• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL

BELAJAR IPA

Kadek Ayu Nataliani1, I Made Citra Wibawa2, I Nyoman Murda3

1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: 1dekayuani@gmail.com, 2dekwi_petiga@yahoo.com 3inyoman.murda@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran course review horay dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas V Gugus I Kecamatan Banjar tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan eksperimen semu (Quasi Eksperimen), dengan desain non equivalent post test only control group desain. Populasi penelitian seluruh kelas V SD di Gugus I Kecamatan Banjar dengan jumlah siswa 145. Sample penelitian ini yaitu kelas V SDN 3 Kaliasem dan SDN 3 Temukus berjumlah 59 orang. Instrument pengumpulan data yang digunakan berbentuk tes pilihan ganda.Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t) dengan rumus polled varians. Rata-rata hasil belajar IPA kelompok eksperimen (80.80) lebih tinggi dari pada kelompok kontrol (56.66). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA siswa.

Kata kunci: Course Review Horay, Hasil Belajar, Media gambar, Abstract

The study aims to determine the significant differences of science learning outcomes between groups of students who were taught by the learning model of course review horay and group of students who were taught by using conventional learning model in class V Gugus I Banjar sub-district of academic year 2016/2017. The research is a quasi experiment (Quasi Eksperimen), with non equivalent design post test only control group design. The population of the research was all of grade V SD in Gugus I, Banjar sub-district with the number of students 145. Sample of this research is class V SDN 3 Kaliasem and SDN 3 Temukus amounted to 59 persons. The data collection instrument used in the form of multiple choice test. The data obtained were analyzed using descriptive statistical analysis technique and inferential statistic (t-test) with the formula of polled variance. The average learning outcomes of the experimental group IPA (80.80) were higher than in the control group (56.66). The results showed that there were significant differences in students' learning outcomes.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberadaan sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat menentukan nasib suatu bangsa, sehingga setiap bangsa menuntut agar memiliki wawasan terhadap ilmu pengetahuan dan dapat mengembangkannya dalam kehidupan. Sumber daya manusia suatu bangsa yang berkualitas dapat dihasilkan salah satunya melalui pendidikan. Hal ini sejalan dengan Nurhadi (2004:1) yang menyatakan bahwa, “kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan”. Pelaksanaan pendidikan yang optimal dimulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar.

Pada jenjang ini tentunya terjadi proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan guru berperanan penting untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efesien.

Namun saat ini, proses pembelajaran masih belum dapat tercapai secara maksimal. Hal ini terjadi pada salah satu mata pelajaran yaitu mata pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA diperkenalkan sejak dini yang akan menjadi pondasi yang kuat untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mata pelajaran IPA memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, sebab IPA melatih siswa berpikir logis, rasional, kritis dan kreatif atau berpikir secara ilmiah.Oleh sebab itu, dalam pembelajaran IPA diperlukan model pembelajaran inovatif yang menuntut siswa terlibat langsung dan aktif dalam proses pembelajaran.

Dilihat dari permasalahan tersebut, permasalah ini juga terjadi di Gugus I Kecamatan Banjar. Proses pembelajaran IPA di gugus ini masih belum sesuai harapan. Hal tersebut dikarenakan masih banyak kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam proses pembelajaran IPA.

Hasil observasi adalah kelas V SD di Gugus I Kecamatan Banjar menunjukkan

bahwa pembelajaran IPA masih berpusat pada guru (teacher centered). Cenderung guru yang lebiih aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang menarik minat siswa, karena cenderung guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode ceramah, sehingga siswa menjadi kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan enggan untuk bertanya. Kemudian, situasi pembelajaran yang kurang menyenangkan, dikarenakan guru tidak pernah mengajak siswa untuk melakukan permainan dalam suatu pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dan tidak memperhatikan guru dalam mengikuti pembelajaran. hal tersebut akan berdampak buruk pada hasil belajar IPA siswa dan kurang adanya interaksi siswa di kelas saat pembelajaran, sehingga pembelajaran masih bersifat pasif

Berdasarkan wawancara yang dilaksanakan dari tanggal 29 Desember 2016 - 12 Januari 2017 dengan wali kelas V SD di Gugus I Kecamatan Banjar, didapatkan hasil wawancara, yaitu : (1) guru menyatakan kesulitan dalam menggunakan pembelajaran inovatif, selain itu guru juga menyatakan jarang menggunakan media saat proses pembelajaran di kelas. Hal ini menyebabkan dalam proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. (2) guru kurang mengintensifkan pemberian evaluasi pelaksanaan tes, sehingga hasil belajar siswa dalam pembelajaran tidak diketahui. Selain wawancara, observasi juga dilaksanakan saat proses pembelajaran.

