i
SKRIPSI
Diajukan utuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana psikologi Program Studi Psikologi
Oleh:
Dian Pranacitra
069114090
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
ii
S K R I P S I
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DAN
KECENDERUNGAN MELAKUKAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA
REMAJA
Disusun oleh:
Dian Pranacitra
06 9114 090
Telah Disetujui oleh:
iii
S K R I P S I
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS DAN
KECENDERUNGAN MELAKUKAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA
REMAJA
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Dian Pranacitra
06 9114 090
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 Juli 2010
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda tangan
Ketua : Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi ...
Penguji 1 : P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si ...
Penguji 2 : C. Siswa Widyatmoko, S.Psi ...
Yogyakarta, ... 2010 Fakultas Psikolgi
iv Tiada yang mustahil bagi DIA
ALLAH ku dasyat
“Janganlah takut, sebab AKU menyertai engkau, janganlah bimbang,
sebab AKU ini ALLAHmu; AKU akan meneguhkan, bahkan akan
menolong engkau; AKU akan memegang engkau dengan tangan
kanan-KU yang membawa kemenangan”
(Yesaya 41 : 10)
v
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta 19 Juni 2010
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis dengan kecenderungan remaja melakukan interaksi sosial positif. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan dua variabel, yaitu pola asuh demokratis sebagai variabel bebas dan kecenderungan melakukan interaksi sosial sebagai variabel tergantung. Subjek penelitian ini berjumlah 116 orang, dengan kriteria 16 – 22 tahun. Alat yang digunakan untuk mengambil data penelitian adalah skala pola asuh demokratis dan skala kecenderungan melakukan interaksi sosial. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis deta penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran data adalah normal dan linier. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh adalah 0,527 pada taraf signifikansi 0,01 dengan probabilitas 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut berarti hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara pola asuh demokratis dengan kecenderungan melakukan interaksi sosial dapat diterima.
vii ABSTRACT
This research aimed to find out the relationship between democratic parenting and tendency to do positive social interaction. This research was a correlation research with two variable. They were democratic parenting as the independent variable and tendency to do social interaction as the dependent variable. The research subjects are 116 people between 16 – 22 years old. The research data was obtained using democratic parenting scale and tendency to do social interaction scale. Data obtained was analyzed using Pearson’s product moment correlation technique. The result of the analysis was a normal curve with linear correlation. The correlation coefficient (r) was 0,527 and significant 0,01 with probability 0,000 (p<0,05). The result means that hypothesis that is a positive correlation between democratic parenting and tendency to do positive social interaction was accepted.
viii Saya yang bertanda tangan dibawah ini, NAMA : Dian Pranacitra
NIM : 069114090
Adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, memberikan skripsi saya yang berjudul:
“Hubungan antara Pola Asuh Demokratis dan Kecenderungan Melakukan
Interaksi Sosial Positif pada Mahasiswa”
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
Oleh karena itu Perpustakaan Universitas Sanata Dharma berhak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mempublikasikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya atau memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk digunakan dengan semestinya.
ix
segala berkat dan kasih karuniaNya yang senantiasa penulis rasakan selama penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara pola asuh demokratis dan kecenderungan melakukan interaksi sosial positif pada remaja”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi sesuai program studi yang saya tempuh di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Sejak awal sampai akhir penulisan banyak sekali pihak yang telah membantu saya, maka pada kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sedalam dalamya kepada Bapak Y. Heri Widodo., S.Psi., M.Psi, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang tidak pernah lelah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Juga untuk semua masukan dan kritikan yang menguatkan skripsi ini, Ibu
Dr. Ch. Siwi Handayani., S.Psi., M.Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Santa Dharma, ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Psi, selaku kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan semua dosen serta karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Orang tua ku, papi Johny Agustanto dan mami Nancy Setyawati
terimakasih buat doa dan dukungan kalian selama ini. Adikku tersayang Galih Adinugraha yang selalu mengingatkan ku “cicik skripsinya udah belom?”
x
buat tumpangan nya kemana mana dan makasih juga dah minjemin motor
buatku juga buat doa dan dukungannya), Fifi (makasih Phie buat dukungannya
selama ini). Juga Yacob dan Yoseph persahabatan kita tidak akan pernah pudar teman.
Sahabat – sahabatku Spicy (Thea, Nita, Andien, Melida, Thia, Ina) kalian sangat berharga buatku, tetep inget persahabatan kita ya kawan, terimakasih buat dukungan kalian, dan bantuan kalian dalam menyebarkan skala penelitian.
Teman – teman GE2 (Yustine, Nesya, Kak Gie, Ko Bil, Ko Fan, Om Jepri, Om Edo, Ko Den, Yoseph, Ko Bud) terimakasih teman buat doa dan dukungannya, terimakasih buat semuanya. Aku senang dapat mengenal kalian.
Teman-teman seperjuangan skripsi : Ana, Cecil, Suster Ariati, Sinta, Nobi, Rhona, Winda, Made, dan Linga, mas Renda, mas Ajay terima kasih buat dukungan, bantuan, kesabaran dan kebersamaannya.
Teman-teman Psikologi angkatan 2006. Ayo semangat nyelesaikan kuliahnya, jangan ditunda-tunda lagi dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
xii
Halaman Pengesahan ………... iii
Halaman Persembahan ………...….iv
Halaman Pernyataan Keaslian Karya ………..….... v
Abstrak ……….……. .vi
Abstract ………...………. .vii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ...…..… viii
Kata Pengantar ……… ix
Daftar Isi ……….….………...……. x
Daftar Tabel ………..………… xiii
Daftar Skema………..………xiv
Daftar Lampiran ……….………...…………. xv
BAB I. PENDAHULUAN ……….………. 1
A. Latar Belakan Masalah ……….………. 1
B. Rumusan Masalah ……….……….……...…. 6
C. Tujuan Penelitian ……….………….. 6
D. Manfaat Penelitian ……….………… 6
BAB II. LANDASAN TEORI ……….….….….. 7
A. Interaksi Sosial ...………...……….………...7
1. Pengertian ……….……7
xiii
1. Pengertian ………...10
2. Aspek-aspek pola asuh demokratis ………11
3. Pola asuh demokratis pada remaja ………..12
C. Hubungan Pola Asuh Demokratis dan Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial ……….……14
D. Hipotesis Penelitian ……….……19
BAB III. METODE PENELITIAN ……….…. 20
A. Jenis Penelitian ……….……20
B. Identifikasi Variabel ……….……20
C. Definisi Operasional ……….……20
1. Interaksi Sosial ……….……..20
2. Pola Asuh Demokrtatis ………..…………21
D. Subjek Penelitian ……….………… 22
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ……….………. 22
1. Pola Asuh Demokratis ……….…. 23
2. Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial ………. 25
F. Pertanggungjawaban Mutu ………. 28
1. Estimasi Validitas ……….. 28
2. Uji Daya Beda ………28
xiv
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….… 33
A. Pelaksanaan Penelitian ………. 33
B. Data Demografi Subjek Pelitian ……….. 34
C. Uji Asumsi ………...……… 34
D. Hasil Penelitian ………...……. 35
1. Uji Hipotesis ……….……… 36
2. Hasil Tambahan ……….……….35
E. Pembahasan ………. 38
BAB V. PENUTUP...……….. 41
A. Kesimpulan ………. .41
B. Saran ……… 41
Daftar Pustaka ……….……….. 42
xv
Tabel 1. Blue Print Skala Pola Asuh Demokratis 24 Tabel 2. Skor Butir Favorable Skala Pola Asuh Demokratis 25 Tabel 3. Skor Butir Unfovorable Skala Pola Asuh Demokratis 25 Tabel 4 Blue Print Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi
Sosial Positif 26
Tabel 5. Skor Butir Favorable Skala Kecenderungan
Melakukan Interaksi Sosial 27
Tabel 6. Skor Butir Unfavorable Skala Kecenderungan
Melakukan Interaksi Sosial 27
Tabel 7. Blue Print Skala Pola Asuh Demokratis Sebelum dan
Sesudah Uji Coba 30
Tabel 8. Blue Print Skala Pola Asuh Demokratis Sesudah Uji Coba 30
Tablel 9. Data Usia Subjek Penelitian 34
Tabel 10. Data Teoritis dan Empiris Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala
xvi
xvii
Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan
Melakukan Interaksi Sosial 44
LAMPIRAN II Uji Normalitas, Uji Linearitas, dan Uji Korelasi 55 LAMPIRAN III Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial artinya adalah bahwa manusia telah memiliki naluri untuk bergaul dengan sesamanya sejak ia dilahirkan. Hubungan dengan sesamanya merupakan kebutuhan bagi setiap manusia, karena dengan pemenuhan kebutuhan tersebut akan dapat memenuhi kebutuhan lainnya, seperti keinginan diterima orang lain, menjadi anggota suatu kelompok, dan diakui keberadaannya (Soekanto, 1996). Agar dapat terpenuhi kebutuhan tersebut, seseorang dituntut untuk mengadakan interaksi dengan lingkungannya. Interaksi adalah hal saling melakukan aksi atau saling mempengaruhi.(Soekanto, 1996). Proses sosialisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui interaksi sosial dengan menggunakan media atau lingkungan sosial tertentu. Oleh sebab itu, kondisi kehidupan lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses belajar seseorang.
