• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

DI PT. KALPATARU SAWIT PLANTATION DESA SALO CELLA

KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI

KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh

RIA LENA SINAGA

NIM. 120500080

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktek Kerja Lapang di PT. Kalpataru Sawit Plantation Desa Salo Cella Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur

Nama : Ria Lena Sinaga

NIM : 120500080

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing Penguji I Penguji II

Daryono, SP, MP NIP. 198002022008121002

Faradilla, SP, M.Sc NIP. 197401092000122001

F.Silvi Dwi Mentari, S.Hut, MP NIP. 197707232003122002

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat, SP, M.Sc NIP. 197210252001121001

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan hikmat kesehatan pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Kalpataru Sawit Plantation Desa Salo Cella Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara hingga tersusunya laporan ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dan Ibu serta kakak dan adik ter cinta yang telah banyak memberikan motivasi dan doa kepada penulis selama ini.

2. Bapak Daryono, SP, MP selaku dosen pembimbing

3. Ibu Faradilla, SP, M.Sc dan Ibu F.Silvi Dwi Mentari, S.Hut, MP selaku dosen penguji PKL.

4. Bapak Nur Hidayat, SP, M.Sc selaku ketua program studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

5. Bapak Ir. Masrudy,MP selaku ketua jurusan manajemen pertanian.

6. Bapak Ir. H.Hasanudin, MP selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 7. Bapak Rosyid (asisten kepala) di PT. Kalpataru Sawit Plantation yang telah

memberikan fasilitas sehingga memudahkan melakukan praktek kerja lapang. 8. Bapak Hendra (asisten) yang telah banyak membimbing kami di lapangan.

9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2012 yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, namun penulis berharap laporan ini bermanfaat bagi pembacanya.

Samarinda, Mei 2015

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1

B. Tujuan ... 3

C. Hasil yang di harapkan... 3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tujuan umum perusahaan ... 4

B. Manajemen perusahaan ... 4

C. Lokasi dan waktu kegiatan PKL... 6

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pembibitan utama (Main Nursery) 1. Penyiraman ... 7

2. Pengendalian gulma... 8

3. Pemupukan ... 9

4. Seleksi bibit ... 11

5. Pengendalian hama dan penyakit ... 13

6. Pemutaran polybag dan pemangkasan ... 15

B. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 1. Pengendalian gulma... 16

2. Perawatan piringan ... 18

3. Kastrasi ... 19

4. Sensus pokok ... 21

C. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM) 1. Penunasan ... 22

D. Pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) 1. Pembutan Tempat Pemungutan Hasil (TPH) ... 23

2. Pemasangan titi panen ... 25

3. Panen ... 26

E. Transportasi Tandan Buah Segar (TBS)... 28

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 31 DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Struktur organisasi ... 34

2. Peta afdeling dua ... 35

3. Dokumentasi perawatan pembibitan utama ... 36

4. Dokumentasi perawatan tanaman belum menghasilkan... 39

5. Dokumentasi perawatan tanaman menghasilkan ... 40

6. Dokumentasi panen... 41

7. Dokumentasi transportasi tandan buah segar ... 43

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis giuneensis Jacq) merupakan tanaman komoditas

perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek

pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan

mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa

non migas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi.

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan,

karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keungulan dibandingkan dengan

minyak yang dihasilkan tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki

kadar kolestrol rendah, bahkan tanpa kolestrol.

Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa

sawit. Potensi produksinya per hektar mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika

dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton per tahun), tingkat

produksi ini termasuk tinggi.

Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa

minyak mentah (CPO atau Crude Palm Oil) sawit yang berwarna kuning dan minyak

inti sawit (PKO atau Palm Kernel Oil) yang tidak berwarna (jernih). CPO atau PKO

banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan margarin),

industri sabun (bahan penghasil busa), industri baja (bahan pelumas), industri tekstil,

kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif (m inyak disel) (Sastrosayono, 2006).

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan

dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya dalam

(7)

mengembangkan perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing

maupun skala perkebunan rakyat.

Dengan melihat perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan yang

cukup tinggi, banyak perusahaan asing berbondong-bondong berinvestasi di bidang

perkebunan ini. Para investor tersebut di antaranya RCMA (Inggris), Uni Royal

(Amerika Serikat), SIPEF (Belgia), dan Lonsum (Inggris). Selain itu, pemerintah

pun tertarik mendirikan PTP I – X di Aceh (kini Nanggroe Aceh Darussalam), dan

Irian Jaya (kini Papua). Di Pulau Jawa, ada PTP XI (Banten) dan PT Condong

Garut (Sastrosayono, 2006).

Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan kesempatan

kerja yang luas namun diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan

kebutuhan perusahaan perkebunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik

Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program PKL ke perkebunan dengan

harapan agar para lulusannya memiliki keterampilan yang bisa di andalkan untuk

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan selama PKL di dunia kerja

khususnya perkebunan nantinya.

