• Tidak ada hasil yang ditemukan

Draft Naskah Publikasi Penelitian Dosen Madya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Draft Naskah Publikasi Penelitian Dosen Madya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Draft Naskah Publikasi

Penelitian Dosen Madya

DAMPAK PHYSICOMOTORTHERAPHY TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA KELAS 2 SD NEGERI KARANGDAN KEC. PADAKEMBANG

KAB. TASIKMALAYA

Oleh:

KetuaKelompok : H. Agus Mulyadi, M.Pd. (NIDN. 04-2708-6201)

Anggota : 1. Nuriska Subekti, M.Pd. (NIDN. 04-0803-8201)

2. Juhrodin, M.Pd. (NIDN. 00-1604-8703)

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

(2)

i

DAMPAK PHYSICOMOTORTHERAPHY TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA KELAS 2 SD NEGERI KARANGDAN KEC. PADAKEMBANG

KAB. TASIKMALAYA

H. Agus Mulyadi, M.Pd 1), Nuriska Subekti, M.Pd 2), dan Juhrodin, M.Pd 3) Universitas Siliwangi

e-mail: Agusmulyadiunsil@gmail.com1, Subekti323@gmail.com2, Nabillajuhe@gmail.com 3 Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Dampak Physicomotortheraphy terhadap Motor Ability Siswa kelas 2 SD Negeri Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi dengan jumlah populasi 55 orang. sampel eksperimen yang diambil untuk penelitian ini adalah Kelas kelas 2A SD Negeri Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya dengan jumlah 28 orang. Instrument yang digunakan adalah tes motor ability yaitu Tes Shuttle – run 4 x 10 meter, Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter dengan tembok, Tes Stork Stand Positional balance, Tes lari Cepat 30 Meter. Teknik pengumpulan data melalui angket dan tes kebugaran yang dianalisis dengan menggunakan program SPSS.Dari hasil tes awal siswa kelas 2A SD Negeri Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya siswa kemampuan gerak masih kurang. Terbukti dengan hasil yang di peroleh dapat di ktegorikan dengan 65% dalam kategori kurang, 30% dalam kategori cukup dan 15% dalam kategori Baik.

Kata Kunci : Motor Ability, Physicomotortheraphy

Abstract

The purpose of this research is to know the impact of Physicomotortheraphy on Motor Ability of Grade 2 students of SD Negeri Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya. This research uses experimental research method, Population in this research are students with population 55 people. Experimental samples taken for this research are Class 2A SD Negeri Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya with a total of 28 people. Instrument used is motor ability test that is Test of Shuttle - run 4 x 10 meter, Throw Test catch ball 1 meter distance with wall, Test Stork Stand Positional balance, Test Run fast 30 Meter. Data collection techniques through questionnaires and fitness tests were analyzed using SPSS program.From the results of the initial test of grade 2A students of SD Negeri Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya students motion ability is still lacking. Proven with the results obtained can be categorized with 65% in the category less, 30% in the category enough and 15% in the Good category.

(3)

1

I. PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan dan memiliki ciri khas yang sangat mendasar dan membedakan pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lainnya yang ditandai dengan adanya indikasi keterlibatan komponen fisik seperti kecepatan reaksi dan komponen fisik lainnya yang terangkum dalam tujuan yang hendak dicapai. Disamping itu melalui pembelajaran gerak dalam pendidikan jasmani dapat diperoleh kesenangan serta dapat mengekspresikan diri dalam suasana yang khas dalam interaksi dengan lingkungannya.

Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar seperti dikemukakan Depdikbud (1993:2) adalah sebagai berikut.

Membantu siswa untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatannya melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak siswa dan berbagai aktivitas jasmani agar dapat :

1) Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani khususnya tinggi dan berat badan secara harmonis.

2) Terbentuknya sikap dan perilaku seperti; disiplin, kejujuran, kerjasama serta mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku.

3) Menyenangi aktivitas jasmani yang dapat dipakai untuk mengisi waktu luang serta kebiasaan hidup sehat.

4) Tersalurnya hasrat untuk bergerak dan tercapainya gerakan yang benar.

