• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan 7-8 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertemuan 7-8 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Pertemuan 7 - 8

Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

(2)

• Berdasarkan pengalaman selama lebih dari setengah abad dengan mencoba mendorong pembangunan modern,

• kita telah mengetahui bahwa pembangunan merupakan hal yang mungkin walaupun sulit dilakukan.

• Oleh karena itu, diperlukan pemahaman

terhadap hambatan dan katalis

(3)

• Terdapat beberapa contoh model ekonomi pembangunan baru yang paling

berpengaruh.

• Model-model ini menunjukkan bahwa pembangunan menghadapi berbagai

hambatan yang tidak sepenuhnya dapat

(4)

4.1. Teori Pertumbuhan Baru :

Pertumbuhan Endogen

• Kinerja teori neoklasik yang tidak memuaskan

dalam menjelaskan sumber-sumber

pertumbuhan ekonomi jangka panjang telah

menyebabkan kekecewaan yang meluas

terhadap teori pertumbuhan tradisional. • Bahkan menurut teori tradisional, tidak

terdapat karakteristik intristik dari

perekonomian yang menyebabkannya tumbuh dalam jangka panjang.

(5)

• Sebaliknya, literature tersebut malah

membahas proses dinamis yang membuat

rasio modal-tenaga kerja mendekati tingkat keseimbangan jangka panjang.

• Jika tidak ada “guncangan” eksternal atau perubahan teknologi, yang tidak dijelaskan dalam model

neoklasik, semua perekonomian akan menuju kepada pertumbuhan nol.

• Oleh karena itu, peningkatan GNI per kapita dianggap merupakan fenomena sementara saja, yang

bersumber dari perubahan teknologi atau proses penyeimbangan jangka pendek selama

perekonomian mendekati ekuilibrium jangka panjangnya.

(6)

• Menurut teori ini, sebagian besar

pertumbuhan ekonomi merupakan faktor eksogen atau proses yang independen dari kemajuan teknologi. Terdapat 2 kelemahan teori neoklasik, yaitu:

1. Tidak dapat menganalisis penentu kemajuan teknologi

2. Tidak dapat menjelaskan besarnya

perbedaan residu antara negara yang memiliki teknologi yang sama.

(7)

• Dalam teori neoklasikal, rasio modal dan

tenaga kerja yang rendah pada negara-negara

berkembang menjanjikan tingkat

pengembalian investasi yang tinggi.

• Namun, pada kenyataannya banyak negara

berkembang yang pertumbuhannya rendah dan gagal menarik investasi asing.

• Hal ini lah yang memicu munculnya teori pertumbuhan baru.

(8)

• Teori pertumbuhan baru memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis

pertumbuhan endogen, yaitu pertumbuhan

GNP yang persisten, yang ditentukan oleh sistem yang mengatur proses produksi.

• Tujuan utama dari teori pertumbuhan baru

adalah untuk menjelaskan perbedaan tingkat

pertumbuhan antar negara maupun faktor-faktor yang memberi proporsi lebih besar dalam pertumbuhan.

(9)

• Teori pertumbuhan endogen menjelaskan faktor-faktor yang menentukan tingkat

pertumbuhan GDP (gross domestic produk) • Aspek yang paling menarik dalam teori

pertumbuhan endogen yaitu dapat menjelaskan keanehan aliran modal

internasional yang memperparah

ketimpangan antara negara maju dan negara berkembang.

(10)

• Kelemahan penting dari teori pertumbuhan baru adalah bahwa teori ini tetap tergantung

pada sejumlah asumsi neoklasik yang sering

tidak cocok dengan perekonomian negara berkembang.

• Pertumbuhan ekonomi negara-negara

berkembang sering terhambat oleh inefisiensi

yang timbul karena infrastruktur yang jelek, tidak memadainya struktur kelembagaan,

serta pasar modal dan pasar barang yang tidak sempurna.

