Proses kehamilan:
Fertilisasi
Nidasi (Implantasi)
Plasentasi
Kehamilan
– peristiwa yang terjadi mulai
dari fertilisasi (konsepsi) hingga bayi
lahir.
Proses kehamilan meliputi :
Fertilisasi
Nidasi (implantasi)
Plasentasi
Fertilisasi -- penggabungan gametes untuk
Oocyte dapat
bertahan hidup
selama 12 sampai 24
jam.
Sperma dapat
bertahan hidup
selama 24 sampai 72
jam dalam saluran
reproduksi wanita.
Agar fertilisasi dapat
terjadi coitus
harus dilakukan tidak
lebih dari:
2 – 3 hari sebelum
ovulasi.
24 jam setelah
ovulasi.
Fertilisasi terjadi bila ~50-200 juta sperma (dari jutaan sperma yang di ejakulasi) mencapai ovum, biasanya dalam tuba fallopian.
Dibutuhkan sperma yang cukup banyak untuk
menghancurkan corona
radiata
Corona radiata mengelilingi ovum atau sel telur yang belum di fertilisasi.
Terdiri dari dua lapisan sel follikular
Mereka dilekatkan pada lapisan pelindung terluar dari ovum, zona pellucida
Kemungkinan yang terjadi pada sperma
yang di ejakulasi:
Segera keluar dari vagina setelah
mengendap.
Dirusak oleh lingkungan asam vaginal.
Gagal melewati serviks.
Tersebar di dalam rongga uterus atau
dirusak oleh phagocytic leukocyte.
Mencapai tuba fallopian (uterine).
Sperma harus
mengalami
kapasitasi
(capacitation)
sebelum mereka
dapat menembus
oocyte.
Oocyte yang di
ovulasi, di lapisi oleh:
Corona radiata
Zona pellucida
Sperma mengikat
pada zona pellucida
dan mengalami
reaksi acrosomal.
Enzim-enzim
dilepaskan dekat
oocyte.
Acrosome
melepaskan enzim
(hyaluronidase)
untuk mencerna
zona pellucida.
Ketika sperma
membuat kontak
dengan membran
oocytes:
Protein beta
menemukan dan
mengikat reseptor
pada membran
oocyte.
Protein alpha
menyebabkan ia
masuk ke dalam
membran.
Hanya satu sperma yang dimungkinkan
menembus oocyte.
Dua mekanisme yang menjamin monospermy:
Fast block:
Depolarisasi membran mencegah sperma
menyatu dengan membran oocyte.
Slow block:
Granula cortical melepaskan enzim-enzim yang
menghancurkan reseptor sperma.
Enzim-enzim ini menyebabkan sperma tidak dapat mengikat pada reseptor.
Ketika sperma masuk, secondary oocyte:
Menyempurnakan meiosis II
Menjadi second polar
body
Ketika telah membesar sepenuhnya, kedua
nukleus disebut
pronuclei.
Nukleus ovum
membesar, dan kedua nukleus saling mendekat.
Fertilisasi terjadi – ketika
Pembelahan pertama
(pembelahan sel mitotik
cepat) menghasilkan dua sel
anak yang disebut
blastomere.
Pembelahan zygote (ovum
yang dibuahi), terjadi pada
1.5 hari setelah fertilisasi.
Morula (Sel berbentuk bola
padat, terdiri dari ± 16 sel)
Terjadi pada 3-4 hari setelah
fertilisasi.
Blastocyst (Sel berbentuk
bola berongga yang masuk
kedalam rongga uterine,
terdiri dari ± 100 sel)
Terjadi pada 5-6 hari
setelah fertilisasi.
Mengandung lapisan
tunggal trophoblasts dan
inner cell mass.
Trophoblasts merupakan bagian dari pembentukan plasenta.
Inner cell mass menjadi embryonic disc.
Pada hari ke 6-7 setelah fertilisasi,
blastocyst mensekresi hCG dalam jumlah
yang dapat diukur (ukuran dalam tes
kehamilan).
Juga diduga bahwa kadar hGC yang tinggi
pada trimester pertama mungkin
menyebabkan terjadinya morning
Nidasi atau implantasi
adalah perlekatan
blastocyst pada
endometrium.
Terjadi pada hari ke
7-8 setelah fertilisasi,
ketika trophoblasts
melekat pada
Implantasi normalnya terjadi pada dinding
corpus uteri pada bagian superior dan
posterior, dalam lapisan endometrium selama
Secara skematik,
nidasi dapat
dibedakan menjadi
tiga tahap:
Adplantasi
blastocyst pada
endometrium
Pelekatan blastocyt
pada endometrium
Invasi dan
penempelan
Blastocyst keluar dari zona pellucida (hari kelima) kontak dengan mukosa dan melekat pada endometrium dengan embryonic pole.
Terlihat tiga bagian:
Trophoblast (outer cell mass)
Embryoblast (inner cell layer dengan epiblast dan hypoblast)
Pelekatan terjadi ketika uterus telah masuk
dalam fase sekretori (luteinizing phase).
Fase ini berakhir 4 hari (hari ke 20 – 23) dan disebut "implantation window".
