MOROWALI UTARA PROVINSI SULAWESI TENGAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Pada Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh: ASMADIN NIM: 105270002715
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M
vi
Asmadin. NIM 105270002715, Peran Pemuda Padangkalang Terhadap
Dakwah Islamiyah Di Desa Manyo’e Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah. ( Dibimbing oleh Abbas Baco Miro dan Hasan Bin Juhanis).
Penelitian ini bertujuan 1) Untuk Mengetahui Pelaksanaan Dakwah
Islamiyah Terhadap Masyarakat Di Desa Manyo’e Kec. Mamosalato Kab.
Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah. 2) Untuk Mengetahui Peran
Pemuda Padangkalang Dalam Pelaksanaan Dakwah Terhadap
Masyarakat Di Desa Manyo’e Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap sebuah fakta empiris secara objektif ilmiyah dengan berlandaskan pada logika keilmuan, prosedur dan di dukung oleh metodologi dan teoritis yang kuat sesuai dengan disiplin ilmu yang diketahui.
Adapun hasil penelitian sebagai berikut, 1)Masyarakat Padanglang ikut serta mengikuti kegiatan-kegiatan keislaman seperti pembinaan, pembagian sembako, ceramah rutin,dan pengislaman yang diselenggaran oleh para dai AMCF bekerja sama dengan yayasan BAZNAS dan yayasan rumah zakat. 2)Pemuda Padangkalang perannya membantu dai dalam berdakwah sebagai penerjemah dan penyampai berita atau pesan kepada masyarakat serta ikut andil dalam mendakwahkan ilmu yang telah mereka pelajari.
Implementasi dari penelitian ini adalah masyarakat Padangkalang yang kebanyakannya dri kalangan pemuda sangat membutuhkan pembinaan karena minimnya pemahaman ilmu yang mereka miliki apalagi mereka sebagai muallaf yang baru saja mengenal Islam, oleh karena itu diharapkan kepada para Dai yang ditugaskan di tempat tersebut membina masyarakat dengan baik dan berkelanjutan dalam memahamkan ajaran Islam dan terpenting adalah rekrut Pemudanya untuk menjadi generasi penerus dakwah.
Kata kunci: Pemuda, Dakwah, Islamiyah.
vii
KATA PENGANTAR
ِمي ِحهرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب
Syukur Alhamdulillah segalapujihanyamilik Allah
swtataslimpahanrahmat, taufik dan
hidayah-Nyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini. Salam dan
shalawatsenantiasatercurahkankepadaRasulullah Muhammad saw,
keluarga dan sahabatnyasertakepadaseluruhumatbeliau yang
tetapistiqomah di jalan-Nya
dalammengarungikehidupaninihinggahariakhir.
Skripsiiniberjudul “Peran Pemuda Padangkalang Terhadap Dakwah
Islamiyah di Desa Menyo’e Kec. Mamosalato Kab.Morowali Utara
Prov.Sulawesi Tengah.” yang dijadikan sebagai syarat memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) pada program studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi, maupun sistematika penulisan.
Oleh karenaitudengansegalakerendahanhati dan
tanganterbukapenulissenantiasamenerimakritikan dan saran
daripembaca demi kesempurnaanskripsiini.
Sejakpenyususnanskripsiini, penulismendapatkanbanyakhambatan.
Namunakhirnyadapatpterselesaikanberkatbantuandariberbagaipihak,kare
viii
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse,M.Ag,Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar Sulawesi Selatan.
2. Syeikh Muhammad Muhammad Al-ThoyyibKhoory, Donatur AMCF
besertajajarannya yangberada di Jakarta.
3. Drs. MawardiPawangi, M.Pd.IDekanFakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. H. Lukman Abdul Shamad, Lc Mudir Ma’had Al-Birr Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dr. Abbas Baco Miro, Lc.,MAKetua Prodi Komunikasi dan Penyiaran
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sekaligussebagaipembimbing I.
6. Hasan Bin Juhanis, Lc., M.S. Pembimbing II, yang
senantiasasabardalammendamping dan
membimbingpenulisdalammenyelesaikanskripsiini.
7. Para dosen yang tidakdapatpenulissebutkannamanyasatu per
satuatas. Segalabimbingan dan ilmu yang
diajarkankepadapenulisselama di bangkuperkuliahan.
8. Segenabkeluarga yang
telahmembantubaikdalamdo’amaupunmateridalammenuntutilmu dan penyelesaianskripsiini.
9. KepaladesabesertamasyarakatdesaMenyo’ekhusussnyamasyarakat
ix
10. Semuapihak yang karenaketerbatasanruangdalamskripsiini,
tanpamengurangi rasa terimakasih yang
tidakbisadisebutkannamanyasatu per satu.
11. Teristimewapenulishaturkanucapanterimakasihkepadaayahanda,
ibunda, dan adindatercinta, sertasaudara-saudara dan
seluruhanggotakeluargabesarkuatassegalakesabaran dan
ketabahandalammendidik, sertamemotivasi, iringando’a dan
pengorbanannya,
Akhirnyapenulisberharapsemogaskripsiinidapatbermanfaatadanyabaik
terhadappenulis, para pembaca, agama, bangsa dan Negara.
Makassar, 07 Rabi’ul Awal1442 H 25 Oktober 2020 M
Penulis
Asmadin
x DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... ……... i
HALAMAN JUDUL ... ... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ... ... iii
BERITA ACARA MUNAQOSYAH ... ... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ... v
ABSTRAK ... ... vi
KATA PENGANTAR ... ... vii
DAFTAR ISI ... ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat penelian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. GAMBARAN MASYARAKAT ... 6
1. Pengertian Masyarakat ... 6
2. Masyarakat Dalam Islam ... 7
xi
1. Pengertian Dakwah ... 8
2. Pengertian Islam ... 11
3. Sumber Metode Dakwah ... 12
4. Sasaran Dakwah ... 13
5. Prinsip Dakwah... 14
C. PERAN PEMUDA DALAM DAKWAH ... 15
1. Pengertian Pemuda ... 15
2. PeranPemudaDalamDakwah Islam ... 19
a. Pemuda Dalam Lintas Sejarah Islam ... 23
b. PotretPemuda Islam ... 25
1. Potret Pemuda Islam Era Rasulullah ... 25
2. Potret Pemuda Islam Terkini ... 28
c.IdealitasdanRealitasPemudadalam Islam ... 29
1 IdealitasPemuda Islam ... 29
2 RealitasPemuda Islam ... 33
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 37
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37
B. Jenis Penelitian ... 37
C. Deskripsi Fokus Penelitian...37
D. Sumber Data ... 38
xii
F. Informan Penelitian ... 40
G. Analisis Data... ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN...41
A. Profil Desa Menyo’e...41
B. Pelaksanaan Dakwah Islam Terhadap Masyarakat...47
C. Peran Pemuda Dalam Dakwah Terhadap Masyarakat...52
BAB V PENUTUP...60 A. Kesimpulan...60 B. Saran...60 DAFTAR PUSTAKA...62 LAMPIRAN...65 RIWAYAT HIDUP...67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani
bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat
dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus,
generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya,
generasi yang mengisi, dan melangsungkan estafet pembangunan secara
terus menerus.1
Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang
potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan bangsanya karena harapan pemuda sebagai harapan
bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan
menguasai masa depan.
Sejarah mencatat, semangat darah merah kaum mudalah yang
menjadi energi sebuah kebangkitan atau penaklukan wilayah
ْمُهَأَبَن َكْيَلَع ُّصُقَن ُنْحَن
ىًدُه ْمُهاَنْد ِز َو ْمِهِ ب َرِب اوُنَمآ ٌةَيْتِف ْمُهَّنِإ ِ قَحْلاِب
Terjemahnya:
Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk
kepada mereka.2 (QS al-Kahfi: 13)
1
Hartono, Ilmu Sosiologi Dasar, (Cet-6; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 110
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Cet- 20; Jakarta: CV Darus Sunnah, 2016), hlm. 295
Dalam ayat di atas, Allah menggambarkan, paling tidak ada dua hal
yang dimiliki oleh pemuda al-Kahfi sehingga nama mereka diabadikan dalam Al-Qur’an. Hidup mereka yang teguh imannya kepada Allah sehingga Allah menambahkan iman-Nya kepada mereka.