5) Meningkatkan kesehatan, kesegaran jasmani, dan keterampilan gerak dasar

Tujuan tersebut di atas akan tercapai dengan baik jika faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan proses pembelajarannya saling mendukung. Faktor-faktor pendukung dalam suatu proses pembelajaran adalah guru, siswa, tujuan, materi, metode, dan evaluasi/penilaian. Faktor utama dari faktor-faktor tersebut di atas adalah faktor guru, karena gurulah yang merumuskan tujuan, memilih, dan menentukan materi pelajaran, metode dan alat evaluasi.

Keterampilan gerak dasar dapat dimiliki siswa sekolah dasar melalui kegiatan pokok (atletik, senam, permainan, dan pendidikan kesehatan) dan kegiatan pilihan (renang, pencak silat, bulutabgkis, tenis meja, tenis, sepak takraw,

olahraga tradi- sional, dan cabang-cabang olahraga lainnya yang berkembang dan potensial di daerah), yang semuanya itu merupakan ruang lingkup materi penjaskes di sekolah dasar. Oleh karena itu harus dikembangkan berbagai bentuk pembelajaran gerak yang dapat meningkatkan kemampuan motorik (motor ability) mereka.

Mengenai kemampuan motorik Widiastuti (2015 : 191) mengemukakan bahwa :

Kemampuan motorik merupakan salah satu indikator kebugaran yang penting pada setiap individu yang erat kaitannya dengan pencapaian kualitas fisik dan kualitas keterampilan gerak. Kemampuan motorik adalah (motor fitnes) adalah sebagai suatu kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan kemampuan fisik untuk dapat melaksanakan suatu gerakan, atau dapat pula didefinisikan bahwa kemampuan motorik adalah kapasitas penampilan seseorang dalam melakukan berbagai tugas gerak.

Selanjutnya mengenai kemampuan motorik (motor ability) menurut Nurhasan dan Narlan, Abdul (2014 : 98) “Motor ability kemampuan umum seseorang untuk bergerak. Secara lebih spesifik motor ability adalah kapasitas seseorang untuk dapat melakukan bermacam-macam gerakan yang memerlukan keberanian dalam berolahraga”.

Murid Sekolah Dasar yang umurnya berusia antara 6-9 tahun pada dasamya sudah dapat dilihat seberapa jauh motorik mereka, diharapkan murid SD sudah memiliki motorik minimal yang sangat berguna bagi penyesuaian diri kehidupan mereka terutama yang menyangkut gerakan-gerakan dasar yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, pembelajaran penjas di SD Negeri Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya siswa kemampuan gerak masih kurang. Salah satu faktor penyebab kurang kemampuan geraknya adalah merasa ketakutan akan cedera ketika melakukan setiap gerakan yang mengakibatkan :

1. kurang mampu mengatur keseimbangan, 2. reaksi kurang cepat dan

(4)

2

Anak- anak yang mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya biasanya juga memiliki kesulitan dalam mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya ragu- ragu dan tampak canggung, Lambat dalam bereaksi dan koordinasi gerakannya juga tampak kacau sehingga sering kali disebut “ceroboh”.

Dari paparan masalah diatas guru harus pandai memilih pendekatan, metode, teknik, dan strategi pembelajaran sesuai dengan pengetahuan, kemampuan yang dimilikinya, serta sarana prasarana sekolah, modifikasi dalam pembelajaran dan memberikan inovasi pembelajaran. Pemberian inovasi pembelajaran yang dimaksud adalah terapi. Diharapkan dengan pemberian terapi ini akan menunjukkan hasil belajar penjas yang maksimal.

Terapi yang dimaksudkan adalah terapi dalam konteks belajar gerak. Terapi dalam konteks belajar gerak adalah remediasi masalah gerak dasar yang masih perlu diperbaiki supaya kualitas gerak anak lebih baik yang akan berdampak pada kognitif, afektif dan sosial siswa. Tujuan dari terapi ini adalah untuk memfasilitasi interaksi, mendorong sosialisasi dengan lingkungan, meningkatkan stimulus realitas dan respon individu, memotivasi, mendorong fungsi kognitif, afektif, motorik, meningkatkan rasa dimiliki, meningkatkan rasa dan percaya diri. Terapi motorik tersebut dinamakan Physicomotortheraphy.