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang harus memiliki keinginan untuk berinteraksi sosial agar lebih mudah untuk menyesuaikan diri. Interaksi sosial adalah pola-pola yang saling mempengaruhi dalam hubungan dua orang atau lebih (Forsyth dalam Soekanto, 1996). Roucek dan Warren (dalam Soekanto, 1996) menuliskan bahwa interaksi sosial merupakan proses timbal balik dimana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku pihak lain dan dengan demikian ia juga mempengaruhi tingkah laku orang lain.
Dalam lingkungan sosial, individu mengadakan interaksi sehingga melakukan penyesuaian dengan individu lain. Penyesuaian adalah proses seseorang dalam memberikan respon terhadap situasi dari dalam maupun dari luar dirinya. Dengan demikian, interaksi sosial adalah hubungan timbal balik (sosial) beragam aksi saling mempengaruhi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antar kelompok dengan kelompok. Interaksi terjadi jika satu individu melakukan tindakan, sehingga menimbulkan reaksi pada individu individu lainnya. Interaksi sosial dalam kehidupan bermasayrakat, adalah proses saling mempengaruhi antar individu, antar individu dengan kelompok, dan antar kelompok.s Interaksi sosial dibentuk oleh faktor-faktor : tindakan sosial, kontak sosial dan komunikasi sosial (Max Weber).
Jika seorang remaja tidak termotivasi untuk berinteraksi sosial maka remaja tersebut tidak mempunyai teman, sehingga tidak dapat menambah pengalaman dalam hidupnya. Selain itu orang lain tidak menghargai kita, hal ini dapat berdampak buruk kita akan dikucilkan dari masayarakat dan dalam diri kita juga akan menimbulkan rasa curiga pada diri sendiri sehingga kita berpikiran negatif pada diri sendiri. (“sap ketidakmauan” ,2009)
diterimanya. Keluarga adalah inti dari proses perkembangan anak karena keluarga telah menjadi tempat awal bagi anak untuk mendapatkan kasih sayang, perasaan aman, model perilaku, bimbingan dalam memecahkan masalah, bantuan untuk aktualisasi diri dan sumber inspirasi dalam membina persahabatan (Hurlock, 1994). Selain itu keluarga juga sering dikatakan sebagai tempat awal bagi anak untuk mulai belajar bersosialisasi. Ada banyak hal yang mempengaruhi kecenderungan melakukan interaksi sosial salah satunya adalah pola asuh. Kemampuan berinteraksi seseorang sangat dipengaruhi oleh kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua. Karena hal tersebut akan ditiru dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pola asuh adalah keseluruhan interaksi orang tua dengan anaknya yang melibatkan sikap, nilai-nilai, dan kepercayaan orang tua dalam memelihara anak (Sears, 1994). Oleh sebab itu orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan dan membimbing anak agar mampu berhubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Setiap keluarga memiliki cara-cara pengasuhan yang berbeda-beda hal ini disebabkan karena orang tua sebagai individu yang berbeda tentu akan mempunyai kecenderungan pola asuh yang berbeda pula.
segala keputusan yang berkaitan dengan anak (Singgih dan Susantoputri dalam Gunarsa, 2004). Mengingat bahwa remaja adalah subjek yang secara langsung mengalami pengasuhan dari orang tua, maka dalam penelitian ini pola asuh demokratis akan dilihat melalui presepsi remaja terhadap pola asuh demokratis yang mereka dapatkan dari orang tua.
Ciri pola asuh demokratis adalah adanya kesempatan untuk berdiskusi, memberikan ide atau gagasan kepada orang tuanya dan orang tua juga memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis akan memiliki sikap mandiri, tegas terhdap diri sendiri, memiliki kemampuan introspeksi dan kemampuan mengendalikan diri, mudah bekerjasama dengan orang lain, ramah terhadap orang lain (Prasetya, 2003).
Semakin orang tua menerapkan diskusi dan memberikan kesempatan anak untuk memberikan pendapat maka semakin demokratis orang tua tersebut. Sebaliknya semakin orang tua tidak membekikan kesempatan pada anak untuk memberikan pendapat dan berdiskusi maka semakin orang tua tersebut tidak menerapkan pola demokratis.
penginterpretasian, dan penilaian, sehingga anak tersebut memiliki kesan atau perasaan mengenai pola asuh yang diterapkan orang tua kepada dirinya di dalam keluarga. Pola asuh orang tua yang dipresepsikan oleh anak ini kemudian akan dilihat hubungannya terhadap motivasi berinteraksi sosial.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melihat apakan ada hubungan antara presepsi remaja terhadap pola asuh demokratis dengan interaksi sosial pada remaja.
B. Rumusan Permasalahan
Dari penjelasan diatas dapat diungkapkan bahwa masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah ada hubungan antara pola pengasuhan demokratis dengan interaksi sosialnya?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk melihat apakah ada hubungan antara pola asuh demokratis dengan interaksi sosial.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pada ilmu psikologi khususnya bidang psikologi sosial, terutama dalam topik tentang pola asuh demokratis dan kaitannya dengan interaksi sosial.
2. Manfaat Praktis
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Interaksi sosial
1. Pengertian
Menurut Soerjono Soekanto interaksi sosial adalah dasar proses-proses sosial, pengertian mana menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain (Soekanto, 1996). Interaksi sosial menurut Gerungan (1988) adalah suatu hubungan antara dua manusia atau lebih dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok (Gillin and Gillin dalam Soekanto).
2. Aspek-aspek interaksi sosial
Menurut Soerjono Soekanto (1982) aspek-aspek yang mendasari interaksi sosial adalah:
a. Kontak sosial
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh. Jadi artinya secara hurufiyah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniyah, sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniyah, oleh karena itu orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, seperti misalnya, dengan cara berbicara dengan pihak lain tersebut.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu: Kontak sosial antara orang-perorangan, antara orang-perorangan dengan suatu kelompok, dan antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Selain itu kontak sosial dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Sebaliknya kontak sekunder memerlukan suatu perantara.
b. Komunikasi
perasaan-perasaan suatu kelompok manusia atau orang-perseorangan dapat diketahui oleh kelompok-kelompok lain atau orang-orang lainnya.
