• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan Lanskap Permukiman Puri Mayang Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemeliharaan Lanskap Permukiman Puri Mayang Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

PEMELIHARAAN LANSKAP

KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG

KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA

BARU, KOTA JAMBI

Oleh :

ANGGIE OCTAVIANI

A34203012

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Anggie Octaviani A34203012. Pemeliharaan Lanskap Kawasan Pemukiman Puri Mayang, Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Madya Jambi (Di bawah bimbingan Marietje M. Wungkar)

Perkembangan kota yang senantiasa diikuti oleh pertumbuhan penduduk yang semakin pesat dan panas akibat peningkatan suhu udara membuat daerah kota menjadi tidak nyaman untuk tempat tinggal. Kota Jambi sebagai Ibu Kota Provinsi Jambi merupakan kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Hal tersebut merupakan salah satu dampak yang timbul dari perkembangan penduduk yang meningkat. Konsentrasi penduduk terpusat pada daerah perkotaan mempengaruhi kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai.

PT. Putra Sentosa Prakarsa (PSP) sebagai salah satu pengembang ternama di kota Jambi yang ditujukan untuk pasar kelas menengah ke atas, membangun sebuah kawasan permukiman, yaitu Puri Mayang sebagai usaha untuk memberikan kualitas tempat tinggal yang nyaman dan asri bagi para penghuninya. Puri Mayang dibangun pada tahun 2000, terletak di Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi. Puri Mayang direncanakan memiliki luas 832 ha, dengan kawasan wilayah terbangun 24,88 % dari luas total.

Puri Mayang merupakan hunian dengan menggunakan konsep rumah taman. Konsep rumah taman yang dikembangkan adalah lingkungan rumah alami cenderung mengutamakan penyediaan taman. Berbagai akomodasi di Puri Mayang yang berupa kawasan hunian, bisnis, dan rekreasi berkaitan erat dengan adanya kehadiran taman. Untuk mendukung terciptanya kondisi lingkungan dan untuk menjaga eksistensi serta keberlanjutan fungsi dan estetika suatu lanskap pemukiman, sangat diperlukan kegiatan pemeliharaan kawasan.

Kegiatan magang di permukiman Puri Mayang bertujuan mendapatkan pengetahuan, pengalaman kerja, keahlian, serta keterampilan yang dapat meningkatkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi di lapang yang sesungguhnya, menganalisis dan mensintesis setiap permasalahan untuk kemudian mencari alternatif praktis pemecahannya.

Metode kerja yang dilaksanakan adalah metode survei dengan berpartisipasi aktif di lapang yang meliputi kegiatan wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat langsung dalam pemeliharaan lanskap permukiman Puri Mayang, mengamati dan mengawasi pemeliharaan lanskap di lapang baik yang menyangkut tenaga kerja, waktu peralatan dan bahan, serta kegiatan pemeliharaan fisik yang dilaksanakan di permukiman Puri Mayang. Analisis terhadap data hasil kerja dilakukan secara deskriptif, baik kuantitatif maupun kualitatif. Kegiatan magang di bawah pengawasan Divisi Operasional PT. PSP yang dikoordinasikan langsung oleh Estat Manajemen.

(3)

Mayang untuk dilaksanakan oleh pekerja pemeliharaan. Dalam pengawasan di lapang estat manajemen dibantu oleh mandor. Perencanaan pemeliharaan yang dibuat merupakan perencanaan rutin, baik berupa program harian, mingguan, bulanan, maupun insidentil.

Pihak estat manajemen Puri Mayang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan berdasarkan skala prioritas. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di permukiman Puri Mayang meliputi pemeliharaan fisik tanaman rutin (pembersihan area, penyiraman, pemangkasan semak dan rumput, pendangiran yang disertai pengendalian gulma), pemeliharaan secara insidentil (pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, penyulaman tanaman, dan kegiatan pemangkasan pohon), pemeliharaan kolam renang, saluran drainase, dan pemeliharaan perkerasan (conblock). Beberapa masalah yang ditemukan, antara lain keterbatasan waktu dan tenaga, keterampilan, dan belum adanya standar operasional procedure yang menyebabkan kurangnya kontrol dan evaluasi yang lebih terarah terhadap hasil kerja pemeliharaan, belum adanya tempat pembuangan akhir sampah yang memadai dan tidak tersedianya nurseri sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan tanaman di Puri Mayang.

Pemberlakuan beberapa aturan bagi penghuni kawasan diatur dalam peraturan lingkungan permukiman Puri Mayang. Pelaksanaan dari aturan tersebut merupakan salah satu bentuk pemeliharaan ideal yang telah dilakukan di kawasan permukiman Puri Mayang. Peraturan lingkungan mengatur tentang ketentuan sejak kavling siap bangun, perencanaan rumah tinggal, pembangunan rumah tinggal, serta renovasi rumah tinggal dan rumah toko (ruko). Salah satu bentuk peraturan lingkungan yang diterapkan pihak pengelola kepada penghuni kawasan permukiman adalah untuk pembuatan rumah pada kavling kosong diterapkan sistem open ended design, yaitu pembeli diberikan kebebasan untuk mendesain bentuk rumahnya, namun tipe rumah yang dibangun harus sama dengan tipe rumah yang sudah ditetapkan dilokasi tersebut. Adanya larangan untuk menggunakan pagar, merupakan salah satu wujud pemeliharaan ideal yang mengacu pada konsep rumah taman di Puri Mayang.

(4)

Judul : Pemeliharaan Lanskap Permukiman Puri Mayang Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi

Nama Mahasiswa : Anggie Octaviani

Nrp : A34203012

Program Studi : Arsitektur Lanskap

Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir. Marietje M. Wungkar, M.Si NIP 130 239 745

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Soepandie, M. Agr. NIP 131 124 019

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Madya Jambi, Provinsi Jambi pada tanggal 06 Oktober 1985. Penulis merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan Bapak Effendi Ibrahim, BA dan Ibu Nuraeni S.Pd.

(6)

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Skripsi dengan judul Pemeliharaan Lanskap Kawasan Pemukiman Puri Mayang, Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1. Ir. Marietje M. Wungkar, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, kesabaran, arahan, dan saran dalam masa penyelesaian skripsi;

2. Dr. Ir. Allinda. F.M.Z, MS selaku dosen pembimbing akademik;

3. Presiden Direktur PT. Putra Sentosa Prakarsa dan pihak Puri Mayang (Pak Nano, Pak Yus, dan Mbak Ratna) atas informasi dan bantuan selama kegiatan magang berlangsung;

4. Papa, Mama, Adik Tia atas segala doa, bantuan dan dukungannya; 5. Suami ku atas cinta, perhatian, doa, semangat dan pengertian;

6. Anak ku Keisya Mikhayla Abi Putri skripsi ini mama persembahkan buat Keisya;

7. Papa, Mama (mertua), Shinta;

8. Sahabat-sahabat Wira, Feby, Suci, Icut yang pernah menemani penulis 9. Arin dari awal kita masuk sampai selesai kuliah. U’Are My Best Friend 10.Oveh, Wita, Tari telah merepotkan kalian

11.Landscape 40 yang pernah hadir dalam cerita hidup penulis

12.Seluruh karyawan dan staf Departemen Arsitektur Lanskap terutama Bu Yeni, Pak Yahya atas segala bantuan

13.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

(7)

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bogor, Agustus 2008

(8)

KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA

BARU, KOTA JAMBI

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Anggie Octaviani

A34203012

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Kegunaan ... 2

Kerangka Pemikiran... 3

TINJAUAN PUSTAKA... 5

Lanskap ... 5

Pemukiman... 5

Pemeliharaan ... 7

Pemeliharaan Ideal ... 9

Pemeliharaan Fisik ... .9

Penyiraman... .9

Pemangkasan... 10

Pemupukan... 11

Pengendalian Gulma ... 11

Pendangiran atau Penggemburan Tanah ... 12

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman ... 12

Pembibitan ... 12

METODOLOGI... 15

Waktu dan Lokasi Studi ... 15

Batasan Studi... 16

Metode Kerja... 16

(10)

Sejarah ... 17

Letak dan Luas ... 17

Aksesibilitas ... 18

Iklim ... 18

Tanah... 19

Hidrologi ... 19

Vegetasi dan Satwa ... 20

Sosial Ekonomi ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN... 21

Struktur Organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa... 22

Struktur Organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa ... 21

Struktur Organisasi Pemukiman Puri Mayang... 23

Pemeliharaan Lanskap Pemukiman Puri Mayang... 25

Konsep Perencanaan ... 25

Konsep Tata Hijau... 25

Konsep Sirkulasi ... 26

Konsep Tata Ruang ... 26

Konsep Utilitas... 28

Konsep Pemeliharaan... 29

Tenaga Kerja ... 31

Kapasitas Kerja Tenaga Kerja Pemeliharaan... 33

Alat dan Bahan... 35

Biaya Pemeliharaan... 37

Jadwal Pemeliharaan... 39

Kegiatan Pemeliharaan... 40

PemeliharaanIdeal... 41

Pemeliharaan fisik... 42

Pemeliharaan Fisik Elemen TanamanRutin... 42

Pembersihan Area ... 42

Penyiraman... 44

Pemangkasan... 46

(11)

Skripsi

PEMELIHARAAN LANSKAP

KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG

KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA

BARU, KOTA JAMBI

Oleh :

ANGGIE OCTAVIANI

A34203012

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

Anggie Octaviani A34203012. Pemeliharaan Lanskap Kawasan Pemukiman Puri Mayang, Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Madya Jambi (Di bawah bimbingan Marietje M. Wungkar)

Perkembangan kota yang senantiasa diikuti oleh pertumbuhan penduduk yang semakin pesat dan panas akibat peningkatan suhu udara membuat daerah kota menjadi tidak nyaman untuk tempat tinggal. Kota Jambi sebagai Ibu Kota Provinsi Jambi merupakan kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Hal tersebut merupakan salah satu dampak yang timbul dari perkembangan penduduk yang meningkat. Konsentrasi penduduk terpusat pada daerah perkotaan mempengaruhi kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai.

