• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Beberapa Konsentrasi Bacillus thuringiensis Berliner dalam Mengendalikan Hama Ulat Daun Selada {Lactuca sativa)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengujian Beberapa Konsentrasi Bacillus thuringiensis Berliner dalam Mengendalikan Hama Ulat Daun Selada {Lactuca sativa)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 1693-2854

Pengujian Beberapa Konsentrasi Bacillus thuringiensis

Berliner dalam Mengendalikan Hama Ulat Daun

Selada {Lactuca sativa)

R u s l i , Jeltje H e n n l e L a o h , Hafiz Fauzana dan Irfandri Program Studi H a m a dan PenyakitTumbuhan

Fakultas Pertanian Universitas Riau

ABSTRACT

Field study of using Bacillus tiiuringiensisto control lettuce leaf worms conducted at farmers Gardening area in Simpang Baru Panam Pekanbaru. The objectives of this study was to evaluate the response of the lettuce leaf worms to the different level of B. thuringiensis concentration. Arranged in Randomized Block Design with four treatments (concentration of B. thuringiensis 0.0 %, 0.1 %, 0.2 %, and 0.3 %) and four replications. The results indicated that there are significant differences In respons to the level of B. thuringiensis concentration (0.0 %, 0.1 %, 0.2 %, and 0.3 %.). This indicated also, that B. thuringiensis could be used to control lettuce leaf worms. The effective concentration to control lettuce leaf worms are 0.2 % and 0.3 %. Keywords : lettuce leaf worm, Bacillus thuringiensis, concentration

PENDAHULUAN

Insektisida dalam mengendalikan hama ulat daun pada tanaman selada {Lactuca

sa-tiva), selalu digunakan relatif besar pada

ar-eal pertanaman karena lebih mudah, efektif, dan hasilnya langsung dapat dilihat diban-dingkan dengan metode pengendalian lain-nya. Penggunaannyayang berlebihan akan menimbulkan banyak dampak negatif, antara lain terjadinya resistensi, resurgensi, timbul-nya hama sekunder, kematian musuh alami, kesehatan manusia, dan pencemaran ling-kungan.

Insektisida mikroba merupakan alter-natif lain y a n g s a n g g u p m e n g e n d a l i k a n serangan ulat daun dengan resiko dampak negatif yang lebih kecil, namun memberikan hasil efektif seperti halnya insektisida sintetis.

Bacillus thuringiensismerupakan salah

satu bakteri patogen yang dapat

mengen-dalikan serangan ulat daun dan telah digu-nakan sebagai insektisida mikroba. Peng-gunaan 6. thuringiensis untuk mengen-dalikan ulat daun selada adalah salah satu langkah yang lebih aman untuk kepentingan k e s e h a t a n m a n u s i a m e n g i n g a t yang dikonsumsi dari selada langsung daunnya.

Saat ini B. thuringiensis telah digu-nakan secara luas dan merupakan insek-tisida mikroba yang berhasil sebagai agen pengendali hayati. B. thuringiensis 6\kemas dengan berbagai merek dagang seperti Dipel (Laboratorium A B B O T , Amerika Serikat), Thuricide (Sandoz Inc., Amerika Serikat), Bactospine (Biochem Product, Perancis), Entobacterine-3 (Uni Soviet), dan keluaran terakhir adalah Turex WP.

Patogenitas B. thuringiensis terhadap s e r a n g g a d i s e b a b k a n k e m a m p u a n n y a menghasilkan sejenis toksin B.t-a exotoxin

(2)

Konsentrasi Bacillus thuringiensis dalam Mengendalikan Ulat daun Selada

dan B.t - pendotoxin (Heimpel, 1967). Efek racun B. thuringiensis terhadap serangga hama adalah terhadap mortalitas, pengham-batan proses pergantian kulit (molting), pertumbuhan abnormal, dan menurunnya kemampuan bertelur serta berkurangnya masa hidup serangga dewasa (Ignoffo dan Gre-gory, 1972 cit Hornby dan Gardner, 1987).

Hama ulat yang menyerang daun sela-da asela-dalah ulat titik tumbuh {Crocidolomia

binotalis ZeW.), ulattritip {Plutella maculipen-nis), dan ulat Thepa javanica (Haryanto,

Suhartinidan Rahayu, 1995).

Pengujian kemampuan S. thuringiensis terhadap serangga hama telah teruji, tetapi konsentrasi pemakaian yang efektif dalam mengendalikan hama ulat daun selada di lapangan perlu diketahui agar hama dapat dikendalikan pada konsentrasi yang efektif dan ekonomis.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan dan konsentrasi 6.

fhuring/en-sis yang efektif mengendalikan hama ulat

daun selada di lapangan.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada Kebun Petani di Kecamatan Simpang Baru Panam dan Laboratorium H a m a d a n P e n y a k i t Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Riau, yang berlangsung dari bulan Agustus sampai November 2000.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah B. thuringiensis dengan nama dagang Thuricide, benih selada, pupuk urea, TSP, KCI, pupuk kandang, Trichodenria s p , dan alkohol 70 %. Alat-alat y a n g digunakan adalah cangkul, garu, sprayer, gelas piala 1000 ml, kantong plastik, botol film, pinset, kuas, kertas label dan alat-alat tulis.