(11)

• Teori pertumbuhan endogen mengabaikan

faktor-faktor yang sangat berpengaruh ini, penerapannya dalam studi pembangunan ekonomi menjadi terbatas, terutama ketika melibatkan perbandingan antar negara

(12)

Keterbelakangan sebagai Akibat

Kegagalan Koordinasi

• Teori pembangunan ekonomi baru yang berpengaruh pada dekade 1990-an dan pada tahun-tahun

pertama abad 21 telah

menekankan komplementaritas

(complementarities) antar kondisi yang dibutuhkan

untuk menyukseskan pembangunan.

• Teori-teori ini sering mengemukakan bahwa

beberapa hal harus berjalan dengan cukup baik,

pada saat yang bersamaan, agar pembangunan yang berkelanjutan dapat berlangsung.

(13)

• Komplementaritas  suatu tindakan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, pekerja, atau organisasi yang memperkuat dorongan

bagi agen untuk melakukan tindakan serupa

• Agen perekonomian  pelaku ekonomi atau pihak2 yang terlibat dalam suatu

perekonomian – biasanya perusahaan, pekerja, atau pemerintah – melakukan

tindakan untuk memaksimalkan pencapaian

(14)

• Teori-teori ini juga menekankan bahwa dalam berbagai situasi yang penting, investasi harus

dilaksanakan oleh banyak lembaga agar hasilnya bisa menguntungkan bagi setiap lembaga individu.

• Umumnya, ketika terdapat komplementaritas, tindakan yang diambil oleh sebuah

perusahaan, pekerja, atau organisasi akan

meningkatkan insentif bagi lembaga/agen pembangunan yang lain untuk melakukan tindakan serupa

(15)

• Kegagalan koordinasi adalah sebuah kondisi

dimana ketidakmampuan berbagai lembaga

untuk mengkoordinasikan perilaku atau

tindakannya (pilihannya) yang mengakibatkan

semua lembaga tersebut berada dalam kondisi

yang lebih buruk dari pada situasi alternatifnya.

(16)

• Contoh komplementaritas yang penting

adalah keberadaan berbagai perusahaan yang

menggunakan keterampilan khusus dan

ketersedian para pekerja yang menguasai keterampilan tersebut.

• Perusahaan tidak memasuki pasar atau berdiri

di suatu daerah jika para pekerja tidak

mempunyai keterampilan yang dibutuhkan,

namun sebaliknya para pekerja pun tidak akan

mempelajari keterampilan tersebut jika tidak

ada perusahaan yang akan

(17)

• Masalah koordinasi ini dapat menyebabkan perekonomian terjebak dalam ekuilibrium yang buruk,

• yaitu pada tingkat pendapatan rata-rata yang rendah atau pada tingkat pertumbuhan yang rendah, atau juga dengan penduduk yang

(18)

• Meskipun semua pelaku ekonomi akan berada pada kondisi yang lebih baik jika para pekerja mempunyai keterampilan dan perusahaan

berinvestasi, sepertinya ekuilibrium yang lebih baik ini tidak akan mungkin dapat dicapai

tanpa bantuan pemerintah.

• Selanjutnya, masalah seperti itu diperumit oleh berbagai kegagalan pasar yang lain,

(19)

Kegagalan Koordinasi Komplementer: Kebijakan Intervensi Mendalam

• Kegagalan koordinasi yang mungkin timbul dengan adanya komplementaritas

menegaskan kemungkinan adanya pembuatan kebijakan intervensi yang mendalam.

Logikanya, sekali dorongan besar telah

dilakukan, koordinasi pemerintah mungkin tidak akan diperlukan lagi.

(20)

• Intervensi mendalam  kebijakan pemerintah yang

menggerakkan perekonomian kearah ekuilibrium

yang lebih menguntunkan, berkelanjutan secara

otomatis selanjutnya akan berjalan tanpa memerlukan intervensi lebih jauh

• Dorongan besar  upaya terpadu dalam skala

perekonomian menyeluruh, yang umumnya

ditetapkan dalam suatu kebijakan publik untuk memulai pembangunan ekonomi di berbagai spektrum dari industri dan keterampilan baru yang

(21)

• Kebijakan tersebut dapat menggerakkan perekonomian menuju ekuilibrium yang lebih baik, atau bahkan menuju tingkat pertumbuhan permanen

yang lebih tinggi, yang pada saatnya nanti dapat mencukupi dirinya sendiri (self-sustaining).

• Pasar yang tidak lagi mendapatkan bantuan pemerintah itu sering kali dapat mempertahankan proses industrialisasi sekali proses tersebut telah dicapai, bahkan ketika pasar tersebut tidak dapat memulai atau melengkapi proses industrialisasi tersebut.

(22)

• Sebagai contoh, dalam beberapa kasus,

adanya buruh anak-anak mencerminkan suatu

jenis ekuilibrium yang buruk di antara keluarga-keluarga yang anak-anaknya bekerja. • Setelah sukses menghilangkan buruh

anak-anak, dalam sejumlah kasus, regulasi buruh

anak tidak perlu lagi ditegakkan untuk mencegah munculnya buruh anak kembali.

(23)

• Jika tidak terdapat dorongan untuk kembali ke perilaku yang terkait dengan ekuilibrium yang buruk, maka pemerintah tidak perlu lagi

melanjutkan intervensi yang dirancang untuk mengatasinya.

• Alih-alih, pemerintah kemudian dapat

memusatkan daya upayanya pada masalah krusial yang lain, yang memerlukan peran esensialnya.

(24)

• Di antara implikasi-implikasi yang lain, prospek adanya intervensi yang mendalam dapat berarti bahwa:

1. Biaya penerapan kebijakan dapat dikurangi;

2. Bantuan pembangunan yang ditargetkan secara

saksama dapat memberikan hasil yang lebih efektif; 3. Karakter penyembuhan-sekali-jadi dari beberapa

masalah ekuilibria jamak sangat menarik perhatian, karena dapat membuat kebijakan pemerintah

sangat ampuh dalam mengatasi permasalahan pembangunan ekonomi.

(25)

Kebijakan Intervensi

Mendalam: Kegagalan Pemerintah

• Di lain pihak, intervensi mendalam

menyebabkan potensi biaya dari peran publik juga menjadi jauh lebih besar.

• Konsekuensi pilihan kebijakan menjadi lebih

berat, karena kebijakan buruk yang dibuat

pada masa kini dapat menjerumuskan

perekonomian ke dalam ekuilibrium yang

(26)

• Hal buruk dari intervensi mendalam bisa

terjadi misalnya karena: Pemerintah mungkin

merupakan bagian terbesar dari masalah dan

memainkan peran kunci dalam melestarikan

ekuilibrium yang buruk, misalnya sebuah

rezim yang sangat korup; Sejumlah pejabat

pemerintah dan politisi mungkin

mendapatkan keuntungan pribadi dari

(27)

• Pemerintah tidak selalu menjadi sumber reformasi yang dapat menggerakkan

perekonomian menuju ekuilibrium yang lebih

baik di negara-negara di mana pemerintahnya.

• justru merupakan bagian dari kaitan kompleks

ekuilibrium yang buruk. Bahkan bila

pemerintahnya tidak korup, dampak potensial dari kebijakan pemerintah—yang sebenarnya

bermaksud baik namun mengandung banyak kelemahan—dampak sangat besar.

(28)

• Ini terjadi ketika kebijakan tersebut

mendorong perekonomian menuju

ekuilibrium yang secara fundamental berbeda,

yang akan sulit untuk dibalik.

• Dalam banyak kasus, inilah problema

"pentingnya sejarah" dalam perekonomian

yang sedang berkembang—yaitu ketika

kondisi-kondisi masa lalu menentukan apa yang mungkin terjadi hari ini.

(29)

Kebijakan Intervensi Mendalam: Sektor Publik dan Swasta

• Kegagalan pemerintah maupun kegagalan pasar

adalah hal yang nyata, namun kontribusi sektor publik dan swasta terhadap pembangunan juga merupakan hal yang vital.

• Oleh karena itu, kita harus bekerja membangun institusi yang mendorong para pelaku di dalam sektor publik dan swasta untuk bekerja bersama

(langsung maupun tidak langsung) sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kondisi yang

(30)

Kebijakan Intervensi Mendalam: Komunitas Internasional

• Dalam mematahkan jebakan kemiskinan, komunitas internasional juga mempunyai peran penting, yaitu :

• memberikan gagasan, • model,

• serta berfungsi sebagai katalis perubahan, • menyediakan dana yang dibutuhkan

(31)

4.2. Ekuilibria Jamak : Pendekatan

Diagramatis

• Gagasan dasar dalam ekuilibria jamak adalah bahwa

manfaat yang diterima oleh sebuah lembaga yang mengambil suatu tindakan bergantung secara positif

pada seberapa banyak lembaga lain yang diharapkan akan melakukan tindakan yang sama, atau pada

dampak dari tindakan-tindakan tersebut.

• Contohnya, harga produk yang dihasilkan petani

bergantung pada jumlah pedagang perantara di

daerah tersebut, dan juga bergantung pada jumlah petani yang menghasilkan barang yang sama.

(32)

• Dalam kelompok kecil, koordinasi tidak

menjadi masalah yang besar karena

pihak-pihak yang terkait saling mengetahui satu

sama lain dan mempunyai kepentingan yang

sama. Namun, untuk masalah yang lebih

kompleks maka pemecahan masalah koordinasi akan lebih sulit.

• Titik ekuilibrium pada ekuilibrium jamak

terjadi ketika jumlah yang diharapakan untuk melakukan sesuatu sama dengan jumlah yang benar-benar melakukan tindakan tersebut.

(33)

• Contohnya dalam masalah pembangunan

ekonomi adalah ketika tingkat pengembalian

dari suatu investasi bergantung pada

keberadaan investasi lain.

• Penyelesaiannya akan lebih mudah jika

terdapat banyak investor, namun pasar tidak

akan dengan sendirinya menuju kondisi

(34)

4.3. Memulai Pembangunan Ekonomi:

Model Dorongan Besar

• Model dorongan besar adalah sebuah model

yang menunjukkan bagaimana kegagalan

pasar dapat menimbulkan kebutuhan akan

perekonomian yang terencana dan juga

kebutuhan akan berbagai upaya yang

dicetuskan oleh kebijakan publik, agar proses pembangunan ekonomi yang panjang dapat berjalan atau dipercepat

(35)

• Dengan kata lain, masalah kegagalan

koordinasi akan menghambat keberhasilan

industrialisasi dan merupakan kendala bagi dorongan pembangunan.

• 4 kondisi yang memerlukan dorongan besar: 1. Efek intertemporal.

• Investasi harus dimulai dari sekarang untuk meningkatkan produksi yang lebih efisien

(36)

2. Efek urbanisasi.

• Efek urbanisasi diperlukan untuk mendorong terjadinya industrialisasi.

• Misalnya di perkotaan banyak industry

manufaktur yang memberikan skala hasil yang meningkat, berarti penduduk perkotaan itu

sendiri mengkonsumsi barang-barang manufaktur.

(37)

3. Efek infrastruktur.

• Jika disebuah daerah infrastrukturnya (jalan raya, pelabuhan, rel kerata api) sudah

memadai akan memudahkan perusahaan

melakukan investasi dan biaya yang harus

mereka keluarkan juga berkurang.

4. Efek pelatihan.

• Para pengusaha perlu menambah investasi dalam fasilitas pelatihan untuk meningkatkan kinerja pekerja mereka.

(38)

4.4. Teori Pembangunan Ekonomi

Cincin-O dari Kremer

• Menurut teori ini, pembangunan modern mensyaratkan bahwa berbagai kegiatan

ekonomi harus dilakukan dengan baik dan

bersama-sama, agar proses produksi dapat menghasilkan nilai yang tinggi. Hal ini

merupakan dasar dari spesialisasi dan pembagian tenaga kerja.

(39)

• Dalam suatu kegiatan ekonomi, jika tingkat

keterampilannya semakin tinggi maka produk yang dihasilkan akan semakin baik.

• Salah satu fitur yang paling penting dalam proses produksi adalah positive asortative matching.

• Hal ini berarti para pekerja yang mempunyai keterampilan tinggi akan bekerja bersama dan pekerja yang berketerampilan rendah pun akan bekerja bersama.

• Jenis pencocokan seperti ini akan menyebabkan produk yang bernilai tinggi akan terkonsentrasi di negara-negara yang mempunyai pekerja dengan keterampilan tinggi.

(40)

Implikasi Teori Pembangunan Ekonomi Cincin-O

(O-ring theory) dari Kremer

1. Perusahaan cenderung untuk mempekerjakan karyawan yang mempunyai keterampilan yang serupa untuk melakukan tugas-tugas mereka.

2. Pekerja yang melakukan tugas yang sama di perusahaan

berketerampilan tinggi akan mendapatkan upah yang

lebih tinggi daripada rekannya di perusahaan berketerampilan rendah.

3. Karena kenaikan upah berlangsung dengan tingkat yang semakin tinggi, tingkat upah akan jauh lebih tinggi di negara-negara maju dari pada yang diramalkan menurut ukuran keterampilan yang objektif.

(41)

4. Seorang dapat terjebak dalam jebakan kualitas produksi yang rendah yang meliputi seluruh perekonomian. Hal ini akan terjadi jika terdapat efek cincin-O antar perusahaan maupun di dalam sebuah perusahaan.

5. Efek cincin-O memperbesar dampak kemandegan (bottleneck) produksi lokal karena kemandegan seperti itu mempunyai efek berganda pada produksi yang lain.

6. Kemandegan juga mengurangi insentif para pekerja

untuk berinvestasi dalam meningkatkan

keterampilan, dengan menurunkan hasil yang diharapkan dari investasi ini.

(42)

42

Ketidakefisienan dan Rasionalisasi

• Ternyata, orang tetap melakukan hal yang tidak

efisien karena dianggap rasional dan tetap dianggap rasional sepanjang orang lain juga melakukannya

• Ini bisa menimbulkan masalah fundamental berupa

kegagalan koordinasi

(43)

43

Mengatasi Keterbelakangan

• Terkadang perusahaan dan lembaga ekonomi lainnya mampu berkoordinasi untuk mencapai ekuilibriurn yang lebih baik atas kepemilikan mereka

• Namun dalam banyak kasus, kebijakan dan bantuan

pemerintah tetap akan dibutuhkan untuk mengatasi

dampak dari lingkaran setan keterbelakangan Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

(44)

44

Keterbelakangan

Analisis Kegagalan Koordinasi (1)

• Analisis masalah kegagalan koordinasi menawarkan

sejumlah pelajaran penting yang menyeluruh untuk

pembuatan kebijakan

• Analisis ini menunjukkan potensi terjadinya

kegagalan pasar, yang mempengaruhi prospek

keberhasilan pembangunan ekonomi, secara lebih luas dan lebih dalam daripada yang telah dipahami sebelumnya

(45)

45

Keterbelakangan

Analisis Kegagalan Koordinasi (2)

Contoh kasus kegagalan koordinasi:

– Sejumlah investor potensial gagal mempertimbangkan efek pendapatan dari upah yang mereka bayarkan

(46)

46

Kegagalan Koordinasi Komplementer

Kebijakan Intervensi Mendalam (1)

• Kegagalan koordinasi yang mungkin timbul dengan adanya

komplementaritas menegaskan kemungkinan adanya

pembuatan kebijakan intervensi yang mendalam

• Logikanya, sekali dorongan besar telah dilakukan, koordinasi pemerintah mungkin tidak akan diperlukan lagi

• Pasar yang tidak lagi mendapatkan bantuan pemerintah itu sering kali dapat mempertahankan proses industrialisasi sekali proses tersebut telah dicapai, bahkan ketika pasar tersebut tidak dapat memulai atau melengkapi proses industrialisasi tersebut

(47)

47

Kegagalan Koordinasi Komplementer

Kebijakan Intervensi Mendalam (2)

• Sebagai contoh, dalam beberapa kasus, adanya buruh

anak-anak mencerminkan suatu jenis ekuilibrium yang buruk di

antara keluarga-keluarga yang anak-anaknya bekerja

• Setelah sukses menghilangkan buruh anak-anak, dalam sejumlah kasus, regulasi buruh anak tidak perlu lagi

ditegakkan untuk mencegah munculnya buruh anak kembali

(48)

48

Kegagalan Koordinasi Komplementer

Kebijakan Intervensi Mendalam (3)

Di antara implikasi-implikasi yang lain, prospek adanya intervensi yang mendalam dapat berarti bahwa:

– Biaya penerapan kebijakan dapat dikurangi

– Bantuan pembangunan yang ditargetkan secara saksama dapat memberikan hasil yang lebih efektif

(49)

49

Kebijakan Intervensi Mendalam

Kegagalan Pemerintah (1)

• Di lain pihak, intervensi mendalam menyebabkan potensi

biaya dari peran publik juga menjadi jauh lebih besar

• Konsekuensi pilihan kebijakan menjadi lebih berat, karena

kebijakan buruk yang dibuat pada masa kini dapat

menjerumuskan perekonomian ke dalam ekuilibrium yang

buruk selama beberapa tahun ke depan

• Kebijakan yang buruk bahkan dapat menggerakkan perekonomian ke dalam ekuilibrium yang lebih buruk daripada semula

(50)

50

Kebijakan Intervensi Mendalam

Kegagalan Pemerintah (2)

Hal buruk dari intervensi mendalam bisa terjadi misalnya karena:

– Pemerintah mungkin merupakan bagian terbesar dari

masalah dan memainkan peran kunci dalam melestarikan ekuilibrium yang buruk, misalnya sebuah rezim yang sangat korup

– Sejumlah pejabat pemerintah dan politisi mungkin

mendapatkan keuntungan pribadi dari kebijakan terkait

(51)

51

Kebijakan Intervensi Mendalam

Sektor Publik dan Swasta

• Kegagalan pemerintah maupun kegagalan pasar adalah hal yang nyata, namun kontribusi sektor publik dan swasta

terhadap pembangunan juga merupakan hal yang vital

• Oleh karena itu, kita harus bekerja membangun institusi yang mendorong para pelaku di dalam sektor publik dan swasta untuk bekerja bersama (langsung maupun tidak langsung) sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kondisi yang

dibutuhkan untuk mematahkan jebakan kemiskinan

(52)

52

Kebijakan Intervensi Mendalam

Komunitas Internasional

Dalam mematahkan jebakan kemiskinan, komunitas

internasional juga mempunyai peran penting, yaitu memberikan

gagasan, model, serta berfungsi sebagai katalis perubahan, dan juga menyediakan dana yang dibutuhkan

(53)

53

Model-model Baru Pembangunan

Kontribusi (1)

• Kontribusi model-model baru pembangunan mencakup

pemahaman yang lebih baik terhadap berbagai penyebab dan efek jebakan kemiskinan

• Pemahaman itu diperoleh dengan cara:

– Memberi penekanan yang lebih rinci terhadap peran jenis-jenis komplementaritas strategis yang berbeda – Menjelaskan peran ekspektasi

– Menyoroti cakupan potensial intervensi mendalam – Memperbaiki pemahaman kita tentang potensi peran

pemerintah dan kendala terhadap efektivitas peran tersebut

(54)

54

Model-model Baru Pembangunan

Kontribusi (2)

Pendekatan baru dengan lebih jernih menunjukkan potensi kontribusi yang sesungguhnya dari:

– Bantuan pembangunan dari luar yang melampaui penyediaan modal

– Pemodelan cara-cara baru untuk mengerjakan sesuatu

(55)

55

Model-model Baru Pembangunan

Keterbatasan

• Keterbatasan utama model baru hingga sekarang mungkin adalah bahwa analisis model tersebut memang mendalam, namun implikasinya pada kebijakan praktis masih belum diketahui

• Namun, mungkin memang masih terlalu awal untuk mengharapkan rekomendasi kebijakan yang terinci dari pendekatan-pendekatan ini

(56)

56

Pemahaman Jebakan Pembangunan

Dengan cerdas, Karla Hoff dan Joseph Stiglitz menyimpulkan:

"Dalam kondisi demokratis pun, pemerintah bisa gagal,

demikian pula pasar. Namun perkembangan positif yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini adalah untuk mencoba intervensi yang lebih terbatas demi memanfaatkan imbasan

antarlembaga, dan untuk mencoba merancang tahapan-tahapan reformasi kebijakan yang akan mempermudah tercapainya ekuilibria yang baik.”

Referensi

Dokumen terkait