PT. Putra Sentosa Prakarsa (PSP) sebagai salah satu pengembang ternama di kota Jambi yang ditujukan untuk pasar kelas menengah ke atas, membangun sebuah kawasan permukiman, yaitu Puri Mayang sebagai usaha untuk memberikan kualitas tempat tinggal yang nyaman dan asri bagi para penghuninya. Puri Mayang dibangun pada tahun 2000, terletak di Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi. Puri Mayang direncanakan memiliki luas 832 ha, dengan kawasan wilayah terbangun 24,88 % dari luas total.

Puri Mayang merupakan hunian dengan menggunakan konsep rumah taman. Konsep rumah taman yang dikembangkan adalah lingkungan rumah alami cenderung mengutamakan penyediaan taman. Berbagai akomodasi di Puri Mayang yang berupa kawasan hunian, bisnis, dan rekreasi berkaitan erat dengan adanya kehadiran taman. Untuk mendukung terciptanya kondisi lingkungan dan untuk menjaga eksistensi serta keberlanjutan fungsi dan estetika suatu lanskap pemukiman, sangat diperlukan kegiatan pemeliharaan kawasan.

Kegiatan magang di permukiman Puri Mayang bertujuan mendapatkan pengetahuan, pengalaman kerja, keahlian, serta keterampilan yang dapat meningkatkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi di lapang yang sesungguhnya, menganalisis dan mensintesis setiap permasalahan untuk kemudian mencari alternatif praktis pemecahannya.

Metode kerja yang dilaksanakan adalah metode survei dengan berpartisipasi aktif di lapang yang meliputi kegiatan wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat langsung dalam pemeliharaan lanskap permukiman Puri Mayang, mengamati dan mengawasi pemeliharaan lanskap di lapang baik yang menyangkut tenaga kerja, waktu peralatan dan bahan, serta kegiatan pemeliharaan fisik yang dilaksanakan di permukiman Puri Mayang. Analisis terhadap data hasil kerja dilakukan secara deskriptif, baik kuantitatif maupun kualitatif. Kegiatan magang di bawah pengawasan Divisi Operasional PT. PSP yang dikoordinasikan langsung oleh Estat Manajemen.

(13)

Mayang untuk dilaksanakan oleh pekerja pemeliharaan. Dalam pengawasan di lapang estat manajemen dibantu oleh mandor. Perencanaan pemeliharaan yang dibuat merupakan perencanaan rutin, baik berupa program harian, mingguan, bulanan, maupun insidentil.

Pihak estat manajemen Puri Mayang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan berdasarkan skala prioritas. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di permukiman Puri Mayang meliputi pemeliharaan fisik tanaman rutin (pembersihan area, penyiraman, pemangkasan semak dan rumput, pendangiran yang disertai pengendalian gulma), pemeliharaan secara insidentil (pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, penyulaman tanaman, dan kegiatan pemangkasan pohon), pemeliharaan kolam renang, saluran drainase, dan pemeliharaan perkerasan (conblock). Beberapa masalah yang ditemukan, antara lain keterbatasan waktu dan tenaga, keterampilan, dan belum adanya standar operasional procedure yang menyebabkan kurangnya kontrol dan evaluasi yang lebih terarah terhadap hasil kerja pemeliharaan, belum adanya tempat pembuangan akhir sampah yang memadai dan tidak tersedianya nurseri sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan tanaman di Puri Mayang.

Pemberlakuan beberapa aturan bagi penghuni kawasan diatur dalam peraturan lingkungan permukiman Puri Mayang. Pelaksanaan dari aturan tersebut merupakan salah satu bentuk pemeliharaan ideal yang telah dilakukan di kawasan permukiman Puri Mayang. Peraturan lingkungan mengatur tentang ketentuan sejak kavling siap bangun, perencanaan rumah tinggal, pembangunan rumah tinggal, serta renovasi rumah tinggal dan rumah toko (ruko). Salah satu bentuk peraturan lingkungan yang diterapkan pihak pengelola kepada penghuni kawasan permukiman adalah untuk pembuatan rumah pada kavling kosong diterapkan sistem open ended design, yaitu pembeli diberikan kebebasan untuk mendesain bentuk rumahnya, namun tipe rumah yang dibangun harus sama dengan tipe rumah yang sudah ditetapkan dilokasi tersebut. Adanya larangan untuk menggunakan pagar, merupakan salah satu wujud pemeliharaan ideal yang mengacu pada konsep rumah taman di Puri Mayang.

(14)

Judul : Pemeliharaan Lanskap Permukiman Puri Mayang Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi

Nama Mahasiswa : Anggie Octaviani

Nrp : A34203012

Program Studi : Arsitektur Lanskap

Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir. Marietje M. Wungkar, M.Si NIP 130 239 745

Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Soepandie, M. Agr. NIP 131 124 019

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Madya Jambi, Provinsi Jambi pada tanggal 06 Oktober 1985. Penulis merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan Bapak Effendi Ibrahim, BA dan Ibu Nuraeni S.Pd.

(16)

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Skripsi dengan judul Pemeliharaan Lanskap Kawasan Pemukiman Puri Mayang, Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1. Ir. Marietje M. Wungkar, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, kesabaran, arahan, dan saran dalam masa penyelesaian skripsi;

2. Dr. Ir. Allinda. F.M.Z, MS selaku dosen pembimbing akademik;

3. Presiden Direktur PT. Putra Sentosa Prakarsa dan pihak Puri Mayang (Pak Nano, Pak Yus, dan Mbak Ratna) atas informasi dan bantuan selama kegiatan magang berlangsung;

4. Papa, Mama, Adik Tia atas segala doa, bantuan dan dukungannya; 5. Suami ku atas cinta, perhatian, doa, semangat dan pengertian;

6. Anak ku Keisya Mikhayla Abi Putri skripsi ini mama persembahkan buat Keisya;

7. Papa, Mama (mertua), Shinta;

8. Sahabat-sahabat Wira, Feby, Suci, Icut yang pernah menemani penulis 9. Arin dari awal kita masuk sampai selesai kuliah. U’Are My Best Friend 10.Oveh, Wita, Tari telah merepotkan kalian

11.Landscape 40 yang pernah hadir dalam cerita hidup penulis

12.Seluruh karyawan dan staf Departemen Arsitektur Lanskap terutama Bu Yeni, Pak Yahya atas segala bantuan

13.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

(17)

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bogor, Agustus 2008

(18)

KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA

BARU, KOTA JAMBI

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Anggie Octaviani

A34203012

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(19)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Kegunaan ... 2

Kerangka Pemikiran... 3

TINJAUAN PUSTAKA... 5

Lanskap ... 5

Pemukiman... 5

Pemeliharaan ... 7

Pemeliharaan Ideal ... 9

Pemeliharaan Fisik ... .9

Penyiraman... .9

Pemangkasan... 10

Pemupukan... 11

Pengendalian Gulma ... 11

Pendangiran atau Penggemburan Tanah ... 12

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman ... 12

Pembibitan ... 12

METODOLOGI... 15

Waktu dan Lokasi Studi ... 15

Batasan Studi... 16

Metode Kerja... 16

(20)

Sejarah ... 17

Letak dan Luas ... 17

Aksesibilitas ... 18

Iklim ... 18

Tanah... 19

Hidrologi ... 19

Vegetasi dan Satwa ... 20

Sosial Ekonomi ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN... 21

Struktur Organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa... 22

Struktur Organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa ... 21

Struktur Organisasi Pemukiman Puri Mayang... 23

Pemeliharaan Lanskap Pemukiman Puri Mayang... 25

Konsep Perencanaan ... 25

Konsep Tata Hijau... 25

Konsep Sirkulasi ... 26

Konsep Tata Ruang ... 26

Konsep Utilitas... 28

Konsep Pemeliharaan... 29

Tenaga Kerja ... 31

Kapasitas Kerja Tenaga Kerja Pemeliharaan... 33

Alat dan Bahan... 35

Biaya Pemeliharaan... 37

Jadwal Pemeliharaan... 39

Kegiatan Pemeliharaan... 40

PemeliharaanIdeal... 41

Pemeliharaan fisik... 42

Pemeliharaan Fisik Elemen TanamanRutin... 42

Pembersihan Area ... 42

Penyiraman... 44

Pemangkasan... 46

(21)

iii

Pemangkasan Semak dan Perdu... 47

Pengendalian Gulma dan Pendangiran... 49

Pemeliharaan Fisik Elemen Tanaman Insidentil... 49

Pemangkasan Pohon ... 49

Pemupukan... 50

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman ... 53

Penyulaman ... 57

Pemeliharaan Fisik Elemen Keras... 58

Pemeliharaan Fasilitas Kolam Renang... 58

Pemeliharaan Perkerasan(Jalan, Selokan, Saluran Drainase) ... 60

KESIMPULAN DAN SARAN... 62

Kesimpulan ... 62

Saran... 63

DAFTARPUSTAKA...64

(22)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jenis, Sumber, dan Cara Pengambilan Data... 16 2. Tata Guna Lahan Kawasan Pemukiman Puri Mayang ... 28 3. Kapasitas Kerja Tenaga Kerja Pemeliharaan Pemukiman

Puri Mayang ... 34 4. Perbandingan standar Waktu Ekonomis Alat ... 36 5. Iuran Pemeliharaan Lingkungan di Pemukiman Puri Mayang ... 37 6. Jadwal Pemeliharaan Pekerjaan Taman dan Lingkungan Harian

Pemukiman Puri Mayang... 39 7. Referensi Jenis, Hama dan Penyakit, Gejala serta

(23)

v

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang... 4 2. Peta Lokasi Magang... 15 3. Rumah Pompa Cluster Bougenvil... 20 4. Struktur Organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa ... 22 5. Struktur Organisasi Pemeliharaan Pemukiman Puri Mayang... 23 6. Kegiatan Pengangkutan Sampah Pemukiman Puri Mayang... 43 7. Kegiatan Penyiraman Tanaman yang Dilakukan di

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Inventarisasi Tanaman yang Terdapat di Kawasan

Pemukiman Puri Mayang... 67 2. Inventarisasi Satwa yang Terdapat di Kawasan

Pemukiman Puri Mayang... 69 3. Data Pekerja Pemeliharaan Perumahan Puri Mayang... 70 4. Upah Tenaga Kerja dan Harga Bahan Pemeliharaan Lanskap ... 71 5. Data Spesifikasi Kavling Pemukiman Puri Mayang... 71 6. Perbandingan Jadwal dan Frakuensi Pemeliharaan Lanskap

(25)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan kota yang senantiasa diikuti oleh pertumbuhan penduduk semakin pesat dan panas akibat dari peningkatan suhu udara membuat daerah kota menjadi tidak nyaman untuk tempat tinggal, ini diakibatkan oleh penataan kota yang kurang terencana dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut, Simond (1983) menyatakan salah satu kebutuhan manusia yang utama adalah kebutuhan akan tempat tinggal. Kebutuhan tersebut akan terpuaskan apabila tempat tinggal dapat menjadi tempat berteduh, berlindung, menjadi pusat untuk aktivitas keluarga, memberikan rasa nyaman, privasi kepada penghuninya, dan memberikan rasa keleluasaan serta tempat tinggal tersebut dapat mengapresiasikan alam sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan adanya keseimbangan antara pertumbuhan populasi penduduk dengan ketersediaan tempat tinggal yang layak. Kondisi ini memacu pembangunan kota-kota di sekitar kota besar untuk dijadikan sebagai tempat tinggal alternatif.

Kota Jambi sebagai Ibu Kota Provinsi Jambi merupakan kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal tersebut merupakan salah satu dampak yang timbul dari perkembangan penduduk yang meningkat. Konsentrasi penduduk terpusat pada daerah perkotaan mempengaruhi kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai.

(26)

diadakannya kegiatan pemeliharaan. Pemeliharaan merupakan kegiatan yang sangat intensif untuk mempertahankan kualitas serta keberlanjutan sebuah kawasan permukiman. Tanpa adanya pemeliharaan pembangunan yang telah dilakukan akan sia-sia. Pemeliharaan merupakan tahap yang paling akhir dalam proses pembangunan dan penentu keberhasilan pembangunan.

Dengan alasan tersebut di atas merupakan hal yang menarik untuk melakukan kegiatan magang di kawasan permukiman Puri Mayang. Tujuannya untuk melihat sejauh mana kegiatan pemeliharaan sudah dilakukan dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan lingkungan permukiman itu sendiri baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang sesuai dengan konsep rumah taman yang telah direncanakan.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan magang adalah : 1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja.

2. Meningkatkan wawasan keprofesian dan keahlian dalam menunjang profesionalisme kerja.

3. Mempelajari sistem organisasi pemeliharaan kawasan permukiman Puri Mayang

4. Mengenal berbagai masalah dan kendala yang dihadapi, kemudian menganalisis untuk mencari aternatif praktis pemecahannya.

Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh di tempat magang ini adalah :

1. Pertukaran informasi ilmu dan teknologi dalam bidang Arsitektur Lanskap dan kerja sama antara mahasiswa IPB dengan pengelola permukiman Puri Mayang.

2. Menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman dalam teori dan praktek di lapang.

Kerangka Pikir

(27)

3

(28)

PT. Putra Sentosa Prakarsa

Lanskap Permukiman Puri Mayang

Eksistensi Permukiman Puri Mayang

Kegiatan Magang

Pemeliharaan Fisik (kondisi tetap baik)

Pemeliharaan Ideal (sesuai dengan tujuan semula) Aspek Pemeliharaan

Analisa dan Sintesa Kendala dan Potensi (dibahas secara deskriptif)

Sikap Propesionalisme di bidang Arsitektur Lanskap

(29)

TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap

Lanskap merupakan area dimana tanaman-tanaman, rumput, dan fasilitas lainnya, digunakan untuk mengkreasikan area luas sehingga menjadikan area tersebut memiliki nilai fungsi dan visual yang nyaman (Mugnisjah dan Ardiansyah, 2007). Arsitektur lanskap adalah ilmu yang mempelajari tentang seni, perencanaan, perancangan, manajemen, perawatan, dan perbaikan tanah serta perencanaan konstruksi buatan manusia skala besar. Ruang lingkup dari profesi ini termasuk desain arsitektural, perencanaan lokasi, pengembangan estate, restorasi lingkungan, perencanaan kota, perencanaan taman dan rekreasi, perencanaan regional, perencanaan ruang, dan perawatan sejarah. (http ://id.wikipedia.org/ wiki/ Arsitektur-Lanskap, 03 Januari 2007).

Pemukiman

Lingkungan pemukiman adalah suatu area yang di dalamnya terdapat suatu ketetanggaan, sarana perkantoran, niaga, pendidikan, budaya kesehatan, dan fasilitas lainnya di sekitar area tersebut. Kehadiran fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun rapi di suatu kelompok hunian (cluster), adanya hubungan antar rumah melalui jalur yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki (pedestrian), taman yang tersebar secara radial atau pun pararel, dan akses keluar lingkungan yang mudah dapat menciptakan hubungan ketetanggaan yang ideal dalam lingkungan pemukiman.

Menurut Simonds (1983) pemukiman merupakan kelompok-kelompok rumah yang memiliki secara bersama ruang terbuka hijau dan merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan seluruh anggota keluarga dalam suatu aktivitas tetapi cukup besar untuk menampung fasilitas umum seperti tempat belanja, lapangan bermain dan daerah penyangga. Untermann dan Small (1986) menyatakan bahwa syarat mendasar di dalam lingkungan pemukiman adalah kesesuaian yang harmonis antar kelompok-kelompok rumah dan tapaknya.

(30)

Sehubungan dengan hal tersebut memilih suatu tapak untuk dijadikan sebagai kawasan perumahan harus sesuai dengan tujuan pembangunan fisik, termasuk pemasangan utilitas pengadaan rumah, sistem sirkulasi, dan fasilitas lingkungan dalam suatu kaitan yang terencana dengan baik dan terbebas dari faktor lingkungan yang tidak diinginkan (Chiara dan Koppelman, 1990). Tujuh karakteristik yang harus diperhatikan pada perencanaan kawasan pemukiman agar layak huni menurut Chiara dan Koppelman (1990), yaitu:

1. Kondisis tanah dan lapisan tanah. 2. Air tanah dan drainase.

3. Bebas tidaknya dari bahaya banjir permukaan. 4. Bebas tidaknya dari bahaya-bahaya topografi.

5. Pemenuhan pelayanan kesehatan dan keamanan, pembuangan air limbah, penyediaan air bersih, jaringan utilitas.

6. Potensi untuk pengembangan ruang terbuka.

7. Bebas tidaknya dari gangguan debu, asap dan bau busuk.

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992, pemukiman diartikan sebagai suatu bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Penataan jalur hijau di dalam kawasan pemukiman memungkinkan pencapaian kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya. Sebagai contoh penanaman jalur hijau jalan sepanjang berm. Menurut Nurisjah dan Pramukanto (1995) syarat-syarat lingkungan yang umum direncanakan pada suatu kawasan pemukiman, yaitu :

1. Adanya suatu titik yang memusatkan kompleks perumahan biasanya satu sekolah dasar dengan pertamanannya.

2. Jalan masuk utamanya berbentuk a free flowing park away.

3. Pengurangan bentuk-bentuk tempat tinggal yang segi empat dan dikelilingi oleh areal yang berbahaya seperti sungai yang deras.

(31)

7

5. Adanya berbagai fasilitas pendukung pemukiman seperti tempat olah raga, taman dan pertokoan.

Pemeliharaan

Pemeliharaan suatu lanskap dilaksanakan untuk menjaga areal lanskap tetap berada dalam keadaan bersih, aman, nyaman, dimana seluruh elemen yang ada di dalamnya ( soft material dan hard material ) berada dalam keadaan baik menarik serta terpelihara. Carpenter et al. (1975) hal penting dalam pemeliharaan lanskap adalah pengerjaan yang tepat harus dikerjakan pada waktu yang tepat. Jadwal yang baik membuat manajer dapat mengerahkan pekerjaan pemeliharaan sehinggga tercapai efesiensi tenaga kerja, serta pemberian perlakuan yang paling menguntungkan bagi tanaman.

