PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI
SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN
WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA
KARANG PILANG
Nindy Pravitasari, Kusni Hidayati, Susi Tri Wahyuni
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya nindypravitasari2@gmail.com
ABSTRAK
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu tindakan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari pengetahuan perpajakan, modernisasi administrasi perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak serta menguji faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Metode penlitian yang digunakan metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data dari kuesioner sebanyak 100 responden Wajib Pajak yang terdaftar. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Regresi Linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak.
ABSTRACT
Taxpayer Compliance is an Taxpayer's action in fulfilling its tax obligations in accordance with the provisions of laws and regulations applicable taxation applicable in a State. This study aims to examine the influence of knowledge taxation, tax administration modernization and awareness of Taxpayers and test which factors are most influential on taxpayer compliance. Method of research used quantitative method. This study uses data from questionnaires as many as 100 respondents registered taxpayers. The method of analysis used is Linear Regression Test. The results showed that Taxation Knowledge, Modernization Tax Administration System and Taxpayer Awareness have a significant influence on Taxpayer Compliance.
Keywords : Tax Knowledge, Tax Modernization, Taxpayer Awareness and
PENDAHULUAN
Pada dasarnya pajak bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh
rakyat melalui perbaikan maupun penambahan pelayanan publik, yang
dialokasikan tidak hanya untuk Wajib Pajak baik Wajib Pajak Orang Pribadi
maupun Wajib Pajak Badan, namun juga untuk kepentingan rakyat yang tidak
memiliki kewajiban membayar pajak. Pajak merupakan potensi terbesar
penerimaan dalam negeri yang menjadi prioritas utama karena mampu
mendominasi penerimaan negara. Masalah perpajakan tidaklah sesederhana
hanya sekedar menyerahkan sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang
kepada negara, tetapi coraknya terlihat beramacam-macam bergantung kepada
pendekatannya. Hal inilah yang dapat menunjukkan bahwa pajak adalah aspek
ekonomi, hukum, keuangan dan sosiologi (Waluyo, 2010:3).
Undang-Undang di Indonesia saat ini menerapkan self assesment system
dalam pemungutan pajaknya. Sistem pemungutan ini mempunyai arti bahwa
besarnya pajak yang terutang dipercayakan pada Wajib Pajak itu sendiri,
dimana Wajib Pajak harus melaporkan secara teratur seluruh jumlah pajak yang
terutang dan jumlah pajak yang telah ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan. Kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance) dapat dilihat
dari patuh atau tidaknya seorang Wajib Pajak dalam mendaftarkan dirinya,
kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan, kepatuhan Wajib
Pajak dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan
dalam membayar tunggakan. Ketidakpatuhan Wajib Pajak berakibat pada
berkurangnya penyetoran dana pajak ke kas negara.
Administrasi perpajakan adalah pelayanan terhadap kewajiban dan hak
Wajib Pajak, baik penatausahaan dan pelayanan tersebut dilakukan di kantor
fiskus maupun di kantor Wajib Pajak. Kesadaran Wajib Pajak akan meningkat
apabila di dalam masyarakat muncul persepsi positif terhadap pajak. Didukung
dengan adanya modernisasi sistem administrasi perpajakan menunjukkan
adanya peningkatan yang lebih efisien dan lebih produktif. Namun, saat ini
dipakai oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Sejalan dengan keinginan untuk memperbaiki citra dan meningkatkan
kinerja, reformasi di bidang SDM merupakan langkah yang sangat penting
untuk dilakukan Dirjen Pajak, yang mendukung sistem administrasi
perpajakan modern melalui SDM berbasis kompetensi dan kinerja. Sehingga
Wajib Pajak akan memperoleh pelayanan yang lebih baik dan terukur sesuai
dengan standar pelayanan yang ditetapkan.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem administrasi perpajakan
dan kesadaran wajib pajak berpengaruh secara simultan terhadap variabel
kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Karangpilang
periode2016?
2. Apakah pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem administrasi perpajakan
dan kesadaran wajib pajak berpengaruh secara parsial terhadap variabel
kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Karangpilang
periode2016?