Physicomotortheraphy adalah suatu cara untuk memfasilitasi, mendorong, meningkatkan stimulus, memotivasi, meningkatkan rasa percaya diri dalam melakukan kemampuan gerak seseorang agar dapat meningkatkan motor ability yang baik.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Dampak Physicomotortheraphy terhadap Motor Ability Siswa kelas 2 SD Negeri Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya.”

II. BAHAN DAN METODE/METODOLOGI

penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 2 SD

Negeri Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya, dengan jumlah 55 orang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen.

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Karangdan

Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya yang dimulai pada bulan Juli 2017 sampai dengan Oktober 2017.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi

SD Negeri Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya, dengan jumlah populasi 55 orang. Arikunto (2006: 131) menjelaskan pengertian sampel sebagai berikut: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sesuai dengan penjelasan tersebut penulis memilih dan menentukan sebagian populasi untuk dijadikan sampel penelitian, penentuan sampel dimaksudkan untuk mengurangi subjek yang terlalu banyak jumlahnya. Mengenai banyaknya sampel eksperimen yang diambil untuk

penelitian ini adalah Kelas 2A SD Negeri

Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya dengan jumlah 28 orang putra dan putri.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui Motor Ability untuk Sekolah Dasar menurut Nurhasan dan abdul Narlan (2004:104) terdiri dari:

1. Tes Shuttle – run 10 x 4 meter

2. Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter dengan tembok

3. Tes Stork Stand Positional balance

4. Tes lari Cepat 30 Meter

Penelitian ini menggunakan metode penelitian

eksperimen, Seperti yang dijelaskan oleh

Ruseffendi (2005:32) bahwa “Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat”.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian dari bab ini secara berturut-turut akan disajikan gamabaran deskriptif tentang pelaksanaan tes awal yaitu pelaksanaan tes motor ability. Pelaksanaan tes dilaksanakan pada hari rabu tanggal 26 Juli 2017. Pelaksaan di mulai pukul 09.00 WIB sd pukul 10.10 WIB. Cara pengambilan sampel yaitu seluruh siswa kelas 2 diberikan kesempatan untuk mengikuti kemampuan gerak. Penulis atau peneliti memilih sampel yang mempunyai gerakan motor ability yang baik.

Instrumen pada tes motor ability meliputi : 1. Tes Shuttle – run 10 x 4 meter

2. Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter dengan tembok

(5)

3

4. Tes lari Cepat 30 Meter

Pelaksanaan tes penulis paparkan sebagai berikut :

1. Tes shuttle Run 10 x 4 meter

Start dilakukan dengan berdiri. Pada aba aba “bersedia” orang coba atau berdiri dengan salah satu ujung jari sedekat mungkin dengan garis start.

2. Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter ke tembok

Subyek berdiri di belakang garis batas sambil memegang bola tenis dengan kedua tangan di depan dada. Aba aba “ ya ” subyek dengan segera melakukan lemparan tangkap ke dingding selama 30 detik. Skor Dihitung jumlah tangkapanbola yang dapat dilakukan selama 30 detik.

3. Tes stork stand position balance

Subyek berdiri dengan tumpuan kaki kiri, kedua tangan bertolak pinggang kedua mata di pejamkan, lalu letakan kaki kanan pada lutut kaki kiri sebelah dalam. Pertahankan sikap tersebut selama mungkin. Skor Dihitung waktu yang dicapai dalam mempertahankan sikap di atas samapai dengan tanpa memindahkan kaki kiri dari tempat semula.

4. Tes lari cepat 30 meter

Start dilakukan dengan berdiri. Pada aba aba “bersedia” subyek berdiri dengan salah satu ujung jari kaki nya sedekat mungkin dengan garis start. Aba aba “siap” subyek siap untuk lari menju garis finis dengan jarak 30 meter, sampai melewati garis finis. Skor Dihitung waktu yang ditempuh dalam melakukan lari sejauh 30M.

