• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI Pada UKM Cireng Cageur Grup, Bogor. Oleh MAI YUNAN TAHIR ZAIN H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI Pada UKM Cireng Cageur Grup, Bogor. Oleh MAI YUNAN TAHIR ZAIN H"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT

PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

Pada UKM Cireng Cageur Grup, Bogor

Oleh

MAI YUNAN TAHIR ZAIN

H24096030

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(2)

RINGKASAN

MAI YUNAN TAHIR ZAIN. H24096030. Analisis Biaya Standar Sebagai Alat

Pengendalian Biaya Produksi Pada UKM Cireng Cageur Grup Bogor. Dibawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI

Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada pelaku usaha untuk menetapkan pengeluaran biaya produksi. Pengendalian biaya produksi dilakukan dengan menetapkan biaya standar untuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. UKM Cireng Cageur Grup merupakan usaha kecil yang memproduksi cireng dengan enam aneka rasa, yaitu rasa keju, kornet pedas, ayam pedas, kornet tidak pedas, sosis pedas, dan bakso pedas. UKM Cireng Cageur Grup dalam menjalankan produksi, yaitu penetapan biaya produksi standar belum sepenuhnya diterapkan sehingga proses produksi yang terjadi tidak efisien karena biaya produksi tidak dikeluarkan sesuai dengan biaya perencanaan sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi penerapan biaya standar untuk biaya produksi pada UKM Cireng Cageur Grup yang mencakup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik pada UKM Cireng Cageur Grup, (2) Menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual pada UKM Cireng Cageur Grup dan (3) Mengevaluasi varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen UKM Cireng Cageur Grup.

Berdasarkan analisis varians bahan baku yang digunakan selama bulan November 2011 bersifat favorable yaitu, tepung terigu, kornet sapi, ayam fillet, garam, keju, minyak goreng, bumbu penyedap masakan, pengembang, sagu, dan penyedap rasa. Varians tarif tenaga kerja langsung bersifat unfavorable dan varians efisiensi tenaga kerja langsung bersifat favorable. Varians biaya overhead variabel bersifat favorable atau menguntungkan yaitu, box karton, bahan bakar gas LPG, listrik dan air. Berdasarkan uji t didapatkan kesimpulan bahwa varians harga bahan baku yang masih berada dalam batas pengendalian manajemen adalah ayam fillet, cabe rawit merah, garam, sagu, dan penyedap rasa. Varians efisiensi bahan baku langsung yang berada dalam batas pengendalian manajemen adalah kornet sapi, ayam fillet, garam, keju, minyak goreng, bumbu penyedap masakan, pengembang, sagu, dan penyedap rasa. Uji hipotesis pada tenaga kerja langsung didapatkan bahwa varians efisiensi tenaga kerja langsung berada dalam batas pengendalian manajemen.

(3)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT

PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

Pada UKM Cireng Cageur Grup, Bogor

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Manajemen Alih Jenis

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

MAI YUNAN TAHIR ZAIN

Oleh

H24096030

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(4)

Judul Skripsi : Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada UKM Cireng Cageur Grup, Bogor

Nama : Mai Yunan Tahir Zain

NIM : H24096030

Menyetujui, Dosen Pembimbing

(Farida Ratna Dewi, SE, MM) NIP. 19710307 200501 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Manajemen

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.) NIP. 19610123 198601 1 002

(5)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis mempunyai nama lengkap Mai Yunan Tahir Zain yang lahir di Bogor, Jawa Barat pada 16 Mei 1985 dan merupakan putra ketiga dari pasangan Bapak Yulisman dan Ibu Kartini Djasmin. Penulis mengawali pendidikan formal di TK Sandy Putra pada tahun 1991, kemudian melanjutkan ke SDN Pengadilan 2 Bogor hingga tahun 1998, lalu pada tahun yang sama melanjutkan SMP 2 Bogor hingga tahun 2001, dan menamatkan pendidikan lanjutan tingkat atas pada tahun 2004 di SMAN 10 Bogor.

Pada tahun 2004, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Diploma Administrasi Keuangan dan Perbankan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama perkuliahan, penulis ikut berpartisipasi dalam organisasi mahasiswa

Extension Club Of Management (EXOM) pada Departemen Pembinaan

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada UKM Cireng Cageur Grup, Bogor”.

Penyusunan skripsi ini merupakan syarat untuk memproleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu, penulis mengharapkan saran-saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Bogor, 19 Juni 2012

(7)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, terutama ditujukan kepada:

1. Kedua orang tua, Ayahanda Yulisman dan Ibunda Kartini Djasmin, serta kakak-kakakku Yulfikar, Yuliansyah dan adikku Hickmah serta saudara sepupu dan keponakanku Lely, Ichsan, Kurniati dan Yegi atas doa, motivasi dan dorongan moril maupun materi kepada penulis selama masa penulisan skripsi ini.

2. Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

3. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM dan Nurhadi Wijaya, S.TP, MM selaku dosen penguji atas kesediaannya menguji dan memberikan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

4. Dosen Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

5. Bapak Didin dan Bapak Yadi yang telah memberikan izin penulis melakukan penelitian di UKM Cireng Cageur Grup.

6. Seluruh Staf Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB yang telah membantu penulis selama menjalankan kegiatan perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

7. Rizky Rahman, Anggia Hapsari, Dicky Kusdian, Kharina Olivia, Rengga Prihandita, dan seseorang untuk semangat dan motivasinya.

8. Seluruh teman-teman dari Departemen Manajemen IPB angkatan VI yang memberikan saran serta kritikan demi perbaikan penulisan skripsi.

9. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ...v

DAFTAR ISI..... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN ...x I. PENDAHULUAN ...1 1.1. Latar Belakang ...1 1.2. Perumusan Masalah...3 1.3. Tujuan Penelitian...4 1.4. Manfaat Penelitian...5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...5

II. TINJAUAN PUSTAKA ...6

2.1. Konsep Biaya ...6

2.1.1 Definisi Biaya...6

2.1.2 Penggolongan Biaya...6

2.2. Biaya Produksi ...7

2.2.1 Definisi Biaya Produksi ...7

2.2.2 Penggolongan Biaya Produksi ...8

2.3. Konsep Biaya Standar ...9

2.3.1 Definisi Biaya Standar ...9

2.3.2 Tipe-tipe Biaya Standar...9

2.3.3 Tujuan Penerapan Biaya Standar ...10

2.3.4 Penentuan Biaya Standar...10

2.4. Konsep Pengendalian ...13

2.5. Analisis Varians ...13

2.6. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)...15

2.7. Penelitian Terdahulu ...18

III.METODE PENELITIAN ...19

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ...19

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian...21

3.3. Teknik Pengumpulan Data ...22

3.4. Pengolahan dan Analisis Data...22

(9)

vii

3.4.2 Analisis Varians ...23

3.4.3 Uji Hipotesis ...25

3.4.4 Analisis Deskriptif ...26

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN...28

4.1. Gambaran Umum UMKM ...28

4.2. Proses Produksi Cireng Cageur Grup...30

4.3. Penentuan Biaya Standar...32

4.4. Biaya Produksi ...33

4.4.1 Bahan Baku Langsung ...33

4.4.2 Tenaga Kerja Langsung ...34

4.4.3 Overhead Pabrik ...34

4.5. Penetapan Standar ...36

4.6. Analisis Varians ...38

4.6.1 Analisis Varians Bahan Baku Langsung...38

4.6.2 Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung...52

4.6.3 Analisis Varians Overhead Pabrik ...53

4.7. Uji Hipotesis...56

4.7.1 Uji Hipotesis Bahan Baku Langsung ...57

4.7.2 Uji Hipotesis Tenaga Kerja langsung ...63

4.7.3 Uji Hipotesis Overhead Pabrik...64

4.8. Implikasi Manajerial ...64

KESIMPULAN DAN SARAN ...66

1. Kesimpulan...66

2. Saran...67

DAFTAR PUSTAKA ...68

(10)

viii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perkembangan jumlah usaha dan tenaga kerja mikro, kecil dan

menengah tahun 2009-2010 ...2 2. Data produksi UKM Cireng Cageur Grup tahun 2009-2011...3 3. Biaya overhead pabrik tetap produksi Cireng Cageur Grup bulan