3. Manakah diantara variabel pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem
administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak yang berpengaruh secara
dominan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surabaya Karangpilang periode 2016 ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganilisis pengaruh pengetahuan perpajakan,
modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak secara
bersama-sama (simultan), parsial dan dominan terhadap kepatuhan wajib pajak
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang periode 2016. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan sebagai masukan bagi
Kantor Pelayanan Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak dalam
meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan SPT dan pembayaran
pajak ke kas negara. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi dan
TINJAUAN PUSTAKA Perpajakan
Soemitro (2007) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Adapun fungsi pajak yaitu :
Fungsi anggaran dan Fungsi mengatur.
Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan Wajib
Pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk
menenmpuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajibannya di bidang perpajakan (Veronica, 2009:7). Berikut ini adalah
penjelasan indikator dari konsep pengetahuan pajak berdasarkan konsep
pengetahuan atau pemahaman pajak menurut Rahayu (2010):
1. Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan
2. Pengetahuan mengenai SistemPerpajakan
3. Pengetahuan mengenai FungsiPerpajakan.
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan
Modernisasi sistem administrasi perpajakan menurut Rahayu (2010:93)
adalah program pengembangan sistem dalam perpajakan terutama pada bidang
adminitrasi yang dilakukan instansi yang bersangkutan guna memaksimalkan
penerimaan pajak di negara tersebut. Konsep dari program ini adalah perubahan
pola pikir dan perilaku aparat pajak serta tata nilai organisasi, sehingga dapat
menjadikan Direktorat Jenderal Pajak sebagai institusi yang profesional dengan
citra yang baik di masyarakat.
2. Kesadaran Wajib Pajak
Artiningsih (2013:13), Kesadaran Wajib Pajak merupakan perilaku dari
Wajib Pajak itu sendiri berupa pandangan ataupun persepsi dimana melibatkan
keyakinan, pengetahuan, dan penalaran serta kecenderungan untuk bertindak
sesuai dengan rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh sistem dan
Kepatuhan Wajib Pajak
pembangunan negara guna meningkatkan kesejahteraan warga negara.
3. Kepatuhan Wajib Pajak
Rahayu (2010:139) dikatakan bahwa pada prinsipnya kepatuhan
perpajakan adalah suatu tindakan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara.
Kerangka Konseptual
Pengetahuan Perpajakan
(X1)
Modernisasi Sistem
Administrasi Perpajakan (X2)
Kesadaran Wajib Pajak
(X3)
Sumber : Peneliti (2017)
Gambar 1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan perumusan masalah dan kajian teori yang telah dilakukan
sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1: Bahwa Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh secara simultan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
H2: Bahwa Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh secara parsial
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
pengaruh dominan terhadap Kepatuhan WajibPajak.
METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran Variabel
Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesa yang telah dilakukan,
variabel- variabel penelitian diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (IndependentVariable)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2007:4).
Dan variabel bebas (X) untuk penelitian ini adalah:
a. Pengetahuan Perpajakan(X1)
Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan Wajib Pajak
sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh
arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajibannya di bidang perpajakan (Veronica, 2009:7)
b. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan(X2)
Modernisasi sistem administrasi perpajakan menurut Pandiangan, (2008:7)
adalah restruksi ataua penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis
melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, dan
penyempurnaan manajemen SDM.
c. Kesadaran Wajib Pajak(X3)
Ritonga, (2011:15) Kesadaran Wajib Pajak merupakan perilaku Wajib Pajak
berupa pandangan atau persepsi yang melibatkan pengetahuan, keyakinan dan
penalaran yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan
stimulus yang diberikan oleh sistem dan ketentuan perpajakan.
2. Variabel Terikat (DependentVariable)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2007:4). Variabel terikat (Y) untuk penelitian ini
adalah Kepatuhan Wajib Pajak. Yaitu Wajib Pajak yang taat dan memenuhi serta
melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
bahwa kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek / subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:80).
Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2007:81). Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib
Pajak Badan yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang terdaftar
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Persamaan Regresi Linear Sederhana
Persamaan regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Keterangan:
=Kepatuhan Wajib Pajak
a = harga Y ketika harga
X = 0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisienregresi
X = Variabel Independen
Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda
Pada penelitian ini digunakan teknis analisis linear yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas yang berjumlah lebih dari satu terhadap variabel
pengaruh variabel pengetahuan perpajakan, modernisasi system administrasi perpajakan
dan kesadaran wajib pajak yang ditunjukkan dengan rumus
+ + e
Keterangan:
= Kepatuhan Wajib Pajak
a = harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
= angka arah atau koefisien regresi
X1 = Pengetahuan pajak
X2 = Modernisasi Administrasi Perpajakan
X3 = Kesadaran Pajak
e = Standard error
Uji t
Uji t digunakan untuk menguji tingkat signifikan peranan antara
variabel bebas (pengetahuan perpajakan, modernisasi administrasi sistem
perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak) terhadap variabel terikat (kepatuhan
Wajib Pajak) secara parsial.
