• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan sarana transportasi terus meningkat seiring dengan berkembangnya zaman dan kebutuhan manusia berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain. Faktor keamanan, kenyamanan, dan kecepatan yang harus dicapai pada tempat tujuan menjadi salah satu permasalahan yang harus dapat diatasi guna efisiensi dan penghematan biaya transportasi tersebut.

Mengingat begitu luasnya wilayah daratan di Indonesia dan kepadatan lalu lintas di perkotaan maka dibutuhkan sarana transportasi yang memadai. Sebagai sarana penunjang untuk mengangkut manusia dan berbagai komoditas kebutuhan sehari- hari masyarakat. Sarana transportasi darat yang dipakai sehari- hari oleh masyarakat adalah sarana transportasi umum dan transportasi pribadi.

Saat kondisi lalu lintas sangat padat, jarak tempuh yang cukup jauh, kenyamanan, sarana dan prasarana yang kurang memadai, mendorong masyarakat lebih memilih mengguakan kendaraan pribadi dibanding dengan menggunakan sarana transportasi umum. Kebutuhan masyarakat atas kendaraan pribadi tersebut mendorong angka penjualan motor dan mobil menjadi semakin meningkat setiap tahunnya. Bila dilihat dari data penjualan mobil dan sepeda motor di Indonesia tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, mobil merek Toyota memimpin penjualan mobil di Indonesia dengan penjualan pada tahun 2009 sebanyak 186,922 unit dengan pangsa pasar 38,46 persen, sedangkan pada tahun 2010 walaupun masih pertengahan tahun yaitu sampai bulan juni mobil merek Toyota sudah bisa menjual sebanyak 140,368 dengan pangsa pasar 37,9 persen. Dari sisi penjulan sepeda motor, sepeda motor Honda menduduki posisi teratas dengan penjualan sebanyak 2,874,576 unit dengan pangsa pasar 46,25 persen pada tahun 2008, pada tahun 2009 penjualan sepeda motor Honda menurun menjadi 2,701,278 unit denagn pangsa pasar 46,16 persen, penurunan jumlah penjualan sepeda motor Honda turut dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah penjualan sepeda motor merek Yamaha yang naik drastis dari tahun 2008 sebanyak 2,465,546 dengan pangsa pasar 39,67 persen sedangkan pada tahun 2009 penjualannya mencapai

(2)

2,650,992 dengan pangsa pasar 45,30 persen, penjualannya naik 185,446 unit dan pangsa pasarnya naik 5,63 persen, hal ini pun terus berlanjut menurut data yang diperoleh sampai bulan Juni 2010, sepeda motor Honda masih memimpin pasar sepeda motor di Indonesia dengan penjualan sebesar 1,665,509 dengan pangsa pasar 46,60 persen, diikuti ketat dibelakangnya sepeda motor Yamaha di urutan ke dua dengan penjulan sebanyak 1,639,226 unit dengan pangsa pasar 45,50 persen. Data penjualan mobil dan sepeda motor dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data penjualan mobil dan sepeda motor tahun 2008- 2010 di Indonesia.

MEREK TAHUN PANGSA PASAR (%)

2008 2009 2010* 2008 2009 2010* M OB IL Daihatsu - 77,513 54,572 - 15,95% 14,74% Isuzu - 15,236 11,790 - 3.13% 3,18% Nissan Diesel - 1,298 1,165 - 0.27% 0,31% Toyota - 186,922 140,368 - 38,46% 37,91% Peugeot - 44 45 - 0,01% 0,01% Honda - 39,570 28,923 - 8,14% 7,81% Mitsubishi - 61,735 52,148 - 12,70% 14,09% Suzuki - 44,689 34,416 - 9,19% 9,30% Lainnya - 59,054 46,791 - 12,15% 12,64% S E PEDA M OT OR Honda 2,874,576 2,701,278 1,665,509 46,25% 46,16% 46,60% Yamaha 2,465,546 2,650,992 1,639,226 39,67% 45,30% 45,50% Suzuki 793,758 438,129 244,578 12,77% 7,49% 6,55% Kawasaki 44,690 58,150 38,513 0,72% 0,99% 1,05% Lainnya 37,295 3,413 1,176 0,60% 0,06% 0,29% *) Tahun 2010 sampai dengan bulan Juni

Sumber : Investor, Edisi XII/206 2010

Untuk memiliki kendaraan pribadi, masyarakat memerlukan dana yang tidak sedikit. Kebutuhan akan dana bagi seseorang merupakan hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari, baik dalam rangka memenuhi kebutuhan akan kendaraan pribadi, kebutuhan hidup sehari- hari maupun untuk

(3)

memenuhi kebutuhan modal usaha dalam hal bisnis. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan dana pinjaman, saat ini terdapat lembaga pembiayaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dengan menawarkan prosedur yang lebih mudah, cepat dan aman.

Di saat perkembangan sektor bisnis yang semakin meningkat, maka akan bertambah pula kebutuhan akan modal usaha. Selain lembaga pembiayaan yang dapat memenuhi kebutuhan akan dana pinjaman, terdapat pula lembaga konvensional berupa bank, yang ternyata tidak cukup ampuh untuk menanggulangi berbagai keperluan dana masyarakat, khususnya bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan jangkauan penyebaran kredit oleh bank tersebut dan keharusan memberlakukan prinsip bernuansa kehati- hatian dalam proses persetujuan kredit. Oleh karena itu, terciptalah lembaga penyandang dana dalam rangka penyaluran dana yang lebih fleksibel dari bank, inilah yang dikenal sebagai lembaga pembiayaan, yang menawarkan model-model formulasi baru terhadap pemberian dana.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah perusahaan pembiayaan terus berkurang, kecuali pada tahun 2007 terjadi sedikit peningkatan dari tahun sebelumnya sebanyak 3 perusahaan, Pada tahun 2006 jumlah perusahaan pembiayaan sebanyak 214 perusahaan, sedangkan pada tahun 2007 jumlah perusahaan pembiayaan sebanyak 217 perusahaan. Pada tahun 2009 jumlah perusahaan pembiayaan hanya tinggal 198 perusahaan, terus berkurang sampai bulan April 2010 sebanyak 1 perusahaan menjadi 197 perusahaan, hal ini tidak diimbangi dengan kenaikan piutang pembiayaan, terutama pada sektor Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang dan Pembiayaan Konsumen yang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada Tabel 2, dapat dilihat perkembangan perusahaan pembiayaan sepanjang tahun 2005- 2010 di Indonesia.

Menurut Ihsanudin, Kepala Biro Pembiayaan dan Penjaminan Badan Pengawas, dalam Indonesia Finance Today (2011), perusahaan yang dicabut izinnya ini lebih banyak berasal dari sektor pembiayaan sewa guna usaha dan anjak piutang. Pencabutan izin ini dilakukan karena perusahaan tersebut tidak lagi menjalankan kegiatan usaha dan melanggar peraturan, antara lain tidak memiliki modal sebesar Rp 100 miliar. Menurut pengumuman yang dikeluarkan

(4)

oleh Kementrian Keuangan RI melalui Badan Pengawas Modal dan Lembaga Keuangan, sepanjang tahun 2008 perusahaan pembiayaan yang di cabut izin usahanya diantaranya adalah PT Air Multifinance, JRD Finance Utama dan Central Total Finance. Pada tahun 2009 perusahaan pembiayaan yang di cabut izin usahanya diantaranya adalah PT Duta Kirana Finance Tbk, PT Sahabat Multifinance, PT Inti Karya Megah Finance, PT Evergreen Finance, PT Eastern Finance dan PT Hanil Bakrie Finance Corporation, Sedangkan pada tahun 2010 perusahaan pembiayaan yang dicabut izin usahanya dintaranya adalah PT Hana Risjad Finance, PT Pacific International Finance, PT SBMC Indonesia Finance dan PT Indocitra Finance Tbk (BAPEPAMLK, 2010).

Tabel 2. Perkembangan perusahaan pembiayaan tahun 2005- 2010 di Indonesia.

2005 2006 2007 2008 2009 2010* Jumlah Perusahaan 236 214 217 212 198 197 Total Aktiva 96,5 108,9 127,3 168,5 174,4 188,2 Piutang Pembiayaan : 67,6 93,1 110,6 137,2 142,5 152,2 - Sewa Guna Usaha 19,1 32,6 36,5 50,7 46,5 45,9

- Anjak Piutang 1,4 1,3 2,2 2,2 2,0 2,1

- Kartu Kredit 1,8 1,5 2,9 1,1 0,9 0,9

- Pembiayaan Konsumen 45,4 57,7 69,0 83,2 93,1 103,3 Pinjaman 61,1 65,2 80,3 108,9 101,3 105,1 Pinjaman dalam negeri 29,7 33,2 41,6 55,4 56,9 61,2 Pinjaman Luar negeri 31,4 32,0 38,7 53,5 44,4 43,9

Obligasi 10,2 10,1 12,8 11,5 13,6 17,4

Modal 15,0 18,9 24,5 32,4 40,1 42,9

Laba (Rugi) Tahun Berjalan 3,5 3,1 4,4 6,4 7,8 3,2 *) Tahun 2010 sampai dengan bulan April

(5)

Berdasarkan data majalah Investor Edisi XII/206, dengan kategori asset di atas Rp. 2 triliun- Rp. 5 triliun. PT BFI Finance Indonesia Tbk, menempati urutan ke 8, sedangkan untuk kategori Best multifinance Companies 2010, PT BFI Finance Indonesia Tbk menempati urutan 12 besar. PT BFI Finance Indonesia Tbk memiliki 107 Cabang dan 20 Gerai yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, guna memperoleh pasar dan lebih mendekatkan perusahaan dengan para pelanggan.