November 2011 ...35 4. Biaya overhead pabrik variabel produksi Cireng Cageur Grup bulan

November 2011 ...36 5. Standar bahan baku cireng per unit ...37 6. Analisis varians rata-rata harga bahan baku langsung Cireng

Cageur Grup bulan November 2011 ...38 7. Analisis varians rata-rata efisiensi pemakaian bahan baku langsung

Cireng Cageur Grup bulan November 2011 ...43 8. Analisis varians total rata-rata bahan baku langsung Cireng Cageur

Grup Bulan November 2011 ...47 9. Analisis varians rata-rata tarif tenaga kerja langsung Cireng Cageur

Grup bulan November 2011 ...52 10. Analisis varians rata-rata efisiensi tenaga kerja langsung Cireng Cageur

Grup bulan November 2011 ...53 11. Analisis varians overhead variabel pembiayaan Cireng Cageur Grup

bulan November 2011...54 12. Analisis varians overhead variabel efisiensi Cireng Cageur Grupbulan

November 2011 ...56 13. Hasil uji t biaya bahan baku langsung Cireng Cageur Grup bulan

November 2011 ...57 14. Hasil uji t biaya tenaga kerja langsung Cireng Cageur Grup bulan

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian...21 2. Struktur organisasi ...29

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner wawancara...70 2. Jumlah produksi Cireng Cageur Grupbulan November 2011 ...71 3. Jumlah pemakaian aktual bahan baku cireng pada bulan November

2011 ...72 4. Data harga pasar untuk tiga tempat penjualan bahan baku cireng pada

bulan November 2011...73 5. Realisasi harga beli bahan baku UKM Cireng Cageur Grup bulan

November 2011 ...74 6. Realisasi kuantitas bahan baku UKM Cireng Cageur Grup bulan

November 2011 ...76 7. Analisis varians harga bahan baku tepung terigu UKM Cireng Cageur

Grup bulan November 2011 ...78 8. Analisis varians efisiensi bahan baku tepung terigu UKM Cireng

Cageur Grup bulan November 2011...79 9. Analisis varians harga bahan baku kornet beef UKM Cireng Cageur

Grup bulan November 2011 ...80 10. Analisis varians efisiensi bahan baku kornet beef UKM Cireng Cageur

Grup bulan November 2011 ...81 11. Analisis varians harga bahan baku ayam fillet UKM Cireng Cageur

Grup bulan November 2011 ...82 12. Analisis varians efisiensi bahan baku ayam fillet UKM Cireng Cageur

Grup bulan November 2011 ...83 13. Analisis varians harga bahan baku cabe rawit merah UKM Cireng

Cageur Grup bulan November 2011 ...84 14. Analisis varians efisiensi bahan baku cabe rawit merah UKM Cireng

Cageur Grup bulan November 2011 ...85 15. Analisis varians harga bahan baku garam UKM Cireng Cageur Grup

bulan November 2011 ...86 16. Analisis varians efisiensi bahan baku garam UKM Cireng Cageur

Grup bulan November 2011...87 17. Analisis varians harga bahan baku keju UKM Cireng Cageur Grup

bulan November 2011 ...88 18. Analisis varians efisiensi bahan baku keju UKM Cireng Cageur Grup

bulan November 2011 ...89 19. Analisis varians harga bahan baku minyak goreng UKM Cireng

Cageur Grup bulan November 2011 ...90 20. Analisis varians efisiensi bahan baku minyak goreng UKM Cireng

Cageur Grup bulan November 2011 ...91 21. Analisis varians harga bahan baku bumbu penyedap masakan UKM

Cireng Cageur Grup bulan November 2011 ...92 22. Analisis varians efisiensi bahan baku bumbu penyedap masakan UKM

(13)

xi

23. Analisis varians harga bahan baku pengembang UKM Cireng Cageur

Grup bulan November 2011...94

24. Analisis varians efisiensi bahan baku pengembang UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011 ...95

25. Analisis varians harga bahan sagu UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011 ...96

26. Analisis varians efisiensi bahan baku sagu UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011...97

27. Analisis varians harga bahan baku penyedap rasa UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011 ...98

28. Analisis varians efisiensi bahan baku penyedap rasa UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011 ...99

29. ... Analisis varians harga bahan baku susu skim UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011 .100 30. Analisis varians efisiensi bahan baku susu skim UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011 ...101

31. Standar jam kerja produksi cireng cageur grup bulan November 2011 ...102

32. Realisasi jam kerja produksi Cireng Cageur Grup bulan November 2011...103

33. Analisis varians tarif tenaga kerja langsung UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011...104

34. Analisis varians efisiensi tenaga kerja langsung UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011 ...105

35. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku tepung terigu...106

36. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku kornet sapi ...106

37. Uji hipotesis penyimpangan harga bahan baku ayam fillet ...107

38. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku ayam fillet...107

39. Uji hipotesis penyimpangan harga bahan baku cabe rawit merah...108

40. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku cabe rawit merah. 108 . 41. Uji hipotesis penyimpangan harga bahan baku garam ...109

42. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku garam...109

43. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku keju...110

44. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku minyak goreng...110

45. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku bumbu penyedap masakan. ...111

46. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku pengembang ...111

47. Uji hipotesis penyimpangan harga bahan baku sagu ...112

48. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku sagu ...112

49. Uji hipotesis penyimpangan harga bahan baku penyedap rasa ...113

50. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku penyedap rasa ...113

51. Uji hipotesis penyimpangan efisiensi bahan baku susu skim...114

52. Uji hipotesis penyimpangan tarif tenaga kerja langsung...114

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses produksi pada perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat krusial karena didalamnya terkandung biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal diperlukan pengendalian terhadap biaya produksi, hal tersebut perlu dilakukan agar biaya produksi yang digunakan dapat seefisien mungkin. Salah satu metode yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian terhadap biaya produksi yaitu dengan menetapkan biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai kegiatan produksi yang efisien (Mulyadi, 2005).

Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bentuk perusahaan manufaktur yang mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat. Terdapat tiga faktor yang mendasari pentingnya keberadaan UKM. Faktor pertama adalah karena kinerja UKM cenderung lebih baik dalam menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua adalah UKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi dalam langkah mengembangkan usahanya. Ketiga adalah UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas usaha dibandingkan dengan usaha besar jika terjadi krisis ekonomi khususnya (www.ekonomirakyat.org, 2011).

