• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF KESULITAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH YOLANDA SEPTIMA NOZA A1A109019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF KESULITAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH YOLANDA SEPTIMA NOZA A1A109019"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI DESKRIPTIF

DI SMP NE

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN

STUDI DESKRIPTIF KESULITAN GURU DALAM PELAK

PEMBELAJARAN IPS

SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI

SKRIPSI

OLEH

YOLANDA SEPTIMA NOZA

A1A109019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016

DALAM PELAKSANAAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

STUDI DESKRIPTIF

DI SMP NE

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STUDI DESKRIPTIF KESULITAN GURU DALAM PELAK

PEMBELAJARAN IPS

SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Jambi

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi

OLEH

YOLANDA SEPTIMA NOZA

A1A109019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016

DALAM PELAKSANAAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)

ABSTRAK

Septima Noza, Yolanda. (A1A109019), 2016. Studi Deskriptif Kesulitan Guru dalam

Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP Negeri 7 Muaro Jambi. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Ekonomi, Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi, Pembimbing (I) Dr. H. Suratno, M.Pd., Pembimbing (II) Rosmiati, S.Pd, M.Pd.

Kata Kunci :Kesulitan Guru, Pelaksanaan Pembelajaran IPS

Berkaitan dengan masalah kesulitan guru dalam mengajar mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Diketahui bahwa yang menjadi penyebab kesulitan guru dalam mengajar mata pelajaran IPS di SMP N 7 Muaro Jambi diantaranya karena latar belakang guru yang mengajar merupakan guru dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda, belum ada guru yang mempunyai latar belakang sebagai guru IPS.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kesulitan yang dihadapi guru bidang studi dalam pelaksanaan pembelajaran IPS serta upaya guru dalam meminimalkan kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 7 Muaro Jambi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan studi deskriptif, dimana peneliti ingin mendiskripsikan tentang kesulitan guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 7 Muaro Jambi. Adapun subyek penelitian ini adalah guru yang mengajar mata pelajaran IPS, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan siswa. data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian dideskripsikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPS, diantaranya : Kurangnya pemahaman guru bidang studi terhadap mata pelajaran IPS, guru IPS dbelum dapat menerapkan model team teaching, guru kesulitan dalam pemilihan buku sumber atau rujukan IPS, pemanfaatan media seperti infokus dan pemutar CD masih sangat minim, strategi mengajar yang kurang bervariasi, dan guru juga kesulitan dalam meningkatkan motivasi siswa. Adapun upaya yang dilakukan guru diantaranya : mengikuti berbagai kegiatan melalui forum MGMP, memanfaatkan handphone seluler (smarthone) dan warung internet (warnet) sebagai sumber belajar, Sedangkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, guru mengajak siswa menyanyikan lagu berupa yel-yel, melakukan pendekatan personal, dan terkadang guru juga memberikan hadiah, kemudian guru biasanya menanyakan kepada siswa mengenai cara belajar yang mereka sukai.

Dari hasil penelitian di atas disarankan kepada guru IPS agar dapat memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar tidak hanya terfokus pada penggunaan buku teks dan ada baiknya guru lebih mengoptimalkan penggunaan media dan sarana yang telah ada sehingga proses KBM terasa lebih menyenangkan, Kemudian kepada instansi terkait agar lebih melengkapi fasilitas dan sarana yang dibutuhkan khususnya dalam pembelajaran IPS sehingga dapat membantu dalam meminimalkan kesulitan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS.

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian

Dalam era yang penuh dengan perubahan lingkungan yang dihadapi oleh Sumber Daya Manusia sangatlah menantang, perubahan muncul dengan cepat dan meliputi masalah-masalah yang sangat luas. Oleh karena itu Sumber Daya Manusia yang berkualitas menjadi sesuatu yang sangat menentukan bagi keberhasilan dalam mendukung pelaksanaan pembangunan. Kegagalan dalam membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas akan berdampak pada kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Pendidikan dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang mendukung pelaksanaan pembangunan, salah satu upaya untuk mendukung hal tersebut adalah melaksanakan pendidikan yang bermutu, untuk itu perlu adanya perubahan yang mendasar dalam sistem pendidikan nasional.

Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru,sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan.

Berdasarkan hal tersebut, pemerintah Indonesia telah melakukan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Upaya tersebut adalah dengan pengembangan Kurikulum 2013. Pengembangan Kurikulum 2013 ini merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup bagian dari strategi meningkatkan kualitas pendidikan. Perubahan dan

(5)

pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang penting, karena kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman (Mulyasa, 2013:60).

Hidayat Sholeh (2013) memaparkan “Mengapa kurikulum harus berubah adalah karena saat ini telah terjadi perubahan paradigma belajar”. Abad ke-21 mengubah paradigma belajar didunia, yakni dari paradigma teachingmenjadi paradigma learning. Pada paradigma learning, justru siswa yang menjadi pusat dalam proses pembelajaran.Dalam hal ini guru tidak lagi menjadi satu satunya sumber belajar, melainkan peran guru lebih ke fasilitatordalam proses pembelajaran.

Berkaitan dengan peruhan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and

character based curriculum), yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan

kemampuan yang sesuai dengan tuntutan teknologi (Mulyasa, 2013:6).

Pendidikan IPS di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari dokumen Kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan di sekolah dasar dan Menengah. Menurut Somantri (dalam Sapriya, 2009:11) Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.

Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya (Sapriya, 2009:7). Sehingga kajian teori yang terlalu luas tersebut perlu untuk disederhanakan melalui perubahan kurikulum. Dalam penerapan kurikulum 2013 pelajaran IPS sudah benar-benar dipadukan antara geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi sehingga hampir tidak tampa lagi perbedaannya. Pembelajaran

(6)

IPS memiliki keunikan tersendiri dimana siswa diajarkan bagimana cara memahami baik itu kondisi lingkungan maupun lingkungan sosial di masa lalu maupun sekarang. Mata pelajaran IPS mestinya juga diikuti dengan perubahan dalam proses pembelajarannya, yaitu pembelajaran yang kondusif bagi pencapaian tujuan pendidikan IPS. Hal ini sejalan dengan perubahan orientasi kurikulum ke arah pencapaian kompetensi.

Selain guru, sarana dan prasarana pendidikan juga turut berperan penting dalam proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana sebagai pelengkap kegiatan pembelajaran. Dengan adanya sarana pendidikan akan dapat meningkatkan semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, dan hal ini dapat berimbas pada hasil belajar peserta didik itu sendiri. Proses belajar mengajar yang baik akan muncul dengan adanya sekolah yang baik pula. Sekolah dapat dikatakan baik apabila memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai. Selain dari sarana dan prasarana fisik yang memadai, sekolah juga harus ditunjang dengan lingkungan yang bersih, disiplin, relasi guru dengan siswa juga baik.

Berkaitan dengan masalah kesulitan guru dalam mengajar mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Diketahui bahwa SMP Negeri 7 Muaro Jambi merupakan salah satu instansi sekolah yang telah menerapkan pembelajaran IPS. Sehingga dengan diterapkannya mata pelajaran IPS jenjang SMP tentu dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan tersendiri.

Pendapat tersebut sesuai dengan hasil observasi dan kondisi di lapangan yang dalam pelaksanaannya masih terkendala, adapun beberapa kesulitan yang dihadapi guru IPS antara lain:

(7)

1. Guru-guru mata pelajaran IPS di sekolah sebagian besar memiliki latar belakang ke-IPS-an yang monolitik, yaitu berasal dari lulusan pendidikan geografi, pendidikan sejarah, pendidikan ekonomi, dan pendidikan sosiologi.

2. Para guru IPS belum memiliki pengalaman yang cukup sebagai akibat pemberlakuan kurikulum sebelumnya

3. Terbatasnya jumlah guru dan minimnya jam mengajar IPS 4. Belum tersedianya buku IPS k13 baik buku guru maupun siswa.

5. Kurangnya ketersediaan sarana/fasilitas yang mendukung khususnya untuk Mata Pelajaran IPS.

6. Metode mengajar guru yang kurang bervariasi

7. Motivasi siswa mengikuti pelajaran IPS masih kurang

Berdasarkan dari identifikasi yang disebutkan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai ”Studi Deskriptif Kesulitan Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP Negeri 7 Muaro Jambi ”.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, adapun fokus penelitian ini adalah sebagai berikut berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan (KBM) pembelajaran IPS di SMP Negeri 7 Muaro Jambi?

2. Apa saja kesulitan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan (KBM) pembelajaran IPS dalam kurikulum 2013 di SMP Negeri 7 Muaro Jambi?

3. Bagaimana upaya guru untuk mengatasi/meminimalkan kesulitan dalam pelaksanaan (KBM) pembelajaran IPS di SMP Negeri 7 Kabupaten Muaro Jambi?

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan (KBM) pembelajaran IPS di SMP Negeri 7 Muaro Jambi.

2. Untuk mendeskripsikan kesulitan guru dalam pelaksanaan (KBM) pembelajaran IPS di SMP Negeri 7 Muaro Jambi.

2. Untuk mendeskripsikan upaya guru dalam mengatasi/meminimalkan kesulitan pembelajaran IPS di SMP N 7 Muaro Jambi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kegunaan antara lain: 1. Secara Teori

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan wawasan khususnya mengenai kesulitan serta upaya guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di SMP dan bagi para peneliti kependidikan diharapkan dapat digunakan sebagai literature dalam penelitian lebih lanjut yang relevan di masa datang.

2. Secara Praktek

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam rangka mengkaji atau meneliti lebih lanjut berkenaan dengan kesulitan guru serta tindakan atau langkah-langkah guru dalam mengatasi/meminimalkan permasalahan pelaksanaan pembelajaran IPS di SMP.

Referensi

Dokumen terkait

Berapa anggota keluarga yang mengalami keluhan kesehatan terhadap keberadaan limbah cair industri tahu ...1. Keluhan terhadap adanya industri tahu

Struktur mikro awal pada baja tahan karat ASSAB type corrax didapatkan matriks yang sepenuhnya fasa martensit berbentuk matriks martensit konvensional, setelah

Ketiga, gila merupakan sebuah proses ketika tokoh Aku bisa memikirkan banyak hal dalam kesadaran dia sebagai individu yang bernalar dan berpikir tentang persoalan

Kita akan mengalami penderitaan dan penganiayaan jika kita mengikuti Salib Kristus, tetapi di waktu yang sama, kita akan merasakan penghiburan dan kelegaan ketika mengetahui

Hasil penelitian menunjuk- kan terdapat enam faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan keterlambatan penderita kanker payudara dalam melakukan pemeriksaan awal ke

Pcnyakit tubotimpanik aktif: Jenis penyakit otitis media peringkat kronik yang menunjukkan simptom kelubangan di membran timpanik pada bahagian pars tensa

Program bimbingan persepsi positive body image dapat berperan dalam meningkatkan wawasan remaja puteri untuk membedakan persepsi positive dan persepsi negative body

Masuknya gong kayu dalam kurikulum mapun kegiatan ekstra kurikuler merupakan gagasan yang menarik. Selain nilai-nilai sosial yang menumbuhkan kebersamaan dan kerjasama,