Salah satu cabang PT BFI Finance Indonesia Tbk terletak di kota Bogor. Kemudahan serta fleksibilitas dalam pengajuan dana pembiayaan kepada masyarakat yang ditawarkan oleh perusahaan pembiayaan menyebabkan persaingan antar perusahaan pembiayaan semakin ketat. Di kota Bogor terdapat beberapa perusahaan pembiayaan yang menjadi pesaing PT BFI Finance Indonesia Tbk, seperti BCA Finance, ADIRA Finance, Bussan Auto Finance, Sinarmas Finance, Mandala Finance, Mandiri Tunas Finance, WOM Finance, Armada Finance, Multindo Finance, Verena Oto Finance, Clipan Finance, Trihamas Finance, Bess Finance, Permata Finance, Olimpindo Finance dan Para Finance. Setiap perusahaan tersebut menawarkan proses yang cepat, bunga yang kompetitif serta angsuran yang murah agar dapat menarik konsumen. Untuk menjadi perusahaan yang kompetitif, PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor harus terus memodifikasi dan memperkenalkan produknya kepada masyarakat melalui media promosi yang tepat dan efektif.

Promosi adalah segala bentuk upaya untuk memperkenalkan atau meningkatkan pemahaman para pelanggan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Melalui kegiatan promosi, perusahaan menyampaikan informasi mengenai keunggulan dan keistimewaan produk kepada pasar sasaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan produk. Untuk merespon situasi persaingan tersebut, maka dibutuhkan suatu strategi promosi yang efektif untuk memperkenalkan produk perusahaan kepada konsumen, sehingga membuat konsumen tertarik dan mendorong konsumen untuk memilih pembiayaan di PT BFI Finance Indonesia Tbk.

Perusahaan perlu mengukur sejauhmana evektivitas promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk mengetahui hal- hal terebut, diperlukan

(6)

Penelitian tentang efektifitas bauran promosi pada PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan perusahaan untuk mengetahui media promosi mana yang menjadi sumber informasi utama bagi konsumen untuk mengetahui produk pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk, sehingga dapat memberikan rekomendasi bagi PT BFI Finance Indonesia Tbk dalam melakukan promosi yang efektif.

1.2. Perumusan Masalah

Salah satu perusahaan pembiayaan di kota Bogor adalah PT BFI Finance Indonesia Tbk yang terletak di Jl Raya Tajur No 39 D- E Bogor. Banyaknya perusahaan pembiayaan yang ada pada saat ini khususnya di Bogor, menyebabkan banyaknya alternatif yang dimiliki konsumen untuk memilih jasa pembiayaan. Oleh karena itu PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat dengan proses yang cepat, sehingga mampu mempertahankan konsumen dan dapat menambah konsumen baru.

Strategi pemasaran yang digunakan oleh PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor adalah melalui bauran promosi. Bauran promosi yang terdiri dari periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, publisitas dan hubungan masyarakat serta pemasaran langsung. Bauran promosi yang dilakukan harus menarik dan memberikan manfaat bagi konsumen sehingga efektif dan dapat mencapai tujuan komunikasi pemasaran. Macam- macam kegiatan promosi yang dilakukan PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor melalui pemasangan spanduk di tempat- tempat usaha mitra BFI, penyebaran flyer di tempat keramaian, poster, melalui media Koran (Post Kota), direct mail, internet, billboard dan mini spanduk yg dipasang di tempat strategis.

Berdasarkan promosi yang dilakukan, dapat diketahui keefektivan promosi yang di ukur berdasarkan tingkat kesesuaian pemahaman konsumen terhadap produk dengan target yang ditentukan pihak perusahaan.

Dari uraian yang dikemukakan di atas, maka permasalahan pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah karakteristik konsumen PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor ?

(7)

2. Bagaimana bauran promosi yang dilakukan PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor ?

3. Bagaimana efektivitas promosi yang dilakukan PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor.

2. Mengidentifikasi bauran promosi yang dilakukan PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor.

3. Menganalisa efektivitas promosi yang dilakukan PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain dapat memberikan referensi kepada pihak manajemen PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor mengenai karakteristik konsumen dan keefektivan promosi perusahaan berdasarkan perspektif konsumen serta penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam memformulasikan strategi promosi untuk masa depan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis identifikasi efektivitas promosi pada PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor dengan ruang lingkup penelitian yakni, aspek manajemen perusahaan yang memfokuskan pada gambaran umum perusahaan, karakteristik konsumen perusahaan dan kegiatan promosi PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor. Analisis dilakukan sampai dengan tahap pengukuran tingkat keefektivan promosi yang dilakukan oleh PT BFI Finance Indonesia Tbk cabang Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada

tidak dapat mengukur non-perform dari suatu kredit padahal terdapat variabel total loans dalam perhitungan efisiensi; investor di Indonesia masih berorientasi short term

CATATAN: Saat kabel upstream DP/USB-C dan kabel downstream DP tersambung, monitor akan mengatur MST = AKTIF secara otomatis, tindakan ini hanya akan dilakukan sekali

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan FGD pada orang tua atau keluarga korban, anak yang menjadi korban, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pejabat dari instansi terkait,

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR