• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Pertemuan COP 17 dan COP/CMP 7 di DURBAN. Pekerjaan Rumah Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hasil Pertemuan COP 17 dan COP/CMP 7 di DURBAN. Pekerjaan Rumah Indonesia"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Hasil Pertemuan COP 17 dan

COP/CMP 7 di DURBAN

Pekerjaan Rumah Indonesia

oleh:

Liana Bratasida

lianab125@yahoo.com

(2)

Negosiasi Internasional Menjelang

2012

(3)

Struktur Organisasi UNFCCC

COP / CMP

(4)

Negosiasi Internasional: Hasil dari

Negosiasi Durban

Keputusan Utama:

 Periode komitmen kedua Protokol Kyoto disetujui oleh para pihak, tetapi

durasinya belum disepakati (2012-2017 atau 2012-2020)

 Telah diputuskan adanya working group baru yang bersifat ad hoc yang

disebut sebagai Durban Platform for Enhanced Action (AWG DPEA) dimana working group ini akan mulai bekerja pada tahun 2013 (setelah berakhirnya AWG KP dan AWG LCA) sampai dengan 2015

Tantangan 2012

 Penentuan long term global goal

Menyelesaikan pembahasan tentang: framework implementasi keputusan,

modalitas untuk loss and damage, initial capitalization dari GCF dan

memastikan ketersediaan sumber pendanaan bagi GCF, QERLOs negara-negara maju yang memiliki kewajiban berdasarkan Protokol Kyoto

(5)

Isu-isu terkait CP-2 KP

Apakah memerlukan ratifikasi? Kapan entry into force-nya? Apakah

diperlukan initial application sebelum proses ratifikasi selesai – untuk mencegah gap antara CP-1 KP dan CP-2 KP?

 Level of ambition

 Quantified Emission Limitation and Reduction Objectives (QELROs) –

kapan angkanya ditetapkan?

Apakah Durban menetapkan target (), sementara QELROs ditetapkan pada CMP-8?

 Durasi – apakah 5 tahun atau 8 tahun?  Rules (incl. LULUCF) dan mechanismCarry Over

(6)

Durban Package … 1)

 1/CMP-7 (Periode Komitmen Kedua KP):

• Mulai berlaku tahun 2013; keputusan mengenai durasi akan ditetapkan pada CMP-8 di Doha

• QELROs akan ditetapkan di Doha

 1/CP.17: adopsi draft keputusan dari AWG-LCA, antara lain :

Mensyahkan laporan TC – operasionalisasi GCF mulai 2012; SC, long-term finance

• Adaptation Committee, WP on loss and Damage, NWP

• Financing option for REDD+ - membuka semua opsi pendanaan untuk REDD+, termasuk kemungkinan mekanisme pasar

• Kerangka MRV untuk mitigasi: biennial report, IAR (untuk negara maju); BUR, ICA, registry (untuk negara berkembang)

• Technology mechanism; TEC & CTC-N

(7)

Durban Package … 2)

 2/CP.17:

Pembentukan Ad Hoc Working Group on Durban Platform for Enhanced Actions (AWG-DPEA) – men-develop a new multilateral rules-based framework, untuk diadopsi pada COP-21 tahun 2015

• Memperpanjang mandat AWG-LCA sampai tahun 2012 untuk menyelesaikan

(8)
(9)

The Future Single Track of CC

Negotiation

(10)
(11)

Tantangan PerundinganTahun 2012

Penentuan long-term global goal dan peaking untuk penurunan emisi GRK

dunia

 Mitigasi, baik untuk negara maju maupun negara berkembang,

menyelesaikan pembahasan framework implementasi, termasuk formulasi MRV yang transparan dan terukur

Adaptasi: perlunya finalisasi pembahasan mengenai modalitas untuk loss and

damage

 Pendanaan: setelah disepakatinya operasionalisasi GCF tantangannya adalah

initial capitalization dari negara maju dan memastikan ketersediaan sumber

pendanaan bagi GCF melalui skema pendanaan jangka panjang

 Periode komitmen kedua KP: memastikan agar pada CMP-8 di Qatar dapat

ditetapkan QELROs negara-negara maju

 Di dalam negeri:

• Menyiapkan perangkat kebijakan untuk implementasi terkait BUR, ICA

• Dalam jangka panjang, menyiapkan perangkat kebijakan nasional menghadapi situasi dimana rezim perubahan iklim post-2012 akan bersifat applicable to all dalam hal komitmen mitigasi.