Berdasarkan temuan mengenai rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus I Kecamatan Banjar diperkuat dengan hasil pencatatan dokumen yang dilakukan di SD Gugus I Kecamatan Banjar. Didapatkan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah seperti pada tabel 1.1 berikut.

(3)

Tabel 1

Nilai Rata-rata Ulangan Tengah Semester Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas V SD di Gugus I Kecamatan Banjar

No. Sekolah Rata-rata nilai KKM

1 Kelas V SD Negeri 1 Kaliasem 63,21 65 2 Kelas V SD Negeri 2 Kaliasem 52,4 65 3 Kelas V SD Negeri 3 Kaliasem 56,8 65 4 Kelas V SD Negeri 4 Kaliasem 57,5 65 5 Kelas V SD Negeri 3 Temukus 57,9 65 6 Kelas V MI Hasanuddin Kaliasem 57.8 65 Berdasarkan tabel di atas, diketahui

hasil belajar IPA pada aspek kognitif masih terbilang rendah. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tersebut perlu suatu solusi. Dalam hal ini diperlukan perubahan pandangan guru dalam proses pembelajaran, dalam artian mengubah cara mengajar guru dari yang masih menerapkan pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang lebih inovatif dan menciptakan suasana belajar yang aktif. Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran inovatif diharapkan dapat menarik minat siswa untuk mempelajari IPA dan dapat mendorong siswa untuk lebih berperan aktif dalam belajar, sehingga berdampak pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Menanggapi masalah di atas, perlunya pembaharuan pembelajaran yang sesuai, yang dapat dilakukan oleh guru agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat memberikan hasil yang optimal dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran course review horay yang mampu membantu siswa agar aktif dan kreatif dalam pembelajaran serta mampu membangun pengetahuannya. Model pembelajaran course review horaymerupakan model pembelajaran yang menarik dan mendorong siswa untuk dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Menurut Kurniasih dan Sani (2015:80) menjelaskan “Model pembelajaran course review horaymerupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi

meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak “hore!” atau yel-yel lainnya yang disepakati”. Model pembelajaran course review horay dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kelompok yang memiliki sikap ketergantungan yang positif antara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan mengembangkan keterampilan bekerja antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep IPA dan pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar maksimal dalam aspek kognitif. Selain pengguanaan model pembelajaran yang inovatif, media pembelajaran juga berperan penting dalam proses pembelajaran untuk menjelasakan hal-hal yang bersifat kompleks dan abstrak yang sulit dipahami.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membantu guru dalam menyajikan materi pembelajaran yang bersifat kopleks dan abstrak yang sulit dipahami oleh siswa. Jika model pembelajaran dilaksanakan menggunakan media pembelajaran yang sesuai, maka proses pembelajaran akan menjadi lebih kondusif, efesien, efektif dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang diguanakan dalam proses pembelajaran adalah media gambar. Sadiman (2005) menyatakan bahwa media gambar merupakan media yang paling umum digunakan, selain itu media gambar adalah bentuk media ajar yang termasuk jenis media visual yang

(4)

memberikan pengaruh paling besar terhadap siswa diantara jenis media yang lain. Penggunaan media gambar dapat mengatasi kesulitan menampilkan benda aslinya di dalam kelas dan dapat membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada siswa, menghemat waktu, serta menyenangkan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran course review horay berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada kelas V SD di Gugus I Kecamatan Banjar Tahun Pelajaran 2016/2017. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah 1) dapat menghilangkan kejenuhan, meningkatkan motivasi dan menarik perhatian dalam belajar IPA, karena dalam proses pembelajaran tersebut tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif. 2) memberikan pemahaman tentang model pembelajaran course review horay dalam mata pelajaran IPA. 3) dapat menjadi informasi untuk guru-guru dengan selalu mengupayakan pembaharuan dan pengembangan pembelajaran. 4) dapat menjadi informasi berharga bagi para peneliti lain dalam bidang pendidikan (strategi pembelajaran) di tingkat pendidikan dasar untuk meneliti variabel lain yang diduga memiliki kontribusi kuat terhadap konsep-konsep dan teori-teori tentang strategi pembelajaran.

