• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Hasil Penelitian Skripsi Jurusan Sosiologi 2015 Ifa Handayani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Hasil Penelitian Skripsi Jurusan Sosiologi 2015 Ifa Handayani"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Etika Berbusana dalam Pergaulan Mahasiswa di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

Oleh:

Ifa Handayani1, Yowan Tamu dan Farid Th.Musa2

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Email : @ifandahandayani@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian Ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Etika Berbusana para mahasiswa dalam pergaulan dalam ruang lingkup Universitas. Penelitian ini dirancang sebagai jenis penelitian Kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik observasi dan teknik wawancara yang dilakukan kepada para mahasiswa Jurusan Sosiologi yang di amati dan diwawancarai sebagai informan. Kemudian dari hasil analisis data berdasarkan hasil wawancara dapat dilihat terbukti bahwa mahasiswa Jurusan Sosiologi memiliki alasan-alasan yang menentukan tentang tata cara berpenampilan mereka dalam ruang lingkup Universitas Negeri Gorontalo, baik itu berdasarkan aturan yang telah ditentukan maupun berdasarkan keinginan dan kenyamanan diri mereka sendiri. Dan kesimpulan pada penelitian ini bahwa dari keseluruhan jumlah Mahasiswa Sosiologi yang berjumlah 502 orang untuk mahasiswa yang setuju dengan adanya aturan tentang etika berbusana sebesar 33,33% dan untuk mahasiswa yang tidak setuju berjumlah 66,67 % hal ini disebabkan karena para mahasiswa memiliki alasan dan penyebab dalam menentukan bagaimana tata cara berpenampilan mereka baik berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan maupun berdasarkan keinginan, kenyamanan serta bagaimana masing-masing konsep diri yang ada pada para mahasiswa Jurusan Sosiologi. Dan saran yang menjadi dalam penelitian ini agar pihak Jurusan Sosiologi bisa lebih menekankan lagi tentang aturan Etika berbusana kepada para mahasiswa khususnya untuk para mahasiswa perempuan yang tidak terbiasa dengan edaran aturan baru tahun 2014/2015.Sehingga nantinya seluruh para mahasiswa Jurusan Sosiologi bisa menjadikan aturan-aturan yang telah ditetapkan sebagai pedoman dalam menjalani pergaulan di ruang lingkup Universitas khususnya dalam merealisasilkan diri sebagai seorang mahasiswa.

Kata Kunci : Etika berbusana, Pergaulan, Mahasiswa.

1 Ifa Handayani, Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo 2 Yowan Tamu dan Farid Th.Musa, Dosen di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo

(4)

1. PENDAHULUAN

Perspektif sosiologis (Sosiological perspective) menekankan pada konteks sosial dimana manusia hidup. Perspektif sosiologis mengkaji bagaimana konteks tersebut mempengaruhi kehidupan manusia. Inti perspektif sosiologis ialah pertanyaan bagaimana kelompok mempengaruhi manusia, khusunya bagaimana manusia dipengaruhi masyarakat (society), dimana sekolompok manusia yang memiliki kebudayaan dalam suatu ruang lingkup atau wilayah yang memiliki norma-norma dan aturan-aturan.3 Dalam kehidupan sosial terdapat proses interaksi sosial yang dapat membentuk adanya kelompok-kelompok sosial dalam lingkungan dalam lingkungan kehidupan pergaulan, baik itu dalam lingkungan masyarakat sosial maupun lingkungan pendidikan.4

Seperti contohnya lingkungan mahasiswa dalam ruang lingkup universitas, interaksi terjadi karena hal yang tergantung dari posisi awal dimana individu (mahasiswa) terhadap posisi individu-individu lain dan secara langsung atau tidak langsung mereka saling berkomunikasi dan berdekatan kemudian dari komunikasi yang terjadi munculah persamaan-persamaan yang mereka miliki. Yang berarti mereka menunjukan ciri khas mereka melalui gaya hidup yang mereka jalani. Berbagai alasan dan faktor yang menyebabkan para individu memilih dan menjalani gaya hidup tertentu. Entah karena mereka nyaman dengan gaya hidup yang mereka pilih atau hanya karena di pengaruhi oleh lingkungan dan teman sepergaulan. Tapi intinya mereka harus mengetahui apa dampak positif dan negatif dari gaya hidup yang mereka jalani.

