• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Blakely E.J. pada tahun 2013 mengatakan bahwa pengembangan ekonomi lokal (PEL) adalah strategi pengembangan wilayah yang bertumpu pada sumber daya lokal. Dimana ia mengatakan bahwasahnya PEL (Local economic

development) merupakan salah satu pendekatan dari konsep pengembangan

wilayah dari tengah (Development from within), yang merupaka gabungan dari pendekatan pegembangan wilayah dari atas (Development from above) dan pengembangan dari bawah (Development from below). Kemudian menurut Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012 menyatakan bahwa PEL bisa terjadi disebabkan oleh adanya penyerahan otoritas pusat ke daerah dan ditambah dengan adanya globalisasi yang mana suatu wilayah atau daerah diwajibkan untuk bisa bersaing dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan perubahan dan juga harus bisa beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah karena sifat manusia yang sangat dinamis. Dimana konsep pendekatan PEL dianggap sangat relevan untuk menguarangi segala macam permasalahan yang terjadi pada otoritas daerah karena sifatnya yang sangat detail dan menyeluruh.

Dari Ambar teguh sulistiyani tahun 2004 mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa wisata tidak akan berjalan baik apabila masyarakat sekitar tidak berperan disetiap kegiatan pemberdayaan, dimana dalam pelaksanaanya terdapat langkah-langkah yang harus di lalui dan penuhi yaitu: Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri; tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan; dan tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian. Kemudian dalam pemenuhan kualifikasi penggerak dalam pengembangan objek wisata memiliki komponen-komponen

(2)

yang menjadi acuan dasar. Kemudian menurut Inskeep tahun 1991 dan Hadiwijoyo tahun 2012 mereka menyatakan bahwa kegiatan pariwisata yang saat ini menjadi

highlight baru di wisata internasional hari ini adalah pariwisata pedesaan dan

termasuk didalamnya adalah objek desa wisata.

Ganon tahun 1993 dan Hadiwijoyo tahun 2012 mereka menyatakan bahwa pariwisata pedesaan adalah kegiatan wisata yang terbentuk dari berbagai kegiatan wisata untuk mendukung segala kegiatan didalamnya dengan sentuhan tradisonal. Dimana wisata perdesaan dipandang berkaitan langsung dengan strategi pengembangan pembangunan yang dapat terus di kembangkan di negara yang masih berkembang dengan menekankan kembali pengembangan industri kecil secara lebih luas, termasuk di dalamnya pengembangan wisata perdesaan. Pariwisata pedesaan dianggap menarik karena memiliki karakter yang sangat ciri khas karena masuk dalam kategori industri kecil. Kemudian prinsip dari pengembangan desa wisata adalah sebagai salah satu produk wisata alternatif yang dapat memberikan dorongan bagi pembangunan pedesaan yang berkelanjutan serta memiliki prinsip-prinsip pengelolaan antara lain, ialah memanfaatkan sarana dan prasarana masyarakat setempat, menguntungkan masyarakat setempat, berskala kecil untuk memudahkan terjalinnya hubungan timbal balik dengan masyarakat setempat, melibatkan masyarakat setempat, menerapkan pengembangan produk wisata pedesaan.

Kemudian Evans, Campbell, dan Stone house tahun 2003) mengatakan bahwa SDM atau sumberdaya manusia adalah satu dari banyak faktor pendukung yang memiliki peranan penting dalam memajukan dan mengembangkan sektor dibidang pariwisata. Disebutkan kembali SDM atau manusia (people) pada sektor pariwisata merupakan sumber daya yang sangat penting disebagian organisasi, khususnya pada organisasi penyedia jasa (service-based organization), yang maa SDM berperan sebagai kunci dalam mewujudkan keberhasilan kinerja. Dari hal itu maka, pemberdayaan manusia dianggap sangat penting dalam pengembangan suatu objek wisata.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Pesawaran tentang penetapan kawasan perdesaan berbasis keunggulan lokal, Desa Gunung Rejo merupakan salah satu dari 50 desa wisata dan termasuk dalam 10 besar desa wisata unggulan serta

(3)

sesuai dengan visi dari Kabupaten Pesawaran yang mana Kabupaten Pesawaran diharapkan mampu menjadi bumi wisata pada tahun 2025. Namun untuk menuju dan mencapai hal tersebut dibutuhkan peran dari masyarakat lokal untuk turut aktif dalam pengembangan wisatanya.

Kemudian menurut Harum tahun 2012 mengatakan bahwa seorang pemandu pariwisata atau (tour guid) bertugas menjadi teman perjalanan yang menemani wisatawan dalam melakukan wisatanya, selain itu pemandu wisata juga memiliki peran sebagai pemberi informasi, bimbingan, serta masukan kepada pengunjung dalam melakukan aktivitas wisatanya.Kemudian Harum juga menjelaskan bahwa seorang pemandu wisata merupakan faktor utama yang memiliki tugas membawa pengunjung mendapatkan pengalaman-pengalaman selama berwisata. Untuk mengembangkan desa wisata memiliki peran penting karena mereka tidak hanya sebagai pengantar wisatawan menuju destinasi wisata, namun mereka pula yang menjadi pusat dan penyebar segala informasi tentang desa wisata. Oleh karena itu pemandu wisata dianggap memiliki peranan yang sangat penting untuk mengembangkan objek desa wisata. Agar untuk dimasa mendatang desa gunung rejo mampu memenuhi standar yang berlaku untuk menjadi desa wisata yang unggul.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan RIPPDA Kabupaten Pesawaran tahun 2017 pariwasata merupakan sektor strategis untuk dikembangkan di Kabupaten Pesawaran, hal itu di karenakan Kabupaten Pesawaran mempunyai banyak potensi wisata yang sangat layak untuk dikembangkan yang kemudian nantinya dapat dijual bahkan sampai wisatawan mancanegara. Oleh karena itu Kabupaten pesawaran sendiri harus mampu memanfaatkan segala potensi yang telah ada seperti kondisi alamnya yang indah dan menyimpan bayak destinasi wisata baik bersifat bahari, alam, maupun budaya serta sejarah. Namun hal tersebut dapat dilaksanakan apabila Kabupaten Pesawaran dapat memanfaatkan semua potensi yangada dengan benar dan maksimal serta didukung pula dengan SDM Lokal yang kompeten. Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik maka potensi wisata daerah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga menambah pendapatan daerah, karena pada dasarnya Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu kabupaten yang

(4)

memiliki potensi sumber daya alam dan sumberdaya manusia yang masih dapat dikembangkan lebih lanjut.