METODE

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Gugus I Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Waktu penelitian adalah pada rentang waktu semester II (genap) tahun pelajaran 2016/2017.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD di Gugus I I Kecamatan Banjar. Gugus ini terdiri dari 6 sekolah, yaitu Kelas V SDN 1 Kaliasem, SDN 2 Kaliasem, SDN 3 Kaliasem, SDN 4 Kaliasem, SDN 3 Temukus. Dan MI Hasanuddin Kaliasem. Jumlah seluruh siswa kelas V SD di Gugus I Kecematan Banjar adalah 145 siswa yang terdistribusi menjadi 6 kelas. Berdasarkan analisis ANAVA pada taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai Fhitung= 1,62. Nilai Ftabel pada dbantar = 5 dan dbdal= 139 yaitu diperoleh Ftabel sebesar 2,28. Ini berarti bahwa harga Fhitung lebih kecil daripada Ftabel, yang berarti H0 diterima. Jadi, tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa Kelas V SD di Gugus I Kecamatan Banjar. Hal ini berarti, populasi penelitian dinyatakan memiliki kesetaraan. Selanjutnya, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling. Dari 6 kelas V yang ada di Gugus I Kecamatan Banjar pengundian tahap pertama dilakukan untuk menentukan sampel penelitian yang terdiri dari 2 kelas. Pengundian tahap kedua dilakukan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari proses pengundian dengan teknik random sampling didapatkan SDN 3 Kaliasem sebagai kelas eksperimen dan SDN 3 Temukus sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan model course review horay berbabtuan media gambar dan kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.

Penelitian ini menggunakan rancangan non-equivalent post-test only control group design. Secara prosedural, desain ini mengikuti pola seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2

Rancangan Non Equivalent Post Test Only Control Group Design (Sumber : dimodifikasi dari Sugiyono, 2015)

Kelompok Perlakuan Post Test

E X O1

(5)

Berdasarkan desain diatas, dapat diterangkan sebagai berikut.

E = Kelompok Eksperimen K = Kelompok Kontrol

X = Perlakuan dengan model pembelajaran course review horay berbantuan gambar

- = Perlakuan dengan model pembelajaran konvensional

O1 = Post-test pada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran course review horay berbantuan gambar dengan ada perlakuan

O2 = Post-test pada kelompok kontrol tanpa ada perlakuan

Adapun tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Menentukan sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian. 2) Meminta izin kepada kepala sekolah di Gugus I Kecamatan Banjar untuk melaksanakan penelitian, 3) Melakukan observasi ke sekolah mengenai proses belajar mengajar di kelas, dan jumlah siswa kelas V SD di Gugus I Kecamatan Banjar, 4) Menentukan populasi penelitian dan melakukan uji kesetaraan hasil belajar IPA siswa kelas V SD di gugus I Kecamatan Banjar. 5) Menentukan sampel penelitian yang terdiri atas dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik random sampling, 6) Merancang perangkat pembelajaran seperti RPP, LKS, instrumen penelitian, dan media pembelajaran, 7) Mengonsultasikan perangkat pembelajaran dan instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian dengan Dosen dan Guru IPA, 8) Melakukan uji coba perangkat pembelajaran dan instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Dilanjutkan dengan melakukan analisis uji yang meliputi: uji validitas, realiabilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya beda instrumen. 9) Memberikan perlakuan model pembelajaran course review horay berbantuan media gambar dalam proses pembelajaran IPA pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. 10) Mengadakan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 11) Melakukan analisis data sesuai dengan

data yang diperoleh. 12) Menyusun laporan penelitian sesuai dengan analisis data yang didapatkan. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada penelitian ini sebanyak 7 kali pertemuan dan 1 kali pertemuan untuk pemberian post-test.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar IPA kelas V dalam penelitian ini berupa tes objektif yakni tes pilihan ganda. Soal yang dibuat terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen untuk menentukan kelayakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan analisis dengan menggunakan uji validitas tes, reliabilitas tes, taraf kesukaran tes, dan daya beda tes.Hasil uji coba instrument dan validasii tes sebanyak 30 butir yang kemudian digunakan sebagai instrumen post-test untuk siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Metode analisis data yang akan digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif berupa mean, median, modus, dan varians data dari setiap variabel yang diteliti. Uji prasyarat analisis data penelitian ini mencakup uji normalitas dengan menggunakan analisis Chi-Kuadrat dan uji homogenitas varians dengan menggunakan Uji-F. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian inii adalah uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus :



2 1 2 1 2 2 2 1 2 1

1

1

2

1

n

n

n

n

X

X

M

M

t

(Agung,2015) Keterangan: 1

M

= rata-rata skor post-test kelompok eksperimen

1

M

= rata-rata skor post-test kelompok kontrol

n1 = banyak siswa kelompok eksperimen

n2 = banyak siswa kelompok kontrol X1 = skor kelompok eksperimen X2 = skor kelompok kontrol

(6)

Kriteria pengujian, terima H0 jika thitung  ttab dan tolak H0 jika thitung > ttab. Harga t pengganti ttab (dengan taraf signifikasi 5%) dengan dk = (n1 + n2) – 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA SD kelas V, sebagai akibat dari perlakuan model pembelajaran course review horay berbantuan media gambar pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol.

Variabel hasil belajar IPA siswa diukur dengan tes hasil belajar IPA, yang terdiri dari 30 butir soal. Skor minimum ideal adalah 0 dan skor maksimum ideal adalah 30. Data hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen dapat disajikan ke dalam bentuk kurva poligon seperti pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1.Kurva Poligon Data Hasil Post-test Kelompok Eksperimen

Berdasarkan kurva poligon di atas, diketahui bahwa modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling negatif, yang

berarti sebagian besar skor cenderung tinggi.

Data hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol dapat disajikan ke dalam bentuk kurva poligon seperti pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Kurva Poligon Data Hasil Post-test Kelompok Kontrol

Berdasarkan kurva poligon di atas, diketahui bahwa mean lebih besar dari median dan median lebih besar dari modus (Mo<Md<M). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling positif, yang berarti sebagian besar skor cenderung rendah. Dalam penelitian ini diperoleh kedua

χ

2hitung skor data hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lebih kecil dari tabel

2

χ

2hitung

χ

2tabel

)

sehingga data hasil belajar IPA siswa berdistribusi normal. Selanjutnya, uji homogenitas varians menunjukkan bahwa Fhitung hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kontrol = 1,47, sedangkan Ftabel dengan dbpembilang = 28, dbpenyebut = 29, pada taraf signifikansi 5% = 1,88. Hal tersebut berarti bahwa varians data hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen. Ringkasan hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3

Rangkuman Hasil Penghitungan Uji-t Pemahaman Konsep IPA Data Kelompok N

X

thitung ttabel(t.s. 5%) Hasil belajar

IPA

Eksperimen 29 80,80

4,95 2,000 Kontrol 30 56,66

(7)

Berdasarkan Tabel 4, diketahui thitung adalah 4,95. Sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% dan db = (n1 + n2) – 2 = 29 + 30 – 2 = 57 adalah 2,000. Hal tersebut berarti, thitung lebih besar dari t tabel (thitung > ttabel), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima dan hasilnya signifikan. Dengan demikan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran course review horay berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD di Gugus I Kecamatan Banjar pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017. Perbandingan hasil perhitungan rata-rata hasil belajar IPA kelompok ekperimen adalah 80,80 lebih besar dari rata-rata hasil belajar IPA kelompok kontrol sebesar 56,66. Hasil uji-t menunjukkan bahwa thitung = 4,95 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% = 2,000. Hasil penghitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel).

Perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran course review horay berbantuan media gambar dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional disebabkan karena perbedaan perlakuan pada langkah-langkah pembelajaran dan proses penyampaian materi. Model pembelajaran course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil, yang dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif karena melatih siswa bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam pembentukan kelompok kecil. Hasil penelitian yang telah didapatkan mendukung teori tujuan dari model pembelajaran kooperatif yang diungkapkan oleh Suprijono (2003:61), yaitu “Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan

pengembangan keterampilan sosial”. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kusumahati (2014) menyatakan “bahwa model pembelajaran kooperatif CRH efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik”. Temuan penelitian yang menunjukan bahwa model pembelajaran course review horay berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama, model pembelajaran course review horay memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentuk kelompok dan berdiskusi. Hal tersebut menyebabkan siswa terlatih berpartisipasi dalam kelompoknya secara demokratis. Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan Herbert Thelen dan Jhon Dewey (dalam Rusman, 2012) yang menyatakan bahwa “model pembelajaran dengan berkelompok dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis”.

Faktor kedua, siswa diberikan kesempatan untuk membuat kotak sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa. Selain itu juga siswa diberi kesempatan untuk menyanyikan yel-yel yang telah disepakati bersama kelompok yang dapat menciptakan suasana belajar yang meriah dan menyenangkan. Hal ini membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Dengan adanya kegiatan ini siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi sekaligus hiburan yang menarik selama proses pembelajaran. Temuan tersebut sejalan dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2009) yang menyatakan bahwa keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi, dan keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.