Menurut Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, pada tahun 2009 jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah berjumlah sekitar 52.764.603 unit dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 2,01% menjadi 53.823.732 unit. Selain itu pada tahun 2009 jumlah tenaga kerja 96.211.332 orang dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 3,32% menjadi 99.401.775 orang.

(15)

Tabel 1. Perkembangan jumlah usaha dan tenaga kerja mikro, kecil, dan menengah tahun 2009-2010

Indikator Satuan Tahun 2009 *)

Tahun 2010**) Perkembangan Jumlah Jumlah Jumlah (%) 1.Unit Usaha (Unit) 52.769.280 53.828.569 1.059.289 2,01 Usaha Mikro (Unit) 52.176.795 53.207.500 1.030.705 1,98 Usaha Kecil (UK) (Unit) 546.675 573.601 26.926 4,93 Usaha Menengah(UM) (Unit) 41.133 42.631 1.498 3,64 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) (Unit) 52.764.603 53.823.732 1.059.129 2,01

2.Tenaga Kerja (Orang) 98.886.003 102.241.486 3.355.483 3,39 Usaha Mikro (Orang) 90.012.694 93.014.759 3.002.065 3,34 Usaha Kecil (UK) (Orang) 3.521.073 3.627.164 106.091 3,01 Usaha Menengah(UM) (Orang) 2.677.565 2.759.852 82.287 3,07 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) (Orang) 96.211.332 99.401.775 3.190.443 3,32

Sumber: Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2011 Keterangan:

*)

Angka sementara **)

Angka prediksi

Menjalankan usaha dalam skala kecil dan menengah mengalami beberapa hambatan salah satunya adalah kelemahan dalam manajemen keuangan seperti keterbatasan pengetahuan dalam mengelola pengeluaran dan pendapatan dari penjualan produk (www.suaramerdeka.com, 2011). Sehingga usaha berjalan tidak efisien. Oleh karena itu diperlukan pengendalian biaya produksi dengan menetapkan biaya standar untuk biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Suatu produksi dianggap mencapai efisiensi apabila dalam pembuatan barang tidak ada yang dirugikan baik kualitas maupun kuantitas. Semua berjalan ke arah kualitas yang lebih baik tanpa mengurangi nilai yang ada pada suatu barang. Selain itu produksi barang bisa menjadi lebih baik dalam segi kualitas tanpa harus menambahkan jumlah pasokan. Beberapa strategi untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya dan penerapan biaya standar

(16)

adalah dengan pengunaan bahan baku barang yang diperoleh dengan harga terendah untuk setiap unit barang. Dan adanya kebijakan penurunan biaya dengan cara mengurangi penggunaan beberapa bahan baku yang dibutuhkan dalam produksi tanpa menurunkan kualitas barang (strategiefisiensi.com, 2012).

Usaha Cireng Cageur Grup merupakan UKM yang cukup dikenal di kota Bogor. Hal ini dikarenakan usaha Cireng Cageur Grup merupakan pelopor usaha cireng modern di kota Bogor. Cireng merupakan makanan tradisional yang sangat digemari oleh masyarakat sunda.

Tabel 2. Data produksi UKM Cireng Cageur Grup Tahun Jumlah produksi cireng

2009 1.571.400

2010 1.343.376

2011 1.072.170

Sumber: Data UKM Cireng Cageur Grup, 2011

Dimana dari data tersebut dapat dilihat terjadinya penurunan jumlah produksi cireng setiap tahunnya dari tahun 2009 hingga tahun 2011. Sehingga diperlukannya penetapan biaya standar untuk pengendalian biaya, efisiensi dan mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya produksi (Rony, 1990). Agar usaha Cireng Cageur grup dapat bertahan dalam industri makanan ringan khususnya.

Dalam menjalankan produksinya, UKM Cireng Cageur Grup belum menerapkan biaya standar secara baik dan konsisten sehingga tingkat efisiensi proses produksi belum diketahui. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Biaya Standar

Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada UKM Cireng Cageur Grup Bogor”.

1.2. Perumusan Masalah

UKM Cireng Cageur Group merupakan salah satu unit usaha kecil dan menengah yang memproduksi makanan tradisional Jawa Barat yaitu aci goreng. Lokasi jalan ceremai bantarjati kaum RT.001/012, kel. bantarjati, Bogor Utara 16153. Cireng yang diproduksi ada enam macam rasa, yaitu keju, ayam pedas, baso pedas, kornet pedas, kornet tidak pedas, dan sosis

(17)

pedas. Pembuatan cireng membutuhkan tepung kanji, tepung terigu, air, penyedap rasa, garam, susu skim, dan pengembang dan bahan tambahan yaitu ayam, keju, kornet sapi, baso dan sosis.

Biaya produksi UKM Cireng Cageur Group terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Selama ini biaya produksi UKM tersebut belum dikelola dengan baik. Biaya produksi yang tidak dikelola dengan baik akan berpotensi menimbulkan kerugian. UKM tersebut sebelumnya telah membuat standar biaya produksi yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi cireng. Pengendalian biaya sangat diperlukan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan secara efisien. Pengendalian dilakukan dengan membandingkan antara biaya standar dengan realisasinya. Jika terjadi varians (selisih) antara biaya standar dengan realisasinya perlu penelitian lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya varians tersebut.

Pentingnya analisis varians antara biaya standar dengan realisasinya untuk pengendalian produksi dalam efisiensi biaya produksi menjadikan peneliti melakukan kajian dengan judul “Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Produksi (studi kasus: UKM Cireng Cageur Group)”.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik di UKM Cireng Cageur Group?

2. Bagaimana varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual pada UKM Cireng Cageur Group?

3. Apakah varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen UKM Cireng Cageur Group?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik di UKM Cireng Cageur Group.

(18)

2. Menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual pada UKM Cireng Cageur Group.

3. Mengevaluasi varians yang terjadi apakah masih dalam batas pengendalian manajemen UKM Cireng Cageur Group.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada pemilik usaha dalam penerapan biaya standar untuk mencapai efisiensi produksi.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya dan informasi dalam penerapan sistem biaya standar sebagai alat pengendalian produksi.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi biaya di UKM Cireng Cageur Group. Analisis penelitian ini berfokus pada penerapan biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik; analisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya yang sebenarnya terjadi; dan pengelolaan dalam mengendalikan biaya produksi. Penelitian ini hanya membahas tiga rasa cireng, yaitu cireng rasa kornet pedas, cireng rasa ayam pedas dan cireng rasa keju pada UKM Cireng Cageur Group.

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Biaya

2.1.1 Pengertian Biaya

Menurut Bustami dan Nurlela (2006), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006). Kuswadi (2005) mendefinisikan biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak.

Menurut Horngren et.al. (2008), biaya didefinisikan suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit uang yang harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa. Biaya yang dibebankan pada produk membantu keputusan penetapan harga dan untuk menganalisis bagaimana tingkat profitabilitas produk yang berbeda.

2.1.2 Jenis-jenis Biaya

Kuswandi (2005) mengklasifikasikan pembebanan biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya Langsung

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung dibebankan pada objek atau produk, misalnya bahan baku langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya. 2. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung (direct cost) adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit produksi, misalnya gaji pimpinan, gaji mandor, biaya iklan atau lebih

(20)

dari satu macam produk, dan sebagainya. Biaya tidak langsung disebut juga biaya overhead.

Kuswandi (2005) juga menggolongkan pola perilaku biaya yaitu 1. Biaya Tetap (fixed cost)

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu tertentu. Seberapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan.

2. Biaya Variabel (variable cost)

Biaya variabel adalah biaya yang dalam rentang waktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubah secara proposional.

3. Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit digolongkan ke dalam kedua jenis biaya diatas (tidak termasuk ke dalam biaya tetap atau biaya variabel.

Kedua jenis biaya berikut digolongkan pada saat penetapannya dan digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian yang terdiri atas (Kuswadi, 2005):

1. Biaya yang Ditetapkan (predetermined cost)

Biaya yang ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu analisis masa lalu atau prediksi masa datang. Biaya yang ditetapkan dilakukan untuk penyusunan standar atau anggaran.

2. Biaya Historis (historical cost)

Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada realisasi.

2.2. Konsep Biaya Produksi

2.2.1 Pengertian Biaya Produksi

Wibowo (2008) mendifinisikan produksi sebagai usaha yang bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan atau barang menjadi bahan atau barang lain yang berbeda bentuk atau sifatnya dan mempunyai nilai tambah. Mulyadi (2005) mendifinisikan biaya

(21)

produksi sebagai biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Menurut Hansen dan Mowen (2006), biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi menurut Bustami dan Nurlela (2006) adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

2.2.2 Jenis-jenis Biaya Produksi

Biaya produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis biaya, yaitu (Rony, 1990):

1. Biaya Bahan Baku Langsung

Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya bahan baku langsung jika bahan tersebut merupakan bagian yang integral, dapat dilihat atau diukur secara jelas dan mudah serta dapat ditelusuri baik fisik maupun nilainya dalam wujud produksi yang dihasilkan.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya tenaga kerja langsung jika biaya itu dikeluarkan atau dibebankan karena ada pembayaran upah kepada tenaga kerja yang langsung ikut serta bekerja dalam membentuk produksi akhir. Biaya ini dapat ditelusuri karena secara jelas dapat diukur dengan waktu yang dipergunakannya dalam keikutsertaannya secara langsung membentuk produksi akhir.

3. Biaya Overhead

Biaya overhead adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya sebagai bagian yang memiliki eksistensi dalalm produksi akhir maupun hanya memberikan pelayanan guna menunjang, memperlancar, mempermudah atau sebagai penggerak kegiatan itu sendiri.

(22)

2.3. Konsep Biaya Standar

2.3.1 Pengertian Biaya Standar

Secara umum standar diartikan sebagai suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Standar adalah suatu ukuran kuantitas yang harus dicapai sehubungan dengan adanya operasi atau kegiatan tertentu. Biaya standar dapat diartikan biaya yang diperhitungkan secara wajar harus terjadi di dalam memproduksi suatu barang, maka biaya standar adalah standar kuantitas input yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produksi tertentu (Rony, 1990).

Menurut Mulyadi (2005), biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisien, dan faktor-faktor lain tertentu.

2.3.2 Tipe-tipe Standar

Menurut Hansen dan Mowen (2006), standar umumnya diklasifikasikan baik sebagai sesuatu yang ideal maupun yang saat ini dapat tercapai.

1. Standar ideal (ideal standards)

Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan yang dapat ditoleransi.

2. Standar yang akan saat ini dapat dtercapai (currently attainable standards)

Standar ini dapat dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya.

(23)

2.3.3 Tujuan Penetapan Biaya Standar

Menurut Rony (1990), penetapan biaya standar sangat bermanfaat bagi manajemen aktivitas perusahaan karena standar biaya bermanfaat untuk :

1. Pembuatan anggaran.

2. Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi.

3. Mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya.

4. Memudahkan dalam pencatatan dan penyiapan laporan biaya. 5. Merencanakan biaya bahan baku, pekerjaan dalam proses

maupun persediaan barang jadi.

6. Sebagai pedoman penetapan harga penawaran dalam tender suatu proyek atau kontrak tertentu.

2.3.4 Penentuan Biaya Standar

Menurut Nafarin (2003), penentuan biaya standar dibagi dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar.

1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar

Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar.

i. Harga Bahan Baku Langsung Standar

Harga bahan baku langsung standar adalah taksiran harga bahan baku per unit. Harga bahan baku langsung standar biasanya ditentukan dari daftar harga pemasok (supplier), katalog, atau informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga di masa akan datang. ii. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar

Kuantitas bahan baku langsung standar adalah taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Kuantitas bahan baku langsung standar dapat ditentukan dengan menggunakan penyelidikan teknis dan analisis catatan

(24)

masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan taksiran yang wajar terhadap bahan baku yang diperlukan untuk satu unit produk atau membuat percobaan operasi produksi. Analisisi catatan masa lalu misalnya dengan menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk (pekerjaan) yang sama dalam periode tertentu pada masa lalu.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar

Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar.

i. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar

Tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah tafsiran tarif upah tenaga kerja langsung per jam. Tarif upah tenga kerja langsung standar dapat ditentukan atas dasar perjanjian dengan karyawan dan data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata.

ii. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar

Jam tenaga kerja langsung standar adalah taksiran sejumlah satuan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk tertentu. Jam tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan dengan cara penyelidikan teknis dan analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan penyelidikan gerak dan waktu, mengadakan taksiran yang wajar, memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, memperhitungkan faktor kelelahan, dan memperhitungkan penundaan kerja yang tidak bisa dihindari. Analisis catatan masa lalu misalnya menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam satu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu.

(25)

3. Biaya Overhead Pabrik Standar

Biaya overhead pabrik standar dapat ditaksir atas dasar kapasitas normal. Misalnya dengan menghitung kapasitas normal dalam satu tahun x unit atau y jam kerja langsung dan biaya overhead pabrik satu tahun yang terdiri atas biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.

Jam kerja normal atau kapasitas normal adalah jam kerja yang digunakakn untuk menentukan standar tarif pembebanan biaya overhead pabrik. Kapasitas normal merupakan suatu tingkat kapasitas operasi yang dapat dicapai dengan pemanfaatan secara maksimal semua input atas fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga pada akhirnya tercapai biaya per unit produk yang serendah mungkin.

2.4. Konsep Pengendalian

Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya (Hansen dan Mowen, 2006). Menurut (Rony, 1990), pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur, metode, dan langkah yang harus ditempuh agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya produksi agar berjalan secara efisien. Menurut Kuswadi (2005), penentuan biaya standar dilakukan untuk mencapai produktivitas yang maksimum dengan biaya serendah-rendahnya.

2.5. Analisis Varians

Varians atau selisih menurut Horngren et.al. (2008) adalah perbedaan antara jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni

(26)

jumlah aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran. Varians adalah perbedaan yang terjadi antara biaya standar dengan biaya sebenarnya yang mungkin menguntungkan atau sebaliknya.

Kuswandi (2005) mendifinisikan varians adalah selisih antara biaya standar dan biaya aktual. Varians dianggap baik jika biaya aktualnya lebih kecil daripada biaya standar dan sebaliknya. Jumlah varians untuk suatu periode biasanya terdiri atas varians yang baik (favorable) dan varians yang tidak baik (unfavorable). Varians ini berasal dari biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dengan membandingkan biaya standar dan biaya aktual, manajemen diharapkan dapat memperhatikan varians-varians yang terjadi dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Horngren et.al. (2008) membagi varians ke dalam dua bagian yaitu:

1. Varians Harga

Varians harga adalah perbedaan antara harga harga aktual dan harga yang dianggarkan dikalikan dengan kuantitas masukan aktual, seperti bahan baku yang digunakan atau dibeli.