Menurut Sternloff dan Warren (1984) pelaksanaan dan pengelolaan lanskap mengacu pada 12 prinsip, yaitu

1. Menetapkan tujuan dan standar untuk pemeliharaan ideal

2. Memilki perhitungan waktu yang tepat, personil dan bahan peralatan yang memadai.

3. Memelihara berdasarkan keinginan pengelola dan rencana pemeliharaan.

4. Membuat jadwal pekerjaan pemeliharaan berdasarkan kebijaksanaan pengelola dan skala prioritas.

5. Memiliki perhatian terhadap pekerjaan pemeliharaan. 6. Mengorganisasikan dengan baik.

7. Menyediakan biaya untuk membiayai program pemeliharaan. 8. Memilih petugas yang tepat untuk melakukan tugas pemeliharaan. 9. Membuat program pemeliharaan untuk melindungi lingkungan aslinya. 10.Memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pengguna dan pekerjanya. 11.Memberikan perhatian yang besar terhadap pemeliharaan fasilitas.

12.Memilki tanggung jawab terhadap penilaian publik.

(32)

pemeliharaan harus ada organisasi atau badan yang menanganinya. Tugas utama organisasi pemeliharaan adalah menjaga inventarisasi awal dengan sebaik-baiknya serta mengoptimalkan penggunaan fasilitas dengan biaya pemeliharaan sekecil mungkin. Dalam membuat jadwal pemeliharaan dapat dibagi menjadi tiga tahapan pekerjaan :

1. Mengklasifikasikan tapak menurut peringkat pemeliharaan.

2. Membuat daftar nama tanaman yang ada di dalam area yang harus dipelihara dan tentukan jenisnya ( semak, pohon, dan herba ).

3. Menentukan kegiatan apa yang harus dilakukan untuk mencapai pemeliharaan yang diinginkan.

Jadwal pemeliharaan berguna untuk mengetahui apakah pekerjaan pemeliharaan dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan. Pemeliharaan lanskap terbagi menjadi dua yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik.

Pemeliharaan Ideal

Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu kepada tujuan dan desain semula, yaitu memelihara program kegiatan, memelihara fungsi dan nilai-nilai, memelihara desain lapang agar tetap sesuai dengan konsep awal perencanaan.

Menurut Arifin dan Nurhayati (2005) menjelaskan bahwa pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula. Pemeliharaan ideal akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh upaya-upaya sebagai berikut :

1. Perencanaan dan perancangan taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan pemeliharan fisik.

2. Penggunaan elemen taman baik yang keras maupun lunak yang tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penyulaman atau penggantian tanaman. 3. Pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan-bahan

perkerasan yang sesuai.

(33)

9

5. Perlengkapan taman yang memadai, meliputi penerangan lampu pada malam hari, jaringan utilitas yang ada di bawah tanah direncanakan dengan baik sehingga dikemudiaan hari tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan tanaman.

Menurut Sulistyantara (2002) pemeliharaan ideal mendukung pengembangan desain untuk meningkatkan kualitas tanaman. Didalamnya tercakup upaya pengembangan sikap positif dari para pemakai taman, misalnya timbul rasa sayang terhadap taman, kebersihan dan rasa bangga memilki.

Pemeliharaan Fisik

Menurut Sternloff dan Warren (1984) terdapat dua sistem pemeliharaan fisik yaitu pemeliharaan korektif dan pemeliharaan preventif. Pemeliharaan korektif menitikberatkan pada penyelesaian masalah yang sedang terjadi, sedangkan preventif menitikberatkan pada penyelesaian masalah yang mungkin terjadi

Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mengimbangi pemeliharaan ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri dan nyaman. Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan terhadap tanaman (soft material), elemen keras lanskap (hard material), pemeliharaan terhadap peralatan. Secara umum pemeliharaan tanaman (soft material) meliputi penyiraman, pemangkasan, penyiangan gulma, pemupukan, penggemburan tanah, pengendalian hama penyakit tanaman (HPT), penyulaman dan pemindahan tanaman. Pemeliharaan terhadap elemen keras meliputi pembersihan terhadap lumut atau karat, pengecatan, perbaikan adanya penggantian elemen yang rusak.

Penyiraman

Carpenter et al. (1975) mengemukakan beberapa faktor penting dalam penyiraman, yaitu :

1. Memberikan air yang cukup untuk merendam tanah pada kedalam 15 cm atau lebih;

(34)

5. Tidak memberikan air yang berlebihan pada tanaman.

Penyiraman dapat memudahkan perakaran tanaman menyerap larutan hara yang tersedia di dalam tanah dan meningkatkan kelembapan tanah untuk menjaga kelayuan tanaman akibat proses evapotranspirasi. Di dalam penyiraman perlu diperhatikan kualitas dan kuantitas air yang digunakan.Air yang digunakan sebaiknya air bersih, bebas segala bahan organik, zat kimia atau bahan-bahan lainnya yang dapat menggangu dan merusak pertumbuhan serta perkembangan tanaman. Menurut Sulistyantara (2002) penyiraman dilakukan dengan memperhatikan musim dan cuaca. Pada musim penghujan mungkin tidak perlu dilakukan penyiraman, sedangkan pada musim kemarau perlu dilakukan dua kali penyiraman per hari. Angin yang kencang akan meningkatkan penguapan sehingga frekuensi penyiraman perlu ditingkatkan.

Pemangkasan

Menurut Carpenter et al. (1975) waktu pemangkasan yang paling tepat adalah sebelum tanaman berbunga, sebelum musim panas, dan setelah berbuah. Pertimbangan-pertimbangan khusus yang harus di perhatikan untuk pemangkasan adalah penguapan yang berlebihan, kenyamanan, dan penyebaran penyakit.

Kebutuhan untuk melakukan kegiatan pemangkasan atau perawatan terhadap pohon sangat tergantung pada usia dan kesehatan pohon tersebut, lokasi, habitat pertumbuhan dan spesies atau varietasnya (Wright, 1984). Menurut Kumurur (2002) pemangkasan pada rumput bertujuan agar tetap terjaga sesuai dengan standar ketinggian rumput pada lahan.

(35)

11

1. Memperbaiki lingkungan pertumbuhan tanaman, yaitu mengatur penerimaan sinar matahari, suhu dan kelembaban

2. Memelihara atau mengurangi ukuran tanaman sebagai upaya mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak teratur serta mendapat bentuk baru yang sesuai dengan keragaman (desain).

3. Membuang cabang dan ranting yang rusak atau mati dan mengganggu aktivitas.

4. Merangsang pertumbuhan tunas, bunga atau buah..

Pemupukan

Menurut Carpenter et al. (1975) mengemukakan bahwa pupuk bukan pengganti cahaya matahari dan air, tapi merupakan salah satu faktor lingkungan yang harus seimbang untuk menciptakan tanaman potensial. Menurut Lingga (1986) ada tiga hal yang harus diperhatikan untuk menguasai lika-liku memupuk, yaitu tanah, tanaman dan pupuk. Tanah yang baik adalah tanah yang mempunyai unsur hara yang cukup, strukturnya gembur dan remah sehingga udara dan air tanah berjalan lancar, temperaturnya stabil yang dapat memacu jasad renik tanah yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di dalam tanah.

Dalam melakukan pemupukan, cara memupuk juga harus diperhatikan. Menurut Arifin (2000) metode atau cara pemupukan yang biasa dilakukan yaitu thumb methode, trenching methode (paritan), broadcast (menyebar), punch-bar methode dan metode tekanan udara. Selain itu pemupukan juga dilakukan dengan cara penyuntikan pada batang atau ranting pohon (transfusi).

Pengendalian Gulma

(36)

pengganggunya berupa rumput sehingga pengendalian gulma dengan herbisida dikhawatirkan dapat mematikan tanaman utamanya.

Pendangiran atau Penggemburan Tanah

Sternloff dan Warren (1984) mengemukakan bahwa tujuan dari pendangiran atau penggemburan tanah adalah untuk menyediakan udara bagi akar tanaman. Sedangkan Arifin dan Nurhayati (2005) menjelaskan bahwa pengelolaan tanah yang baik dan dilakukan penggemburan dengan frekuensi tertentu, selain memberikan aerasi tanah yang baik juga dapat membunuh hama dan lundi-lundi yang ada di dalam tanah.

Menurut Sulistyantara (2002) penggemburan bertujuan untuk memperbaiki keadaan tanah sehingga keadaan granulasi, udara tanah, dan air tanah tetap baik.

Pengendalian Hama Penyakit

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman dapat menimbulkan gangguan dan kerusakan terhadap tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap hama penyakit tersebut. Menurut Arifin dan Nurhayati (2005) pengendalian terhadap gulma yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengenal jenis hama yang biasa menyerang tanaman taman. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara karantina, mekanis dan fisik, tehnik budidaya, biologi serta kimiawi dengan menggunakan pestisida.

Pengendalian hama dan penyakit bukan pemberantasan secara langsung, tetapi juga mencakup tindakan pencegahannya. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menjaga lingkungan taman agar tetap bersih dan sehat. Lingkungan yang kotor, lembab, dan kurang sinar matahari, sangat baik bagi pertumbuhan hama dan penyakit tanaman (Sulistyantara, 2002).