Kekayaan dan keindahan alam yang dimiliki Kabupaten Pesawaran sangat beraga seperti pegunungan, air terjun dan pantai selain dikaruniai potensi alam yang sangat menakjubkan Kabupaten Pesawaran juga potensi wisata bebasis masyarakat yang mampu menjadi daya tarik wisatawan. Hal ini tentu menjadi peluang bagi Kabupaten Pesawaran, karena dalam Surat Keputusan Bupati Pesawaran disebutkan bahwa Kabupaten Pesawaran diharapkan mampu menjadi bumi wisata pada tahun 2025 serta untuk mendukung program Bupati yang akan segera di sahkan menjadi Peraturan Bupati Pesawaran tentang OVOD atau “One Village One

Destination” yang berarti satu desa minimal harus memiliki minimal satu objek

wisata baik alami maupun buatan (berbasis masyarakat).

Desa gunung rejo memiliki banyak objek wisata seperti air terjun anglo yang berada di dusun kaliawi, dan terdapat berbagai destinasi di dusun lain namun SDM Lokal untuk membantu mengembangkan potensi tersebut masih sangat rendah, sedangkan sebenarnya sumber daya manusia tersebut sangat diperlukan dalam membantu mengembangkan setiap potensi yang ada, seperti penyedia jasa pemandu wisata dan yang lainnya. Namun untuk menuju hal tersebut dibutuhkan peran aktif SDM Lokal yang dapat mendukung dalam pengembangan desa gunung rejo agar nantinya desa tersebut mampu menjadi objek desa wisata yang diminati wisatawan serta masyarakat juga mampu untuk memanfaat kan semua potensi yang ada pada desa gunung rejo. Selain itu, masyarakat juga harus memiliki kesiapan baik secara metal/kemauan maupun secara fisik/kemampuan untuk bekerja berdasrkan standar yang berlaku di bidang pariwisata.

Dari penjabaran potensi dan masalah yang telah disebutkan diatas maka timbul lah pertanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut:

“Bagaimanakah Kesiapan SDM Lokal dalam Pengembangan Objek Desa Wisata di Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran?” Kajian penelitian ini dibuat sebagai kajian awal untuk pengembangan wisata di Kabupaten Pesawaran khususnya desa gunung rejo yang merupakan objek desa wisata unggulan di Kabupaten Pesawaran. Hal ini juga seiring dan sejalan dengan tujuan dari pemerintah Kabupaten Pesawaran yang mana sangat mengharapkan

(5)

kabupaten tersebut mampu menjadi bumi pariwisata pada tahun 2025 dengan menerapkan konsep “One village one destination” atau satu desa minimal harus memiliki saru destinasi wisata unggulan, yang mana konsep OVOD tersebut juga akan di tetapkan pada Peraturan Bupati Kabupaten Pesawaran. Dengan kata lain diharapkan dengan tugas akhir ini dapat menjadi langkah awal pemerintah untuk dapat terus mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Pesawaran agar tercapai visi dari Pemerintah Kabupaten pesawaran dan juga konsep “One village

one destination” dapat berjalan dengan baik. 1.3 Tujuan dan Sasaran

Dari penjelasan pada latar belakang dan rumusan masalah penelitian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesiapan SDM Lokal dalam pengembangan objek desa wisata di Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil dari tujuan tersebut dibutuhkan sasaran penelitian seperti dibawah ini:

1. Mengidentifikasi kemampuan SDM lokal dalam pemenuhan tenaga kerja kepemanduan desa wisata untuk mendukung pengembangan objek desa wisata

2. Mengidentifikasi kemauan SDM Lokal dalam mendukung pengembangan objek desa wisata gunug rejo.

1.4 Manfaat Penelitaan

Dalam penulisan ini diharapkan akan bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bagi banyak pihak, demi kemajuan desa wisata yang ada di Desa Gunung Rejo khususnya dan pariwisata kabupaten pesawaran pada umumnya untuk kedepannya nanti. Manfaat dari penulisann ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Dalam hal ini manfaat akademisi diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti tentang dunia pariwisata khususnya peran aktif masyarakat lokal dalam pengembangan Desa Gunung Rejo sebagai salah satu Objek Desa Wisata di Kabupaten Pesawaran. Serta mampu memberikan saran atau masukan sebagai referensi untuk penulisan sejenis dilingkungan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota.

(6)

Pada bagian ini manfaat praktisi dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu manfaat bagi intansi terkait dan manfaat bagi perangkat desa itu sendiri, dan dijelaskan seperti dibawah ini:

a) Manfaat Bagi Instansi

Manfaat praktisi dalam hal ini manfaat bagi instansi, berharap dapat mengetahui seberapa siap SDM Lokal dalam pengembangan Desa Gunung Rejo sebagai salah satu objek desa wisata di Kabupaten Pesawaran. Serta dapat menganalisis kemauan dan kemampuan masyarakat dalam turut berperan dalam pengembangan objek desa wisata serta mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan dan kemauan masyarakat dalam turut berperan dalam pengembangan objek desa wisata di Desa Gunung Rejo sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan teknologi informasi dan industri paariwisata di Indonesia yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukan. Hasil analisa dan penelitian yang dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak instansi untuk menentukan kebijaksanaan instansi di masa yang akan datang dalam hal ini Dispar, Diskoperindag, dinas PMD dan OPD Kabupaten Pesawaran lainnya untuk meningkatkan fasilitas penunjang tersebut untuk mendukung desa way ratai umumnya dan Desa Gunung Rejo khususnya sebagai objek desa wisata.

b) Manfaat Bagi Perangkat Desa

Manfaat praktisi dalam hal ini berharap dapat mengetahui seberapa siap masyarakat lokal Desa Gunung Rejo sebagai salah satu objek desa wisata di Kabupaten Pesawaran. Serta dapat melihat seberapa berpengaruhnya peran aktif masyarakat lokal Desa Gunung Rejo untuk menjadi objek desa wisata yang nantinya dapat menjadi masukan bagi perangkat desa seperti BUMDes, Peran pokdarwis dan karang taruna untuk menjadikan Desa Gunung Rejo dapat bersaing di tingkat regional.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

Daerah studi yang akan ditinjau adalah Desa Gunung Rejo Kabupaten Pesawaran yang terletak di dataran tinggi dan dikelilingi perbukitan serta

(7)

pegunungan dengan ketinggian 400-500 mdpl dan dengan luasan desa sebesar 1050 Ha.