B. Tujuan Kegiatan

1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di kampus dengan

mempraktekkan langsung di lapangan

2. Melatih mahasiswa untuk dapat menganalisa dan mengambil keputusan terhadap

masalah – masalah yang terjadi di lapangan.

3. Menambah wawasan serta pengalaman budidaya tanaman perkebunan kelapa

sawit pada kondisi yang sesungguhnya.

4. Mengetahui prosedur kerja yang ada di lapangan baik dari sistem pengolahan

(8)

C. Hasil Yang Di harapkan

1. Mahasiswa dapat mengetahui kegiatan prinsip kerja yang dilaksanakan oleh

perusahaan perkebunan kelapa sawit.

2. Mahasiswa dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih, serta menjadi mahasiswa

(9)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Kalpataru Sawit Plantation adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit

yang terletak di Desa Salo Cella, Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai

Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. PT. Kalpataru Sawit Plantation berada di

bawah naungan Mahakam Sawit Plantation Group.

PT. Kalpataru Sawit Plantation berdiri pada tahun 2008. Dengan luasan areal

15.136,09 ha dan 1.769,33 ha luas tanaman. Dalam operasionalnya PT. Kalpataru Sawit Plantation terdiri atas 3 divisi dan pembibitan.

B. Manajemen Perusahaan

Stuktur organisasi di perusahaan PT. Kalpataru Sawit Plantation adalah

sebagai berikut:

1. Manager

Manager merupakan pemegang jabatan tertinggi di PT. Kalpataru Sawit

Plantation, dengan membawahi seluruh organisasi lainnya yang bertanggung

jawab terhadap seluruh kegiatan di lapangan dan administrasi.

2. Asisten Kepala (Askep)

Asisten Kepala merupakan pemegang jabatan tertinggi kedua setelah

manager, asisten kepala atau askep membawahi seluruh asisten divisi dan

kegiatan yang ada di kantor.

3. Bina Mitra

Bina mitra bertugas mengatasi masalah internal perusahaan yang terjadi

(10)

4. Kepala Seksi Admin dan Keuangan.

Kepala seksi admin dan keuangan bertanggung jawab atas semua

permasalahan yang ada di kantor besar, seperti masalah Pembukuan, Bagian

Tanaman, Personalia, Kasir, Pembelian, Pergudangan, dll.

5. Asisten Divisi

Asisten Divisi merupakan bawahan dari Asisten kepala, asisten divisi

merupakan pemegang jabatan tertinggi di Afdeling/Divisinya masing-masing.

Asisten divisi atau asisten afdeling bertanggung jawab atas Afdeling/Divisi yang

dipegangnya.

6. Krani divisi

Krani divisi adalah orang yang bertanggung jawab atas semua HK

karyawan.

7. Mandor

Mandor adalah pembantu asisten divisi yang bertugas di lapangan untuk

mengarahkan dan mengawasi karyawan yang bekerja.

8. Karyawan

Karyawan yaitu pelaksana kerja di lapangan yang diawasi oleh mandor dan

asisten.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

PKL dilaksanakan di PT. Kalpataru Sawit Plantation

Desa : Salo cella

Kecamatan : Muara Badak

Kabupaten : Kutai Kartanegara

(11)

Kegiatan dilaksanakan selama dua bulan, dimulai pada tanggal 3

(12)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Pembibitan Utama (Main Nursery) 1. Penyiraman

a. Tujuan

Pada pembibitan, penyiraman bertujuan agar kelembapan tanah tetap

terjaga dan keperluan air dalam tanah untuk pembibitan tetap terpenuhi

sehingga pertumbuhan tidak terhambat.

b. Dasar Teori

Air merupakan kebutuhan utama bagi pembibitan karena sangat

diperlukan oleh tanaman kelapa sawit dalam proses fisiologi. Penyiraman

yang kurang sempurna akan mengakibatkan bibit yang abnormal dan bahkan

bisa mengakibatkan kematian. Air yang diberikan harus disesuaikan dengan

kehilangan air dalam proses fisiologis, seperti evapotranspiras i, gutasi, dan

yang sangat dipengaruhi oleh iklim dan cuaca (Pahan, 2006).

c. Alat dan Bahan

Alat : mesin sumisansui, dan Pipa.

Bahan : air dan bibit kelapa sawit.

d. Prosedur Kerja

1. Mesin dihidupkan lalu gulungan sumisansui dibuka, kemudian keran

diputar.

2. Air akan mengalir dengan sendirinya, dan semua bibit tersiram secara

otomatis (dapat dilihat pada lampiran 3 gambar 1).

