• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN

Tim Penyusun:

Dr. Agung Pramana W.M., MS. Dr. Sri Rahayu, M.Kes. Dr. Ir. Sri Wahyuningsih, MS.

Drs. Aris Soewondo, MS. drh. Handayu Untari

drh. Herlina Pratiwi

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2013

(2)

DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN

PENUNTUN PRAKTIKUM

Tim Penyusun:

Dr. Agung Pramana W.M., MS. Dr. Sri Rahayu, M.Kes. Dr. Ir. Sri Wahyuningsih, MS.

Drs. Aris Soewondo, MS. drh. Handayu Untari

drh. Herlina Pratiwi

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2013

(3)

TATA TERTIB PRAKTIKUM EMBRIOLOGI HEWAN 2013/2014

A. Sebelum Praktikum:

1. Mahasiswa harus datang 10 menit SEBELUM acara praktikum dimulai.

2. Toleransi keterlambatan 10 menit (>10 menit tutup pintu dari luar), jika telah dilaksanakan pre/post-test maka hanya bisa mengerjakan soal yang sedang dibacakan.

3. Diwajibkan membawa: Jas lab, buku panduan praktikum, lembar pengamatan, tiket masuk, alat tulis, barang yang wajib dibawa saat praktikum (sesuai materi praktikum)

4. Mahasiswa sudah harus paham baik tentang teori maupun apa yang harus dilakukan selama praktikum.

5. Tiket masuk berisi cover, abstrak (sampai metode), Bab I, Bab II, Bab III, daftar pustaka min 3, mulai praktikum ke 2, ditambah mengumpulkan abstrak bahasa inggris per kelompok, nilai maksimal tiket masuk 10.

B. Selama dan sesudah Praktikum:

1. Pengamatan selama praktikum dicatat pada lembar pengamatan (lembar ACC-an) dan bila perlu didokumentasikan.

2. Hasil pengamatan praktikum harus mendapatkan persetujuan (acc) dari asisten yang bertugas.

3. Lembar ACC-an mendapat nilai maksimum 5 dan dikumpulkan lagi bersama laporan praktikum.

4. Seluruh mahasiswa diwajibkan: menjaga kebersihan laboratorium, membersihkan alat-alat yang digunakan selama praktikum setelah acara praktikum selesai, menciptakan suasana tenang dan kondusif saat praktikum.

5. Khusus untuk Pre-test, Mid-test, Post-test tidak diberlakukan ulangan (untuk mahasiswa yang mendapat nilai dibawah

(4)

minimal dan yang tidak mengikuti). Nilai minimal adalah 60, mendapat nilai dibawah 60 sebanyak 2 kali berturut-turut akan mendapat tugas tambahan.

6. Menonaktifkan nada (silent) alat komunikasi saat praktikum berjalan.

C. Tidak dapat mengikuti Praktikum:

1. Mahasiswa yang terpaksa tidak dapat mengikuti praktikum harus dapat memberikan alasan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Tidak diadakan in-hole praktikum

3. Ijin tidak mengikuti praktum pada jadwal yang ditentukan namun tidak mengganti pada jadwal yang lain dengan topic serupa.

4. Kehadiram praktikum wajib 100 persen, jika kurang maka dianggap gugur praktikumnya dan wajib mengulang pada semester berikutnya.

D. Ujian Akhir Praktikum (UAP):

1. Datang 10 menit sebelum UAP.

2. Toleransi keterlambatan 10 menit (>10 menit tutup pintu dari luar), jika telah dilaksanakan UAP maka hanya bisa mengerjakan soal yang sedang dibacakan.

3. Membawa ktm, memakai jas lab.

4. Dilarang menggunakan pensil atau bolpoin berwarna merah untuk mengerjakan soal ujian.

5. Dilarang melakukan kecurangan sekecil apapun, bila ketahuan melakukan kecurangan maka nilai akan dikurangi. Bila kecurangan dinilai sudah melampaui batas, asdos berhak mengeluarkan peserta ujian dari ruangan.

E. Mahasiswa Dilarang:

1. Membawa buku laporan praktikum mahasiswa/i angkatan sebelumnya.

(5)

2. Merokok, makan dan minum di dalam lab selama praktikum. 3. Menggunakan kaos oblong, celana jeans (laki-laki) dan celana

dalam bentuk apapun (perempuan).

