• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG. Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita**

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG. Oleh : Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita**"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KESESUAIAN TATA RUANG PASAR TRADISIONAL SITEBA KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG

Oleh :

Dina Sulvianti*Bakaruddin**Erna Juita**

*Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This study aims to determine the suitability of spatial traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity.This research is descriptive. The population in this study are existing traders in traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity consisting of merchants and merchant stalls stone table plots totaling 209 merchants. Samples were taken with proportional randomsampling techniques, with the proportion of 50%, thus totaling 104 samples resoponden merchant.Study found that: 1) Location of traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity which means the location is quite good enough to qualify the market in accordance with the criteria for the location of a market, 2) means of traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity category quite well, meaning the market means not qualify a traditional market, 3) infrastructure traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity category quite well, meaning the market infrastructure still needs to be added as yet according to market criteria traidisonal and 4) security traditional market of Siteba District of Nanggalo PadangCity categorized as good, meaningful security market has been qualified for a market.

(2)

PENDAHULUAN

Ruangwilayahnegara Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia sebagai wadah atau tempat tinggal bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidup dan melaksanakan segala kegiatannya. Sehingga, ruang wajib dikembangkan dan dilestarikan pemanfaatannya secara optimal dan berkelanjutan demi kelangsungan hidup yang berkualitas.

Ruang adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer tempat hidup tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Dari pandangan geografi regional, ruang merupakan batas geografi yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial, atau pemerintahan sebagai permukaan bumi dan lapisan tanah di bawahnya serta lapisan-lapisan udara diatasnya (Tarigan, 2005:49).

Ruang dalam hal ini berarti tata ruang, meliputi fisik dan sosial (tanah dan lingkungan) di dalam pemerintahan Kota yang digunakan atau dimanfaatkan untuk mendirikan gedung, bangunan, dan jalur jalan yang menghubungkan antara suatu kota dengan kota lainnya. Dalam usaha untuk menggunakan ruang

secara efisien, manusia menghadapi pilihan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan atau ditempatkan. Secara menyeluruh keputusan penempatan kegiatan tersebut menghasilkan suatu organisasi ruang (Tarigan, 2005:49).

Suaturuangadalahkesatuandan memiliki system keruangan (spatial system). Sebuah ruang geografi dengan segala komponen dan subsistemnya membentuk sistem keruangan. Pendekatan sistem adalah model berpikir sistematik yang diterapkan pada sebuah sistem. Sedangkan yang dimaksud mode berpikir yang didasarkan atas doktrin menguasai, yaitu cara meninjau sebuah benda atau masalah sebagai bagian dari keseluruhan yang besar (Bakaruddin, 2010).

Dalam rangka mencapai pemanfaatan ruang wilayah yang optimal dengan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan, upaya penataan ruang dirasakan makin mendesak. Kegiatan, intensitas, jenis dan lokasi pembangunan perlu dipadukan melalui penataan ruang yang baik terutama di wilayah-wilayah yang pemanfaatan ruangnya tinggi dan laju perkembangannya yang pesat. Dengan penataan ruang yang baik

(3)

dapat menghindari timbulnya berbagai permasalahan yang tidak diinginkan.

Peraturan Presiden No.112 Tahun 2007 Mengenai Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern antara lain mengatur pendirian pasar tradisional yang wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern serta usaha kecil, termasuk koperasi yang ada di wilayah yang bersangkutan. 2) menyediakan areal parkir paling sedikit luas kebutuhan parkir satu buah kendaraan roda empat untuk setiap 100m2 luas pasar tradisional. 3) menyediakan fasilitas yang menjamin fasilitas pasar tradisional yang bersih, hygienis, aman, tertib, dan ruang publik yang nyaman.

Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tersebut, jika dijabarkan lagi ada lima syarat berdirinya sebuah pasar yang ideal dan memenuhi tata ruang yang baik yaitu pertama, tersedia tata ruang yang memang diperuntukan untuk mendirikan sebuah pasar. Kedua,

prasarana yang memadai seperti adanya lokasi yang diperuntukan untuk tempat pakir yang luas, kios-kios yang besar, dimana dalam kios-kios ini harus tertata rapi dengan penjual yang menjual barang dagangan yang sama. Ketiga, tersedianya sarana yang memadai seperti tempat sampah diberbagai sudut pasar dan fasilitas umum seperti WC atau kamar mandi umum yang tersedia di pasar tradisional ini. Keempat, adanya tranportasi yang lancar dan memadai. Kelima, adanya keamanan seperti Hansip yang menjaga di pasar ini, sehingga keamanan dan kenyamanan antara pembeli dan penjual dapat tercipta dengan baik.

Jumlah pasar tradisional di Kota Padang saat ini adalah 17 buah, salah satunya adalah Pasart radisional Siteba. Hasil observasi yang peneliti lakukan di pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo, ternyata tata ruang pasar tradisional masih sangat sembrawut. Hal ini dimungkinkan karena lokasi pasar tradisional Siteba terlalu sempit, jenis barang yang diperjualbelikan tidak teratur dan tempat parkir yang tidak teratur. Kondisi lain adalah keamanan barang kurang terjamin serta sampah

(4)

berserakan, bertumpuk di sembarang tempat.

Berdasarkan pengamatan penulis, kondisi pasar tradisional Siteba sangat memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari: 1) lokasi parkir yang tidak teratur, 2) banyak kendaraan seperti mobil, 3) motor dan becak yang mengangkut pembeli dan penjual ke pasar ini yang memarkir kendaraannya di sembarang tempat sehingga sering terjadi kemacetan pada hari-hari pasar dan 4) keamanan pasar yang belum aman. Lebih jauh lagi, kondisi di dalam pasar sendiri, tidak teratur seperti tidak tertatanya kios, los, dan tenda-tenda tempat pedagang menjual hasil barang dagangannya. Hal ini membuat pedagang seenaknya mencari tempat berdagang.

Akibatnya tata ruang pasar menjadi sempit dan semrawut, selain itu prasarana seperti bak-bak penampungan sampah yang kurang di berbagai sudut pasar sering menjadikan pasar kumuh, karena pedagang sering membiarkan sampah dagangannya berserakan, akibatnya saat hujan pasar sering becek. Hal ini dikarenakan adanya

penyumbatan drainase atau selokan oleh sampah tersebut. Selokan tersebut menjadi tidak berfungsi dengan baik. Apabila sampah dan saluran air yang tidak berfungsi ini dibiarkan, lama kelamaan akan terjadi pencemaran lingkungan.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifyaitu untuk melihat, menggambarkan serta mengungkapkan sesuatu apa adanya tentang bagaimana kesesuaian tata ruang pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padang

Populasi dalam penelitian ini adalah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang yang ada di pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padang yang terdiri dari pedagang kios dan pedagang petak meja batuyang berjumlah 209 pedagang.

Sampel ditentukan dengan teknik proportional random sampling, dengan proporsi 50%, sehingga sampel resoponden berjumlah 104 pedagang

Berdasarkan tujuan penelitian, maka yang menjadi variabel penelitian adalah: (1) lokasi

(5)

pasar, (2) sarana pasar (3) prasarana pasar dan (4) keamanan pasar

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah dengan penyebaran angket.

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis persentase yang dikemukakan Sudjana dan Ibrahim, 2007 yaitu

% 100   n f P

Pencapaian responden terhadap penyebaran angket yang dilakukan, maka pada bagian deskripsi ini akan tergambar persentase dan kategori pencapaian responden tersebut. Untuk deskripsi data dilakukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2001: 53) sebagai berikut:

= − 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, lokasi pasar tradisional Siteba skor rata-ratanya adalah 2,77 dengan tingkat capaian responden 67,47% yang berada pada kriteria cukup baik. Hal ini memperlihatkan bahwa kesesuaian lokasi pasar tradisional Siteba termasuk kategori cukup baik.

Hal ini sesuai dengan Sumaatmadja (1988:129) penentuan lokasi pemukiman, pusat kegiatan, proyek, pelayanan dan lain-lain merupakan persoalan pokok bagi kelangsungan pusat-pusat kegiatan tadi dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat serta kehidupan pusat kegiatan yang bersangkutan. Penentuan lokasi harus didasarkan pada asas pembangunan yang berwawasan lingkungan, dan memperhitungkan analisis dampak lingkungan (AMDAL).