Berdasarkan pengamatan awal dalam kehidupan ruang lingkup Universitas dimana mahasiswa melakukan proses sosial dalam lingkungan masyarakat seperti halnya

3 James M.Henslin 2006, dalam Sosiologi dengan pendekatan membumi Jilid 1 hal 4

(5)

individu dalam kehidupan bermasyarakat sebagai makhluk sosial. Dalam proses interaksi sosial yang terjadi pada setiap mahasiswa kemudian terdapat aturan-aturan yang telah ditentukan khususnya pada lingkungan Universitas. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Universitas merupakan tempat belajar dan sebagai sumber pusat pendidikan pengajaran. 5 Oleh karena itu, pastinya diharapkan ada aturan-aturan

atau norma sehubungan dengan etika berbusana mahasiswa.

Sama halnya dengan kehidupan mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo berbagai ragam gaya hidup yang ditonjolkan para mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo khususnya jurusan sosiologi. Mulai dari penggunaan kemajuan teknologi, cara bergaul, berbicara, terutama pada tata cara berbusana. Tetapi tidak semua mahasiswa ini berada dalam posisi gaya hidup modern, dan ada juga mahasiswa yang bergaya hidup berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam ruang lingkup Universitas , baik itu dari cara bergaul, sampai pada tata cara berpakaian. Dan semua itu tak luput dari bentuk pergaulan bagi para mahasiswa dalam ruang lingkup Universitas Negeri Gorontalo . Karena pada dasarnya para mahasiswa ini menjalani proses pergaulan dalam ruang lingkup Universitas berdasarkan aturan dan norma-norma yang mengatur setiap tindak perilaku dan sikap terutama dalam menunjukan segi tata cara berpenampilan. Dan fenomena ini sangat erat kaitanya dengan keanekaragaman sosial dan budaya bagi para mahasiswa agar dapat bersosialisasi dan mampu beradaptasi untuk menyesuaikan diri di lingkungan yang didasari dengan adanya moral, norma- norma dalam kelompok serta alasan dan penyebab konsep merealisasikan identitas diri khusunya sebagai seorang mahasiswa terutama dalam memilih cara berbusana yang sesuai dengan etika sebagai seorang mahasiswa.6

Keadaan tersebut terjadi karena mahasiswa merupakan individu yang paling mudah terpengaruh oleh perubahan serta berada pada tahap pencarian jati diri dan memiliki

5 Pedoman akademik tahun 2011/2012 tentang “tata nilai Universitas Negeri Gorontalo” hal 13

6 Lihat di penelitian Setyawan dkk, 2010 tentang “Harga diri dan kecenderungan gaya hidup hedonis” hal 4

(6)

keinginan juga alasan tertentu untuk mencoba-coba hal baru termasuk juga didalamnya adalah tata cara berbusana. 7

Kemudian berdasarkan uraian diatas, dalam pergaulan mahasiswa di jurusan sosiologi terdapat hal-hal yang melatar belakangi dan mendukung sebab-sebab terbentuknya kelompok-kelompok dalam pergaulan melalui proses interaksi. Kelompok-kelompok yang dimaksud disini adalah para mahasiswa yang dalam menunjukan tata cara penampilan baik itu berdasarkan aturan maupun berdasarkan konsep diri yang sesuai dengan keinginan mereka yang didalamnya terdapat alasan-alasan yang menyebabkan para mahasiswa ini dalam memilih tata cara berbusana yang sesuai dengan keinginan mereka baik itu berdasarkan aturan maupun berdasarkan konsep diri. Dari semua hal-hal inilah yang akan dijadikan sebagai patokan untuk lebih mengetahui lagi bagaimana sebenarnya etika penampilan para mahasiswa jurusan sosiologi, Universitas Negeri Gorontalo dengan melihat “Etika berbusana dalam pergaulan Mahasiswa di Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Gorontalo”.

