KAJIAN LAFAL DARI SEGI FORMULA TAKLIF
Lafal ditinjau dari segi formula taklif (bentuk pembebanannya) dibagi menjadi dua: amar dan nahi
رملأا Perintah A. Pengertian
Amar (Perintah) adalah tuntutan untuk melakukan sesuatu dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya pada pihak yang lebih rendah kedudukannya.
B. Berbagai Redaksi Perintah
Amar atau perintah memiliki beragam redaksi, yaitu: 1. Menggunakan kata ( شهأ ) dan derivasinya, seperti:
اَّ ِلْذَعْلبِث ُشُهْأَي َ َّاللَّ َّىِإ ْل ُ ْلا ِر ِِباَزيِإَّ ِىبَسْح ْناُ ُ ِعَي ِِاْيَجْلاَّ ِشاَ ٌُْوْلاَّ ِِباَءََْْْلا ِياَن اٌََِْيَّ اَثْش :لٌَلا( َىُّشَّكَزَر ْنُ َّلَعَل 09 (
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S. an-Nahl: 90)
2. Menggunakan kata ( تزك ) misalnya:
َّلَعَل ْنُ ِلْجَق ْيِه َييِزَّلا َلَن َتِزُك بَوَك ُمبَيِّصلا ُنُ ْيَلَن َتِزُك اٌَُْهاَِ َييِزَّلا بَُِّيَأبَي :حش جلا( َىُْ َّزَر ْنُ
381 )
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q.S. Al-Baqarah : 183)
3. Menggukan kalimat berita yang dimaksudkan perintah, seperti: َطُوْلاَّ
ُِّشُق َخَث َلََث َّيِِِسًَُْْأِث َيْصَّثَشَزَي ُدبَ َّل
Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru. (Q.S. Al-Baqarah: 228)
4. Menggukan kata kerja perintah/ fi'il amar ( شهأ لعف ), seperti: اٌَُْهاَِ َييِزَّلا بَُِّيَأبَي
ِدُْ ُعْلبِث اُْفَّْأ ..
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. (Q.S. Al-Maidah:
1)
5. Menggunakan fi'il mudhari ( عسبضه لعف ) yang disertai lam amar ( شاهلأا ملا ), seperti:
َِِزَعَس ْيِه خَعَس ُّر ْقٌُِْْيِل ...
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.
(Q.S ِِ. At-Talaq: 7)
6. Menggunaka kata ( ضشف ) dan derivasinya:
ِّلااُك ااَلَن خااَضيِشَف ِنااْلِعْلا ُتااَلَِ َنَّلااَسَّ َِااْيَلَن ُ َّاللَّ َّلااَي ِ َّاللَّ ُلْااُسَس َلبااَق َلبااَق ااِلبَه ِيااْث ِْااًََأ ْيااَن نِلااْسُه
:خجبه يثا ٍاّس(... 229
) 7. Memberi penilaian baik pada suatu perbuatan, seperti:
... شْيَخ ْنَُِل ح َلَ ْيِإ ْلُق َهبَزَيْلا ِيَن َ ًَُْلَأْسَيَّ ...
…Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah:
"Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik…(Q.S.Al-Baqarah:
220)
8. Menjanjikan kebaikan yang banyak bagi pelakunya, seperti: .. ًحَشيِثَك بًفبَع ْضَأ ََُل ََُِْنبَضُيَف بًٌَسَح بًض ْشَق َ َّاللَّ ُضِشْ ُي ِزَّلا اَر ْيَه
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. (Q.S.Al-Baqarah:
245)
C. Berbagai Penggunaan Kata Kerja Perintah
Kata Kerja perintah/fiil amar dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan, yakni:
1. Menunjukkan wajib, seperti:
َّصلا اُْويِقَأَّ َلَ
َييِعِكاَّشلا َعَه اُْعَكْساَّ َحبَكَّضلا اُْراََِّ َح
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku'.(Q.S. Al-Baqarah: 45)
2. Menunjukkan anjuran melakukan, seperti:
اٌَُْهاَِ َييِزَّلا بَُِّيَأبَي ٍُُْجُزْكبَف ًّوَسُه لَجَأ َلِإ يْيَذِث ْنُزٌَْياَذَر اَرِإ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. (Q.S.
Al-Baqarah: 282)
3. Menunjukkan kebolehan, seperti:
... َِّاللَّ ِقْصِس ْيِه اُْثَشْشاَّ اُْلُك ...
…Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah…(Q.S. Al-Baqarah: 60)
شيِصَث َىُْلَوْعَر بَوِث ًََُِّإ ْنُزْئِش بَه اُْلَوْنا ..
…Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.(Q.S.Fushshilat: 40)
5. Menunjukkan ejekan, seperti:
(ُمٌ ِرَكْلا ُزٌ ِزَعْلا َتْنَأ َكَّنِإ ْقُذ 90
)
Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia.
(Q.S.Ad-Dukhan: 49)
6. Untuk melemahkan, seperti:
ِب اوُتْأَف... ...ِهِلْثِم ْنِم ٍة َروُس
… buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu….(Q.S. Al-Baqarah: 23)
7. Menunjukkan doa, seperti:
(... ِىبَويِ ْلبِث بًَُْ َجَس َييِزَّلا بًٌَِاَْ ْخِ ِلَّ بٌََل ْشِْْغا بٌََّثَس َ... 39
)
…Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang
telah beriman lebih dahulu dari kami…(Q.S.Al-Hasyr: 10).
D. Kaidah-kaidah yang berhubungan dengan Amar:
3 . ِة ُْْجُْْلِل ِشْهَلأا ِف ُلْيَلأا Hukum asal perintah menunjukkan wajib
َساَشاْ َّزلا ِاِضَزْ َي لا ِشاْهَلأا اِف ُلاْيَلأا Hukum asal perintah tidak menuntut dikerjakan
berulang-ulang (artinya cukup dikerjakan satu kali) : حش جلا : ِ َّ ِلِلّ َحَشْوُعْلاَّ َّجََْلا اُّْوِرَأَّ( 301 ) 2 . َس ْْااَْْلا ِااِضَزْ َي لا ِشااْهَلأا ااِف ُلااْيَلأا Hukum asal perintah tidak menuntut segera
dikerjakan 1 . َث ُشاْهَلأا اْع َذ ٌَّلا اِْ ِِ َخاَحبَثِلا ُذاْيُِْي Perintah yang datang setelah larangan menunjukan
kebolehan َِّاللَّ ِل ْضَف ْيِه اُْيَزْثاَّ ِضْسَ ْلأا ِِف اُّشِءَزًْبَف ُح َلََّصلا ِذَيِضُق اَرِئَف( : خعوجلا : 39 ) ْيُِْي ٌَِِِّْلا َذْعَث ُشْهَلأا َة ُْْجُْْلا ُذ
Perintah yang datang setelah larangan menunjukkan
wajib : خثْزلا : ْنُُُْوُرْذَجَّ ُثْيَح َييِكِشْءُوْلا اُْلُزْقبَف ُمُشَُْلا ُشُِْشَ ْلأا َخَلَسًْا اَرِئَف( 5 ) ْيِه ََُلْجَق ْ ِزَّلا ِنْ َُْلا َلِإ ُعِج ْشَي ٌَِِِّْلا َذْعَث ُشْهَلأا ٍِِشْيَغَّ ةُْْجُّ
Perintah yang datang setelah
larangan kembali pada hukum sebelum datangnya larangan, baik sebagai hukum wajib, atau lainnya.
يهنلا Larangan A. Pengertian
Nahi/Larangan adalah tuntutan menjauhi suatu perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada pihak yang lebih rendah kedudukannya
B. Berbagai redaksi larangan
1. Menggunakan kata ( ىهن ) dan derivasinya, seperti:
ىَب ْرُقْلا يِذ ِءاَتٌِإ َو ِناَس ْحْلإا َو ِلْدَعْلاِب ُرُمْأٌَ َ َّاللَّ َّنِإ ىَهْنٌَ َو ا َو ِءانََ ْحََْلا ِننَع ْمنُكُكِعٌَ ًِنَْْبْلا َو ِرنَكْنُمْل :لحنلا( َنوُرَّكَذَت ْمُكَّلَعَل 09 (
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S. an-Nahl: 90)
2. Menggunakan kata ( مِّر ُح ) dan derivasinya, seperti:
...ْنُ ُربٌََثَّ ْنُ ُربََِّهُأ ْنُ ْيَلَن ْذَهِّشُح
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan…(Q.S.An-Nisa : 23)
3. Menjelaskan suatu perbuatan tidak halal, seperti:
ِخ ْلْا ِم ْوٌَْلا َو ِ َّللَّاِب َّنِم ْؤٌُ َّنُك ْنِإ َّنِهِماَح ْرَأ ًِف ُ َّاللَّ َقَلَخ اَم َنْمُتْكٌَ ْنَأ َّنُهَل ُّلِحٌَ َلَ َو ِر
Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. (Q.S.
Al-Baqarah: 228)
4. Menggunakan fi'il mudhari' ( لعف ) disertai ( يهان لا ), seperti:
... َّيِه ْؤُي َّزَح ِدبَكِشْءُوْلا اَُِْ ٌَْر َلاَّ
Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. (Q.S.Al-Baqarah: 221)
5. Menggunakan kata kerja perintan/fi'il amar yang bermakna tuntutan meninggalkan suatu perbuatan, seperti:
ٌََُِِبَثَّ ِنْثِ ْلا َشُِبَظ اُّسَرَّ
Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi.