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa berhasil melakukan penyiraman dalam 1 hari kerja

(13)

f. Pem bahasan

Untuk kegiatan penyiraman ini telah sesuai dengan pedoman yang ada,

yaitu penyiraman dilakukan dua kali sehari pagi pukul (07.00-09.00) dan sore

pukul (15.00-17.00) dan dengan mengukur curah hujan yang terjadi pada hari

itu, Apabila pada malam hari terjadi hujan yang rata-rata curah hujannya di

atas 10 mm, maka pada pagi hari tidak perlu dilakukan penyiraman. Dan pada

waktu sore harinya harus dilakukan penyiraman.

2. Pengendalian gulma a. Tujuan

Agar kondisi bibit bersih dari gulma dan mempercepat pertumbuhan

bibit serta tidak terjadi persaingan unsur hara maupun sinar matahari antara

bibit dengan gulma sehingga pertumbuhan lebih optimal.

b. Dasar teori

Gulma yang tumbuh dalam polybag dan yang tumbuh liar ditanah

diantara polybag serta jalan di areal pembbitan harus dibersihkan dan

disemprot dengan herbisida. Penyiangan gulma dilakukan dua kali sebulan

disesuaikan dengan pertumbuhan gulma (Setyamidjaja, 1991).

c. Alat dan Bahan Alat : parang

Bahan : gulma di dalam polybag

d. Prosedur kerja

Semua gulma yang berada di dalam polybag dicabut dan diongkel

(14)

e. Hasil yang dicapai

Pengendalian gulma di perkebunan ini dikerjakan dengan sistem

borongan sehingga penentuan hasil kerja tidak dapat ditentukan.

f. Pembahasan

Pengendalian gulma di polybag bermaksud untuk menjaga kebersihan

tanaman dan agar tidak terjadi persaingan unsur hara yang membuat tanaman

tidak tumbuh optimal dan pengendalian gulma dilakukan dengan 4 kali rotasi

dalam setahun

3. Pemupukan a. Tujuan

1) Menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan

tanaman yang sehat.

2) Menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut oleh

air.

b. Dasar teori

Menurut Pahan (2006), pemupukan dilakukan dengan cara hati-hati

sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Untuk pelaksanaan pemupukan dengan

menggunakan takaran dan bersih herbisida maupun sejenisnya agar tidak

terjadi kontak langsung terhadap tanaman. Setiap kali dilakukan pemupukan

disertai dengan penyiraman guna menghindari terjadinya kontak langsung

antara pupuk dan daun karena sifat higroskopis pemupukan yang tinggi dapat

menyebabkan daun gosong dan terbakar. Pemberian pupuk majemuk dan urea

dalam bentuk larutan dan padat dilakukan setelah semai berumur 1 bulan

dengan interval waktu setiap minggu. Bibit kelapa sawit memberikan respon

(15)

efektif dan efisien terutama diberikan dalam dosis rendah secara kontinu.

Dengan sis tem penyiraman dan curah hujan yang cukup tinggi, sebagian unsur

hara (pupuk) yang diberikan akan tercuci dan hilang.

c. Alat dan Bahan

Alat : tas dari karung goni

Bahan : pupuk NPK mutiara

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan

2) Pupuk ditabur ke dalam polybag bibit dengan dosis 30 g/pokok (dapat

dilihat pada lampiran 3 gambar 3)

e. Hasil Yang Dicapai

Pemupukan bibit main nursery waktu yang di butuhkan 1 hk dengan

2 orang tenaga kerja/ha dengan upah kerja Rp. 91.000,00/hari.

f. Pembahasan

Pupuk dapat diartikan sebagai unsur terpenting karena dengan adanya

pemupukan kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat terpenuhi dan juga

dengan adanya pemupukan dapat memperoleh bibit yang sehat.

4. Seleksi bibit a. Tujuan

1) Membuang bibit yang abnormal, terserang hama dan penyakit.

2) Menjamin atau mempertahankan bibit yang benar-benar sehat, normal serta

bermutu baik untuk ditanam di lapangan.

(16)

b. Dasar teori

Bibit abnormal merupakan bibit yang pertumbuhannya tidak sempurna,

seperti kerdil, daun menjarang, daun tidak membuka, daun bercak culvularia,

kekurangan zat besi dll. Bibit abnormal harus diseleksi kemudian dipisahkan

atau diisolasi, guna mencegah terjadinya penularan ke bibit lain. Pembibitan

Main nursery merupakan proses pembibitan yang diperoleh dari pembibitan pre nursery setelah diseleksi dengan umur maksimum 10-12

bulan sebelum tanam (Fauzi, 2002).

c. Alat dan bahan Alat : parang, arit

Bahan : bibit kelapa sawit

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Memasuki areal pembibitan dan mencari bibit yang abnormal atau yang

terserang hama dan penyakit yang sudah tidak terkendali artinya bibit

tersebut harus diisolasi maupun diafkir.

3) Bibit yang sudah diafkir dipisahkan sama bibit yang normal (dapat dilihat

pada lampiran 3 gambar 4).

e. Hasil yang dicapai

Dalam penyeleksian bibit hasil yang dicapai tidak dapat ditentukan

karena dalam perusahaan ini bibit abnormal jarang ditemukan. Dalam satu

plot mahasiswa hanya menemukan 7 bibit abnormal yang perlu diafkir dan

(17)

f. Pembahasan

Kegiatan penyeleksian bibit dilakukan 4 bulan sekali, tanaman yang

telah diafkir segera dipisahkan dari tanaman yang normal, serta diberi tanda x

pada polybagnya.

5. Pengendalian hama dan penyakit a. Tujuan

Menjaga dan mempertahankan jumlah bibit yang sehat dan normal

terhadap serangan hama penyakit dengan cara pemberantasan, pengendalian

dan pengurangan populasi penyebaran.

b. Dasar teori

Secara umum ada 3 jenis gangguan yang dapat menghambat

pertumbuhan bibit, yaitu serangan hama, penyakit yang disebabkan oleh

patogen, fisiologis, dan serangan gulma.

Hama umumnya merupakan jasad makro yang kasat mata, sedangkan

penyakit biasanya disebabkan oleh jasad renik, seperti cendawan, bakteri

(Setyamidjaja, 1991).

Tabel 1. Jenis- jenis Hama dan Penyakit yang sering menyerang di perkebunan kelapa sawit.

Hama Penyakit Patogen Fisiologis - Kumbang malam - Belalang - Kutu daun - Ulat api - Ulat kantong - Tikus - Bercak daun (Curvularia) - Penyakit daun (Anthracnose) - Penyakit daun (blast)

- Defisiensi nitrogen

c. Alat dan bahan

Alat : kep 15 l, ember, takaran dosis

(18)

d. Prosedur kerja

1) Menentukan plot (petakan pembibitan 1 ha) yang akan disemprot dengan

insektisida (penyebaran hama yang banyak).

2) Memastikan alat yang digunakan dalam kondisi baik, dan tidak tercampur

bahan kimia lainnya.

3) Pencampuran bahan insektisida ke dalam kep. Masukkan air kedalam kep

sebanyak 10 l, kemudian masukan masing-masing bahan kimia tersebut

sesuai dengan takarannya, setelah itu tambah air sebanyak 5 l, lalu kep

tersebut diguncang hingga larutan tersebut tercampur merata.

4) Lalu disemprotkan ke bibit (dapat dilih at pada lampiran 3 gambar 5).

e. Hasil yang dicapai

Frekuensi kerja untuk 1 hari tergantung banyak tidaknya bibit yang

terserang.

f. Pembahasan

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit di perkebunan ini sesuai

dengan pedoman yang ada, di karenakan pengendalian hama dan penyakit

menggunakan merek pestisida dan insektisida yang efektif.

6. Pemutaran polybag dan pemangkasan bibit utama a. Tujuan

Memudahkan para pekerja untuk melakukan pengangkutan atau

pengangkatan bibit ke dalam truk atau ke lokasi penanaman.

b. Dasar teori

Bibit diputar pada tempatnya dan dipangkas satu minggu sebelum

dikirim ke lapangan. Setelah bibit diputar harus disiram dengan cukup setiap

(19)

menempatkan satu tangan di dasar polybag dan satunya lagi menggenggam

pangkal batang. Tidak boleh mengangkat bibit dengan cara menarik daunnya

(Pahan, 2006). c. Alat dan bahan

Alat : parang

Bahan : bibit kelapa sawit Main nursery

d. Prosedur kerja

1) Meny iapkan alat dan bahan yang di perlukan

2) Sebelum memutar polybag tanaman terlebih dahulu dipangkas dengan

bentuk kerucut hingga mencapai lebih kurang 1 m.

3) Sesudah pemangkasan, polybag diputar jika akar bibit menembus bagian

bawah polybag maka dilakukan pemotongan menggunakan parang (dapat

dilihat pada lampiran 3 gambar 6).

e. Hasil yang dicapai

Dalam Pemutaran polybag sekaligus pemangkasan bibit sawit di

kerjakan dengan sistem borongan sehingga penentuan hasil kerja tidak dapat

di tentukan.

f. Pembahasan

Kegiatan pemangkasan sekaligus pemutaran polybag sangat

diharapkan karena akan mempermudah kegiatan pengangkutan bibit baik ke

(20)

B. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 1. Pengendalian gulma

a. Tujuan

Dalam budidaya tanaman kelapa sawit, pengendalian gulma harus

dilakukan karena bertujuan untuk mengurangi persaingan unsur hara,

penyerapan air, sinar matahari, mengurangi serangan hama, karena gulma bisa

menjadi inang (host) bagi hama.