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut adalah b e r b a g a i k o n s e n t r a s i t h u r i c i d e yaitu konsentrasi 0.0 %, 0.1 %, 0.2 %, dan 0.3 %. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik

ragam dan uji lanjut D N M R T pada taraf 5 %. Percobaan ini dimulai dengan penye-maian benih selada, pengolahan tanah dan pembuatan petak perlakuan. Pemupukan dilakukan saat pengolahan tanah, berupa pupuk kandang 15 ton/ha. Pemupukan kedua dilakukan saat penanaman yang terdiri dari pupuk Urea 200 kg/ha, T S P 200 kg/ha, dan KCI 75 kg/ha. Bibit dipindahkan 21 hah setelah tanam dengan jarak tanam 25 x 25 c m . Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyulaman, penjarangan, penyiangan, dan pengendalian penyakit menggunakan agen hayati Trichodenriasp. Pemberian perlakuan dilakukan setelah tanaman berumur 21 hari setelah tanam dengan interval 10 hari sekali. Ulat daun diambii tiap 5 hari setelah aplikasi Thuricide, d i m a s u k a n d a l a m botol film, dihitung, dan diidentifikasi jenisnya.

Peubah pengamatan meliputi jenis dan populasi ulat daun selada, intensitas kerusakan daun, dan berat brangkasan basah selada.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Jenis dan Populasi Ulat Daun

J e n i s dan populasi ulat daun yang menyerang tanaman selada setelah perla-kuan beberapa konsentrasi B. thuringiensis sepanjang fase pertumbuhan selada, dapat dilihat pada G a m b a r 1 dan 2.

Perlakuan pemberian beberapa konsen-trasi B. thuringiensis yang diaplikasikan ke tanaman s e l a d a menyebabkan fluktuasi populasi ulat daun s e l a d a . Peningkatan konsentrasi 6. thuringiensis pada umumnya menurunkan populasi ulat daun, dan sebalik-nya, dimana pada konsentrasi tertinggi yaitu 0.3 % hanya 0.05 populasi ulat daun selada (Gambar 1). Hasil penelitian Reflinaldon dan Yunisman (1990) bahwa konsentrasi 0.3 %

B. thuringiensis dapat menyebabkan 100%

mortalitas larva instar 1, 2 dan 3 Plutella

xylostella6\ laboratorium.

Jenis-jenis ulat daun yang ditemukan pada tanaman selada adalah jenis

(3)

3ft 36 40 SB es titrtSaU^h Tanam

Gambar 1. Fluktuasi populasi ulat daun selada setelah perlakuan beberapa konsentrasi a thuringiensis yaWu (A) konsentrasi 0.0 %, (B) 0.1 %, (C) 0.2 %, (D) 0.3 % sepanjang fase pertumbuhan tanaman selada.

deixis chalcites, Crocidolomia binotalis, Plutella maculipennis, dan Spodoptera litura.

Jenis-jenis ulat daun yang ditemukan lebih rendah populasinya pada tanaman yang diberi p e r l a k u a n 6 . thuringiensis d a n peningkatan konsentrasi 6 . thuringiensis menurunkan populasi semua jenis ulat daun s e p a n j a n g f a s e pertumbuhan t a n a m a n selada. Jenis hama Chrysodeixis chalcites tertinggi d i b a n d i n g jenis Crocidolomia

binotalis, Plutella maculipennis, d a n Spodoptera litura (Gambar 2).

2. Intensitas Kerusakan Daun

Penyemprotan beberapa konsentrasi

B. f/7uringf/ens/s pada tanaman selada

berpe-ngaruh nyata terhadap intensitas kerusakan daun oleh serangan hama ulat daun selada, yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Intensitas kerusakan daun selada oleh serangan ulat daun menurun dengan pening-katan konsentrasi 6 . thuringiensis yang disemprotkan ke tanaman selada, dan berbe-da nyata sesamanya, kecuali paberbe-da perlakuan konsentrasi 0.2 % dan 0.3 % B.

thuringien-sis. Paling rendahnya intensitas kerusakan

daun selada pada kosentrasi 0.2 % dan 0.3

Tabel 1. Intensitas kerusakan daun selada oleh serangan ulat daun setelah perlakuan beberapa konsentrasi 6. thuringiensis

Konsentrasi thuricide (%) Intensitas kerusakan daun (%)

0,0 32.62 a

0,1 19.59 b

0,2 14.18 c

0,3 12.70 c

KK = 1.73 %

Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama Berbeda tidak nyata sesamanya pada taraf 5 %.

(4)

Konsentrasi Bacillus thuringiensis dalam Mengendalikan Ulat daun Selada

Tabel 2. Berat brangkasan basah tanaman selada dengan perlakuan beberapa konsentrasi B. thuringiensis

Konsentrasi thuricide (%) Berat brangkasan basah (gram)

0,0 33.71 a

0,1 41.78 b

0,2 45.07 c

0,3 46.85 c

KK = 0.95 %

Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama Berbeda tIdak nyata sesamanya pada taraf 5 % .

Chrysodoixis chalcites Plutella maculipennis S , Orocicfalomis binotaiis - A • i - c • - o - A ! - e : - c : - O : Spodoptera litura H a r f S e t e l d l h T a n a m

Gambar 2. Fluktuasi populasi masing-masing jenis ulat daun setelah perlakuan beberapa konsentrasi B. thuringiensis yaitu (A) konsentrasi 0.0 %, (B) 0.1 %, (0) 0.2 %, (D) 0.3 % sepanjang fase pertumbuhan tanaman selada.

(5)

%, menunjukan bahwa konsentrasi tersebut efektif menekan ulat daun selada di lapangan (Tabel 1)

3. Berat Brangkasan Basah

Penyemprotan beberapa konsentrasi B.

thuringiensis pada tanaman selada

berpe-ngaruh nyata terhadap berat brangkasan basah tanaman selada, yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Berat b r a n g k a s a n b a s a h t a n a m a n selada meningkat dan berbeda nyata dengan peningkatan konsentrasi B. thuringiensis, kecuali pada perlakuan konsentrasi 0.2 % dan 0.3 % S . thuringiensis. Paling beratnya brangkasan basah tanaman s e l a d a pada perlakuan konsentrasi 0.3 % B. thuringiensis mungkin disebabkan rendahnya populasi ulat daun menyerang, berarti konsentrasinya lebih efektif.

KESIMPULAN

1. 6. thuringiensis dapat mengendalikan s e m u a jenis hama ulat daun tanaman selada.

2. Konsentrasi 0.2 % dan 0.3 % B.

thuri-ngiensis eieM^ mengendalikan ulat daun

selada di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, Eko, T. Suhartini, dan E. Rahayu. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya (Anggota IKAPI). Jakarta. 117 hal.

Heimpel, A.M. 1967. A Critical Review of Bac/V-lus thuringiensis var. thuringiensis Ber-liner and Other Crystaliferrous Bacteria. Annu. Rev. Entomol.

Hornby,J.A.and W.A.Gardner. 1987. Dosage/ mortality Response of^podoptera frugiperda (Lepidoptera, Noctuldae) and Other Noctuid Larvae to - exotoxin of Bacillus thuringiensis. J . Econ. Entomol. 80 (4): 9 2 5 - 9 2 9 .

Reflinaldon dan Yunisman. 1990. Efek Bacil-lus thuringiensis Berliner Terhadap Mortalitas Larva Plutella xylostella L. (Lepidoptera, Plutellidae). Laporan Penelitian Proyek Dana Suplemen O & P Universitas Andalas. Padang. 23 hal.

Gambar

Tabel 1. Intensitas kerusakan daun selada oleh serangan ulat daun setelah perlakuan  beberapa konsentrasi 6
Gambar 2.  Fluktuasi populasi masing-masing jenis ulat daun setelah perlakuan  beberapa konsentrasi B

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini menemukan beberapa hal: Pertama, konstruksi muslimah mompreneur yang ditawarkan Hadila adalah ibu rumah tangga, memiliki usaha yang akrab dengan dunia perempuan,

Sistem penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melakukan kegiatan penerimaan kas yang diterima perusahaan baik berupa uang tunai maupun surat-surat berharga

giving reward tidak memerlukan biaya yang mahal. Para guru tidak harus memberikan hadiah-hadiah yang mahal tetapi misalnya cukup dengan nilai tambahan apabila siswa

kekecewaan terhadap pemerintah pusat yang tidak memperhatikan pembangunan di daerah dan pelaksanaan pemerintahan yang telah menyimpang dari UUD 1945 dan ada

Berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan terdahulu dengan menggunakan pendekatan yang sama, penelitian ini mencoba untuk memahami atau mengetahui potensi

Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka keluaran yang dihasilkan pengontrol tergantung pada nilai Kd dan laju perubahan sinyal kesalahan.. Pengontrol

Menurut penulis, berkaitan dengan penegakan hukum hak cipta, khususnya hak cipta karya seni kain Bentenan, selain budaya hukum masyarakat Indonesia yang

Manfaat pilihan adalah suatu nilai yang menunjukkan kesediaan seseorang untuk membayar guna melestarikan ekosistem mangrove bagi pemanfaatan di masa akan datang, baik