6. Mengancam pelakunya dengan siksaan yang pedih, seperti:
( نيِلَأ ةاَزَعِث ْنُُ ْشِّءَجَف ِ َّاللَّ ِليِجَس ِِف بًََُِْ ٌُِْْي َلاَّ َخَّضِْْلاَّ َتََُّزلا َىُّضٌِْ َي َييِزَّلاَّ 19
)
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih ) Q.S. At-Taubah: 34).
7. Mensifati suatu perbuatan sebagai keburukan, seperti:
ْيِه ُ َّاللَّ ُنُُبَراَِ بَوِث َىُْلَخْجَي َييِزَّلا َّيَجَسََْي َلاَّ ْنَُِل ٌّشَش َُُْ ْلَث ْنَُِل اًشْيَخ َُُْ َِِل ْضَف
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka.
(Q.S. Ali Imran: 180)
8. Meniadakan wujud perbuatan itu sendiri, seperti:
( َييِوِلبَّ لا َلَن َّلاِإ َىاَّْذُن َلََف اََِْْزًْا ِىِئَف 301
)
…Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.(Q.S.Al-Baqarah: 193)
C. Penggunaan fi'il nahi untuk berbagai kepentingan: 1. Menunjukkan haram, seperti:
ْلبِث َّلاِإ ُ َّاللَّ َمَّشَح ِِزَّلا ٌََّْْْلا اُْلُزْ َر َلاَّ َيَطَث بَهَّ بٌَِِْه َشََِظ بَه َشِحاََْْْلا اُْثَشْ َر َلاَّ ِّقََ
..dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar".(Q.S. Al-An'am: 151)
2. Menunjukkan anjuran meninggalkan suatu perbuatan, seperti:
ْنُك ْؤُسَر ْنُ َل َذْجُر ْىِإ َِبَيْشَأ ْيَن اُْلَأْسَر َلا اٌَُْهاَِ َييِزَّلا بَُِّيَأبَي
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu… (Q.S.Al-Maidah: 101).
3. Menunjukkan permohonan/doa, seperti:
اَّلا اَلَن َُاَزْلَوَح باَوَك اًشا ْيِإ بٌَْيَلَن ْلِوََْر َلاَّ بٌََّثَس بًَْأَطْخَأ َّْأ بٌَيِسًَ ْىِإ بًَْزِخاَؤُر َلا بٌََّثَس باٌَِلْجَق ْياِه َييِز
َه بٌَْلِّوََُر َلاَّ بٌََّثَس َِِث بٌََل َخَقبَِ َلا ب
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum
kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. (Al-Baqarah: 286)
4. Menunjukkan pengharapan yang tidak mungkin ( ٌِوزلل ), seperti: علطت لا فق حبص اي لد مون اي لط ليل اي
D. Kaidah-kaidah yang berhubungan dengan Nahi:
3 . َلأا ِف ُل ْي ٌَِِِّْلا ِنْيِشََّْزِلل Hukum asal larangan menunjukkan haram
2 . اِف ُلا ْيَلأا ِِاٌَِّْلا
َساَشاْ َّزلا ِاِضَزْ َي Hukum asal larangan berlaku berulang-ulang
(selamanya) 1 . ِف ُل ْيَلأا ٌَِِِّْلا َس َْْْْلا ِِضَزْ َي Hukum asal larangan berlaku segera
4 . ٌَلا .ٍِِدباَسَفَّ ِلاْعِْلا َىلَاْطَث ِْاِضَزْ َي ِلاْعِْلا ِداَر اَلِإ َُِجَّزُولا ُِِْ Larangan yang tertuju pada
esensi perbuatan mengakibatkan batal dan rusaknya perbutan tersebut 5 . اْعِْلا َىلَْطَث ِِْضَزْ َيلا لوعلل مصلا شيغ ىسب ه شهأ َلِإ َُِجَّزُولا ٌَُِِْلا لاث .سْاِوجلا ذاٌن ٍِِدباَسَفلاَّ ِل ِاٌِلا : خايشُب لاّ خالثبٌَلا ذاٌن .قّشاسولا ةْاثلا باث حلَاصلبك بهاشح ٌَ لّ بَيَي لوعلا جي .ٌَن ٌِِِّولا ىلَطث ِضز ي Larangan yang tertuju pada sesuatu yang menyertai yang tidak melekat pada suatu perbuatan tidak mengakibatkan batal dan rusaknya perbuatan tersebut. Demikian menurut Jumhur ulama. Pebuatan tersebut tetap sah, tetapi haram, seperti salat dengan baju hasil curian. Menurut Mazhab Hanbali dan Zahiriyah, larangan mengakibatkan batalnya perbuatan yang dilarang (secara mutlak).