6 hari setelah puncak hormon LH dan ditandai dengan terlihatnya
sedikit peningkatan pada apical pole dari sel-sel epithelial
endometrium
Salah satu tugas dari peningkata apical pole dari sel epithelial
endometrium adalah: absorpsi cairan uterin, membawa blastocyst lebih dekat ke
endometrium dan menahannya.
Pada fase ini, blastocyst masih dapat dieliminasi.
“Implantation window" adalah periode
Blastocyst keluar dari zona pellucida dan melekat pada endometrium.
Microvilli pada permukaan terjauh dari sel trophoblast
berinteraksi dengan sel-sel epithelial uterus.
Pada tahap ini
blastocyst mulai
agak sulit terlepas
Pelekatan blastocyst
pada endometrium
ditingkatkan oleh
sel glikoprotein
permukaan
Syncytiotrophoblast tumbuh diantara sel-sel epithelium uterin. Trophoblast mengalami
differensiasi dan proliferasi menjadi dua lapisan yang berbeda, sebelum kontak dengan endometrium:
Cytotrophoblast – sel dari lapisan bagian dalam yang tertanam dalam dinding endometrial.
Syncytiotrophoblast – sel dari lapisan luar yang
kehilangan membran
plasma dan tertanam jauh ke dalam endometrium.
Cytotrophoblast (CT) – bagian
dalam
Terdiri dari lapisan yang tak beraturan, sel dengan nukleus tunggal.
Tempat berlangsungnya aktivitas mitosis secara intensif.
Syncytiotrophoblast (ST) –
bagian luar
Membentuk syncytium, yaitu lapisan dengan multinukleus yang tidak memiliki batas sel dan menyatu dengan sel-sel cytotrophoblast.
Menghasilkan enzim lytic dan mensekresi factor-factor yang menyebabkan apoptosis pada sel-sel epithelial endometrial
Melintasi lamina basal dan menembus kedalam
stroma yang terletak dibawahnya,
menyebabkan erosi dinding kapiler
Dengan implantasi blastocyt dalam endometrium
--syncytiotrophoblast
berkembang dengan cepat dan seluruhnya akan
mengelilingi embryo segera setelah seluruhnya tertanam dalam endometrium
Reaksi mukosa uterin terhadap implantasi
melalui reaksi decidual.
Sel-sel syncytiotrophoblast memfagosit
sel-sel decidual apoptotic dari
endometrium dan mereabsorpsi protein,
gula dan lipid yang terbentuk
Mengerosi kanal dari kelenjar endometrial
dan kapiler dari stroma
Blastocyt bebas (setelah terputusnya zona pellucida) dalam fase adplantasi pada dinding uterin (hari ke 6 – 7).
Sel trophoblast dari embryonic pole berdifferensiasi, membelah dan
membentuk invasive syncytiotrophoblast.
Implantasi sempurna dari embryo kedalam endometrium dan menutupi lokasi implantasi dengan fibrin plug.
Rongga amniotic meluas dan lapisan seluler (amnioblasts) sekarang
terpisah dari cytotrophoblast.
Sel-sel hypoblast juga mulai membelah.
Pada pertengahan
minggu kedua vakuola
ekstraseluler nampak dalam syncytiotrophoblast. Mereka terhubung bersama membentuk lacunae.
Awalnya lacunae ini terisi dengan cairan jaringan dan sekresi uterin
Mengikuti erosi dari
kapiler maternal – darah mereka mengisi lacunae yang kemudian
berkembang menjadi ruang intervillous.
Pertumbuhan invasive dari syncytiotrophoblast berhenti dalam zona
compacta dari
endometrium.
Kira-kira pada hari ke 13 – terbentuk sistem
sirkulatori primitif utero-plasenta.
Aktivitas lytic destruktif dari syncytiotrophoblast mencapai kapiler dari endometrium.
Darah maternal mengalir kedalam lacunae.
Syncytiotrophoblast menyelubungi kapiler maternal, memperluas jaringan lacunae, dan membentuk sistem arterial dan vena.
Implantasi sempurna terjadi pada hari ke 14 setelah ovulasi.
Pada akhir minggu
kedua, ketika implantasi berakhir, kuncup
embryonic secara
skematik terdiri dari dua rongga setengah
lingkaran yang terletak berdampingan, yaitu:
rongga amniotik (dorsal) dan vesikel umbilikal
(ventral).
Dasar rongga amniotik dibentuk oleh epiblast, dan atap dari vesikel umbilikal dibentuk oleh hypoblast.
Kedua lapisan ini,
terletak berdampingan – membentuk embryo atau cakram embryonic.
Monozygotic (identical twins)
Pembelahan spontan dari inner cell mass
blastocyst – membelah menjadi dua embrio
Dizygotic (fraternal twins / non-identical twins /
biovular twins)
Dua sel telur di fertilisasi – di implantasi dalam
dinding uterus pada saat yang sama
Polar body twinning
(semi-identical twins)
Adalah hipotesa kehamilan kembar, dimana polar body tidak mengalami
degenerasi dan di fertilisasi oleh sperma
Kehamilan kembar secara teori terjadi jika dua sperma memfertilisasi sel telur dan polar body
First polar body – 25%
genetic identity
Second polar body – 75%