Dan yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini antara lain : 1) Apa penyebab para Mahasiswa mengenakan busana yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pihak Universitas Negeri Gorontalo? 2) Apa penyebab para Mahasiswa mengenakan busana berdasarkan dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pihak Universitas Negeri Gorontalo?

2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Etika Berbusana

Berdasarkan Jurnal Fashion and education fashion (2011) seiring dengan perkembangan zaman, tata cara berbusana diberbagai kalangan merupakan suatu gaya hidup yang mencerminkan sikap dan persepsi seseorang dalam menentukan penampilan. Karena pada dasarnya setiap orang memiliki masing-masing pandangan

7 Drs. H. Burhanuddin Salam, 1997 tentang “Etika Sosial, asas moral dalam kehidupan manusia” hal 60-61.

(7)

dalam menentukan penampilan apa yang cocok untuk diri mereka sendiri. Sehingga didalam berbusana manusia memiliki kebebasan akan tetapi dibatasi oleh kaidah sosial yaitu etika. Etika bukanlah permasalahan yang baru dalam kehidupan di kampus, kedudukan etika dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali khususnya bagi seorang mahasiswa.8

Seperti yang terjadi di Universitas Negeri Gorontalo mengenai tata cara penampilan, pada tahun-tahun sebelumnya pandangan untuk etika penampilan tidak terlalu menjadi perhatian khusus terutama bagi pihak mahasiswa, sehingga dalam tata berbusana mahasiswa terdapat berbagai ragam jenis cara yang ditunjukan oleh para mahasiswa yang ada, mulai dari mengenakan pakaian ketat, kaos oblong, dan pakaian-pakaian yang dapat memperlihatkan lekuk tubuh khususnya bagi para mahasiswi, yang kemudian seiring dengan perkembangan yang ada di Universitas Negeri Gorontalo telah dikeluarkan aturan baru yang mengatur tata cara penampilan mahasiswa. Dan hal ini dapat dilihat melalui panduan buku pedoman komisi disiplin mahasiswa dan perilaku mahasiswa tahun 2014/2015 dimana telah ditetapkan pada pasal 8 tentang etika penampilan mahasiswa, bahwa mahasiswa wajib mengenakan busana bersih, rapi, sopan, dan serasi sesuai dengan martabatnya sebagai seorang mahasiswa.9

Karena pada dasarnya berdasarkan pemikiran Lewis A. Coser dan Ralf Dahrendorf bahwa “masyarakat disatukan dengan paksaan, maksudnya keteraturan yang terjadi dimasyarakat sebenarnya karena adanya paksaan”10 Begitu juga dengan aturan tata cara berbusana merupakan suatu keharusan yang diikuti untuk mencerminkan identitas kita terutama sebagai seorang mahasiswa. Namun dengan perkembangan zaman yang semakin hari semakin maju, tidak menutup kemungkinan

8 Lihat di Journal fashion and education fashion Vol.2/No 1/2013 tentang “Pengaruh pengetahuan

berbusana dan etika berbusana terhadap mahasiswa dikampus pada mahasiswa PKK S1 tata busana angakatan 2011 Fakultas teknik, Universitas Negeri semarang hal 33

9 Buku pedoman komisi disiplin mahasiswa dan pedoman perilaku mahasiswa di Universitas Negeri

Gorontalo tahun 2014/2015 hal 19

10 Anggraini, J 2012 “Perubahan sosial (Teori konflik, Teori fungsional, Invention, Difusi) dalam artikel sistem hukum indonesia.

(8)

masih ada juga mahasiswa yang mengenakan busana berdasarkan konsep diri yang sesuai dengan keinginan mereka. Karena pada dasarnya hal ini cenderung mengarah pada konsep diri yang dimiliki oleh masing-masing individu yang ada yang juga disesuiakan dengan apa yang cocok dan sesuai dengan konsep diri mereka. Kemudian berdasarkan uraian yang terdapat dalam buku Paul Doyle Jhonson (1975) konsep diri menurut McCall dan Simmons merupakan sesuatu yang “mempunyai pengaruh besar terhadap tindakan kita atau pilihan teman bergaul, dan terhadap interprestasi kita menegenai reaksi-reaksi mereka sendiri. Setiap tindakan yang kita tampilkan, dan dalam hal tertentu merupakan ungkapan dari konsep diri kita, dan setiap reaksi orang lain memiliki potensi untuk memperkuat atau merusakkan konsep diri, untuk menjatuhkannya atau meningkatkannya. Kita mau berinteraksi dengan mereka yang reaksinya mendukung konsep diri yag kita inginkan, dan kita menginterpretasi reaksi mereka sedemikian rupa , supaya kita melihat diri kita dari sudut yang paling menguntungkan.’’11

