• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DAN KECENDERUNGAN MELAKUKAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DAN KECENDERUNGAN MELAKUKAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA REMAJA"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan utuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana psikologi Program Studi Psikologi

Oleh:

Dian Pranacitra

069114090

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

(2)

ii

S K R I P S I

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DAN

KECENDERUNGAN MELAKUKAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA

REMAJA

Disusun oleh:

Dian Pranacitra

06 9114 090

Telah Disetujui oleh:

(3)

iii

S K R I P S I

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DAN

KECENDERUNGAN MELAKUKAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA

REMAJA

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Dian Pranacitra

06 9114 090

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 Juli 2010

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda tangan

Ketua : Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi ...

Penguji 1 : P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si ...

Penguji 2 : C. Siswa Widyatmoko, S.Psi ...

Yogyakarta, ... 2010 Fakultas Psikolgi

(4)

iv Tiada yang mustahil bagi DIA

ALLAH ku dasyat

“Janganlah takut, sebab AKU menyertai engkau, janganlah bimbang,

sebab AKU ini ALLAHmu; AKU akan meneguhkan, bahkan akan

menolong engkau; AKU akan memegang engkau dengan tangan

kanan-KU yang membawa kemenangan”

(Yesaya 41 : 10)

(5)

v

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta 19 Juni 2010

(6)

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis dengan kecenderungan remaja melakukan interaksi sosial positif. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan dua variabel, yaitu pola asuh demokratis sebagai variabel bebas dan kecenderungan melakukan interaksi sosial sebagai variabel tergantung. Subjek penelitian ini berjumlah 116 orang, dengan kriteria 16 – 22 tahun. Alat yang digunakan untuk mengambil data penelitian adalah skala pola asuh demokratis dan skala kecenderungan melakukan interaksi sosial. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis deta penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran data adalah normal dan linier. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh adalah 0,527 pada taraf signifikansi 0,01 dengan probabilitas 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut berarti hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara pola asuh demokratis dengan kecenderungan melakukan interaksi sosial dapat diterima.

(7)

vii ABSTRACT

This research aimed to find out the relationship between democratic parenting and tendency to do positive social interaction. This research was a correlation research with two variable. They were democratic parenting as the independent variable and tendency to do social interaction as the dependent variable. The research subjects are 116 people between 16 – 22 years old. The research data was obtained using democratic parenting scale and tendency to do social interaction scale. Data obtained was analyzed using Pearson’s product moment correlation technique. The result of the analysis was a normal curve with linear correlation. The correlation coefficient (r) was 0,527 and significant 0,01 with probability 0,000 (p<0,05). The result means that hypothesis that is a positive correlation between democratic parenting and tendency to do positive social interaction was accepted.

(8)

viii Saya yang bertanda tangan dibawah ini, NAMA : Dian Pranacitra

NIM : 069114090

Adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, memberikan skripsi saya yang berjudul:

“Hubungan antara Pola Asuh Demokratis dan Kecenderungan Melakukan

Interaksi Sosial Positif pada Mahasiswa”

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

Oleh karena itu Perpustakaan Universitas Sanata Dharma berhak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mempublikasikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya atau memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk digunakan dengan semestinya.

(9)

ix

segala berkat dan kasih karuniaNya yang senantiasa penulis rasakan selama penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara pola asuh demokratis dan kecenderungan melakukan interaksi sosial positif pada remaja”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi sesuai program studi yang saya tempuh di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Sejak awal sampai akhir penulisan banyak sekali pihak yang telah membantu saya, maka pada kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sedalam dalamya kepada Bapak Y. Heri Widodo., S.Psi., M.Psi, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang tidak pernah lelah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Juga untuk semua masukan dan kritikan yang menguatkan skripsi ini, Ibu

Dr. Ch. Siwi Handayani., S.Psi., M.Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Santa Dharma, ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Psi, selaku kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan semua dosen serta karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Orang tua ku, papi Johny Agustanto dan mami Nancy Setyawati

terimakasih buat doa dan dukungan kalian selama ini. Adikku tersayang Galih Adinugraha yang selalu mengingatkan ku “cicik skripsinya udah belom?”

(10)

x

buat tumpangan nya kemana mana dan makasih juga dah minjemin motor

buatku juga buat doa dan dukungannya), Fifi (makasih Phie buat dukungannya

selama ini). Juga Yacob dan Yoseph persahabatan kita tidak akan pernah pudar teman.

Sahabat – sahabatku Spicy (Thea, Nita, Andien, Melida, Thia, Ina) kalian sangat berharga buatku, tetep inget persahabatan kita ya kawan, terimakasih buat dukungan kalian, dan bantuan kalian dalam menyebarkan skala penelitian.

Teman – teman GE2 (Yustine, Nesya, Kak Gie, Ko Bil, Ko Fan, Om Jepri, Om Edo, Ko Den, Yoseph, Ko Bud) terimakasih teman buat doa dan dukungannya, terimakasih buat semuanya. Aku senang dapat mengenal kalian.

Teman-teman seperjuangan skripsi : Ana, Cecil, Suster Ariati, Sinta, Nobi, Rhona, Winda, Made, dan Linga, mas Renda, mas Ajay terima kasih buat dukungan, bantuan, kesabaran dan kebersamaannya.

Teman-teman Psikologi angkatan 2006. Ayo semangat nyelesaikan kuliahnya, jangan ditunda-tunda lagi dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)
(12)

xii

Halaman Pengesahan ………... iii

Halaman Persembahan ………...….iv

Halaman Pernyataan Keaslian Karya ………..….... v

Abstrak ……….……. .vi

Abstract ………...………. .vii

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ...…..… viii

Kata Pengantar ……… ix

Daftar Isi ……….….………...……. x

Daftar Tabel ………..………… xiii

Daftar Skema………..………xiv

Daftar Lampiran ……….………...…………. xv

BAB I. PENDAHULUAN ……….………. 1

A. Latar Belakan Masalah ……….………. 1

B. Rumusan Masalah ……….……….……...…. 6

C. Tujuan Penelitian ……….………….. 6

D. Manfaat Penelitian ……….………… 6

BAB II. LANDASAN TEORI ……….….….….. 7

A. Interaksi Sosial ...………...……….………...7

1. Pengertian ……….……7

(13)

xiii

1. Pengertian ………...10

2. Aspek-aspek pola asuh demokratis ………11

3. Pola asuh demokratis pada remaja ………..12

C. Hubungan Pola Asuh Demokratis dan Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial ……….……14

D. Hipotesis Penelitian ……….……19

BAB III. METODE PENELITIAN ……….…. 20

A. Jenis Penelitian ……….……20

B. Identifikasi Variabel ……….……20

C. Definisi Operasional ……….……20

1. Interaksi Sosial ……….……..20

2. Pola Asuh Demokrtatis ………..…………21

D. Subjek Penelitian ……….………… 22

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ……….………. 22

1. Pola Asuh Demokratis ……….…. 23

2. Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial ………. 25

F. Pertanggungjawaban Mutu ………. 28

1. Estimasi Validitas ……….. 28

2. Uji Daya Beda ………28

(14)

xiv

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….… 33

A. Pelaksanaan Penelitian ………. 33

B. Data Demografi Subjek Pelitian ……….. 34

C. Uji Asumsi ………...……… 34

D. Hasil Penelitian ………...……. 35

1. Uji Hipotesis ……….……… 36

2. Hasil Tambahan ……….……….35

E. Pembahasan ………. 38

BAB V. PENUTUP...……….. 41

A. Kesimpulan ………. .41

B. Saran ……… 41

Daftar Pustaka ……….……….. 42

(15)

xv

Tabel 1. Blue Print Skala Pola Asuh Demokratis 24 Tabel 2. Skor Butir Favorable Skala Pola Asuh Demokratis 25 Tabel 3. Skor Butir Unfovorable Skala Pola Asuh Demokratis 25 Tabel 4 Blue Print Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi

Sosial Positif 26

Tabel 5. Skor Butir Favorable Skala Kecenderungan

Melakukan Interaksi Sosial 27

Tabel 6. Skor Butir Unfavorable Skala Kecenderungan

Melakukan Interaksi Sosial 27

Tabel 7. Blue Print Skala Pola Asuh Demokratis Sebelum dan

Sesudah Uji Coba 30

Tabel 8. Blue Print Skala Pola Asuh Demokratis Sesudah Uji Coba 30

Tablel 9. Data Usia Subjek Penelitian 34

Tabel 10. Data Teoritis dan Empiris Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala

(16)

xvi

(17)

xvii

Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan

Melakukan Interaksi Sosial 44

LAMPIRAN II Uji Normalitas, Uji Linearitas, dan Uji Korelasi 55 LAMPIRAN III Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial artinya adalah bahwa manusia telah memiliki naluri untuk bergaul dengan sesamanya sejak ia dilahirkan. Hubungan dengan sesamanya merupakan kebutuhan bagi setiap manusia, karena dengan pemenuhan kebutuhan tersebut akan dapat memenuhi kebutuhan lainnya, seperti keinginan diterima orang lain, menjadi anggota suatu kelompok, dan diakui keberadaannya (Soekanto, 1996). Agar dapat terpenuhi kebutuhan tersebut, seseorang dituntut untuk mengadakan interaksi dengan lingkungannya. Interaksi adalah hal saling melakukan aksi atau saling mempengaruhi.(Soekanto, 1996). Proses sosialisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui interaksi sosial dengan menggunakan media atau lingkungan sosial tertentu. Oleh sebab itu, kondisi kehidupan lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses belajar seseorang.

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang harus memiliki keinginan untuk berinteraksi sosial agar lebih mudah untuk menyesuaikan diri. Interaksi sosial adalah pola-pola yang saling mempengaruhi dalam hubungan dua orang atau lebih (Forsyth dalam Soekanto, 1996). Roucek dan Warren (dalam Soekanto, 1996) menuliskan bahwa interaksi sosial merupakan proses timbal balik dimana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku pihak lain dan dengan demikian ia juga mempengaruhi tingkah laku orang lain.

(19)

Dalam lingkungan sosial, individu mengadakan interaksi sehingga melakukan penyesuaian dengan individu lain. Penyesuaian adalah proses seseorang dalam memberikan respon terhadap situasi dari dalam maupun dari luar dirinya. Dengan demikian, interaksi sosial adalah hubungan timbal balik (sosial) beragam aksi saling mempengaruhi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antar kelompok dengan kelompok. Interaksi terjadi jika satu individu melakukan tindakan, sehingga menimbulkan reaksi pada individu individu lainnya. Interaksi sosial dalam kehidupan bermasayrakat, adalah proses saling mempengaruhi antar individu, antar individu dengan kelompok, dan antar kelompok.s Interaksi sosial dibentuk oleh faktor-faktor : tindakan sosial, kontak sosial dan komunikasi sosial (Max Weber).

Jika seorang remaja tidak termotivasi untuk berinteraksi sosial maka remaja tersebut tidak mempunyai teman, sehingga tidak dapat menambah pengalaman dalam hidupnya. Selain itu orang lain tidak menghargai kita, hal ini dapat berdampak buruk kita akan dikucilkan dari masayarakat dan dalam diri kita juga akan menimbulkan rasa curiga pada diri sendiri sehingga kita berpikiran negatif pada diri sendiri. (“sap ketidakmauan” ,2009)

(20)

diterimanya. Keluarga adalah inti dari proses perkembangan anak karena keluarga telah menjadi tempat awal bagi anak untuk mendapatkan kasih sayang, perasaan aman, model perilaku, bimbingan dalam memecahkan masalah, bantuan untuk aktualisasi diri dan sumber inspirasi dalam membina persahabatan (Hurlock, 1994). Selain itu keluarga juga sering dikatakan sebagai tempat awal bagi anak untuk mulai belajar bersosialisasi. Ada banyak hal yang mempengaruhi kecenderungan melakukan interaksi sosial salah satunya adalah pola asuh. Kemampuan berinteraksi seseorang sangat dipengaruhi oleh kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua. Karena hal tersebut akan ditiru dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pola asuh adalah keseluruhan interaksi orang tua dengan anaknya yang melibatkan sikap, nilai-nilai, dan kepercayaan orang tua dalam memelihara anak (Sears, 1994). Oleh sebab itu orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan dan membimbing anak agar mampu berhubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Setiap keluarga memiliki cara-cara pengasuhan yang berbeda-beda hal ini disebabkan karena orang tua sebagai individu yang berbeda tentu akan mempunyai kecenderungan pola asuh yang berbeda pula.

(21)

segala keputusan yang berkaitan dengan anak (Singgih dan Susantoputri dalam Gunarsa, 2004). Mengingat bahwa remaja adalah subjek yang secara langsung mengalami pengasuhan dari orang tua, maka dalam penelitian ini pola asuh demokratis akan dilihat melalui presepsi remaja terhadap pola asuh demokratis yang mereka dapatkan dari orang tua.

Ciri pola asuh demokratis adalah adanya kesempatan untuk berdiskusi, memberikan ide atau gagasan kepada orang tuanya dan orang tua juga memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis akan memiliki sikap mandiri, tegas terhdap diri sendiri, memiliki kemampuan introspeksi dan kemampuan mengendalikan diri, mudah bekerjasama dengan orang lain, ramah terhadap orang lain (Prasetya, 2003).

Semakin orang tua menerapkan diskusi dan memberikan kesempatan anak untuk memberikan pendapat maka semakin demokratis orang tua tersebut. Sebaliknya semakin orang tua tidak membekikan kesempatan pada anak untuk memberikan pendapat dan berdiskusi maka semakin orang tua tersebut tidak menerapkan pola demokratis.

(22)

penginterpretasian, dan penilaian, sehingga anak tersebut memiliki kesan atau perasaan mengenai pola asuh yang diterapkan orang tua kepada dirinya di dalam keluarga. Pola asuh orang tua yang dipresepsikan oleh anak ini kemudian akan dilihat hubungannya terhadap motivasi berinteraksi sosial.

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melihat apakan ada hubungan antara presepsi remaja terhadap pola asuh demokratis dengan interaksi sosial pada remaja.

(23)

B. Rumusan Permasalahan

Dari penjelasan diatas dapat diungkapkan bahwa masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apakah ada hubungan antara pola pengasuhan demokratis dengan interaksi sosialnya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk melihat apakah ada hubungan antara pola asuh demokratis dengan interaksi sosial.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pada ilmu psikologi khususnya bidang psikologi sosial, terutama dalam topik tentang pola asuh demokratis dan kaitannya dengan interaksi sosial.

2. Manfaat Praktis

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Interaksi sosial

1. Pengertian

Menurut Soerjono Soekanto interaksi sosial adalah dasar proses-proses sosial, pengertian mana menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain (Soekanto, 1996). Interaksi sosial menurut Gerungan (1988) adalah suatu hubungan antara dua manusia atau lebih dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok (Gillin and Gillin dalam Soekanto).

2. Aspek-aspek interaksi sosial

Menurut Soerjono Soekanto (1982) aspek-aspek yang mendasari interaksi sosial adalah:

(25)

a. Kontak sosial

Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh. Jadi artinya secara hurufiyah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniyah, sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniyah, oleh karena itu orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, seperti misalnya, dengan cara berbicara dengan pihak lain tersebut.

Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu: Kontak sosial antara orang-perorangan, antara orang-perorangan dengan suatu kelompok, dan antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Selain itu kontak sosial dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Sebaliknya kontak sekunder memerlukan suatu perantara.

b. Komunikasi

(26)

perasaan-perasaan suatu kelompok manusia atau orang-perseorangan dapat diketahui oleh kelompok-kelompok lain atau orang-orang lainnya.