Di samping itu seorang pemuda juga harus menyadari
eksistensinya. Sebagaimana dalam firman Allah yang berbunyi:
ْؤُت َو ِرَكْنُمْلا ِنَع َن ْوَهْنَت َو ِفو ُرْعَمْلاِب َنو ُرُمْأَت ِساَّنلِل ْتَج ِرْخُأ ٍةَّمُأ َرْيَخ ْمُتْنُك
َنوُن ِم
َنوُقِساَفْلا ُمُه ُرَثْكَأ َو َنوُنِم ْؤُمْلا ُمُهْنِم ْمُهَل ا ًرْيَخ َناَكَل ِباَتِكْلا ُلْهَأ َنَمآ ْوَل َو ِ َّللَّاِب
Terjemahnya:
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka
adalah orang-orang fasik.(QS. Ali ‘Imran: 110).3
Jadi pemuda Islam harus menyadari, mereka bukanlah seperti
rumput ilalang yang sembarang tumbuh di padang. Mereka adalah umat
yang yang terbaik dipilih Allah bagi umat manusia selama mereka selalu
menyuruh kepada kebaikan, mencegah dan melawan segala bentuk
kemungkaran dengan landasasn iman kepada Allah.
Di dalam Al-quran peran pemuda di ungkapkan dalam kisah
asahbul kahfi (18: 9-22) , kisah pemuda ibrahim (21:60,69dan 2:25) , dan
pemuda dibunuh oleh ashabul uhdud (lihat tafsir ibnu katsir Q.S.
Al-Buruuj) dan para Assabiqunal awwalun pada umumnya berusia muda.
3
Pentingnya memanfaatkan usia muda digambarkan dalam hadits
Rasulullah SAW, sebagai berikut:
بق كَتَّح ِصو ، َكِمرَه َلبق َكَبابش : ٍسْمَخ َلبق ًاسْمَخ ْمِنَتْغا
َلْبق َكانِغو ، َك ِمْقَس ل
كَتايحو ، َكِلْغُش َلْبَق كَغارَفو ، َك ِرْقف
َكِت ْوَم َلْبَق
Artinya:
Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima: masa muda mu sebelum datang masa tuamu, masa sehat mu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa luang mu sebelum datang masa sibukmu, masa hidupmu sebelum
datang masa matimu.4
Pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang
selalu dikaitkan dengan masalah “Nilai” hal ini merupakan pengertian
ideologis dan cultural dari pada pengertian ilmiah, misalnya.“Pemuda
harapan bangsa” dan “Pemuda pemilik masa depan” dan lain sebagainya.
Semua itu merupakan beban moral bagi pemuda untuk memberikan
konstribusi pada masa depan masyarakat bangsa Indonesia. Akan tetapi
di lain pihak pemuda menghadapi persoalan-persoalan yang menakutkan,
seperti narkoba, kenakalan remaja, dan terbatasnya lapangan kerja.5
Sehingga generasi muda muslim begitu tidak peduli dengan sekian
permasalahan yang mendera umatnya sendiri, seakan-akan kondisi generasi muda mengalami “ketidakjelasan tujuan hidup.”Banyak yang
4
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih At Targhib Wat Tarhib, ( Cet- 1; Riyadh: Maktabah Al Ma’arif Lin Nasyri Wat Tauzi’,1421 H), Jilid 3. No. 3355, hlm. 311, Hadits Shahih.
5
Syadat Hasibuan, Revolusi Politik Kaum Muda, (Cet. ke-1; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), hlm. 5
tenggelamdalam gaya hidup dan pola pergaulan yang hanya
mementingkan kenikmatan sesaat dan syahwat duniawi semata.
Seringkali fenomena ini dibangun di atas anggapan bahwa masa
muda adalah masa penuh bunga dan keceriaan, permainan, dan
kesenangan. Keseriusan pun hanya tampak ketikaujian, bekerja, atau bila
menghadapi sedikit masalah. Bahkan, ketika umat Islam hampir
tenggelam dalam problematika yang begitu kompleks, umumnya pemuda
hanya menonton dari kejauhan. Seakan permasalahan yang menimpa
umat ini tidak memiliki hubungan sama sekali dengan kehidupan mereka.
B. Rumusan Masalah
Dalam permasalahan diatas, dapat dijabarkan dalam sub-sub
masalah sekaligus menjadi batasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan dakwah Islamiyah di Desa Menyo’e Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah?
2. Bagaimana peran Pemuda Padangkalang terhadap dakwah Islamiyah di Desa Menyo’e Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas penulis mengadakan penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan dakwah Islamiyah di Desa Menyo’e Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah
2. Untuk mengetahui peran Pemuda Padangkalang terhadap
dakwah Islamiyah di Desa Menyo’e Kec. Mamosalato Kab.
Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan akan memberikan
manfaat,baikmanfaat secara teoritis, maupun manfaat secara peraktis.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis yang diperoleh dari penelitian ini adalah
menambah khazanah temuan penelitian mengenai peran pemuda dalam
dakwah Islam dimasyarakat pedesaan.
2. Manfaat praktis
a) Manfaat bagi da’i yaitu dapat mengetahui kondisi keagamaan
masyarakat dalam memahami Islam dengan baik, dengan demikian da’i dapat berperan aktif dalam berdakwah sesuai kondisi masyarakat setempat.
b) Manfaat bagi masyarakat yaitu dengan adanya peran pemuda
dalam dakwah Islam, masyarakat dapat mengenal Allah,
mengetahui perintah dan larangan Allah begitupula tujuan
hidupnya sehingga masyarakat dapat mengamalkan ajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. GAMBARAN MASYARAKAT
1. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehingga manusia
yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan
yang tertentu, orang banyak, dan khalak ramai.6
Menurut pandangan-pandangan yang populer ini, masyarakat
dilihat sebagai kekuatan impersonal, yang mempengaruhi, mengekang,
dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya. Pandangan
seperti ini mirip dengan suatu wawasan sosiologis yang terutama
dipelopori oleh seoarang ahli sosiologi klasik dari Perancis, Emile
Durkheim. Bagi Durkheim, masyarakat merupakan suatu kenyataan yang
obyektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. “kita harus”, katanya, “mencari pengertian tentang kehidupan sosial di dalam sifat hakikat masyarakat itu sendiri”. Masyarakat “bukanlah hanya sekedar suatu penjumlahan individu semata-mata. Melainkan suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar mereka,
6
Tri Rama K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya; Mitra Pelajar), hlm. 327
sehingga menampilkan suatu realita tertentu yang mepunyai ciri-cirinya
sendiri.7
2. Masyarakat Yang Islami
Islam memandang manusia berasal dari satu diri (QS. 4:1)
َّثَب َو اَهَج ْو َز اَهْنِم َقَلَخ َو ٍةَد ِحا َو ٍسْفَن ْنِم ْمُكَقَلَخ يِذَّلا ُمُكَّب َر اوُقَّتا ُساَّنلا اَهُّيَأ اَي
َلَع َناَك َ َّاللَّ َّنِإ َماَح ْرَ ْلْا َو ِهِب َنوُلَءاَسَت يِذَّلا َ َّاللَّ اوُقَّتا َو ًءاَسِن َو ا ًريِثَك ًلًاَج ِراَمُهْنِم
ْمُكْي
اًبيِق َر
Terjemahnya:
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya
kamu saling meminta, satu dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu.8
yang kemudian berkembang menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa (QS. 49:13)
اَي
َّنِإ اوُف َراَعَتِل َلِئاَبَق َو اًبوُعُش ْمُكاَنْلَعَج َو ىَثْنُأ َو ٍرَكَذ ْنِم ْمُكاَنْقَلَخ اَّنِإ ُساَّنلا اَهُّيَأ
ٌريِبَخ ٌميِلَع َ َّاللَّ َّنِإ ْمُكاَقْتَأ ِ َّاللَّ َدْنِع ْمُكَم َرْكَأ
Terjemahnya:
Wahaimanusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha
Mengetahui, Mahateliti.9
7
David Berry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosilogi, (Cet- 4; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 6
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya,hlm. 78
9
Baik dilihat dari asal manusia yang satu itu maupun setelah ia
berkembang biak memenuhi bumi, manusia seyogyanya tidak
membeda-bedakan sesamanya dengan dalil apapun, seperti karena perbedaan
keturunan, ras, suku, bangsa, agama, dan sebagainya. Justru perbedaan
itu mendorong manusia untuk saling mengenal, saling berhubungan, dan
saling berlomba dalam kebaikan. Perbedaan derajat manusia hanyalah di
sisi Tuhan saja sedang manusia sama sekali tidak berwenang untuk
menarik garis kesenjangan dengan cara-cara yang tidak menrurut aturan
Tuhan, lebih-lebih jika dengan cara yang tidak manusiawi. Allah
memandang manusia bertingkat rendah dan tinggi, hina dan mulia sesuai
dengan tinggi rendahnya persentasi dimensi ketakwaan kepada-Nya.10
Sebagaimanahadist dari Abu Dzar Rasulullah SAW bersabda:
ُهَلُضْفَت ْنَأ َّلًِإ َد َوْسَأ َلً َو َرَمْحَأ ْنِم ٍرْيَخِب َسْيَل َكَّنِإَف ، ْرُظْنا
ى َوْقَتِب
Artinya:
Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau mengungguli mereka dengan
takwa.11
B. PELAKSANAAN DAKWAH ISLAM 1. Pengertian Dakwah
“Dakwah di jalan Allah SWT adalah mengajak manusia kepada agama Allah, mengikuti petunjuk-Nya, memberlakukan aturan-Nya di atas
10
Kaelany HD, Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, (Cet-1; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), hlm. 156
11
Abu Abdillah Ahmad Bin Muhammad Bin Hanbal Bin Halal Bin Asad Asy Syaibani, Musnad Al Imam Ahmad Bin Hanbal, Tahqiq Syuaib Al Arna’uth, (Cet- 1; Muassasa Ar Risalah, 1421), Jilid 35, No. 214, hlm. 321, Hadits Shahih Li Ghairihi
bumi, serta mentauhidkan Allah SWT dalam ibadah, minta pertolongan
dan ketaatan. Berlepas diri dari semua taghut yang ditaati selain Allah,
membenarkan apa yang dinyatakan benar oleh Allah dan menyalahkan
apa yang dinyatakan salah, menyuruh pada kebaikan, mencegah
kemungkaran dan berjihad di jalan Allah”
Definisi dakwah diatas adalah sebuah kompilasi dan akumulasi dari
beberapa devinisi dakwah yang cenderung ijmali (global) dan terkadang juz’i (parsial). Seperti devinisi yang diajukan oleh Ahmad Hasyimi :”mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syari’at Islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh
pendakwah”.12
Adapun pengertian dakwah secara terminologi, menurut para ahli
adalah sebagai berikut.
a. Menurut Syaikh Ali Mahfudz, seorang ulama dari Mesir, dalam
Al-Mursyidin mendefinisikan dakwah sebagai berikut.
Memotivasi manusia untuk berbuat kebajikan, mengikuti petunjuk,
memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
b. Menurut M.Natsir:
“Dakwah adalah usaha-usaha yang menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, dan meliputi amar ma’ruf nahi mungkar dengan berbagai macam cara dan media yang
12
A.Hasyimi, Dustur Dakwah Menurut Al Qur’an, (Cet. Ke-3; Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1994). hlm. 17
diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam
perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.13
c. Ummu Yasmin berpendapat” Dakwah adalah mengajak kepada
agama Allah SWT dengan hikmah, mauidzoh hasanah, dan mujadalah
ahsan sampai mereka mengingkari taghut dan mengimani Allah SWT, dan
mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya dinul Islam”.14
Dari devinisi-devinisi tersebut, meskipun terdapat perbedaan dalam
perumusan, tetepi apabila diperbandingkan satu sama lain, dapatlah
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Dakwah menjadikan perilaku Muslim dalam menjalankan Islam
sebagai agama rahmatan lil alamin yang harus didakwahkan
kepada seluruh manusia.
2) Dakwah juga dapat dipahami dengan proses internalisasi,
transformasi, transmisi, dan difusi ajaran Islam dalam kehidupan
masyarakat.
3) Dakwah mengandung arti panggilan dari Allah SWT. dan
Rasulullah SAW. untuk umat manusia agar percaya kapada
ajaran Islam dan mewujudkan ajaran yang dipercayainya itu
dalam segala segi kehidupan.15
13
Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Cet- 1; Jakarta: Amzah, 2008), hlm. 5
14
Ummu Yasmin, Materi Tarbiyah, Panduan Kurikulum Bagi Da`I dan Murobbi, (Cet-6; Solo:Media Insani Press), hlm. 223
15
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), hlm. 3
2. Pengertian Islam
Islam adalah agama dakwah. Yaitu, agama yang menugaskan
umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat
manusia. Sebagai rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilamana
ajaran Islam yang mencangkup segenap aspek kehidupan itu dijadikan
sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.16
Abdullah bin Qosim al Wasyli memberikan pengertian dakwah” Dakwah secara bahasa berarti panggilan dan seruan”. Sedangkan secara terminology beliau menyatakan” Dakwah Islam adalah menyeru seluruh manusia dalam rangka merealisasikan penghambaan manusia yang
bersih hanya kepada Allah SWT saja.17 Allah berfirman:
اَم َو ِ َّاللَّ َناَحْبُس َو يِنَعَبَّتا ِنَم َو اَنَأ ٍة َري ِصَب ىَلَع ِ َّاللَّ ىَلِإ وُعْدَأ يِليِبَس ِهِذَه ْلُق
َن ِم اَنَأ
َنيِك ِرْشُمْلا
Terjemahnya:
Katakanlah (Muhammad),Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.
(QS.Yusuf: 108)18
16
Rosyad Sholeh, Manajemen Dakwah Islam, (Cet-1; Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010), hlm. 1
17
Abdullah bin Qosim al Wasyli, Syarah Ushul ‘Isyrin Menyelami Samudra 20
prinsip
Hasan Al Banna, (cet.ke-2; Solo : Penerbit Era Inter media,2005) hlm. 128
18
3. Sumber Metode Dakwah a. Al-Qur’an
Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang membahas tentang masalah dakwah. Di antara ayat-ayat tesebut ada yang berhubungan
dengan kisah para rasul dalam menghadapi umatnya. Selain itu, ada
ayat-ayat yang ditujukan kepada nabi Muhammad ketika beliau melancarkan
dakwahnya. Semua ayat-ayat tersebut menunjukan metode yang harus
dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim. Karena Allah tidak akan
menceritakan melainkan agar dijadikan suri tauladan dan dapat
membantu dalam rangka menjalankan dakwah berdasarkan metode-metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur’an, Allah SWT. berfirman:
ُّقَحْلا ِهِذَه يِف َكَءاَج َو َكَداَؤُف ِهِب ُتِ بَثُن اَم ِلُس ُّرلا ِءاَبْنَأ ْنِم َكْيَلَع ُّصُقَن الًُّك َو
َنيِن ِم ْؤُمْلِل ى َرْكِذ َو ٌةَظِع ْوَم َو
Terjemahnya:
Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat
dan peringatan bagi orang yang beriman.(QS. Hud: 120)19
b. Sunnah Rasul
19
Di dalam sunnah rasul banyak kita temui hadits-hadits yang
berkaitan dengan dakwah. Begitu juga dalam sejarah hidup dan
perjuangannya dan caa-cara yang dipakai beliau dalam menyiarkan
dakwahnya baik ketika beliau berjuang di Makkah maupun di Madinah.
Semua ini memberikan contoh dalam metodedakwahya. Karena
setidaknya kondisi yang dihadapi Rasulullah ketika itu dialami juga oleh
juru dakwah sekarang ini.20
4. Sasaran Dakwah / Penerangan Agama
Sehubungan dengan kenyataan yang berkembang dalam
masyarakat, bila dilihat dari aspek kehidupan psikologis, maka dalam
pelaksanaan program kegiatan dakwah dan penerangan agama berbagai
permasalahan yang menyangkut sasaran bimbingan yang tepat yaitu:
a. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi
sosiologis berupa mayarakat terasing, pedesaan kota besar dan kecil,
serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.
b. Sasaran yang menyangkut golongang masyarakat dilihat dari segi
struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.
c. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi
sosial kultural berupa golongan Priyayi, Abangan dan Santri.
d. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari
segi tingkat usia berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
20
e. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari
segi okupasional (profesi atau pekerjaan) berupa golongan petani,
pedagang, seniman, buruh, pegawai negri (administrator)21.
5. Prinsip Dakwah
Secara etimologis, ulama kaidah mengatakan bahwa kata “dakwah” berasal dari akar kata bahasa arab da’aa, atau menurut ulama Basrah berasal dari masdar da’watun, yang artinya dalam bahasa Indonesia,
adalah memanggil atau panggilan.22
Apabila kedua kata tersebut dibedakan, dalam kamus Al-Munawir
mengemukakan maknanya menjadi sebagai berikut:
a. ةوددلا bermakna do’a, seruan, panggilan, ajakan undangan, dan
permintaan
b. يةاولا bermakna yang berdakwah (da’i)
c. ع و م bermakna obyek sengketa.23
Namun demikian, kewajiban dakwah yang tersurah dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran ayat 104 dan 110 jelas menunjukan bahwa dakwah itu wajib dilaksanakan melalui konikasi antar persona dan juga
secara massa. Apalagi pesannya harus disampaikan kepada semua umat,
21
M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Cet- 5; Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 3
22
Kustadi Suhandang, Startegi Dakwah, (Cet- 1; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 21
23
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-munawir, (Cet- 14; Surabaya: Pustaka Progressip, 1997), hlm. 407
tanpa kecuali, apakah sudah atau belum memeluk agama Islam.
Pesannya harus terbuka, dalam arti bisa diketahui oleh siapa saja, dan
terkait dengan massa khalayak maupun individual. Pada dasarnya
dakwah merupakan proses komunikasi dalamrangka mengembangkan
ajaran Islam, dalam arti “mengajak” orang lain ke arah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku yang Islami. Dalam hal yang demikian, sudah
tentu selalu terkandung makna memengaruhi orang lain, agar orang lain
itu mau dan mampu mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilakunya
sesuai dengan apa yang dikehendaki maksud ajakan.
Dalam konteks dakwah, para dai akan selalu berusaha memengaruhi mad’u-nya, sesuai dengan firman Allah melalui surah Ibrahim ayat 52, yang artinya: “Dari (Al-Qur’an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan
dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah TuhanYang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengabil pelajaran” (Yusran, ed., 2009: 262). Namun demikian, mad’u atau komunikan yang dipengaruhi dai pun tiada lain adalah manusia juga, manusia yangmemiliki akal pikiran
dan kepemtingan seperti halnya para dai.24
C. PERAN PEMUDA DALAM DAKWAH 1. Pengertian Pemuda
24
Kata pemuda umumnya dipakai sebagai konsep untuk memberikan
generelasisai kepada golongan masyarakat yang berada di dalam
kelompok umur tertentu, yang membedakannya dari kelompok-kelompok
umur yang lain seperti anak-anak atau golonagan tua.25
Drs. C.S.T. Kansil, S.H. berkata dalam bukunya “Aku Pemuda
Indonesia”, bahwa generasi muda dalam pengertian umum adalah
golongan manusia berusia muda. Di bawah ini dijabarkan
kelompok-kelompok yang dapat dipergunakan di dalam pembinaan dan
pengembangan anak-anak khususnya dan generasi muda pada
umumnya.
a. Jika dilihat dari segi biologis, terdapat istilah-istilah bayi, anak, remaja,
pemuda dan dewasa.
Bayi : 0-1 tahun Anak : 1-12 tahun Remaja : 12-15 tahun Pemuda : 15-30 tahun Dewasa : 30 tahun ke atas
b. Jika dilihat dari segi budaya atau fungsional maka dikenal istilah-istilah
anak, remaja dan dewasa.
Anak : 0-12 tahun
Remaja : 13-18 tahun- 21 tahun
Dewasa : 18-21 tahun ke atas.
Di muka pengadilan manusia berumur 18 tahun sudah di anggap
dewasa. Untuk tugas-tugas negara 18 tahun sering diambil sebagai
25
Alfian,Transformasi Sosial Budaya Dalam Pembangunan Nasional, (Jakarta: UI-Press), 1986, hlm. 85
batas dewasa tetapi dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang
mengambil 18 tahun dan ada yang mengambil 21 tahun sebagai
permulaan dewasa. Dilihat dari psikologis dan budaya, maka
pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun.
c. Jika dilihat dari angkatan kerja ditemukan istilah tenaga muda di
samping tenaga tua. Tenaga muda adalah calon-calon yang dapat
diterima sebagai tenaga kerja yang diambil antara 18 sampai 30 tahun.
d. Untuk kepentingan perencanaan modern digunakan istilah
sumber daya manusia muda sebagai salah satu dari tiga
sumber-sumber yaitu:
1) Sumber-sumber alam
2) Sumber-sumber dana
3) Sumber-sumber daya manusia, yang dimaksud dengan
sumber-sumber daya manusia muda adalah mereka yang berumur 18
tahun ke atas sampai dengan 30 tahun.
e. Dilihat dari sudut ideologis-politis, maka generasi muda adalah calon
pengganti generasi terdahulu, dalam hal ini adalah umur antara 18
sampai 30 tahun, dan kadang-kadang sampai umur 40 tahun.
f. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang
lingkup tempat pemuda berada, diperoleh tiga kategori:
1) Siswa usia antara 6-18 tahun, masi ada di bangku sekolah.
2) Mahasiswa di Universitas atau di perguruan tinggi, usia antara
3) Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi, usia
antara 15-30 tahun.
Karena yang dimaksud dengan pembinaan dan pengembangan generasi
muda dalam usaha ini mencakup semua aspek yang disebutkan di atas,
maka generasi muda dalam hal ini adalah manusia yang berumur antara 0
sampai 30 tahun.Yang dimaksud dengan pemuda adalah manusia yang
berumur 15-30 tahun.Dalam masa transisi dewasa ini dikenal juga
generasi peralihan (transisi) yakni mereka yang berumur 30-40 tahun.26
Sedangkan Oleh Solihin berkata dalam bukunya “Jangan Nodai
Cinta”, bahwa, “Soal pengertian pemuda (syab, jamaknya syabab) adalah
orang yang telah mencapai usia baligh tapi belum mencapai usia dewasa
(sinn ar-rujuulah).Sedangkan yang dimaksud kedewasaan (ar-rujuulah)
adalah kamal ash-shifat al mumayyizah li ar-rajul yaitu sempurnanya
sifat-sifat yang khusus/spesifik bagi seorang laki-laki.27
Erabaru.net. Organisasi Kesehatan Dunia WHO yang berkantor
pusat di Jenewa, Swiss melalui studi tentang kualitas kesehatan dan
harapan hidup rata-rata manusia di seluruh dunia menetapkan kriteria
baru kelompok usia yang membagi kehidupan manusia ke dalam 5
kelompok usia sebagai berikut:
0-17 tahun: Anak-anak di bawah umur
18-65 tahun: Pemuda
26
C.S.T. Kansil,Aku Pemuda Indonesia, (Jakarta Timur: Balai Pustaka Persero, 1986), hal.150
27
Solihin Dan M. Iwan Januar,Jangan Nodai Cinta, (Cet- 10; Jakarta: Gema Insani, 2008), hal.163
66-79 tahun: Setengah baya
80-99 tahun: Orang tua
100 tahun keatas: Orang tua berusia panjang
Jadi, anda jangan lagi manggolongkan seseorang yang berusia 70 tahun
ke dalam kelompok orang tua, karena standar baru dunia tersebut. Ingat!