b. Dasar teori

Pengendalian gulma adalah kegiatan memusnahkan tanaman yang tidak

dikehendaki keberadaannya (tumbuh) oleh perusahaan kelapa sawit, karena

gulma adalah salah satu tumbuhan ruderal. Tumbuhan ruderal adalah

tumbuhan yang tidak dibudidayakan oleh manusia, tumbuh pada habitat alami

yang kehadirannya menganggu tanaman utama (Pahan, 2006).

c. Alat dan bahan

Alat : kep, takaran dosis, ember

Bahan : herbisida farm up, de javu, medally, dan air.

d. Prosedur kerja

1) Mempersiapkan alat bahan dan tenaga kerja untuk proses kegiatan.

2) Sebelum melakukan penyemprotan terlebih dahulu melakukan identifikasi

gulma di lapangan yang akan disemprot untuk menentukan jenis herbisida

yang akan digunakan.

3) Pencampuran bahan herbisida ke dalam satu kep

a) Memasukkan air ke dalam kep sebanyak 10 liter.

b) Mencampur bahan herbisida dengan dosis medally 3 g, de javu dan

(21)

c) Selanjutnya tambah lagi air kedalam kep sebanyak 5 l selanjutnya kep

yang sudah terisi bahan herbisida tersebut digoncang, agar semua

bahannya bisa tercampur merata.

d) Pengaplikasiannya menggunakan nozzle dengan lebar semprotannya 1,5

m (dapat dilihat pada lampiran 4 gambar 1).

e. Hasil yang di capai

Frekuensi kerja untuk satu hari, melakukan penyemprotan sebanyak 8

kep untuk 2 jalur pasar pikul, piringan, dan gawangan.

f. Pembahasan

Herbisida merek de javu dan farm up merupakan herbisida sistemik

sedangkan medally merupakan parakuat yang berfungsi untuk melindungi

daun kelapa sawit. Ketika batang tanaman disemprot daunnya tidak

menguning atau tidak berpengaruh.

2. Perawatan piringan a. Tujuan

Mempermudah perawatan, pemupukan, mengurangi perebutan unsur

hara tanaman dan memudahkan kegiatan pemanenan.

b. Dasar teori

Menurut Anonim (2007), salah satu hal yang terpenting dalam

perawatan adalah perawatan piringan, hal ini perlu agar memudahkan dalam

pemupukan, mengurangi perebutan unsur hara yang disebabkan oleh gulma,

mengurangi timbulnya hama dan penyakit.

c. Alat dan bahan

Alat : parang, arit dan cangkul.

(22)

d. Prosedur kerja

1) Menentukan lokasi pembuatan piringan.

2) Menyiapkan alat dan bahan.

3) Membersihkan sekitar pokok tanaman dengan jarak dari pokok sampai

sepanjang ujung tajuk atau pelepah tanaman (dapat dilihat pada lampiran 4

gambar 2).

e. Hasil kerja

Dari kegiatan yang dilakukan dalam 1 piringan dihargai dengan

Rp.1.000,00 sistem pengupahan yang dilakukan adalah borongan harian

target, jadi dalam 1 hk 1 karyawan dapat menyelesaikan 80 tanaman, dan jika

lebih akan masuk ke premi.

f. Pembahasan

Piringan dibersihkan sepanjang tajuk atau pelepah daun, jika di TM

piringan dibersihkan 1 m dari batang tanaman.

3. Kastrasi a. Tujuan

1) Mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke

pertumbuhan vegetatif.

2) Pokok sawit yang telah dikastrasi cenderung lebih kuat dan seragam dalam

pertumbuhannya.

3) Pertumbuhan buah yang lebih besar dan seragam beratnya.

4) Menghambat perkembangan hama dan penyakit.

b. Dasar teori

Tanaman kelapa sawit sudah mulai berbunga yakni ketika lebih kurang

(23)

sempurna membentuk buah hingga tanaman mencapai umur sekitar 23 bulan.

Sebelum itu, buah yang dihasilkan tidak ekonomis untuk diolah. Karena itu

maka semua bunga jantan dan betina harus dibuang atau dikastrasi (Anonim,

2008).

c. Alat dan bahan

Alat : dodos ukuran 8 cm

Bahan : kelapa sawit umur 3,5 tahun

d. Prosedur kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memotong bagian pelepah tua atau kering, membuang bunga jantan

maupun betina. Dalam kastrasi harus dijaga agar pelepah daun muda tidak

terluka atau terpotong (dapat dilihat pada lampiran 4 gambar 3).

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan kastrasi biasanya dilakukan sekaligus dengan kegiatan panen

yang dikerjakan dengan sistem borongan sehingga penentuan hasil kerja tidak

dapat ditentukan.

f. Pembahasan

Kegiatan kastrasi di perusahaan ini tidak terlalu diutamakan karena

selain butuh waktu juga butuh karyawan, sehingga kegiatan ini biasanya

dilakukan oleh pemanen buah.