Sumber: Hasil Analisis, 2020

Gambar I. 1 : Peta administrasi Kecamatan Way Ratai

Adapun batas admistrasi Desa Gunung Rejo adalah: Utara : Hutan Kawasan/Gunung Pesawaran Selatan : Desa Poncorejo KecamatanWay Ratai Timur : Desa Mulyosari Kecamatan Way Ratai Barat : Desa Babakan Loa Kecamatan Kedondong 1.5.2 Ruang Lingkup Subtansi Penelitian

Ruang lingkup Subtansi dalam penelitian ini akan membahas teori menurut ahli pariwisata yang berhubungan dengan materi pada penelitian ini yang dijelaskan seperti dibawah ini:

1. Untuk menjawab sasaran pertama penelitian ini mengacu pada komponen yang terdapat pada standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI). Dimana SKKNI adalah kumpulan dari standar yang berlaku untuk setiap kompetensi dalam penyediaan tenaga kerja dibidang pariwisata dan telah ditetapkan dalam undang-undang. Kompetensi dalam penelitian ini di bagi menjadi 3 bagian :

(8)

a) Kompetensi Kemampuan Umum

Komponen kompetensi kemampuan ini berlaku dan dibutuhkan pada hampir semua sub bidang keahlian/ pekerjaan,

b) Kompetensi Kemampuan Inti

Komponen kompetensi kemampuan inti adalah kompetensi yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas-tugas inti pada suatu bidang keahlian tertentu dan merupakan unit- unit yang wajib dari sub bidang keahlian/ pekerjaan dimaksud dengan memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan spesifik.

c) Kompetensi Kemampuan Khusus

Komponen Kompetensi Kemampuan Khusus ini memerlukan kekhususan dan memerlukan kemampuan analisis yang mendalam dan terstruktur.

2. Untuk menjawab sasaran kedua

Konsep motivasi/kemauan bekerja mengacu pada teori Kovach tahun 1987, kemudian dibandingkan dengan konsep motivasi/kemauan bekerja dari Nasution tahun 2016 dan Sandria tahun 2018, sehingga dapat menarik konsep motivasi/kemauan bekerja yang telah disintesis dengan karakteristik wilayah dan karakteristik masyarakat pada wilayah studi. Dimana konsep tersebut dilihat dari gaji atau upah, lingkugan dalam pekerjaan, kepuasan dalam pekerjaan, jam kerja dan apresiasi yang diberikan. Kemudian mengacu pada RTRW Kabupaten Pesawaran dan RIPPDA Kabupaten Pesawaran yang digunkan untuk langkah awal untuk melakukan penelitian ini yang berjudul “Kesiapan SDM Lokal dalam Pengembangan Objek Desa Wisata di Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran)”.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam hal in akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian secara terstruktur. Pada bagian metodologi penelitian dijelaskan mengenai konsep penelitian, metode yang digunakan dalam pengumpulan sampel, metode yang digunkan dalam pengambilan sampel dan metode yang akan digunkan dalam analisis data pada penelitian yang bertema Kesiapan SDM Lokal dalam

(9)

pengembangan objek desa wisata di Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran.

1.6.1 Pendekatan Metode Penelitian

Menurut Creswell tahun 2014 Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendektan untuk menguji hubungan antar variable dengan teori obyektif, variable-variabel terdiri dari angka-angka yang dapat diukurdan dianalisis menggunakan prosedur statistik Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012) dapat diartikan sebagai metode penelitian di mana manusia/ responden tidak hanya dianggap sebagai objek tetapi juga sebagai subjek, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode penelitian ini diajukan untuk menganalisis kesiapan SDM Lokal dalam pengembangan objek desa wisata (Studi kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran). Dalam mengumpulkan, mengungkapkan berbagai masalah dan tujuan yang hendak dicapai maka penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi deskriptif analitis. Menurut Nawawi dan Martin (1994) mendefinisikan metode deskriptif sebagai metode yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta historis tersebut. Metode statistik deskriptif adalah suatu metode atau cara yag berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus sehingga dapat memberikan informasi yang berguna.

Statistik deskriptif juga merupakan metode yang sangat sederhana, yang mana metode ini hanya mendeskripsikan kondisi dari data yang sudah di miliki dan menyajikannya dalam bentuk tabel, diagram, grafik dan bentuk lainnya yang disajikan dalam uraian-uraian singkat. Dalam penelitian ini metode statistik deskriptif digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan SDM lokal dengan

(10)

melihat kemampuan dan kemauan masyarakat yang memenuhi kualifikasi tenaga kerja bidang pariwisata. Berangkat dari penjabaran diatas sebuah penelitian kuantitatif yang telah dibentangkan diatas, maka dapat dikemukakan bahwa dalam penelitian ini, peneliti langsung berlaku sebagai alat peneliti utama (key instrument) yang mana melakukan proses penelitian secara langsung dan aktif dalam mewawancari dengan menggunakan alat berupa angket/kuisioner, mengumpulkan berbagai data atau materi yang berkaitan dengan kesiapan SDM dalam pengembangan objek desa wisata di Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran.

1.6.2 Unit Amatan serta Unit Analisis Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian dibutuhkan batasan-batasan agar tujuan dalam penelitian ini dapat dicapai. Batasan dalam penelitian ini terdiri dari unit amatan dan unit analisis yang dilihat sebagai berikut:

1.6.2.1 Unit Amatan

Objek yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan sasaran dari penelitian ini, maka penggunaan metode kuantitatif dengan pendekatan deduktif dan analisis deskriptif untuk menganalisa serta mendeskripsikan semua indikator kesiapan SDM lokal guna mendukung desa tersebut untuk mampu menjadi objek desa wisata yang unggul di Kabupaten Pesawaran.

1.6.2.2 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan dan dipertimbangkan sebagai subyek penelitian sebagaimana yang dikemukakan oleh ari kunto tahun 2002.