2.2 Pergaulan Mahasiswa

Seperti yang dikatakan Agustinus dalam Jurnal Mahasiswa tentang kajian moral dan etika tentang pergaulan, yang tidak lain merupakan tindak perilaku individu berdasarkan hakikat alaminya yang menenkankan pentingnya cinta dan kehendak sebagai dasar perbuatan etis individu dalam kehidupan antar sesama individu lain.12 Dalam hal ini sama halnya dengan pergaulan mahasiswa yang berhubungan dengan tindak perilaku dan sikap dalam menjalin hubungan baik antar para mahasiswa dengan dosen maupun antar para mahasiswa dengan mahasiswa.

Yang kemudian diterapkan melalui proses interaksi antar para mahasiswa dengan mahasiswa maupun antar pihak mahasiswa dengan pihak dosen di dalam ruang

11 Sebuah teori McCall dan Simons tentang konsep diri dalam buku teori sosiologi klasik dan modern Paul Doyle Jhonson, 1975 hal 39

12 Lihat di Jurnal mahasiswa Kristoforus Sry Ratulyn K.N tentang “Kajian moral dan etika menrut Aurelius Agustinus dalam Confenssion hal 15-16.

(9)

lingkup Universitas Negeri Gorontalo. Terutama dalam segi menunjukan diri melalui penampilan, khususnya sebagai seorang mahasiswa. Karena melalui proses pergaulan yang dijalani oleh para mahasiswa akan menentukan bagaimana cara mereka dalam mencerminkan diri mereka melalui tata cara berpenampilan, baik yang didasari dengan alasan konsep diri yang diinginkan maupun pedoman yang telah ditentukan oleh pihak ruang lingkup Universitas Negeri Gorontalo. Karena pada dasarnya para mahasiswa ini memiliki alasan-alasan dan faktor penyebab dala menentukan tata cara penampilan terutama dalam etika berbusana.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan cara mengumpulkan data bukan berupa angka-angka namun berdasarkan dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakkan metode diskriptif-kualitatif. 13

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan dari keseluruhan hasil wawancara di atas tentang etika berbusana dalam pergaulan mahasiswa yang di Jurusan Sosiologi terbukti bahwa di Jurusan Sosiologi para mahasiswa yang ada diwajibkan untuk mengenakan busana berdasarkan aturan yang telah ditetapkan. Namun, jika dilihat dari hasil wawancara baik dari pihak para mahasiswa maupun pihak para dosen tentang aturan baru etika berbusana merupakan hal yang harus di kembalikan lagi pada kesadaran para mahasiswa yang ada untuk lebih membiasakan diri dengan aturan baru dalam mengenakan busana sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh pihak Universitas terutama bagi para mahasiswi yang masih belum terbiasa dengan aturan yang

(10)