4. Sensus Pokok a. Tujuan

1. Mengetahui jumlah pokok, termasuk keperluan pokok sisipan yang masih

diperlukan.

(24)

3. Mengetahui jumlah pokok mati/kosong

b. Dasar teori

Sensus pokok kelapa sawit adalah kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh gambaran mengenai keadaan sawit yang sebenarnya dalam areal

atau dalam perkebunan sering di sebut dengan istilah blok (Anonim, 2007).

c. Alat dan bahan

Alat : GPS (global positioning system)

Bahan : kebun kelapa sawit TBM

d. Prosedur kerja

1. Menentukan lokasi atau blok yang akan di sensus

2. Menyiapkan alat dan bahan

3. Mensensus pokok sawit dengan mengunakan GPS dengan cara mencatat

status tanaman pada baris ke berapa nomor berapa.

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 hk seorang karyawan dapat menyelesaikan 1 ha tanaman.

f. Pembahasan

Kegiatan sensus pokok biasanya dilakukan 1-2 bulan setelah

penanaman, hal ini dilakukan supaya sisipan yang akan ditanam umurnya

seragam dengan tanaman lain.

C. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM) 1. Penunasan (Pruning)

a. Tujuan

Penunasan bertujuan untuk mempermudah aktivitas panen dan

(25)

b. Dasar teori

Tunas pemeliharaan adalah kegiatan pemotongan pelepah daun dengan

alat dodos atau egrek, dengan rotasi sebaiknya 8 bulan sekali. Pada saat

penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 sehingga setelah

penunasan pelepah daun masih tersisa 48-56 pelepah. Bekas tunasan harus

dekat dengan pokok kelapa sawit (Risza, 1995).

c. Alat dan bahan Alat : dodos

Bahan : pelepah kelapa sawit yang melebihi songgo 2. d. Prosedur kerja

1) Penentuan blok yang tanamannya akan ditunas

2) Persiapan peralatan penunasan

3) Pelaksanaan penunasan

a) Karyawan memasuki ancak masing-masing, kemudian melakukan

pemotongan pelepah yang gondrong menggunakan dodos dengan

hanya menyisakan songgo 2, potongan pelepah dekat dengan pohon

sekitar ±5 cm.

b) Pelepah yang sudah terpotong disusun di gawangan mati (dapat dilihat

pada lampiran 5)

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa melakukan pengawasan penunasan dengan frekuensi kerja 1

hari, selama pengawasan karyawan berhasil menyelesaikan penunasan pada

ancaknya masing-masing yaitu 2 ha/hk.

f. Pembahasan

Penunasan di perusahaan ini menggunakan songgo 2, dimana songgo

(26)

D. Pemanenan Tandan Buah Segar (TBS)

1. Pembuatan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) a. Tujuan

Memudahkan para krani buah untuk mengecek dan mengangkat buah

yang sudah dipanen. Dan buah-buah yang sudah dipanen para pemanen

diangkut ke TPH untuk mengetahui hasil yang telah diperoleh.

b. Dasar teori

Pembuatan TPH dilakukan saat tanaman kelapa sawit sudah memasuki

TBM III. Pembuatan TPH dilakukan dengan cara manual menggunakan

cangkul, yaitu menggaruk gulma-gulma yang ada di lokasi TPH (Anonim,

2008).

c. Alat dan bahan

Alat : parang, cangkul

Bahan : gulma

d. Prosedur kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Membersihkan areal yang akan di buat TPH

3. TPH dibuat dengan ukuran 4 x 3 m (dapat dilihat pada lampiran 6 gambar

1)

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 hk mahasiswa dapat membuat TPH sebanyak 10 titik TPH

f. Pembahasan

TPH bermanfaat untuk memudahkan pemanen meletakkan buah-buah

yang telah dipanen. Pembuatannya berada diantar tengah–tengah barisan

(27)

2. Pemasangan titi panen a. Tujuan

Untuk menunjang aktivitas panen dan mempermudah pelangsiran buah

ke TPH.

b. Dasar teori

Titi panen harus dibuat di setiap jalan rintis yang melewati parit

maupun saluran air, agar jalan rintis dapat dilalui. Titi panen harus dibuat

segera setelah jalan rintis tersedia. Jumlah titi panen tergantung dari jumlah

parit atau saluran air. Panjang titi panen tergantung dari lebar parit atau

saluran air. Penentuan jumlah dan panjang titi panen harus didasarkan data

sensus yang benar. Lebar titi panen tergantung pada kebutuhan (Anonim,

2008).

c. Alat dan bahan

Alat : kayu atau papan tebal

d. Prosedur kerja 1) Penentuan blok

2) Meletakkan papan di parit atau di saluran air (dapat dilihat pada lampiran 6

gambar 2).