Tabel I. 1: Unit Analisis Penelitian

Unit Analisis

Aspek Kriteria

Mengidentifikasi kemampuan dan Kemauan SDM dari responden di lokal dalam pemenuhan tenaga kerja bidang kepemanduan desa

Kemampuan A. Kompetensi Kemampuan Umum B. Kompetensi Kemampuan Inti C. Kompetensi Kemampuan Khusus

(11)

Penelitian

Unit Analisis

Aspek Kriteria

wisata untuk mendukung pengembangan objek desa wisata

Kemauan (Motivasi Bekerja) 1. Gaji 2. Lingkungan tempat Kerja 3. Pekerjaan 4. Lama Jam Kerja 5. Apresiasi terhadap

pekerjaan Sumber: Hasil Analisis, 2020

1.6.3 Konseptualisasi Penelitian

Pengembangan ekonomi lokal (PEL) adalah suatu tindakan dimana pemerintah atau suatu kelompok masyarakat disuatu daerah mencoba untuk terlibat dan berusaha utuk terus mendorong demi memelihara dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat lokal dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Konsep ini juga sagat menekankan pada kekuatan dalam penggerakan-penggerakan sumberdaya yang ada, kapasitas dan juga softskill yang dimiliki oleh masyarakat setempat agar dapat terus digunakan dan dimanfaatkan dan tercapainya pembangunan ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja desa wisata juga sangat erat kaitannya dengan kemampuan dan kemauan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh desa wisata yang dimiliki masyarakat. Pada kompetensi digunakan 3 penyesuaian kompetensi yaitu kompetensi kemampuan umum, kompetensi kemampuan inti, dan kompetensi kemampuan khusus denga begitu akan menghasilkan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja desa wisata untuk meningkatakan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat. Penyesuaian antara konsep motivasi kemauan bekerja yaitu gaji, lingkungan ditemppat kerja, kepuasan terhadap pekerjaan, lama jam kerja dan apresiasi, dalam desa wisata menghasilkan kemauan masyarakat untuk bekerja pada desa wisata. Apabila masyarakat telah memenuhi komponen kemampuan dan kemauan maka masyrakat des agunung rejo dapat dikatakan bahwa des ini telah siap dan memiliki kemauan bekerja. Akan lebih mudah mengerti dengan melihat tabel diberikut:

(12)

Sumber: Hasil Analisis Pribadi, 2020

Gambar I. 2: Konseptual dalam Penelitian

Pariwisata Berbasis (PEL) Pengembangan Pariwisata berbasis Desa Wisata Membuka Peluang Pekerjaan Menyediakan SDM Desa Wisata Penyerapan Tenaga Kerja Kebutuhan Tenaga Kerja Desa Wisata

Kemampuan Masyarakat Kompetensi Bekerja 1. Kemampuan Umum 2. Kemampuan Inti 3. Kemampuan Khusus Kemauan Masyarakat Motivasi Bekerja 1. Gaji 2. Lingkungan dalam bekerja 3. Kepuasan Terhadap Pekerjaan 4. Lama Jam Kerja 5. Apresiasi Kesiapan SDM dalam Pengembangan Objek Desa Wisata SDM Sebagai Tenaga Kerja Bidang wisata

Tidak Memiliki Kemauan Tidak Memiliki Kemampuan Memiliki Kemampuan Memiliki Kemauan SKKNI Motivasi Bekerja Memiliki Kesiapan dalam Pengembangan Desa Wisata Motivasi Bekerja SKKNI Tidak Memiliki Kesiapan dalam Pengembangan Desa Wisata Konsep Pengembangan Ekonomi Lokal

(13)

1.6.4 Operasionalisasi Penelitian

Berdasarkan konseptualsasi penelitian, selanjutnya dilakukan perumusan operasionalisasi dalam penelitian yang dilihat dari hasil sintesis dari literatur-literatur terkait. Operasionalisasi dilakukan dengan menurunkan konsep penelitian ke dalam indikator dan tolak ukur berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan pada konsep penelitian. Indikator dan tolak ukur yang telah disusun akan digunakan sebagai kebutuhan data dalam penelitian ini dan sebagai acuan dalam membuat perangkat survey dilapangan. Untuk sasaran 1 yaitu mengidentifikasi kemampuan SDM lokal dalam mendukung pengembangan objek desa wisata disusun berdasarkan sintesis dan literatur. Adapun indikator dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel I. 2: Operasionalisasi dalam Penelitian Sasaran 1

Kriteria Variabel Indikator Tolok Ukur

Kompetensi Kemampuan Umum ( common core unit)

Mampu berkomunikasi dengan mitra kerja

dan wisatawan. Dapat berinteraksi di lingkungan kerja

Mampu bekerjasama dengan mitra kerja dan wisatawan Mampu memenuhi kebutuhan dan

permintaan pengunjung Dapat menyediakan kebutuhan wisatawan Memiliki rasa saling membantu sesama tim

dalam melakukan setiap kegiatan Dapat bekerja dalam satu tim Mampu beradaptasi dengan kebiasaan yang

dimiliki rekan kerja maupun wisatawan.

Memiliki sikap tolerasi yang tinggi, baik wisatawan atau mitra kerja

Mampu bekerja dalam lingkungan sosial berbeda Dapat melakukan tanggung jawab sesuai

dengan peraturan.

Bekerja sesuai dengan prosedur K3 ditempat kerja

Bekerja sesuai dengan prosedur K3 ditempat kerja

(14)

Kriteria Variabel Indikator Tolok Ukur

Dapat menyelesaikan perselisihan secara

cepat, tepat dan bijaksana Dapat mengatasi masalah dengan cepat dan bijak

Dapat menangani situasi konflik

Mampu berkreasi dan berinovasi dalam pengembangan objek wisata

Kreatif, inovatif dan berwawasan luas dibidang desa wisata

Mampu memahami isu terkait desa wisata

Kemampuan Kompetensi Kemampuan Inti(Functional

Mampu mencari informasi mengenai desa wisata, baik potensimaupun perkembangan

desa wisata

Dapat mencari serta mengumpulkan informasi mengenai desa wisata

Memiliki pengetahuan tentang desa wisata

Mampu mempersiapkan segala sesuatu tentang desa wisata, serta berhubungan baik

dengan stakeholder dan masyarakat

Mampu menyiapkan kegiatan desa wisata dengan bekerjasama dengan pihak lain

Dapat merencanakan kegiatan desa wisata

Mampu memberikan dan menyampaikan segala sesuatu tentang desa wisata

Mampu menyiapkan informasi untuk dibagikan pada pengunjung

Menyajikan segala informasi tentang kegiatan wisata Mampu mengadakan kegiatan desa wisata

yang terencana dengan baik.