Faktor ketiga, keterlibatan guru dalam permainan dapat membuat suasana belajar di kelas menjadi lebih hidup dan memberikan kesan yang berbeda pada

(8)

pembelajaran. Hal ini karena siswa dan guru dapat berinteraksi satu dengan yang lain, sehingga terjadinya sebuah ikatan diantara mereka. Suasana belajar seperti ini menjadikan hubungan guru dengan siswa lebih dekat (akrab) dan menjadi lebih ikatan secara sosial. Hal ini sangat membantu pemecahan berbagai masalah yang dihadapi anak dalam proses pembelajaran, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Arends (dalam Trianto, 2007:120), yang menyatakan bahwa “pembicaraan antara guru dan para siswanya menjadi banyak ikatan sosial sehingga kelas menjadi hidup”.

Faktor keempat, kegiatan bermain akan memberikan kesan yang menyenangkan pada diri siswa, karena kegiatan tersebut sesuai dengan salah satu karakteristik siswa sekolah dasar. Melalui kegiatan bermain, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan memperoleh pengetahuan melalui pengalaman bermain yang dilakukannya. Suasana belajar yang seperti ini akan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga tidak mudah bosan untuk mempelajari IPA. Hal ini dapat memupuk minat dan perhatian siswa untuk mempelajari IPA, yang pada akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Temuan ini didukung oleh pendapat Soefandi dan Ahmad (2009), yang menyatakan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kreativitasnya dapat merangsang anak untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan membantu anak untuk memahami dunia sekitar, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh anak.

Faktor kelima, pemberian reinforcement kepada siswa berupa tanda benar (√) dan langsung berteriak “horay…” atau yel-yel lainnya dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga perhatian siswa terpusat pada kegiatan belajar. Selain itu, dengan adanya penghargaan ataupun reward akan membuat siswa lebih aktif dan lebih termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran. Dengan demikian, hasil belajar siswa pun akan semakin meningkat. Temuan tersebut sejalan dengan pendapat Barnawi dan Arifin (2012), yang menyatakan bahwa penguatan dalam bentuk symbol, dapat berupa tanda cek (√), pada hasil pekerjaan siswa dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga hasil belajar kognitifnya pun menjadi optimal.

Selain menerapkan model pembelajaran, penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran merupakan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa sangat antusias dan tertarik dengan digunakannya media gambar dalam pembelajaran. Siswa dapat berpikir secara konkret dan realistis dalam menerjemahkan gagasan yang bersifat abstrak. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitan yang dilakukan Ningrum (2014) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran disekolah dasar media gambar sangat baik digunakan dan diterapkan dalam proses pembelajaran karena media gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi untuk lebih ingin mengetahui tentang gambar yang dijelaskan dan guru pun akan menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar tersebut.

Berdasarkan paparan diatas, penggunaan model pembelajaran course review horay dalam pembelajaran sangat baik digunakan, karena memiliki keunggulan-keunggulan yaitu meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa tidak mudah bosan dalam belajar, dan mempererat hubungan sosial antar siswa. Dengan mengunakan model pembelajaran course review horay aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator, dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar. Hal ini dapat memupuk minat dan perhatian siswa dalam mempelajari IPA,

(9)

yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Perbedaan cara pembelajaran antara pembelajaran dengan model pembelajaran course review horay berbantuan media gambar dan model pembelajaran konvensional tentunya akan memberikan dampak yang berbeda pula terhadap hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran konvensional, guru berperan sebagai sumber informasi, pembelajaran didominasi dengan kegiatan ceramah, dan siswa cenderung dituntut untuk dapat menghafal materi yang disampaikan oleh guru. Dalam pembelajaran konvensional guru sangat memengaruhi proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi subjek pasif. Pada proses pembelajaran guru hanya menjelaskan materi di depan kelas, kemudian siswa diminta mencatat dan megingat materi yang sudah disampaikan oleh guru. Selanjutnya, guru melakukan tanya jawab pada siswa dan memberikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran. Proses belajar yang seperti itu akan menjadikan siswa sangat sulit untuk mengembangkan hasil belajar mereka khususnya dalam pembelajaran IPA. Dengan demikian pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran dalam peyampaian materi didominasi oleh guru (teacher centered). Temuan ini didukung oleh pendapat Rasana (2009), yang meyatakan bahwa penyampaian materi dalam pembelajaran konvensional tesebut lebih banyak dilakukan oleh guru melalui metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari beberapa penelitian tentang penerapan model pembelajaran course review horay. Laptta, ddk., (2014) melakukan penelitian tindakan kelas mengenai penerapan model pembelajaran course review horay pada siswa kelas V D di SD Inpress Sintuwu. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran course review horay dalam pembelajaran IPA mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Meidian Kusumahati (2014) melakukan penelitian, hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran

course review horay terdapat peningkatan hasil belajar pada kelas V mata pelajaran IPA.