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa membuat titi panen pada blok tertentu di mana tempat

tersebut terdapat parit atau saluran air. Jadi tidak dapat ditentukan hasil yang

(28)

f. Pembahasan

Pemasangan titi panen dilakukan secara manual dan dilakukan jika

dalam blok tersebut terdapat parit atau saluran air yang tidak bisa dilalui oleh

pemanen.

3. Panen a. Tujuan

Untuk memperoleh keuntungan dari hasil penjualan tandan buah segar

atau penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS)

b. Dasar teori

Menurut Fadli dkk (2006), panen adalah kegiatan berurut yang meliputi

pemotongan TBS, pengutipan brondolan, pemotongan dan penyusunan

pelepah serta pengangkutan dan penyusunan tandan dan brondolan ke TPH.

Untuk mencapai tujuan panen, kualitas dan kuantitas yang tinggi, maka

pelaksanaan ketentuan panen mencakup sistem panen, rotasi panen, kreteria

matang panen, persentase matang panen dan persentase brondolan serta

pelaksanaan angkut dan pengolahan secepat mungkin (Anonim, 1995 dalam

Sam’ani, 2008). c. Alat dan bahan

Alat : dodos, tojok, keranjang pikul.

Bahan : tanaman kelapa sawit yang telah menghasilkan

d. Prosedur kerja

1) Pengorganisasian panen, dimana organisasi panen terdiri dari 1 orang

mandor panen, 1 orang krani panen, pemanen dan pengutip brondolan,

kebutuhan tenaga pemanen dan pengutip brondolan dengan perbandingan

(29)

2) Penentuan sistem panen, dimana sistem yang digunakan adalah sistem

ancak tetap (seorang pemanen mendapat 2 ha/ancak atau 8 jalur tanaman)

3) Penentuan blok yang akan dipanen disesuaikan dengan rotasi panen yang

telah di tentukan yaitu 6 hari.

4) Persiapan peralatan panen.

5) Pelaksanaan panen

a) Pemanen memasuki ancak pada blok yang akan dipanen berjalan pada

baris tanaman sambil memperhatikan setiap pohon, mengamati jumlah

brondolan pada piringan maupun tajuk tanaman karena terkadang

brondolan terperangkap di pangkal pelepah.

b) Jika pemanen menjumpai buah matang, pemanen memotong pelepah

dengan menyisakan songgo 2 dan menyusunnya di gawangan mati.

c) Selanjutnya pemanen memotong buah matang atau buah yang berwarna

merah dan telah ada yang memberondol, dengan menggunakan dodos

ukuran 10 cm (dapat dilihat pada lampiran 6 gambar 3). Setelah itu

buah diletakkan di pinggir pasar pikul. Setelah pemanen mencapai

pertengahan blok pemanen mulai mengeluarkan buah menggunakan

keranjang pikul atau pikulan untuk dikumpulkan ke TPH.

d) TBS yang telah ada di TPH disusun 5 tandan perbaris dengan tangkai

menghadap ke arah jalan. Tangkai buah yang terlalu panjang dipotong

sampai rapat dengan buah.

e) TBS yang telah selesai disusun diberi tanda atau nama pemanen, untuk

(30)

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa melakukan pengawasan panen dengan frekuensi kerja 5

hari, dengan jumlah karyawan 9 orang.

f. Pembahasan

Pemanen di perusahaan ini menggunakan dodos karena sawitnya yang

masih tergolong pendek.

E. Transportasi Tandan Buah Segar (TBS) a. Tujuan

Kegiatan transportasi bertujuan untuk mengangkut segera mungkin TBS

beserta brondolan untuk diolah di pabrik, sehingga diharapkan tidak terjadi restan

buah.

b. Dasar teori

Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke pabrik harus

segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen. Operasi pengangkutan

saling mendukung dengan operasi panen dan pengolahan, karena sipat

pengoprasianya merupakan 3 sub sistem induk yaitu Panen-Angkut-Olah (PAO).

Buah yang sudah ada di TPH harus sesegera mungkin diangkut ke pabrik karena

kalau buah sampai bermalam di kebun akan menyebabkan Asam Lemak Bebas

(ALB) meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun (Anonim, 1995

dalam Sam’ani, 2008).

c. Alat dan bahan

Alat : traktor langsir buah, tojok

Bahan : buah yang di TPH.

d. Prosedur kerja

(31)

2) Buah dimuat menggunakan tojok ke dalam tractor

3) Setelah tractor penuh, kemudian diantar ke TPH center, di mana dari tempat

ini akan diantar ke pabrik menggunakan truk (dapat dilihat pada lampiran 7).