mengharuskan mahasiswi untuk mengenakan rok. Karena berdasarkan pernyataan Ketua Jurusan Sosiologi dalam hal menindak lanjuti tentang etika berbusana yang ada di Jurusan Sosiologi sebagai seorang dosen harus ada kebijakan untuk menegur para mahasiswa yang melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pihak Universitas. Karena ini sudah menjadi suatu bentuk yang harus dilakukan secara bersama-sama. Dan dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada 18 informan yang tak lain adalah mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Sosiologi dan juga untuk hasil wawancara pendukung dalam penelitian ini peneliti juga melakukan wawancara kepada Wakil Dekan III selaku pihak yang mengedarkan aturan baru di seluruh Fakultas Ilmu Sosial dan Ketua Jurusan Sosiologi yang menjalankan aturan di Jurusan Sosiologi serta salah satu Dosen yang ada di Jurusan Sosiologi. Dan melalui hasil wawancara di atas 10 dari 15 informan mahasiswa tidak setuju dengan adanya aturan baru yang telah ditetapkan oleh pihak Universitas Negeri Gorontalo yang kemudian diterapkan oleh pihak Jurusan Sosiologi, alasanya karena para mahasiswa yang tidak mengenakan busana sesuai dengan aturan adalah karena kenyamanan mereka yang dominan lebih menyukai mengenakan celana ketimbang menganakan rok. Karena dari sebelum edaran aturan baru tentang etika berpenampilan diterapkan di Jurusan Sosiologi para mahasiswa ini sudah terbiasa mengenakan rok. Dan ada juga mahasiswa yang sering mengenakan rok dan tidak merasa keberatan dengan adanya edaran aturan baru namun memberikan pendapatnya lebih nyaman mengenakan celana ketimbang rok, untuk itu peneliti memasukan alasan-alasan tersebut dalam kategori mahasiswa dan mahasiswi yang termasuk tidak menyetujui adanya aturan. Dan yang terkahir adalah 5 mahasiswa dari 15 mahasiswa yang menjadi informan merupakan mahasiswa yang benar-benar setuju dengan adanya edaran aturan baru dalam mengenakan busana berdasarkan aturan karena alasan sebagai seorang mahasiswa memang diharuskan untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Termasuk juga bagaimana mengikuti aturan dalam mengenakan busana berdasarkan ketentuan aturan yang ada. Dan yang menjadi alasan utama bagi para mahasiswa ini yang tak lain adalah kenyamanan mereka yang cenderung sudah terbiasa mengenakan busana berdasarkan

(11)

aturan yang ada, karena memang para mahasiswa ini sudah terbiasa mengenakan busana tersebut jauh sebelum aturan baru di jalankan oleh pihak Jurusan Sosiologi. Karena pada dasarnya menurut Toffler gaya hidup merupakan sesuatu yang disusun dari beberapa item sehingga gaya hidup dapat dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan mempunyai konsekuensi dalam membentuk pola perilaku tertentu.14” Terutama

dalam segi menunjukan diri melalui penampilan, khususnya sebagai seorang mahasiswa. Karena melalui proses pergaulan yang dijalani oleh para mahasiswa akan menentukan bagaimana cara mereka dalam mencerminkan diri mereka melalui tata cara berpenampilan, baik yang didasari dengan alasan konsep diri yang diinginkan maupun pedoman yang telah ditentukan oleh pihak ruang lingkup Universitas Negeri Gorontalo. Karena pada dasarnya para mahasiswa ini memiliki alasan-alasan dan faktor penyebab dalam menentukan tata cara penampilan terutama dalam etika berbusana.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai etika berbusana dalam pergaulan mahasiswa yang ada di Jurusan Sosiologi dapat disimpulkan bahwa alasan-alasan para mahasiswa dalam menentukan tata cara berpenampilan baik itu yang tidak mengikuti aturan maupun yang mengikuti aturan antara lain adalah :

1. Mahasiswa Jurusan Sosiologi dari 502 mahasiswa untuk yang setuju dan dan tidak setuju dengan adanya aturan tentang edaran aturan baru tentang etika berpenampilan dalam ruang lingkup pergaulan mahasiswa yaitu untuk yang tidak setuju berjumlah 66,67% dan mahasiswa yang setuju berjumlah 33.33% sehingga terbukti bahwa mahasiswa cenderung tidak setuju dengan adanya

14 Teori Alvin Toffler gaya hidup atau “life style” dalam sebuah artikel Indonesian Design Development, di http://www.tjoret.net/2011/03/desain-dan-lifestyle.html

(12)

edaran aturan baru dalam etika berbusana berdasarkan pedoman akademik tahun 2014/2015.