Adapun data dari gts awal sebagai berikut :

Data Hasil Tes Motor Ability Siswa-Siswi kelas 2A SD Negeri Karangdan Kec. Padakembang Kab. Tasikmalaya Tahun

Ajaran 2017/2018 No Nama Lari 30 Meter Shutle Run Lem par Bola Balanc e Ket 1 Ridwan anwar 5,15 27,14 23 3,09 2 Muhamad abdul Azis 5,19 28,45 20 3,04 3 Silpia 4,35 29,43 22 2,58 4 Yoga Setiawan 5,49 27,69 23 3,02 5 Agus Ali 5,11 28,32 22 2,29 6 Aldiansyah 4,59 29,37 21 2,68 7 Ali Muhamed 5,1 30,59 23 2,02 8 Anisa 4,13 28,22 25 2,35 9 Arini 4,46 30,57 25 2,07 10 Aurellia 4,56 29,04 22 2,12 11 Cep Rizky 5,45 30,11 21 1,71 12 Delis Putri 4,45 29,45 22 2,04 13 Dilfi 4,49 28,62 21 2,02 14 Fauzan 4,09 30,61 16 1,19 15 Fauzi 5,39 31,46 19 1,07 16 Febsya 4,47 27,69 12 1,12 17 Lisna Rosmiati 4,39 28,32 11 1,13 18 M. Rifki 4,14 29,37 12 1,18 19 M. Bintang 5,41 30,59 15 1,24 20 Nabila Sarah 4,56 28,62 22 2,11 21 Nazwa 4,46 30,61 22 2,29 22 Novia 4,56 31,46 23 2,58 23 Nurma 5,45 27,69 22 2,02 24 Nurman 4,45 29,43 21 2,35 25 Reva 4,49 27,69 23 2,07 26 Riski 4,09 28,32 25 2,12 27 Ruslan 5,39 29,37 25 1,71 28 Silvia ayu 4,47 30,59 22 2,04 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Azis, A.H., 2008, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta : Salemba Medika.

B.Ac, Drs. H. Syaifuddin, (1997), Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat (Cetakan 1), Kedokteran EGC, Jakarta.

Budi Indrawan. 2013. Teori Belajar Mengajar Motorik. Tasikmalaya : PJKR FKIP UNSIL Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. https://www.google.co.id/search?q=test+shuttle +run https://www.google.co.id/search?q=Tes+stork+s tand+position+balance https://www.google.co.id/search?q= tes+lari+30+meter

M. Natsir. 2003. Metode Penelitian Bandung : Universitas Padjadjaran Bandung.

(6)

4

Nurhasan dan Abdul Narlan 2014. Tes dan Pengukuran. Tasikmalaya : PJKR FKIP UNSIL

Ruseffendi. 2005. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksata Lainnya. Bandung : Tarsito

Samsudin. 2014. Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : LITERA

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung : Alfabeta

Widiastuti. 2015. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

kepada unit pengawasan, kemudian mengirim LHP dan BAP Fisik kepada pejabat pemeriksa dokumen. Dalam hal diperlukan, unit pengawasan segera berkoordinasi dengan

Berdasarkan tabel 4.14 tersebut, diketahui bahwa indikator tingkat kemudahan melakukan penawaran mata kuliah dapat dilakukan sesuai dengan kesempatan Mahasiswa

Daftar Tabel diperlukan bila terdapat dua atau lebih tabel; demikian pula dengan gambar dan lampiran hanya dibuatkan daftarnya bila terdapat dua atau lebih gambar dan lampiran

Berdasarkan grafik 3 dan 4 di atas hasil analisis data menunjukkan bahwa intervensi dengan menggunakan media tangga pintar efektif dalam meningkatkan kemampuan

Indeks Williamson dengan angka diatas 0,4 menunjukkan bahwa Kabupaten Magelang masuk dalam wilayah dengan ketimpangan pendapatan yang tinggi, tingginya ketimpangan ini salah

 Cyclical normal goods adalah produk yang memiliki permintaan yang sangat dipengaruhi oleh perubahan pendapatan. Misalnya mobil, rumah dan perjalanan wisata. Elastisitas

meningkatkan mutu pelayanan tersebut adalah dengan menoptimalkan pengelolaan pengaduan dan keluhan dari masyarakat atas pelayanan yang dilaksanakan oleh organisasi

sebenarnya. Jadi, dapat kita simpulkan bahawa prasangka itu merupakan pernyataan negatif yang diberikan kepada seseorang, benda, perkara, situasi, atau keadaan