130,69 ± 22,03 p = 0,488 Post test Paired t test (x ± SD) 146,92 ± 17,69 t = -2,829 p = 0,015 (x ± SD) 130,53 ± 20,73 t = 0,176 p = 0,864 t = 2,167 p = 0,040 PEMBAHASAN

Terdapat perbedaan signifikan (p=0,040) total koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa antara sebelum dan sesudah diberikan terapi keluarga dengan pendekatan spiritual direction, obedience, acceptance (DOA). Perbedaan utama tampak pada kemampuan keluarga dalam memelihara integritas, kerja sama dan memandang situasi yang dilami dengan positif (p=0,029). Kemampuan keluarga dalam memahami situasi medis, komunikasi dengan orang lain, dan konsultasi dengan petugas kesehatan juga mengalami perubahan signifikan (p=0,007). Tidak ada perubahan signifikan pada aspek kemampuan keluarga dalam memberikan dukungan sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis bagi pasien gangguan jiwa (p=0,094), tetapi terdapat peningkatan selisih rerata pada kelompok perlakuan sebesar 3,24 dan pada kelompok kontrol juga meningkat sebesar 0,39. Jadi sebenarnya terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah intervensi, tetapi perbedaan ini tidak bermakna secara statistik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa koping adalah cara individu untuk beradaptasi terhadap masalah, merupakan sebuah proses perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal yang melelahkan (Stuart, 1998). Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respons terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 2009; Hamid, 1999; Stuart, 1998). Perbedaan kemampuan keluarga dalam memelihara integritas, kerja sama dan memandang situasi dengan positif

199

adalah merupakan adanya perubahan kognitif dari responden, meskipun belum diikuti perubahan konsisten pada aspek perilaku pemberian dukungan sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis pasien.

Keluarga menganggap pasien tidak mempunyai cukup waktu dan tenaga dalam bekerja (makan tapi tidak mau bekerja), tidak dapat terlibat dalam aktifitas sosial dengan teman sebayanya. Kenyataan ini menyebabkan keluarga kurang termotivasi untuk melibatkan pasien dalam berbagai aktivitas harian di rumah, keluarga lebih memilih membiarkan pasien melakukan aktifitas yang disukai, asal tidak marah atau tersinggung. Keluarga memberi kebebasan pasien untuk memilih kegiatan yang dilakukan setiap hari, tetapi tidak memberi stimulasi, dukungan harga diri, dan stabilitas psikologis kepada pasien.

Intervensi yang diberikan dalam terapi keluarga untuk mengatasi masalah ini adalah memfokuskan diskusi pada peningkatan harga diri dan stabilitas psikologis pasien. Filosofi yang digunakan adalah falsafah dalam keperawatan jiwa (Hamid, 1999; Stuart, 1995), bahwa, setiap individu memiliki harkat dan martabat, sehingga setiap individu perlu dihargai, yang kedua tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri, yang ketiga setiap individu mempunyai potensi untuk berubah, yang keempat manusia adalah mahluk holistik, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan sebagai manusia yang utuh, yang kelima setiap orang memiliki kebutuhan dasar sama, yang keenam semua perilaku individu adalah bermakna, yang ketujuh perilaku individu meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan, yang kedelapan individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, dipengaruhi oleh

(5)

Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 196–202 kondisi genetik, lingkungan, kondisi stres, dan

sumber yang tersedia, yang kesembilan sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi individu, yang kesepuluh setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama, yang kesebelas kesehatan mental adalah komponen kritikal dan penting dari pelayanan kesehatan komprehensif, yang ke duabelas individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk kesehatan fisik dan mentalnya, yang ketigabelas tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan fungsi (meminimalkan kecacatan atau ketidak mampuan) dan meningkatkan aktialisasi diri, yang keempatbelas hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan pada individu. Diskusi mendalam tentang falsafah keperawatan jiwa ini diharapkan dapat meningkatkan peran keluarga dalam memberikan dukungan harga diri dan stabilitas psikologis pasien, sehingga koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa (Skizofrenia) di rumah dapat lebih baik.

Koping keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa adalah merupakan kemampuan adaptasi keluarga dalam menghadapi stressor berat dan lama (kronis) akibat salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa. McCubbin (2001) mengidentifikasi instrumen yang dapat digunakan mengukur koping keluarga dalam mengatasi stressor kronis adalah dengan coping health inventory

for parents (CHIP), meliputi, kemampuan

memelihara integritas keluarga, kerja sama, dan memandang situasi dengan positif, kemampuan keluarga memelihara dukungan sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis, kemampuan keluarga memahami situasi medis, komunikasi dengan orang lain, dan konsultasi dengan petugas kesehatan.

McCubbin (2001) mengembangkan instrumen evaluasi diri berbentuk check list:

coping health inventory for parents (CHIP)

tentang perilaku spesifik dalam menghadapi stres kronis yang dialami keluarga. Struktur kuesioner CHIP didasarkan pada perilaku penting dari keluarga dalam berespons terhadap stress (McCubbin, 1991), termasuk

200

hubungan inter personal antar anggota keluarga dan masyarakat, termasuk hubungan emosional, harga diri, dan jejaring social. Teori stress keluarga di mana mengandung persepsi keluarga dalam mengelola keadaan stress yang lama, teori psikologi koping individu di mana difokuskan pada kondisi psikologis aktif dan pasif dalam mengelola peningkatan emosi dan kecemasan, dan peran keluarga dalam memberikan pelayanan atau bantuan terhadap pasien, termasuk komunikasi keluarga dengan team petugas kesehatan dan orang lain yang mempunyai masalah sama. Semua item ini digunakan untuk memprediksi dan mendiskripsikan bagaimana keluarga beradaptasi terhadap situasi stress kronis, yang dalam beberapa keadaan disebut coping

behavior.

Lipowski membagi coping menjadi

coping style dan coping strategy. Coping style

adalah mekanisme adaptasi individu meliputi aspek psikologis, kognitif, dan persepsi.

Coping strategy merupakan koping yang

dilakukan secara sadar dan terarah dalam mengatasi rasa sakit atau menghadapi stressor. Dua strategi koping yang biasa digunakan individu dalam mengatasi permasalahan adalah

problem-solving focused coping, di mana

individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres, dan

emotion-focused coping di mana individu

melibatkan berbagai upaya untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Seseorang cenderung menggunakan problem-

solving focused coping dalam menghadapi

masalah yang menurutnya bisa dikontrol seperti masalah yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan, seseorang cenderung menggunakan strategi emotion-focused coping ketika dihadapkan pada masalah yang sulit dikontrol seperti masalah yang berhubungan dengan penyakit yang tergolong berat dan kronis seperti kanker, AIDS dan gangguan jiwa.

Menurut McCubbin (2001), ketika salah satu anggota keluarga mengalami penyakit kronis, kecacatan, termasuk gangguan jiwa,

(6)

Peningkatan Coping Keluarga (Ah. Yusuf, dkk) keluarga harus memberikan perawatan

dalam waktu yang panjang, dan harus tetap mendukung agar pasien dapat menjalankan kegiatan rutin harian. Harapan seluruh anggota keluarga diperlukan untuk bisa melihat dampak keluarga dalam memberikan bantuan adaptasi pasien. Oleh karena itu, pengukuran koping keluarga dalam penelitian ini diukur melalui tiga sub variabel yang dikembangkan oleh McCubbi n , yait u , kema mpu a n memelihara integritas keluarga, kerja sama, dan memandang situasi dengan positif, kemampuan keluarga memelihara dukungan sosial, harga diri, dan stabilitas psikologis, dan kemampuan keluarga memahami situasi medis, komunikasi dengan orang lain, dan konsultasi dengan petugas kesehatan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Koping keluarga mengalami perubahan pada aspek memelihara integritas keluarga, kerjasama, memandang situasi dengan positif, dan memahami situasi medis, komunikasi dengan orang lain, serta konsultasi dengan petugas kesehatan. Tidak terdapat perbedaan pada aspek memelihara dukungan sosial, harga diri dan stabilitas psikologis, meskipun demikian terdapat perbedaan selisih nilai rerata antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Saran

Harga diri keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa perlu ditingkatkan agar stabilitas psikologis pasien dapat berkembang baik dalam keluarga.

KEPUSTAKAAN

Ahmadi, F., 2006. Culture, Religion and

Spirituality in Coping. Sweden: Uppsala

University Library.

Bown, J. dan Williams, S., 1993. Spirituality in nursing: A review of the literatur.

Journal of Advances in Health and Nursing Care, 2(4): 41–66.

201

Chiu L., Morrow, Marina, Ganesan, S., dan Clark, N., 2005. Spirituality and

Treatment Choices by South and East Asian Women Serious Mental Illnes,

(Online), http://tps.sagepub.com., diakses tgl 6 November 2009. Dossey, A.M., Keegan, L., Guzzetta, C.E.,

2005. Holistic Nursing a Handbook for

Practice, Fourth Edition. Massachusetts:

Jones and Bartlet Publisher Inc. Fitryasari, P.K.R., Nihayati, H.E., Yusuf, A.,

2009. Pengalaman Keluarga Selama

Merawat Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Jiwa di Ruang Jiwa C RSU Dr. Soetomo Surabaya.

Laporan Hasil Penelitian FKP Unair, tidak di publikasikan. Surabaya: Universitas Airlangga.

Gladding, S.T., 2002. Family Therapy; Hystory,

Theory, and Practice (3rd Edition). London: Perason Education Inc. Hamid, A.Y., 1999. Aspek Spiritual dalam

Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.

Hartanto, I., 2010. 4 Kekuatan Mahadahsyat;

Ikhlas, Sabar, Syukur, Do'a, Syura

Yogjakarta: Media Utama.

Keliat, B.A., Nancy, P., Windarwati, H.D., 2009. Pengelolaan Consultation Liaison

Mental Health Nursing (CLMHN) Pada Pelayanan Umum, Makalah disajikan

dalam Seminar dan Workshop. Malang. Maramis, 2006. Mengurangi Resiko Gangguan

Jiwa, (Online), (http://www.suarakarya-

online.com /news.ht ml.id=157830, diakses tanggal 25 Oktober 2009). Maramis, W.F., 1998. Catatan Ilmu Kedokteran

Jiwa. Surabaya: Airlangga University

Press.

McCubbin, H.I. dan Thompson, A.I., 1991.

Family Assessment Inventories for Research and Practice, Madison:

University of Wisconsin. Mohr, W.K., 2006. Psychiatric Mental

Health Nursing. (6th ed.), Philadhelpia:

Lippincott Williams Wilkins. Pharoah, F., Mar i, J., Rathbone, J.,

Wong, W., 2010, Family Intervention for Schizophrenia (Review), The Cocrane Collaboration, Wiley publishers. Putra, S.T., 2011. Psikonuroimunologi

Kedokteran , Edisi 2, Surabaya:

(7)

Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober 2012: 196–202 Sentanu, E., 2010, Quantum Ikhlas; Teknologi

Aktivasi Kekuatan Hati, the Power of Positive Feeling. Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo.

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J., 1995. Principles

and Practice of Psychiatric Nursing,

St. Louise: Mosby Year Book. Sullivan, N. dan Walton, J., 2004. Men of

prayer: Spirituality of Men with

202

Prostate Cancer: A Grounded Theory Stud, Journal of Holistic Nursing. 133– 151, (Online), (http://jhn.sagepub.com, diakses tgl 6 November 2010).

Tanyi, R.A., 2006. Spirituality and Family Nursing; Spiritual Assessment and Interventions for Family. Journal

(8)

INDEKS PENULIS VOLUME 7 Abdul Muhith, 47, 116 Abdul Wahab, 161 Adijani al-Alabij, 81 Agus Rachmadi, 24 Ah. Yusuf, 196

Alpha Fardah Athiyyah, 153 Andy Cahyadi, 148

Andy Darma, 153

Arina Setyaningtyas, 94, 131 AV. Sri Suhardingsih, 13 Chriswardani Suryawati, 71 Dini Kurniawati, 31

Dominicus Husada, 136 Dwiyanti Puspitasari, 136 Dyah Widodo, 37

Eka Mishbahatul Mar’ah Has, 121, 177 Ekowati Retnaningtyas, 37

Endang Sri P Ningsih, 24 Erna Supatmini, 136 Florentina Sustini, 121 Hammad, 24

Heny Desyi Rubiyana, 81 Heny Ferdiana, 64 Hilmi Yumni, 56 Ibnu Fajar, 37 Ilya Krisnana, 64 Imam Susilo, 88 Ira Dharmawati, 94, 131 Ketut Sudiana, 1 Krisnawati, 107 Kuntoro, 1 Kusnanto, 99 Linda Prasetyaning, 116 Luluk Widarti, 1, 107 Minarti, 56

Mira Irmawati, Irwanto, 148 Moh. Hasan Mahfoed, 1, 13 Mohammad Hakimi, 161

Neurinda Permata Kusumastuti, 94, 131 Ni Ketut Alit Armini, 121

Nursalam, 13, 47, 116, 177 Praba Diyan Rachmawati, 64 Rahmat Hargono, 13

Rekawati Susilaningrum, 71 Reza Ranuh, 153

Satrio Wibowo, 142 Septo Pawelas Arso, 71 Sirajudin Noor, 71 Siti Nur Kholifah, 56 Subijanto, 153

Suhartono Taat Putra, 196 Tinok Ayu Putri W, 177 Uswatun Khasanah, 186 Winarsih Nur Ambarwati, 170 Yuni Sufyanti Arief, 64 Yusti Probowati, 196 Zubaidah, 161

(9)
(10)

INDEKS SUBJEK

Volume 7 Nomor 1 April 2012 dan Volume 7 Nomor 2 Oktober 2012

A

adaptive conservation model (ACM), 56 anxiety and depression, 1, 107

anxiety, 31

B

biological responses, 1 blood glucose level, 99

C

cancer children, 148 child, 94

children, 136, 153 chronic renal failure, 24 clinical profile, 94, 136 colonoscopy, 153 compliance, 24

D

delivering women, 161

determinant factors of Performance, 47 development integrated management of

childhood illness, 71 diabetes mellitus, 37 diarrhea, 142 diphtheria, 136 discharge planning, 177

E

educative playing instrument, 64 emergency department, 131 endoscopy, 153 ER expression, 88 error, 186 esophagoduodenoscopy, 153

F

family coping, 196 family support, 56 fractured-patient, 31

G

gastrointestinal, 153 H hallusination, 81 HbA1C, 99

health promotion model, 121 hemodyalysa, 24

histopathological grading, 88 HIV/AIDS, 116, 142

holistic home care, 1, 107

I

immune supression, 142 independency, 99

infiltrating ductal carcinoma, 88 injecting drugs, 116 intoxication, 94 ischemic stroke, 13

K

kinesthetic development, 64

M

maternal morbidity, 161 medication compliance, 56 men acceptor, 170 mental disorder, 196

methods of partisipatif and rewards, 81 mortality, 131, 136

mother’s behavior on nutrition, 116

N

nurse student, 186

nursing (nurse and midwife), 71 nursing service quality, 47 nursing, 153

O

orem’s self-care theory, 177 outcome, 94

P

pediatric, 131

pedsQL 3.0 cancer module, 148 physical, 170

(11)

preschool aged children, 116 preschool, 64

prisoners, 116

profession education, 186 psychological, 170 public health center, 71 pulmonary TB, 56

Q

quality of live, 148

quality of referral process, 161

R

risk factor, 37

S

Satisfaction, 47

self care management, 99 self personal hygiene, 81 self-care agency, 13 self-care deficit, 13 self-concept, 31 social support, 31 social, 170 speech development, 64 spiritual therapy DOA, 196 stroke, 107

T

teenagers, 37

the nursing care of self-care regulation model, 13 type 2 DM, 99

V

vasectomy, 170 VCT, 116

W

(12)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dewan redaksi Jurnal Ners mengucapkan terima kasih kepada para Mitra Bestari atas apresiasi dan penilaian terhadap artikel pada Jurnal Ners Volume 7 Nomor 1 April 2012 dan Volume 7 Nomor 2 Oktober 2012

Jurnal Vol. 7 No. 1:

1. Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr., MS (Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya) 2. Prof. Achir Yani S.Hamid, DNSc., RN (Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia) 3. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.N (Universitas Diponegoro Semarang)

4. Joko Pitoyo, S.Kp., M.Kep (Poltekkes Malang)

5. Joko Suwito, S.Kp., M.Kes. (Poltekkes Kemenkes Surabaya)

6. Sri Utami, S.Kp., M.Kes (Poltekkes Soetomo Prodi Kebidanan Surabaya) Jurnal Vol. 7 No. 2:

1. Prof. Dr. Suhartono Taat Putra, dr., MS (Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya) 2. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., M.N (Universitas Diponegoro Semarang)

3. Sri Utami, S.Kp., M.Kes (Prodi Kebidanan Poltekkes Surabaya) 4. Joko Suwito, S.Kp., M.Kes. (Poltekkes Kemenkes Surabaya)

5. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat (Universitas Muhammadiyah Malang)

6. Hj. Henny Suzana Mediani, S.Kp., M.Ng (Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran

(13)
(14)

PANDUAN UNTUK PENULIS NASKAH JURNAL NERS

Jurnal Ners hanya menerima naskah asli yang belum diterbitkan di dalam maupun di luar negeri. Naskah dapat berupa hasil penelitian, konsep-konsep pemikiran inovatif hasil tinjauan pustaka yang bermanfaat untuk menunjang kemajuan ilmu, pendidikan dan praktik keperawatan profesional. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dalam bentuk narasi dengan gaya bahasa yang efektif dan akademis. Naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut sistematika sebagai berikut:

1. Judul

a. Menggambarkan isi pokok tulisan secara ringkas dan jelas, ditulis tidak lebih dari 12 kata

b. Ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, judul dalam bahasa Indonesia dicetak dengan huruf besar di tengah-tengah menggunakan font 12 Times New Roman. Judul dalam bahasa Inggris dicetak miring dan tidak semua diketik dengan huruf besar, hanya disetiap awal kata kecuali kata penghubung.

c. Judul artikel dicetak dengan huruf besar di tengah-tengah menggunakan font 12 Times New Roman.

2. Nama penulis

Diketik tanpa gelar dan konsisten dalam ejaan nama. 3. Alamat

berupa instansi tempat penulis bekerja atau alamat pribadi dilengkapi dengan alamat pos lengkap dan alamat E-mail (untuk penulis korespondensi).

4. Abstrak

a. Diketik dalam bahasa Inggris dan merupakan intisari seluruh tulisan, meliputi: masalah, tujuan, metode, hasil dan simpulan (IMRAD: Introduction, Method, Result, and

Discussion).

b. Abstrak diketik dengan kalimat penuh. Di bawah abstrak disertakan 3-5 kata-kata kunci (keywords).

5. Pendahuluan

a. Meliputi latar belakang masalah

b. Panjang tidak lebih dari dua halaman ketik. 6. Bahan dan Metode

a. Berisi penjelasan tentang rancangan, populasi, sampel, variabel, alat-alat yang digunakan, waktu, tempat, dan teknik.

b. Metode harus dijelaskan selengkap mungkin agar peneliti lain dapat melakukan uji coba ulang.

c. Acuan (kepustakaan) diberikan pada metode yang kurang jelas. 7. Hasil

a. Dikemukakan dengan jelas dalam bentuk narasi dan data yang dimasukkan berkaitan dengan tujuan penelitian, bila perlu disertai dengan ilustrasi (lukisan, gambar, grafik, diagram), tabel atau foto yang mendukung data,

b. Sederhana dan tidak terlalu besar.

c. Hasil yang telah dijelaskan dengan tabel atau ilustrasi tidak perlu dijelaskan panjang lebar dalam teks.

8. Pembahasan

Menerangkan arti hasil penelitian yang meliputi: fakta, teori dan opini. 9. Simpulan dan Saran

Berupa kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk narasi tidak diperinci dalam poin-poin yang mengacu pada tujuan penelitian.

10. Pengutipan

Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama, tahun). Contoh: (Kusnanto, 2009).