Pembibitan

(37)

13

dengan membiakan dan menumbuhkan persediaan bibit tanaman sendiri. Untuk beberapa hal pembibitan dilakukan karena kebutuhan jenis material tanaman karena tidak terdapat pada pembibitan komersil. Alasan membuat pembibitan tanaman lainnya adalah untuk menguji dan mengevaluasi material tanaman baru, sebelum digunakan secara ekstensif dalam penanaman di taman (Sternloff dan Warren,1984).

Menurut Sternloff dan Warren (1984) beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat pembibitan tanaman, yaitu :

1. Volume material tanaman yang dibutuhkan. 2. Mengukur sumber daya komersil.

3. Kemampuan lahan untuk membuat fasilitas yang dibutuhkan. 4. Modal yang cukup untuk membuat fasilitas yang dibutuhkan.

5. Kemampuan pekerja yang berkualitas untuk menjalankan pembibitan.

Tempat pembibitan atau nursery menyediakan bibit yang diperlukan untuk membangun taman baru, maupun mengganti atau menyulam tanaman pada taman yang telah terbangun. Pembibitan tanaman sangat diperlukan untuk taman yang relatif luas, seperti taman umum yang dikelola pemerintah maupun masyarakat seperti taman kota, taman lingkungan, taman jalur hijau, taman rekreasi yang dikelola oleh swasta maupun taman pada lanskap olahraga seperti taman lapangan golf, taman gelanggang atau stadion olah raga, juga pada laskap pemukiman yang dikelola oleh developer suatu real-estate (Arifin dan Nurhayati, 2005).

Sedangkan menurut Arifin dan Nurhayati (2002) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam usaha pembibitan adalah pemilihan lahan dan persiapan fasilitasnya, perbanyakan tanaman, penanaman, dan peletakan bibit, pemeliharaan serta pengelolaan secara keseluruhan seperti tanaman, peralatan, tenaga kerja dan keuangan agar dapat dicapai efisiensi maksimal dan menguntungkan. Cara memperbanyak tanaman sangat beragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. Ada yang tingkat keberhasilannya tinggi ada pula yang rendah. Menurut Mason (2004) jumlah lahan yang dibutuhkan dalam membuat suatu nurseri berkisar antara 0,1 ha sampai dengan ratusan hektar tergantung kepada :

(38)

3. Ukuran dan space dari tanaman yang akan dibibitkan. 4. Jumlah tanaman yang diperlukan.

5. Space untuk fasilitas penunjang.

Keberhasilan dari perbanyakan tanaman sangat bergantung kepada beberapa faktor, misalnya cara perbanyakan yang dipilih, jenis tanaman, waktu memperbanyak dan keterampilan kerja.

(39)

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilakukan disalah satu kawasan pemukiman yang ada di Kota Jambi yaitu perumahan Puri Mayang yang terletak pada Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Madya Jambi. Puri Mayang berada di bawah tanggung jawab PT. Putra Sentosa Prakarsa. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 13 September 2007-15 Desember 2007. Magang dilakukan di bawah pengawasan divisi operasional PT. Putra Sentosa Prakarsa melalui estat manajemen yang ada dilapang. Peta lokasi magang dapat dilihat pada Gambar 2. di bawah ini :

[image:39.595.125.518.304.731.2]

Tanpa Skala

(40)

Batasan Studi

Kegiatan magang hanya difokuskan pada kegiatan pemeliharaan lanskap pemukiman yang ada di permukiman Puri Mayang Kota Jambi.

Metode Kerja

Metode yang dilakukan adalah partisifasi aktif di lapang dengan mengikuti berbagai kegiatan pemeliharaan lanskap di lapangan. Kegiatan pemeliharaan di lapang meliputi :

1. Mengikuti dan mengawasi pelaksanaan pemeliharaan lanskap di lapang yang menyangkut koordinasi tenaga kerja, waktu, peralatan dan bahan.

[image:40.595.111.529.388.704.2]

2. Wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pemeliharaan lanskap. Dari wawancara diperoleh data tentang sistem pembagian kerja, teknik pemeliharaan, bahan dan alat yang digunakan, jadwal pemeliharaan, anggaran biaya serta kondisi umum di lapang.

Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Cara Pengambilan Data

No Jenis Data Sumber Data Cara Pengumpulan

1 2 3 4 6 7 8 9

Keterangan : PT. PSP : PT. Putra Sentosa Prakarsa 10

Luas dan Batas Wilayah

Hidrologi

Iklim

Vegetasi dan satwa

Aksesibilitas

Sirkulasi

Fasilitas dan utilitas

Pengguna Pekerjaan pemeliharaan PT. PSP PT. PSP BMG Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan PT. PSP

PT. PSP dan

lapangan

Studi pustaka, survei, wawancara

Studi pustaka

Studi pustaka

Studi pustaka, survei , wawancara

Studi pustaka, survei wawancara

Studi pustaka, survei, wawancara

Studi pustaka, survei, wawancara

Survei, wawancara

Studi pustaka, survei

Survei, wawancara

BMG : Badan Meteorologi dan Geofisika

(41)

KONDISI UMUM PURI MAYANG

Sejarah

Puri Mayang sebagai salah satu bentuk pemukiman mewah yang dikelola oleh PT. Putra Sentosa Prakarsa (PSP) dan dibangun pada tahun 2000 yang telah mendapat izin mendirikan lokasi dan pembebasan wilayah melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi N0. 638. 90 / SK. 3572. BPN / 94. Perjalanan yang panjang dan sukses terlihat dari sederetan pengalaman perusahaan ini dalam bidang properti manajemen yang ada di Jambi. Sebagai referensi, PT. PSP hingga saat ini telah membangun kawasan pemukiman untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal di wilayah Kota Jambi, diantaranya Villa Gading Mayang, Puri Mayang, Grand Kenali, Villa Kenali 1, Villa Kenali II, Barcelona Regency.

Letak dan Luas

Puri Mayang merupakan kawasan hunian bernuansa estat yang terletak di Kelurahan Mayang Mangurai, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Provinsi Jambi. Batas wilayah permukiman Puri Mayang.

Utara : Komplek Perumahan Villa Kenali I dan Rumah Sakit Kota Timur : Kawasan Pemukiman Penduduk

Barat : Komplek Perumahan Pertamina

Selatan : Kawasan Pemukiman Penduduk dan Hutan Kota

(42)

Aksesibilitas

Lokasi permukiman Puri Mayang terletak di tengah-tengah Kota Jambi. Untuk menuju lokasi selain menggunakan kendaraan pribadi juga dapat menggunakan kendaraan umum (angkot) berwarna kuning dengan jurusan Mayang.

Kawasan permukiman Puri Mayang memiliki satu buah pintu gerbang sebagai akses untuk menuju lingkungan pemukiman. Pintu gerbang ini digunakan sebagai tempat keluar masuk para penghuni, pengunjung, karyawan, kebutuhan pelayanan.

Iklim

Kota Jambi beriklim tropis, dengan curah hujan hampir merata sepanjang tahun, sebagai gambaran iklim pada tahun 2007, tercatat :

1. Suhu minimum rata-rata 22,7° C . 2. Suhu maksimum rata-rata 32,4° C. 3. Suhu rata-rata 26,40° C.

4. Rata-rata hari hujan pada bulan basah adalah 17 hari, sedangkan rata-rata curah hujan 294 mm per bulan.

5. Rata-rata hari hujan pada bulan kering adalah 11 hari, sedangkan rata-rata curah hujan 156 mm per bulan.

6. Kelembapan udara rata-rata 85 %.

7. Kecepatan angin 20 knot. Kecepatan angin tidak berpengaruh terhadap ketahanan tegaknya pohon-pohon.

8. Daerah hujan rata-rata berkisar antara 1500-2700 mm per tahun dengan intensitas antara 58-147 mm per hari. Musim kemarau berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi antara bulan Nopember sampai dengan bulan April.

9. Penyinaran Matahari : Rata-rata penyinaran matahari di Kota Jambi tahun 2006 sebesar 41,7 % dengan radiasi penyinaran tertinggi terjadi pada bulan juni yaitu 90 % dan terendah pada bulan Januari dan Desember yaitu sebesar 20 %.

(43)

19

Tanah

Jenis tanah di Kotamadya Jambi pada umumnya tanah Organosol atau Alluvial berupa pasir merah kuning, batuan kerikil sampai dengan pasir halus. Pada daerah tergenang keadaan tanahnya kurang baik ini dikarenakan muka air tanahnya dalam, kondisinya mudah terurai dan kurang mineral.

Jenis-jenis tanah yang ada pada sebagian besar daerah di propinsi Jambi sebagian besar relatif sama yaitu tanah Organosol, Latosol, Andosol, dan Podsolik.

Jenis tanah Latosol merupakan jenis tanah yang terdapat pada lokasi kawasan permukiman Puri Mayang. Jenis tanah ini berkadar liat yang tinggi mempunyai pH 6–7 ( netral ).