Mampu meyiapkan kegiatan yang dapat mengedukasi tentang desa wisata Mampu memberi informasi terkini dan

akurat tentang desa wisata

Mampu menyampaikan informasi dan aktivitas desa wisata kepada wisatawan

(15)

Kriteria Variabel Indikator Tolok Ukur

Mampu berkomunikasi dengan baik dengan wisatawan.

Mempunyai kemampuan berinteraksi yang baik dengan wisatawan

Dapat melakukan kegiatan pemanduan desa

wisata yang sesuai Mampu melaksanakan tugas desa wisata Mampu melakukan pemanduan dan interpretasi

kegiatan desa wisata Memiliki sikap bertanggung jawab dalam

memberikan informasi tentang pengetahuan desa wisata kepada wisatawan

Mampu membuat laporan kegiatan desa wisata.

Mampu memberikan informasi kepada wisatawan tentang prilaku yang harus

diterapkan di sekitar desa wisata

Mampu mengontrol dampak dari kegiatan wisata

Dapat menekan dampak negatif dari kegiatan desa

wisata Dapat membuat laporan terkait kegitan desa

wisata secara baik Dapat membuat Laporan kegiatan desa wisata

Dapat melakukan Evaluasi Kegiatan dengan baik

Kompetensi Kemampuan Khusus (Supporting

Competency Unit)

Dapat berinteraksi langsung ataupun

Berkomunikasi melalui telepon Mampu menggunakan telepon

Dapat ber interaksi menggunakan telepon

Dapat membuat dokumen komputer Mampu memproses Dokumen Kantor

Melakukan prosedur administrasi Dapat membuat surat dengan baik Mampu membuat Naskah Surat

(16)

Kriteria Variabel Indikator Tolok Ukur

Dapat melakukan penyimpanan file dokumen dengan prosedur keamanan yang

benar

Mencari dan mendapatkan data computer Dapat mengoperasikan microsoft office di komputer

Dapat menjalankan komputer maupun perangkat lunak untuk

keperluan admistrasi Membuat dokumen dalam komputer Dapat membuat/mengedit dan mengirim file

dokumen

Dapat menggunakan komputer Dapat menjalankan fungsi komputer

Membaca dan Menulis dalam bahasa inggris ada tingkat operasional dasar

Dapat mengetahi simbol/tanda pada teks

sederhana dalam komputer Dapat memahami isi teks sesuai dengan tujuan dan inti

teks Dapat menulis juga melengkapi dokumen,

formulir, dan instruksi dasar ditempat kerja Sumber: (Bhatawdekar, 2012) (Deist & Winterton, 2006) (MRA-TP, 2012) (SKKNI, 2004) (Rahman, 2014)

Untuk sasaran 2 yaitu Mengidentifikasi Kemauan SDM dari responden di lokal dalam mendukung pengembangan Objek Desa Wisata disusun berdasarkan sintesis dan literatur. Adapun indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel I. 3: Operasionalisasi pada Sasaran 2

Kriteria Variabel Indikator Tolok Ukur

Kemauan (Konsep

Motivasi Kerja) Gaji/Upah

Memiliki kemauan untuk diberikan upah/gaji yang tidak menentu

Mau dan bersedia untuk diberikan upah yang tidak menentu

(17)

Kriteria Variabel Indikator Tolok Ukur

Lingkungan Kerja

Memiliki keinginan untuk bekerja di bidang pariwisata dengan karakter orang

yang berbeda-beda.

Mau dan bersedia menjadi dan pemandu desa dengan karakter wisatawan yang berbeda-beda

Kepuasan Terhadap Pekerjaan

Memiliki kepuasan terhadap hasil kerja yang telah dengan apresiasi kerja yang

tidak menentu

Mau dan bersedia untuk bekerjadan menjadi tenaga kerja desa wisata

Jam Kerja Mau dan bersedia bekerja 8 jam/hari Mau dan bersedia untuk bekerja dengan waktu kerja yang disesuaikan dengan pihak terlibat

Apresiasi

Dapat bekerja sebagai pemandu desa wisata dengan mengandalkan pemasukan dari

jumlah wisatawan

Mau dan bersedia untuk menerima bentuk apresiasi yang berlaku saat ini Sumber: (Kovach, 1987 Nasution, 2016 Sandria, 2018)

(18)

1.6.5 Metode Pengumpulan Data

Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dimana data primer sangat dibutuhkan untuk mencari lebih jauh mengenai informasi langsung dari sumbernya/industri pariwisata, dalam hal ini instansi terkait serta desa gunung rejo sebagai objek desa wisata terkait kemampuan dan kemauan SDM dari responden di Lokal untuk mengembangkan objek desa wisata gunung rejo. Sedangkan data sekunder sendiri dibutuhkan untuk mengetahui standarisasi kemampuan dan kemauan SDM dari responden di untuk mengembangkan objek desa wisata gunung rejo.

A. Jenis Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Berikut penjelasannya:

1. Data Primer

Data primer dibutuhkan untuk mencari lebih jauh mengenai informasi langsung dari sumbernya/industri pariwisata dalam hal ini dari pihak pengelola desa wisata gunung rejo yaitu masyarakat desa gunung rejo itu sendiri sebagai salah satu objek desa wisata di Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran. Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini menggunakan kuesioner, observasi serta studi dokumenter, berikut penjelasannya:

a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Dalam penelitian ini peneliti menyebar kuesioner/angket kepada responden yaitu masyarakat di desa gunug rejo yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan teknik simple random sampling atau pemilihan secara acak namun tetap sesuai aturan untuk mengidentifikasi kesiapan SDM dalam pengembangan objek desa wisata dalam hal ini dilihat dari tingkat kemampuan dan kemauan dari masayarakat lokal itu sendiri.

