• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PEMUDA PADANGKALANG TERHADAP DAKWAH ISLAMIYAH DI DESA MANYO E KECAMATAN MAMOSALATO KABUPATEN MOROWALI UTARA PROVINSI SULAWESI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN PEMUDA PADANGKALANG TERHADAP DAKWAH ISLAMIYAH DI DESA MANYO E KECAMATAN MAMOSALATO KABUPATEN MOROWALI UTARA PROVINSI SULAWESI TENGAH"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

MOROWALI UTARA PROVINSI SULAWESI TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Pada Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh: ASMADIN NIM: 105270002715

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

Asmadin. NIM 105270002715, Peran Pemuda Padangkalang Terhadap

Dakwah Islamiyah Di Desa Manyo’e Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah. ( Dibimbing oleh Abbas Baco Miro dan Hasan Bin Juhanis).

Penelitian ini bertujuan 1) Untuk Mengetahui Pelaksanaan Dakwah

Islamiyah Terhadap Masyarakat Di Desa Manyo’e Kec. Mamosalato Kab.

Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah. 2) Untuk Mengetahui Peran

Pemuda Padangkalang Dalam Pelaksanaan Dakwah Terhadap

Masyarakat Di Desa Manyo’e Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah.

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap sebuah fakta empiris secara objektif ilmiyah dengan berlandaskan pada logika keilmuan, prosedur dan di dukung oleh metodologi dan teoritis yang kuat sesuai dengan disiplin ilmu yang diketahui.

Adapun hasil penelitian sebagai berikut, 1)Masyarakat Padanglang ikut serta mengikuti kegiatan-kegiatan keislaman seperti pembinaan, pembagian sembako, ceramah rutin,dan pengislaman yang diselenggaran oleh para dai AMCF bekerja sama dengan yayasan BAZNAS dan yayasan rumah zakat. 2)Pemuda Padangkalang perannya membantu dai dalam berdakwah sebagai penerjemah dan penyampai berita atau pesan kepada masyarakat serta ikut andil dalam mendakwahkan ilmu yang telah mereka pelajari.

Implementasi dari penelitian ini adalah masyarakat Padangkalang yang kebanyakannya dri kalangan pemuda sangat membutuhkan pembinaan karena minimnya pemahaman ilmu yang mereka miliki apalagi mereka sebagai muallaf yang baru saja mengenal Islam, oleh karena itu diharapkan kepada para Dai yang ditugaskan di tempat tersebut membina masyarakat dengan baik dan berkelanjutan dalam memahamkan ajaran Islam dan terpenting adalah rekrut Pemudanya untuk menjadi generasi penerus dakwah.

Kata kunci: Pemuda, Dakwah, Islamiyah.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

ِمي ِحهرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب

Syukur Alhamdulillah segalapujihanyamilik Allah

swtataslimpahanrahmat, taufik dan

hidayah-Nyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini. Salam dan

shalawatsenantiasatercurahkankepadaRasulullah Muhammad saw,

keluarga dan sahabatnyasertakepadaseluruhumatbeliau yang

tetapistiqomah di jalan-Nya

dalammengarungikehidupaninihinggahariakhir.

Skripsiiniberjudul “Peran Pemuda Padangkalang Terhadap Dakwah

Islamiyah di Desa Menyo’e Kec. Mamosalato Kab.Morowali Utara

Prov.Sulawesi Tengah.” yang dijadikan sebagai syarat memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) pada program studi Komunikasi dan Penyiaran

Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi, maupun sistematika penulisan.

Oleh karenaitudengansegalakerendahanhati dan

tanganterbukapenulissenantiasamenerimakritikan dan saran

daripembaca demi kesempurnaanskripsiini.

Sejakpenyususnanskripsiini, penulismendapatkanbanyakhambatan.

Namunakhirnyadapatpterselesaikanberkatbantuandariberbagaipihak,kare

(8)

viii

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse,M.Ag,Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar Sulawesi Selatan.

2. Syeikh Muhammad Muhammad Al-ThoyyibKhoory, Donatur AMCF

besertajajarannya yangberada di Jakarta.

3. Drs. MawardiPawangi, M.Pd.IDekanFakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. H. Lukman Abdul Shamad, Lc Mudir Ma’had Al-Birr Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Abbas Baco Miro, Lc.,MAKetua Prodi Komunikasi dan Penyiaran

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sekaligussebagaipembimbing I.

6. Hasan Bin Juhanis, Lc., M.S. Pembimbing II, yang

senantiasasabardalammendamping dan

membimbingpenulisdalammenyelesaikanskripsiini.

7. Para dosen yang tidakdapatpenulissebutkannamanyasatu per

satuatas. Segalabimbingan dan ilmu yang

diajarkankepadapenulisselama di bangkuperkuliahan.

8. Segenabkeluarga yang

telahmembantubaikdalamdo’amaupunmateridalammenuntutilmu dan penyelesaianskripsiini.

9. KepaladesabesertamasyarakatdesaMenyo’ekhusussnyamasyarakat

(9)

ix

10. Semuapihak yang karenaketerbatasanruangdalamskripsiini,

tanpamengurangi rasa terimakasih yang

tidakbisadisebutkannamanyasatu per satu.

11. Teristimewapenulishaturkanucapanterimakasihkepadaayahanda,

ibunda, dan adindatercinta, sertasaudara-saudara dan

seluruhanggotakeluargabesarkuatassegalakesabaran dan

ketabahandalammendidik, sertamemotivasi, iringando’a dan

pengorbanannya,

Akhirnyapenulisberharapsemogaskripsiinidapatbermanfaatadanyabaik

terhadappenulis, para pembaca, agama, bangsa dan Negara.

Makassar, 07 Rabi’ul Awal1442 H 25 Oktober 2020 M

Penulis

Asmadin

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ……... i

HALAMAN JUDUL ... ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... ... iii

BERITA ACARA MUNAQOSYAH ... ... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ... v

ABSTRAK ... ... vi

KATA PENGANTAR ... ... vii

DAFTAR ISI ... ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat penelian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. GAMBARAN MASYARAKAT ... 6

1. Pengertian Masyarakat ... 6

2. Masyarakat Dalam Islam ... 7

(11)

xi

1. Pengertian Dakwah ... 8

2. Pengertian Islam ... 11

3. Sumber Metode Dakwah ... 12

4. Sasaran Dakwah ... 13

5. Prinsip Dakwah... 14

C. PERAN PEMUDA DALAM DAKWAH ... 15

1. Pengertian Pemuda ... 15

2. PeranPemudaDalamDakwah Islam ... 19

a. Pemuda Dalam Lintas Sejarah Islam ... 23

b. PotretPemuda Islam ... 25

1. Potret Pemuda Islam Era Rasulullah ... 25

2. Potret Pemuda Islam Terkini ... 28

c.IdealitasdanRealitasPemudadalam Islam ... 29

1 IdealitasPemuda Islam ... 29

2 RealitasPemuda Islam ... 33

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 37

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

B. Jenis Penelitian ... 37

C. Deskripsi Fokus Penelitian...37

D. Sumber Data ... 38

(12)

xii

F. Informan Penelitian ... 40

G. Analisis Data... ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN...41

A. Profil Desa Menyo’e...41

B. Pelaksanaan Dakwah Islam Terhadap Masyarakat...47

C. Peran Pemuda Dalam Dakwah Terhadap Masyarakat...52

BAB V PENUTUP...60 A. Kesimpulan...60 B. Saran...60 DAFTAR PUSTAKA...62 LAMPIRAN...65 RIWAYAT HIDUP...67

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani

bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat

dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus,

generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya,

generasi yang mengisi, dan melangsungkan estafet pembangunan secara

terus menerus.1

Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang

potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani

bagi pembangunan bangsanya karena harapan pemuda sebagai harapan

bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan

menguasai masa depan.

Sejarah mencatat, semangat darah merah kaum mudalah yang

menjadi energi sebuah kebangkitan atau penaklukan wilayah

ْمُهَأَبَن َكْيَلَع ُّصُقَن ُنْحَن

ىًدُه ْمُهاَنْد ِز َو ْمِهِ ب َرِب اوُنَمآ ٌةَيْتِف ْمُهَّنِإ ِ قَحْلاِب

Terjemahnya:

Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk

kepada mereka.2 (QS al-Kahfi: 13)

1

Hartono, Ilmu Sosiologi Dasar, (Cet-6; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 110

2

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Cet- 20; Jakarta: CV Darus Sunnah, 2016), hlm. 295

(14)

Dalam ayat di atas, Allah menggambarkan, paling tidak ada dua hal

yang dimiliki oleh pemuda al-Kahfi sehingga nama mereka diabadikan dalam Al-Qur’an. Hidup mereka yang teguh imannya kepada Allah sehingga Allah menambahkan iman-Nya kepada mereka.