65 tahun saja masih masuk golongan pemuda.28
Batasan terpilih untuk fase pemuda adalah sejak usia baligh
hingga usia empat puluh tahun. Sebab memilih pendapat ini, karena
makna dasar asy-syabab secara bahasa menunjukan dua hal:
petumbuhan dan kekuatan. Kita pun menjumpai di dalam Al-Quran bahwa
usia empat puluh tahun masuk ke dalam makna ini, bahwa usia empat
puluh adalah batas akhir pertumbuhan.29 Sebagaimana dijelaskan di
dalam firman Allah subhanahu wata’ala :
ةَنَس َنيِعَبرَأ َغَلَب َو ُهَّدُشَأ َغَلَب اَذِإ ٰىَّتَح
Terjemahnya:
Sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya
mencapai empat puluh tahun. (Al-Ahqaf: 46 : 15).30
2. Peran Pemuda Dalam Dakwah Islam
Peran pemuda dalam menebarkan dakwah Islam tercermin dalam
beberapa hal penting berikut:
28
http://www.erabaru.net/2017/03/15/who-mengeluarkan-kriteria-baru-kelompok-usia/
29
Pendahuluan Lengkap Tarbiyatul Aulad, Sa’id bin Al bin Wahf Al-Qathani, (Cet-1; Solo: Zamzam, 2015), hal.268
30
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Qur’an Dan Terjemahan, (Cet-10 Bandung: CV Penertbit Diponegoro,2014), hal. 504
a. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang telah mereka peroleh,
mengingat sabda Rasul:31
َنآ ْرُقلا َمَّلَعَت ْنَم ْمُك ُرْيَخ
هَمَّلَع َو
Artinya:
Sebaik baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan
mengajarkannya. (HR. Bukhari)32
b. Menghindarkan diri dari perselisihan dan perdebatan yang hanya
menimbulkan kebencian.33 Sabda Rasulullah:
اوُتوُأ َّلًِإ ِهْيَلَع اوُناَك ىًدُه َدْعَب ٌم ْوَق َّلَض اَم
َلَدَجلا
Artinya:
Suatukaumtidak tersesat setelahpetunjukku, yang mereka
berpegangteguhdiatasnyakecualimerekamelakukanperdebatan. (HR.
Turmudzi)34
c. Berusaha melembutkan hati manusia dan menyatukan kehendak
bersama, karena:
, اًفاَنْكَأ َنوُئَّط َوُمْلا
فَل ْؤُي َلً َو ُفَلْأَي َلً ْنَميِف َرْيَخ َلً َو , َنوُفَل ْؤُي َو َنوُفَلْأَي َنيِذَّلا
Artinya:
Orangmukmin ituramah dandiramahi, dan tiada kebaikan dalam diriorang yang tiada bersikap ramah (kasih) dan tidak diramahi. (HR.
Ahmad)35
31
Hamad Hasna Raqith, Mas’uliyatud Da’wah Ilallah, (Cet-1; Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001), hlm. 173
32
Muhammad Bin Ismail Al Bukhari, Shahih Al Bukhari, Tahqiq Muhammad Zuhair Bin Nashir An Nashir, (Cet- 1; Daru Thuq An Najah, 1422 H), Jilid 6, No. 5027, hlm. 192
33
Hamad Hasna Raqith, Mas’uliyatud Da’wah Ilallah, hlm. 174
34
Muhammad Bin Isa Bin Saurah Bin Musa Bin Adh Dhihak At Tirmidzi, Sunan
At Tirmidzi, Tahqiq Bisyar Iwad Ma’ruf, (Bairut: Daru Al Gharbi Al Islami, 1998 M), Jilid 5,
No. 3253, hlm. 232, Hadits Hasan Shahih
35
Salman Bin Ahmad Bin Ayyub Bin Muthir Bin Al Lakhami Asy Syami, Ar
Raudha Ad Dani, Tahqiq Muhammad Syakur Mahmud Al haji Amrir, (Cet- 1; Bairut Dan
d. Memberikan bantuan kepada orang lain dalam hal kebaikan:36
ْس ِم ِهِ بُح ىَلَع َماَعَّطلا َنوُمِعْطُي َو
ا ًريِسَأ َو اًميِتَي َو اًنيِك
ُدي ِرُن َلً ِ َّاللَّ ِهْج َوِل ْمُكُمِعْطُن اَمَّنِإ
ا ًروُكُش َلً َو ًءا َزَج ْمُكْنِم
Terjemahnya:Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang
miskin, anak yatim dan orang yang ditawan, (sambil
berkata),“Sesunggunya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridahaan Allah, kami tidak menghendaki
balasan dari kamu dan terimah kasih dari kamu.37 (QS. al- Insan: 8- 9)
e. Memanfaatkan sagala kemampuan dan potensi yang dimiliki demi
kemaslahatan dakwah, sebagaimana yang dilakukan pemuda
Al-Arqam bin Abi Al-Al-Arqam, ketika ia menyumbangkan rumahnya untuk dijadikan “pusat” dakwah Islam di masa awal.
f. Berupaya menjalankan misi dakwah secara perorangan.38
َكَل ٌرْيَخ اًد ِحا َو ًلًُّج َر َكِب ُالله َيِدْهَي ْنَ َلْ ِالله َوَف
ُرْمُح َكَل َنوُكَي ْنَأ ْن ِم
ِمَعَّنلا
Artinya:
Demi Allah, Allah menganugerahi petunjuk kepada seseorang lantaran dirimu adalah lebih baik bagimu daripada engkau memiliki
unta merah (harta yang banyak).39
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda.Al-Qur’an menceritakan tentang protet pemuda ashaabu
Hadits Hasan Oleh Al Albani Dalam Kitab Shahih Al Jami’Ash Shaghir Wa Ziyadatahu, Jilid 1, No. 1226, hlm. 266
36
Hamad Hasna Raqith, Mas’uliyatud Da’wah Ilallah, hlm. 175
37
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm. 580
38
Hamad Hasna Raqith, Mas’uliyatud Da’wah Ilallah, hlm. 176
39
Muslim Bin Al Hajjaj, Shahih Muslim, Tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi, (Bairut: Daru Ihyau Taratsi Al Arabi), Jilid 3, No.2406, hlm. 1872
kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah SWT dan
meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah
SWT.Akibatnya, Allah SWT menyelamatkan para pemuda tersebut
dengan menidurkan mereka selama 309 tahun.40
Kisah pemuda ashaabul ukhdud dalam Al-Qur’an pun menceritakan tentang pemuda yang tegar keimanannya kepada Allah SWT.Sehingga
banyak masyarakatnya yang beriman dan membuat murka penguasa.
Akibatnya, ratusan orang dibinasakan dengan menceburkan kedalam parit
berisi api yang bergejolak. Dan masih banyak lagi contoh-contoh kisah
para pemuda lainnya, diantaranya bahwa mayoritas dari assabiquunal
awwaluun (orang-orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah
SAW) adalah para pemuda (Abu Bakar ra. masuk Islam pada usia 32
tahun, umar ra. 35 tahun, Ali ra. 9 tahun, Utsman ra. 30 tahun dan
seterusnya). Sifat-sifat yang menyebabkan para pemuda tersebut dicintai
Allah SWT dan mendapatkan derajat yang tinggi (kisah mereka di abadikan dalam Al-Qur’an dan dibaca oleh jutaan manusia dari masa ke masa) adalah sebagai berikut :
a. Mereka selalu menyeru kepada Al-Haq
b. Mereka mencintai Allah SWT, maka Allah SWT mencintai mereka
c. Mereka saling melindungi dan menegakkan shalat, tidak menjadi
sebagaimana para pemuda yang menjadi musuh Allah SWT
d. Mereka adalah para pemuda yang memenuhi janjinya kepada Allah
SWT
لٱ َنوُضُقنَي َلً َو ِ َّللَّٱ ِدهَعِب َنوُفوُي َنيِذَّلٱ
َقَٰثي ِم
Terjemahnya:
(Yaitu) orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar
perjanjian (QS. Ar-Ra’d: 20)41
e. Mereka tidak ragu-ragu dalam berkorban diri dan harta untuk
kepentinganIslam.
ؤُملٱ اَمَّنِإ
ِب ْاوُنَماَء َنيِذَّلٱ َنوُنِم
مَل َّمُث ۦِهِلوُس َر َو ِ َّللَّٱ
مِهِسُفنَأ َو مِهِل َٰومَأِب ْاوُدَه َٰج َو ْاوُباَترَي
َٰل ْوُأِهَّللٱ ِليِبَس يِف
َنوُقِد َّٰصلٱ ُمُه َك
Terjemahan:Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan
Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.(QS. Al-Hujurat: 15)42
Sesungguhnya dalam diri setiap pemuda terdapat banyak kebaikan
yang sangat mulia.Pemuda merupakan aset Islam yang sangat berharga,
pemuda adalah suku cadang sekaligus tabungan Islam. Pemuda Islam
kelak akan menjadi penolong dan penopang Islam, mereka akan menjadi pelopor amar ma’ruf nahi mungkar. Mengemban misi dakwah keimanan.
a. Pemuda Dalam Lintas Sejarah Islam
Sepanjangperadaban manusia, kita tahu bahwa pemuda adalah sosok
pelopor dalam segala hal.Berbagai perubahan yang terjadi di setiap
bangsa, pemuda adalah penggeraknya. Di balik setiap transformasi sosial,
41
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, hlm. 253
42
motor utamanya tidak lain adalah pemuda. Ibarat sang surya, maka
pemuda bagaikan sinar matahari yang berada pada tengah hari dengan
terik panas yang menyengat.43
Berbagai bakat, potensi, kecenderungan, baik mengarah kepada
kebaikan maupun kepada kejahatan memiliki dorongan yang sama
kuatnya ketika pada masa muda. Itulah sebabnya, kegagalan dan
keberhasilan seseorang, kematangan kepribadian manusia pada masa
tua ditentukan oleh masa mudanya. Jika mereka adalah para pemuda
yang baik dan terdidik dengan adab-adab Islam, maka merekalah yang
akan menyebarkan dan mendakwahkan kebaikan Islam serta menjadi
nakhoda umat ini yang akan mengantarkan mereka kepada kebaikan
dunia dan akhirat.
Oleh karena itulah para Sahabat Nabi yang masih muda memiliki
andil dan peran yang sangat besar dalam menyebarkan agama ini baik
dari sisi pengajaran maupun dari sisi berjihad di jalan Allah SWT.Dalam
pentas sejarah Islam, dengan mudah kita mendapati pemuda-pemuda
yang namanya terukir dengan tinta emas. Mereka layak menjadi uswah
(teladan)bagi pemuda generasi sekarang. Panutan yang sangat riil di saat
pemuda kini kehilangan figur yang bisa dicontoh.
43
http://syaifudin.blog.ugm.ac.id/2013/03/11/pemuda-islam-generasi-emas-ummat.
b. Potret Pemuda Islam
1. Potret Pemuda Era Rasulullah
Yang dimaksud dengan pemuda ialah mereka yang menganut
agama Islam pada waktu dakwah pertama kali disebarkan sedang usia
mereka pada waktu itu tidak melebihi dari dua puluh tahun. Kepada
mereka banyak perhatian dicurahkan atau sekurangnya banyak usaha
mereka yang perlu dicatat. Mereka beriman kepada Rasulullah pada saat
Rasulullah sedang menghadapi kesulitan, pada saat api peperangan
berkobar, perang antara iman dan kekafiran, antara yang hak dan yang
batil. Rasulullah tidak mengabaikan mereka bahkan mereka selalu
mendapat bimbingan dengan harapan bahwa mereka itulahnanti yang
akan meneruskan perjuangan dan memberikan contoh kepada yang di
belakangnya. Rasulullah menaruh perhatian dan mencurahkan perhatian
kepada mereka untuk dibimbing ke arah yang lebih baik. Rasulullah
memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkembang sendiri dan
memang cara yang demikian itu adalah adat asli bangsa Arab yang selalu
menghargai pemudanya, dengan demikian para pemuda mengetahui
tentang harga diri sehingga menjadi pemuda harapan bangsanya. Ketika
Rasulullah menyampaikan keinginannya untuk selalu berkumpul dengan
mereka itu dan dengan kaum muslimin pada suatu tempat yang yang
Arqam yang bersedia menyerahkan rumahnya untuk dijadikan sentral
dakwah Islam.44
Perlu kita fahamkan, bahwa masa muda ialah waktu untuk berkarya,
periode emas dimana para pemuda zaman Rasulullah saw. mengerahkan
seluruh jiwa dan raganya untuk kemenangan Islam.
Adalah Az Zubair bin Awwam. Ia adalah sosok pemuda teman
diskusiRasulullah, anggota pasukan berkuda, tentara yang pemberani,
pemimpin dakwah Islam di zamannya dalam usia 15 tahun. Sementara
Thalhah bin Ubaidillah, seorang pembesar utama barisan Islam di
Makkah, singa podium yang handal, pelindung Nabi saat perang Uhud
berkecamuk dengan tujuh puluh luka tusuk tombak, donator utama fii
sabilillah, mendapat julukan dari Rasulullah: Thalhah si Pemurah, Thalhah
si Dermawan di usianya yang masih sangat muda.45
Juga Sa’ad bin Abi Waqash, seorang ksatria berkuda Muslimin palingberani di saat usianya baru menginjak 17 tahun. Ia dikenal sebagai
pemanah terbaik, sahabat utama yang pertama kali mengalirkan darahnya
untuk Islam, lelaki yang disebut Rasulullah sebagai penduduk surga.
Zaid bin Tsabit, mendaftar jihad fii sabilillahsejak usia 13 tahun,
pemuda jenius mahir baca-tulis. Hingga Rasulullah bersabda memberi perintah: “Wahai Zaid, tulislah”. Ia mendapat tugas yang maha berat, menghimpun wahyu, di usia 21 tahun
44
Muhammad Mustafa Atha, Sejarah Dakwah Isalam, (Cet. 1; Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982), hlm. 45
45Mahmud al-Mishri, siroh shahabat, (Cet.ke-8; Jakarta: Al-I‟tishom, 2006), hlm.
Juga Usamah bin Zaid, namanya terkenal harum sejak usia 12 tahun,
mukmin tangguh dan muslim yang kuat, Rasulullah menunjuknya sebagai
panglima perang di usianya yang ke-20 dan memimpin armada perang
menggempur negara adikuasa Romawi di perbatasan Syiria dengan
kemenangan gemilang.
Pemuda muslim yang diharapkan agama, bangsa dan negara adalah pemuda yang benar-benar ta’at pada Allah, yang Islamnya kaaffah (menyeluruh), tidak setengah-setengah. Karena bisa jadi, pandangan
masyarakat (yang diawal telah disebutkan) terhadap para pemuda
disebabkan tidak munculnya sosok yang menjadi bukti bahwa pemuda
muslim yang kaaffah-lah yang sebenarnya umat butuhkan.
Setiap tahun, masyarakat Indonesia memperingati hari Sumpah
Pemuda di negara ini.Sayang, peringatan itu hanya sebatas kegiatan
seremonial semata, tetapi miskin subtansi. Dengan adanya karakteristik sosok pemuda ideal yang dicontohkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi bagi para pemuda Indonesia
dahulu, masa kini dan masa depan.
Pemuda yang senantiasa Belajar Agama, mendalaminya dan
mengamalkannya, lantang mendakwahkannya digarda depan mereka
adalah pioner perubahan yang mengajak manusia kepada Agama Tauhid,
merangkul dan mengajak masyarakat untuk taat kepada Allah dan
RasulNya.46
2. Potret Pemuda Terkini
Di zaman sekarang, pola hidup pemuda muslim sudah sangat
memprihatinkan. Berapa banyak pemuda muslim yang mengunjungi
masjid guna menunaikan sholat fardhu dan kegiatan-kegiatan bermanfaat
lainnya? Berapa banyak pemuda muslim yang mengkaji dan
menghafalkan kitabullah? Berapa banyak pemuda muslim yang mengkaji
ilmu agama? Kebanyakan dari mereka lebih suka mendengarkan
nyanyian-nyanyian cengeng dan murahan daripada ayat-ayat Allah SWT,
lebih suka membaca majalah-majalah yang tidak banyak mendatangkan
manfaat daripada membuka dan mengkaji hadits-hadits Nabi yang
diwariskan oleh sang pendidik Rasulullah SAW.47
Padahal jika dilihat dari sisi ekonomi, pergi ke tempat seperti itu
mengeluarkan biaya dan tidak bermanfaat sedikitpun, bahkan malah
membawa bencana.Sedangkan untuk pergi ke masjid tidak usah
mengeluarkan uang sepeserpun.Ditambah lagi kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan di masjid bermanfaat dan berpahala.48
Banyak pemuda yang mengaku Islam, namun jika ditanya tentang
agama mereka tidak tahu mengenai Sirah Nabinya, Sahabatnya, bahkan
dulu saat di sekolah diajarkan dalam pelajaran Sejarah Kebudayaan
46
http://syaifudin.blog.ugm.ac.id/2013/03/11/pemuda-islam-generasi-emas-ummat.
47‘Â’idh al-Qornî, Jadilah Pemuda Kahfi, hlm. 17 48
http://syaifudin.blog.ugm.ac.id/2013/03/11/pemuda-islam-generasi-emas-ummat. (Download: 06: 00 wita, 30 Des 2017)
Islam, tapi ketika kita Tanya “Siapa sih Abu Bakar itu?” ada juga yang tidak tahu, belum ditanya yang lain.
Bahkan banyak pemuda sekarang tiap pergantian tahun baru selalu
merayakan, bersukaria, meniup terompet, ada yang berkumpul-kumpul
lomba balapan liar yang mengganggu ketentraman masyarakat. Tahun
baru yang nyata-nyata merayakan itu bukanlah tahun Islam baik dari
historis maupun dari pandangan umum, tapi coba lihat waktu tanggal 1
Muharram tahun Hijriyah apakah ada yang peduli terhadap tahun yang
memiliki sejarah bagi orang yang beriman yang sangat berarti sekaligus
sebuah sejarah perjuangan Nabi SAW yang bukan hanya untuk
diperingati namun juga sebagai sebuah ibrah yang harus kita amalkan
pada setiap individu masing-masing maupun seluruhnya.49
Inilah potret pemuda kebanyakan masa kini, dimana kebanyakan
para pemuda terlena akan tipu muslihat orang-orang yang ingin
menghancurkan Islam lewat generasi mudanya.
c. Idealitas dan Realitas Pemuda dalam Dakwah Islam 1. Idealitas Pemuda Islam
a. Pemuda Harus Menjadi Generasi Yang Bekerja Dan AktifBerdakwah
Islam memandang posisi pemuda di masyarakat bukan menjadi kelompok
pengekor yang sekedar berfoya-foya, membuang-buang waktu dengan
aktivitas-aktivitas yang bersifat hura-hura dan tidak ada manfaatnya.
Melainkan, Islam menaruh harapan yang besar kepada para pemuda
49
http://syaifudin.blog.ugm.ac.id/2013/03/11/pemuda-islam-generasi-emas-ummat.
untuk menjadi pelopor dan motor penggerak dakwah Islam. Pemuda
adalah kelompok masyarakat yang memiliki berbagai kelebihan
dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya, diantaranya mereka
relatif masih bersih dari pencemaran (akidah mapun pemikiran), mereka
memilki semangat kuat dan kamampuan mobilitas yang tinggi.50
Para musuh Islam sangat menyadari hal tersebut, sehingga mereka
berusaha sekuat tenaga mematikan potensi tersebut dari awal dan
menghancurkan para pemuda dengan berbagai kegiatan yang laghwun
(bersifat santai dan melalaikan), bahkan destruktif.51
Pemuda yang baik dan benar adalah pemuda yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
(a)Mereka beramal atau bekerja didasari dengan keimanan atau
akidah yang benar
(b) Mereka selalu bekerja membangun masyarakat
(c) Mereka memahami bahwa orang yang baik adalah orang yang
paling bermanfaat untuk umat dan masyarakat52
b. Pemuda Harus Menjadi Generasi Yang Selalu Aktif Berdakwah Jika kita melihat kepada Al-Qur’an, As-Sunnah, sejarah hidup Rasulullah SAW dan para sahabat, maka akan ditemukan beberapa
keutamaan dakwah dan jihad
Para sahabat ra.dalamberdakwah tidak menunggu Al-Qur’an lengkap diturunkan, melainkan setia satu ayat langsung disampaikan dan
50‘Â’idh al-Qornî, Selagi Masih Muda, (Cet. Ke-1; Solo: Aqwam, 2006), hlm.43 51‘Â’idh al-Qornî, Selagi Masih Muda, hlm. 14
didakwahkan. Rasulullah SAW bersabda “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat”. Maka para pemuda tidak harus menunggu menjadi ulama dulu, baru mulai dakwah. Tetapi, mulailah dengan apa yang kita miliki dan
laksanakan oleh diri sendiri labih dahulu.
c. Pemuda Yang Berpegang Pada Nilai-Nilai Islam Di Akhir Zaman
Akan Dianggap Aneh Tapi Harus Tetap Istiqomah
Hal ini merupakan konsekuensi dari perjuangan menegakkan
kebenaran Islam.Beberapa hadis Raulullah SAW mengambarkan beratnya
posisi kaum muslimin diakhir zaman walaupun sebagai imbalannya
mereka mendapatkan pahala yang teramat besar. Beberapa hadis
tersebut adalah :
1) Bahwa nanti di akhir zaman umatku yang berpegang teguh
kepada sunnahku, bagaikan seorang yang menggenggam bara
api, jika dipegang terasa panas tapi jika dilepas api itu mati.
2) Orang-orang yang berpegang teguh kepada sunnahku saat
kerusakan melanda umatku, akan mendapatkan pahala seperti
100 orang yang mati syahid. Akan senantiasa ada sekelompok
kecil dari umatku yang berpegang teguh kepada kebenaran.
3) Mereka tidak terpengaruh oleh orang-orang yang berbeda
dengan mereka dan menghina mereka, sampai mereka
bertemu dengan Allah SWT mereka tetap dalam kondisi
demikian.53
d. Pemuda Harus Menjadi Generasi Yang Seimbang dan Moderat
Menjalankan Islam secara konsekwen bukan berarti meninggalkan
dunia sama sekali, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang
yang picik dalam pemahamannya. Allah SWT menegur kelompok orang
yang lari dan meninggalkan dunia karena beralasan mencari akhirat,
Rasulullah SAW pun tidak menolak dan meninggalkan dunia tetapi
memanfaatkan dan memakmurkannya untuk kepentingan Islam dan kaum
muslimin.Akibatnya, kaum Quraisy mencela Rasulullah dan meragukan
ke-Rasulannya dan Allah SWT membela Rasulullah SAW dengan
menegaskan bahwa semua rasul pun pergi kepasar dan tidak
mengasingkan diri.54
Keseimbangan (tawazun) pun berarti tidak berlebihan (ekstrem)
dalam menjalankan Islam dan tidak bermalasan. Jika keseimbangan
berarti melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan
rasul-Nya. Konsep ekstrem maupun malas harus dipahami dengan
menggunakan standar hukum Islam yang baku, bukan berdasarkan hawa
nafsu dan pemahaman orang perorang. Mengapa? Karena jika nilai
kebenaran dipahami berdasarkan hawa nafsu masing-masing, maka akan
rusaklah dunia ini.
e. Pemuda Harus Menjadi Genarasi Yang Selalu Kembali Pada Allah
DanBertaubat
Hal lain yang harus dipahami para pemuda adalah mereka harus
memahami bahwa setiap manusia pernah berbuat dosa. Namun,
sebaik-baik orang yang berdosa adalah mereka yang senantiasa segera
bertaubat dan kembali kepada Allah SWT. Hal ini dikarenakan bahwa
manusia adalah makhluk yang sangat lemah dan fakir akan hidayah
Rabb-nya.55
Hendaknya para pemuda merenungkan ucapan sahabat Ali ra.sebagai berikut, “Maksiat yang kusadari, lalu aku bertaubat lebih kucintai dari taat yang membuatku bangga diri” Dan juga ucapkan seorang ulama salaf ibnu Athaillah berikut ini. “Boleh jadi dibukakan pintu taat padamu tapi hal itu menyebabkan kamu lupa dan kufur akan nikmat taat
tersebut, dan boleh jadi dibuka pintu maksiat atasmu tapi membuatmu
menyesal dan taubat sehingga engkau menjadi dicintai Allah SWT”.56
2. Realitas Pemuda Islam
Jika kita menyaksikan kondisi mayoritas pemuda Islam saat ini,
maka terlihat bahwa sebagian besar umat berada pada keadaan yang
sangat memprihatinkan.Mereka bagaikan buih terbawa banjir, tidak
memiliki bobot dan tidak memiliki nilai. Jika dilakukan analisis secara
mendalam dari sudut pandang agama, maka akan terlihat bahwa realitas
umat yang demikian disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
55‘Â’idh al-Qornî, Jadilah Pemuda Kahfi, hlm. 63 56‘Â’idh al-Qornî, Jadilah Pemuda Kahfi, hlm. 65
a. Penyakit umat Islam saat ini (Di Indonesia maupun di berbagai
negara Islam) berpangkal pada sikap infiradiyyah
(individualisme).Maksudnya, bahwa mayoritas umat Islam pada saat ini
bekerja sendiri-sendiri dan sibuk dengan masalahnya tanpa berusaha
menggalang persatuan dan membuat suatu bargaining position demi
kepentingan umat.
Dengan persaudaraan akan memperlihatkan hakikat yang
sesungguhnya dalam membangun masyarakat yang Islami; yang kaya
peduli terhadap yang fakir. Berbeda dengan masyarakat lain yang saling
sikut menyikut, yang kuat memangsa yang lemah, bahkan yang kuat
menunggu kesempatan yang baik untuk menyikat habis harta orang fakir,
dengan perkataan lain senang di atas penderitaan orang lain.57
b. Secara kejiwaan, beberapa penyakit yang memperparah kondisi
umatIslam saat ini, diantaranya adalah :
1) Emosional. Artinya, ikatan keislaman mayoritas umat saat ini
baru pada ikatan emosional, belum disertai dengan kefahaman yang
mendalam akan ajaran agamanya. Sehingga, disiplin bekerja, semangat
berdakwah, gairah berinfak dan sebagainya baru pada taraf emosional,
bersifat reaktif dan sesaat.
2) Orientasi Kultus. Dalam pelaksanaan ibadah ritual, menjalankan
pola hidup sampai dengan menyikapi berbagai peristiwa kontemporer,
mayoritas masyarakat Muslim tidak berpegang kepada dasar
57
Zaid bin Abdul Karim, Fikih Sirah Nabawiyah, (Cet. 5; Jakarta: Darus Sunnah Press, 2016), hlm. 315
kaidah Islam yang jelas.Mengapa? Karena pengetahuan keislaman yang
pas-pasan sehingga lebih memandang kepada pendapat berbagai tokoh
yag dikultuskan. Celakanya, para tokoh tersebut kebanyakan dikultuskan
oleh barbagai lembaga yang tidak memiliki kompetensi sama sekali dalam
bidang agama, seperti media masa. Akibatnya, bermunculanlah para
ulama selebriti yang berfatwa tanpa ilmu sehingga sesat dan
menyesatkan.
3)Sok Pintar. Misalnya, Dalam bidang agama.Dengan berbekal
pengetahuan Islam yang ala kadarnya setiap orang sudah merasa cukup
dan tidak perlu belajar lagi untuk berani berbicara, berpendirian bahkan
berfatwa.Seolah-olah agama tidak memiliki kaidah-kaidah, hukum-hukum
yang perlu dipelajari dan dikuasai sehingga seorang layak berbicara
dengan mengatasnamankan Islam.
4)Meremehkan Yang Lain. Dengan ringannya seorang yang baru
belajar agama disebuah universitas di barat, berani menyatakan bahwa
jilbab adalah sekedar simbol bukan suatu kewajiban syar’i. Dengan “fatwa
prematurnya” ini, ia telah berani manafsirkan tanpa kaidah atas ayat Al- Qur’an.
c. Adapun secara aktivitas (amaliyah) beberapa penyakit yang
menimpamayoritas pemuda Islam saat ini adalah :
1) Sembrono. Khutbah jum‟at hanya sekedar melaksanakan
rutinitas tanpa dilakukan pembuatan silabus yang berbobot sehinga
khutbah.Kegiatan membaca Al-Qur’an hanya terbatas pada menikmati kaindahan suara pembacanya tanpa diiringi keinginan untuk menikmati
dan merenungkan isinya, sehingga disamakan dengan menikmati
lagu-lagu dan nyanyian belaka.
2) Dalam melaksanakan Islam, mayoritas pemuda Islam saat ini tidak berusaha mengamalkan keseluruhan kandungan Al-Qur’an dan As-Sunnah, melainkan lebih memilih pada bagian-bagian yang sesuai dengan
keinginannya dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan hawa
nafsunya. (Q.S. 2:85) Sehingga, seorang dipandang sebagai Muslim
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan Di Padangkalang desa Menyo’e Kec. mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah. Dan waktu yang akan digunakan untuk meneliti ialah satu tahun agar
perolehan data yang didapatkan oleh penulis lebih akurat dan mendalam
mengenai permasalahan yang akan diteliti.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu
penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran serta memahami
dan menjelaskan bagaimana peran pemuda dalam dakwah Islamiyah terhadap masyarakat Padangkalang desa Menyo’e Kec. mamosalato Kab. Morowali Utara Prov. Sulawesi Tengah.
C.Deskripsi Fokus Penelitian
Kata pemuda umumnya dipakai sebagai konsep untuk memberikan
generelasisai kepada golongan masyarakat yang berada di dalam
kelompok umur tertentu, yang membedakannya dari kelompok-kelompok
umur yang lain seperti anak-anak atau golongan tua.
Batasan terpilih untuk fase pemuda adalah sejak usia baligh hingga usia
empat puluh tahun. Sebab memilih pendapat ini, karena makna dasar
Kita pun menjumpai di dalam Al-Quran bahwa usia empat puluh tahun
masuk ke dalam makna ini, bahwa usia empat puluh adalah batas akhir
pertumbuhan. Firman Allah subhanahu wata’ala :
‘’Sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun’’. (Al-Ahqaf: 46 : 15).
Maka peran penting Pemuda adalah sebagai generasi yang dipundaknya
terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal
ini dapat dimengerti karena Pemuda diharapkan sebagai generasi
penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi
sebelumnya, generasi yang mengisi, dan melangsungkan estafet
pembangunan secara terus menerus.
D. Sumber Data
Data yang digunakan dalam rencana penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder:
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber
asalnya, data primer diperoleh melalui:
a. Observasi yaitu pengumpulan data dalam kegiatan penelitian
yang dilakukan dengan mengamati kondisi yang berkaitan
dengan obyek penelitian.
b. Interview atau wawancara mendalam (in dept interview) yaitu
mengadakan wawancara dengan informan yang bertujuan
untuk menggali informasi yang lebih mendalam tentang
berbagai aspek yang berhubungan dengan permasalahan
2. Data sekunder adalah data yang telah diolah sebelumnya di
peroleh dari studi kepustakaan, maupun studi dokumentasi.
Adapun data sekunder diperoleh melalui:
a. Studi pustaka yaitu bersumber dari hasil bacaan literatur atau
buku-buku atau data terkait dengan topik penelitian. Ditambah
penelusuran data online, dengan pencarian data melalui
fasititas internet.
b. Dokumentasi yaitu arsip-arsip, laporan tertulis atau daftar
inventaris yang diperoleh terkait dengan penelitian yang
dilakukan.
Menurut Arikunto, dokumentasi adalah mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan
sebagainya.
d. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi kepustakaan (library research), yaitu dengan membaca
buku, majalah,surat kabar, dokumen-dokumen, dan media
informasi lain yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti.
2. langsung mengajukan tanya jawab dengan narasumber.
3. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan
e. Informan Penelitian
Informan adalah orang-orang yang betul-betul paham atau pelaku
yang terlibat langsung dengan permasalahn penelitian. Informan dalam
peneu terlibat langsung.
Pemilihan informan dalam penelitian ini dengan cara
purposivesampling. Yaitu teknik penarikan sample secara subjektif dengan
maksud atau tujuan tertentu, yang mana menganggap bahwa informan
yang diambil tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian
yang akan dilakukan.
Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah:
1. Kepala desa
2. Tokoh adat
3. Masyarakat
4. Para pemuda
f. Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisa secara deskriptif kualitatif, yaitu
dengan menguraikan dan menjelaskan hasil-hasil penelitian dalam bentuk
kata-kata lisan maupun tertulis dari sejumlah data kualitatif. Dimana data
yang diperoleh dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan, tanggapan-tanggapan, serta tafsiran yang diperoleh dari hasil
observasi, wawancara dan studi kepustakaan, untuk memperjelas