Kedua, sarana pasar tradisional Siteba skor rata-ratanya adalah 2,92 dengan tingkat capaian responden 72,99% yang berada pada kriteria cukup baik. Hal ini memperlihatkan bahwa kesesuaian dilihat dari sarana pasar tradisional Siteba termasuk kategori cukup baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Darmaji dalam Putri (2010) sarana adalah fasilitas yang menghasilkan produk dan jasa-jasa yang secara langsung dibutuhkan seperti alat pengangkutan, sarana kesehatan, penginapan dan tempat makan. Jadi, sarana adalah fasilitas yang secara langsung dibutuhkan pedagang dan pembeli di daerah pasar baik berupa

(6)

produk maupun jasa seperti: 1) Sarana Transportasi. Sarana transportasi sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Tujuan di sini yaitu sarana yang mengangkut pembeli ke pasar. Adapun jenis angkutan yang bias digunakan dalam memudahkan para pembeli dan penjual yaitu: angkot, becak, dan bend, 2) Tempat Parkir

Ketiga, prasarana pasar tradisional Siteba skor rata-ratanya adalah 3,04 dengan tingkat capaian responden 75,96% yang berada pada kriteria cukup baik. Hal ini memperlihatkan bahwa kesesuaian dilihat dari prasarana pasar tradisional Siteba termasuk kategori cukup baik.

Marpaung (2000) dalam Putri (2010), prasarana adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya

Keempat, keamanan pasar tradisional Siteba skor rata-ratanya adalah 3,25 dengan tingkat capaian responden 81,29% yang berada pada kriteria baik. Hal ini memperlihatkan bahwa kesesuaian dilihat dari

keamanan pasar tradisional Siteba termasuk kategori baik.

Supriyatno (2009:41) keamanan berasal dari kata aman. Aman dalam arti bahwa situasi masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupan yang terlindungi dari berbagai ancaman. Sedangkan kenyamanan berasal dari kata nyaman. Nyaman adalah keadaan masyarakat dapat mengartikulasikan nilai sosial budaya dan fungsinya dalam susunan yang tenang dan damai

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Lokasi pasar Tradisional Siteba

Kecamatan Nanggalo Kota Padang termasuk kategori cukup baik yang berarti lokasi pasar cukup memenuhi syarat sesuai dengan kriteria lokasi sebuah pasar.

2. Sarana pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padangtermasuk kategori cukup baik, berarti sarana pasar belum memenuhi syarat sebuah pasar tradisional.

3. Prasarana pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padangtermasuk kategori cukup

(7)

baik, berarti prasarana pasar masih perlu ditambah karena belum sesuai dengan kriteria pasar traidisonal.

4. Keamanan pasar tradisional Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padang termasuk kategori baik, berarti keamanan pasar telah memenuhi syarat untuk sebuah pasar.

Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan:

1. Diharapkan kepada pemerintah untuk memilih lokasi yang baik dalam mendirikan sebuah pasar

sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

2. Diharapkan kepada pemerintah untuk meningkatkan sarana pasartradisional Siteba, sehingga pedagang dan pengunjung pasar nyaman berada di pasar Siteba 3. Perlu upaya untuk

mensinergikan antara prasarana pasar dengan prasarana di lingkungan pasar sehingga saling menopang satu dengan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bakarudin. 2010. Dasar-dasar Ulmu Geografi.. Padang: UNP Press

Peraturan Presiden No.112 Tahun 2007 Mengenai Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern

Putri, Eka Hamdi. 2010. Kondisi Sarana Dan Prasarana Dan

Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Gempa 30 September

2009 Dikengarian Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung.Kabupaten

Padang Pariaman. Skripsi, Padang: FIS UNP.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo

(8)

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Geografi Pembangunan. Jakarta: Departemen

Pendidikan Dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Supriyatno, Budi. 2009.Manajemen Tata Ruang. Tangerang: CV. Media Brilian.

Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah, edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perbedaan

PEG 400 digunakan sebagai kosurfaktan pada formulasi SNEDDS karena memiliki nilai HLB yang tinggi (>10) yaitu sebesar 11,6 sehingga dapat membantu surfaktan dalam

Kemacetan lalu lintas terjadi saat kendaraan-kendaraan yang berada pada satu ruas jalan harus memperlambat laju kendaraannya, kemacetan lalu lintas akan berhubungan dengan

(2016) memberikan bukti empiris bahwa polychronicity berpengaruh positif terhadap service recovery performance yang berarti bahwa responden yang memiliki sifat

Perencanaan yang baik merupakan faktor penentu dan petunjuk arah dalam menentukan langkah menuju proses kegiatan selanjutnya karena bekerja tanpa diawali dengan suatu

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari pengetahuan perpajakan, modernisasi administrasi perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak serta menguji

Kestabilan pangan diperoleh dari penggabungan antara indikator jangka waktu persediaan dengan frekuensi makan anggota keluarga.. Menurut jangka waktu persediaan dan

Pada penelitian ini, pembuatan plastik biodegradable menggunakan metode casting dengan variasi kitosan (0gr; 0,5gr; 1gr) dan variasi volume gliserol (2ml, 3ml,