3. Faktor-faktor interaksi sosial

Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial menurut Soekanto (1982) adalah:

a. Faktor imitasi

Salah satu segi positif faktor imitasi adalah imitasi ini dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaedah-kaedah dan nilai-nilai yang berlaku. b. Faktor sugesti

Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

c. Faktor identifikasi

Merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan dala diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.

d. Faktor simpati

(27)

4. Interaksi sosial positif pada remaja

Interaksi sosial pada remaja adalah dimana remaja merasa bahwa interaksi sosial menjadi sangat penting dan kemajuan kognitif pada masa remaja memungkinkan mereka mengambil prespektif teman dan kawan dengan lebih cepat sehingga mereka merasa perlu untuk berinteraksi sosial. (Santrock, 2002)

B. Pola asuh Demokratis

1. Pengertian

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang menekankan hak anak untuk mengetahui mengapa peraturan-peraturan dibuat dan memperoleh kesempatan mengemukakan pendapatnya sendiri bila ia menganggap peraturan tersebut tidak adil (Hurlock, 1999). Pola asuh demokratis adalah pola pengasuhan orang tua yang menerapkan unsur kepercayaan, penerimaan, kebebasan yang terarah, motivasi, sikap mandiri, dan sikap yang penuh tanggung jawab dalam mengasuh dan mendidik anak. Kebutuhan anak dalam pola asuh ini mendapat perhatian dan pemenuhan yang cukup dari orang tua, sehingga anak selalu merasa diterima dan diperhatikan oleh orang tua (Hauck, 1995).

(28)

tersebut tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh perhatian antara kedua belah pihak yaitu anak dengan orang tua. (Gunarsa dan Gunarsa, 1986).

2. Aspek-aspek pola asuh demokratis

Menurut Santrock (2007) dalam perkembangan anak terdapat 3 aspek dalam pola pengasuhan demokratis:

a. Aspek keseimbangan kendali dan otonomi

Orang tua yang demokratis menerapkan keseimbangan yang tepat antara kendali dan otonomi, sehingga memberi anak kesempatan untuk membentuk kemandirian sembari memberikan standar, batas, dan panduan yang dibutuhkan anak.

b. Aspek komunikasi antara anak dan orang tua

Orang tua yang otoritatif lebih cenderung melibatkan anak dalam kegiatan memberi dan menerima secara verbal dan memperbolehkan anak mengutarakan pandangan mereka.

c. Aspek kehangatan dan keterlibatan orang tua

(29)

3. Pola asuh demokratis pada remaja

Perubahan lingkungan sosial yang dialami remaja menuntut remaja untuk lebih mandiri dan matang dalam pengendalian emosinya. Namun tuntutan dan harapan lingkungan baru terhadap remaja memerlukan bimbingan dari orang tua.

Pola asuh yang berbeda akan membentuk remaja menjadi orang yang berbeda. Ketika remaja mendapatkan pola asuh demokratis, maka remaja akan menjadi individu yang mandiri, mampu memahami dan mengelola emosi diri serta memiliki kemampuan dalam memotivasi diri (Malcom, 1988).

Dampak pola asuh demokratis pada remaja

Prasetya (2003) mengemukakan dampak positif pengasuhan secara demokratis terhadap perkembangan kepribadian remaja, baik secara kognitif maupun emosional, yaitu:

a. Mandiri

(30)

b. Tegas terhadap diri sendiri

Remaja dengan pola asuh demokratis pada umumnya dibimbing untuk menentukan atau mengambil keputusan sendiri tanpa dituntun oleh orang tua. Hal ini melatih remaja untuk terbiasa bersikap tegas terhadap diri sendiri, sehingga dalam dirinya tidak terbentuk sikap manja.

c. Memiliki kemampuan introspeksi dan pengendalian diri

Dalam penerapan pola asuh demokratis, orang tua menekankan untuk mengendalikan perilaku remaja agar anak mampu berbuat benar. Penerapan pola asuh yang demikian mengajarkan kepada remaja mengenai hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, sehingga ia dapat mengevaluasi setiap rangsangan yang diterima. Disamping itu, remaja akan dapat memahami kesalahan-kesalahan yang dilakukannya dan belajar memperbaikinya.

d. Mudah bekerja sama dengan orang lain

(31)

e. Ramah terhadap orang lain

Pola pengasuhan demokratis oleh orang tua diwujudkan melalui pemberian pengertian, kasih sayang dan pengajaran tentang kehidupan sosial. Hal ini dapat meningkatkan ketrampilan remaja dalam menjalin hubungan diluar keluarga dalam bentuk keramahtamahan.

f. Mudah bergaul dengan teman sebaya dan orang yang lebih dewasa

Suasana dalam keluarga yang nyaman dengan adanya interaksi, keterbukaan dan komunikasi yang lancar antara anggota keluarga menjadi bekal remaja untuk mengenal dunia luar keluarga. Remaja dengan pola asuh demokratis akan lebih mudah menjalin pergaulan baik dengan teman sebaya maupun dengan orang yang lebih dewasa. Hal ini disebabkan oleh adanya kebiasaan yang telah diciptakan dalam keluarganya terutama oleh orang tua untuk berusaha memahami orang lain.

C. Hubungan antara Pola Asuh Demokratis dan Kecenderungan Melakukan

Interaksi Sosial

Seorang individu dapat dikatakan memiliki kecenderungan membangun interaksi dengan orang lain apabila individu termotivasi untuk melakukan interaksi dengan orang lain.

(32)

tua. Pengasuhan ini merupakan suatu interaksi antara orang tua dengan anaknya yang melibatkan sikap, nilai, dan kepercayaan orang tua dalam memelihara anaknya (Sears, 1994). Pola asuh demokratis akan diungkap melalui presepsi remaja terhadap pola asuh demokratis yang mereka dapatkan dari orang tua.

Karena keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan menentukan kepribadian anak maka, kecenderungan melakukan interaksi sosial seorang individu berkaitan dengan pola asuh orang tua di dalam keluarga. Pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak ini akan mempengaruhi perilaku dan kepribadian anak, perilaku dan kepribadian ini akan terbawa ke lingkungan sosial anak dan mempengaruhi pola sosialisasi anak dengan orang lain (Kartono, 1985). Pola asuh yang berbeda akan menghasilkan seorang anak dengan perilaku dan kepribadian yang berbeda.

Orang tua yang mendidik anak dengan pola asuh demokratis dalam prakteknya selalu menerapkan unsur kepercayaan dan penerimaan. Orang tua dalam pola asuh ini selalu memberikan motivasi dan kebebasan yang terarah kepada anak. Orang tua juga megajarkan sikap mandiri dan sikap yang penuh tanggung jawab kepada anak. Pola komunikasi dua arah menjadi cirri utama dalam pola asuh ini karena dengan pola komunikasi ini hubungan antara orang tua dengan anak menjadi lebih terbuka (Hauck, 1995).

(33)

terhadap orang lain, dan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memperlihatkan tingkah laku yang baik yang mana akan memupuk rasa percaya dirinya (Gunarsa, 1995). Pemenuhan kebutuhan anak dalam pola asuh ini juga mendapat perhatian dan pemenuhan yang cukup dari orang tua. Anak mendapat kasih sayang yang cukup dari orang tua kepada anak. Berbagai kebutuhan anak yang berhubungan dengan pendidikan juga mendapat pemenuhan yang cukup dari orang tua (Hauck, 1995).

Prasetya (2003) menambahkan bahwa anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis akan memiliki sikap tegas terhadap diri sendiri, memiliki kemampuan introspeksi diri dan mengendalikan diri, mampu membuat keputusan sendiri, mampu berdiskusi dengan orang lain, dan berkompeten secara sosial.

Sedangkan anak yang diasuh dengan pola asuh non demokratis tidak diberi kesempatan untuk berdiskusi, mendapatkan motivasi, tidak diberi kepercayaan dan tidak diberikan kebebasan, sehingga remaja tersebut tidak memiliki kemampuan introspeksi diri, tidak mudah bekerjasama sebaik anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis.