Di samping itu seorang pemuda juga harus menyadari

eksistensinya. Sebagaimana dalam firman Allah yang berbunyi:

ْؤُت َو ِرَكْنُمْلا ِنَع َن ْوَهْنَت َو ِفو ُرْعَمْلاِب َنو ُرُمْأَت ِساَّنلِل ْتَج ِرْخُأ ٍةَّمُأ َرْيَخ ْمُتْنُك

َنوُن ِم

َنوُقِساَفْلا ُمُه ُرَثْكَأ َو َنوُنِم ْؤُمْلا ُمُهْنِم ْمُهَل ا ًرْيَخ َناَكَل ِباَتِكْلا ُلْهَأ َنَمآ ْوَل َو ِ َّللَّاِب

Terjemahnya:

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka

adalah orang-orang fasik.(QS. Ali ‘Imran: 110).3

Jadi pemuda Islam harus menyadari, mereka bukanlah seperti

rumput ilalang yang sembarang tumbuh di padang. Mereka adalah umat

yang yang terbaik dipilih Allah bagi umat manusia selama mereka selalu

menyuruh kepada kebaikan, mencegah dan melawan segala bentuk

kemungkaran dengan landasasn iman kepada Allah.

Di dalam Al-quran peran pemuda di ungkapkan dalam kisah

asahbul kahfi (18: 9-22) , kisah pemuda ibrahim (21:60,69dan 2:25) , dan

pemuda dibunuh oleh ashabul uhdud (lihat tafsir ibnu katsir Q.S.

Al-Buruuj) dan para Assabiqunal awwalun pada umumnya berusia muda.

3

(15)

Pentingnya memanfaatkan usia muda digambarkan dalam hadits

Rasulullah SAW, sebagai berikut:

بق كَتَّح ِصو ، َكِمرَه َلبق َكَبابش : ٍسْمَخ َلبق ًاسْمَخ ْمِنَتْغا

َلْبق َكانِغو ، َك ِمْقَس ل

كَتايحو ، َكِلْغُش َلْبَق كَغارَفو ، َك ِرْقف

َكِت ْوَم َلْبَق

Artinya:

Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima: masa muda mu sebelum datang masa tuamu, masa sehat mu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa luang mu sebelum datang masa sibukmu, masa hidupmu sebelum

datang masa matimu.4

Pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang

selalu dikaitkan dengan masalah “Nilai” hal ini merupakan pengertian

ideologis dan cultural dari pada pengertian ilmiah, misalnya.“Pemuda

harapan bangsa” dan “Pemuda pemilik masa depan” dan lain sebagainya.

Semua itu merupakan beban moral bagi pemuda untuk memberikan

konstribusi pada masa depan masyarakat bangsa Indonesia. Akan tetapi

di lain pihak pemuda menghadapi persoalan-persoalan yang menakutkan,

seperti narkoba, kenakalan remaja, dan terbatasnya lapangan kerja.5

Sehingga generasi muda muslim begitu tidak peduli dengan sekian

permasalahan yang mendera umatnya sendiri, seakan-akan kondisi generasi muda mengalami “ketidakjelasan tujuan hidup.”Banyak yang

4

Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih At Targhib Wat Tarhib, ( Cet- 1; Riyadh: Maktabah Al Ma’arif Lin Nasyri Wat Tauzi’,1421 H), Jilid 3. No. 3355, hlm. 311, Hadits Shahih.

5

Syadat Hasibuan, Revolusi Politik Kaum Muda, (Cet. ke-1; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), hlm. 5

(16)

tenggelamdalam gaya hidup dan pola pergaulan yang hanya

mementingkan kenikmatan sesaat dan syahwat duniawi semata.

Seringkali fenomena ini dibangun di atas anggapan bahwa masa

muda adalah masa penuh bunga dan keceriaan, permainan, dan

kesenangan. Keseriusan pun hanya tampak ketikaujian, bekerja, atau bila

menghadapi sedikit masalah. Bahkan, ketika umat Islam hampir

tenggelam dalam problematika yang begitu kompleks, umumnya pemuda

hanya menonton dari kejauhan. Seakan permasalahan yang menimpa

umat ini tidak memiliki hubungan sama sekali dengan kehidupan mereka.

B. Rumusan Masalah

Dalam permasalahan diatas, dapat dijabarkan dalam sub-sub

masalah sekaligus menjadi batasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan dakwah Islamiyah di Desa Menyo’e Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah?

2. Bagaimana peran Pemuda Padangkalang terhadap dakwah Islamiyah di Desa Menyo’e Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas penulis mengadakan penelitian

(17)

1. Untuk mengetahui pelaksanaan dakwah Islamiyah di Desa Menyo’e Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah

2. Untuk mengetahui peran Pemuda Padangkalang terhadap

dakwah Islamiyah di Desa Menyo’e Kec. Mamosalato Kab.

Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan akan memberikan

manfaat,baikmanfaat secara teoritis, maupun manfaat secara peraktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis yang diperoleh dari penelitian ini adalah

menambah khazanah temuan penelitian mengenai peran pemuda dalam

dakwah Islam dimasyarakat pedesaan.

2. Manfaat praktis

a) Manfaat bagi da’i yaitu dapat mengetahui kondisi keagamaan

masyarakat dalam memahami Islam dengan baik, dengan demikian da’i dapat berperan aktif dalam berdakwah sesuai kondisi masyarakat setempat.

b) Manfaat bagi masyarakat yaitu dengan adanya peran pemuda

dalam dakwah Islam, masyarakat dapat mengenal Allah,

mengetahui perintah dan larangan Allah begitupula tujuan

hidupnya sehingga masyarakat dapat mengamalkan ajaran

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. GAMBARAN MASYARAKAT

1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehingga manusia

yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan

yang tertentu, orang banyak, dan khalak ramai.6

Menurut pandangan-pandangan yang populer ini, masyarakat

dilihat sebagai kekuatan impersonal, yang mempengaruhi, mengekang,

dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya. Pandangan

seperti ini mirip dengan suatu wawasan sosiologis yang terutama

dipelopori oleh seoarang ahli sosiologi klasik dari Perancis, Emile

Durkheim. Bagi Durkheim, masyarakat merupakan suatu kenyataan yang

obyektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. “kita harus”, katanya, “mencari pengertian tentang kehidupan sosial di dalam sifat hakikat masyarakat itu sendiri”. Masyarakat “bukanlah hanya sekedar suatu penjumlahan individu semata-mata. Melainkan suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar mereka,

6

Tri Rama K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya; Mitra Pelajar), hlm. 327

(19)

sehingga menampilkan suatu realita tertentu yang mepunyai ciri-cirinya

sendiri.7

2. Masyarakat Yang Islami

Islam memandang manusia berasal dari satu diri (QS. 4:1)

َّثَب َو اَهَج ْو َز اَهْنِم َقَلَخ َو ٍةَد ِحا َو ٍسْفَن ْنِم ْمُكَقَلَخ يِذَّلا ُمُكَّب َر اوُقَّتا ُساَّنلا اَهُّيَأ اَي

َلَع َناَك َ َّاللَّ َّنِإ َماَح ْرَ ْلْا َو ِهِب َنوُلَءاَسَت يِذَّلا َ َّاللَّ اوُقَّتا َو ًءاَسِن َو ا ًريِثَك ًلًاَج ِراَمُهْنِم

ْمُكْي

اًبيِق َر

Terjemahnya:

Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya

kamu saling meminta, satu dan (peliharalah) hubungan

kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan

mengawasimu.8

yang kemudian berkembang menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa (QS. 49:13)

اَي

َّنِإ اوُف َراَعَتِل َلِئاَبَق َو اًبوُعُش ْمُكاَنْلَعَج َو ىَثْنُأ َو ٍرَكَذ ْنِم ْمُكاَنْقَلَخ اَّنِإ ُساَّنلا اَهُّيَأ

ٌريِبَخ ٌميِلَع َ َّاللَّ َّنِإ ْمُكاَقْتَأ ِ َّاللَّ َدْنِع ْمُكَم َرْكَأ

Terjemahnya:

Wahaimanusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha

Mengetahui, Mahateliti.9

7

David Berry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosilogi, (Cet- 4; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 6