Hidrologi

(44)

Gambar 3. Rumah Pompa Kluster Bougenville

Vegetasi dan Satwa

Jenis vegetasi dan satwa yang berada pada tapak sangat beragam. Vegetasi tediri dari jenis pohon, semak, penutup tanah. Vegetasi yang sesuai dengan iklim di Jambi sendiri yaitu Kelapa Sawit dan Pulai. Jenis satwa yang banyak dijumpai pada area pemukiman yaitu burung, kucing, anjing, reptil dan amphibi (Lampiran1, Lampiran 2, dan Lampiran 11)

Sosial Ekonomi

(45)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur Organisasi Struktur Organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa

PT. Putra Sentosa Prakarsa berlokasi di Jl. Prof. Dr. M. Yamin, SH No. 26/34 Simpang Kawat Jambi 3600. PT. Putra sentosa Prakarsa didirikan pada tahun 1992 dan telah membentuk struktur organisasi untuk implementasi proyek pemukiman. Struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing jabatan menjadi dasar untuk menentukan posisi, kewajiban, wewenang, tanggung jawab, serta hubungan antar bagian dalam organisasi. Sebagai salah satu pengembang (developer) kawasan permukiman PT. Putra Sentosa Prakarsa dituntut untuk memiliki suatu mekanisme kerja yang profesional dan terkoordinasi dengan baik. Sebagai sebuah perseroan terbatas, anak pimpinan tertinggi PT. Putra Sentosa Prakarsa dipimpin oleh seorang presiden direktur utama. Dalam menjalankan tugasnya, presiden direktur dibantu oleh seorang sekretaris dan beberapa bagian divisi. Adapun struktur organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa mencakup :

1. Presiden Direktur : Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk merumuskan kebijakan umum perencanaan dan pengelolaan secara menyeluruh. Presiden direktur juga bertugas memberikan pembinaan, pengarahan, petunjuk, dan pengawasan kegiatan operasional perusahaan.

2. Sekretaris : Mempunyai tugas membantu pekerjaan presiden direktur dalam menangani tugas-tugasnya.

3. Divisi Tehnik : Menjalankan tugas dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan proyek di lapangan, seperti jalan, saluran, bangunan dan lain-lain. 4. Divisi Operasioanal: Melakukan pengelolaan, pengontrolan pelaksanaan

proyek dan pemeliharaan kawasan, drainase dan kelestarian lingkungan. 5. Divisi Administrasi, Keuangan dan personalia : Melakukan pengawasan dan

bertanggung jawab atas semua proses administrasi keuangan dan personalia. 6. Divisi Hukum dan Legal : Mengelola administrasi perusahaan dalam hal yang

(46)

dengan pembangunan, seperti pembuatan akta tanah, negosiasi pembelian tanah proyek milik penduduk.

7. Divisi Marketing : Melaksanakan tanggung jawab yang berkaitan dengan pemasaran pemukiman Puri Mayang.

8. Divisi Keamanan : Melakukan tugas pengamanan dan bertanggung jawab atas kondisi keamanan dan kenyamanan penghuni maupun area sekitar Puri Mayang.

Secara garis besar, susunan organisasi PT. Putra Sentosa Prakarsa dapat di lihat pada Gambar 4. di bawah ini

Presiden Direktur

Div Operasional

Div

Hukum & Legal

Div

Marketing

Security

Sekretaris

Div

Administrasi

Estat Manajemen

Staf Staf Staf Staf Div

Planing and design

[image:46.595.104.558.280.481.2]

Staf

Gambar 4. Struktur Organisasi PT.Putra Sentosa Prakarsa

Organisasi merupakan suatu sistem yang mengkoordinasikan aktivitas orang-orang yang ada dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi yang baik akan membantu setiap orang yang ada di dalam oragnisasi tersebut. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan suatu organisasi yaitu adanya struktur organisasi, tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari setiap bagian yang ada di dalam organisasi tersebut.

(47)

23

bagaimana cara melaksanakan tugasnya masing-masing, mengerti batas kewenangan yang dimiliki, memahami apa yang menjadi tanggung jawab karyawan, sehingga meraka mengerti apa yang harus dikerjakan dan apa yang diharapkan dari karyawan tersebut. Kondisi yang demikian akan menjadikan kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan lancar.

Struktur Organisasi Pemukiman Puri Mayang

naungan PT. Putra Sentosa Pra

anajemen dibantu ole

teknik yang dia

Organisasi Permukiman yang berada dalam

karsa dipimpin langsung oleh kepala Divisi Operasional. Dalam pelaksanaan di lapangan divisi operasional dibantu oleh seorang estat manajemen untuk masing-masing wilayah pemukiman. Estat manajemen mempunyai peranan yang penting dalam pemeliharaan dan pengelolaan lanskap permukiman. Estat manajemen juga bertanggung jawab langsung terhadap segala kegiatan pemeliharaan, pengelolaan, administrasi, bahkan masalah yang berhubungan langsung dengan komplain dari penghuni atau pemilik rumah.

Selain itu dalam melaksanakan kegiatan di lapang, estat m

h bagian planing and design (pimpro) yang ada disetiap lokasi pemukiman yang masih berada dalam pengawasan PT. Putra Sentosa Prakarsa.

Bagian Engineering Service mengurus segala jenis masalah

[image:47.595.118.500.585.722.2]

lami penghuni permukiman, seperti jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan air bersih, saluran limbah, dan fasilitas umum berupa penerangan umum dan perusakan jalan. Bagian Security bertugas menjaga keamanan seluruh kawasan pemukiman. Secara umum struktur organisasi pemeliharaan lanskap pemukiman Puri Mayang dapat di lihat pada Gambar 5. di bawah ini

Gambar 5. Struktur Organisasi Permukiman Puri Mayang

Estat Manajemen Divisi Planing & Desigin (Pimpro)

Enginering service Security

(48)

Estate m rasian dan me

il kerja yan

n Puri Mayang sendiri dap

termasuk permukiman Puri Mayang

anajemen bertanggung jawab atas pengelolaan, pengope

melihara seluruh fasilitas umum di kawasan permukiman Puri Mayang seperti taman lingkungan, sampah, kebersihan lingkungan, dan drainase. Estate manajemen dipimpin oleh seorang kepala estate manajemen yang mempunyai tugas langsung untuk mengkoordinasikan dan mengontrol kegiatan pemeliharaan taman atau lanskap serta kegiatan kebersihan lingkungan. Setiap pegawai taman menangani pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang meliputi pembersihan area, penyiraman tanaman, pemangkasan, pemupukan, pembersihan gulma, hama dan penyakit. Sedangkan bagian kebersihan lingkungan langsung dilakukan oleh petugas kebersihan yang berasal dari dinas kebersihan Kota Madya Jambi

Estat manajemen langsung memantau secara kontinyu terhadap has

g dilakukan para pekerja pemeliharaan melalui masing-masing mandor. Estat manajemen dalam memantau para mandor dan pekerja taman banyak dibantu oleh tim pengawas sekaligus bagian planning and design (pimpro) yang terdiri dari 4 orang. Selanjutnya untuk masalah yang berkenaan dengan administrasi seperti proses surat perjanjian kerja sama ( SPK ), proses penagihan gaji, pengarsipan dan hal yang berkenaan dengan alat-alat perkantoran menjadi tanggung jawab estat manajemen. Selain itu, estat manajemen membuat absensi mandor serta pegawai disetiap area. Laporan rekapitulasi ini menjadi persyaratan untuk penagihan dan pencairan gaji mandor serta upah para pegawai. Iuran kebersihan lingkungan ke setiap warga yang ada di lingkungan permukiman Puri Mayang juga menjadi tanggung jawab estat untuk menagih ke setiap penghuni.

Struktur organisasi yang ada di lanskap permukima

(49)

25

Pemeliharaan Lanskap Permukiman Puri Mayang

Konsep Pere

Puri Mayang sudah dibangun sejak awal tahun 2000. Pembangunan bertujuan nian mewah dengan menggunakan konsep rumah taman. Ko

ahan dan bentukan lanskapnya saja. Op

onsep tata hijau di kawasan permukiman mengutamakan pemilihan tanaman kondisi alam Puri Mayang. Hal ini dilakukan untuk ncanaan

untuk menyediakan hu

nsep rumah taman yang dikembangkan adalah lingkungan rumah yang alami cenderung mengutamakan penyediaan taman bagi para penghuni maupun pengunjung. Akomodasi di permukiman Puri Mayang berupa kawasan hunian, bisnis, rekreasi berkaiatan erat (Lampiran 8.) dengan adanya penggunaan taman. Saat ini kawasan permukiman Puri Mayang masih dalam tahap pengembangan, namun berbagai fasilitas yang ada di dalam kawasan harus tetap terjaga keberlangsungan termasuk keberadaan taman yang indah dan nyaman. Konsep rumah taman yang dibangun di permukiman Puri Mayang tidak hanya berlangsung untuk saat ini saja melainkan untuk masa yang akan datang. Untuk dapat terus menjaga eksistensi dan keberlanjutan kawasan pemukiman, Puri Mayang melakukan kegiatan pemeliharaan yang nantinya diharapkan dapat terus menjaring konsumen serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen permukiman Puri Mayang itu sendiri.

Pembangunan suatu kawasan pemukiman dilakukan tidak hanya sampai kepada tahap pembangunan perum

timalisasi pemeliharaan merupakan tahap paling penting setelah kegiatan pembangunan untuk menjaga eksisitensi dan keberlanjutan fungsi serta estetika suatu lanskap pemukiman. Berbagai fasilitas yang dapat digunakan seperti fasilitas Mayang Club ( gedung serba guna, kolam renang, fitnes centre, water boom), fasilitas umum, komersial (ruko), fasilitas olah raga berupa lapangan golf sedang dalam tahap awal pembangunan. Berdasarkan master plan (lampiran 12) pembangunan kawasan yang telah berlangsung adalah kluster Anggrek, kluster Casablanca, kluster Bougenville, Mayang Raya, Mayang Club.