(15)

11. Kepustakaan

a. Sumber rujukan (kepustakaan) sedapat mungkin merupakan pustaka terbitan 10 tahun terakhir diutamakan adalah hasil laporan penelitian (skripsi, thesis dan disertasi) dan artikel ilmiah dalam jurnal/majalah ilmiah.

b. Kepustakaan disusun menurut Harvard System, dengan contoh sebagai berikut: Jurnal:

Nursalam, Haryanto dan Dira, 2006. The Effect of Kegel Management of Urine Elimination Problems For Elderly. Folia Medica Indonesiana, 42(2), 102-106.

artikel dalam jurnal online

Adyasaputra, A. S., 2007. Patterns and prevalence of nosocomial bacterial infection from intensive care unit patients. The Indonesian Journal of Medical Science. 2(2), (Online), (http://www.medicalscience/aa2.htm., diakses tanggal 20 Maret 2008, jam 13.00 WIB).

Buku:

Buku dengan satu penulis:

Corwin, E. J., 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Wong, D., 2004. Pedoman Klinis Kepererawatan Pediatri. Ed.4. Jakarta: EGC Buku dengan dengan dua, tiga atau empat penulis:

Potter dan Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep , Proses, dan

Praktik. Ed. 4. Jakarta: EGC

Buku dengan lebih dari empat penulis:

Grace, B. et al., 1988. A history of the world. Princeton, NJ: Princeton University Press.

Beberapa judul buku dengan nama penulis sama

Nursalam, 2003a. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam, 2003b. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Buku terjemahan:

Smet, B., 1994. Psikologi Kesehatan. Alih bahasa oleh Kunta. Jakarta: Anggota IKAPI

Skripsi/Tesis/Desertasi:

Yusuf, A., 2003. Pengaruh Pemberian Motivasi Terhadap Perubahan Sikap Perawat Dalam

Memberikan Perawatan Pasien Gangguan Jiwa. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas

Airlangga.

Internet (karya individu):

George, M., 1997. Significance of Animal Behaviour Research, (Online), (http://www.csun. edu/~vcpsy00h/valueofa.htm., diakses tanggal 20 Maret 2006, jam 09.00 WIB).

Makalah seminar:

Brown, J., 2005. Evaluating surveys of transparent governance. In: UNDESA (United Nations Department of Economic and Social Affairs), 6th Global forum on reinventing

government: towards participatory and transparent governance. Seoul, Republic of

Korea 24-27 May 2005. New York: United Nations. 12. Persamaan Matematis

dikemukakan dengan jelas. Angka Desimal ditandai dengan koma untuk bahasa Indonesia dan titik untuk bahasa Inggris.

13. Tabel

a. Sesederhana mungkin, dikirim dalam format MS Word. b. Tabel diberi nomor dan diacu berurutan dalam teks, c. Penomoran tabel diikuti dengan tanda titik (.)

d. Judul di tulis di bagian atas tabel, harap ditulis dengan singkat dan jelas dan diawali dengan huruf besar yang hanya diawal judul tabel.

e. Catatan atau keterangan bila diperlukan (di bagian bawah tabel, untuk menjelaskan singkatan-singkatan dalam tabel).

(16)

f. Semua singkatan pada tabel harap dijelaskan pada catatan kaki.

g. Garis-garis pada tabel hanya menggunakan garis horisontal tidak menggunakan garis vertikal.

h. Tabel harus diacu dalam pembahasan. 14. Ilustrasi,

a. Berupa lukisan, gambar, grafik atau diagram diberi nomor dan diacu berurutan pada teks.

b. Judul diberikan dengan singkat dan jelas dibawah ilustrasi (tidak di dalam ilustrasinya).

c. Keterangan Pada ilustrasi atau foto dibuat tanpa menggunakan border. 15. Foto hitam-putih/berwarna,

Kontras, tajam, jelas dan sebaiknya diambil dalam format JPEG, atau format digital lain yang bisa diedit.

Contoh outline artikel (2 kolom) sebagai berikut

JUDUL

Nama Pengarang/Peneliti*

* alamat instansi/ korespondensi, E-mail :...

ABSTRACT

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

PENDAHULUAN Tabel 1. aaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa No. Pengetahuan Sikap Tindakan

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Resp. (%) (%) (%)

aaaaaaaaaaa.

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaa

BAHAN DAN METODE

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaa Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaa HASIL Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (lihat tabel. 1) 1 35 25 45 2 30 35 40 dst Total Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (lihat gambar 1.)