4. Menggunakan sepatu dengan ujung terbuka.

5. Menggunakan fasilitas laboratorium bila tidak berhubungan dengan praktikum yang sedang dilaksanakan.

F. Laporan Praktikum: Laporan bersifat individu.

1. Laporan ditulis tangan dikertas A4, margin 3; 2,5; 2,5; 2,5. 2. Komponen-komponen Laporan:

- COVER

- Lembar Pernyataan - BAB I PENDAHULUAN - BAB II TINJAUAN PUSTAKA - BAB III METODE PRAKTIKUM

- BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (nilai: 65) - 4.1 Analisis Prosedur (25), ditunjang literatur - 4.2 Analisis Hasil (40), ditunjang literatur - BAB V PENUTUP (nilai: 5)

- 5.1 Kesimpulan - 5.2 Saran

- DAFTAR PUSTAKA (nilai: 5) - Indonesia (1)

- Inggris (3) - Jurnal Ilmiah (1) - LAMPIRAN (10)

- Tiket masuk (10), lembar pengamatan yang telah di-ACC.

3. Laporan dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum dilaksanakan (sebagai tiket masuk).

4. Keterlambatan pengumpulan laporan, nilai laporan dikurangi 10 per jam, terlambat 1 hari dikurangi dari nilai laporan paling rendah.

(6)

5. Tidak menerima pengumpulan laporan di tempat kost asisten praktikum.

6. Bila diketahui terjadi copy-paste nilai laporan langsung dianggap nol (yang mengcopy maupun yang dicopy).

(7)

7. Contoh Cover :

8. Lembar Pernyataan: (ditulis tangan) LEMBAR PERNYATAAN

“Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa Laporan yang berjudul………ini adalah hasil kerja saya sendiri dan tidak mengandung unsur plagiarism. Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan”

Malang,………. ttd

Pemberi pernyataan (NIM)

(8)

G. Penilaian:

NAP = rata-rata pre/post/mid-test/soft skill+rata-rata laporan+2UAP 4

catatan : Hal-hal yang belum tercantum akan ditentukan kemudian

Malang, 29 September 2013 Ttd.

(9)

DAFTAR ACARA PRAKTIKUM EMBRIOLOGI HEWAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2013-2014

No Tanggal Acara Praktikum

1 21-25 Oktober 2013 Briefing

2 11-15 November 2013 Pengamatan gamet jantan dan betina 3 18-22 November 2013 Sistem reproduksi hewan betina

25-29 November 2013 Sistem reproduksi hewan jantan 4 2-6 Desember 2013 Embriogenesis pada ayam 5 9-13 Desember 2013 Fertilisasi pada ikan 6 16-20 Desember 2013 Ujian Akhir Praktikum

(10)

TOPIK I

PENGAMATAN GAMET JANTAN DAN BETINA I. DASAR TEORI

Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan terjadi sejak dalam kandungan sampai menjadi dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan meliputi dua fase yaitu fase embrionik dan pascaembrionik. Sebelum masuk fase embrionik, terjadi penyatuan gamet jantan dan betina yang dikenal dengan sebutan fertilisasi. Supaya sel gamet mampu melakukan fertilisasi, sel gamet mengalami suatu perkembangan yang disebut dengan gametogenesis (pembentukan gamet).

Pembentukan gamet pada hewan jantan disebut dengan spermatogenesis. Proses ini berlangsung di dalam tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis terdiri dari empat tahap, yaitu 1) proliferasi: sejak pra lahir sampai beberapa waktu sesudah fetus dilahirkan); 2) tumbuh: spermatogonium aktif membagi diri secara mitosis sebanyak empat kali, sehingga dari sebuah spermatogonium akan menghasilkan 16 buah dan tumbuh menjadi spermatosit primer; 3) masak: pembelahan meiosis sehingga spermatosit primer berubah menjadi spermatosit sekunder yang jumlah kromosomnya hanya setengah dari spermatosit primer, dilanjutkan dengan pembelahan spermatosit sekunder secara meiosis menjadi spermatid; dan 4) transformasi (metamorfosa): spermatid berubah menjadi spermatozoa. Hasil akhir dari spermatogenesis adalah spermatozoa yang memiliki empat bagian yaitu : 1.) Kepala, terdiri dari nukleus yang mengandung informasi genetik; 2) Akrosom, berisi enzim di ujung kepala yang digunakan untuk menembus ovum; 3) bagian tengah (leher), merupakan bagian spermatozoa yang banyak mengandung mitokondria; 4) ekor spermatozoa.