Konsep Tata Hijau K

(50)

me

jalur sirkulasi utama. Tanaman yang

2.

i tanam jenis semak dan tanaman penutup tanah

Ko

Konsep sirkulasi jalan utama hanya difokuskan pada sirkulasi kendaraan. Jalur mukiman dilapisi aspal, dengan lebar badan jalan 6-10 meter. Sirk

setiap kluster pemukiman, lebar badan jalan 10 meter dengan dua

3.

erlawanan tanpa

Ko

Secara umum permukiman Puri Mayang merupakan hunian mewah yang luster. Ruang pemukiman yang sudah terbangun terdiri dari Kawasan hunian meliputi rumah dengan berbagai tipe mulai dari tipe 280 sampai mudahkan tanaman beradaptasi dan tidak memerlukan pemeliharaan yang intensif. Akan tetapi banyak juga tanaman yang merupakan introduksi dari luar Provinsi Jambi. Fungsi tanaman yang ingin ditimbulkan pada konsep tata hijau ini adalah sebagai pengarah, peneduh, estetis.

1. Tata hijau pengarah untuk memberi arahan kepada penghuni maupun pengunjung pemukiman. Terletak pada

digunakan pada umumnya tanaman kelapa sawit (Elaeis guinenis).

Tata hijau peneduh terletak pada beberapa area taman di setiap kluster untuk memberikan rasa nyaman.

3. Tata hijau estetis memberikan kesan menarik melalui penataan berbagai jenis tanaman. Pada umumnya d

lainnya. Pemilihan tanaman lebih banyak menggunakan tanaman berbunga dan berbagai bentuk daun.

nsep Sirkulasi

jalan di kawasan pe

ulasi jalan pada kawasan dibagi menjadi 3 diantaranya :

1. jalan arteri, satu jalur dua arah yang berlawanan selebar 6 meter dengan berm 4 meter;

2. jalan kolektor, yaitu jalan yang menghubungkan jalan utama dengan jalan masuk ke

arah berlawanan dan berm 1,5 meter, batas antara jalan utama dengan jalan kolektor ditandai dengan taman gerbang pada setiap kluster.

jalan subkolektor, yaitu jalan yang melintasi setiap kluster di sebuah permukiman, lebar badan jalan dengan dua arah yang b

median dan berm 1,5 meter.

nsep Tata Ruang

(51)

27

den

erania, minimalis, dan modern minimalis. Pembangunan

2.

a dan taman median jalan.

4. ablanca.

m

m fasilitas, misalnya tempat reflexologi,

5.

andi bola untuk anak-anak umur di bawah 7 tahun, dan

jad

sist mbeli diberikan kebebasan untuk mendesain

ben

gan tipe 39, kawasan bisnis berupa pusat perdagangan seperti rumah toko (ruko), kawasan rekreasi (Mayang club, taman bermain, taman kluster, taman gerbang kluster dari 6 cluster yang akan direncanakan, taman gerbang, taman kluster, dan ruang terbuka hijau yang terdapat di dua kluster yaitu kluster Anggrek dan kluster bougenville.

1. Kluster : Konsep perencanaan kawasan pemukiman Puri Mayang mengembangkan berbagai tipe rumah. Pembangunan pada umumnya mengikuti gaya medit

rumah yang mengikuti gaya mediterania yaitu terdapat di mayang raya dengan tipe rumah 123, kluster bougenville dengan tipe rumah 123 dan 80. Sedangkan pembangunan rumah yang mengikuti modern minimalis dan minimalis yaitu kluster Anggrek dan kluster Casablanca.

Taman Gerbang : Taman gerbang merupakan welcome area yang dapat dinikmati pengunjung saat memasuki lokasi permukiman Puri Mayang. Taman ini terdiri atas taman gerbang utam

3. Taman kluster : Taman kluster terdapat pada kluster Casablanca, kluster Anggrek, kluster Bougenville.

Taman Bermain : Taman bermain terdapat pada kluster Cas

Penghuni dapat elakukan aktivitas di dalam taman, karena di dalam taman tersebut terdapat berbagai maca

tempat bermain untuk anak-anak ( jungkat jungkit, ayunan, panjatan besi, dan papan seluncuran dengan bak pasir ), dilengkapi lampu taman, bangku taman, serta tempat sampah.

Mayang Club : Fasilitas yang ada di Mayang Club terdiri dari ruang convention centre, water boom, fitnes centre dan aerobic, fasilitas untuk bermain anak seperti m

kolam pancuran (Lampiran 11)

Pada proses pembangunan perumahan, pihak pengelola menyediakan rumah i dan kavling kosong. Untuk pembuatan rumah pada kavling kosong diterapkan

em open ended design, yaitu pe

(52)

permukiman Puri Mayang dibagi terdiri dari permukiman, jalan utama dan jalan lingkungan, taman, ruang terbuka hijau, fasilitas umum dan fasilitas komersial.

Secara garis besar Kawasan Wilayah Terbangun (KWT) yang ada di lokasi pemukiman Puri Mayang pada Tabel 2.

Tab

Luas Efektif

Proporsi terhadap Luas total (%)

KWT (%)

el 2. Tata Guna Lahan Kawasan Permukiman Puri Mayang

No Peruntukan

(ha)

1 Pemukiman 374,4 45 14,2 2 Jalan Utama dan Jalan

Lingkungan

7,48 124,8 15

3 Fasilitas Umum dan Fasilitas 11,8 Komersial

91,52 2,17

4 Ruang Terbuka Hijau 8,32 1,1 0 5 Taman 232,96 28 0,5

832,00 100,00 24,88 Total

Sumb ayang Tahun

Be kan rencana induk pengem maste (Lampiran 12.),

mah dengan berbagai tipe mulai ari tipe terbesar yaitu 280 dan tipe terkecil tipe 39. Fasilitas-fasilitas yang ada di kaw

mukiman Puri Mayang memiliki jaringan utilitas yang terdiri dari ringan telekomunikasi, jaringan listrik, dan sistem drainase. Konsep jaringan

bangkan mengacu pada sistem jaringan yang memberikan kea

er : pemukiman Puri M 2007

rdasar bangan r plan

pemukiman yang akan dibangun terdiri dari ru d

asan pemukiman Puri Mayang mencakup Mayang Club, areal komersial (sudah terbangun), lapangan golf, rumah sakit, masjid, dan sekolah (tahap pembangunan).

Konsep Utilitas Kawasan per ja

utilitas ini dikem

[image:52.595.115.512.208.423.2]
(53)

29

Listrik merupakan kebutuhan utama yang digunakan penghuni selama lebih kurang 24 jam di kawasan permukiman Puri Mayang. Jaringan listrik untuk Puri oleh PLN. Penyediaan listrik di Kota Jambi dila

n pemilik atau penyewa bangunan dan pen

(drainase) yang digunakan pada kawasan permukiman uri Mayang menggunakan sistem jaringan tertutup atau jaringan bawah tanah n pasangan batu bata dan dekker penutup. Kawasan per

mis memungkinkan untuk dioperasikan. Sementara men

Mayang saat ini masih dikelola

ksanakan oleh Perum PLN Wilayah IV dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD). Daya listrik untuk tiap rumah sebesar 1300 watt. Pihak pengelola sendiri mempunyai gardu tersendiri. Gardu ini dapat digunakan apabila pasokan listrik dari PLN mengalami gangguan maka listrik dari pihak pengelola sebagai penggantinya. Sepanjang jalan utama dan jalan lingkungan telah dilengkapi dengan penerangan jalan umum. Tiang lampu di letakkan di sisi kiri dan kanan jalan secara berselingan. Penerangan lampu jalan menggunakan lampu neon berwarna kuning natrium, sehingga memberikan nuansa redup dan menarik pada saat sore dan malam hari.

Sedangkan untuk jaringan telepon permukiman Puri Mayang masih dikelola oleh PT. Telkomunikasi. Kebutuhan telepon di kawasan pemukiman pada umumnya digunakan untuk kepentinga

gelola Puri Mayang.

2. Sistem Drainase Sistem pembuangan P

dengan menggunaka

mukiman Puri mayang akan dilengkapi dengan unit pengelolaan limbah terpadu. Unit pengelolaan yang akan direncanakan tersebut dapat melayani 80 % areal Puri mayang, sedangkan sisanya 20% akan diolah secara lokal dengan menggunakan septic tank.