Dengan demikian, hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan model pembelajaran course review horay berbantuan media gambar akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan course review horay berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD di Gugus I Kecamatan Banjar pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor hasil belajar IPA siswa dan hasil uji-t. Rata-rata hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran course review horay (80,80) berada pada kategori sangat tinggi sedangkan rata-rata skor hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (56,66) berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil penghitungan uji-t, diketahui bahwa thitung=4,95 dan ttabel dengan dk= 57 pada taraf signifikansi 5% =2,000. Hal ini berarti, thitung lebih besar dari ttabel (thitung> ttabel), sehingga H0 ditolak dan Haditerima.

Dengan demikian, maka penerapan model pembelajaran course review horay berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V Gugus I Kecamatan Banjar.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A. A. Gede. 2015. Statistika Inferensial Disertai Aplikasi ITEMAN dan BIGSTEPS. Singraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Barnawi dan Mohammad Arifin, 2012. Etika

dan Profesi Kependidikan. Ar-Ruzz Media, Jakarta.

(10)

Dimyanti dan Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesional Guru. Jakarta: Kata Pena.

Lapatta. dkk. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu. Jurnal Kreatif Tadulako Online.Vol.5, No.8.

Tersedia pada

http://jurnal.untad.ac.id. Diakses pada tanggal 20 Januari 2016. Meidian Kusumahati 2014. Keefektifan

Model Course Review Horay terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS.Jurnal of Elementary Education.

Tersedia pada

http://journal.unnes.ac.id. Diakses pada tanggal 20 Januari 2016. Ningrum, Elis Panca (2014). Peningkatan

Hasil Belajar Ipa Melalui Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas Ii Di Sdn Belahantengah Mojokerto. Jurnal Mahasiswa. Vol 2, No.3. Tersedia pada

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id. Diakses pada tanggal 20 Januari 2016.

Nurhadi, 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan & Jawaban. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Rasana, Raka. 2009. Model-model Pembelajaran. Laporan Sabbatical Leave. Singaraja: Undiksha.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Sadiman, Arif. 2006. Media Pendidikan

Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatan. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Soefandi dan Ahmad. 2009. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Anak. Jakarta: Bee Media Indonesia. Sugiyono, 2015. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan

R&D.Bandung:ALFABETA.

Suprijono, Agus. 2003. Cooperatif Learning

Teori dan Aplikasi

PAIKEM.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Surabaya: PT Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 1.Kurva Poligon Data Hasil Post- Post-test Kelompok Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Kapal ikan ini akan mengolah hasil tangkapan ikan kurisi yang diperoleh dari para nelayan di atas kapal dengan hasil akhir tepung ikan yang dikemas pada

Dengan demikian, penjelasan tujuan dan sasaran pada hakekatnya merupakan penegasan kembali tentang visi dan misi RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 secara

Dari hasil perhitungan AKK dapat dilihat bahwa jumlah angka kapang khamir pada rimpang segar dan serbuk melebihi batas dari persyaratan yang telah ditentukan oleh

Semua aktivitas kerja sama di bawah Nota Kesepaharnan ini akan dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan dana, personi-1, dan sumber daya lain yang diperlukan

Halaman ini terdapat form-form yang digunakan sebagai inputan data kas berupa pemasukkan dan pengeluaran yaitu setoran bulanan, pasang baru sebagai inputan

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat meneyelesaikan Paper dengan judul Tumor Jinak Palpebra guna memenuhi persyaratan

38 Oleh karena itu, filsafat tidak hanya menjadi sebuah wacana pemikiran, namun sejatinya telah menjadi satu identitas dari sekian produk pandangan hidup yang memberikan

Adapun faktor yang menyebabkan hal tersebut, yaitu : (1) kurang kesinergian dan peran aktif semua guru di lingkungan sekolah untuk peduli dalam membentuk karakter peserta didik;