Pembentukan gamet pada hewan betina disebut oogenesis, proses ini bersamaan dengan proses pembentukan folikel (foliculogenesis). Oogenesis terjadi di dalam gonad betina (ovarium) pada bagian

(11)

kortek. Tahapan perkembangan gamet pada hewan betina diantaranya dimulai dari perkembangan oogonium menjadi oosit primer, oosit sekunder, oosit tersier dan sel telur. Sel telur (oosit) tersusun atas: 1) inti sel; 2) membran sel; dan 3) zona pelusida.

Gambar 1.1 Ovum

Gambar 1.2 Spermatozoa

II. TUJUAN

Mempelajari Perbedaan morfologi gamet jantan dan betina

III. ALAT DAN BAHAN 3.1.1 Alat

(12)

Syringe 5 ml, obyek dan cover glass, tissue, kertas saring, pipet

tetes, Cawan petri kecil, Microtube 1,5 ml, mikroskop binokuler dan kamera digital.

3.1.2 Bahan

Semen Sapi, Ovarium sapi, Phosphat Buffer Saline (PBS), kuning telur, NaCl Fisiologis.

IV. METODE PRAKTIKUM

Pengamatan dilakukan dengan metode pengamatan langsung dengan mata telanjang. Prosedur yang dilakukan yaitu:

4.1 Pengamatan sel gamet jantan (spermatozoa)

1) Campur satu tetes semen sapi dengan satu tetes PBS (A) atau NaCl fisiologis (B) masukkan ke dalam microtube, pipeting secara perlahan-lahan.

2) Teteskan pada obyek glass, kemudian tutup dengan cover

glass.

3) Amati dengan menggunakan mikroskop (diamati motilitas dan pergerakannya) setiap 10, 20, 30 menit.

4) Catat dan Gambar morfologi dan pergerakan sel spermatozoa.

4.2 Pengamatan sel gamet betina (sel telur)

1) Bersihkan ovarium sapi dari jaringan-jaringan yang ada di sekitarnya

2) Isi Syringe dengan PBS atau NaCl fisiologis sebanyak 2 ml 3) Aspirasi sel-sel ovarium sapi dengan menggunakan syringe

tersebut di atas

4) Masukkan cairan yang sudah didapatkan ke dalam cawan petri 5) Amati di bawah Mikroskop

6) Catat dan gambarlah sel-sel yang didapatkan

V. Latihan Soal

1) Sebutkan tahapan pembentukan sel gamet jantan! 2) Sebutkan tahapan pembentukan sel gamet betina! 3) Jelaskan proses terjadinya fertilisasi!

Gambar

Gambar 1.2 Spermatozoa

Referensi

Dokumen terkait

Kepala sekolah dengan kecerdasan spiritual yang tinggi akan mampu m enjalankan nilai-nilai moral yang diambil dari tindakan etis Tuhan Yang Maha Esa terhadap

[r]

Kontrol suhu pada unit pre-heater pasir zirkon dapat bekerja pada beban secara baik dan aman dengan suhu setting 50-600 ˚C secara otomatis. Waktu yang dibutuhkan

Bagi warga Yogyakarta, citra kampung Badran sebagai kampung preman atau gali sudah melekat erat sejak dahulu karena memang kondisi sosial masyarakatnya di waktu itu sedemikian

Hasil survey ke lokasi pengabdian yakni di kota Mojokerto, yang dilakukan pada bulan September 2006 sampai dengan Pebruari 2007, juga menunjukkan bahwa para

Oleh sebab itu media informasi dalam perusahaan ini sangat dibutuhkan akan dapat menjadi sebuah perusahaan yang mandiri tanpa mengharapkan perusahaan induknya.. Perintis

III. Siswa dapat membaca teks tertulis dengan baik dan benar.. Siswa dapat memahami makna kata, frase dan kalimat yang terdapat dalam teks. Active Learning, Permainan Bahasa B.

Hal tersebut juga didukung Kavsut (2010) yang menyatakan bahwa mata pelajaran Biologi memiliki konsep yang abstrak sehingga peserta didik kesulitan memahami konsep