8

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya,hlm. 78

9

(20)

Baik dilihat dari asal manusia yang satu itu maupun setelah ia

berkembang biak memenuhi bumi, manusia seyogyanya tidak

membeda-bedakan sesamanya dengan dalil apapun, seperti karena perbedaan

keturunan, ras, suku, bangsa, agama, dan sebagainya. Justru perbedaan

itu mendorong manusia untuk saling mengenal, saling berhubungan, dan

saling berlomba dalam kebaikan. Perbedaan derajat manusia hanyalah di

sisi Tuhan saja sedang manusia sama sekali tidak berwenang untuk

menarik garis kesenjangan dengan cara-cara yang tidak menrurut aturan

Tuhan, lebih-lebih jika dengan cara yang tidak manusiawi. Allah

memandang manusia bertingkat rendah dan tinggi, hina dan mulia sesuai

dengan tinggi rendahnya persentasi dimensi ketakwaan kepada-Nya.10

Sebagaimanahadist dari Abu Dzar Rasulullah SAW bersabda:

ُهَلُضْفَت ْنَأ َّلًِإ َد َوْسَأ َلً َو َرَمْحَأ ْنِم ٍرْيَخِب َسْيَل َكَّنِإَف ، ْرُظْنا

ى َوْقَتِب

Artinya:

Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan

takwa.11

B. PELAKSANAAN DAKWAH ISLAM 1. Pengertian Dakwah

“Dakwah di jalan Allah SWT adalah mengajak manusia kepada agama Allah, mengikuti petunjuk-Nya, memberlakukan aturan-Nya di atas

10

Kaelany HD, Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, (Cet-1; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), hlm. 156

11

Abu Abdillah Ahmad Bin Muhammad Bin Hanbal Bin Halal Bin Asad Asy Syaibani, Musnad Al Imam Ahmad Bin Hanbal, Tahqiq Syuaib Al Arna’uth, (Cet- 1; Muassasa Ar Risalah, 1421), Jilid 35, No. 214, hlm. 321, Hadits Shahih Li Ghairihi

(21)

bumi, serta mentauhidkan Allah SWT dalam ibadah, minta pertolongan

dan ketaatan. Berlepas diri dari semua taghut yang ditaati selain Allah,

membenarkan apa yang dinyatakan benar oleh Allah dan menyalahkan

apa yang dinyatakan salah, menyuruh pada kebaikan, mencegah

kemungkaran dan berjihad di jalan Allah”

Definisi dakwah diatas adalah sebuah kompilasi dan akumulasi dari

beberapa devinisi dakwah yang cenderung ijmali (global) dan terkadang juz’i (parsial). Seperti devinisi yang diajukan oleh Ahmad Hasyimi :”mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syari’at Islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh

pendakwah”.12

Adapun pengertian dakwah secara terminologi, menurut para ahli

adalah sebagai berikut.

a. Menurut Syaikh Ali Mahfudz, seorang ulama dari Mesir, dalam

Al-Mursyidin mendefinisikan dakwah sebagai berikut.

Memotivasi manusia untuk berbuat kebajikan, mengikuti petunjuk,

memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.

b. Menurut M.Natsir:

“Dakwah adalah usaha-usaha yang menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, dan meliputi amar ma’ruf nahi mungkar dengan berbagai macam cara dan media yang

12

A.Hasyimi, Dustur Dakwah Menurut Al Qur’an, (Cet. Ke-3; Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1994). hlm. 17

(22)

diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam

perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.13

c. Ummu Yasmin berpendapat” Dakwah adalah mengajak kepada

agama Allah SWT dengan hikmah, mauidzoh hasanah, dan mujadalah

ahsan sampai mereka mengingkari taghut dan mengimani Allah SWT, dan

mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya dinul Islam”.14

Dari devinisi-devinisi tersebut, meskipun terdapat perbedaan dalam

perumusan, tetepi apabila diperbandingkan satu sama lain, dapatlah

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Dakwah menjadikan perilaku Muslim dalam menjalankan Islam

sebagai agama rahmatan lil alamin yang harus didakwahkan

kepada seluruh manusia.

2) Dakwah juga dapat dipahami dengan proses internalisasi,

transformasi, transmisi, dan difusi ajaran Islam dalam kehidupan

masyarakat.

3) Dakwah mengandung arti panggilan dari Allah SWT. dan

Rasulullah SAW. untuk umat manusia agar percaya kapada

ajaran Islam dan mewujudkan ajaran yang dipercayainya itu

dalam segala segi kehidupan.15

13

Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Cet- 1; Jakarta: Amzah, 2008), hlm. 5

14

Ummu Yasmin, Materi Tarbiyah, Panduan Kurikulum Bagi Da`I dan Murobbi, (Cet-6; Solo:Media Insani Press), hlm. 223

15

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), hlm. 3

(23)

2. Pengertian Islam

Islam adalah agama dakwah. Yaitu, agama yang menugaskan

umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat

manusia. Sebagai rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin

terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilamana

ajaran Islam yang mencangkup segenap aspek kehidupan itu dijadikan

sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.16

Abdullah bin Qosim al Wasyli memberikan pengertian dakwah” Dakwah secara bahasa berarti panggilan dan seruan”. Sedangkan secara terminology beliau menyatakan” Dakwah Islam adalah menyeru seluruh manusia dalam rangka merealisasikan penghambaan manusia yang

bersih hanya kepada Allah SWT saja.17 Allah berfirman:

اَم َو ِ َّاللَّ َناَحْبُس َو يِنَعَبَّتا ِنَم َو اَنَأ ٍة َري ِصَب ىَلَع ِ َّاللَّ ىَلِإ وُعْدَأ يِليِبَس ِهِذَه ْلُق

َن ِم اَنَأ

َنيِك ِرْشُمْلا

Terjemahnya:

Katakanlah (Muhammad),Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.

(QS.Yusuf: 108)18

16

Rosyad Sholeh, Manajemen Dakwah Islam, (Cet-1; Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010), hlm. 1

17

Abdullah bin Qosim al Wasyli, Syarah Ushul ‘Isyrin Menyelami Samudra 20

prinsip

Hasan Al Banna, (cet.ke-2; Solo : Penerbit Era Inter media,2005) hlm. 128

18

(24)

3. Sumber Metode Dakwah a. Al-Qur’an

Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang membahas tentang masalah dakwah. Di antara ayat-ayat tesebut ada yang berhubungan

dengan kisah para rasul dalam menghadapi umatnya. Selain itu, ada

ayat-ayat yang ditujukan kepada nabi Muhammad ketika beliau melancarkan

dakwahnya. Semua ayat-ayat tersebut menunjukan metode yang harus

dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim. Karena Allah tidak akan

menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan dan dapat

membantu dalam rangka menjalankan dakwah berdasarkan metode-metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur’an, Allah SWT. berfirman:

ُّقَحْلا ِهِذَه يِف َكَءاَج َو َكَداَؤُف ِهِب ُتِ بَثُن اَم ِلُس ُّرلا ِءاَبْنَأ ْنِم َكْيَلَع ُّصُقَن الًُّك َو

َنيِن ِم ْؤُمْلِل ى َرْكِذ َو ٌةَظِع ْوَم َو

Terjemahnya:

Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat

dan peringatan bagi orang yang beriman.(QS. Hud: 120)19

b. Sunnah Rasul

19

(25)

Di dalam sunnah rasul banyak kita temui hadits-hadits yang

berkaitan dengan dakwah. Begitu juga dalam sejarah hidup dan

perjuangannya dan caa-cara yang dipakai beliau dalam menyiarkan

dakwahnya baik ketika beliau berjuang di Makkah maupun di Madinah.

Semua ini memberikan contoh dalam metodedakwahya. Karena

setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu dialami juga oleh

juru dakwah sekarang ini.20

4. Sasaran Dakwah / Penerangan Agama

Sehubungan dengan kenyataan yang berkembang dalam

masyarakat, bila dilihat dari aspek kehidupan psikologis, maka dalam

pelaksanaan program kegiatan dakwah dan penerangan agama berbagai

permasalahan yang menyangkut sasaran bimbingan yang tepat yaitu:

a. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi

sosiologis berupa mayarakat terasing, pedesaan kota besar dan kecil,

serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.

b. Sasaran yang menyangkut golongang masyarakat dilihat dari segi

struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.

c. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi

sosial kultural berupa golongan Priyayi, Abangan dan Santri.

d. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari

segi tingkat usia berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.