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa melakukan pengawasan pemuatan TBS ke traktor untuk

diangkut ke TPH center bersama kerani frekuensi kerja 7 hari, selama

pengawasan semua TBS berhasil diangkut ke TPH center setiap hari tanpa

bermalam di lokasi penumpukan buah atau di center TPH.

f. Pembahasan

Pengangkutan TBS merupakan tahap terakhir di lapangan. Setelah itu

(32)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan di PT. Kalapataru

Sawit Plantation selama 2 bulan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu teori di kampus ke lapangan.

2. Mahasiswa terlatih menganalisa dan mengambil keputusan terhadap

masalah-masalah di lapangan.

3. Wawasan dan pengalaman mahasiswa bertambah terutama di bidang budidaya

tanaman kelapa sawit, dari pembibitan utama hingga transportasi buah.

4. Memahami prosedur kerja di lapangan serta sistem manajemen di perusahaan.

B. Saran

Kepada PT. Kalpataru Sawit Plantation:

1. Perawatan tanaman sebaiknya lebih dimaksimalkan lagi, karena akan

berpengaruh terhadap hasil atau panen yang diperoleh nantinya.

2. Melakukan penambahan jumlah tenaga kerja dalam setiap ke giatan di lapangan,

untuk menunjang efektif dan efisiensi kerja serta sarana transportasi yang masih

kurang dan sangat perlu ada perbaikan, untuk menunjang kelancaran dalam

proses pengangkutan bahan dan angkutan karyawan.

Kepada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda:

1. Sebaiknya pihak Politeknik Pertanian Negeri Samarinda memiliki ikatan kerja

sama yang lebih baik dan permanen dengan pihak perkebunan yang ada di

Kalimantan Timur untuk mempermudah penempatan PKL.

2. Perlu dilakukan penambahan jam kuliah khusus mata kuliah budidaya tanaman

kelapa sawit dalam 1 semester penuh agar mahasiswa bisa lebih mengerti

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2007. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Agro tirta Kencana. Jakarta.

2008. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri Sukses. Fadli. L. M, Sutarta. S.E, Darmosarkore. W, Purba. P, Ginting. N. E. 2006.

Panen kelapa sawit (PPKS).Medan

Fauzi, 2002. Budidaya Kelapa sawit. Penebar swadaya. Jakarta. Pahan, 2006. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

2008. Kelapa Sawit Manajemen Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta. Risza, 1995. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius . Yogyakarta

Sam’ani, 2008. Laporan PKL di PTP. Nusantara XIII. Mendik. Paser Kalimantan Timur.

Sastrosayono, 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Setyamidjaja, 1991. Panduan lengkap pengelolaan kebu dan pabrik kelapa sawit. PT. Agromedia pustaka

Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit. dengan sistem kemitraan. PT Agromedia Pustaka.

(34)
(35)
(36)

Lampiran 3. Dokumentasi perawatan pembibitan utama

Gambar 1. Penyiraman

(37)

Gambar 3. Pemupukan

(38)

Gambar 5. Pengendalian hama dan penyakit

(39)

Lampiran 4. Dokumentasi perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Gambar 1. Pengendalian gulma di TBM

Gambar 2. Perawatan piringan

(40)

Lampiran 5. Dokumentasi perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)

(41)

Lampiran 6. Dokumentasi panen

Gambar 1. Pembuatan Tempat Pemungutan Hasil (TPH)

(42)

Gambar 3. Panen

(43)

Lampiran 7. Dokumentasi transportasi Tandan Buah Segar (TBS)

Gambar

Tabel 1. Jenis- jenis Hama dan Penyakit yang sering menyerang      di perkebunan kelapa sawit
Gambar 1. Penyiraman
Gambar 3. Pemupukan
Gambar 5. Pengendalian hama dan penyakit
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian secara teoritis dan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis pada penentuan harga jual beli biji kakao sesuai dengan kualitas berdasarkan Standard Nasional

Pada pengujian dapat diketahui semua data valid dan sangat konsisten sehingga layak dalam melakukan penelitian Dari pengujian diatas dapat diketahui bahwasannya setiap data

Dengan demikian keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan dapat mengurangi kecurangan dalam penyajian laporan keuangan sehingga komite audit diharapkan dapat

Hal ini mengindikasikan bahwa masih sebahagian besar para dosen di UMN Al Wasliyah belum mengikuti pelatihan.Para dosen diharapkan dapat aktif untuk mengembangkan kompetensi

Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana

Kajian ini diharapkan dapat dipakai sebagai tambahan informasi bagi : (1) pengusaha industri tempe dan kripek tempe kedele dalam mengorganisasikan faktor

Hasil analisis secara mandiri, pemberian konsentrasi pupuk hayati dan air kelapa menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah daun (14 HST, 21 HST, 28

Kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan adalah wawancara dan observasi di bagian pihak yang terkait dengan pengadaan barang/jasa menggunakan