(34)

pemebentukan sikap, watak, tingkah laku, moral dan pendidikan yang baik bagi anak.

(35)

Pola asuh

Demokratis Non Demokratis

Memberi motivaasi Memberi kepercayaan Memberi Kebebasan Memiliki kemampuan introspeksi Mudah bekerjasama Mudah bergaul

Memiliki kecenderungan tinggi untuk membangun interaksi sosial Tidak memberi motivasi Tidak memberi kepercayaan Tidak memberi kebebasan Tidak memiliki kemampuan introspeksi Tidak mudah

bekerjasama Tidak mudah bergaul

(36)

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian teoretis di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ada hubungan yang positif antara pola asuh demokratis dengan interaksi sosial remaja.

(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian inferensial kuantitatif korelasional. Menurut Deauna, 1996 penelitian inferensial adalah metode penelitian yang dirancang untuk membuat suatu kesimpulan tentang populasi melalui pengambilan sample. Dalam penelitian ini yang ingin dilihat peneliti adalah hubungan pola asuh demokratis dan kecenderungan melakukan interaksi positif pada mahasiswa

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan untuk mengendalikan fungsi masing-masing variabel penelitian ini, maka diidentifikasikan:

1. Variabel Prediktor : pola asuh demokratis

2. Variabel Kriterium : kecenderungan melakuakan interaksi sosial

C. Definisi Operasional Penelitian

1. Interaksi Sosial

Adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih (antar pribadi) maupun individu dengan kelompok yang saling mempengaruhi, mengubah, memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Untuk

(38)

mengungkap hubungan ini digunakan kuesioner Interaksi sosial. Subjek dianggap memiliki interaksi sosial yang tinggi apabila mempunyai skor yang tinggi, demikian juga subjek yang mempunyai skor rendah dianggap mempunyai skor interaksi sosial rendah. Skala ini disusun oleh peneliti dengan menggunakan dua aspek menurut Soekanto (1982):

a. Kontak Sosial

Aspek kontak sosial meliputi: kontak sosial antara orang-perorangan, antara orang dengan satu kelompok, dan antar kelompok.

b. Komunikasi

Aspek komunikasi meliputi: pembicaraan, gerak-gerik badaniyah, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan

2. Pola Asuh Demokratis

(39)

a. Keseimbangan Kendali dan Otonomi b. Komunikasi antara Anak dan Orang Tua c. Kehangatan dan Keterlibatan Orang Tua.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik sampling yang bertujuan. Ciri dari sampling ini, yaitu ada

penilaian dan upaya cermat dari peneliti untuk memperoleh sample representative. Cara ini dilakukan dengan melihat wilayah-wilayah atau kelompok-kelompok tertentu yang diduga sesuain untuk menjadi anggota sampel.

Adapun kriteria yang ditetapkan sebagai berikut 1. Remaja berusia 10-22 tahun (Santrock, 2007)

E. Metode Pengumpulan Data

(40)

berupa orang. Daftar pertanyaan tersebut bukanlah menguji kemampuan responden, melainkan untuk merekam dan menggali informasi atau keterangan yang relevan dan bisa dijelaskan responden. Menurut Hadi (1996), alasan-alasan digunakan metode angket langsung adalah:

1. Bahwa subjek penelitian adalah orang yang paling tahu mengenai dirinya dan ia dapat memberikan pendapatnya secara langsung tanpa pengaruh dari orang lain dan tanpa diketahui orang lain.

2. Bahwa pendapat yang diberikan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

3. Bahwa subjek dapat memahami penyataan-pernyataan yang diajukan padanya sesuai dengan apa yang dimaksud peneliti.

Adapun skala untuk masing-masing variabel penelitian ini adalah: 1. Skala Pola Asuh Demokratis

(41)

a. Keseimbangan antara kendali dan otonomi b. Komunikasi antara anak dan orang tua c. Kehangatan dan keterlibatan orang tua

Berdasarkan aspek-aspek diatas, peneliti menyusun 51 butir pernyataan yang terdiri dari 27 butir pernyataan favorable dan 23 butir pernyataan unfavorable. Pernyataan-pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1

Tabel spesifikasi item-item skala pola asuh demokratis

Aspek No item favorable No aitem unfavorable Jumlah Keseimbangan

antara kendali dan otonomi

1, 2, 3, 5, 7, 13, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27,

4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 14,

17, 19, 23, 25, 28, 29, 30 30 Komunikasi antara

anak dan orang tua

31, 32, 34, 35, 37, 38, 44, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 59, 60

33, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 48, 54, 55, 56, 57,

58

30

Kehangatan dan keterlibatan orang

tua

61, 62, 64, 65, 69, 70, 71, 75, 77, 79, 81, 83, 85, 87, 89

63, 66, 67, 68, 72, 73, 74, 76, 78, 80, 82, 84, 86, 88,

90

30

Jumlah 30 30 90

(42)

Tabel 2

Skor butir butir favorable Skala Pola Asuh Demokratis

Respon Skor

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Semakin tinggi skor subjek, maka semakin tinggi pola asuh yang diterima. Sebaliknya semakin rendah skor subjek, maka semakin rendah pola asuh yang diterima oleh subjek.

Penilaian terhadap jawaban subjek untuk pernyataan unfavorable dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Skor butir-butir unfavorable Skala Pola Asuh Demokratis

Respon Skor

Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 2

Tidak Setuju (TS) 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 4

Skor yang rendah menunjukkan rendahnya pola asuh yang diterima oleh subjek. Semakin tinggi skor, semakin tingginya pola asuh yang diterima subjek.

2. Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial

(43)

Hiashinta Aurelia (2010) dan disusun berdasarkan aspek-aspek dari Soekanto (1982):

a. Kontak Sosial b. Komunikasi

Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial ini memiliki 77 aitem berdasarkan aspek – aspek tersebut dengan taraf realibilitas 0,966. Spesifikasi aitem dalam skala ini dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4

Spesifikasi aitem pada Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial Aspek No Item Favorable No Item Unfaforable Jumlah

Kontak Sosial

1, 6, 7, 14, 20, 21, 28, 29, 34, 37, 44, 54, 55, 59, 61, 63,

65, 68, 71

2, 3, 4, 5, 12, 13, 18, 19, 26, 27, 32, 33, 43, 47, 52, 64, 67,73

38

Komunikasi

10,11, 18, 24, 25, 31, 38, 39, 44, 45, 46, 50, 51, 53, 57, 58,

62, 71, 75

8, 9, 15, 16, 22, 23, 30, 35, 36, 40, 41, 48, 49, 56, 60, 66,

69, 74, 76, 77

39

Jumlah 38 39 77

(44)

Tabel 5

Skor butir butir favorable Skala kecenderungan melakukan interaksi sosial

Respon Skor

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Semakin tinggi skor subjek, maka semakin tinggi kecenderungan subjek untuk melakukan interaksi sosial. Sebaliknya, semakin rendah skor subjek, maka semakin rendah kecenderungan subjek untuk melakukan interaksi sosial.

Penilaian terhadap jawaban subjek untuk pernyataan unfavorable dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 6

Skor butir butir unfavorable Skala kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial

Respon Skor

Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 2

Tidak Setuju (TS) 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 4

(45)

F. Pertanggung Jabawan Mutu

1. Estimasi Validitas

Dalam penelitian ilmiah yang menggunakan alat pengumpulan data dan kuesioner, pengujian validitas sangat diperlukan. Uji Validitas adalah pengujian alat ukur untuk melihat seberapa jauh suatu alat ukur memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2000). Pengukuran atau pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara nilai dari tiap-tiap item pernyataan dengan skor total. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui seberapa besar masing-masing sumbangan item pernyataan terhadap skor total.

Jenis validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas ini ditujukan untuk melihat sejauh mana item-item tes dapat mewakili komponen dalam keseluruhan kewasan isi objek yang ingin diukur dan sejauh mana item-item tes mencerminkan cirri perilaku yang hendak diukur. Validitas isi diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau professional judgement (Azwar, 2000).

2. Uji Daya Beda Aitem

(46)

Pengujian daya beda item akan dilakukan dengan komputasi koefesien korelasi antara distribusi skor item total. Semua item yang mencapai koefesien korelasi minimal 0.3 (≥0.3) dianggap memiliki daya beda item yang memuaskan. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara item dengan skala berarti semakin tinggi kosistensi antara item dan skala secara keseluruhan (Azwar, 2000).

Peneliti melakukan ujia coba Skala Pola Asuh Demokratis dengan melibatkan 50 mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Setalah data terkumpul Skala Pola Asuh Demokratis kemudian diproses menggunakan SPSS for windows seri 16. Hasil analisis pengukuran Skala Pola Asuh Demokratis.

(47)

Tabel 7

Tabel Skala Pola Asuh Demokratis Sebelum dan sesudah uji coba

Aspek No Item Baik No Item Tidak Baik Jumlah

Favorable Unvaforable Favorable Unvaforable

Keseimbangan kendali dan

otonommi

1, 2, 3, 5, 7, 13,15, 16, 20, 24

4, 9,10, 11, 17, 28, 30

18, 21, 22, 26, 27

6, 8, 12, 14,

19, 23, 25, 29 30

Komunikasi antara anak dan orang tua

31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 44, 47, 50, 51, 52,

53, 59, 60

36, 41, 42, 43, 45, 46, 48, 54,

56, 57, 58

49 33, 39, 40, 30 Kehangatan

dan keterlibatan

orang tua

61, 65, 70, 71, 77, 79, 81, 87,

89

63, 67, 68, 72, 73, 74, 78, 80, 82, 84, 88, 90

62, 64, 69,

75, 83, 85 66, 76, 86 30

Jumlah 34 30 12 14 90

Tabel 8

Tabel Spesifikasi Skala Pola Asuh Demokratis sesudah uji coba Aspek No Item Favorable No Item Unfaforable Jumlah Keseimbangan

kendali dan otonommi

1, 3, 5, 6, 10, 11, 12, 14, 15

2, 4, 7, 8, 9, 13, 16,

17 17

Komunikasi antara anak dan

orang tua

18, 19, 20, 21, 22, 23,

26, 28, 29, 30, 32, 33 24, 25, 27, 31, 35 17 Kehangatan dan

keterlibatan orang tua

36, 38, 39, 45, 49, 50 34, 37, 40, 41, 42, 43,

44, 46, 47, 48 16

(48)

3. Estimasi Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil ukur. Taraf reliabilitas dapat diartikan sebagai taraf sejauh mana suatu alat ukur dapat menunjukkan konsistensi hasil pengukuran yang diperlihatkan dalam ketepatan dan ketelitian hasil. Reliabilitas dicari dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Pendekatan ini memiliki nilai praktis dan efisiensi yang tinggi,

karena hanya dilakukan satu kali percobaan pada satu kelompok subjek (Azwar, 2000). Nilai reliabilitas dianggap memuaskan apabila mendekati 0.900.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows seri 16, Skala Pola Asuh Demokratis memiliki koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.96. Hasil koefisien alpha Skala Pola Asuh Demokratis menunjukkan bahwa skala tesebut reliabel.

G. Metode dan Analisis Data

1. Uji Asumsi

Uji asumsi merupakan salah satu syarat dalam penggunaan teknik korelasi untuk memperoleh kesimpulan yang benar berdasarkan data yang ada. Adapun uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(49)

bersifat normal atau tidak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan klomogorof sminov. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila P lebih besar dari 5% atau 0.05. Sebaliknya, apabila nilai P yang diperoleh lebih kecil dari 5% atau 0.05, maka sebaran data tersebut tidak berdistribusi normal.

b. Uji linearitas, yaitu untuk mengetahui apakah hubungan antara skor variabel prediktor dan variabel kriterium merupakan bergaris lurus atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan tabel anova. Jika hubungan antara dua variabel tersebut menunjukkan garis lurus maka dapat dikatakan terdapat korelasi linier antara kedua variabel. Data dinyatakan linear apabila dia variabel mempunyai P kurang dari 0.05 (Priyatno, 2008).

2. Uji Hipotesis

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan. Penelitian yang akan dilaksanakan mencakup pelaksanaan uji coba alat ukur dan pengumpulan data penelitian.

2. Proses Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 24-29 Mei 2010 dengan subjek mahasiswa Universitas Sanata Dharma Paingan dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Penelitian ini melibatkan 116 subjek Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara meminta subjek memberi jawaban pada kuesioner yang dibagikan. Kuesioner yang dibagikan berisi dua skala, yaitu Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya.

Awalnya peneliti mebagikan 150 eksemplar dan skala yang kembali berjumlah 124 skala sedangkan 8 skala lainnya dianggap tidak sesuai dengan penelitian.

(51)

B. Data Demografi Subjek

Usia subjek dalam penelitian ini berkisar dari 17-20 tahun. Subjek yang berusia 17 tahun sebanyak 3 subjek atau sebesar 2,63%. Jumlah subjek yang berusia 18 tahun sebanyak 36 subjek atau sebesar 31.04%. Jumlah subjek yang berusia 19 tahun sebanyak 57 subjek atau sebesar 49.14%. Sedangkan subjek yang berusia 20 tahun sebanyak 20 subjek atau sebesar 17.24%.

Berikut ini merupakan table data demografi subjek penelitian berdasarkan usia:

Tabel 9

Data Usia Subjek Penelitian Usia Jumlah Presentase

17 3 2.63%

18 36 31.04%

19 57 49.14%

20 20 17.24%

Jumlah 116 100%

B. Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

(52)

a. Nilai probabilitas (P) pada variabel pola asuh demokratis sebesar 0.39. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data pada variabel pola asuh demokratis adalah normal.

b. Nilai probabilitas (P) pada variabel kecenderungan melakukan interaksi sosial sebesar 0.242. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 yang menunjukkan bahwa sebaran data pada variabel kecenderungan melakukan interaksi adalah normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan SPSS for windows seri 16. Nilai probabilitas pada penelitian ini sebesar 0.00. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara variabel pola asuh demokratis dan kecenderungan melakukan interaksi sosial dikatakan linier karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0.05.

C. Hasil Penelitian

1. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi pearson product moment pada taraf signifikansi 5% (0.05) dengan perangkat

(53)

pada penelitian ini karena hipotesis dalam penelitian ini sudah mengarah, yaitu berarah positif.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa korelasi koefisien antara variabel pola asuh demokratis dan kecenderugnan melakukan interaksi sosial adalah 0.527 dengan probabilitas 0.00. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pola asuh demokratis dan kecenderungan melakukan interaksi sosial. Jadi, semakin tinggi pola asuh demokratis yang diterima seorang remaja maka semakin tinggi pula kecenderungan melakukan interaksi sosial. Sebaliknya, semakin rendah pola asuh demokratis yang diterima seorang remaja, maka semakin rendah pula kecenderungan untuk melalukan interaksi sosial.

Dari penelitian ini, diketahui bahwa r = 0.527 dan koefisien determinan (r²) sebesar 27%. Hal ini berarti pola asuh demokratis memiliki sumbangan efektif sebesar 27% terhadap kecenderungan melakukan interaksi sosial, sedangkan 73% lainnya dipengaruhi oleh variabel lainnya.

2. Uji Tambahan

(54)

Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya:

Tabel 10

Data Teoritis dan Empiris Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial

Variabel N X max

X

min SD P

Mean Teoritis Empiris Pola Asuh

Demokratis

116

240 112 20.843 0.00 125 152.95 Kecenderungan

Melakukan Interaksi Sosial

312 167 24.556 0.00 192.5 235.03

Mean teoritis merupakan rata-rata skor pada alat ukur penelitian, sedangkan mean empiris merupakan rata-rata skor data hasil penelitian. Mean teoritis pada Skala Pola Asuh Demokratis sebesar 125 dan mean empirisnya sebesar 152.95. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar dari pada mean teoritisnya sehingga dapat diartikan bahwa pola asuh yang diterima subjek penelitian tergolong tinggi. Nilai P pada Skala Pola Asuh Demokratis sebesar 0.00. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dan mean empiris pada Skala Pola Asuh Demokratis.