3. Faktor-faktor interaksi sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial menurut Soekanto (1982) adalah:
a. Faktor imitasi
Salah satu segi positif faktor imitasi adalah imitasi ini dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaedah-kaedah dan nilai-nilai yang berlaku. b. Faktor sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.
c. Faktor identifikasi
Merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan dala diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
d. Faktor simpati
4. Interaksi sosial positif pada remaja
Interaksi sosial pada remaja adalah dimana remaja merasa bahwa interaksi sosial menjadi sangat penting dan kemajuan kognitif pada masa remaja memungkinkan mereka mengambil prespektif teman dan kawan dengan lebih cepat sehingga mereka merasa perlu untuk berinteraksi sosial. (Santrock, 2002)
B. Pola asuh Demokratis
1. Pengertian
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang menekankan hak anak untuk mengetahui mengapa peraturan-peraturan dibuat dan memperoleh kesempatan mengemukakan pendapatnya sendiri bila ia menganggap peraturan tersebut tidak adil (Hurlock, 1999). Pola asuh demokratis adalah pola pengasuhan orang tua yang menerapkan unsur kepercayaan, penerimaan, kebebasan yang terarah, motivasi, sikap mandiri, dan sikap yang penuh tanggung jawab dalam mengasuh dan mendidik anak. Kebutuhan anak dalam pola asuh ini mendapat perhatian dan pemenuhan yang cukup dari orang tua, sehingga anak selalu merasa diterima dan diperhatikan oleh orang tua (Hauck, 1995).
tersebut tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh perhatian antara kedua belah pihak yaitu anak dengan orang tua. (Gunarsa dan Gunarsa, 1986).
2. Aspek-aspek pola asuh demokratis
Menurut Santrock (2007) dalam perkembangan anak terdapat 3 aspek dalam pola pengasuhan demokratis:
a. Aspek keseimbangan kendali dan otonomi
Orang tua yang demokratis menerapkan keseimbangan yang tepat antara kendali dan otonomi, sehingga memberi anak kesempatan untuk membentuk kemandirian sembari memberikan standar, batas, dan panduan yang dibutuhkan anak.
b. Aspek komunikasi antara anak dan orang tua
Orang tua yang otoritatif lebih cenderung melibatkan anak dalam kegiatan memberi dan menerima secara verbal dan memperbolehkan anak mengutarakan pandangan mereka.
c. Aspek kehangatan dan keterlibatan orang tua
3. Pola asuh demokratis pada remaja
Perubahan lingkungan sosial yang dialami remaja menuntut remaja untuk lebih mandiri dan matang dalam pengendalian emosinya. Namun tuntutan dan harapan lingkungan baru terhadap remaja memerlukan bimbingan dari orang tua.
Pola asuh yang berbeda akan membentuk remaja menjadi orang yang berbeda. Ketika remaja mendapatkan pola asuh demokratis, maka remaja akan menjadi individu yang mandiri, mampu memahami dan mengelola emosi diri serta memiliki kemampuan dalam memotivasi diri (Malcom, 1988).
Dampak pola asuh demokratis pada remaja
Prasetya (2003) mengemukakan dampak positif pengasuhan secara demokratis terhadap perkembangan kepribadian remaja, baik secara kognitif maupun emosional, yaitu:
a. Mandiri
b. Tegas terhadap diri sendiri
Remaja dengan pola asuh demokratis pada umumnya dibimbing untuk menentukan atau mengambil keputusan sendiri tanpa dituntun oleh orang tua. Hal ini melatih remaja untuk terbiasa bersikap tegas terhadap diri sendiri, sehingga dalam dirinya tidak terbentuk sikap manja.
c. Memiliki kemampuan introspeksi dan pengendalian diri
Dalam penerapan pola asuh demokratis, orang tua menekankan untuk mengendalikan perilaku remaja agar anak mampu berbuat benar. Penerapan pola asuh yang demikian mengajarkan kepada remaja mengenai hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, sehingga ia dapat mengevaluasi setiap rangsangan yang diterima. Disamping itu, remaja akan dapat memahami kesalahan-kesalahan yang dilakukannya dan belajar memperbaikinya.
d. Mudah bekerja sama dengan orang lain
e. Ramah terhadap orang lain
Pola pengasuhan demokratis oleh orang tua diwujudkan melalui pemberian pengertian, kasih sayang dan pengajaran tentang kehidupan sosial. Hal ini dapat meningkatkan ketrampilan remaja dalam menjalin hubungan diluar keluarga dalam bentuk keramahtamahan.
f. Mudah bergaul dengan teman sebaya dan orang yang lebih dewasa
Suasana dalam keluarga yang nyaman dengan adanya interaksi, keterbukaan dan komunikasi yang lancar antara anggota keluarga menjadi bekal remaja untuk mengenal dunia luar keluarga. Remaja dengan pola asuh demokratis akan lebih mudah menjalin pergaulan baik dengan teman sebaya maupun dengan orang yang lebih dewasa. Hal ini disebabkan oleh adanya kebiasaan yang telah diciptakan dalam keluarganya terutama oleh orang tua untuk berusaha memahami orang lain.
C. Hubungan antara Pola Asuh Demokratis dan Kecenderungan Melakukan
Interaksi Sosial
Seorang individu dapat dikatakan memiliki kecenderungan membangun interaksi dengan orang lain apabila individu termotivasi untuk melakukan interaksi dengan orang lain.
tua. Pengasuhan ini merupakan suatu interaksi antara orang tua dengan anaknya yang melibatkan sikap, nilai, dan kepercayaan orang tua dalam memelihara anaknya (Sears, 1994). Pola asuh demokratis akan diungkap melalui presepsi remaja terhadap pola asuh demokratis yang mereka dapatkan dari orang tua.
Karena keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan menentukan kepribadian anak maka, kecenderungan melakukan interaksi sosial seorang individu berkaitan dengan pola asuh orang tua di dalam keluarga. Pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak ini akan mempengaruhi perilaku dan kepribadian anak, perilaku dan kepribadian ini akan terbawa ke lingkungan sosial anak dan mempengaruhi pola sosialisasi anak dengan orang lain (Kartono, 1985). Pola asuh yang berbeda akan menghasilkan seorang anak dengan perilaku dan kepribadian yang berbeda.
Orang tua yang mendidik anak dengan pola asuh demokratis dalam prakteknya selalu menerapkan unsur kepercayaan dan penerimaan. Orang tua dalam pola asuh ini selalu memberikan motivasi dan kebebasan yang terarah kepada anak. Orang tua juga megajarkan sikap mandiri dan sikap yang penuh tanggung jawab kepada anak. Pola komunikasi dua arah menjadi cirri utama dalam pola asuh ini karena dengan pola komunikasi ini hubungan antara orang tua dengan anak menjadi lebih terbuka (Hauck, 1995).
terhadap orang lain, dan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memperlihatkan tingkah laku yang baik yang mana akan memupuk rasa percaya dirinya (Gunarsa, 1995). Pemenuhan kebutuhan anak dalam pola asuh ini juga mendapat perhatian dan pemenuhan yang cukup dari orang tua. Anak mendapat kasih sayang yang cukup dari orang tua kepada anak. Berbagai kebutuhan anak yang berhubungan dengan pendidikan juga mendapat pemenuhan yang cukup dari orang tua (Hauck, 1995).
Prasetya (2003) menambahkan bahwa anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis akan memiliki sikap tegas terhadap diri sendiri, memiliki kemampuan introspeksi diri dan mengendalikan diri, mampu membuat keputusan sendiri, mampu berdiskusi dengan orang lain, dan berkompeten secara sosial.
Sedangkan anak yang diasuh dengan pola asuh non demokratis tidak diberi kesempatan untuk berdiskusi, mendapatkan motivasi, tidak diberi kepercayaan dan tidak diberikan kebebasan, sehingga remaja tersebut tidak memiliki kemampuan introspeksi diri, tidak mudah bekerjasama sebaik anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis.
pemebentukan sikap, watak, tingkah laku, moral dan pendidikan yang baik bagi anak.
Pola asuh
Demokratis Non Demokratis
Memberi motivaasi Memberi kepercayaan Memberi Kebebasan Memiliki kemampuan introspeksi Mudah bekerjasama Mudah bergaul
Memiliki kecenderungan tinggi untuk membangun interaksi sosial Tidak memberi motivasi Tidak memberi kepercayaan Tidak memberi kebebasan Tidak memiliki kemampuan introspeksi Tidak mudah
bekerjasama Tidak mudah bergaul
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian teoretis di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ada hubungan yang positif antara pola asuh demokratis dengan interaksi sosial remaja.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian inferensial kuantitatif korelasional. Menurut Deauna, 1996 penelitian inferensial adalah metode penelitian yang dirancang untuk membuat suatu kesimpulan tentang populasi melalui pengambilan sample. Dalam penelitian ini yang ingin dilihat peneliti adalah hubungan pola asuh demokratis dan kecenderungan melakukan interaksi positif pada mahasiswa
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian dan untuk mengendalikan fungsi masing-masing variabel penelitian ini, maka diidentifikasikan:
1. Variabel Prediktor : pola asuh demokratis
2. Variabel Kriterium : kecenderungan melakuakan interaksi sosial
C. Definisi Operasional Penelitian
1. Interaksi Sosial
Adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih (antar pribadi) maupun individu dengan kelompok yang saling mempengaruhi, mengubah, memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Untuk
mengungkap hubungan ini digunakan kuesioner Interaksi sosial. Subjek dianggap memiliki interaksi sosial yang tinggi apabila mempunyai skor yang tinggi, demikian juga subjek yang mempunyai skor rendah dianggap mempunyai skor interaksi sosial rendah. Skala ini disusun oleh peneliti dengan menggunakan dua aspek menurut Soekanto (1982):
a. Kontak Sosial
Aspek kontak sosial meliputi: kontak sosial antara orang-perorangan, antara orang dengan satu kelompok, dan antar kelompok.
b. Komunikasi
Aspek komunikasi meliputi: pembicaraan, gerak-gerik badaniyah, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan
2. Pola Asuh Demokratis
a. Keseimbangan Kendali dan Otonomi b. Komunikasi antara Anak dan Orang Tua c. Kehangatan dan Keterlibatan Orang Tua.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik sampling yang bertujuan. Ciri dari sampling ini, yaitu ada
penilaian dan upaya cermat dari peneliti untuk memperoleh sample representative. Cara ini dilakukan dengan melihat wilayah-wilayah atau kelompok-kelompok tertentu yang diduga sesuain untuk menjadi anggota sampel.
Adapun kriteria yang ditetapkan sebagai berikut 1. Remaja berusia 10-22 tahun (Santrock, 2007)
E. Metode Pengumpulan Data
berupa orang. Daftar pertanyaan tersebut bukanlah menguji kemampuan responden, melainkan untuk merekam dan menggali informasi atau keterangan yang relevan dan bisa dijelaskan responden. Menurut Hadi (1996), alasan-alasan digunakan metode angket langsung adalah:
1. Bahwa subjek penelitian adalah orang yang paling tahu mengenai dirinya dan ia dapat memberikan pendapatnya secara langsung tanpa pengaruh dari orang lain dan tanpa diketahui orang lain.
2. Bahwa pendapat yang diberikan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
3. Bahwa subjek dapat memahami penyataan-pernyataan yang diajukan padanya sesuai dengan apa yang dimaksud peneliti.
Adapun skala untuk masing-masing variabel penelitian ini adalah: 1. Skala Pola Asuh Demokratis
a. Keseimbangan antara kendali dan otonomi b. Komunikasi antara anak dan orang tua c. Kehangatan dan keterlibatan orang tua
Berdasarkan aspek-aspek diatas, peneliti menyusun 51 butir pernyataan yang terdiri dari 27 butir pernyataan favorable dan 23 butir pernyataan unfavorable. Pernyataan-pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Tabel spesifikasi item-item skala pola asuh demokratis
Aspek No item favorable No aitem unfavorable Jumlah Keseimbangan
antara kendali dan otonomi
1, 2, 3, 5, 7, 13, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27,
4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 14,
17, 19, 23, 25, 28, 29, 30 30 Komunikasi antara
anak dan orang tua
31, 32, 34, 35, 37, 38, 44, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 59, 60
33, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 48, 54, 55, 56, 57,
58
30
Kehangatan dan keterlibatan orang
tua
61, 62, 64, 65, 69, 70, 71, 75, 77, 79, 81, 83, 85, 87, 89
63, 66, 67, 68, 72, 73, 74, 76, 78, 80, 82, 84, 86, 88,
90
30
Jumlah 30 30 90
Tabel 2
Skor butir butir favorable Skala Pola Asuh Demokratis
Respon Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Semakin tinggi skor subjek, maka semakin tinggi pola asuh yang diterima. Sebaliknya semakin rendah skor subjek, maka semakin rendah pola asuh yang diterima oleh subjek.
Penilaian terhadap jawaban subjek untuk pernyataan unfavorable dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
Skor butir-butir unfavorable Skala Pola Asuh Demokratis
Respon Skor
Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 4
Skor yang rendah menunjukkan rendahnya pola asuh yang diterima oleh subjek. Semakin tinggi skor, semakin tingginya pola asuh yang diterima subjek.
2. Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial
Hiashinta Aurelia (2010) dan disusun berdasarkan aspek-aspek dari Soekanto (1982):
a. Kontak Sosial b. Komunikasi
Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial ini memiliki 77 aitem berdasarkan aspek – aspek tersebut dengan taraf realibilitas 0,966. Spesifikasi aitem dalam skala ini dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4
Spesifikasi aitem pada Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial Aspek No Item Favorable No Item Unfaforable Jumlah
Kontak Sosial
1, 6, 7, 14, 20, 21, 28, 29, 34, 37, 44, 54, 55, 59, 61, 63,
65, 68, 71
2, 3, 4, 5, 12, 13, 18, 19, 26, 27, 32, 33, 43, 47, 52, 64, 67,73
38
Komunikasi
10,11, 18, 24, 25, 31, 38, 39, 44, 45, 46, 50, 51, 53, 57, 58,
62, 71, 75
8, 9, 15, 16, 22, 23, 30, 35, 36, 40, 41, 48, 49, 56, 60, 66,
69, 74, 76, 77
39
Jumlah 38 39 77
Tabel 5
Skor butir butir favorable Skala kecenderungan melakukan interaksi sosial
Respon Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Semakin tinggi skor subjek, maka semakin tinggi kecenderungan subjek untuk melakukan interaksi sosial. Sebaliknya, semakin rendah skor subjek, maka semakin rendah kecenderungan subjek untuk melakukan interaksi sosial.
Penilaian terhadap jawaban subjek untuk pernyataan unfavorable dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 6
Skor butir butir unfavorable Skala kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial
Respon Skor
Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 4
F. Pertanggung Jabawan Mutu
1. Estimasi Validitas
Dalam penelitian ilmiah yang menggunakan alat pengumpulan data dan kuesioner, pengujian validitas sangat diperlukan. Uji Validitas adalah pengujian alat ukur untuk melihat seberapa jauh suatu alat ukur memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2000). Pengukuran atau pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara nilai dari tiap-tiap item pernyataan dengan skor total. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui seberapa besar masing-masing sumbangan item pernyataan terhadap skor total.
Jenis validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas ini ditujukan untuk melihat sejauh mana item-item tes dapat mewakili komponen dalam keseluruhan kewasan isi objek yang ingin diukur dan sejauh mana item-item tes mencerminkan cirri perilaku yang hendak diukur. Validitas isi diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau professional judgement (Azwar, 2000).
2. Uji Daya Beda Aitem
Pengujian daya beda item akan dilakukan dengan komputasi koefesien korelasi antara distribusi skor item total. Semua item yang mencapai koefesien korelasi minimal 0.3 (≥0.3) dianggap memiliki daya beda item yang memuaskan. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara item dengan skala berarti semakin tinggi kosistensi antara item dan skala secara keseluruhan (Azwar, 2000).
Peneliti melakukan ujia coba Skala Pola Asuh Demokratis dengan melibatkan 50 mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Setalah data terkumpul Skala Pola Asuh Demokratis kemudian diproses menggunakan SPSS for windows seri 16. Hasil analisis pengukuran Skala Pola Asuh Demokratis.
Tabel 7
Tabel Skala Pola Asuh Demokratis Sebelum dan sesudah uji coba
Aspek No Item Baik No Item Tidak Baik Jumlah
Favorable Unvaforable Favorable Unvaforable
Keseimbangan kendali dan
otonommi
1, 2, 3, 5, 7, 13,15, 16, 20, 24
4, 9,10, 11, 17, 28, 30
18, 21, 22, 26, 27
6, 8, 12, 14,
19, 23, 25, 29 30
Komunikasi antara anak dan orang tua
31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 44, 47, 50, 51, 52,
53, 59, 60
36, 41, 42, 43, 45, 46, 48, 54,
56, 57, 58
49 33, 39, 40, 30 Kehangatan
dan keterlibatan
orang tua
61, 65, 70, 71, 77, 79, 81, 87,
89
63, 67, 68, 72, 73, 74, 78, 80, 82, 84, 88, 90
62, 64, 69,
75, 83, 85 66, 76, 86 30
Jumlah 34 30 12 14 90
Tabel 8
Tabel Spesifikasi Skala Pola Asuh Demokratis sesudah uji coba Aspek No Item Favorable No Item Unfaforable Jumlah Keseimbangan
kendali dan otonommi
1, 3, 5, 6, 10, 11, 12, 14, 15
2, 4, 7, 8, 9, 13, 16,
17 17
Komunikasi antara anak dan
orang tua
18, 19, 20, 21, 22, 23,
26, 28, 29, 30, 32, 33 24, 25, 27, 31, 35 17 Kehangatan dan
keterlibatan orang tua
36, 38, 39, 45, 49, 50 34, 37, 40, 41, 42, 43,
44, 46, 47, 48 16
3. Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil ukur. Taraf reliabilitas dapat diartikan sebagai taraf sejauh mana suatu alat ukur dapat menunjukkan konsistensi hasil pengukuran yang diperlihatkan dalam ketepatan dan ketelitian hasil. Reliabilitas dicari dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Pendekatan ini memiliki nilai praktis dan efisiensi yang tinggi,
karena hanya dilakukan satu kali percobaan pada satu kelompok subjek (Azwar, 2000). Nilai reliabilitas dianggap memuaskan apabila mendekati 0.900.
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows seri 16, Skala Pola Asuh Demokratis memiliki koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.96. Hasil koefisien alpha Skala Pola Asuh Demokratis menunjukkan bahwa skala tesebut reliabel.
G. Metode dan Analisis Data
1. Uji Asumsi
Uji asumsi merupakan salah satu syarat dalam penggunaan teknik korelasi untuk memperoleh kesimpulan yang benar berdasarkan data yang ada. Adapun uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
bersifat normal atau tidak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan klomogorof sminov. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila P lebih besar dari 5% atau 0.05. Sebaliknya, apabila nilai P yang diperoleh lebih kecil dari 5% atau 0.05, maka sebaran data tersebut tidak berdistribusi normal.
b. Uji linearitas, yaitu untuk mengetahui apakah hubungan antara skor variabel prediktor dan variabel kriterium merupakan bergaris lurus atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan tabel anova. Jika hubungan antara dua variabel tersebut menunjukkan garis lurus maka dapat dikatakan terdapat korelasi linier antara kedua variabel. Data dinyatakan linear apabila dia variabel mempunyai P kurang dari 0.05 (Priyatno, 2008).
2. Uji Hipotesis
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan. Penelitian yang akan dilaksanakan mencakup pelaksanaan uji coba alat ukur dan pengumpulan data penelitian.
2. Proses Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 24-29 Mei 2010 dengan subjek mahasiswa Universitas Sanata Dharma Paingan dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Penelitian ini melibatkan 116 subjek Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara meminta subjek memberi jawaban pada kuesioner yang dibagikan. Kuesioner yang dibagikan berisi dua skala, yaitu Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya.
Awalnya peneliti mebagikan 150 eksemplar dan skala yang kembali berjumlah 124 skala sedangkan 8 skala lainnya dianggap tidak sesuai dengan penelitian.
B. Data Demografi Subjek
Usia subjek dalam penelitian ini berkisar dari 17-20 tahun. Subjek yang berusia 17 tahun sebanyak 3 subjek atau sebesar 2,63%. Jumlah subjek yang berusia 18 tahun sebanyak 36 subjek atau sebesar 31.04%. Jumlah subjek yang berusia 19 tahun sebanyak 57 subjek atau sebesar 49.14%. Sedangkan subjek yang berusia 20 tahun sebanyak 20 subjek atau sebesar 17.24%.
Berikut ini merupakan table data demografi subjek penelitian berdasarkan usia:
Tabel 9
Data Usia Subjek Penelitian Usia Jumlah Presentase
17 3 2.63%
18 36 31.04%
19 57 49.14%
20 20 17.24%
Jumlah 116 100%
B. Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
a. Nilai probabilitas (P) pada variabel pola asuh demokratis sebesar 0.39. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data pada variabel pola asuh demokratis adalah normal.
b. Nilai probabilitas (P) pada variabel kecenderungan melakukan interaksi sosial sebesar 0.242. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 yang menunjukkan bahwa sebaran data pada variabel kecenderungan melakukan interaksi adalah normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan SPSS for windows seri 16. Nilai probabilitas pada penelitian ini sebesar 0.00. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara variabel pola asuh demokratis dan kecenderungan melakukan interaksi sosial dikatakan linier karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0.05.
C. Hasil Penelitian
1. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi pearson product moment pada taraf signifikansi 5% (0.05) dengan perangkat
pada penelitian ini karena hipotesis dalam penelitian ini sudah mengarah, yaitu berarah positif.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa korelasi koefisien antara variabel pola asuh demokratis dan kecenderugnan melakukan interaksi sosial adalah 0.527 dengan probabilitas 0.00. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pola asuh demokratis dan kecenderungan melakukan interaksi sosial. Jadi, semakin tinggi pola asuh demokratis yang diterima seorang remaja maka semakin tinggi pula kecenderungan melakukan interaksi sosial. Sebaliknya, semakin rendah pola asuh demokratis yang diterima seorang remaja, maka semakin rendah pula kecenderungan untuk melalukan interaksi sosial.
Dari penelitian ini, diketahui bahwa r = 0.527 dan koefisien determinan (r²) sebesar 27%. Hal ini berarti pola asuh demokratis memiliki sumbangan efektif sebesar 27% terhadap kecenderungan melakukan interaksi sosial, sedangkan 73% lainnya dipengaruhi oleh variabel lainnya.
2. Uji Tambahan
Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya:
Tabel 10
Data Teoritis dan Empiris Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial
Variabel N X max
X
min SD P
Mean Teoritis Empiris Pola Asuh
Demokratis
116
240 112 20.843 0.00 125 152.95 Kecenderungan
Melakukan Interaksi Sosial
312 167 24.556 0.00 192.5 235.03
Mean teoritis merupakan rata-rata skor pada alat ukur penelitian, sedangkan mean empiris merupakan rata-rata skor data hasil penelitian. Mean teoritis pada Skala Pola Asuh Demokratis sebesar 125 dan mean empirisnya sebesar 152.95. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar dari pada mean teoritisnya sehingga dapat diartikan bahwa pola asuh yang diterima subjek penelitian tergolong tinggi. Nilai P pada Skala Pola Asuh Demokratis sebesar 0.00. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dan mean empiris pada Skala Pola Asuh Demokratis.
teoritis dan dapat diartikan bahwa kecenderungan melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya pada subjek penelitian tergolong tinggi. Nilai P pada Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya sebesar 0.00. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara mean teoritis dan mean empiris pada skala tersebut.
D. Pembahasan
27% terhadap kecenderungan melakukan interaksi sosial. Sedangkan 73% lainnya dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Remaja yang dididik dengan pola asuh demokratis akan memiliki sikap mandiri, tegas terhadap diri sendiri, mudah bekerja sama dengan orang lain, ramah terhadap orang lain dan mempunyai rasa tanggung jawab untuk memperlihatkan tingkah laku yang baik yang akan memupuk rasa percaya dirinya (Gunarsa, 2004) sehingga mampu berdiskusi dengan orang lain dan berkompeten secara sosial.
Hasil dari penelitian ini membuktikan teori dari Armsden dan Lynch (dalam Santrock,1995) yang mengatakan bahwa relasi yang nyaman dengan orang tua membuat remaja memiliki harga diri dan kesejahteraan emosional yang baik. Oleh sebab itu hubungan antara orang tua dengan anak dapat menyediakan landasan yang kokoh dimana remaja dapat menjelajahi dan menguasai lingkungan-lingkungan baru dan suatu dunia sosial yang luas dalam suatu cara yang secara psikologis sehat (Santrock, 1995), sehingga remaja memiliki dorongan untuk melakukan interaksi sosial.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara pola asuh demokratis dan kecenderungan melakukan interaksi sosial pada remaja. Semakin tinggi pola asuh yang diterima, maka semakin tinggi pula kecenderungan melakukan interaksi sosial. Sebaliknya, semakin rendah pola asuh yang diterima remaja tersebut maka semakin rendah pula kecenderungan melakukan interaksi sosial.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Agar peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa dapat mengembangkan berbagai kemungkinan variabel lainnya yang dapat mempengaruhi kecenderungan melakukan interaksi sosial. 2. Bagi Orang Tua
Semoga para orang tua menerapkan pola asuh demokratis kepada anak anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Aurelia, Hiasintha (2010). Hubungan Antara Harga Diri dan Kecenderungan Melakukan Interaksi Sosial pada Remaja.Skripsi, Universitas Sanata Dharma, yogyakarta
Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. --- (2002). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Deauna, Melecio. (1996). Elementary Statistic for Basic Education. Quezon City: Phoenix Publishing.
Gerungan. (1988). Psikologi Sosial. Bandung : Gresco.
Gunarsa & Gunarsa. (1986). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Gunarsa, S.D. (2004). Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi Perkembangan. Jakarta: Buku Kita.
Hadi, S. (1996). Statistika Jilid 2. Yogyakarta : Andi Ofset
Hauck, P. (1995). Mendidik Anak Dengan Berhasil-Psikologi populer. Jakarta : Arean.
Hetherington, E.M & Parke, R.D. (1986). Child Psycholog: A Cotemporary Viewpoint. N.Y: Mc. Graw – Hill Book Company.
Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Kartono, K. (1985). Peranan Keluarga Memandu Anak. Jakarta : CV Rajawali. Malcom, Handy & Steve, Heyes (1988). Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga. Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Indonesia.
Prasetya, G.T. (2003). Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Priyatno, Dwi. (2008). Mandiri Belajar SPSS Untuk Analisis Data dan Uji Statistik.
Jakarta : Buku Kita.
Santrock, John W. (2002). Life Span Develompent : Perkembangan Masa hidup jilid II. Jakarta : Erlangga.
--- (2007). Perkembangan Anak, University of Texas Dallas. Jakarta : Erlangga.
Sears, O. David., Freedman, J.L & Peplau. A. (1994). Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga.
Soekanto, Soerjono. ( 2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Dari Internet
LAMPIRAN I
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
Tahap Pertama
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 263.42 558.004 .415 .908
VAR00002 262.64 561.256 .419 .908
VAR00003 263.74 559.747 .411 .908
VAR00004 262.72 563.634 .364 .908
VAR00005 262.88 560.842 .385 .908
VAR00006 263.06 575.486 -.087 .911
VAR00007 262.76 560.227 .475 .908
VAR00008 263.56 575.721 -.103 .911
VAR00009 262.86 563.266 .360 .908
VAR00010 262.84 561.974 .403 .908
VAR00011 262.58 562.208 .383 .908
VAR00012 263.92 577.789 -.162 .911
VAR00013 263.08 552.687 .568 .907
VAR00014 263.80 572.735 -.003 .910
VAR00015 262.94 559.160 .463 .908
VAR00016 262.68 561.324 .450 .908
VAR00017 262.74 562.564 .411 .908
VAR00018 263.42 572.208 .010 .910
VAR00019 263.08 574.851 -.079 .910
VAR00020 263.10 562.949 .421 .908
VAR00021 263.44 568.904 .079 .910
VAR00022 263.48 569.316 .104 .910
VAR00023 262.90 570.296 .098 .909
VAR00024 262.66 560.841 .466 .908
VAR00026 263.46 567.356 .050 .912
VAR00027 263.56 567.353 .155 .909
VAR00028 262.90 560.337 .492 .908
VAR00029 262.74 568.237 .182 .909
VAR00030 262.82 562.722 .327 .908
VAR00031 263.14 549.878 .664 .906
VAR00032 262.76 556.104 .634 .907
VAR00033 262.94 564.792 .254 .909
VAR00034 262.88 559.904 .538 .907
VAR00035 262.86 552.817 .642 .906
VAR00036 262.94 562.384 .317 .908
VAR00037 262.96 556.774 .557 .907
VAR00038 262.94 556.180 .601 .907
VAR00039 263.00 564.082 .265 .909
VAR00040 263.30 565.929 .183 .909
VAR00041 262.74 562.319 .421 .908
VAR00042 263.00 559.633 .477 .908
VAR00043 262.96 559.713 .517 .907
VAR00044 263.08 562.034 .482 .908
VAR00045 263.10 563.724 .357 .908
VAR00046 262.82 561.865 .512 .908
VAR00047 263.14 554.613 .572 .907
VAR00048 262.94 557.282 .528 .907
VAR00049 263.34 563.780 .247 .909
VAR00050 263.04 557.753 .541 .907
VAR00051 262.98 558.102 .650 .907
VAR00052 262.82 558.518 .563 .907
VAR00053 262.82 551.987 .687 .906
VAR00054 262.98 554.224 .625 .907
VAR00055 262.28 525.430 .153 .935
VAR00057 263.02 554.061 .702 .906
VAR00058 262.96 558.162 .579 .907
VAR00059 263.02 558.020 .592 .907
VAR00060 263.02 558.347 .628 .907
VAR00061 263.26 553.911 .536 .907
VAR00062 263.90 564.704 .209 .909
VAR00063 263.78 557.889 .301 .908
VAR00064 264.22 568.910 .097 .910
VAR00065 263.82 555.334 .546 .907
VAR00066 263.42 574.330 -.049 .911
VAR00067 263.14 557.551 .477 .907
VAR00068 262.98 558.428 .399 .908
VAR00069 264.22 569.032 .108 .910
VAR00070 263.00 556.694 .586 .907
VAR00071 262.92 554.198 .660 .907
VAR00072 263.04 559.264 .458 .908
VAR00073 263.06 561.976 .306 .908
VAR00074 263.20 558.612 .418 .908
VAR00075 263.62 567.506 .132 .910
VAR00076 263.28 562.940 .281 .908
VAR00077 263.32 550.426 .640 .906
VAR00078 262.88 559.618 .387 .908
VAR00079 263.22 554.502 .434 .907
VAR00080 263.30 557.276 .485 .907
VAR00081 263.44 555.843 .494 .907
VAR00082 263.20 554.898 .652 .907
VAR00083 263.60 561.469 .265 .909
VAR00084 262.82 559.947 .381 .908
VAR00085 263.84 561.607 .295 .908
VAR00087 263.54 553.560 .493 .907
VAR00088 262.96 555.264 .610 .907
VAR00089 263.16 554.382 .665 .907
Tahap kedua
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
V1 191.20 435.510 .425 .959
V2 190.42 438.942 .409 .959
V3 191.52 438.255 .379 .960
V4 190.50 439.398 .429 .959
V5 190.66 438.025 .397 .960
V6 190.54 437.682 .481 .959
V7 190.64 440.194 .374 .960
V8 190.62 439.179 .410 .959
V9 190.36 438.480 .428 .959
V10 190.86 432.368 .528 .959
V11 190.72 437.022 .457 .959
V12 190.46 438.825 .448 .959
V13 190.52 438.296 .484 .959
V14 190.88 440.230 .421 .959
V15 190.44 437.394 .510 .959
V16 190.68 436.998 .534 .959
V17 190.60 438.122 .398 .959
V18 190.92 429.136 .649 .959
V19 190.54 434.702 .611 .959
V20 190.66 436.392 .593 .959
V21 190.64 428.970 .728 .958
V22 190.72 437.471 .396 .960
V23 190.74 434.564 .565 .959
V24 190.72 433.634 .626 .959
V26 190.78 435.155 .567 .959
V27 190.74 436.768 .544 .959
V28 190.86 438.409 .534 .959
V29 190.88 439.904 .402 .959
V30 190.60 437.796 .591 .959
V31 190.92 432.320 .591 .959
V32 190.72 433.757 .585 .959
V33 190.82 435.293 .555 .959
V34 190.76 434.962 .700 .959
V35 190.60 434.082 .664 .959
V36 190.60 429.837 .714 .958
V37 190.76 431.696 .657 .959
V38 190.98 437.163 .391 .960
V39 190.80 430.816 .770 .958
V40 190.74 435.217 .614 .959
V41 190.80 434.163 .671 .959
V42 190.80 435.633 .654 .959
V43 191.04 432.529 .525 .959
V44 191.56 435.353 .309 .961
V45 191.60 434.653 .504 .959
V46 190.92 436.442 .441 .959
V47 190.76 435.941 .408 .960
V48 190.78 432.951 .659 .959
V49 190.70 430.663 .736 .958
V51 190.84 437.933 .353 .960
V52 190.98 435.898 .434 .959
V53 191.10 428.541 .660 .959
V54 190.66 436.637 .408 .960
V55 191.00 434.245 .391 .960
V56 191.08 434.442 .513 .959
V57 191.22 432.502 .543 .959
V58 190.98 432.755 .668 .959
V59 190.60 436.857 .405 .960
V60 191.32 436.385 .359 .960
V61 190.74 431.911 .672 .959
V62 190.94 430.751 .745 .958
Tahap Ketiga
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
V1 191.20 435.510 .425 . .959
V2 190.42 438.942 .409 . .959
V3 191.52 438.255 .379 . .960
V4 190.50 439.398 .429 . .959
V5 190.66 438.025 .397 . .960
V6 190.54 437.682 .481 . .959
V7 190.64 440.194 .374 . .960
V8 190.62 439.179 .410 . .959
V9 190.36 438.480 .428 . .959
V10 190.86 432.368 .528 . .959
V11 190.72 437.022 .457 . .959
V12 190.46 438.825 .448 . .959
V13 190.52 438.296 .484 . .959
V14 190.88 440.230 .421 . .959
V15 190.44 437.394 .510 . .959
V16 190.68 436.998 .534 . .959
V17 190.60 438.122 .398 . .959
V18 190.92 429.136 .649 . .959
V19 190.54 434.702 .611 . .959
V20 190.66 436.392 .593 . .959
V21 190.64 428.970 .728 . .958
V22 190.74 434.564 .565 . .959
V23 190.72 433.634 .626 . .959
V25 190.60 437.796 .591 . .959
V26 190.92 432.320 .591 . .959
V27 190.76 434.962 .700 . .959
V28 190.60 434.082 .664 . .959
V29 190.60 429.837 .714 . .958
V30 190.76 431.696 .657 . .959
V31 190.80 430.816 .770 . .958
V32 190.74 435.217 .614 . .959
V33 190.80 434.163 .671 . .959
V34 190.80 435.633 .654 . .959
V35 191.04 432.529 .525 . .959
V36 191.60 434.653 .504 . .959
V37 190.92 436.442 .441 . .959
V38 190.76 435.941 .408 . .960
V39 190.78 432.951 .659 . .959
V40 190.70 430.663 .736 . .958
V41 190.82 435.579 .512 . .959
V42 190.98 435.898 .434 . .959
V43 191.10 428.541 .660 . .959
V44 191.08 434.442 .513 . .959
V45 191.22 432.502 .543 . .959
V46 190.98 432.755 .668 . .959
V47 190.60 436.857 .405 . .960
V48 190.74 431.911 .672 . .959
V49 190.94 430.751 .745 . .958
LAMPIRAN II
Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PolaAsuhDemokratis 116 112 240 152.95 20.843
InteraksiSosial 116 167 312 235.03 24.556
Valid N (listwise) 116
a. Variabel Pola asuh demokratis
b. Variabel Interaksi Sosial
One-Sample Statistics
N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean PolaAsuhDemokrati
s 116 152.95 20.843 1.935
One-Sample Test
Test Value = 125
t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper PolaAsuhDemok
One-Sample Test
Test Value = 192.5
t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper InteraksiSosial 18.652 115 .000 42.526 38.01 47.04
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PolaAsuhDemo
kratis InteraksiSosial
N 116 116
Normal Parametersa Mean 152.95 235.03
Std. Deviation 20.843 24.556
Most Extreme Differences Absolute .084 .095
Positive .084 .095
Negative -.045 -.078
Kolmogorov-Smirnov Z .902 1.027
Asymp. Sig. (2-tailed) .390 .242
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from Data
Uji Linearitas
One-Sample Statistics
N Mean
Std. Deviation
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig. PolaAsuhDemokr
atis *
InteraksiSosial
Between Groups
(Combined) 34418.273 61 564.234 1.960 .006 Linearity
13876.781 1 13876.78
1 48.216 .000 Deviation from
Linearity 20541.492 60 342.358 1.190 .259 Within Groups 15541.417 54 287.804
Total 49959.690 115
Uji Korelasi Correlations PolaAsuhDe mokratis InteraksiSosia l PolaAsuhDemokrati s Pearson
Correlation 1 .527
**
Sig. (1-tailed) .000
N 116 116
InteraksiSosial Pearson
Correlation .527
**
1 Sig. (1-tailed) .000
N 116 116
LAMPIRAN III
Skala Pola Asuh Demokratis dan Skala Kecenderungan Melakukan Interaksi
Sosial (Penelitian)
Disusun oleh: Dian Pranacitra
069114090
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010 Usia:
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Dalam skala ini anda diminta untuk memberikan salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, dengan cara memberikan salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda, dengan cara memberikan tanda (X) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia
SS : Bila anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut S : Bila anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : Bila anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS : Bila anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Dalam skala ini tidak ada jawaban benar atau salah oleh karena itu
Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan tidak dijawab
=SKALA A=
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya bebas berteman dengan siapa saja dengan catatan saya mengenalkan teman saya kepada orang tua saya
2. Saya tidak diperbolehkan pergi di malam hari 3. Saya diberi uang jajan sebanyak yang saya minta
tetapi saya harus mencantumkan laporan keuangan kepada orang tua saya
4. Orang tua tidak pernah bertanya kepada saya kemana saya akan pergi
5. Saya dibebaskan membeli barang apa saja yang saya mau asalkan itu dibutuhkan
6. Saya dibebaskan memilih extrakulikuler yang saya ingini asalkan saya dapat menekuni ekstrakulikuler tersebut
7. Orang tua tidak pernah bertanya dengan siapa saya pergi
8. Orang tua tidak pernah mengecek dan melihat nilai nilai yang saya peroleh
9. Orang tua jarang mencari saya apabila saya pergi hingga larut malam
10. Orang tua membebaskan saya berhubungan dengan lawan jenis saya asalkan saya mengenalkan lawan jenis tersebut kepada orang tua saya
11 Orang tua membebaskan saya pergi kemana saja asal saya berpamitan terlebih dahulu dengan mereka
12. Orang tua membebaskan saya memilih hal hal yang saya sukai dengan catatan saya harus tanggung jawab dengan apa yang saya pilih
13. Orang tua tidak memperbolehkan saya bepergian dengan lawan jenis saya
14. Orang tua memberikan waktu bermain yang cukup saat saya sudah mengerjakan seluruh kewajiban saya
15. Saya dibebaskan memilih fakultas yang saya ingini akan tetapi saya harus dapat mempertanggungjawabkan nilai yang saya peroleh 16. Apabila mendapat nilai bagus orang tua saya tidak
17. Orang tua membiarkan saya bermain terus menerus tanpa menegur saya
18. Orang tua sering duduk dan bercerita di meja makan bersama sama
19. Orang tua sering bertanya kepada saya mengenai kehidupan perkuliahan yang saya alami
20. Saya sering mengemukakan pendapat saya kepada orang tua saya
21. Saya biasa berbicara mengenai banyak hal dengan orang tua saya
22. Orang tua sering bertanya kepada saya mengenai pelajaran pelajaran yang saya dapatkan di perkuliahan
23. Orang tua memberikan saya kesempatan untuk berbicara dan menjelaskan apabila saya melakukan kesalahan
24. Orang tua tidak memberikan kesempatan kepada saya untuk menjelaskan alasan saya melakukan sesuatu
25. Orang tua tidak memberikan kesempatan kepada saya untuk berpendapat
26. Orang tua sering bertanya kepada saya mengenai hari hari yang saya lalui
27. Saya jarang diajak bercerita dengan orang tua saya 28. Orang tua sering memberikan waktu luang untuk
kami mengobrol
29. Saya merasa nyaman bercerita dengan orang tua saya
30. Orang tua memberikan kesempatan saya
menjelaskan apabila terjadi kesalah pahaman antara kami
31. Orang tua jarang bertanya mengenai kehidupan perkuliahan saya
32. Saya sering berdiskusi dengan orang tua saya mengenai suatu hal
33. Orang tua sering memberikan kesempatan untuk mencurahkan isi hati saya
34. Orang tua saya sering membantu saya saat saya menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas saya 35. Orang tua saya sering membantu saya mengerjakan
tugas tugas yang saya dapatkan
saya mendapati kesulitan dalam mengerjakan tugas saya
37. Orang tua saya tidak pernah memberikan pujian apabila saya mendapatkan nilai bagus
38. Saya sering duduk dan menonton televisi bersama orang tua saya
39. Saya sering bersenda gurau dengan orang tua saya 40. Saya jarang menonton televisi bersama orang tua
saya
41. Orang tua saya jarang memberi kado ulang tahun kepada saya
42. Orang tua saya tidak pernah membantu saya apabila saya menemui kesulitan dalam berbagai hal 43. Saya tidak pernah dipeluk orang tua saya
44. Saya merasa pipi saya tidak pernah dicium oleh orang tua saya
45. Orang tua saya memberikan hadiah kepada saya pada saat saya mendapatkan nilai bagus
46. Saya jarang duduk dan makan satu meja dengan orang tua saya
47. Orang tua saya jarang bepergian dengan saya
48. Orang tua saya jarang duduk dan menonton televisi bersama saya
49 . Orang tua saya memberikan pujian kepada saya apabila saya mendapatkan nilai bagus
=SKALA B=
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS 1. Saya tergabung dalam suatu kelompok yang
beranggotakan teman-teman seumuran 2. Saya lebih senang menyendiri di dalam kamar 3. Saya merasa canggung apabila berada di
tengah-tengah kumpulan teman sebaya 4. Saya lebih senang mengerjakan tugas secara
individual daripada bersama teman
5. Saya merasa senang saat tidak ada teman-teman di sekitar saya
6. Saya senang turut serta dalam kegiatan yang melibatkan banyak teman
7. Saya senang dapat berkunjung ke rumah teman 8. Saya lebih senang menyimpan kebahagiaan
saya sendiri daripada menceritakannya pada teman-teman
9. Saya menghindari kontak mata apabila bertemu dengan teman
10. Saya akan menyapa sekelompok teman yang sedang berkumpul
11. Saya senang mengobrol melalui telepon atau SMS dengan teman
12. Saya bisa membuat hidup saya lebih nyaman tanpa kehadiran teman meskipun sedang mengalami suatu masalah
13. Saat memiliki masalah, saya memilih menyelesaikannya sendiri tanpa kehadiran teman
14. Mengerjakan tugas dalam kelompok bersama teman-teman dapat meringankan beban saya 15. Saya kurang tertarik mendengarkan keluhan
dari teman-teman
16. Saya tidak menggunakan ekpresi wajah maupun gerak tubuh saat mengobrol dengan teman
melibatkan kehadiran teman-teman 19. Saya lebih senang menikmati kesendirian
daripada berkumpul dengan teman-teman 20. Saya senang mengikuti kegiatan ekstakurikuler
karena dapat bertemu dengan teman-teman 21. Saya bahagia dengan keberadaan diri saya saat
berkumpul dengan teman-teman 22. Saya lebih memilih diam daripada
menceritakan kesedihan saya pada teman 23. Saya menghindari pembicaraan dengan
teman-teman
24. Forum diskusi merupakan kesempatan yang mengasyikan untuk bertukar pikiran dengan teman-teman
25. Saya akan menceritakan pengalaman menyenangkan maupun menyedihkan pada teman-teman
26. Saya dapat menemukan kebahagiaan saya sendiri tanpa kehadiran teman-teman 27. Hidup saya terasa lengkap meskipun tanpa
kehadi