20

(26)

e. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari

segi okupasional (profesi atau pekerjaan) berupa golongan petani,

pedagang, seniman, buruh, pegawai negri (administrator)21.

5. Prinsip Dakwah

Secara etimologis, ulama kaidah mengatakan bahwa kata “dakwah” berasal dari akar kata bahasa arab da’aa, atau menurut ulama Basrah berasal dari masdar da’watun, yang artinya dalam bahasa Indonesia,

adalah memanggil atau panggilan.22

Apabila kedua kata tersebut dibedakan, dalam kamus Al-Munawir

mengemukakan maknanya menjadi sebagai berikut:

a. ةوددلا bermakna do’a, seruan, panggilan, ajakan undangan, dan

permintaan

b. يةاولا bermakna yang berdakwah (da’i)

c. ع و م bermakna obyek sengketa.23

Namun demikian, kewajiban dakwah yang tersurah dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran ayat 104 dan 110 jelas menunjukan bahwa dakwah itu wajib dilaksanakan melalui konikasi antar persona dan juga

secara massa. Apalagi pesannya harus disampaikan kepada semua umat,

21

M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Cet- 5; Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 3

22

Kustadi Suhandang, Startegi Dakwah, (Cet- 1; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 21

23

Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-munawir, (Cet- 14; Surabaya: Pustaka Progressip, 1997), hlm. 407

(27)

tanpa kecuali, apakah sudah atau belum memeluk agama Islam.

Pesannya harus terbuka, dalam arti bisa diketahui oleh siapa saja, dan

terkait dengan massa khalayak maupun individual. Pada dasarnya

dakwah merupakan proses komunikasi dalamrangka mengembangkan

ajaran Islam, dalam arti “mengajak” orang lain ke arah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku yang Islami. Dalam hal yang demikian, sudah

tentu selalu terkandung makna memengaruhi orang lain, agar orang lain

itu mau dan mampu mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilakunya

sesuai dengan apa yang dikehendaki maksud ajakan.

Dalam konteks dakwah, para dai akan selalu berusaha memengaruhi mad’u-nya, sesuai dengan firman Allah melalui surah Ibrahim ayat 52, yang artinya: “Dari (Al-Qur’an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan

dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah TuhanYang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengabil pelajaran” (Yusran, ed., 2009: 262). Namun demikian, mad’u atau komunikan yang dipengaruhi dai pun tiada lain adalah manusia juga, manusia yangmemiliki akal pikiran

dan kepemtingan seperti halnya para dai.24

C. PERAN PEMUDA DALAM DAKWAH 1. Pengertian Pemuda

24

(28)

Kata pemuda umumnya dipakai sebagai konsep untuk memberikan

generelasisai kepada golongan masyarakat yang berada di dalam

kelompok umur tertentu, yang membedakannya dari kelompok-kelompok

umur yang lain seperti anak-anak atau golonagan tua.25

Drs. C.S.T. Kansil, S.H. berkata dalam bukunya “Aku Pemuda

Indonesia”, bahwa generasi muda dalam pengertian umum adalah

golongan manusia berusia muda. Di bawah ini dijabarkan

kelompok-kelompok yang dapat dipergunakan di dalam pembinaan dan

pengembangan anak-anak khususnya dan generasi muda pada

umumnya.

a. Jika dilihat dari segi biologis, terdapat istilah-istilah bayi, anak, remaja,

pemuda dan dewasa.

Bayi : 0-1 tahun Anak : 1-12 tahun Remaja : 12-15 tahun Pemuda : 15-30 tahun Dewasa : 30 tahun ke atas

b. Jika dilihat dari segi budaya atau fungsional maka dikenal istilah-istilah

anak, remaja dan dewasa.

Anak : 0-12 tahun

Remaja : 13-18 tahun- 21 tahun

Dewasa : 18-21 tahun ke atas.

Di muka pengadilan manusia berumur 18 tahun sudah di anggap

dewasa. Untuk tugas-tugas negara 18 tahun sering diambil sebagai

25

Alfian,Transformasi Sosial Budaya Dalam Pembangunan Nasional, (Jakarta: UI-Press), 1986, hlm. 85

(29)

batas dewasa tetapi dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang

mengambil 18 tahun dan ada yang mengambil 21 tahun sebagai

permulaan dewasa. Dilihat dari psikologis dan budaya, maka

pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun.

c. Jika dilihat dari angkatan kerja ditemukan istilah tenaga muda di

samping tenaga tua. Tenaga muda adalah calon-calon yang dapat

diterima sebagai tenaga kerja yang diambil antara 18 sampai 30 tahun.

d. Untuk kepentingan perencanaan modern digunakan istilah

sumber daya manusia muda sebagai salah satu dari tiga

sumber-sumber yaitu:

1) Sumber-sumber alam

2) Sumber-sumber dana

3) Sumber-sumber daya manusia, yang dimaksud dengan

sumber-sumber daya manusia muda adalah mereka yang berumur 18

tahun ke atas sampai dengan 30 tahun.

e. Dilihat dari sudut ideologis-politis, maka generasi muda adalah calon

pengganti generasi terdahulu, dalam hal ini adalah umur antara 18

sampai 30 tahun, dan kadang-kadang sampai umur 40 tahun.

f. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang

lingkup tempat pemuda berada, diperoleh tiga kategori:

1) Siswa usia antara 6-18 tahun, masi ada di bangku sekolah.

2) Mahasiswa di Universitas atau di perguruan tinggi, usia antara

(30)

3) Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi, usia

antara 15-30 tahun.

Karena yang dimaksud dengan pembinaan dan pengembangan generasi

muda dalam usaha ini mencakup semua aspek yang disebutkan di atas,

maka generasi muda dalam hal ini adalah manusia yang berumur antara 0

sampai 30 tahun.Yang dimaksud dengan pemuda adalah manusia yang

berumur 15-30 tahun.Dalam masa transisi dewasa ini dikenal juga

generasi peralihan (transisi) yakni mereka yang berumur 30-40 tahun.26

Sedangkan Oleh Solihin berkata dalam bukunya “Jangan Nodai

Cinta”, bahwa, “Soal pengertian pemuda (syab, jamaknya syabab) adalah

orang yang telah mencapai usia baligh tapi belum mencapai usia dewasa

(sinn ar-rujuulah).Sedangkan yang dimaksud kedewasaan (ar-rujuulah)

adalah kamal ash-shifat al mumayyizah li ar-rajul yaitu sempurnanya

sifat-sifat yang khusus/spesifik bagi seorang laki-laki.27

Erabaru.net. Organisasi Kesehatan Dunia WHO yang berkantor

pusat di Jenewa, Swiss melalui studi tentang kualitas kesehatan dan

harapan hidup rata-rata manusia di seluruh dunia menetapkan kriteria

baru kelompok usia yang membagi kehidupan manusia ke dalam 5

kelompok usia sebagai berikut:

0-17 tahun: Anak-anak di bawah umur

18-65 tahun: Pemuda

26

C.S.T. Kansil,Aku Pemuda Indonesia, (Jakarta Timur: Balai Pustaka Persero, 1986), hal.150

27

Solihin Dan M. Iwan Januar,Jangan Nodai Cinta, (Cet- 10; Jakarta: Gema Insani, 2008), hal.163

(31)

66-79 tahun: Setengah baya

80-99 tahun: Orang tua

100 tahun keatas: Orang tua berusia panjang

Jadi, anda jangan lagi manggolongkan seseorang yang berusia 70 tahun

ke dalam kelompok orang tua, karena standar baru dunia tersebut. Ingat!

65 tahun saja masih masuk golongan pemuda.28

Batasan terpilih untuk fase pemuda adalah sejak usia baligh

hingga usia empat puluh tahun. Sebab memilih pendapat ini, karena

makna dasar asy-syabab secara bahasa menunjukan dua hal:

petumbuhan dan kekuatan. Kita pun menjumpai di dalam Al-Quran bahwa

usia empat puluh tahun masuk ke dalam makna ini, bahwa usia empat

puluh adalah batas akhir pertumbuhan.29 Sebagaimana dijelaskan di

dalam firman Allah subhanahu wata’ala :

ةَنَس َنيِعَبرَأ َغَلَب َو ُهَّدُشَأ َغَلَب اَذِإ ٰىَّتَح

Terjemahnya:

Sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya

mencapai empat puluh tahun. (Al-Ahqaf: 46 : 15).30

2. Peran Pemuda Dalam Dakwah Islam

Peran pemuda dalam menebarkan dakwah Islam tercermin dalam

beberapa hal penting berikut:

28

http://www.erabaru.net/2017/03/15/who-mengeluarkan-kriteria-baru-kelompok-usia/

29

Pendahuluan Lengkap Tarbiyatul Aulad, Sa’id bin Al bin Wahf Al-Qathani, (Cet-1; Solo: Zamzam, 2015), hal.268

30

Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Qur’an Dan Terjemahan, (Cet-10 Bandung: CV Penertbit Diponegoro,2014), hal. 504

(32)

a. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang telah mereka peroleh,

mengingat sabda Rasul:31

َنآ ْرُقلا َمَّلَعَت ْنَم ْمُك ُرْيَخ

هَمَّلَع َو

Artinya:

Sebaik baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan

mengajarkannya. (HR. Bukhari)32

b. Menghindarkan diri dari perselisihan dan perdebatan yang hanya

menimbulkan kebencian.33 Sabda Rasulullah:

اوُتوُأ َّلًِإ ِهْيَلَع اوُناَك ىًدُه َدْعَب ٌم ْوَق َّلَض اَم

َلَدَجلا

Artinya:

Suatukaumtidak tersesat setelahpetunjukku, yang mereka

berpegangteguhdiatasnyakecualimerekamelakukanperdebatan. (HR.

Turmudzi)34

c. Berusaha melembutkan hati manusia dan menyatukan kehendak

bersama, karena:

, اًفاَنْكَأ َنوُئَّط َوُمْلا

فَل ْؤُي َلً َو ُفَلْأَي َلً ْنَميِف َرْيَخ َلً َو , َنوُفَل ْؤُي َو َنوُفَلْأَي َنيِذَّلا

Artinya:

Orangmukmin ituramah dandiramahi, dan tiada kebaikan dalam diriorang yang tiada bersikap ramah (kasih) dan tidak diramahi. (HR.

Ahmad)35

31

Hamad Hasna Raqith, Mas’uliyatud Da’wah Ilallah, (Cet-1; Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001), hlm. 173

32

Muhammad Bin Ismail Al Bukhari, Shahih Al Bukhari, Tahqiq Muhammad Zuhair Bin Nashir An Nashir, (Cet- 1; Daru Thuq An Najah, 1422 H), Jilid 6, No. 5027, hlm. 192

33

Hamad Hasna Raqith, Mas’uliyatud Da’wah Ilallah, hlm. 174

34

Muhammad Bin Isa Bin Saurah Bin Musa Bin Adh Dhihak At Tirmidzi, Sunan

At Tirmidzi, Tahqiq Bisyar Iwad Ma’ruf, (Bairut: Daru Al Gharbi Al Islami, 1998 M), Jilid 5,

No. 3253, hlm. 232, Hadits Hasan Shahih

35

Salman Bin Ahmad Bin Ayyub Bin Muthir Bin Al Lakhami Asy Syami, Ar

Raudha Ad Dani, Tahqiq Muhammad Syakur Mahmud Al haji Amrir, (Cet- 1; Bairut Dan

(33)

d. Memberikan bantuan kepada orang lain dalam hal kebaikan:36

ْس ِم ِهِ بُح ىَلَع َماَعَّطلا َنوُمِعْطُي َو

ا ًريِسَأ َو اًميِتَي َو اًنيِك

ُدي ِرُن َلً ِ َّاللَّ ِهْج َوِل ْمُكُمِعْطُن اَمَّنِإ

ا ًروُكُش َلً َو ًءا َزَج ْمُكْنِم

Terjemahnya:

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang

miskin, anak yatim dan orang yang ditawan, (sambil

berkata),“Sesunggunya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridahaan Allah, kami tidak menghendaki

balasan dari kamu dan terimah kasih dari kamu.37 (QS. al- Insan: 8- 9)

e. Memanfaatkan sagala kemampuan dan potensi yang dimiliki demi

kemaslahatan dakwah, sebagaimana yang dilakukan pemuda

Al-Arqam bin Abi Al-Al-Arqam, ketika ia menyumbangkan rumahnya untuk dijadikan “pusat” dakwah Islam di masa awal.

f. Berupaya menjalankan misi dakwah secara perorangan.38

َكَل ٌرْيَخ اًد ِحا َو ًلًُّج َر َكِب ُالله َيِدْهَي ْنَ َلْ ِالله َوَف

ُرْمُح َكَل َنوُكَي ْنَأ ْن ِم

ِمَعَّنلا

Artinya:

Demi Allah, Allah menganugerahi petunjuk kepada seseorang lantaran dirimu adalah lebih baik bagimu daripada engkau memiliki

unta merah (harta yang banyak).39

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda.Al-Qur’an menceritakan tentang protet pemuda ashaabu

Hadits Hasan Oleh Al Albani Dalam Kitab Shahih Al Jami’Ash Shaghir Wa Ziyadatahu, Jilid 1, No. 1226, hlm. 266

36

Hamad Hasna Raqith, Mas’uliyatud Da’wah Ilallah, hlm. 175

37

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm. 580

38

Hamad Hasna Raqith, Mas’uliyatud Da’wah Ilallah, hlm. 176

39

Muslim Bin Al Hajjaj, Shahih Muslim, Tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi, (Bairut: Daru Ihyau Taratsi Al Arabi), Jilid 3, No.2406, hlm. 1872

(34)

kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah SWT dan

meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah

SWT.Akibatnya, Allah SWT menyelamatkan para pemuda tersebut

dengan menidurkan mereka selama 309 tahun.40

Kisah pemuda ashaabul ukhdud dalam Al-Qur’an pun menceritakan tentang pemuda yang tegar keimanannya kepada Allah SWT.Sehingga

banyak masyarakatnya yang beriman dan membuat murka penguasa.

Akibatnya, ratusan orang dibinasakan dengan menceburkan kedalam parit

berisi api yang bergejolak. Dan masih banyak lagi contoh-contoh kisah

para pemuda lainnya, diantaranya bahwa mayoritas dari assabiquunal

awwaluun (orang-orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah

SAW) adalah para pemuda (Abu Bakar ra. masuk Islam pada usia 32

tahun, umar ra. 35 tahun, Ali ra. 9 tahun, Utsman ra. 30 tahun dan

seterusnya). Sifat-sifat yang menyebabkan para pemuda tersebut dicintai

Allah SWT dan mendapatkan derajat yang tinggi (kisah mereka di abadikan dalam Al-Qur’an dan dibaca oleh jutaan manusia dari masa ke masa) adalah sebagai berikut :

a. Mereka selalu menyeru kepada Al-Haq

b. Mereka mencintai Allah SWT, maka Allah SWT mencintai mereka

c. Mereka saling melindungi dan menegakkan shalat, tidak menjadi

sebagaimana para pemuda yang menjadi musuh Allah SWT

(35)

d. Mereka adalah para pemuda yang memenuhi janjinya kepada Allah

SWT

لٱ َنوُضُقنَي َلً َو ِ َّللَّٱ ِدهَعِب َنوُفوُي َنيِذَّلٱ

َقَٰثي ِم

Terjemahnya:

(Yaitu) orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar

perjanjian (QS. Ar-Ra’d: 20)41

e. Mereka tidak ragu-ragu dalam berkorban diri dan harta untuk

kepentinganIslam.

ؤُملٱ اَمَّنِإ

ِب ْاوُنَماَء َنيِذَّلٱ َنوُنِم

مَل َّمُث ۦِهِلوُس َر َو ِ َّللَّٱ

مِهِسُفنَأ َو مِهِل َٰومَأِب ْاوُدَه َٰج َو ْاوُباَترَي

َٰل ْوُأِهَّللٱ ِليِبَس يِف

َنوُقِد َّٰصلٱ ُمُه َك

Terjemahan:

Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan

Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.(QS. Al-Hujurat: 15)42

Sesungguhnya dalam diri setiap pemuda terdapat banyak kebaikan

yang sangat mulia.Pemuda merupakan aset Islam yang sangat berharga,

pemuda adalah suku cadang sekaligus tabungan Islam. Pemuda Islam

kelak akan menjadi penolong dan penopang Islam, mereka akan menjadi pelopor amar ma’ruf nahi mungkar. Mengemban misi dakwah keimanan.

a. Pemuda Dalam Lintas Sejarah Islam

Sepanjangperadaban manusia, kita tahu bahwa pemuda adalah sosok

pelopor dalam segala hal.Berbagai perubahan yang terjadi di setiap

bangsa, pemuda adalah penggeraknya. Di balik setiap transformasi sosial,

41

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm. 253

42

(36)

motor utamanya tidak lain adalah pemuda. Ibarat sang surya, maka

pemuda bagaikan sinar matahari yang berada pada tengah hari dengan

terik panas yang menyengat.43

Berbagai bakat, potensi, kecenderungan, baik mengarah kepada

kebaikan maupun kepada kejahatan memiliki dorongan yang sama

kuatnya ketika pada masa muda. Itulah sebabnya, kegagalan dan

keberhasilan seseorang, kematangan kepribadian manusia pada masa

tua ditentukan oleh masa mudanya. Jika mereka adalah para pemuda

yang baik dan terdidik dengan adab-adab Islam, maka merekalah yang

akan menyebarkan dan mendakwahkan kebaikan Islam serta menjadi

nakhoda umat ini yang akan mengantarkan mereka kepada kebaikan

dunia dan akhirat.

Oleh karena itulah para Sahabat Nabi yang masih muda memiliki

andil dan peran yang sangat besar dalam menyebarkan agama ini baik

dari sisi pengajaran maupun dari sisi berjihad di jalan Allah SWT.Dalam

pentas sejarah Islam, dengan mudah kita mendapati pemuda-pemuda

yang namanya terukir dengan tinta emas. Mereka layak menjadi uswah

(teladan)bagi pemuda generasi sekarang. Panutan yang sangat riil di saat

pemuda kini kehilangan figur yang bisa dicontoh.

43

http://syaifudin.blog.ugm.ac.id/2013/03/11/pemuda-islam-generasi-emas-ummat.

(37)

b. Potret Pemuda Islam

1. Potret Pemuda Era Rasulullah

Yang dimaksud dengan pemuda ialah mereka yang menganut

agama Islam pada waktu dakwah pertama kali disebarkan sedang usia

mereka pada waktu itu tidak melebihi dari dua puluh tahun. Kepada

mereka banyak perhatian dicurahkan atau sekurangnya banyak usaha

mereka yang perlu dicatat. Mereka beriman kepada Rasulullah pada saat

Rasulullah sedang menghadapi kesulitan, pada saat api peperangan

berkobar, perang antara iman dan kekafiran, antara yang hak dan yang

batil. Rasulullah tidak mengabaikan mereka bahkan mereka selalu

mendapat bimbingan dengan harapan bahwa mereka itulahnanti yang

akan meneruskan perjuangan dan memberikan contoh kepada yang di

belakangnya. Rasulullah menaruh perhatian dan mencurahkan perhatian

kepada mereka untuk dibimbing ke arah yang lebih baik. Rasulullah

memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkembang sendiri dan

memang cara yang demikian itu adalah adat asli bangsa Arab yang selalu

menghargai pemudanya, dengan demikian para pemuda mengetahui

tentang harga diri sehingga menjadi pemuda harapan bangsanya. Ketika

Rasulullah menyampaikan keinginannya untuk selalu berkumpul dengan

mereka itu dan dengan kaum muslimin pada suatu tempat yang yang

(38)

Arqam yang bersedia menyerahkan rumahnya untuk dijadikan sentral

dakwah Islam.44

Perlu kita fahamkan, bahwa masa muda ialah waktu untuk berkarya,

periode emas dimana para pemuda zaman Rasulullah saw. mengerahkan

seluruh jiwa dan raganya untuk kemenangan Islam.

Adalah Az Zubair bin Awwam. Ia adalah sosok pemuda teman

diskusiRasulullah, anggota pasukan berkuda, tentara yang pemberani,

pemimpin dakwah Islam di zamannya dalam usia 15 tahun. Sementara

Thalhah bin Ubaidillah, seorang pembesar utama barisan Islam di

Makkah, singa podium yang handal, pelindung Nabi saat perang Uhud

berkecamuk dengan tujuh puluh luka tusuk tombak, donator utama fii

sabilillah, mendapat julukan dari Rasulullah: Thalhah si Pemurah, Thalhah

si Dermawan di usianya yang masih sangat muda.45

Juga Sa’ad bin Abi Waqash, seorang ksatria berkuda Muslimin palingberani di saat usianya baru menginjak 17 tahun. Ia dikenal sebagai

pemanah terbaik, sahabat utama yang pertama kali mengalirkan darahnya

untuk Islam, lelaki yang disebut Rasulullah sebagai penduduk surga.

Zaid bin Tsabit, mendaftar jihad fii sabilillahsejak usia 13 tahun,

pemuda jenius mahir baca-tulis. Hingga Rasulullah bersabda memberi perintah: “Wahai Zaid, tulislah”. Ia mendapat tugas yang maha berat, menghimpun wahyu, di usia 21 tahun

44

Muhammad Mustafa Atha, Sejarah Dakwah Isalam, (Cet. 1; Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982), hlm. 45

45Mahmud al-Mishri, siroh shahabat, (Cet.ke-8; Jakarta: Al-I‟tishom, 2006), hlm.

(39)

Juga Usamah bin Zaid, namanya terkenal harum sejak usia 12 tahun,

mukmin tangguh dan muslim yang kuat, Rasulullah menunjuknya sebagai

panglima perang di usianya yang ke-20 dan memimpin armada perang

menggempur negara adikuasa Romawi di perbatasan Syiria dengan

kemenangan gemilang.

Pemuda muslim yang diharapkan agama, bangsa dan negara adalah pemuda yang benar-benar ta’at pada Allah, yang Islamnya kaaffah (menyeluruh), tidak setengah-setengah. Karena bisa jadi, pandangan

masyarakat (yang diawal telah disebutkan) terhadap para pemuda

disebabkan tidak munculnya sosok yang menjadi bukti bahwa pemuda

muslim yang kaaffah-lah yang sebenarnya umat butuhkan.

Setiap tahun, masyarakat Indonesia memperingati hari Sumpah

Pemuda di negara ini.Sayang, peringatan itu hanya sebatas kegiatan

seremonial semata, tetapi miskin subtansi. Dengan adanya karakteristik sosok pemuda ideal yang dicontohkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi bagi para pemuda Indonesia

dahulu, masa kini dan masa depan.

Pemuda yang senantiasa Belajar Agama, mendalaminya dan

mengamalkannya, lantang mendakwahkannya digarda depan mereka

adalah pioner perubahan yang mengajak manusia kepada Agama Tauhid,

(40)

merangkul dan mengajak masyarakat untuk taat kepada Allah dan

RasulNya.46

2. Potret Pemuda Terkini

Di zaman sekarang, pola hidup pemuda muslim sudah sangat

memprihatinkan. Berapa banyak pemuda muslim yang mengunjungi

masjid guna menunaikan sholat fardhu dan kegiatan-kegiatan bermanfaat

lainnya? Berapa banyak pemuda muslim yang mengkaji dan

menghafalkan kitabullah? Berapa banyak pemuda muslim yang mengkaji

ilmu agama? Kebanyakan dari mereka lebih suka mendengarkan

nyanyian-nyanyian cengeng dan murahan daripada ayat-ayat Allah SWT,

lebih suka membaca majalah-majalah yang tidak banyak mendatangkan

manfaat daripada membuka dan mengkaji hadits-hadits Nabi yang

diwariskan oleh sang pendidik Rasulullah SAW.47

Padahal jika dilihat dari sisi ekonomi, pergi ke tempat seperti itu

mengeluarkan biaya dan tidak bermanfaat sedikitpun, bahkan malah

membawa bencana.Sedangkan untuk pergi ke masjid tidak usah

mengeluarkan uang sepeserpun.Ditambah lagi kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan di masjid bermanfaat dan berpahala.48

Banyak pemuda yang mengaku Islam, namun jika ditanya tentang

agama mereka tidak tahu mengenai Sirah Nabinya, Sahabatnya, bahkan

dulu saat di sekolah diajarkan dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan

46

http://syaifudin.blog.ugm.ac.id/2013/03/11/pemuda-islam-generasi-emas-ummat.

47‘Â’idh al-Qornî, Jadilah Pemuda Kahfi, hlm. 17 48

http://syaifudin.blog.ugm.ac.id/2013/03/11/pemuda-islam-generasi-emas-ummat. (Download: 06: 00 wita, 30 Des 2017)

(41)

Islam, tapi ketika kita Tanya “Siapa sih Abu Bakar itu?” ada juga yang tidak tahu, belum ditanya yang lain.

Bahkan banyak pemuda sekarang tiap pergantian tahun baru selalu

merayakan, bersukaria, meniup terompet, ada yang berkumpul-kumpul

lomba balapan liar yang mengganggu ketentraman masyarakat. Tahun

baru yang nyata-nyata merayakan itu bukanlah tahun Islam baik dari

historis maupun dari pandangan umum, tapi coba lihat waktu tanggal 1

Muharram tahun Hijriyah apakah ada yang peduli terhadap tahun yang

memiliki sejarah bagi orang yang beriman yang sangat berarti sekaligus

sebuah sejarah perjuangan Nabi SAW yang bukan hanya untuk

diperingati namun juga sebagai sebuah ibrah yang harus kita amalkan

pada setiap individu masing-masing maupun seluruhnya.49

Inilah potret pemuda kebanyakan masa kini, dimana kebanyakan

para pemuda terlena akan tipu muslihat orang-orang yang ingin

menghancurkan Islam lewat generasi mudanya.

c. Idealitas dan Realitas Pemuda dalam Dakwah Islam 1. Idealitas Pemuda Islam

a. Pemuda Harus Menjadi Generasi Yang Bekerja Dan AktifBerdakwah

Islam memandang posisi pemuda di masyarakat bukan menjadi kelompok

pengekor yang sekedar berfoya-foya, membuang-buang waktu dengan

aktivitas-aktivitas yang bersifat hura-hura dan tidak ada manfaatnya.

Melainkan, Islam menaruh harapan yang besar kepada para pemuda

49

http://syaifudin.blog.ugm.ac.id/2013/03/11/pemuda-islam-generasi-emas-ummat.

(42)

untuk menjadi pelopor dan motor penggerak dakwah Islam. Pemuda

adalah kelompok masyarakat yang memiliki berbagai kelebihan

dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya, diantaranya mereka

relatif masih bersih dari pencemaran (akidah mapun pemikiran), mereka

memilki semangat kuat dan kamampuan mobilitas yang tinggi.50

Para musuh Islam sangat menyadari hal tersebut, sehingga mereka

berusaha sekuat tenaga mematikan potensi tersebut dari awal dan

menghancurkan para pemuda dengan berbagai kegiatan yang laghwun

(bersifat santai dan melalaikan), bahkan destruktif.51

Pemuda yang baik dan benar adalah pemuda yang memiliki

karakteristik sebagai berikut :

(a)Mereka beramal atau bekerja didasari dengan keimanan atau

akidah yang benar

(b) Mereka selalu bekerja membangun masyarakat

(c) Mereka memahami bahwa orang yang baik adalah orang yang

paling bermanfaat untuk umat dan masyarakat52

b. Pemuda Harus Menjadi Generasi Yang Selalu Aktif Berdakwah Jika kita melihat kepada Al-Qur’an, As-Sunnah, sejarah hidup Rasulullah SAW dan para sahabat, maka akan ditemukan beberapa

keutamaan dakwah dan jihad

Para sahabat ra.dalamberdakwah tidak menunggu Al-Qur’an lengkap diturunkan, melainkan setia satu ayat langsung disampaikan dan

50‘Â’idh al-Qornî, Selagi Masih Muda, (Cet. Ke-1; Solo: Aqwam, 2006), hlm.43 51‘Â’idh al-Qornî, Selagi Masih Muda, hlm. 14

(43)

didakwahkan. Rasulullah SAW bersabda “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat”. Maka para pemuda tidak harus menunggu menjadi ulama dulu, baru mulai dakwah. Tetapi, mulailah dengan apa yang kita miliki dan

laksanakan oleh diri sendiri labih dahulu.

c. Pemuda Yang Berpegang Pada Nilai-Nilai Islam Di Akhir Zaman

Akan Dianggap Aneh Tapi Harus Tetap Istiqomah

Hal ini merupakan konsekuensi dari perjuangan menegakkan

kebenaran Islam.Beberapa hadis Raulullah SAW mengambarkan beratnya

posisi kaum muslimin diakhir zaman walaupun sebagai imbalannya

mereka mendapatkan pahala yang teramat besar. Beberapa hadis

tersebut adalah :

1) Bahwa nanti di akhir zaman umatku yang berpegang teguh

kepada sunnahku, bagaikan seorang yang menggenggam bara

api, jika dipegang terasa panas tapi jika dilepas api itu mati.

2) Orang-orang yang berpegang teguh kepada sunnahku saat

kerusakan melanda umatku, akan mendapatkan pahala seperti

100 orang yang mati syahid. Akan senantiasa ada sekelompok

kecil dari umatku yang berpegang teguh kepada kebenaran.

3) Mereka tidak terpengaruh oleh orang-orang yang berbeda

dengan mereka dan menghina mereka, sampai mereka

bertemu dengan Allah SWT mereka tetap dalam kondisi

demikian.53

(44)

d. Pemuda Harus Menjadi Generasi Yang Seimbang dan Moderat

Menjalankan Islam secara konsekwen bukan berarti meninggalkan

dunia sama sekali, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang

yang picik dalam pemahamannya. Allah SWT menegur kelompok orang

yang lari dan meninggalkan dunia karena beralasan mencari akhirat,

Rasulullah SAW pun tidak menolak dan meninggalkan dunia tetapi

memanfaatkan dan memakmurkannya untuk kepentingan Islam dan kaum

muslimin.Akibatnya, kaum Quraisy mencela Rasulullah dan meragukan

ke-Rasulannya dan Allah SWT membela Rasulullah SAW dengan

menegaskan bahwa semua rasul pun pergi kepasar dan tidak

mengasingkan diri.54

Keseimbangan (tawazun) pun berarti tidak berlebihan (ekstrem)

dalam menjalankan Islam dan tidak bermalasan. Jika keseimbangan

berarti melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan

rasul-Nya. Konsep ekstrem maupun malas harus dipahami dengan

menggunakan standar hukum Islam yang baku, bukan berdasarkan hawa

nafsu dan pemahaman orang perorang. Mengapa? Karena jika nilai

kebenaran dipahami berdasarkan hawa nafsu masing-masing, maka akan

rusaklah dunia ini.

(45)

e. Pemuda Harus Menjadi Genarasi Yang Selalu Kembali Pada Allah

DanBertaubat

Hal lain yang harus dipahami para pemuda adalah mereka harus

memahami bahwa setiap manusia pernah berbuat dosa. Namun,

sebaik-baik orang yang berdosa adalah mereka yang senantiasa segera

bertaubat dan kembali kepada Allah SWT. Hal ini dikarenakan bahwa

manusia adalah makhluk yang sangat lemah dan fakir akan hidayah

Rabb-nya.55

Hendaknya para pemuda merenungkan ucapan sahabat Ali ra.sebagai berikut, “Maksiat yang kusadari, lalu aku bertaubat lebih kucintai dari taat yang membuatku bangga diri” Dan juga ucapkan seorang ulama salaf ibnu Athaillah berikut ini. “Boleh jadi dibukakan pintu taat padamu tapi hal itu menyebabkan kamu lupa dan kufur akan nikmat taat

tersebut, dan boleh jadi dibuka pintu maksiat atasmu tapi membuatmu

menyesal dan taubat sehingga engkau menjadi dicintai Allah SWT”.56

2. Realitas Pemuda Islam

Jika kita menyaksikan kondisi mayoritas pemuda Islam saat ini,

maka terlihat bahwa sebagian besar umat berada pada keadaan yang

sangat memprihatinkan.Mereka bagaikan buih terbawa banjir, tidak

memiliki bobot dan tidak memiliki nilai. Jika dilakukan analisis secara

mendalam dari sudut pandang agama, maka akan terlihat bahwa realitas

umat yang demikian disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

55‘Â’idh al-Qornî, Jadilah Pemuda Kahfi, hlm. 63 56‘Â’idh al-Qornî, Jadilah Pemuda Kahfi, hlm. 65

(46)

a. Penyakit umat Islam saat ini (Di Indonesia maupun di berbagai

negara Islam) berpangkal pada sikap infiradiyyah

(individualisme).Maksudnya, bahwa mayoritas umat Islam pada saat ini

bekerja sendiri-sendiri dan sibuk dengan masalahnya tanpa berusaha

menggalang persatuan dan membuat suatu bargaining position demi

kepentingan umat.

Dengan persaudaraan akan memperlihatkan hakikat yang

sesungguhnya dalam membangun masyarakat yang Islami; yang kaya

peduli terhadap yang fakir. Berbeda dengan masyarakat lain yang saling

sikut menyikut, yang kuat memangsa yang lemah, bahkan yang kuat

menunggu kesempatan yang baik untuk menyikat habis harta orang fakir,

dengan perkataan lain senang di atas penderitaan orang lain.57

b. Secara kejiwaan, beberapa penyakit yang memperparah kondisi

umatIslam saat ini, diantaranya adalah :

1) Emosional. Artinya, ikatan keislaman mayoritas umat saat ini

baru pada ikatan emosional, belum disertai dengan kefahaman yang

mendalam akan ajaran agamanya. Sehingga, disiplin bekerja, semangat

berdakwah, gairah berinfak dan sebagainya baru pada taraf emosional,

bersifat reaktif dan sesaat.

2) Orientasi Kultus. Dalam pelaksanaan ibadah ritual, menjalankan

pola hidup sampai dengan menyikapi berbagai peristiwa kontemporer,

mayoritas masyarakat Muslim tidak berpegang kepada dasar

57

Zaid bin Abdul Karim, Fikih Sirah Nabawiyah, (Cet. 5; Jakarta: Darus Sunnah Press, 2016), hlm. 315

(47)

kaidah Islam yang jelas.Mengapa? Karena pengetahuan keislaman yang

pas-pasan sehingga lebih memandang kepada pendapat berbagai tokoh

yag dikultuskan. Celakanya, para tokoh tersebut kebanyakan dikultuskan

oleh barbagai lembaga yang tidak memiliki kompetensi sama sekali dalam

bidang agama, seperti media masa. Akibatnya, bermunculanlah para

ulama selebriti yang berfatwa tanpa ilmu sehingga sesat dan

menyesatkan.

3)Sok Pintar. Misalnya, Dalam bidang agama.Dengan berbekal

pengetahuan Islam yang ala kadarnya setiap orang sudah merasa cukup

dan tidak perlu belajar lagi untuk berani berbicara, berpendirian bahkan

berfatwa.Seolah-olah agama tidak memiliki kaidah-kaidah, hukum-hukum

yang perlu dipelajari dan dikuasai sehingga seorang layak berbicara

dengan mengatasnamankan Islam.

4)Meremehkan Yang Lain. Dengan ringannya seorang yang baru

belajar agama disebuah universitas di barat, berani menyatakan bahwa

jilbab adalah sekedar simbol bukan suatu kewajiban syar’i. Dengan “fatwa

prematurnya” ini, ia telah berani manafsirkan tanpa kaidah atas ayat Al- Qur’an.

c. Adapun secara aktivitas (amaliyah) beberapa penyakit yang

menimpamayoritas pemuda Islam saat ini adalah :

1) Sembrono. Khutbah jum‟at hanya sekedar melaksanakan

rutinitas tanpa dilakukan pembuatan silabus yang berbobot sehinga

(48)

khutbah.Kegiatan membaca Al-Qur’an hanya terbatas pada menikmati kaindahan suara pembacanya tanpa diiringi keinginan untuk menikmati

dan merenungkan isinya, sehingga disamakan dengan menikmati

lagu-lagu dan nyanyian belaka.

2) Dalam melaksanakan Islam, mayoritas pemuda Islam saat ini tidak berusaha mengamalkan keseluruhan kandungan Al-Qur’an dan As-Sunnah, melainkan lebih memilih pada bagian-bagian yang sesuai dengan

keinginannya dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan hawa

nafsunya. (Q.S. 2:85) Sehingga, seorang dipandang sebagai Muslim

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan Di Padangkalang desa Menyo’e Kec. mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah. Dan waktu yang akan digunakan untuk meneliti ialah satu tahun agar

perolehan data yang didapatkan oleh penulis lebih akurat dan mendalam

mengenai permasalahan yang akan diteliti.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu

penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran serta memahami

dan menjelaskan bagaimana peran pemuda dalam dakwah Islamiyah terhadap masyarakat Padangkalang desa Menyo’e Kec. mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah.

C.Deskripsi Fokus Penelitian

Kata pemuda umumnya dipakai sebagai konsep untuk memberikan

generelasisai kepada golongan masyarakat yang berada di dalam

kelompok umur tertentu, yang membedakannya dari kelompok-kelompok

umur yang lain seperti anak-anak atau golongan tua.

Batasan terpilih untuk fase pemuda adalah sejak usia baligh hingga usia

empat puluh tahun. Sebab memilih pendapat ini, karena makna dasar

(50)

Kita pun menjumpai di dalam Al-Quran bahwa usia empat puluh tahun

masuk ke dalam makna ini, bahwa usia empat puluh adalah batas akhir

pertumbuhan. Firman Allah subhanahu wata’ala :

‘’Sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun’’. (Al-Ahqaf: 46 : 15).

Maka peran penting Pemuda adalah sebagai generasi yang dipundaknya

terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal

ini dapat dimengerti karena Pemuda diharapkan sebagai generasi

penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi

sebelumnya, generasi yang mengisi, dan melangsungkan estafet

pembangunan secara terus menerus.

D. Sumber Data

Data yang digunakan dalam rencana penelitian ini meliputi data

primer dan data sekunder:

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber

asalnya, data primer diperoleh melalui:

a. Observasi yaitu pengumpulan data dalam kegiatan penelitian

yang dilakukan dengan mengamati kondisi yang berkaitan

dengan obyek penelitian.

b. Interview atau wawancara mendalam (in dept interview) yaitu

mengadakan wawancara dengan informan yang bertujuan

untuk menggali informasi yang lebih mendalam tentang

berbagai aspek yang berhubungan dengan permasalahan

(51)

2. Data sekunder adalah data yang telah diolah sebelumnya di

peroleh dari studi kepustakaan, maupun studi dokumentasi.

Adapun data sekunder diperoleh melalui:

a. Studi pustaka yaitu bersumber dari hasil bacaan literatur atau

buku-buku atau data terkait dengan topik penelitian. Ditambah

penelusuran data online, dengan pencarian data melalui

fasititas internet.

b. Dokumentasi yaitu arsip-arsip, laporan tertulis atau daftar

inventaris yang diperoleh terkait dengan penelitian yang

dilakukan.

Menurut Arikunto, dokumentasi adalah mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan

sebagainya.

d. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi kepustakaan (library research), yaitu dengan membaca

buku, majalah,surat kabar, dokumen-dokumen, dan media

informasi lain yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti.

2. langsung mengajukan tanya jawab dengan narasumber.

3. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan

(52)

e. Informan Penelitian

Informan adalah orang-orang yang betul-betul paham atau pelaku

yang terlibat langsung dengan permasalahn penelitian. Informan dalam

peneu terlibat langsung.

Pemilihan informan dalam penelitian ini dengan cara

purposivesampling. Yaitu teknik penarikan sample secara subjektif dengan

maksud atau tujuan tertentu, yang mana menganggap bahwa informan

yang diambil tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian

yang akan dilakukan.

Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah:

1. Kepala desa

2. Tokoh adat

3. Masyarakat

4. Para pemuda

f. Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisa secara deskriptif kualitatif, yaitu

dengan menguraikan dan menjelaskan hasil-hasil penelitian dalam bentuk

kata-kata lisan maupun tertulis dari sejumlah data kualitatif. Dimana data

yang diperoleh dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan, tanggapan-tanggapan, serta tafsiran yang diperoleh dari hasil

observasi, wawancara dan studi kepustakaan, untuk memperjelas

Referensi

Dokumen terkait

Komunitas pecinta Film di Surabaya, khususnya film pendek ( lndependen), baik penikmat film hingga film maker (lokal) belum mempunyai media komunikasi sebagai

Hasil penelitian menunjukkan metode fermentasi memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap kadar air, derajat asam, dan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

[r]

Kebijakan ini mencakup: (1) kemampuan mengembangkan teknologi rekombinasi DNA dan marka molekuler agar mampu bersaing dalam kompetisi global, (2) kemampuan

Analisis Performansi Kontroler JST online Pada pelatihan online ini dilakukan dengan meng- gabungkan hasil pelatihan sebelumnya yaitu pelatihan JST plant dan JST kontroller

Dalam skripsi ini pembahasan akan difokuskan pada pengembangan dis- tribusi majemuk dengan jumlahan Borel yang digunakan sebagai model distribusi frekuensi atau banyaknya klaim

Menurut Cochran (1991) dalam survei contoh terdapat beberapa tahapan penting adalah: tujuan survei yaitu dalam survei harus mengandung sebuah pernyataan yang jelas

Untuk mengetahuinya maka diperlukan analisis keuangan dengan menggunakan metode Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas, dimana dengan