(12)

AWG – LCA: MITIGASI

Biennial Update Report (BUR) and

International CICA

(13)

AWG – LCA: MITIGASI

(14)

AWG – LCA: MITIGASI

Ringkasan: Kerangka Waktu dan

Tindak Lanjut

(15)

AWG – LC: PENDANAAN

Green Climate Fund (GCF)

 Laporan TC mengenai “governing instrument” GCF disetujui oleh COP  Operasionalisasi GCF mulai 2012:

• Pemilihan anggota board

• Penetapan “interim secretariat”: Sekretariat UNFCCC dan GEF, berakhir pada tahun 2013 • Board memilih Kepala Sekretariat sementara

• Undangan menjadi “host country”, usulan paling lambat 15 April 2012 • Board menyelenggarakan seleksi host country secara transparanBoard dan host country mengupayakan legal personality GCF • Board memulai pembentukan sekretariat independen

Sebelum jasa interim trustee berakhir, Board melakukan seleksi trustee tetap

 Rapat pertama Board 30 April 2012 di Swiss. Rapat berikutnya di Korsel  Kontribusi finansial untuk start-up GCF: Korsel, Jerman dan Denmark

 Tindak lanjut: nominasi anggota Board dari Regional Groups kepada interim secretariat

paling lambat 31 Maret 2012. Asia Pasific: 3 anggota dan 3 anggota alternate. Indonesia sudah mengajukan nominasi kepada Kelompok Asia Pasifik dan dipilih menjadi group coordinator untuk seleksi anggota Board GCF dan Standing Committee on Finance.

(16)

AWG – LC: PENDANAAN

Standing Committee (On Finance)

 SC ditetapkan sebagai organ UNFCCC yang melapor kepada COP secara langsung

 Peran dan fungsi utama SC sudah didefinisikan di COP 16. COP 17 memutuskan kegiatan SC

antara lain:

• Mengorganisasikan forum komunikasi dan pertukaran informasi diantara entitas pendanaan perubahan iklim • Berkoordinasi dengan SBI dan thematic bodies UNFCCC

Memberikan draft guidance kepada COP terkait operating entities of the financial mechanism (Adaptation Fund, LDC Fund, Special Climate Change Fund, Green Climate Fund)

Memberikan input termasuk melalui review dan assessment independent

Menyiapkan assessment dua tahunan mengenai aliran dan pengalokasian dana-dana perubahan iklim

SC akan menyusun work programme untuk memperinci kegiatan tsb di atas

 SC terdiri dari 20 anggota: 10 dari negara maju dan 10 dari negara berkembang. Asia Pasific:

2 orang. Tidak ada alternate members. Anggota SC diharapkan memiliki keahlian di bidang perubahan iklim, pembangunan dan pendanaan.

 SC akan bertemu setidaknya 2 tahun sekali. Pertemuan pertama sebelum sesi SBI (Juni 2012)  Fungsi SC akan direview oleh COP pada tahun 2015

 Tindak lanjut: jika Indonesia berminat menjadi anggota, perlu segera menominasikan diri dan

(17)

AWG – LCA: PENDANAAN

Pendanaan Jangka Panjang

(Long-Term Finance atau LTF)

 Negara maju belum mau memberikan perincian mengenai bagaimana mereka akan

memobilisasi dana LTF. Hanya menekankan bahwa mereka akan melanjutkan penyediaan pendanaan setelah 2012.

COP memutuskan work programme (WP) pada tahun 2012 untuk pembahasan

lebih lanjut LTF

Tujuan WP: memberikan input untuk upaya scaling-up mobilisasi pendanaan setelah 2012

 Analisis sumber dana (publik, swasta, alternatif)

 Analisis kebutuhan pendanaan negara berkembang untuk adaptasi dan mitigasi

 Analisis akan berdasarkan laporan-laporan relevan termasuk laporan AGF dan G20, serta pembelajaran dari fast-start finance

WP akan dipimpin oleh 2 co-chairs (negara maju dan negara berkembang), didukung oleh sekertariat UNFCCC

Laporan workshop akan disampaikan kepada COP-18

 Negara maju diminta meneruskan upaya transparansi pelaporan pemenuhan

(18)
(19)

Agenda Kehutanan dalam

COP-17 dan COP-18

(20)
(21)

Mandat Cancun dan Capaian

Durban

(22)

JALANNYA NEGOSIASI

(23)

HASIL PERUNDINGAN DURBAN

DAN PEKERJAAN RUMAH

(24)

AWG-LCA (1)

• Global goal untuk mereduksi emisi global pada tahun 2050 dan jangka

waktu penetapan peaking untuk penurunan emisi GRK

• Di tingkat nasional perlu dilakukan penyeragaman pemahaman tentang

NAMAs

• Untuk NAMAs yang akan meminta bantuan internasional maka informasi

yang diperlukan dan harus disampaikan ke Sekretariat adalah :

 Deskripsi dari aksi, instansi pelaksana, kontak person

 Perkiraan waktu pelaksanaan dan biaya (total dan incremental), hasil

reduksi emisi yang diharapkan

 Bantuan internasional yang diperlukan (pendanaan, teknologi dan atau

peningkatan

• NAMAs tersebut akan dicatat dalam suatu Registry untuk mendapatkan

(25)

AWG-LCA (2)

• Waktu submisi pelaksanaan NAMAs dari setiap negara termasuk Indonesia

adalah 5 Maret 2012

Diusulkan untuk mengembangkan juga Sistem Registry NasionalSBSTA akan menyusun panduan MRV untuk NAMAs

Menyiapkan perangkat kebijakan untuk implementasi BUR

• Menseleksi personel yang akan dinominasikan dan memenuhi kualifikasi

yang ditetapkan untuk menjadi anggota GCF Board dan juga Standing Committee on Finance.

Mempelajari cara - cara untuk mengakses dana LTF serta

menyiapkan usulan program kerja LTF

• Menjajagi kemungkinan peluang Indonesia untuk menjadi salah satu tuan

rumah pertemuan GCF pada tahun 2012

• Mengidentifikasi kebutuhan pendanaan untuk melaksanakan berbagai

(26)

AWG-LCA (3)

Masalah akses yang sangat sulit diperoleh negara - negara

berkembang di Interim Secretariat GCF

OFP Indonesia kiranya dapat mengklarifikasi bagaimana

prosedur pengajuan proposal untuk menyusun BUR

 Menyusun Technology Need Assessment (TNA)

 Program peningkatan kapasitas untuk perubahan iklim

Perangkat kebijakan nasional untuk ICA juga diperlukan

Identifikasi program dan tenaga ahli dibidang adaptasi

Melakukan uji coba panduan awal NAPs di beberapa lokasi

yang rentan di Indonesia

Menyiapkan dan menyampaikan submisi berkaitan dengan

(27)

AWG-KP

Berkaitan dengan periode komitmen kedua

Protokol Kyoto banyak ketidakpastian dalam

perundingan

seperti

angka-angka

persentasi

penurunan emisi dan base year yang akan

digunakan, apakah perlu dilakukan proses ratifikasi

dan bilamana protokol tersebut mulai berlaku

(entry into force) dan berapa lama masa

berlakunya (5 atau 8 tahun)

(28)

AWG-DPEA

Kepastian akan kelangsungan sistem multilateral

diakomodasi dibawah tanggung jawab AWG DPEA

yang diharapkan dapat diselesaikan pada COP 21

tahun 2015

(29)

AWG-LCA (4)

Menyepakati dan menetapkan National Implementing Entities

(NIE) Indonesia

Mempelopori kerjasama program aksi adaptasi di tingkat ASEANMengembangkan mekanisme, modalitas dan prosedur dari Loss

and Damage versi Indonesia

• Peningkatan kapasitas di institusi-institusi yang ada dan tersebar di

berbagai sektor

• Kepastian mengenai mekanisme pendanaan untuk REDD + dan membuka

semua pilihan pendanaan termasuk mekanisme pasar.

• Mengantisipasi konsekuensi - konsekuensi yang ditimbulkan akibat

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama

Yang mana dari ketiganya yang Anda tawari untuk menumpang mobil Anda, karena hanya satu penumpang saja yang boleh ada di mobil Anda?...  Saya akan memberikan kunci

Berdasarkan hasil penelitian diakhir siklus diperoleh aktivitas siswa dalam model pembelajaran koperatif jigsaw pada materi trigonometri di kelas X Farmasi 1 SMK Negeri 1

Pendekatan kuantitatif ini diharapkan dapat menjawab bagaimana hubungan antara tingkat penerapan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat pada program pemberdayaan

Penelitian ini menggunakanmetode penelitian kualitatif dengan subyek penelitian sebanyak 8 orang, 6 peserta didik, 1 kepala sekolah,1 guru BK SMA N I Karya

a) Tahanan Gesek, RF: merupakan komponen tahanan yang direroleh dengan mengintegralkan tegangan tangensial ke seluruh permukaan basah kapal menurut arah gerakan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Peraturan Menteri Pendididan Nasional

Accurate merupakan suatu sistem akuntansi perusahaan yang dikembangkan untuk pencatatan dan pengolahan data keuangan pada setiap perusahaan yang dibuat secara terpadu