(19)

b. Observasi

Metode pengamatan atau observasi merupakan suatu unsur penting dalam penelitian kuantitatif, observasi dalam konsep yang sedehana adalah sebuah proses atau kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti untuk bisa mengetahui kondisi realitas lapangan penelitian. Perolehan data dan informasi dengan cara observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan untuk melihat karakteristik desa wisata Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber pertama melainkan dari data-data intansi terkait yang disesuaikan dengan kebutuhan data. Dalam penelitian ini data sekunder yang diperlukan berasal dari Dinas Pariwisata Pesawaran, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), BPS Pesawaran dan Perangkat Desa Gunung Rejo dan Pokdarwis serta Karang Taruna Desa Gunung Rejo yang berperan. Data-data yang dihimpun dalam penelitian ini berupa data yang memiliki keterkaitan dengan aspek desa wisata dan SDM yang dapat menunjang kegiatan wisata yang ada di Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran. Sementara itu, data sekunder dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran mengenai karakteristik wilayah studi. Cara memperoleh data sekunder ini yaitu sebagai berikut:

a. Survey Intansi

Survey intansi ini guna mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian. Instansi yang dituju juga sangat disesuaikan dengan kebutuhan data dan keperluan data yang berhubungan dengan penelitian. Pada penelitian mengenai kesiapan SDM Lokal dalam pengembangan objek desa wisata (studi kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran) diperoleh Dinas Pariwisata Pesawaran, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), BPS Pesawaran dan Perangkat Desa Gunung Rejo dan Pokdarwis serta Karang Taruna Desa Gunung Rejo yang berperan.

(20)

b. Kajian Dokumen

Data yang diperoleh dari kajian literatur berasal dari internet, buku, jurnal maupun media masa yang mendukung kebutuhan data dalam pelaksanaan penelitiaan. Keseluruhan kajian literatur tersebut masih berhubungan dengan tema utama yaitu Kesiapan SDM Lokal dalam Pengembangan Objek Desa Wisata (Studi Kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran).

B. Kebutuhan Data

Pengumpulan data sekunder pada penelitian ini menggunakan studi dokumen dan literatur-literatur. Dokumen yang ditinjau dan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi dokumen stastistik dan literatur yang telah terpublikasi seperti buku, jurnal, artikel, dan lain sebagainya. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelilitian ini didapatkan dari berbagai intansi diantaranya Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pesawaran, Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Pesawaran, Kantor Dinas Pengembangan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Pesawaran dan Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu:

Tabel I. 4: Kebutuhan Data

Sasaran Fokus

Penelitian Kebutuhan Data

Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Mengidentifikasi kemampuan dan Kemauan SDM dari responden di lokal dalam pemenuhan tenaga kerja bidang kepemanduan desa wisata untuk mendukung pengembangan Objek Desa Wisata Kemampuan 1. Data Pendidikan masyarakat

2. Data agenda Pelatihan wisata untuk

masyarakat

3. Data Pengalaman Kerja masyarakat dibidang pariwisata Primer dan Sekunder Kuesioner dan Telaah Dokumen Perangkat Desa dan Mayarakat serta BPS Kabupaten Pesawaran, Dinas Pariwisata Kabupaten Pesawaran Kemauan (Motivasi Bekerja)

1. Data Status Pekerjaan dan Data Jenis Pekerjaan 2. Data penghasilan

masyarakat

3. Data kepuasan terhadap Pekerjaan 4. Data Pendapatan masyarakat 5. Data Monografi masyarakat desa Gunung Rejo Primer dan Sekunder Kuesioner dan Telaah Dokumen Perangkat Desa dan Mayarakat serta BPS Kabupaten Pesawaran

(21)

1.6.6 Teknik Sampling Data

Metode sampling yang digunakan adalah Non-Probability sampling yaitu Purposive Sampling. Menurut Sugiyono tahun 2012 mengutarakan bahwa Non-Probability Sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan/ peluang yang sama untuk setiap anggota atau unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan menetukan responden sesuai dengan range usia produktif yaitu 15-64 tahun. Sedangkan Purposive Sampling yaitu suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling karena mempertimbangkan kondisi indonesia yang terkena dampak dari adanya Covid-19 yang menghambat dalam penetuan pengambilan sampel sehingga didapatkan solusi yaitu dengan bantuan dan pertimbangan dari kepala desa desa gunung rejo yang mana sampel-sampel nantinya adalah pilihan dari kepala dusun desa gunung rejo, tentunya dengan kriteria usia produktif 15-64 tahun baik laki-laki atau pun perempuan dan diutamakan yang aktif pada setiapan kegiatan desa.

Kuesioner akan disebarkan ke seluruh masyarakat di Desa Gunung Rejo yang telah ditentukan sebelumnya, serta kuesioner pada penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi kesiapan SDM Lokal dalam pengembangan objek desa wisata di Desa wisata gunung rejo. Responden diambil sepenuhnya dari masyarakat di Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran. Maka kuesioner dibagikan kepada setiap warga dimasing-masing dusun berdasarkan pertimbangan dari kepala desa adalah sebagai berikut:

Tabel I. 5 : Pembagian sampel desa gunung rejo Dusun Jumlah Sampel

Ideal Sampel yang di dapat Ngadirejo 10 10 Candi Sari 1 10 10 Candi Sari 2 10 10 Gunung Rejo 1 10 10 Gunung Rejo 2 10 10 Talang Bandung 10 10

(22)

Dusun Jumlah Sampel Ideal Sampel yang di dapat Tegal Rejo 14 14 Kaliawi 13 13 Kali Pasir 10 10 Jumlah 97 97

Sumber: Hasil analisis pribadi, 2020

1.6.7 Teknik Analisis Data

Proses analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan tahap sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Peneliti akan melakukan pengumpulan data dari sebelum dan sesudah melakukan penelitian ke lapangan. Data yang didapat peneliti berasal dari kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat sekitar Desa Gunung Rejo Kabupaten Pesawaran, dan wawancara semi tertutup kepada instansi terkait serta melakukan observasi. Semua data yang didapat oleh peneliti dikumpulkan menjadi satu file.

2. Reduksi Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat reduksi data. Dimana setelah peneliti memperoleh data, data selanjutnya dikaji kelayakannya dengan memilih mana yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini. Dengan kata lain proses ini digunakan untuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak penting, serta mengorganisasikan data, sehingga memudahkan peneliti untuk menarik kesimpulan.

3. Penyajian Data

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklasifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data. Dalam penelitian ini penyajian data berupa tabel dan diagram yang kemudian di deskripsikan melalui teks-teks tentang Kesiapan SDM dalam Pegembangan Obyek Desa Wisata Gunung Rejo yang telah melalui tahap reduksi data.

(23)

Setelah data terkumpul cukup memadai maka selanjutnya diambil kesimpulan sementara dan setelah data benar benar lengkap maka diambil kesimpulan akhir. Kesimpulan akan diklarifikasikan dan diverifikasikan selama penelitian berlangsung.