Unit pengelolaan limbah cair terpadu baru akan dibangun dan dioperasikan pada saat jumlah penghuni yang akan dilayani mencapai batas tertentu, sehingga secara teknis dan ekono

(54)

Konsep Pemeliharaan

Pelaksanaan pemeliharaan yang ada di lanskap permukiman Puri Mayang ilakukan dengan sistem kontraktor dengan jangka waktu tertentu atau disebut engan sistem job order. Dalam JO dicantumkan data pelaksana pemelihara n, rincian pekerjaan, nilai nominal pekerjaan, spesifikasi pek

n dan bagaimana pekerjaan diselesaikan dengan

aktor mengambil keuntungan d

d

lanskap, lokasi pekerjaa

erjaan, periode dan ketentuan yang dikeluarkan perusahaan, kemudian pelaksana yang tercantum dalam JO berkewajiban untuk melaksanakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan dalan JO dapat berubah seiring dengan pertambahan area pemeliharaan, tenaga kerja, maupun jika terjadi perubahan terhadap kebijakan-kebijakan dalam perusahaan. Pada setiap akhir periode pihak pelaksana pemeliharaan lanskap akan mengeluarkan berita acara tagihan untuk perusahaan sekaligus melakukan serah terima pekerjaan pemeliharaan lanskap. Setelah serah terima pekerjaan, kontraktor berkewajiban memberikan retensi. Kegiatan ini dilakukan selama 60 hari terhitung sejak serah terima pekerjaan dilakukan. Pada masa ini kontraktor melakukan pemeliharaan seperti menyiram, menegakkan posisi pohon, dan mengganti tanaman yang mati. Selama masa retensi, kontraktor melakukan pemeliharaan 2 kali dalam seminggu dengan tenaga kerja yang disiapkan oleh kontraktor. Menurut Sternloff dan Warren (1984) metode penetapan pekerjaan pemeliharaan tersebut merupakan pemeliharaan dengan kontraktor yaitu pekerjaan menjadi tanggung jawab kontraktor sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan, dimana pihak pengelola tidak dibebankan investasi alat maupun karyawan. Terdapat aspek positif dan negatif dengan menggunakan sistem ini, yaitu :

1. Aspek positif :

a) Tidak ada investasi alat

b) Karyawan yang terlatih baik digunakan c) Tidak ada persoalan karyawan

2. Aspek negatif :

a) Kehilangan kontrol kapa baik

(55)

31

Langkah-langkah yang dapat dilakukan agar aspek negatif dapat diminimalisir nggun

jika me akan sistem ini adalah : 1.

2.

rimakan kepada meliharaan lanskap yang dalam eh mandor. Mandor berkewajiban untuk men

1.

yang berada di lingkungan perumahan dan

3. osong yang belum dibangun dan dibeli.

yan haraan terhadap kawasan permukiman Puri

lakukan den

Memilih kerja sama dengan perusahaan yang bereputasi baik. Membuat spesifikasi yang lengkap dan rinci.

3. Mengawasi pekerjaan kontraktor.

Setelah masa retensi, pemeliharaan terhadap lanskap diserah te estat manajemen dan dilakukan oleh pekerja pe

pengawasan di lapang dilakukan ol

yediakan dan mengkoordinasikan sejumlah pegawai agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan prosedur dan kriteria yang telah ditetapkan oleh PT. Putra Sentosa Prakarsa. Para mandor dan pegawainya mengerjakan aspek pemeliharaan fisik pada areal yang menjadi tanggung jawabnya. Permasalahan kepegawaian yang muncul di setiap area menjadi tanggung jawab mandor dan dilaporkan kepada estat manajemen atau para pengawas ( pimpro ).

Pihak pengelola permukiman Puri Mayang melakukan pemeliharaan terhadap kawasan berdasarkan skala prioritas. Pemeliharaan lanskap berdasarkan skala prioritas dilakukan sebagai berikut :

Prioritas utama berada di sepanjang jalan utama dan di setiap taman cluster yang berada di setiap kluster.

2. Prioritas kedua pada jalur hijau kavling kosong yang telah dibeli. Prioritas ketiga pada kavling k

Langkah tersebut dilakukan mengingat keterbatasan tenaga kerja dan peralatan g dimiliki untuk melakukan pemeli

Mayang dengan luasan yang besar sehingga pemeliharaan tidak dapat di

(56)

Tenaga Kerja.

Jumlah tenaga kerja pemeliharaan yang ada di lokasi permukiman Puri ayang sebanyak 20 orang. Tenaga kerja tersebut sebagian besar adalah tinggal di sekitar kawasan permukiman Puri Mayang tapi ada jug

ngan baik dan dapat memberikan motivasi bagi para pek

M

masyarakat yang

a sebagian yang berasal dari pulau jawa yang direkomendasikan oleh kontraktor taman. Tenaga kerja pemeliharaan pada umumnya berpendidikan SD hingga SLTA. Jumlah tenaga kerja untuk cakupan wilayah Puri Mayang yang terus dikembangkan tidak sesuai dan dapat mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak optimal untuk dilakukan. Penambahan jumlah tenaga kerja di lingkungan permukiman Puri Mayang sangat perlu dilakukan oleh pihak pengelola mengingat luasan area yang dimiliki permukiman Puri Mayang. Jumlah tenaga kerja yang sedikit dan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja akan berpengaruh kurang baik terhadap hasil pemeliharaan. Keseimbangan jumlah tenaga kerja dengan cakupan wilayah yang luas akan membuat kegiatan pemeliharaan lanskap kawasan pemukiman menjadi lebih optimal dan target penyelesaian pekerjaan tercapai. Faktor tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pemeliharaan oleh karena itu perekrutan tenaga kerja harus dilakukan selektif mungkin misalnya dengan melihat tingkat pendidikan dari tenaga kerja, kemampuan dan keterampilan untuk bekerja. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap efesiensi dan efektivitas kerja Tingkat pendidikan yang rendah akan berpengaruh kurang baik terhadap hasil pemeliharaan sebaliknya tingkat pendidikan yang tinggi mampu menangani berbagai masalah yang dihadapi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pada pemeliharaan. Kapasitas kerja mereka juga harus berkerja secara efektif dan ekonomis. Dimana pekerjaan para tenaga kerja harus terlaksana dengan baik dan selesai pada waktunya sehingga tidak ada pekerjaan yang terbengkalai.

Setiap kelompok tenaga kerja yang ada di lingkungan pemukiman Puri Mayang dipimpin oleh seorang mandor. Seorang mandor yang baik harus dapat memimpin para pekerjanya de

(57)

33

tanggung jawab untuk memelihara seluruh elemen lansakap yang ada di permukiman Puri Mayang. Apabila pada areal lanskap terdapat banyak pekerjaan sehingga membutuhkan bantuan, demi efektivitas dan efisiensi pekerjaan maka estat manajemen akan mengambil tenaga kerja dari kluster yang lain.

Tenaga kerja yang ada di lokasi permukiman bekerja dalam satu shift yang dimulai dari pukul 07.00–17.00. Waktu istirahat bagi para tenaga kerja pemeliharaan yaitu pukul 11.00–13.00. Absensi dilakukan setiap hari di bawah pen

anajemen hanya mengadakan pertemuan rutin dengan para man

meliharaan dilakukan dengan mengambil eberapa kegiatan pemeliharan fisik di lapang. Pelaksanaaannya dilakukan dengan

sanakan tugasnya, lalu dihitung lua

gawasan mandor pada setiap kluster. Dalam satu minggu tenaga kerja mempunyai jatah satu hari untuk libur yang ditetapkan oleh estat manajemen. Jika ada pekerja yang tidak masuk maka akan dipotong upahnya sebanyak jumlah hari yang ia tidak masuk.

Kurangnya komunikasi antara estat dan pekerja pemeliharaan merupakan kendala dalam mengevaluasi hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh pekerja pemeliharaan. Estat m

dor setiap bulan guna membahas permasalahan-permasalahan dan langkah pemecahannya. Hanya orang-orang yang berkualitas dan terlatih dengan baik dan mampu menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan yang dibutuhkan tapak dan perlu diadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pemeliharaan dengan mencantumkan standar penampilan fisik tanaman (Carpenter et al, 1975). Pengawasan terhadap tenaga kerja dalam pelaksanaan pemeliharaan dengan mencantumkan standar penampilan fisik tanaman di kawasan oleh estat dapat membuat evaluasi terhadap kinerja pelaksana dapat lebih terarah

Kapasitas Kerja Tenaga Kerja Pemeliharaan Kapasitas kerja tenaga kerja pe

b

mengamati satu tenaga kerja yang sedang melak

(58)

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang
Gambar 2. Peta Lokasi Magang
Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Cara Pengambilan Data
Gambar 4. Struktur Organisasi PT.Putra Sentosa Prakarsa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya nilai iman dam amal shaleh itu bersifat abstrak, tidak terjangkau oleh indera manusia, tetapi dengan metode amtsal, sifat abstrak dari iman dan amal shaleh itu

Pendanaan yang berasal dari luar, yaitu berasal dari hutang ( debt financing ). Kebutuhan dana yang mampu dibiayai oleh modal saham atau laba ditahan akan menghemat

Kenapa Madinah disebut sebagai identitas sistem sosial normal, tak lain karena jalinan intersubjektivitas (keberterimaan manusia dengan manusia) yang terbangun dari seluruh

Saksi Tasya, saksi Agustina dan saksi Fadila bertemu terdakwa di halaman Hotel Sunggal, kemudian ketiga saksi tersebut dibawa terdakwa ke lobby Hotel Sunggal

Buku DASAR NEGARA; Hubungan Pancasila , Marhaenisme, Marxisme dan Kapitalisme dalam Skema Politik Indonesia ini tidak hanya memberikan gambaran tentang bagaimana dasar

Namun selain beberapa kelebihan tersebut, K-Nearest Neighbor juga memiliki kekurangan yaitu membutuhkan nilai K sebagai parameter, jarak dari data percobaan tidak dapat

Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa mayoritas responden (89 %) menyatakan puas dengan upaya Pemda dalam membantu masyarakat untuk memahami bagaimana memperoleh

Sejalan dengan meningkatnya meningkatnyan produksi TAHU BAXO ibu Pudji, maka bahan baku tahu tidak lagi bisa dipenuhi oleh Pabrik Tahu Pringapus, yang maksimalnya hanya mampu