• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok Di RA Suryawiyyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok Di RA Suryawiyyah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

46 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok

Di RA Suryawiyyah

Endang Kustiani (10262054-ST)

Mahasiswa PG PAUD IKIP Veteran Semarang

ABSTRAK

Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali, maupun merupakan modifikasi atau perubahan dengan menggabungkan hal-hal yang sudah ada. Jika konsep ini dikaitkan dengan kreativitas anak, anak yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu karya yang benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai cara belajar yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru. Kreativitas secara umum dipengaruhi kemunculannya oleh adanya berbagai kemampuan yang dimiliki, sikap dan minat yang positif tinggi pada bidang pekerjaan yang ditekuni, serta kecakapan melaksanakan tugas-tugas.

Dengan demikian,

tumbuhnya kreativitas dikalangan anak-anak memungkinkan terwujudnya ide perubahan dan

upaya peningkatan secara terus menerus, dan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan

di mana sekolah berada. Disamping itu, tuntutan untuk meningkatkan kemampuan anak

muncul dari dalam diri sendiri, tanpa menunggu ide ataupun perintah dari orang lain.

Rumusan Masalah : (1) Apakah bermain balok dapat meningkatkan kreatifitas anak di RA

Suryawiyyah Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus?. (2) Apakah meningkatkan

kreatifitas anak dapat melalui kegiatan bermain balok di RA Suryawiyyah Desa Kirig

Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus?. Tujuan Penelitian : (1) Untuk mengetahui

peningkatan kreativitas anak melalui kegiatan bermain balok RA Suryawiyyah Desa Kirig

Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. (2) Untuk mengetahui kegiatan bermain Balok di RA

Suryawiyyah Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. Kesimpulan : (1) Permainan

kartu sangat efektif dalam mengembangkan daya pikir anak. Hal ini ditunjukkan dengan

prosentase keberhasilan siswa sebesar 85%. (2) Adanya peningkatan antara metode

permainan balok terhadap peningkatan kreativitas anak. Hal ini data terlihat dengan adanya

selisih ketuntasan belajar siswa setelah dilakukan PTK sebesar 51%.

Kata Kunci : Kreatifitas, Bermain, Balok PENDAHULUAN

Usia lahir sampai dengan akan memasuki pendidikan dasar merupakan masa-masa keemasan (golden age) sekaligus masa-masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa usia dini merupakan masa yang tepat untuk melestarikan dasar-dasar pengembangan-pengembangan kemampuan fisik, bahasa sosial, emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama. Sehingga untuk pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai optimal.

Dalam mengembangkan potensi pada diri anak hendaknya dimulai sejak dini, hal ini dapat ditempuh melalui pendidikan pra sekolah, yaitu taman kanak-kanak atau lebih dikenal dengan TK/RA. Ini merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang dapat mempersiapkan proses pembelajaran lebih lanjut atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga hal ini tidak lepas dari adanya seorang guru.

(2)

47 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Guru mempunyai peran sangat penting, orang sering mengira bahwa tugas seorang guru hanyalah mengeja huruf dan menghitung angka namun pada praktiknya tidak sesederhana itu. Sebagai lapis kedua setelah keluarga dalam perannya mendidik anak, guru mempunyai besar dalam tumbuh kembang anak. Keberhasilan seorang anak dimasa depan sangat dipengaruhi oleh didikan seorang guru, selain didikan keluarga dan pengaruh lingkungannya. Tidak ada seorangpun tokoh di dunia ini yang berhasil tanpa peran serta seorang guru. Seorang anak tidak mungkin berhasil menjadi politikus handal, ilmuwan pintar, tentara yang gagah berani, dan sebagainya kecuali sebelumnya dia belajar banyak dari seorang

Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali, maupun merupakan modifikasi atau perubahan dengan menggabungkan hal-hal yang sudah ada. Jika konsep ini dikaitkan dengan kreativitas anak, anak yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu karya yang benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai cara belajar yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru.

Dengan demikian, tumbuhnya kreativitas dikalangan anak-anak memungkinkan terwujudnya ide perubahan dan upaya peningkatan secara terus menerus, dan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan di mana sekolah berada. Disamping itu, tuntutan untuk meningkatkan kemampuan anak muncul dari dalam diri sendiri, tanpa menunggu ide ataupun perintah dari orang lain.