2. Varians Efisiensi

Varians efisiensi adalah perbedaan antara kuantitas masukan aktual dan anggaran kuantitas masukan yang seharusnya digunakan untuk memproduksi keluaran aktual dikali dengan harga yang dianggarkan. Analisis varians digunakan untuk evaluasi kinerja. Ada dua hal yang menjadi penilaian menurut Horngren et.al. (2008), yaitu:

1. Efektifitas, yaitu tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Efisiensi, yaitu jumlah relatif masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu. Makin sedikit masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu atau semakin banyak keluaran untuk tingkat masukan tertentu semakin tinggi efisiensinya.

Penentuan biaya standar dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Maka analisis

(27)

varians juga terbagi atas varians bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik (Hansen dan Mowen, 2006).

1. Varians Bahan Baku Langsung

Aspek yang menyebabkan varians bahan baku langsung yaitu: a. Varians Bahan Baku Langsung

Varians bahan baku langsung (material price variance-MPV) mengukur perbedaan antara beberapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan beberapa yang secara aktual dibayar.

b. Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung

Varians pengunaan bahan baku langsung (material usage

variance-MUV) mengukur perbedaan antara bahan baku langsung yang secara aktual digunakan dan bahan baku langsung yang seharusnya digunakan untuk output aktual.

2. Varians Tenaga Kerja Langsung

Aspek yang menyebabkan varians tenaga kerja langsung yaitu: a. Varians Tenaga Kerja Langsung

Varians tenaga kerja langsung (labor rate variance-LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar.

b. Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

Varians efisiensi tenaga kerja langsung (labor efisiency

variance-LEV) mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan.

3. Varians Overhead Pabrik

Varian overhead total yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan yang aktual, juga dibagi menjadi beberapa variansi komponen. a. Varians Overhead Variabel

Overhead variabel diasumsikan bervariansi sejalan dengan perubahan volume produksi.

i. Varians Pengeluaran Overhead Variable

Varians pengeluaran overhead variable mengukur pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif aktual overhead variabel (actual

(28)

variabel overhead rate-AVOR) dan tarif standar overhead variabel (standard variabel overhead rate-SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah overhead variabel aktual dibagi dengan jam aktual. ii. Varians Efisiensi Overhead Variable

Varians efisiensi overhead variable mengukur perubahan dalam konsumsi overhead variabel yang mucul karena penggunaan efisien tenaga kerja langsung.

b. Varians Overhead Tetap

Varians total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap yang dibebankan diperoleh dengan mengkalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual. i. Varian Pengeluaran Overhead Tetap

Varian pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan. Varians pengeluaran dapat ditoleransi karena lebih sedikit overhead tetap dikeluarkan daripada yang dianggarkan.

ii. Varian Volume Overhead Tetap

Varian volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Varians volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan di awal tahun dan untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap.

2.6. Usaha Kecil dan Menengah

Pratomo dan Soejoedono dalam Widiyastuti (2007), menyatakan bahwa definisi Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak selalu sama, tergantung pada konsep yang digunakan oleh masing-masing negara. Dalam setiap definisi tersebut mencakup sedikitnya dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokkan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusan/kelompok perusahaan tersebut.

Pengertian usaha kecil menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998 yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

(29)

usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Berdasarkan Undang-Undang RI No.9 tahun 1995, usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan yang memenuhi kriteria-kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagai berikut:

a) Memiliki Kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 c) Milik warga negara Indonesia

d) Berdiri sendiri, bukan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

e) Berbentuk usaha persorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Menurut Wibowo (2008), ciri-ciri lain yang sering digunakan sebagai ukuran suatu usaha tergolong kecil adalah

1. Usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum. 2. Operasinya tidak memperlihatkan keunggulan yang mencolok. 3. Usaha dimiliki dan dikelola oleh satu orang.

4. Usaha tidak memiliki banyak karyawan.

5. Modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi.

6. Wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya.

Indonesia dan negara berkembang lain memandang penting keberadaan usaha kecil. Hal ini disebabkan tiga alasan utama (Wibowo, 2008), yaitu:

1. Kinerja usaha kecil cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif.

2. Usaha kecil sangat dinamis, dengan investasi dan inovasi teknologinya usaha kecil mampu mencapai peningkatan produktivitas yang tinggi.

(30)

3. Usaha kecil memiliki fleksibilitas yang tinggi sehingga mampu hidup di sela-sela kehidupan usaha besar.

4. Kemampuan usaha kecil dalam menyerap tenaga kerja dan mendukung pendapatan rumah tangga.

Menurut Primiana (2009), terdapat berbagai masalah yang dialami oleh UKM seperti:

1. Permodalan

a. Modal kecil, sulit untuk memenuhi pesanan b. Sulit mendapatkan kredit dari bank

c. Kurang mampu mengadakan perencanaan, pencatatan, dan pelaporan

d. Tercampurnya atara keuangan perusahaan dengan keuangan keluarga

2. Pemasaran

a. Kurang dapat melihat peluang pasar / selera pasar b. Akses terhadap informasi pasar kurang

c. Terbatasnya tempat pemasaran

d. Kemampuan negosiasi yang lemah sehingga berakibat kerugian pada sistem pembayaran

e. Kurangnya kerjasama dengan perusahaan besar atau sesama UKM

f. Kurang mampu merancang strategi bisnis 3. Produksi / Teknologi

a. Kurangnya pengetahuan tentang bagaimana memproduksi barang yang berkualitas, efisien, dan tepat waktu

b. Tidak adanya transfer teknologi dari usaha besar c. Tidak melakukan riset dan pengembangan

d. Tidak mengerti pentingnya kerjasama dengan pihak supplier e. Tidak adanya proses perbaikan yang berkesinambungan 4. Sumber Daya Manusia

a. Pendidikan rendah

(31)

c. Keahlian terbatas

d. Rendahnya produktivitas pekerja e. Tidak ada pembagian kerja 5. Pemerintah

a. Kurangnya dukungan dengan berbagai kebijakan yang berpihak pada UKM

b. Kurangnya menciptakan lingkungan usaha yang kondusif

2.7. Penelitian Terdahulu

Ksheshariani(2011) meneliti tentang Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi pada UKM Wingko Cap Kapal Terbang. Peneliti menggunakan alat analisis varians (selisih) dan uji t. Analisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dari BBL, TKL, OHP. Dari hasil analisis varians diketahui bahwa kelapa memiliki varians unfavorable -1,06%. Gula pasir memiliki varians unfavorable -0,79%. Pada tepung ketan terjadi varians

unfavorable -12,82%. Varians unfavorable juga terjadi pada mentega sebesar unfavorable -14,67%. Pada nangka terjadi varians unfavorable -28,76%. Durian memiliki varians unfavorable -54,80%. Sedangkan pada gula jawa terjadi varians favorable -8,13%. Hasil analisis varians untuk TKL menunjukkan bahwa tarif TKL memiliki varians favorable -18, 3%. Efisiensi TKL memiliki varians unfavorable -26,7%. Hasil analisis varians overhead variabel menunjukkan bahwa pada biaya kemasan berlogo terjadi varians favorable -0,6%. Biaya kertas minyak memiliki varians unfavorable

-42,9%. Biaya gas terjadi varians favorable -13,6%. Terakhir analisis dilakukan pada air yang memiliki varians favorable -50%. Pada biaya overhead tetap variabel tidak terjadi varians.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t, disimpulkan bahwa varians untuk BBL yang masih dalam batas pengendalian yaitu kelapa, gula pasir, tepung, ketan, mentega, dan gula jawa. Sedangkan varians yang diluar batas pengendalian yaitu nangka dan durian. Uji hipotesis pada varians TKL terhadap tarif masih dalam batas pengendalian. Sedangkan untuk efisiensi diluar batas pengendalian. Varians

(32)

yang terjadi pada OHP tidak dilakukan uji menggunakan uji t karena data dihitung selama satu bulan selama bulan Desember 2010.

Rahman (2012) meneliti tentang Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada UMKM Pia PiaKu! Bogor. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada pelaku usaha untuk menetapkan pengeluaran biaya produksi. Pengendalian biaya produksi dilakukan dengan menetapkan biaya standar untuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Pia PiaKu! merupakan usaha mikro yang memproduksi pia kering dengan enam aneka rasa, yaitu rasa kacang hijau, keju, cokelat, durian, kacang merah dan kacang hijau pandan. Penetapan biaya produksi standar belum sepenuhnya diterapkan Pia PiaKu! sehingga proses produksi yang terjadi tidak efisien karena biaya produksi tidak dikeluarkan sesuai dengan biaya perencanaan sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan biaya standar untuk biaya produksi pada UMKM Pia PiaKu! yang mencakup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik pada UMKM Pia PiaKu!, menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual pada UMKM Pia PiaKu! dan mengevaluasi varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen UMKM Pia PiaKu!

Berdasarkananalisis varians didapatkan hasil bahwa bahan baku yang digunakan selama bulan November 2011 bersifat favorable yaitu, tepung terigu, kacang hijau kupas, mentega, minyak sayur, keju, cokelat blok, chocochip dan susu bubuk. Varians tarif tenaga kerja langsung bersifat

unfavorable dan varians efisiensi tenaga kerja langsung bersifat favorable. Varians biaya overhead variabel bersifat favorable yaitu, mika plastik, pencetakan stiker, bahan bakar gas LPG, listrik dan air. Berdasarkan uji t didapatkan kesimpulan bahwa varians harga bahan baku yang masih berada dalam batas pengendalian manajemen adalah kacang hijau kupas, gula pasir, minyak sayur, keju dan cokelat bubuk. Uji hipotesis pada tenaga kerja langsung didapatkan bahwa varians efisiensi tenaga kerja langsung berada dalam batas pengendalian manajemen.

(33)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Kinerja perusahaan ditentukan oleh bagaimana perusahaan mampu menerapkan fungsi pengendalian yang baik atas aktivitas perusahaan. Biaya produksi juga harus dilakukan pengendalian yang baik agar tidak terdapat varians dan dapat berjalan secara efisien.

UKM Cireng Cageur Group merupakan salah satu pelopor unit usaha kecil dan menengah yang memproduksi makanan tradisional Jawa Barat khususnya di tataran sunda yaitu cireng. Biaya produksi UKM Cireng Cageur Group terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. UKM Cireng Cageur Group ini dalam aktivitasnya diharapkan pada kemungkinan terjadinya perbedaan antara biaya produksi yang telah ditetapkan dengan biaya produksi yang sebenarnya terjadi.

Biaya yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan standar tertentu yang seharusnya terjadi dimaksud dengan biaya standar. Analisis biaya standar menjadi metode yang akan digunakan untuk mempermudah menetapkan harga pokok yang sebenarnya terjadi. Hal ini dapat mempermudah dalam mengendalikan biaya dan dapat mengoptimalkan laba yang diharapkan.

Penelitian ini mengkaji tentang varians yang terjadi antara biaya standar yang telah ditetapkan dengan realisasi biaya yang sebenarnya terjadi. Analisis varians dilakukan dengan membandingkan standar biaya produksi dengan realisasinya. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis varians dan uji t (t-test). Analisis varians dilakukan untuk mengetahui deskripsi persentase varians yang terjadi apakah dapat ditoleransi atau tidak dapat ditoleransi dan ataukah varians tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan. Uji t (t-test) dilakukan untuk mengetahui apakah varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian. Setelah dilakukan analisis, dari hasil analisis tersebut dapat memberikan saran dan rekomendasi kepada

(34)

perusahaan untuk perbaikan manajemen perusahaan. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah produksi UKM Cireng Cageur Group yang berlokasi di jalan Kolonel Enjo Martadisastra Kedung Badak Bogor. Waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data-data yang relevan dari perusahaan yang kemudian diolah dan dievaluasi hasilnya.

UKM Cireng Cageur Group

Biaya Produksi Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Overhead Pabrik Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Biaya Produksi Realisasi Biaya Produksi

Varians Biaya Produksi

Saran/ Rekomendasi

Alat Analisis: - Analisis Varians - Uji t

(35)

3.3. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak manajemen. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data perusahaan berupa data historis UKM Cireng Cageur Group, studi literatur, karangan ilmiah, serta referensi lain yang relevan dengan penelitian ini. Data historis perusahaan berupa laporan keuangan, data produksi, data pembelian, data penjualan, dan data tentang perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harian selama 30 hari pada bulan November 2011.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1.Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varians biaya standar. Analisis varians digunakan untuk mengetahui biaya produksi yang sebenarnya terjadi (realisasi) dengan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya (standar). Analisis varians memperlihatkan varians yang terjadi antara standar biaya produksi dengan realisasi biaya produksi. Sehingga dapat dicari penyebab dari varians yang telah terjadi dan memberi rekomendasi perbaikan kepada pihak manajemen.

Varians yang terjadi dapat menguntungkan (favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable). Varians dikatakan menguntungkan (favorable) jika biaya aktualnya lebih kecil dari biaya standar. Sedangkan varians dikatakan tidak menguntungkan (unfavorable) jika biaya aktualnya lebih besar dari biaya standar.

Pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis varian menggunakan alat bantu piranti lunak dari komputer yaitu Microsoft Excel 2010. Data yang telah diolah selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji t atau disebut sebagai t-test menggunakan SPSS versi 16.

(36)

3.4.2 Analisis Varians

Analisis varians digunakan untuk mengukur varians yang terjadi antara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan biaya yang sebenarnya terjadi atau realisasi (Hansen dan Mowen, 2006). Yaitu: 1. Perhitungan Varians Bahan Baku Langsung

a. Perhitungan Varians Harga Bahan Baku Langsung

Varian harga bahan baku langsung (material price

variance-MPV) dihitung menggunakan rumus:

...(1) Keterangan:

AP = Harga aktual per unit

SP = Harga standar per unit

AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunankan b. Perhitungan Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung

Varian efisiensi bahan baku langsung (material usage

variance-MUV) dihitung menggunakan rumus:

...(2) Keterangan:

AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunankan

SQ= Kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk output aktual

SP = Harga standar per unit

2. Perhitungan Varians Tenaga Kerja Langsung

a. Perhitungan Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung

Varians tarif tenaga kerja langsung (labor rate variance-LRV) dihitung mengunakan rumus:

...(3) Keterangan:

AR = Tarif upah aktual per jam

SR = Tarif upah standar per jam

AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan

MPV = (AP - SP) AQ

MUV = (AQ - SQ) AP

(37)

VEOV = (AH - SH) SVOR

b. Perhitungan Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

Varians efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiency variance-LEV) dihitung mengunakan rumus:

...(4) Keterangan:

AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan

SH =Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan

SR = Tarif upah standar per jam 3. Perhitungan Varians Overhead

a. Perhitungan Varians Overhead Variabel

i. Perhitungan Varians Pengeluaran Overhead Variabel

Perhitungan varians pengeluaran overhead variabel dihitung menggunakan rumus:

...(5) Keterangan:

VPOV = Varians pengeluaran overhead variabel

AVOR = Tarif aktual overhead variabel (actual variable overhead rate)

SVOR = Tarif standar overhead variabel (standard variable overhead rate)

AH = Jam Aktual tenaga kerja langsung yang digunakan ii. Perhitungan Varians Efisiensi Overhead Variabel

Perhitungan varians pengeluaran overhead variabel dihitung menggunakan rumus:

...(6) Keterangan:

VEOV = Varians efisiensi overhead variabel

AH = Jam Aktual tenaga kerja langsung yang digunakan

SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan

LEV = (AH - SH) SR

(38)

SVOR = Tarif standar overhead variabel (standard variable overhead rate)

b. Perhitungan Varians Overhead Tetap

Overhead tetap yang dibebankan dihitung menggunakan rumus:

OTYB = Tarif standar overhead tetap x Jam standar Keterangan:

OTYB = Overhead tetap yang dibebankan

Varians total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan. Varians total overhead tetap dihitung menggunakan rumus:

...(7) Keterangan:

VTOT = Varians total overhead tetap

OTYB = Overhead tetap yang dibebankan

i. Perhitungan Varians Pengeluaran Overhead Tetap

Varians pengeluaran overhead tetap pada intinya relatif kecil dan dapat ditoleransi karena lebih sedikit overhead tetap dikeluarkan daripada yang dianggarkan.

ii. Perhitungan Varians Volume Overhead Tetap

Varians volume overhead tetap dihitung menggunakan rumus:

...(8) Keterangan:

OTYA = Overhead tetap yang dianggarkan

OTYB = Overhead tetap yang dibebankan

3.4.3 Uji Hipotesis

Uji t (t-test) dilakukan untuk mengukur varians yang terjadi antara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan realisasinya apakah masih dalam batas pengendalian. Uji t (t-test) menggunakan alat bantu berupa piranti lunak SPSS versi 16.0 beserta analisis deskriptif persentase. Uji t (t-test) bertujuan untuk membandingkan apakah kedua data (variabel)

VTOT = Biaya aktual overhead tetap - OTYB

(39)

tersebut sama atau berbeda. Langkah-langkah dalam melakukan uji t ( t-test) yaitu:

1. Buatlah Ha dan Ho dalam uraian kalimat.

Ho : Varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya masih dalam batas pengendalian.

Ha : Varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya diluar batas pengendalian.

2. Mencari thitung Rumus t : ̅ ̅ √ ⁄ ⁄ ...(9) √( ) ( ) ...(10) Keterangan:

x1= Rataan nilai biaya standar

x2= Rataan nilai biaya aktual (realisasi)

n1= Jumlah laporan biaya standar

n2= Jumlah laporan biaya aktual (realisasi)

x1= Biaya standar

x2= Biaya aktual (realisasi)

S1= Simpangan baku x1 (biaya standar)

S2= Simpangan baku x1 (biaya aktual)

3. Tentuikan terlebih dahulu taraf signifikan (α) kemudian dicari ttabel dengan ketentuan db = n – 1

4. Tetukan kriteria pengujian.

Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

5. Bandingkan antara thitung dengan ttabel dan gambar posisinya.

6. Buatlah kesimpulan.

3.4.4 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan uraian atau menjelaskan tentang penyebab terjadinya varians antara biaya standar dengan biaya aktual yang sebenarnya terjadi. Selain itu, analisis deskriptif memberikan

(40)

penjelasan tentang tindakan korektif yang harus dilakukan untuk memperbaiki varians dan untuk menghindari terjadinya varians di masa yang akan datang.

(41)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum UKM Cireng Cageur Grup 4.1.1 Sejarah UKM Cireng Cageur Group

UKM Cireng Cageur Group pertama didirikan pada tahun 1998 di Bogor oleh Bapak Didin Jaenudin sebagai usaha kecil menengah yang bergerak dibidang makanan yang memproduksi cireng. UKM Cireng Cageur Group berlokasi di Jalan Ceremai Bantarjati Kaum RT.001/012, Kelurahan Bantarjati, Bogor Utara 16153. Dengan pusat produksi di jalan Kolonel Enjo Martadisastra Kedung Badak Bogor. Sebelum mendirikan UKM ini, Bapak Didin merupakan seorang supir yang bekerja di Institut Pertanian Bogor. Dikarenakan pendapatan perbulan masih kurang dari cukup, maka dari itu beliau mempunyai ide untuk mencoba membuka usaha sendiri dengan memproduksi cireng yang lain dari biasanya.

Pada awalnya produksi UKM Cireng Cageur Grup mengalami pasang surut dikarenakan masih kurangnya minat dari masyarakat serta informasi yang diperoleh. Dimana masyarakat cenderung mengenal cireng yang tanpa isi, sedangkan yang ditawarkan oleh Cireng Cageur Grup berupa cireng dengan aneka rasa. Dengan strategi dari pemilik usaha Cireng Cageur Grup yang membagikan cireng aneka rasa kepada masyarakat sekitar lingkungan kediaman beliau secara gratis, barulah masyarakat mulai mengenal berbagai rasa cireng yang di tawarkan. Setelah itu dengan kian berkembangnya informasi yang tersebar di masyarakat barulah usaha cireng cageur group berkembang dengan membuka tempat usaha berupa gerobak di daerah Taman Kencana Bogor. Pada awalnya gerobak tersebut selalu diramaikan oleh banyaknya pembeli sehingga menarik minat sebagian orang yang ingin bergabung dengan Cireng Cageur Grup tersebut dengan sistem pembelian langsung kepada pemilik yaitu dalam hal ini bapak Didin. Sehingga pada saat itu jumlah produksi Cireng Cageur Grup meningkat

(42)

secara pesat bahkan mencapai 67.500 pcs cireng dengan membuka 15 pabrik ketika itu.

Akan tetapi dengan perkembangan kondisi pasar dan pesaing pada industri yang sama, jumlah produksi Cireng Cageur Grup pun ikut menurun, yang imbasnya ditutupnya beberapa pabrik pengolahan cireng yang dimiliki, yang otomatis pula menurunkan jumlah produksi Cireng Cageur Grup tersebut.

4.1.2 Struktur Organisasi Cireng Cageur Grup

Gambar 2. Struktur organisasi

Deskripsi Pekerjaan di UKM Cireng Cageur Grup

 Pemilik

Didin Jaenuddin merupakan pemilik dari UKM Cireng Cageur Group memiliki tugas yaitu mengawasi, bertangung jawab mengelola UKM Cireng Cageur Grup

 Supervisor

Sumaryadi merupakan Supervisor dari UKM Cireng Cageur Grup. Tugasnya yaitu mengawasi, membuat laporan keuangan mingguan, mengatur bagian produksi, dan penggajian.

 Bagian Produksi

Pada bagian produksi ini ada 5 orang yang bekerja antara lain: 1. Agus bagian membuat adonan

2. Aki bagian pencetakan 3. Sandi bagian pencetakan

Pemilik UKM Cageur Group

Supervisor

Produksi Pengantaran & Belanja Bag. Masak Isi

Distributor JKT dan BGR Bag. Pembuatan

(43)

4. Tandi bagian tengah (pembentukan, pemipihan, dan penggilingan adonan)

5. Jarkasih bagian tengah (pembentukan, pemipihan, dan penggilingan adonan)

 Bagian Pengantaran dan Belanja

Bagian pengantaran dan belanja menjadi tugas Arief terhadap distributor atau pedagang-pedagang dan juga bagian belanja bahan-bahan produksi.

 Bagian Masak Isi Cireng

Ibu Yani dan Pak Marsudin memiliki tugas bagian memasak berbagai macam rasa isi cireng.

 Bagian Distributor Jakarta dan Bogor

Iip adalah Distibutor yang melakukan pemesanan cireng di UKM Cireng Cageur Grup yang dipasarkan di daerah Jakarta, Bogor dan sekitarnya.

4.1.3 Macam-macam rasa isi cireng yang diproduksi

UKM Cireng Cageur Grup memproduksi berbagai macam isi rasa pada cireng yaitu ada enam (6) macam rasa antara lain: Ayam Pedas (AP), Kornet Pedas (KP), Sosis Pedas (SP), Baso Pedas (BP), Keju (KJ) dan Kornet tidak Pedas (KTP). Jadi total keseluruhan yang diproduksi saat ini ada enam isi rasa cireng yang diproduksi oleh UKM Cireng Cageur Grup.

Akan tetapi yang menjadi fokus pada pembahasan dalam penelitian ini yaitu cireng dengan rasa yang paling diminati dalam satu hari selalu ada pesanan oleh konsumen diantaranya tiga (3) macam cireng, yaitu : Ayam Pedas (AP), Kornet Pedas (KP), dan Keju (KJ)

4.2. Proses Produksi UKM Cireng Cageur Grup

Proses produksi cireng dilakukan yaitu dengan melalui beberapa tahapan, antara lain:

 Tahapan Pembuatan Adonan

Tahapan ini yaitu pembuatan adonan yang terdiri dari empat kg terigu dan dua kg sagu dimasukkan kedalam bak besar yang sudah

(44)

tercampur dengan air matang yang kemudian digilas memakai tangan kurang lebih sekitar 1 jam sampai adonan merata dan mengembang.

 Tahap Pembuatan Isian

Tahap ini yaitu pembuatan isian menggunakan bahan baku sesuai dengan jenis cireng seperti kornet sapi untuk cireng rasa kornet pedas dan kornet tidak pedas, ayam fillet untuk cireng rasa ayam, sosis untuk cireng rasa sosis, bakso untuk cireng rasa bakso. Bahan baku utama tersebut digoreng dengan menggunakan campuran cabe rawit merah minyak goreng dan bumbu penyedap masakansecukupnya akan tetapi cabe rawit merah tidak digunakan untuk rasa kornet tidak pedas. Pembuatan isian cireng rasa keju hanya menggunakan keju yang sudah diparut tanpa campuran lain.

 Tahapan Pembentukan Adonan

Tahapan ini adonan yang sudah jadi, dibuat memanjang seperti tabung yang ukurannya sekitar panjang 15cm lebar 4cm dengan menggunakan tangan yang sudah dilapisi oleh plastik. Tahapan ini adonan dibentuk seperti tabung agar mempermudah pada tahapan berikutnya.

 Tahapan Memipih Adonan

Tahapan ini adonan yang sudah berbentuk tabung kemudian satu persatu dipipih atau digilas dengan alat pemipih yang terbuat dari kayu. Adonan yang dipipih tidak boleh menghasilkan adonan yang tipis atau tebal. Karena apabila adonan yang terlalu tipis pada tahapan selanjutnya yaitu penggilingan adonan tersebut akan terputus atau sobek. Adapun sebaliknya, adonan yang terlalu tebal akan sulit dalam proses penggilingan.

 Tahapan Penggilingan Adonan

Tahapan penggilingan yaitu hasil adonan yang sudah dipipih sebelumnya yang kemudian adonan tersebut digiling dengan menggunakan alat penggilingan. Hasil dari penggilingan tersebut adonan akan berbentuk panjang dan tipis yang 1 adonan bisa untuk membungkus 5-6 isi cireng.

(45)

 Tahapan Pembungkusan Isi Cireng

Sebelum pembungkusan isi cireng terlebih dahulu isi cireng disajikan diatas meja besar yg sudah dilapisi plastik permanen supaya tidak kotor. Isi cireng tersebut terdapat berbagai macam rasa tiap barisnya. Setelah isi cireng tersaji diatas meja, adonan yang sebelumnya sudah digiling diletakan diatas isi cireng kemudian dicetak dengan berbagai macam cetakan yang tiap cetakan berbeda-beda arti rasa.

 Tahapan Pengemasan

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari proses produksi. Setelah cireng yg sudah dicetak sesuai rasa, kemudian dimasukan kedalam box berbentuk persegi panjang yang didalamnya terdapat berbagai macam rasa. Box tersebut merupakan pesanan distributor dan penjualan secara langsung yang akan dilakukan pada pagi hari.

4.3. Penentuan Biaya Standar

Penentuan biaya standar pada UKM Cireng Cegur Grup dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar dan biaya overhead pabrik standar.

1. Biaya bahan baku langsung standar

a. Kuantitas bahan baku langsung standar

Penggunaan bahan baku langsung standar dalam produksi cireng ditetapkan sendiri oleh pemilik dengan menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.

b. Harga bahan baku langsung standar

Penetapan harga bahan baku langsung standar berdasarkan tingkat harga rata-rata dari daftar harga toko grosir yang menjual bahan baku.

2. Biaya tenaga kerja langsung standar a. Jam tenaga kerja langsung standar

Penetapan jam tenaga kerja standar ditetapkan oleh pemilik UKM Cireng Cageur Grup kegiatan produksi dilakukan setiap

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh durasi menyusu dan kejadian overweight pada remaja serta untuk mengetahui faktor lain yang berhubungan dengan kejadian

Perkembangan cincau Indonesia saat ini masih sederhana yakni dengan mengekstrak daun cincau untuk dijadikan gel dan dibuat menjadi minuman yang dikemas baik dalam

Dari Tabel 1 diketahui bahwa jumlah individu yang paling banyak ditemukan terdapat pada stasiun 6 yaitu sebanyak 24 individu, hal ini dikarenakan stasiun ini

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pane dkk.[5] yaitu orang tua belum memahami tentang erupsi gigi molar satu permanen

• Namun ketika ditabulasi silang dengan trust terhadap institusi politik, banyak pemilih yang tidak memiliki political interest dan pada saat yang sama trust politiknya

Kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 diberikan untuk penggunaan tanah secara tidak langsung oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang

Pada akhir tahun kedua bunga yang dipero leh = pM (sebab suku bunga tunggal) bunga tahun pertama tidak digabungkan dengan modal M atau bunga pada akhir tahun