Dalam penelitian tugas akhir ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Menurut Sugiyono tahun 2007 menjelaskan bahawa analisis stastistik deskriptif ialah caara menganalisis data dengan cara menjelaskan, menyebutkan dan menggambarkan suatu data yang telah diperoleh ada tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penyajian data pada statistik deskriptif melalui tabel, grafik, pictogram, diagram lingkaran, perhitungan modus, mean, desil, persentil, dan presentase. Proses analisis kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif pada penelitian ini berdasarkan sasaran penelitian adalah sebagai berikut:

A. Analisis kemampuan SDM Lokal dalam Pengembangan Objek Desa Wisata

Untuk menganalisis kemampuan pada masyarakat lokal menggunakan analisis statistik deskriptif, yaitu analisis menggunakan data kuantitatif yang didapatkan dari kuesioner yang dibagikan langsung kepada masyarakat lokal di desa gunung rejo untuk mengetahui kemampuan masyarakat lokal desa gunung rejo dalam pengembangkan objek desa wisata. Analisis statistik deskriptif digunakan dalam menentukan kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat lokal desa gunung rejo. Penentuan kapasitas masyarakat lokal dinilai menggunakan kuesioner, yang nantinya dikategorikan menjadi tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Setelah sudah terdapat kesimpulan mengenai kapasitas masyarakat lokal, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan kapasitas yang dimiliki masyarakat lokal dengan melihat range komponen pada kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri pariwisata sehingga dihasilkan kemampuan masyarakat lokal dalam mengembangkan objek desa wisata. Untuk mengetahui tingkat kemampuan masyarakat lokal, dinilai menggunakan kuesioner yang telah di kategorikan menjadi tinggi-rendah sesuai dengan pilihan jawaban pada kuesioner. Berikut adalah ilustrasinya:

(24)

Sumber: Hasil Analisis, 2020

Gambar I. 3: Gambaran Analisis Kemampuan Masyarakat

Jika sudah diketahui seberapa tinggi kesiapan SDM Lokal yang dulihat melalui komponen kemampuan, maka step yag harus dilalui berikutnya adalah melihat dan menempatkan persentasi dari hasil kesiapan dengan gradasi warna yang telah di katagorikan sesuai dengan proporsi. Terdapat empat proporsi gradasi warna yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a.

Proporsi 100% - 75% berarti masyarakat memiliki kesiapan yang kuat/sangat siap

b.

Proporsi 74% - 56% berarti sebagian besar masyarakat memiliki kuat/siap

c.

Proporsi 55% - 1% berarti sebagian kesil masyarakatkuat/siap

d.

Proporsi 0% berarti masyarakat sama sekali belum siap

Sumber: Hasil Analisis, 2020

Gambar I. 4: Ilustrasi tabel analisis kemampuan masyarakat

Komponen

SDM Lokal (%)

Tinggi Rendah

Apakah anda pernah mencari atau mengetahui masalah-masalah tentang desa

wisata?

45.5% 54.5%

100% - 75% memiliki kesiapan yang kuat/sangat siap 74% - 56% sebagian besar masyarakat memiliki kuat/siap

55% - 1% sebagian kesil masyarakatkuat/siap 0% masyarakat sama sekali belum siap

Komponen

SDM Lokal (%)

Tinggi Rendah

Apakah anda mampu berinteraksi dengan baik kepada para

wisatawan?

45.5% 54.5% Apakah anda mampu berinteraksi dengan baik kepada para wisatawan?

a. Ya  Tinggi b. Tidak Rendah

Jika banyak dari responden menjawab a, Maka sebagian besar responden telah memiliki pengetahuan tentang masalah desa wisata yang tinggi dan bisa di katakana responden sudah memiliki komponen tersebut.

(25)

B. Analisis Kemauan SDM Lokal dalam Mendukung Pengembangan Objek Desa Wisata

Untuk menganalisis kemauan SDM Lokal tersebut akan digunakan teknik analisis statistik deskriptif, yaitu analisis menggunakan data kuantitatif yang didapatkan dari kuesioner masyarakat lokal di Desa Gunung Rejo untuk mengetahui kemauan masyarakat lokal Desa Gunung Rejo dalam bekerja dibidang pariwisata. Analisis statistik deskrptif digunakan dalam menentukan kesediaan yang dimiliki oleh masyarakat lokal Desa Gunung Rejo. Setelah sudah terdapat kesimpulan mengenai kesediaan masyarakat lokal dalam bekerja, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan kesediaan untuk bekerja yang dimiliki masyarakat lokal dengan hak dan kewajiban tenaga kerja yang diberikan oleh industri pariwisata dalam hal ini adalah objek desa wisata gunung rejo sehingga dihasilkan kemauan masyarakat lokal dalam bekerja di industri pariwisata.

Sumber: Hasil Analisis, 2020

Gambar I. 5: Gambaran Tabel Analisis Kemampuan Masyarakat

1.7 Keaslian Penelitian

dibawah ini adalah tabel ringkasan tentang keaslian dalam penelitian tentang Kesiapan SDM Lokal dalam Pengembangan Objek Desa Wisata (Studi Kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran):

Komponen

Masyarakat Lokal (%)

Tinggi Rendah

Apabila anda mendapatkan upah sesuai dengan pemasukan dari objek desa wisata, apakah anda mau bekerja sebagai pemanduwisata/pengelola objek desa wisata?

45.5% 54.5%

100% - 75% memiliki kesiapan yang kuat/sangat siap 74% - 56% sebagian besar masyarakat memiliki kuat/siap

55% - 1% sebagian kesil masyarakatkuat/siap 0% masyarakat sama sekali belum siap

(26)

Tabel I. 6 : Keaslian Penelitian

Nama, Tahun Judul Metode Hasil Perbedaan

Abdur Rohim (2013)

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata (Studi di Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, DIY)

Development Based Tourism, Partisipasi Masyarakat

Strategi Pengembangan Desa Wisata

Lokasi penelitian berbeda dan hasil penelitian berbeda

Susi Lestari (2009)

Pengembangan Desa Wisata Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat (studi di Desa Wisata Kembang Arum, Sleman)

Community based tourism

Bentuk Pemberdayaan Masyarakat

Lokasi penelitian berbeda dan hasil penelitian berbeda

Ghoitsa Rohmah Nurazizah dan Darsiharjo (2018)

Kesiapan Masyarakat Desa Wisata Di Kampung Seni & Budaya Jelekong Kabupaten Bandung

Community Based Tourism

Bentuk Pemberdayaan Masyarakat

Penulis Hanya Ingin Mengidentifikasi Analisis Analisis Kesiapan SDM Lokal dalam Pengembangan Objek Desa Wisata (Studi Kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran).