(17)

PEMBAHASAN Idem

SIMPULAN & SARAN Idem

KEPUSTAKAAN Penulis:

a. Naskah yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dalam CD, disertai cetakan pada kertas HVS dengan salah satu program pengolah data MS Word, ukuran A4 (210 x 297 mm) dengan jarak 1 spasi, font 11 Times New Romans, batas kertas 3 cm dari tepi kiri, 2,5 cm dari tepi bawah, kanan dan atas.

b. Menandatangani pernyataan bahwa artikel merupakan hasil karya dari penulis dan belum pernah dipublikasikan dan pernyataan kesepakatan dengan anggota penulis lain.

c. Mengirimkan artikel ke Redaksi Jurnal Ners di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia atau dikirim ke alamat email jurnal ners jurnalners_fkp@ymail.com.

d. Penulis yang artikel dimuat wajib membayar kontribusi biaya cetak sebesar Rp.500.000,00

(lima ratus ribu rupiah) dan penulis akan mendapatkan cetak lepas.

Redaksi:

Naskah akan diedit oleh dewan redaksi tanpa mengubah isinya untuk disesuaikan dengan format penulisan yang telah ditetapkan oleh Jurnal Ners. Semua naskah ditelaah oleh mitra bestari (reviewers) yang ditunjuk oleh penyunting menurut kepakaran. Penulis artikel diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan naskah berdasar saran/masukan dari mitra bestari atau penyunting. Kepastian pemuatan dan penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis kepada penulis.

Naskah yang telah diterima beserta semua ilustrasi yang menyertainya menjadi milik sah redaksi. Semua data, pendapat atau pernyataan yang terdapat pada naskah adalah merupakan tanggung jawab dari penulis. Oleh karena itu penerbit, dewan redaksi dan seluruh staf Jurnal Ners tidak bertangggung jawab atau tidak bersedia menerima kesulitan maupun masalah apapun sehubungan dengan plagiatisme, konsekuensi dari ketidakakuratan, kesalahan data, pendapat maupun pernyataan tersebut.

(18)

Kepada

Redaksi Jurnal Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Kampus C Mulyorejo Surabaya Telp/Fax: (031) 5913257

Fakultas Keperawatan Unair

Langganan per tahun (belum termasuk ongkos kirim) Rp80.000,00/tahun

Harap dikirim... eksemplar Jurnal Ners Mulai edisi ………. No ……….. Nama Asal Institusi Alamat Telp/Fax : : : : ... ... ... ... Uang sejumlah Rp. ……….... (…… ……….) telah kami transfer ke Bank Mandiri No. Rek. 1410011917366 atas nama Hanik Endang Nihayati

Bukti transfer mohon untuk di fax ke nomor: (031) 5913257 sebagai bukti berlangganan

Gambar

Gambar 1. aaaaaaaaa

Referensi

Dokumen terkait

Seharusnya biaya tak terduga atas klaim dari pengguna jasa tidak terjadi secara continue, karena jika secara terus menerus perusahaan akan mengeluarkan biaya

1) Naiknya Fed rate akan menyebabkan kenaikan discount rate yang berpengaruh pada ekspektasi deviden sehingga akan menurunkan tingkat.. harga saham di US. Karena Fed rate

Fotografer iklan tidak lagi hanya berpatok pada urusan teknis pengambilan gambar seperti angel dan lightin , tetapi mereka dituntut pula untuk lebih mengolah permasalahan

Penari berdiri tegak dengan selendang yang mengalungi leher, pada ujung selendang sebelah kanan mengikat sebuah kipas yang juga merupakan bagian dari properti

Dalam meningkatkan persaingan masing-masing klinik kecantikan harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk dan jasa yang terbaik yang

Sehingga nilainilai dasar Al-Qur‟an dapat dimanifestasikan dalam setiap kegiatan sehari-hari Muslim dan kemudian selalu dapat membawa tuntutan rohani bagi jiwa mereka.5 Penelitian

Pontosabb adatot ad a projekt hatékonyságáról, hogy a japán válaszadók 71%-a (22 fő) élvezetesebbnek, 25,8%-a (8 fő) ugyanannyira élvezetesnek ítélte a feladatokat, mint a

Saya Putri Rachmawati, mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Sedang melakukan penelitian tentang Pengaruh Label