Standar PAUD merupakan bagian integral dari standar Nasional pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan karekteristik penyelenggaraan PAUD terdiri atas 4 kelompok yaitu:

1. Standar tingkat pencapaian perkembangan 2. Standar pendidik dan tenaga kependidikan 3. Standar isi, proses, dan penilaian

4. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik. Standar pendidik (guru, guru pendamping, dan pengasuh) dan tenaga kependidikan memuat kualifikasi dan kompetensi yang di persyaratkan. Standar isi, proses, dan penilaian meliputi perencanaan. Pelaksanaan, dan penilaian program yang dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu sesuai dengan kebutuhan anak. Standar sarana dan prasana, pengelolaan, dan pembiayaan mengatur persyaratan fasilitas, manajemen, dan pembiayaan agar dapat menyelenggarakan PAUD dengan baik.

Di RA Suryawiyyah Desa Kiriq Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus, dalam hal Potensi guru sudah cukup baik karena mereka sudah lama mengajar, sehingga telah mempunyai pengalaman

(3)

48 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

mengajar yang baik, masalah penguasaan kurikulum sudah baik, menguasai bahan bidang studi yang diajarkan, mampu mengelola kelas dengan baik.

Dari kemampuan yang telah dimiliki oleh guru RA Suryawiyyah Desa Kiriq Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ternyata mampu mempengaruhi proses belajar mengajar. Proses pembelajaran berjalan dengan baik sesuai harapan.

Dalam masalah penguasaan strategi mengajar, guru RA Suryawiyyah Desa Kiriq Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus sudah baik, terbukti dari penyampaianan materi dengan metode mengajar yang bervariasi diantaranya melalui kegiatan bermain balok.

Perlu diketahui bahwa keadaan murid di RA Suryawiyyah masih tergolong rendah dalam hal kreatifitas dalam belajar sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan, oleh sebab itu masalah dalam penelitian ini lebih difokuskan pada masalah upaya meningkatkan kreativitas anak dalam kegiatan bermain balok. Hal ini terkait dengan pertimbangan bahwa faktor pengaruh kegiatan bermain balok membentuk kecerdasan anak dan membentuk daya pikir anak lebih kreatif dan inovatif di sekolah, maka peneliti mengangkat judul penelitian : Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok di RA Suryawiyyah Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Berdasar atas beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa kreativitas meliputi ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, keluasan dan keaslian dalam pemikiran maupun ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, keluasan dan keaslian dalam pemikliran maupun ciri-ciri non aptitude seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman baru atau menciptakan hal baru.

Balok Sebagai Alat Permainan Edukatif

Pengertian alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang sengaja di rancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Alat permainan edukatif (APE) untuk anak usia dini selalu di rancang dengan pemikiran yang mendalam disesuaikan dengan rentang usia anak. alat permainan untuk anak usia rentang 4-5 tahun di buat dengan lebih sederhana dan tidak terlalu sulit dibandingkan dengan alat permainan untuk anak usia rentang 5-6 tahun yang lebih sulit pengerjaannya. alat permainan edukatif (APE) yang di buat untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini. Adapun aspek-aspek yang dapat dikembangkan adalah aspek fisik motorik (baik halus maupun kasar, emosi, social, kognitif, bahasa dan moral.

(4)

49 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) termasuk penelitian kualitatif sehingga sudah barang tentu proses penelitiannya menggunakan metode penelitian deskriptif analitik, yang dilakukan subjektif dengan berdasarkan semata-mata atas fakta.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di RA Suryawiyyah Desa Kiriq Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus, khususnya kelompok B tahun pelajaran 2012/2013.

Subyek Penelitian

Subyek yang akan diteliti adalah anak didik kelompok B RA Suryawiyyah Desa Kiriq Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang berjumlah 22 (dua puluh dua) anak terdiri dari 12 (dua belas) anak laki-laki dan 10 (sepuluh) anak perempuan Tahun Pelajaran 2012/2013.

Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kreativitas anak dalam bermain plastisin dan kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran di kelas. Data penelitian itu dikumpulkan dari observasi dan penelitian langsung. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sebagai metode untuk memperoleh data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi litelatur, maupun data yang dihasilkan dari data empiris. Dalam studi litelatur, peneliti menelaah buku-buku, karya tulis, karya ilmiah, maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian selanjutnya dijadikan sebagai acuan dan alat utama bagi praktek penelitian lapangan.

Adapun data empiris peneliti menggunakan beberapa metode yaitu: 1. Observasi

2. Dokumentasi 3. Literatur

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian Siklus I

Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus I a. Guru mengatur posisi tempat duduk

b. Guru memberikan pertanyaan yang dapat merangsang untuk permainan balok c. Guru melaksanakan permainan balok

(5)

50 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

d. Anak diberi kesempatan untuk bermain membuat balok dengan ketentuan yang telah dibuat oleh guru.

e. Apabila ada anak yang belum dapat membuat hasil karya dari balok, guru berusaha memperbaiki secara bijaksana dan bagi yang pasif diberi dorongan/motivasi.

f. Melakukan observasi siklus Satu

g. Hasil observasi kita refleksikan bersama dengan teman sejawat untuk menentukan siklus yang kedua.

Setelah dilakukan penilaian didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil penilaian siklus I

NO NAMA

Kreativitas anak dalam membuat bangun dari balok

   1. X1  2. X2  3. X3  4. X4  5. X5  6. X6  7. X7  8. X8  9. X9  10. X10  11. X11  12. X12  13. X13  14. X14  15. X15  16. X16  17. X17  18. X18  19. X19  20. X20  21 X21  22 X22  JUMLAH 14 6 2 Keterangan :  : Baik  : Cukup  : Kurang

Dari tabel yang telah disajikan dapat kita ketahui bahwa anak yang sudah mampu membuat bangun dari balok lebih dari 2 bangunan meningkat menjadi 14 anak. Anak yang baru mampu membuat 2 bangunan dari balok ada 6 anak sedangkan anak yang belum mampu membuat bangunan dari balok tinggal 2 anak.

(6)

51 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Table 2. Hasil prosentase siklus I Kemampuan yang dicapai

Baik Cukup Belum

14 6 2

64% 27% 9%

Pada siklus pertama, peneliti menekankan pada penggunaan media balok yang telah disiapkan guru. Setelah dilaksanakan evaluasi ternyata mengalami peningkatan dari pra siklus yaitu 14 anak atau sekitar 64% yang meningkat kreativitasnya, sedangkan yang masuk kriteria sedang ada 6 anak atau sekitar 27% sedangkan yang sama sekali belum mampu membuat ada 2 anak atau sekitar 9%.

Grafik 1. Diagram siklus I

Hasil Penelitian Siklus 2

Setelah pelaksanaan siklus ke-1 kami adakan analisis bersama dewan guru yang pada akhirnya mereka semua sependapat penelitian bias dilanjutkan. Hambatan masalah yang dikemukakan di atas adalah wajar. Kemudian peneliti dilanjutkan dengan siklus kedua yang nantinya direncanakan untuk meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan bermain balok. Pada pelaksanaan siklus kedua dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru menyiapkan media balok yang akan digunakan untuk siklus yang kedua ini. b. Guru mengatur organisasi tempat duduk anak

c. Guru melaksanakan permainan balok

d. Anak diberi kesempatan untuk bermain membuat balok dengan ketentuan yang telah dibuat oleh guru.

e. Apabila ada anak yang belum dapat membuat hasil karya dari balok, guru berusaha memperbaiki secara bijaksana dan bagi yang pasif diberi dorongan/motivasi.

f. Guru member tugas pada anak untuk membuat jenis bangunan dari balok yang telah disiapkan, sebanyak-banyaknya.

g. Guru melakukan observasi yang dibantu teman sejawat

h. Guru merefleksi siklus dua yang dibantu teman sejawat untuk melakukan tindakan selanjutnya.

0

10

20

30

40

50

60

70

(7)

52 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang Setelah dilakukan penilaian didapatkan hasil sebagai berikut :

Table 3. Hasil observasi siklus 2

NO NAMA

Kreativitas anak dalam membuat bangun dari balok

   1. X1  2. X2  3. X3  4. X4  5. X5  6. X6  7. X7  8. X8  9. X9  10. X10  11. X11  12. X12  13. X13  14. X14  15. X15  16. X16  17. X17  18. X18  19. X19  20. X20  21 X21  22 X22  JUMLAH 20 2 0 Keterangan :  : Baik  : Cukup  : Kurang

Dari table yang telah disajikan dapat kita ketahui bahwa anak yang sudah mampu membuat bangunan dari balok lebih dari 2 bangunan meningkat menjadi 20 anak. Anak yang baru mampu membuat 2 bangunan tinggal 2 anak sedangkan anak yang belum mampu membuat bangunan dari balok sudahg tidak ada lagi.

Table 4. Hasil prosentase siklus 2 Kemampuan yang dicapai

Baik Cukup belum

20 2 0

91% 9% 0%

Untuk pelaksanaan pada siklus yang kedua ini kreativitas anak sudah semakin matang atau anak sudah mampu membuat bangunan dari balok lebih dari dua bangunan.

(8)

53 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Grafik 2. Diagram siklus 2

Dari grafik diatas dapat dlihat jelas bahwa dengan menggunakan metode bermain dengan balok anak mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu hamper 100% atau sekitar 91% sehingga peneliti sepakat untuk menghentikan siklus ini.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembelajaran dikatakan efektif apabila semua komponen pembelajaran telah berfungsi secara baik sehingga sasaran atau tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Dengan demikian kemampuan seorang guru dalam menyusun dan melaksanakan rencana merupakan hal penting dalam upaya peningkatan efektifitas pembelajaran.

Sesuai Standar Kompetensi Kurikulum TK/RA pendekatan pembelajaran di RA/TK harus memperhatikan prinsip dibawah ini :

1. Pembelajaran berorientasi pada prinsip perkembangan anak yaitu sebagai berikut : a. Anak belajar dengan baik apabila fisik dan psikisnya aman dan tentram. b. Siklus belajar berulang

c. Anak belajar melalui interaksi sosial

d. Minat dan keinginan anak akan memotivasi belajar e. Memperhatikan perbedaan individu

2. Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak 3. Bermain sambil belajar, belajar secara bermain.

Dengan menggunakan metode bermain yang pada penelitian ini di fokuskan dengan bermain balok. Peneliti akan melakukan pembahasan yang peneliti sandarkan dengan prinsip pembelajaran di RA adalah bahwa Penerapan metode ini tidak keluar dari jalus prinsip dalam pembelajaran di RA. Karena pada kenyataannya siswa RA Suryawiyyah Desa Kiriq Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus merasa senang dan gembira dalam melakukan pembelajaran dengan metode ini. Mereka aktif dan senang dan secara sadar pula mereka melakukan kerjasama yang baik dalam belajar. Hal ini pun didukung dengan hasil dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Dimana para anak yang mampu membuat

0

20

40

60

80

100

(9)

54 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

bangunan dari balok lebih dari 2 bangunan mengalami peningkatan dari 40% meningkat 65,5% di siklus yang pertama. Kemudian meningkat 91% meningkat yang di siklus kedua atau anak ini masuk dalam kategori yang baik dalam perkembangan kreativitasnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik berikut ini

Grafik 3. Grafik diagram siklus

Dengan melihat grafik diatas dapat kita ketahui bahwa perkembangan kreativitas anak mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa dengan permainan balok sangat efektif dalam mengembangkan kreativitas anak di RA Suryawiyyah Desa Kiriq Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus.

KESIMPULAN

Bertitik tolak pada bab IV tentang hasil penilitian pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Permainan balok sangat efektif dalam mengembangkan daya pikir anak. Hal ini ditunjukkan dengan prosentase keberhasilan siswa sebesar 91%.

2. Adanya peningkatan antara metode permainan balok terhadap peningkatan kreativitas anak. Hal ini ditunjukkan dengan selisih ketuntasan belajar siswa sebesar 51%.

DAFTAR PUSTAKA

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2006).

Hidayat, Penelitian tindakan kelas, Jombang: lembaga penelitian dan pengembangan masyarakat, 2005.

Anton M. Meliano, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

(10)

55 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Kardani, Kuswaya Wihardit, Noehi Nasution, Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta: 2006.

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching, 2005. Cece Wijaya dan A.Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,

1994.

Dedi Supriyadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, 1991.

Moh. Uzer, Menjadi guru professional, bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis paikem, Semarang: Rasail media group, 2008.

Syaiful Bahri Djamarah, Konsep Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Bina Aksara, 1989. Sutrisno hadi, Metodologi research, Andi,1998.

Anggoro, M. Thoha, dkk, Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Anwar, Desy, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Penerbit Amelia, 2003. Asrori, H Mohammad, Psikologi Pembelajaran, Bandung: CV. Wacana Prima, 2008. Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya: Balai Pustaka, 1998.

Gambar

Tabel 1. Hasil penilaian siklus I
Table 2. Hasil prosentase siklus I  Kemampuan yang dicapai
Table 3. Hasil observasi siklus 2
Grafik 2. Diagram siklus 2
+2

Referensi

Dokumen terkait

From the data collected using an open- ended questionnaire about EFL teachers’ perceptions on the changes in the 2013 curriculum found that a majority of EFL teachers at

Tenaga Kependidikan dalam Layanan Anak Berkebutuhan Khusus Personil ppendidikan ABK tidak terlalu jauh berbeda dengan. persinil pendidikan umum

Dengan adanya hasil dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat menambah wawasan baik dari segi keilmuan, dan sebagai bahan pemikiran untuk membentuk konsep

Dari data resep tersebut dapat dianalisis dan diidentifikasi ada tidaknya efek yang tidak diinginkan seperti interaksi farmasetik yang mencakup stabilitas fisika maupun

Ketika diberi kesempatan, saya akan bertanya ke dosen tentang materi yang kurang saya pahami.. Saya merasa tidak mendapatkan wawasan baru selama mengikuti mata

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. dan Pomo Warih Adi, S.Pd., M.Or selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang selalu

Hasil penulisan tindakan kelas ini menunjukkan bahwa melalui kegiatan gerak dan lagu anak dapat menyalurkan atau mengekspresikan perasaan dan sikap positif anak melalui nyanyian dan