Hasil Analisis Regresi Linear
1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan WajibPajak Persamaan Regresi
Tabel 1
Persamaan Regresi (X1)
Sumber: Peneliti (2017)
Nilai r Nilai t Sig Konstant a
Koefisie n r hitung r2 t hitung t table (a) (b)
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 8,759 dan
koefisien regresi Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak,
koefisien regresi sebesar 0,593. Dari data tersebut dapat dibuat persamaan
regresi sebagai berikut:
Kepatuhan Wajib Pajak = 8,759 + 0,593 X1
Berdasarkan persamaan yang telah dibuat dapat diketahui bahwa jika
variabel Pengetahuan Perpajakan dianggap konstan maka nilai Kepatuhan Wajib
Pajak naik sebesar satu poin, maka Kepatuhan Wajib Pajak akan naik sebesar
0,593. Nilai koefisien bernilai positif tersebut juga menunjukkan bahwa variabel
Pengetahuan Perpajakan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Koefisien Determinasi Sederhana (r2)
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi
sederhana (r2) sebesar 0,264. Nilai ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Wajib
Pajak dipengaruhi oleh 26,4% variabel Pengetahuan Perpajakan.
2. Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Persamaan Regresi
Tabel 2 Persamaan Regresi (X2)
Nilai r
Nilai t Sig Konstanta Koefisien
r hitung r tabel t hitung t table (a) (b)
0,518 0,268 3,836 1,985 0,000 6,774 0,336
Sumber : Peneliti (2017)
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 6,774
dan koefisien regresi Modernisasi Sistem Administrsi Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak, koefisien regresi sebesar 0,336. Dari data tersebut dapat
dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Berdasarkan persamaan yang telah dibuat dapat diketahui bahwa jika variabel
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dianggap konstan maka nilai
Kepatuhan Wajib Pajak naik sebesar satu poin, nilai Kepatuhan Wajib Pajak
akan naik sebesar 0,336. Nilai koefisien bernilai positif tersebut juga
menunjukkan bahwa variabel Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan
berpengaruh positif terhadap Kepatuhan WajibPajak.
Koefisien Determinasi Sederhana(r2)
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi
sederhana (r2) sebesar 0,268. Nilai ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Wajib
Pajak dipengaruhi oleh 26,8% variabel Pengetahuan Perpajakan.
3. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan WajibPajak Persamaan Regresi
Tabel 3
Persamaan Regresi (X3)
Nilai r Nilai t Sig Konstanta Koefisien
r hitung r tabel t hitung t table (a) (b)
0,492 0,242 3,292 1,985 0,001 8,197 0,553
Sumber : Peneliti (2017)
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 8,197
dan koefisien regresi Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak,
koefisien regresi sebesar 0,553. Dari data tersebut dapat dibuat persamaan
regresi sebagai berikut :
Kepatuhan Wajib Pajak = 8,197 + 0,553 X3
Berdasarkan persamaan yang telah dibuat dapat diketahui bahwa jika variabel
Kesadaran Wajib Pajak dianggap konstan maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak
naik sebesar satu poin, nilai Kepatuhan Wajib Pajak akan naik sebesar 0,553.
Nilai koefisien bernilai positif tersebut juga menunjukkan bahwa variabel
Koefisien Determinasi Sederhana (r )
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi sederhana (r2)
sebesar 0,242. Nilai ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi
oleh 24,2% variabel Pengetahuan Perpajakan.
4. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Persamaan Regresi
Tabel 4
Persamaan Regresi Linear Berganda
Variabel Koefisien Regresi t hitung Signifikansi
Konstanta 2,851 2,086 0,040
Pengetahuan Pajak 0,318 3,161 0,002
Modernisasi Sistem Adm. Perpajakan 0,209 3,836 0,000
Kesadaran Wajib Pajak 0,313 3,292 0,001
Koefisien Determinasi ( R² ) 0,44
5
Koefisien Korelasi ( R ) 0,66
7
Berikut ini hasil dari pengujian yang sudah dilakukan :
Y = 2,851 + 0,318 X1 + 0,209 X2 + 0,313 X3 +e
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa :
1) Konstanta yang dihasilkan sebesar 2,851. Apabila kepatuhan Wajib Pajak
diterapkan maka kepatuhan pembayaran pajak akan meningkat 2,851%.
2) Koefisien korelasi variabel X1 sebesar 0,318. Koefisien bernilai positif, artinya
terjadi pengaruh positif antara pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan
WajibPajak.
3) Koefisien korelasi variabel X2 sebesar 0,209. Koefisien bernilai positif, artinya
terjadi pengaruh positif antara modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.
Koefisien korelasi variabel X3 sebesar 0,313. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi
pengaruh positif antara kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Koefisien Determinasi Ganda (R2)
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi dari hasil perhitungan
Wajib Pajak dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Berdasarkan Tabel 5 variabel pengetahuan perpajakan menunjukkan 3,161 berarti
thitung > ttabel (3,161 > 1.985), memiliki tingkat signifikansi 0,002. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa pengetahuan
perpajakan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Variabel modernisasi sistem administrasi perpajakan menunjukkan 3,836 berarti thitung
> ttabel (3,836 > 1.985), memiliki tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa modernisasi sistem
administrasi perpajakan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Sedangkan variabel kesadaran Wajib Pajak menunjukkan 3,279 berarti thitung >
ttabel (3,279 > 1.985), memiliki tingkat signifikansi 0,001. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa kesadaran Wajib Pajak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Pengetahuan
Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Surabaya Karangpilang. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka
simpulan yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pengetahuan Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan
Perpajakan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang
periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai
positif yaitu 0,318 dan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel (3,161 > 1.985),
serta nilai signifikansi yang lebih kecil daripada nilai signifikansi 5% (0,002
<0,050).
2. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Surabaya Karangpilang periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 0,209 dan nilai t hitung lebih besar
Wajib Pajak pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya
Karangpilang periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien
regresi yang bernilai positif yaitu 0,313 dan nilai t hitung lebih besar darripada t
tabel (3,292 > 1,985) serta nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 5% (0,001
<0,050).
Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan
Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikansi terhadap Kepatuahn
Wajib Pajak padKantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang
periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai
positif yaitu 0,318, 0,209, 0,313 dan nilai F hitung lebih besar daripada F tabel
(25,709 > ) serta nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 5% (0,000 < 0,050).
SARAN
Berdasarkan penelitian maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Pengetahuan mengenai tarif pajak yang berlaku di Indonesia dirasa masih kurang
sosialisasi karena sebagian masyarakat masih belum paham tata cara perhitungan
tarif pajak tersebut. Oleh karena itu, disarankan kepada pihak Direktorat Jenderal
Pajak untuk menambah intensitas sosialisasi kepadamasyarakat.
2. Penyuluhan pajak oleh DJP masih perlu ditingkatkan. Penyuluhan tersebut
sebaiknya difokuskan pada pemahaman mengenai hal-hal mendasar seperti hak dan
kewajiban WajibPajak.
3. Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh variabel Pengetahuan Perpajakan,
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajaka dan Kesadaran Wajib Pajak sebesar
44,5% dan 55,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini, untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai
factor-faktor lain yang mempengaruhi Kepatuhan WajibPajak.
4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan variabel lainnya sehingga untuk
selanjutnya dapat ditemukan variabel yang baru yang akan mempengaruhi tingkat
kepatuhan Wajib Pajak. Selain itu, disarankan untuk melakukan observasi
penelitian yang lebih banyak sehingga data yang dihasilkan akan lebih akurat dan
Artiningsih 2013, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Badan dan Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Sleman, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurmantu, Safri 2010, Pengantar Perpajakan, Kelompok Yayasan Obor, Jakarta. Pandiangan, Liberti 2008, Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan, PT Elex Media Komputerindu, Jakarta.
Rahayu 2010, Perpajakan Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Ritonga, Pandapotan 2011, “Analisis Pengaruh Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak
Terhadap Kinerja Kantor Pelayanan (KPP) dengan Pelayanan Wajib Pajak
sebagai Variabel Intervening di KPP Medan Timur”, Tesis S2 Magister
Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.
Soemitro, Rochmat 2007, Dasar-dasar Hukum Pajak Pendapatan, Grafindo Persada, Jakarta.
Sugiyono 2007, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Veronica, Carolina 2009, Pengetahuan Pajak. Diakses pada 30 Desember 2016 dari
http://www.google.com.