2. Yang menjadi penyebab bagi sebagian para mahasiswa yang tidak mengikuti aturan dalam berpenampilan yaitu keinginan mereka dalam menentukan tata cara berpenampilan yang harus disesuaikan dengan kenyamanan bagi diri mereka sendiri. Karena pada dasarnya para mahasiswa ini beranggapan bahwa mereka tidak terbiasa dengan adanya edaran aturan baru yang mengharuskan mereka mengenakan rok khususnya bagi para mahasiswa perempuan yang ada di Jurusan Sosiologi. Karena, sebagian mahasiswi ini tidak setuju dan tidak nyaman dalam mengenakan busana berdasarkan dengan edaran aturan baru tahun 2014/2015. Sehingganya bagi sebagian para mahasiswa yang tidak mengikuti aturan dalam berbusana tetap memilih tata cara berpenampilan yang membuat mereka nyaman seperti sebelumnya karena mereka berpikir bahwa tata berpenampilan harus selalu disesuiaikan dengan kenyamanan untuk diri mereka sendiri.

3. Kemudian alasan yang menyebabkan para mahasiswa yang mengenakan busana berdasarkan aturan yang telah ditetapkan adalah sebagian dari mahasiswa ini jauh sebelum edaran aturan baru keluarkan mereka memang sudah terbiasa mengenakan rok maupun kemeja. Dan setelah dikeluarkannya aturan baru tahun 2014/2014 terutama bagi mahasiswa perempuan dimana mereka harus mengenakan rok dan tidak mengenakan jeans dan para mahasiswa ini merasa tidak ada kendala dalam mengenakan busana berdasarkan aturan, karena bagi para mahasiswa ini dalam mengenakan busana berdasarkan aturan yang ada mereka lebih nyaman dalam menunjukan diri sebagai seorang mahasiswa yang santun dalam ruang lingkup Universitas. Karena pada dasarnya sebagai seorang mahasiswa memang sudah seharusnya mengikuti aturan yang telah ditetapkan khususnya dalam tata cara berpenampilan.

(13)

Dan dari kedua alasan para mahasiswa dalam mengenakan busana berdasarkan aturan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan tata cara berpenampilan para mahasiswa melihat tata cara berbusana dari keinginan dan kenyamanan dalam mengenakan busana baik itu berdasarkan aturan maupun yang tidak berdasarkan aturan. Sehingganya, walaupun telah ditetapkan aturan baru tentang etika berpenampilan tahun 2014/2015 oleh pihak Universitas Negeri Gorontalo tidak semua mahasiswa Jurusan Sosiologi bisa mengikuti aturan yang ada, hal ini dikarenakan alasan ketidaknyamanan dalam mengenakan busana berdasarkan aturan yang telah ditetapkan.

5.2 Saran

Dan berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat dilihat bahwa walaupun terdapat aturan yang mengatur tata cara berpenampilan para mahasiswa yang ada di Jurusan Sosiologi masih terdapat juga sebagian mahasiswa yang tidak mengikuti aturan dikarenakan alasan-alasan tertentu. Oleh karena itu yang menjadi saran dalam penelitian tentang “Etika berbusana dalam pergaulan mahasiswa” ini adalah agar pihak Jurusan Sosiologi lebih menekankan lagi tentang aturan dalam menentukan tata cara berpenampilan khususnya terhadap para mahasiswa perempuan yang tidak terbiasa mengenakan busana sesuai dengan edaran aturan baru tahun 2014/2015. Agar nantinya semua para mahasiswa Jurusan Sosiologi dapat menjadikan aturan-aturan yang telah ditetapkan sebagai pedoman khususnya dalam menentukan tata cara berpenampilan.

DAFTAR PUSTAKA

Literatur Buku :

Bungin, Burhan 2008. “Sosiologi Komunikasi” penerbit Kencana Predana Media Group, Jakarta Indonesia.

Emzir, 2008. “Metodologi penelitian pendidikan kuantitatif dan kualitatif” penerbit Raja Grafindo Prasada

(14)

Henslin, James M 2006. “Sosiologi dengan Pendekatan Membumi” jilid 1 penerbit Erlangga, Jakarta Indonesia.

Henslin, James M 2006. “Sosiologi dengan Pendekatan Membumi” Jilid 2 penerbit Erlangga, Jakarta Indonesia.

Johnson, Paul Doyle 1975. “Teori-teori sosiologi klasik dan modern” penerbit Gramedia Jakarta, Indonesia

Laporan Evaluasi diri, 2012. “Evaluasi Diri Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo.” Departemen Pendidikan Nasional Badan Akreditasi Perguruan Tinggi.

Moleong, L 2008. “Metodologi penelitian kualitatif”’, Edisi Revisi, Remaja Rosdakarya: Bandung

Salam, Burhanuddin, 1997. “ Etika Sosial dan Asas Moral dalam Kehidupan Manusia, penerbit Rineka Cipta, Jakarta Indonesia.

Sarwono, S 2008. “Teori-teori psikologi sosial” penerbit Gramedia pustaka utama, Jakarta, Indonesia

Tavris dkk, 2007. “PSIKOLOGI” edisi kesembilan Jilid 1 penerbit Erlangga, Ciracas, Jakarta Indonesia.

Pedoman akademik, 2011/2012 Fakultas Ilmu sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pedoman akademik Universitas Negeri gorontalo, 2014/2015 “Komisi disiplin

mahasiswa dan pedoman prilaku mahasiswa, Universitas Negeri Gorontalo.

Literatur Jurnal :

E-jurnal Phsycologymania, 2013. “teori gaya hidup dan teori gaya hidup” dalam http://www.e-jurnal.com/2013/09/teori-gaya-hidup.html

Jurnal UU PP No.60 Tahun 1999 tentang pedoman etika mahasiswa tersedia di:

(http://unj.ac.id/fe/sites/default/files/Pedoman%20Etika%20Mahasiswa.pdf) Feri, dkk, 2006. “Faktor-faktor yang berkaitan dengan motivasi gaya berbusana

muslimah Mahasiswa UII dalam Jurnal Fenomena Vol.4/No.1/Maret 2006, tersedia di: (http://data.dppm.uii.ac.id/uploads/f0401030602.pdf)

Hawa, Elisatul 2013. “Pengaruh pengetahuan busana dan etika berbusana terhadap penampilan dikampus pada mahasiswa PKK S1 tata busana Fakultas Teknik, Universitas Negeri semarang. Dalam Jurnal Fashion and Education

(15)

fashion Vol 2/No 1/2013 tersedia di:

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ffe/article/download/2349/2156 Jurnal Papua Antropologi 2002 “Papuan Journal of Social and Cultural

Anthropology” Vol.1/No.1/2002, Laboraturium Anthropologi, Jurusan Antrhopologi, FISIP, Universitas Cendrawasih. Tersedia di:

(http://www.papuaweb.org/uncen/dlib/jr/antropologi/01-01/jurnal.pdf) Kaparang, Olivia M 2013. “Analisa gaya hidup remaja dalam mengimitasi budaya

pop Korea melalui Televisi” dalam Jurnal Acta Diurna Vol II/No II/2013. Tersedia di :

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=15545&val=1021) Kushendrawati, Selu Marghareta, 2006. “Masyarakat konsumen sebagai ciptaan

Kapitalisme Global tentang fenomena budaya dalam realitas sosial” Universitas Indonesia, depok 16424, Indonesia. Dalam Jurnal Makara Sosial Humaniora Vol 10/No 2/Desember 2006. Tersedia di :

(http://journal.ui.ac.id/index.php/humanities/article/viewFile/19/15 Pasla R P, Kunto Y S 2006. “Segmentasi gaya hidup mahasiswa program studi

Pemasaran” dalam Jurnal manajemen pemasaran Vol 1/No 1/ April 2006, Universitas Kristen Petra.

Ratulyn, K Sry. “Kajian Moral dan etika menurut Aurelius Agustinus dalam Confenssions” dalam jurnal mahasiswa. Tersedia di :

(http://www.wima.ac.id/uploads/fakultas_filsafat/jurnal-mahasiswa.pdf) Tukina, 2013. “Proses adaptasi Mahasiswa Binus University asal daerah” dalam

Academic Journal, tersedia di: (http://marcomm.binus.ac.id/academic-journals/proses-adaptasi-mahasiswa-binus-university-asal-daerah/) Sukamto, Sudargono, Rifai 2013. “ Etika tata pergaulan mahasiswa FKIP

Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo tahun 2012” dalam Jurnal pendidikan Vol.22 No.3/November 2013. Tersedia di :

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=268275&val=7108 &title=Etika%20Tata%20Pergaulan%20Mahasiswa%20FKIP%20Universi tas%20Veteran%20Bangun%20Nusantara%20Sukoharjo%20Tahun%2020 12)

Martana, P Salmon, 2006. “Problematika penerapan metode Field Research untuk penelitian arsitektur vernacular di Indonesia” dalam Jurnal dimensi teknik arsitektur Vol.34. No 1. Tahun 2006. Tersedia di :

(16)

Turnady, W 2012. “Pengertian hukum menurut para ahli” dalam jurnal hukum. Tersedia di : (http://www.jurnalhukum.com/pengertian-hukum/)

Literatur Hasil penelitian/Riset:

Barata, D 2008. “Pendekatan alternatif untuk menganalisis pola konsumsi dan gaya hidup” dalam penelitian National Conferences and Manajemen Research, Makassar. Tersedia di:

(http://asp.trunojoyo.ac.id/wp- content/uploads/2014/03/POSTSTRUCTURALIST-LIFESTYLE-ANALYSIS_Dion-Dewa-Barata.pdf)

Faiqoh, 2013. “Gaya berbusana mahasiswi Fakultas syariah dan hokum Unversitas Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta alumni pondok pesantren” tersedia di :

http://digilib.uin-suka.ac.id/7764/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf Latifah, M 2013. “Perilaku dan Gaya hidup mahasiswa fakultas antropologi dan

sosiologi” Universitas Negeri Semarang, tersedia di: http://lib.unnes.ac.id/17890/1/3401409009.pdf

Priyanto A, 2010. “Sebuah penelitian tentang etika pergaulan mahasiswa dikampus”, di Universitas Negeri Yogyakarta, tersedia di:

http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Anang%20Priyanto,%20SH.,M. Hum./LAPORAN%20PENELITIAN.pdf

Setyawan, dkk, 2010. “Harga diri dan Kecenderungan gaya hidup hedonis” dalam sebuah penelitian di Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro. Tersedia di :

(http://eprints.undip.ac.id/24778/1/Harga_Diri_dan_KEcenderungan_Gaya _Hidup_Hedonis.pdf)

Literatur daftar bacaan :

Artikel Indonesia design development, 2011. “Life style” tersedia di : http://www.tjoret.net/2011/03/desain-dan-lifestyle.html

Anggraini, J 2012 “Perubahan sosial (Teori konflik, Teori fungsional, Invention, Difusi) dalam artikel sistem hukum indonesia. Tersedia di :

(http://juwita.blog.fisip.uns.ac.id/2012/03/09/orang-orang-yang-berharga-dalam-hidupku/)

Pangkalan data pendidikan tinggi direktorat jendral pendidikan tinggi 2013-2015, tersedia di:

(17)

(http://forlap.dikti.go.id/prodi/detail/RDMwNUU3RUUtRUIxRi00QkExLTk xODAtRjg0RDMxNjhGQTk4)

Profil program studi sosiologi 2015 tersedia di: ( http://www.profilprodi.com/detail/001047-69201.html)

Zahroh F, 2012. “Biography dan pemikiran William Graham Sumner” dalam artikel merdeka.com yag tersedia di :

Referensi

Dokumen terkait

Langsung dengan Pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi usaha kecil, Lingkup Dinas Pemuda4. Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Muara Enim, yang

[r]

BAB II LANDASAN TEORI

Pada hari ini, senin tanggal dua puluh tiga bulan september tahun dua ribu tiga belas, Pokja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan pada Pemerintah Kabupaten Mandailing

Berdasarkan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio visual pada keterampilan berbicara siswa kelas VC Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Kota dapat

dimana <NK> adalah salah satu template pertanyaan. Halaman pertama hasil pencarian baik Google dan Bing memberikan 10 tautan ke web yang relevan dengan kata kunci

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMA MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING - VIRTUAL PRIVATE NETWORK (MPLS-VPN) DENGAN METODE.. GENERIC ROUTING ENCAPSULATION PADA LAYANAN BERBASIS FILE

Mahasiswa mengajukan proposal ke Jurusan untuk dipertimbangkan dalam rapat Dewan Dosen, jika disetujui atau disetujui dengan revisi Jurusan akan menentukan dosen