(55)

teoritis dan dapat diartikan bahwa kecenderungan melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya pada subjek penelitian tergolong tinggi. Nilai P pada Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya sebesar 0.00. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara mean teoritis dan mean empiris pada skala tersebut.

D. Pembahasan

(56)

27% terhadap kecenderungan melakukan interaksi sosial. Sedangkan 73% lainnya dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Remaja yang dididik dengan pola asuh demokratis akan memiliki sikap mandiri, tegas terhadap diri sendiri, mudah bekerja sama dengan orang lain, ramah terhadap orang lain dan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memperlihatkan tingkah laku yang baik yang akan memupuk rasa percaya dirinya (Gunarsa, 2004) sehingga mampu berdiskusi dengan orang lain dan berkompeten secara sosial.

Hasil dari penelitian ini membuktikan teori dari Armsden dan Lynch (dalam Santrock,1995) yang mengatakan bahwa relasi yang nyaman dengan orang tua membuat remaja memiliki harga diri dan kesejahteraan emosional yang baik. Oleh sebab itu hubungan antara orang tua dengan anak dapat menyediakan landasan yang kokoh dimana remaja dapat menjelajahi dan menguasai lingkungan-lingkungan baru dan suatu dunia sosial yang luas dalam suatu cara yang secara psikologis sehat (Santrock, 1995), sehingga remaja memiliki dorongan untuk melakukan interaksi sosial.

(57)
(58)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara pola asuh demokratis dan kecenderungan melakukan interaksi sosial pada remaja. Semakin tinggi pola asuh yang diterima, maka semakin tinggi pula kecenderungan melakukan interaksi sosial. Sebaliknya, semakin rendah pola asuh yang diterima remaja tersebut maka semakin rendah pula kecenderungan melakukan interaksi sosial.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Agar peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa dapat mengembangkan berbagai kemungkinan variabel lainnya yang dapat mempengaruhi kecenderungan melakukan interaksi sosial. 2. Bagi Orang Tua

Semoga para orang tua menerapkan pola asuh demokratis kepada anak anaknya.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Aurelia, Hiasintha (2010). Hubungan Antara Harga Diri dan Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial pada Remaja.Skripsi, Universitas Sanata Dharma, yogyakarta

Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. --- (2002). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Deauna, Melecio. (1996). Elementary Statistic for Basic Education. Quezon City: Phoenix Publishing.

Gerungan. (1988). Psikologi Sosial. Bandung : Gresco.

Gunarsa & Gunarsa. (1986). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Gunarsa, S.D. (2004). Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi Perkembangan. Jakarta: Buku Kita.

Hadi, S. (1996). Statistika Jilid 2. Yogyakarta : Andi Ofset

Hauck, P. (1995). Mendidik Anak Dengan Berhasil-Psikologi populer. Jakarta : Arean.

Hetherington, E.M & Parke, R.D. (1986). Child Psycholog: A Cotemporary Viewpoint. N.Y: Mc. Graw – Hill Book Company.

Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Kartono, K. (1985). Peranan Keluarga Memandu Anak. Jakarta : CV Rajawali. Malcom, Handy & Steve, Heyes (1988). Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga. Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Indonesia.

Prasetya, G.T. (2003). Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Priyatno, Dwi. (2008). Mandiri Belajar SPSS Untuk Analisis Data dan Uji Statistik.

Jakarta : Buku Kita.

(60)

Santrock, John W. (2002). Life Span Develompent : Perkembangan Masa hidup jilid II. Jakarta : Erlangga.

--- (2007). Perkembangan Anak, University of Texas Dallas. Jakarta : Erlangga.

Sears, O. David., Freedman, J.L & Peplau. A. (1994). Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga.

Soekanto, Soerjono. ( 2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Dari Internet

(61)

LAMPIRAN I

(62)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 50 100.0

Excludeda 0 .0

Total 50 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

(63)

Tahap Pertama

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 263.42 558.004 .415 .908

VAR00002 262.64 561.256 .419 .908

VAR00003 263.74 559.747 .411 .908

VAR00004 262.72 563.634 .364 .908

VAR00005 262.88 560.842 .385 .908

VAR00006 263.06 575.486 -.087 .911

VAR00007 262.76 560.227 .475 .908

VAR00008 263.56 575.721 -.103 .911

VAR00009 262.86 563.266 .360 .908

VAR00010 262.84 561.974 .403 .908

VAR00011 262.58 562.208 .383 .908

VAR00012 263.92 577.789 -.162 .911

VAR00013 263.08 552.687 .568 .907

VAR00014 263.80 572.735 -.003 .910

VAR00015 262.94 559.160 .463 .908

VAR00016 262.68 561.324 .450 .908

VAR00017 262.74 562.564 .411 .908

VAR00018 263.42 572.208 .010 .910

VAR00019 263.08 574.851 -.079 .910

VAR00020 263.10 562.949 .421 .908

VAR00021 263.44 568.904 .079 .910

VAR00022 263.48 569.316 .104 .910

VAR00023 262.90 570.296 .098 .909

VAR00024 262.66 560.841 .466 .908

(64)

VAR00026 263.46 567.356 .050 .912

VAR00027 263.56 567.353 .155 .909

VAR00028 262.90 560.337 .492 .908

VAR00029 262.74 568.237 .182 .909

VAR00030 262.82 562.722 .327 .908

VAR00031 263.14 549.878 .664 .906

VAR00032 262.76 556.104 .634 .907

VAR00033 262.94 564.792 .254 .909

VAR00034 262.88 559.904 .538 .907

VAR00035 262.86 552.817 .642 .906

VAR00036 262.94 562.384 .317 .908

VAR00037 262.96 556.774 .557 .907

VAR00038 262.94 556.180 .601 .907

VAR00039 263.00 564.082 .265 .909

VAR00040 263.30 565.929 .183 .909

VAR00041 262.74 562.319 .421 .908

VAR00042 263.00 559.633 .477 .908

VAR00043 262.96 559.713 .517 .907

VAR00044 263.08 562.034 .482 .908

VAR00045 263.10 563.724 .357 .908

VAR00046 262.82 561.865 .512 .908

VAR00047 263.14 554.613 .572 .907

VAR00048 262.94 557.282 .528 .907

VAR00049 263.34 563.780 .247 .909

VAR00050 263.04 557.753 .541 .907

VAR00051 262.98 558.102 .650 .907

VAR00052 262.82 558.518 .563 .907

VAR00053 262.82 551.987 .687 .906

VAR00054 262.98 554.224 .625 .907

VAR00055 262.28 525.430 .153 .935

(65)

VAR00057 263.02 554.061 .702 .906

VAR00058 262.96 558.162 .579 .907

VAR00059 263.02 558.020 .592 .907

VAR00060 263.02 558.347 .628 .907

VAR00061 263.26 553.911 .536 .907

VAR00062 263.90 564.704 .209 .909

VAR00063 263.78 557.889 .301 .908

VAR00064 264.22 568.910 .097 .910

VAR00065 263.82 555.334 .546 .907

VAR00066 263.42 574.330 -.049 .911

VAR00067 263.14 557.551 .477 .907

VAR00068 262.98 558.428 .399 .908

VAR00069 264.22 569.032 .108 .910

VAR00070 263.00 556.694 .586 .907

VAR00071 262.92 554.198 .660 .907

VAR00072 263.04 559.264 .458 .908

VAR00073 263.06 561.976 .306 .908

VAR00074 263.20 558.612 .418 .908

VAR00075 263.62 567.506 .132 .910

VAR00076 263.28 562.940 .281 .908

VAR00077 263.32 550.426 .640 .906

VAR00078 262.88 559.618 .387 .908

VAR00079 263.22 554.502 .434 .907

VAR00080 263.30 557.276 .485 .907

VAR00081 263.44 555.843 .494 .907

VAR00082 263.20 554.898 .652 .907

VAR00083 263.60 561.469 .265 .909

VAR00084 262.82 559.947 .381 .908

VAR00085 263.84 561.607 .295 .908

(66)

VAR00087 263.54 553.560 .493 .907

VAR00088 262.96 555.264 .610 .907

VAR00089 263.16 554.382 .665 .907

(67)

Tahap kedua

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

V1 191.20 435.510 .425 .959

V2 190.42 438.942 .409 .959

V3 191.52 438.255 .379 .960

V4 190.50 439.398 .429 .959

V5 190.66 438.025 .397 .960

V6 190.54 437.682 .481 .959

V7 190.64 440.194 .374 .960

V8 190.62 439.179 .410 .959

V9 190.36 438.480 .428 .959

V10 190.86 432.368 .528 .959

V11 190.72 437.022 .457 .959

V12 190.46 438.825 .448 .959

V13 190.52 438.296 .484 .959

V14 190.88 440.230 .421 .959

V15 190.44 437.394 .510 .959

V16 190.68 436.998 .534 .959

V17 190.60 438.122 .398 .959

V18 190.92 429.136 .649 .959

V19 190.54 434.702 .611 .959

V20 190.66 436.392 .593 .959

V21 190.64 428.970 .728 .958

V22 190.72 437.471 .396 .960

V23 190.74 434.564 .565 .959

V24 190.72 433.634 .626 .959

(68)

V26 190.78 435.155 .567 .959

V27 190.74 436.768 .544 .959

V28 190.86 438.409 .534 .959

V29 190.88 439.904 .402 .959

V30 190.60 437.796 .591 .959

V31 190.92 432.320 .591 .959

V32 190.72 433.757 .585 .959

V33 190.82 435.293 .555 .959

V34 190.76 434.962 .700 .959

V35 190.60 434.082 .664 .959

V36 190.60 429.837 .714 .958

V37 190.76 431.696 .657 .959

V38 190.98 437.163 .391 .960

V39 190.80 430.816 .770 .958

V40 190.74 435.217 .614 .959

V41 190.80 434.163 .671 .959

V42 190.80 435.633 .654 .959

V43 191.04 432.529 .525 .959

V44 191.56 435.353 .309 .961

V45 191.60 434.653 .504 .959

V46 190.92 436.442 .441 .959

V47 190.76 435.941 .408 .960

V48 190.78 432.951 .659 .959

V49 190.70 430.663 .736 .958

(69)

V51 190.84 437.933 .353 .960

V52 190.98 435.898 .434 .959

V53 191.10 428.541 .660 .959

V54 190.66 436.637 .408 .960

V55 191.00 434.245 .391 .960

V56 191.08 434.442 .513 .959

V57 191.22 432.502 .543 .959

V58 190.98 432.755 .668 .959

V59 190.60 436.857 .405 .960

V60 191.32 436.385 .359 .960

V61 190.74 431.911 .672 .959

V62 190.94 430.751 .745 .958

(70)

Tahap Ketiga

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

V1 191.20 435.510 .425 . .959

V2 190.42 438.942 .409 . .959

V3 191.52 438.255 .379 . .960

V4 190.50 439.398 .429 . .959

V5 190.66 438.025 .397 . .960

V6 190.54 437.682 .481 . .959

V7 190.64 440.194 .374 . .960

V8 190.62 439.179 .410 . .959

V9 190.36 438.480 .428 . .959

V10 190.86 432.368 .528 . .959

V11 190.72 437.022 .457 . .959

V12 190.46 438.825 .448 . .959

V13 190.52 438.296 .484 . .959

V14 190.88 440.230 .421 . .959

V15 190.44 437.394 .510 . .959

V16 190.68 436.998 .534 . .959

V17 190.60 438.122 .398 . .959

V18 190.92 429.136 .649 . .959

V19 190.54 434.702 .611 . .959

V20 190.66 436.392 .593 . .959

V21 190.64 428.970 .728 . .958

V22 190.74 434.564 .565 . .959

V23 190.72 433.634 .626 . .959

(71)

V25 190.60 437.796 .591 . .959

V26 190.92 432.320 .591 . .959

V27 190.76 434.962 .700 . .959

V28 190.60 434.082 .664 . .959

V29 190.60 429.837 .714 . .958

V30 190.76 431.696 .657 . .959

V31 190.80 430.816 .770 . .958

V32 190.74 435.217 .614 . .959

V33 190.80 434.163 .671 . .959

V34 190.80 435.633 .654 . .959

V35 191.04 432.529 .525 . .959

V36 191.60 434.653 .504 . .959

V37 190.92 436.442 .441 . .959

V38 190.76 435.941 .408 . .960

V39 190.78 432.951 .659 . .959

V40 190.70 430.663 .736 . .958

V41 190.82 435.579 .512 . .959

V42 190.98 435.898 .434 . .959

V43 191.10 428.541 .660 . .959

V44 191.08 434.442 .513 . .959

V45 191.22 432.502 .543 . .959

V46 190.98 432.755 .668 . .959

V47 190.60 436.857 .405 . .960

V48 190.74 431.911 .672 . .959

V49 190.94 430.751 .745 . .958

(72)

LAMPIRAN II

(73)

Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PolaAsuhDemokratis 116 112 240 152.95 20.843

InteraksiSosial 116 167 312 235.03 24.556

Valid N (listwise) 116

a. Variabel Pola asuh demokratis

b. Variabel Interaksi Sosial

One-Sample Statistics

N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean PolaAsuhDemokrati

s 116 152.95 20.843 1.935

One-Sample Test

Test Value = 125

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper PolaAsuhDemok

(74)

One-Sample Test

Test Value = 192.5

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper InteraksiSosial 18.652 115 .000 42.526 38.01 47.04

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PolaAsuhDemo

kratis InteraksiSosial

N 116 116

Normal Parametersa Mean 152.95 235.03

Std. Deviation 20.843 24.556

Most Extreme Differences Absolute .084 .095

Positive .084 .095

Negative -.045 -.078

Kolmogorov-Smirnov Z .902 1.027

Asymp. Sig. (2-tailed) .390 .242

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from Data

Uji Linearitas

One-Sample Statistics

N Mean

Std. Deviation

(75)

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig. PolaAsuhDemokr

atis *

InteraksiSosial

Between Groups

(Combined) 34418.273 61 564.234 1.960 .006 Linearity

13876.781 1 13876.78

1 48.216 .000 Deviation from

Linearity 20541.492 60 342.358 1.190 .259 Within Groups 15541.417 54 287.804

Total 49959.690 115

Uji Korelasi Correlations PolaAsuhDe mokratis InteraksiSosia l PolaAsuhDemokrati s Pearson

Correlation 1 .527

**

Sig. (1-tailed) .000

N 116 116

InteraksiSosial Pearson

Correlation .527

**

1 Sig. (1-tailed) .000

N 116 116

(76)

LAMPIRAN III

Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi

Sosial (Penelitian)

(77)

Disusun oleh: Dian Pranacitra

069114090

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010 Usia:

(78)

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Dalam skala ini anda diminta untuk memberikan salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, dengan cara memberikan salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda, dengan cara memberikan tanda (X) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia

SS : Bila anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut S : Bila anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut

TS : Bila anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

STS : Bila anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Dalam skala ini tidak ada jawaban benar atau salah oleh karena itu

Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan tidak dijawab

(79)

=SKALA A=

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya bebas berteman dengan siapa saja dengan catatan saya mengenalkan teman saya kepada orang tua saya

2. Saya tidak diperbolehkan pergi di malam hari 3. Saya diberi uang jajan sebanyak yang saya minta

tetapi saya harus mencantumkan laporan keuangan kepada orang tua saya

4. Orang tua tidak pernah bertanya kepada saya kemana saya akan pergi

5. Saya dibebaskan membeli barang apa saja yang saya mau asalkan itu dibutuhkan

6. Saya dibebaskan memilih extrakulikuler yang saya ingini asalkan saya dapat menekuni ekstrakulikuler tersebut

7. Orang tua tidak pernah bertanya dengan siapa saya pergi

8. Orang tua tidak pernah mengecek dan melihat nilai nilai yang saya peroleh

9. Orang tua jarang mencari saya apabila saya pergi hingga larut malam

10. Orang tua membebaskan saya berhubungan dengan lawan jenis saya asalkan saya mengenalkan lawan jenis tersebut kepada orang tua saya

11 Orang tua membebaskan saya pergi kemana saja asal saya berpamitan terlebih dahulu dengan mereka

12. Orang tua membebaskan saya memilih hal hal yang saya sukai dengan catatan saya harus tanggung jawab dengan apa yang saya pilih

13. Orang tua tidak memperbolehkan saya bepergian dengan lawan jenis saya

14. Orang tua memberikan waktu bermain yang cukup saat saya sudah mengerjakan seluruh kewajiban saya

15. Saya dibebaskan memilih fakultas yang saya ingini akan tetapi saya harus dapat mempertanggungjawabkan nilai yang saya peroleh 16. Apabila mendapat nilai bagus orang tua saya tidak

(80)

17. Orang tua membiarkan saya bermain terus menerus tanpa menegur saya

18. Orang tua sering duduk dan bercerita di meja makan bersama sama

19. Orang tua sering bertanya kepada saya mengenai kehidupan perkuliahan yang saya alami

20. Saya sering mengemukakan pendapat saya kepada orang tua saya

21. Saya biasa berbicara mengenai banyak hal dengan orang tua saya

22. Orang tua sering bertanya kepada saya mengenai pelajaran pelajaran yang saya dapatkan di perkuliahan

23. Orang tua memberikan saya kesempatan untuk berbicara dan menjelaskan apabila saya melakukan kesalahan

24. Orang tua tidak memberikan kesempatan kepada saya untuk menjelaskan alasan saya melakukan sesuatu

25. Orang tua tidak memberikan kesempatan kepada saya untuk berpendapat

26. Orang tua sering bertanya kepada saya mengenai hari hari yang saya lalui

27. Saya jarang diajak bercerita dengan orang tua saya 28. Orang tua sering memberikan waktu luang untuk

kami mengobrol

29. Saya merasa nyaman bercerita dengan orang tua saya

30. Orang tua memberikan kesempatan saya

menjelaskan apabila terjadi kesalah pahaman antara kami

31. Orang tua jarang bertanya mengenai kehidupan perkuliahan saya

32. Saya sering berdiskusi dengan orang tua saya mengenai suatu hal

33. Orang tua sering memberikan kesempatan untuk mencurahkan isi hati saya

34. Orang tua saya sering membantu saya saat saya menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas saya 35. Orang tua saya sering membantu saya mengerjakan

tugas tugas yang saya dapatkan

(81)

saya mendapati kesulitan dalam mengerjakan tugas saya

37. Orang tua saya tidak pernah memberikan pujian apabila saya mendapatkan nilai bagus

38. Saya sering duduk dan menonton televisi bersama orang tua saya

39. Saya sering bersenda gurau dengan orang tua saya 40. Saya jarang menonton televisi bersama orang tua

saya

41. Orang tua saya jarang memberi kado ulang tahun kepada saya

42. Orang tua saya tidak pernah membantu saya apabila saya menemui kesulitan dalam berbagai hal 43. Saya tidak pernah dipeluk orang tua saya

44. Saya merasa pipi saya tidak pernah dicium oleh orang tua saya

45. Orang tua saya memberikan hadiah kepada saya pada saat saya mendapatkan nilai bagus

46. Saya jarang duduk dan makan satu meja dengan orang tua saya

47. Orang tua saya jarang bepergian dengan saya

48. Orang tua saya jarang duduk dan menonton televisi bersama saya

49 . Orang tua saya memberikan pujian kepada saya apabila saya mendapatkan nilai bagus

(82)

=SKALA B=

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS 1. Saya tergabung dalam suatu kelompok yang

beranggotakan teman-teman seumuran 2. Saya lebih senang menyendiri di dalam kamar 3. Saya merasa canggung apabila berada di

tengah-tengah kumpulan teman sebaya 4. Saya lebih senang mengerjakan tugas secara

individual daripada bersama teman

5. Saya merasa senang saat tidak ada teman-teman di sekitar saya

6. Saya senang turut serta dalam kegiatan yang melibatkan banyak teman

7. Saya senang dapat berkunjung ke rumah teman 8. Saya lebih senang menyimpan kebahagiaan

saya sendiri daripada menceritakannya pada teman-teman

9. Saya menghindari kontak mata apabila bertemu dengan teman

10. Saya akan menyapa sekelompok teman yang sedang berkumpul

11. Saya senang mengobrol melalui telepon atau SMS dengan teman

12. Saya bisa membuat hidup saya lebih nyaman tanpa kehadiran teman meskipun sedang mengalami suatu masalah

13. Saat memiliki masalah, saya memilih menyelesaikannya sendiri tanpa kehadiran teman

14. Mengerjakan tugas dalam kelompok bersama teman-teman dapat meringankan beban saya 15. Saya kurang tertarik mendengarkan keluhan

dari teman-teman

16. Saya tidak menggunakan ekpresi wajah maupun gerak tubuh saat mengobrol dengan teman

(83)

melibatkan kehadiran teman-teman 19. Saya lebih senang menikmati kesendirian

daripada berkumpul dengan teman-teman 20. Saya senang mengikuti kegiatan ekstakurikuler

karena dapat bertemu dengan teman-teman 21. Saya bahagia dengan keberadaan diri saya saat

berkumpul dengan teman-teman 22. Saya lebih memilih diam daripada

menceritakan kesedihan saya pada teman 23. Saya menghindari pembicaraan dengan

teman-teman

24. Forum diskusi merupakan kesempatan yang mengasyikan untuk bertukar pikiran dengan teman-teman

25. Saya akan menceritakan pengalaman menyenangkan maupun menyedihkan pada teman-teman

26. Saya dapat menemukan kebahagiaan saya sendiri tanpa kehadiran teman-teman 27. Hidup saya terasa lengkap meskipun tanpa

kehadi

Gambar

Tabel spesifikasi item-item skala pola asuh demokratis
Tabel 2
Tabel 4
Tabel 6
+4

Referensi

Dokumen terkait

• Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta sebesar 4,5% (empat koma lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4%

Awalnya saya mau daftar haji ONH pemerintah lalu bertemu teman yang sudah bergabung dengan Armina lebih dulu,.. kemudian dia menawarkan pada saya bisnis

Natal sendiri, makanan yang berasal dari susu kerbau seperti dadih sudah lama tidak dikonsumsi oleh masyarakat setempat, disebabkan karena adanya persepsi

Kita tahu bahwa gereja-gereja di Asia melakukan hal ini, karena kita membaca dalam Kolose 4:16 kata-kata ini, &#34;Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara

Apabila pembatalan pertanggungan dibatalkan oleh Penanggung, maka Tertanggung berhak atas pengembalian premi secara prorata untuk jangka waktu pertanggungan yang belum

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi penerapan biaya standar untuk biaya produksi pada UKM Cireng Cageur Grup yang mencakup biaya bahan baku langsung, biaya

Tabel V.12 Hubungan antara Adiksi dengan Perilaku Cybersex pada Remaja Di Sekolah Lanjut Tingkat Atas di Kubu Raya

We have described to one of the, for the Supplement of the LEATH- ER STANDARD by OEKO ‑ TEX® approved, testing institutes the pre- cautionary measures taken within the company to