Kajian Genius Loci Dengan Pendekatan Fenomenologi Arsitektur Studi Kasus: Kawasan Kesawan Henry Iskandar Ong ;3. Teknik Arsitektur/SSA

(1)

(2)

(3)

Judul Tesis

Nama Mahasiswa

NomorPokok

Program Studi

Kajian Genius Loci

Dengan Pendekatan Fenomenologi Arsitektur

Studi Kasus: Kawasan Kesawan

Henry Iskandar Ong

02702001;3

Teknik Arsitektur/SSA

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Ir. M. Nawawiy Loebis. M.Phil, PhD)

Ketua

(Ir. Bhakti Alamsyah, MT)

Anggota

Ketua Program Studi

Magister Teknik Arsitektur,

(Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT)

Anggota

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

ABSTRAK

Dari

segi

arsitektur

kota,

Medan

memiliki

kekayaan

yang

cukup

membanggakan berupa perpaduan berbagai gaya dan budaya dari sentuhan

Melayu, Belanda, Inggris, ataupun Cina yang merupakan hasil kristalisasi sejarah

perkembangan kota Medan sendiri. Kekayaan arsitektur kota Medan antara lain

berupa kawasan Sudirman yang ditengarai menggunakan konsep

Garden City,

kawasan Kesawan dengan sentuhan arsitektur Cina serta segala keunikannya,

dan

kawasan Maimoon dengan Istana dan Mesjid Rayanya.

Sesudah jaman kemerdekaan (1945), perkembangan arsitektur kota Medan

memasuki babak barn. Lahimya kebutuhan-kebutuhan barn menumbuhkan

bangunan-bangunan dengan fungsi

baru,

Bangunan direncanakan hanya menurut

fungsi. Dampaknya adalah bangunan dengan arsitektur dan fungsi yang sama bisa

berada dimana saja. Identitas arsitektur kota Medan yang telah diukir sejarah

sebelumnya tidak dipergunakan sebagai acuan dalam perencanaan arsitektur, motif

dan simbol hanya dipergunakan sebagai tempelan untuk menghindari monotonitas,

sehingga banyak lahir arsitektur tanpa identitas yang jelas.

Kawasan Kesawan sebagai sebuah kawasan dengan identitas yang kuat juga

mengalami berbagai perubahan drastis dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

Bangunan lama yang mempunyai nilai arsitektur yang khas dibongkar dan

digantikan dengan ruko atau bangunan burung walet tanpa merujuk kepada

karakter lingkungan yang sudah lebih dulu terbentuk. Jika keadaan ini berlangsung

terus menerus dikuatirkan dalam waktu yang tidak begitu lama kita akan

kehilangan salah satu kawasan utama yang mewakili identitas arsitektur kota

Medan.

Salah satu cara mempertahankan identitas kawasan Kesawan adalah dengan

mengembalikannya kepada "roh" tempat itu sendiri

(spirit ofplace).

Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengkaji fenomena pembentuk, mengkonkretkan, dan

mengkaji perubahan

genius loci

kawasan Kesawan melalui metoda pendekatan

fenomenologi arsitektur. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam membantu

para perancang mengenal proses terbentuknya

genius loci

pada kawasan Kesawan

dan memberikan rekomendasi arah perkembangan arsitektur kawasan Kesawan

khususnya dan kota Medan umumnya.

Kata kunci : identitas,

genius loci,

mengkonkretkan, fenomenologi arsitektur,

viii

(13)

ABSTRACT

From the view of urban architecture, Medan city is proud of consisting rich

synthesis from various styles and cultures from Malay, Dutch, British or Chinese.

This synthesis is crystallized from its history. The richness of Medan architecture

can be seen in Sudirman area which is planned with Garden City concept,

Kesawan area with its unique Chinese touch, and Maimoon area with its Palace

and Great Mosque.

After the Independence (1945), Medan architecture developed into new

period. New requirements produced buildings with new functions, and they were

designed according to their functions only. The result was buildings with same

architecture and function could be located in different places. Identity of Medan

architecture which was shaped from its history was not being used as foundation in

the design, motives and symbols were being used as patching only or to avoid

monotony, as a result this gave birth to a new architecture without clear identity. •

Similar situation happened to Kesawan area. As an area with strong identity,

Kesawan experienced drastic changes in the last decade. Old buildings with unique

architecture values were demolished and replaced with shop houses or bird's

houses without referring to the established environment character. If this situation

keeps happening it is worried that in short time we wi11lost one of areas which can

represent the identity of Medan architecture.

Identity of Kesawan architecture can

be preserved by referring back to the

spirit of place. This thesis is aiming at studying the phenomenon of genius loci,

concretizing it, and studying how Kesawan preserve its identity under the pressure

of historical change, with phenomenology of architecture method.

It

has

contribution to help architects to be aware of the genius loci at Kesawan area and

recommend future direction of Kesawan architecture in particular and Medan

architecture in general.

Key words: identity, genius loci, concretize, phenomenology of architecture.

IX

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)

(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

(94)

(95)

(96)

(97)

(98)

(99)

(100)

(101)

(102)

(103)

(104)

(105)

(106)

(107)

(108)

(109)

(110)

(111)

(112)

(113)

(114)

(115)

(116)

(117)

(118)

(119)

(120)

(121)

(122)

(123)

(124)

(125)

(126)

(127)

(128)

(129)

(130)

(131)

(132)

(133)

(134)

(135)

(136)

(137)

(138)

(139)

(140)

(141)

(142)

(143)

(144)

(145)

(146)

(147)

(148)

(149)

(150)

(151)

(152)

(153)