Nadia Putri Aulia, 2012

Kesiapan SDM dalam Pengembangan Kawasan Pariwisata Kota Sabang untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Pengembangan Ekonomi Lokal Pengembangan Ekonomi Lokal, Bentuk Pemberdayaan Masyarakat

Lokasi penelitian berbeda dan hasil penelitian berbeda

Shofia Ahmad, 2021

Kesiapan SDM Lokal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja bidang agrowidya

wisata (studi kasus: desa sinar harapan)

Pengembangan Ekonomi Lokal

Pengembangan Ekonomi Lokal, Bentuk Pemberdayaan Masyarakat

Lokasi penelitian berbeda dan hasil penelitian berbeda

Siti Nur Amalia Sari, 2021

Kesiapan SDM dalam Pengembangan Desa Wisata (studi kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran)

Pengembangan Ekonomi Lokal

Pengembangan Desa Wisata Lokasi penelitian berbeda serta penulis ingin mengetahui kesiapan sdm lokal yag ada untuk membantu dalam pengembangan desa wisata setempat.

(27)

1.8 Kerangka Berpikir Penelitian

Tabel I. 7 : Kerangka Berpikir 1

---Latar Belakang --- Rumusan Masalah ---Pertanyaan Penelitian --- Tujuan ---Sasaran --- Metodologi Penelitian

Sumber: Analisis Pribadi, 2020

Dalam RIPPDA Kabupaten Pesawaran dijelaskan bahwa Pariwisata merupakan salah satu sektor strategis di Kabupaten Pesawaran, oleh karena itu pemanfaatan yang optimal potensi pariwisata baik yang bersifat bahari, alam maupun budaya dan sejarah. Kondisi alamnya yang indah serta keanekaragaman budaya masyarakat menjadikannya sebagai tempat-tempat wisata yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut serta layak untuk dijual.

Dalam Surat Keputusan Bupati Pesawaran disebutkan bahwa kabupaten pesawaran diharapkan mampu menjadi bumi wisata pada tahun 2025 serta untuk mendukung program Bupati yang akan segera di sahkan menjadi Peraturan Bupati Pesawaran tentang “One Village

One Destination’’ atau satu desa minimal harus memiliki satu destinasi wisata baik alami

maupun buatan (berbasis masyarakat). Namun untuk menuju hal tersebut dibutuhkan peran aktif SDM Lokal lokal yang mampu dan memiliki kemauan dan motivasi dalam pengembangan objek desa wisata di Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran.

“Bagaimanakah Kesiapan SDM Lokal dalam Pengembangan Objek Desa Wisata (Studi Kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran)”

Mengidentifikasi Kesiapan SDM Lokal Dalam Pengembangan Objek Desa Wisata (Studi Kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran).

Mengidentifikasi kemampuan SDM lokal dalam pemenuhan tenaga kerja bidang kepemanduan desa wisata untuk mendukung

pengembangan Objek Desa Wisata

Mengidentifikasi kemauan SDM lokal dalam mendukung pengembangan Objek

Desa Wisata

Metode Pengumpulan Data

Kuesioner dan Observasi

Metode Pengumpulan Data

Kuesioner dan Observasi

Kesiapan SDM Lokal dalam Pengembangan Objek Desa Wisata (Studi Kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran)

(28)

1.9 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari beberapa bagian antara lain:

Bab I (Pendahuluan)

Pada bagian ini, akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian tentang kesiapan SDM Lokal dalam pengembangan objek desa (Studi kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran) yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan metodologi penelitian serta sistematika penulisan dalam penelitiaan ini.

Bab II (Tinjauan Pustaka)

Pada bagian ini, akan dijabarkan teori-teori dan studi yang berkaitan dengan penelitian tentang kesiapan SDM Lokal dalam pengembangan objek desa wisata (Studi kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran).

Bab III (Gambaran Umum)

Pada bagian ini, akan dijelaskan tentang gambaran umum wilayah penelitian yang akan digunakan sebagai studi kasus penelitian tentang Kesiapan SDM Lokal dalam Pengembangan Objek Desa Wisata (Studi Kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran).

Bab IV (Analisis Kesiapan Sumber Daya Manuasia Dalam Pengembangna Objek Desa Wisata)

Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan hasil analisis data dalam penelitian ini tentang Kesiapan SDM Lokal dalam Pengembangan Objek Desa (Studi Kasus: Desa Gunung Rejo Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran).

Bab V (Kesimpulan dan Rekomendasi)

Pada bagian ini akan dijabarkan temuan studi penelitian, kesimpulan dari hasil studi penelitian yang dilakukan, rekomendasi yang bisa diberikan, dan saran bagi studi lanjutan.

Gambar

Gambar I. 1 : Peta administrasi Kecamatan Way Ratai Adapun batas admistrasi Desa Gunung Rejo adalah:
Tabel I. 1: Unit Analisis
Gambar I. 2: Konseptual dalam Penelitian Pariwisata Berbasis (PEL) Pengembangan Pariwisata berbasis Desa Wisata Membuka Peluang Pekerjaan Menyediakan  SDM Desa  Wisata Penyerapan Tenaga Kerja  Kebutuhan Tenaga Kerja Desa Wisata
Tabel I. 2: Operasionalisasi dalam Penelitian Sasaran 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

KI-2 :Memiliki perilaku jujur,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,.

Islam memaknai perilaku penundaan sebagai perbuatan yang tidak mendatangkan manfaat sehingga tidak disenangi Allah SWT. Islam merupakan agama yang mendorong umatnya

In relation to the above needs, the Administrative Council of the Fund has instructed to the Secretariat of the Fund to Conduct an Evaluation of programs of HCDF & National

Ainun Nadhiroh, Kepala RA Asy-Syafiiyah Pekalongan Batealit Jepara, wawancara pribadi pada tanggal 30 Mei 2016... dan ketakwaan kepada Allah. Isi dari program ini adalah

Kriteria subsistem penyediaan sarana produksi memiliki nilai bobot terendah dalam rangka pengembangan agribisnis cabai merah di Kabupaten Sleman, yang ditunjukan

Tujuan dalam penelitian ini yaitu Mengidentifikasi Jenis Alkaloid yang Terkandung pada Ekstrak Metanol Kulit Batang Mangga (M. indica L ) yang berwarna

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula