• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. empat dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, jumlah penduduk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. empat dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, jumlah penduduk"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk terbesar ke empat dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2012 sekitar 230 juta jiwa dan di tahun 2013 mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun.1 Jumlah penduduk yang besar ini tidak tersebar ke berbagai daerah secara merata. Tiap daerah di Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang tidak seimbang, baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan.

Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak, akan tetapi lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Jumlah penduduk yang besar ini menyebabkan tingkat kepadatan semakin tinggi dan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap berbagai masalah ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun tingkah laku masyarakat pada umumnya. Masalah lain yang muncul terkait dengan besarnya jumlah penduduk yang besar adalah penyedian lapangan pekerjaan.

1

(2)

Kenyataan menunjukan, bahwa jumlah penduduk dan angkatan kerja terus bertambah di setiap tahunnya, dengan laju pertumbuhan penduduk yang amat pesat dibandingkan dengan penyediaan lapangan kerja produktif, berakibat pada meningkatnya pengangguran dikota besar maupun daerah, kesempatan mencari pekerjaan produktif semakin sempit baik dalam bentuk pengangguran penuh, pengangguran terselubung di kota-kota, maupun pengangguran tidak kentara di pedesaan yang hidupnya banyak bergantung pada sektor pertanian (rural disguised unemployment).2 Apabila jumlah pengangguran ini terus mengalami peningkatan, maka rasio ketergantungan terhadap negara ikut meningkat, sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.

Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan tersebut adalah dengan program transmigrasi. Program transmigrasi memungkinkan pemerintah untuk melakukan penyebaran penduduk dari daerah padat penduduk ke daerah - daerah dengan tingkat kepadatan penduduk rendah. Dengan program transmigrasi diharapkan pemerintah mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

2

Siswono Yudhohusodo, 2003, Transmigrasi Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk

Heterogen Dengan Persebaran Yang Timpang. Edisi Khusus HBT ke 53. Jakarta : PT. Tema Baru.

(3)

Program transmigrasi pada dasarnya adalah bagian dari pembangunan nasional yang merupakan sebuah pendekatan dalam pengelolaan dan pengembangan potensi sumber daya untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa yang secara tegas dirumuskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD NRI 1945) pada alinea ke empat “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.3

Transmigrasi pertama kali di Indonesia dimulai pada jaman pemerintahan kolonial Belanda tahun 1905, program pemerintah ini telah melalui berbagai dinamika yang panjang, mulai dari sistem penyelanggaraan hingga peraturan perundang-undangannya. Dari berbagai dinamika perubahan tersebut dapat diperoleh suatu pemahaman, bahwa pembangunan transmigrasi harus didasarkan atas paradigma baru yang lebih relevan dengan tuntutan perubahan zaman dan perkembangan masyarakat. Pengaturan program transmigrasi dan penyelenggaraannya diatur pemerintah melalui Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian, dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi.

3

(4)

Sejalan dengan arah pembangunan nasional, transmigrasi mempunyai arti sebagai perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain di dalam wilayah Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menetap yang berguna dalam kepentingan pembangunan nasional. Perpindahan penduduk yang melatarbelakangi pembangunan merupakan suatu kesadaran bersama untuk memanfaatkan, mengolah, dan mengembangkan seluruh potensi sumberdaya bangsa sebagai pengamalan pancasila yang didasarkan pada kesadaran atas besarnya potensi dan keragaman sumberdaya bangsa sebagai modal dasar untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Program transmigrasi sekarang dikenal tidak hanya sekadar memindahkan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke daerah yang masih kekurangan penduduk, lebih dari itu Transmigrasi dilaksanakan melalui pembentukan komunitas – komunitas baru berskala desa, komunitas yang dibangun umumnya merupakan entitas kehidupan sosial yang terbuka dan reseptif terhadap berbagai intervensi pembangunan yang dilakukan melalui pengaturan dan pelayanan perpindahan penduduk, pemanfaatan sumber daya alam atau pengembangan wilayah, dan pemberdayaan masyarakat pendatang serta penduduk lokal.4 Dengan demikian, komunitas transmigrasi bukanlah suatu komuniti yang terisolir melainkan komunitas terbuka yang

4 Erman Suparno, 2011, Transmigrasi Menyongsong 2025, Jakarta :PT Pustaka Sinar Harapan, hlm.13

(5)

terrbentuk melalui proses akulturasi dan pembaharuan nilai-nilai budaya modern.5

Kabupaten pringsewu adalah salah satu daerah di provinsi Lampung yang pada awalnya, merupakan daerah tujuan program transmigrasi. Dengan mendatangkan masyarakat dari Pulau Jawa untuk tinggal dan menetap di Kabupaten Pringsewu. Akan tetapi pertumbuhan penduduk yang begitu pesat menyebabkan lahan untuk berusaha sudah tidak ada lagi. Sejalan dengan perkembangannya kini, Kabupaten Pringsewu bukan lagi menjadi daerah tujuan transmigrasi tetapi justru menjadi pengirim transmigran ke daerah lain.

Program transmigrasi diselenggarakan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu pada tanggal 27 Juli 2011 diikuti oleh 20 (dua puluh) kepala keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 68 (enam puluh delapan) jiwa dengan daerah tujuan Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat dan tanggal 20 November 2012 sebanyak 25 (dua puluh lima) kepala keluarga yang berjumlah 95 (sembilan puluh lima) jiwa diberangkatkan dengan tujuan Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimatan Tengah. Pelaksanaan program transmigrasi di kabupaten pringsewu bertujuan untuk pemerataan pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang diharapkan dapat memperoleh kehidupan yang lebih layak di pemukiman baru.

Berdasarkan hal tersebut program transmigrasi yang dilaksanakan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu, telah menunjukan

5

Priono, 2008, Transmigrasi Prakarsa Daerah Membangun Wilayah Jakarta: PT. Bangkit Daya Insana hlm. 2-3

(6)

bahwa ada permasalahan dalam pelaksanaan transmigrasi yang terdahulu dimana daerah kabupaten pringsewu yang tadinya menjadi daerah tujuan transmigrasi justru sekarang menjadi daerah pengirim.

Berdasarkan hal tersebut bahwa penyelenggaraan program transmigrasi di kabupaten pringsewu tidaklah semudah merancang dan menuliskannya di atas kertas, dimana daerah yang tadinya merupakan daerah tujuan transmigrasi menjadi daerah pengirim transmigran. Sehingga dari sinilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu.

1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian 1.2.1. Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

a. Bagaimanakah penyelenggaraan program transmigrasi yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu ?

b. Apakah yang menjadi faktor penghambat dalam penyelenggaraan transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu ?

1.2.2. Ruang Lingkup penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini di batasi pada pelaksanaan dan hambatan penyelenggaraan program transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu. Dengan penelitian ini diharapkan penulis

(7)

dapat memberikan masukan dari sisi ilmiah dan menambah ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum khususnya Hukum Administrasi Negara.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah tujuan penelitian adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pelaksanaan penyelenggaraan program transmigrasi

oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu.

b. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat dalam penyelenggaraan program transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoretis, memberikan tambahan wawasan bagi penulis mengenai penyelenggaraan transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu dan faktor penghambatnya, serta sebagai salah satu sumbangan pemikiran dan informasi dalam melengkapi dan mengembangkan perbendaharaan ilmu hukum khususnya Hukum Administrasi Negara Universitas Lampung dan memperluas wawasan di dunia empirik.

b. Kegunaan Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai penyelenggaraan transmigrasi yang merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mencapai keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan produksi pangan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Referensi

Dokumen terkait

Analisis yaitu dengan menganilisis data yang diperoleh dari catatan rekam medik pasien berdasarkan identifikasi karakteristik pasien, karakteristik pengobatan, dan evaluasi

Yang dimaksud variabel independen dalam  penelitian ini adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap kepatuhan dalam menjalankan program terapi pasien DM di

Pelaksanaan PPL dilakukan dengan membantu pekerjaan dinas seperti ikut membantu dalam rapat pertemuan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah, mengolah data

Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap ke tahap

[r]

(1) PARA PIHAK merumuskan konsep kerja sama yang akan dilaksanakan untuk kegiatan Diklat Pelayanan Prima di Kota dan Kabupaten Administrasi Provinsi DKI Jakartaa. (2) Dalam

Warna dan Material Perancangan Warna yang akan diterapkan dalam perancangan interior lobby hall, rung tamu VIP dan ruang kepanitiaan di gedung auditorium kampus IV

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan teknik regresi berganda, didapat bahwa variabel Tingkat Penilaian Presentasi Produk dan Tingkat Persepsi Risiko memiliki