• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 1998

TENTANG

PENGESAHAN THE UNITED NATIONS CONVENTION TO COMBAT DESERTIFICATION IN THOSE COUNTRIES EXPERIENCING SERIOUS DROUGHT AND/OR DESERTIFICATION,

PARTICULARLY IN AFRICA (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA UNTUK MEMERANGI PENGGURUNAN DI NEGARA-NEGARA YANG MENGALAMI KEKERINGAN

DAN/ATAU PENGGURUNAN YANG SERIUS, TERUTAMA DI AFRIKA) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa sebagai hasil sidang Intergovernmental Negotiating Committee on Desertification (INCD), telah diterima the United Nations Convention to Combat Desertification in those Countries

Experiencing Serious Drought and/or Desertification, Particularly in Africa (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Memerangi Penggurunan di Negara-negara yang Mengalami Kekeringan dan/atau Penggurunan yang Serius, terutama di Afrika), di Paris, Perancis pada tanggal 17 Juni 1994 dan ditandatangani oleh delegasi Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1994;

b. bahwa sehubungan dengan itu, dan sesuai dengan Amanat Presiden Republik Indonesia kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 2826/HK/1960 tanggal 22 Agustus 1960 tentang

Pembuatan Perjanjian-perjanjian dengan Negara lain, dipandang perlu untuk mengesahkan Convention tersebut dengan Keputusan Presiden;

Mengingat :

Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945; MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN THE UNITED NATIONS CONVENTION TO COMBAT DESERTIFICATION IN THOSE COUNTRIES EXPERIENCING SERIOUS DROUGHT AND/OR DESERTIFICATION, PARTICULARLY IN AFRICA (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA UNTUK MEMERANGI PENGGURUNAN DI NEGARA-NEGARA YANG MENGALAMI KEKERINGAN DAN/ATAU PENGGURUNAN YANG SERIUS, TERUTAMA DI AFRIKA).

Pasal 1

Mengesahkan the United Nations Convention to Combat Desertification in those Countries

Experiencing Serious Drought and/or Desertifica-tion, Particularly in Africa (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Memerangi Penggurunan di Negara-negara yang Mengalami Kekeringan dan/atau Penggurunan yang Serius, terutama di Afrika), sebagai hasil sidang Intergovernmental Negotiating Committee on Desertification (INCD), di Paris, Perancis pada *33970 tanggal 17 Juni 1994, yang salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggeris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagaimana terlampir pada Keputusan Presiden ini.Pasal 2

(2)

Apabila terjadi perbedaan penafsiran antara naskah terjemahan Convention dalam bahasa Indonesia dengan salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggeris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, maka yang berlaku adalah salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggeris.

Pasal 3

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Keputusan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 28 Agustus 1998PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAttdBACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

Diundangkan di Jakartapada tanggal 28 Agustus 1998MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIAttdAKBAR TANDJUNG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1998 NOMOR 134 ---

CATATAN

KONVENSI PBB UNTUK MEMERANGI PENGGURUNANDI NEGARA-NEGARA YANG

MENGALAMI KEKERINGAN DAN/ATAUPENGGURUNAN YANG SERIUS, TERUTAMA DI AFRIKA Para Pihak Konvensi ini,

Menegaskan bahwa umat manusia di kawasan yang terkena atau terancam, berada dalam kekhawatiran utama dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan, Mencerminkan rasa kekhawatiran mendesak dari masyarakat internasional, termasuk negara-negara dan organisasi-organisasi internasional, terhadap dampak penggurunan dan kekeringan yang sangat merugikan,

Menyadari bahwa kawasan-kawasan yang gersang, setengah gersang dan kawasan-kawasan kering berkelembaban sedang merupakan bagian yang cukup besar dari kawasan daratan bumi dan merupakan habitat dan sumber kehidupan sebagian besar penghuninya,

Mengakui bahwa penggurunan dan kekeringan merupakan persoalan berdimensi global karena mempengaruhi semua kawasan dunia dan bahwa tindakan bersama masyarakat internasional diperlukan untuk memerangi penggurunan dan/atau *33971 mengurangi dampak kekeringan, Mencatat banyaknya negara berkembang, terutama negara terbelakang, yang termasuk mengalami kekeringan dan/atau penggurunan serius, dan terutama konsekuensi tragis fenomena ini terutama di Afrika,

Mencatat juga bahwa penggurunan disebabkan oleh interaksi kompleks faktor-faktor fisik, biologis, politis, sosial, budaya dan ekonomi,

(3)

Menimbang dampak perdagangan dan aspek-aspek yang terkait dalam hubungan ekonomi internasional terhadap kemampuan negara-negara yang terkena dalam memerangi penggurunan secara memadai,

Menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan pemberantasan kemiskinan yang berkelanjutan merupakan prioritas dari negara-negara berkembang yang terkena, terutama di Afrika, dan sangat mendasar dalam memenuhi tujuan keberlanjutan,

Mengingat bahwa penggurunan dan kekeringan mempengaruhi pembangunan berkelanjutan melalui interaksinya dengan persoalan-persoalan sosial penting lainnya seperti kemiskinan, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi, kurangnya jaminan pangan, dan yang disebabkan oleh perpindahan penduduk, orang yang kehilangan tempat tinggal dan dinamika demografi.

Menghargai upaya penting dan memerangi Negara-Negara dan organisasi-organisasi internasional dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan, terutama dalam menetapkan Rencana Aksi untuk Mencegah Terjadinya Penggurunan yang disetujui pada Konferensi PBB mengenai Penggurunan tahun 1977,

Menyadari bahwa, kendatipun ada upaya sebelumnya, kemajuan dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan belum memenuhi harapan dan bahwa pendekatan baru yang lebih efektif diperlukan pada setiap tingkatan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, Mengakui keabsahan dan kaitan keputusan yang disetujui pada Konferensi PBB mengenai Lingkungan dan Pembangunan, terutama Agenda 21 dan Bab 12-nya, yang menjadi dasar untuk memerangi penggurunan,

Menegaskan kembali dalam hal ini komitmen negara maju seperti tertera dalam alinea 13 Bab 33 Agenda 21,

Memperhatikan resolusi 47/188 Majelis Umum, terutama prioritas yang ditetapkan mengenai Afrika, dan semua resolusi, keputusan dan program penggurunan dan kekeringan PBB terkait lainnya, serta deklarasi terkait oleh negara Afrika, dan dari kawasan lainnya,

Menegaskan kembali Deklarasi Rio mengenai Lingkungan dan Pembangunan yang menyatakan, dalam Prinsip 2, bahwa Negara-Negara, sesuai dengan Piagam PBB dan prinsip hukum

internasional, memiliki kedaulatan untuk mengolah sumber alam mereka sesuai dengan kebijakan lingkungan dan pembangunan mereka sendiri, dan bertanggung jawab untuk menjamin bahwa kegiatan dalam batas negara atau pengawasan mereka tidak menimbulkan kerusakan lingkungan negara lain atau daerah di luar yurisdiksi nasional,

Mengakui bahwa pemerintah nasional memainkan peranan menentukan dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan dan bahwa kemajuan dalam hal hubungan tersebut tergantung pada penerapan setempat program aksi di kawasan yang terkena,

*33972 Mengakui juga penting dan perlunya kerja sama dan kemitraan internasional dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan,

Mengakui lebih lanjut pentingnya penyediaan aturan, untuk negara-negara berkembang yang terkena, terutama di Afrika, tentang sarana yang efektif, di antaranya sumber keuangan yang besar, termasuk dana tambahan dan baru, dan akses teknologi, yang tanpa hal itu akan menyulitkan mereka untuk menerapkan secara penuh komitmen mereka sesuai Konvensi ini,

(4)

Menyampaikan keprihatinan mengenai dampak penggurunan dan kekeringan di negara yang terkena di Asia Tengah dan Transkaukasus,

Menekankan pentingnya peranan yang dimainkan kaum wanita di wilayah yang terkena penggurunan dan/atau kekeringan, terutama di kawasan pedesaan negara berkembang, dan pentingnya menjamin keikutsertaan penuh baik pria dan wanita pada semua tingkatan program untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan,

Menegaskan peranan khusus organisasi-organisasi nonpemerintah dan kelompok utama lainnya dalam program-program untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan, Memperhatikan hubungan antara penggurunan dan masalah lingkungan dengan dimensi global lainnya yang dihadapi oleh masyarakat nasional dan internasional,

Memperhatikan juga sumbangan yang bisa dilakukan oleh upaya-upaya memerangi penggurunan untuk mencapai tujuan Kerangka Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim, Konvensi

Keanekaragaman Hayati dan konvensi-konvensi lingkungan terkait lainnya,

Mempercayai bahwa strategi untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan akan sangat efektif jika didasarkan pada pengamatan sistematis yang baik dan pengetahuan keilmuan yang cukup dan jika semua itu terus menerus dikaji ulang.

Mengakui kebutuhan mendesak untuk meningkatkan efektivitas dan koordinasi kerja sama internasional untuk memudahkan penerapan rencana dan prioritas nasional,

Memutuskan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang, Telah menyetujui hal sebagai berikut:

Bab IPENDAHULUANPasal 1 Penggunaan Istilah

Untuk maksud Konvensi ini:

(a) "penggurunan" adalah degradasi tanah di kawasan gersang, setengah gersang dan kawasan kering dengan kelembaban sedang yang diakibatkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim dan kegiatan umat manusia;

(b) "memerangi penggurunan" meliputi kegiatan-kegiatan yang merupakan bagian dari

pengembangan tanah secara terpadu di kawasan gersang, *33973 setengah gersang dan kawasan kering dengan kelembaban sedang untuk pembangunan berkelanjutan yang ditujukan untuk: (i) mencegah dan/atau mengurangi degradasi tanah;(ii) merehabilitasi sebagian tanah yang degradasi; dan(iii) mereklamasi tanah gurun;

(c) "kekeringan" adalah fenomena yang terjadi secara alamiah yang berlangsung ketika hujan turun jauh di bawah tingkat normal, dan menyebabkan ketidakseimbangan hidrologi serius yang sangat mempengaruhi sistem produksi sumber tanah,

(5)

(d) "mengurangi dampak kekeringan" adalah kegiatan yang berkaitan dengan perkiraan kekeringan dan bertujuan untuk mengurangi kerentanan masyarakat dan sistem alamiah terhadap kekeringan karena hal tersebut berkaitan dengan upaya memerangi penggurunan,

(e) "tanah" adalah sistem bio-produksi bumi yang terdiri dari humus, vegetasi, biota lain dan proses ekologi serta hidrologi yang berlangsung di dalam sistem;

(f) "degradasi tanah" adalah penurunan atau kehilangan produktivitas biologis atau ekonomi dan kompleksitas tanaman tadah hujan, tanaman irigasi, kawasan atau jajaran padang rumput, hutan dan perkayuan, yang terjadi di kawasan gersang, setengah gersang dan kawasan kering dengan kelembaban sedang, dan diakibatkan oleh penggunaan tanah atau dari suatu proses atau proses kombinasi proses, termasuk proses yang berasal dari kegiatan manusia dan pola habitat, seperti: (i) erosi tanah yang disebabkan oleh angin dan/atau air;(ii) memburuknya kondisi fisik, kimia dan biologis atau pemilikan tanah secara ekonomis; dan(iii) kehilangan jangka panjang vegetasi alamiah; (g) "Kawasan gersang, setengah gersang dan kawasan kering dengan kelembaban sedang" adalah kawasan kutub dan subkutub, di mana rasio antara curah hujan tahunan dengan potensi penguapan salju berada dalam kisaran antara 0,05 sampai 0,65;

(h) "Kawasan yang terkena" adalah kawasan gersang, setengah gersang dan kawasan kering dengan kelembaban sedang yang terpengaruh atau terancam penggurunan;

(i) "negara yang terkena" adalah negara yang daratannya meliputi, secara keseluruhan atau sebagian, kawasan yang terkena;

(j) "organisasi integrasi ekonomi regional" adalah suatu organisasi yang terdiri negara berdaulat dari suatu kawasan tertentu yang berkompeten dalam kaitan dengan persoalan yang diatur oleh

Konvensi ini dan berwenang penuh, sesuai dengan prosedur internalnya, untuk menandatangani, meratifikasi, menerima, menyetujui atau ikut serta sebagai pihak Konvensi ini;

(k) "Pihak-pihak negara maju" adalah Pihak-pihak negara maju dan organisasi ekonomi integrasi regional yang terdiri dari negara maju;

Pasal 2 Tujuan

*33974 1. Tujuan Konvensi ini adalah untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan di negara-negara yang mengalami kekeringan dan/atau penggurunan serius, terutama di Afrika, melalui tindakan efektif pada semua tingkatan, didukung oleh kerja sama internasional dan pengaturan kemitraan, dalam suatu kerangka pendekatan integral yang konsisten dengan Agenda 21, dengan suatu pemikiran untuk menyumbang tercapainya pembangunan berkelanjutan di kawasan yang terkena.

2. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan strategi-strategi secara terpadu jangka panjang yang secara simultan terfokus di kawasan yang terkena, pada peningkatan produktivitas tanah, dan rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan berkelanjutan tanah dan sumber air, yang mengarah pada perbaikan kondisi kehidupan, terutama pada tingkat masyarakat.

(6)

Prinsip-prinsip

Dalam rangka mencapai tujuan Konvensi ini dan untuk menerapkan ketentuannya, para Pihak akan diberi pedoman, yang antara lain sebagai berikut:

(a) Para Pihak harus memastikan bahwa keputusan untuk merancang dan menerapkan program guna memerangi penggurunan dan untuk mengurangi dampak kekeringan dilakukan dengan keikutsertaan penduduk dan masyarakat setempat dan bahwa kondisi sadar lingkungan dibentuk di tingkat lebih tinggi untuk memudahkan tindakan di tingkat nasional dan lokal;

(b) Para Pihak harus, dalam semangat solidaritas dan kemitraan internasional, meningkatkan kerja sama dan koordinasi pada tingkat subregional, regional dan internasional, dan lebih menfokuskan sumber keuangan, sumber daya manusia, organisasional dan teknik bila mana diperlukan;

(c) Para Pihak harus mengembangkan, dalam semangat kemitraan, kerja sama di antara semua tingkatan pemerintah, masyarakat, organisasi-organisasi nonpemerintah dan pemilik tanah untuk menggalang pemahaman lebih baik mengenai alam dan nilai tanah serta kelangkaan sumber air di kawasan yang terkena dan bekerja ke arah pemanfaatan berkelanjutan; dan

(d) Para Pihak harus mempertimbangkan secara penuh kebutuhan dan kondisi-kondisi khusus Pihak-Pihak negara berkembang yang terkena, terutama negara-negara yang terbelakang. BAB IIKETENTUAN UMUMPasal 4

Kewajiban Umum

1. Para Pihak akan melaksanakan kewajiban mereka sesuai dengan Konvensi ini, baik secara sendiri atau bersama, baik melalui pengaturan bilateral dan multilateral yang sudah ada atau yang akan dibentuk atau kombinasi keduanya, sebaik mungkin, dengan menekankan upaya koordinasi dan mengembangkan strategi jangka panjang yang berkaitan pada semua tingkatan.

*33975 2. Dalam mencapai tujuan Konvensi ini, para Pihak akan:

(a) menyetujui suatu pendekatan terpadu guna menangani aspek fisik, biologis dan sosio-ekonomis proses penggurunan dan kekeringan;

(b) memberikan perhatian semestinya, di dalam badan regional dan internasional terkait, pada keadaan Pihak-pihak negara berkembang yang terkena dalam hubungannya dengan perdagangan internasional, Pengaturan pemasaran dan utang, dalam upaya untuk membentuk suatu lingkungan ekonomi internasional yang mendukung promosi pembangunan berkelanjutan;

(c) Menterpadukan strategi untuk memberantas kemiskinan dalam upaya memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan;

(d) mengembangkan kerja sama di antara negara-negara Pihak yang terkena dalam perlindungan dan konservasi lingkungan, tanah dan sumber air, karena mereka berhubungan dengan

penggurunan dan kekeringan;

(e) memperkuat kerja sama subregional, regional dan internasional; (f) kerja sama dengan organisasi antar pemerintah terkait;

(7)

(g) menentukan mekanisme kelembagaan, jika sesuai, dengan tetap memperhatikan kebutuhan untuk menghindari tumpang tindih; dan

(h) mengembangkan penggunaan mekanisme dan pengaturan keuangan bilateral dan multilateral yang ada guna mengerahkan dan menyalurkan sumber keuangan yang besar untuk Pihak-pihak negara berkembang yang terkena dalam memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan.

3. Pihak-pihak negara berkembang yang terkena berhak mendapatkan bantuan dalam menerapkan Konvensi.

Pasal 5

Kewajiban Negara-negara Pihak yang Terkena

Sebagai tambahan terhadap kewajiban mereka sesuai dengan Pasal 4, negara-negara Pihak yang terkena perlu:

(a) memberikan prioritas khusus untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan, dan mengalokasikan sumber yang cukup sesuai dengan keadaan dan kemampuan mereka;

(b) membentuk strategi dan prioritas, dalam kerangka rencana dan kebijakan pembangunan berkelanjutan, untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan;

(c) menangani penyebab penggurunan dan memberikan perhatian khusus pada faktor-faktor ekonomi-sosial yang menjadi penyebab proses penggurunan;

(d) mengembangkan kesadaran dan mempermudah keikutsertaan penduduk setempat, terutama wanita dan pemuda, dengan dukungan organisasi-organisasi nonpemerintah, dalam upaya untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan; dan

*33976 (e) menyediakan lingkungan yang mendukung dengan memperkuat, sebaik mungkin, perundangan terkait yang ada dan, jika tak ada, memberlakukan peraturan baru dan membentuk kebijakan jangka panjang dan program aksi.

Pasal 6

Kewajiban Pihak-pihak Negara Maju

Sebagai tambahan atas kewajiban mereka yang ditetapkan dalam Pasal 4, Pihak-pihak negara maju berupaya untuk:

(a) secara aktif mendukung, seperti disepakati, baik secara sendiri atau bersama, upaya Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama di Afrika, dan negara-negara yang lebih miskin, untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan;

(b) menyediakan sumber keuangan yang besar dan bentuk dukungan lain guna membantu Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika, secara efektif untuk

mengembangkan dan menerapkan rencana dan strategi jangka panjang mereka untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan;

(8)

(c) mengembangkan pengerahan dana baru dan tambahan sesuai dengan Pasal 20, alinea 2 (b); (d) mendorong pengerahan dana dari sektor swasta dan sumber-sumber nonpemerintah lainnya; dan

(e) mengembangkan dan memudahkan akses pihak negara yang terkena, terutama Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terhadap teknologi tepat guna, pengetahuan dan keterampilan.

Pasal 7

Prioritas untuk Afrika

Dalam melaksanakan Konvensi ini, para Pihak harus memberikan prioritas untuk Pihak-pihak negara Afrika yang terkena, dengan memperhatikan situasi khusus yang terjadi di wilayah tersebut, tanpa mengabaikan Pihak-pihak negara berkembang lain yang terkena di wilayah lain.

Pasal 8

Kaitan dengan Konvensi Lain

1. Para Pihak harus mendorong koordinasi kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan Konvensi ini, dan jika mereka merupakan negara Pihak, berdasarkan persetujuan internasional terkait lainnya, terutama Konvensi Kerangka PBB mengenai Perubahan Iklim dan Konvensi Keanekaragaman Hayati, dalam upaya memperoleh keuntungan maksimum dari kegiatan di setiap persetujuan dengan menghindarkan upaya yang tumpang tindih. Para Pihak akan mendorong dilaksanakannya program bersama, terutama di bidang riset, pelatihan, pengamatan, pengumpulan dan pertukaran informasi yang sistematis, pada satu tingkat dimana kegiatan seperti itu bisa menyumbang pada tercapainya tujuan persetujuan dimaksud.

2. Ketentuan Konvensi ini seharusnya tidak mempengaruhi hak dan kewajiban setiap Pihak yang berasal dari persetujuan bilateral, regional atau internasional yang sudah berlaku sebelum diberlakukannya Konvensi ini terhadap persetujuan dimaksud.

*33977 BAB IIIPROGRAM AKSI, KERJASAMA ILMIAH DAN TEKNIKDAN LANGKAH-LANGKAH MENDUKUNGBagian 1: Program AksiPasal 9

Pendekatan Dasar

1. Dalam melaksanakan kewajiban mereka sesuai dengan Pasal 5, Pihak-pihak negara berkembang yang terkena dan setiap negara Pihak lain yang terkena, seperti disebutkan dalam lampiran

pelaksanaan regional atau, sebaliknya, yang telah memberitahukan kepada Sekretariat Tetap secara tertulis mengenai maksudnya untuk menyiapkan program aksi nasional, perlu, sebaiknya, mempublikasikan dan menerapkan program aksi nasional, pemanfaatan dan pembentukan, sedapat mungkin, program dan rencana sukses yang ada, dan program aksi subregional dan regional, sebagai unsur utama strategi untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan. Program seperti itu akan diperbarui melalui proses keikutsertaan terus menerus dengan dasar pelajaran dari lapangan, serta hasil riset. Persiapan program aksi nasional harus dikaitkan secara erat dengan upaya lain guna merumuskan kebijakan nasional untuk pembangunan berkelanjutan.

(9)

2. Dalam penyediaan bantuan oleh Pihak-pihak negara maju yang bentuknya berbeda-beda sesuai dengan Pasal 6, prioritas akan diberikan untuk mendukung, seperti disepakati, program aksi nasional, subregional dan regional dari Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika, baik secara langsung atau melalui organisasi multilateral terkait atau keduanya. 3. Para Pihak akan mendorong organ, dana dan program dalam sistem PBB dan organisasi antar pemerintah terkait lainnya, lembaga-lembaga akademis, masyarakat ilmiah dan organisasi-organisasi nonpemerintah dalam posisi untuk bekerja sama, sesuai dengan mandat dan kemampuan mereka, untuk mendukung rincian, terapan dan tindak lanjut program aksi. Pasal 10

Program Aksi Nasional

1. Maksud program aksi nasional adalah untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan terjadinya penggurunan dan langkah praktis yang perlu dilakukan guna memerangi penggurunan dan

mengurangi dampak kekeringan.

2. Program aksi nasional akan merinci peranan masing-masing pemerintah, masyarakat lokal dan pengguna tanah dan sumber yang tersedia dan diperlukan. Mereka, di antaranya, akan:

(a) memasukan strategi jangka panjang guna memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan, menekankan terapan dan diterpadukan dengan kebijakan nasional untuk pembangunan berkelanjutan;

(b) memungkinkan dilakukannya perubahan dalam menanggapi keadaan yang berubah dan cukup luwes pada tingkat lokal untuk menghadapi berbagai keadaan ekonomi-sosial, biologis dan geo-fisik yang berbeda;

(c) memberikan perhatian khusus terhadap penerapan langkah *33978 pencegahan untuk tanah yang belum degradasi atau baru sedikit terdegradasi;

(d) memperkuat kemampuan keilmuan dalam iklim, meteorologi dan hidrologi nasional dan sarana untuk memberikan peringatan kekeringan dini;

(e) memajukan kebijakan dan memperkuat kerangka kelembagaan yang mengembangkan kerja sama dan koordinasi, dalam semangat kemitraan, antara masyarakat donor, pemerintah pada setiap tingkatan, penduduk lokal dan kelompok masyarakat, dan memudahkan akses bagi penduduk setempat terhadap informasi dan teknologi tepat guna;

(f) memberikan kesempatan keikutsertaan efektif organisasi-organisasi nonpemerintah dan penduduk setempat di tingkat lokal, nasional dan regional, baik wanita maupun pria, terutama pengguna sumber-sumber alam, termasuk petani dan peternak serta perwakilan organisasi mereka, dalam perencanaan kebijakan, pembuatan keputusan, dan penerapan serta kaji ulang program aksi nasional; dan

(g) mensyaratkan kaji ulang terus menerus, dan laporan perkembangan mengenai pelaksanaan mereka.

3. Program aksi nasional bisa termasuk, di antaranya, beberapa atau semua langkah berikut untuk menyiapkan dan mengurangi dampak kekeringan:

(10)

(a) pembentukan dan atau penguatan, sebaik mungkin, sistem peringatan dini, termasuk fasilitas dan sistem bersama lokal dan nasional pada tingkat subregional dan regional, dan mekanisme untuk membantu orang yang kehilangan tempat tinggal karena faktor lingkungan;

(b) memperkuat kesiapan dan pengelolaan kekeringan, termasuk rencana darurat di tingkat lokal, nasional, subregional dan regional, dengan mempertimbangkan perkiraan iklim musiman dan tahunan;

(c) membentuk dan memperkuat, sebaik mungkin, sistem pengamanan pangan, termasuk fasilitas gudang dan pemasaran, terutama di kawasan pedesaan;

(d) pembentukan proyek mata pencaharian alternatif yang bisa memberikan pemasukan di kawasan rawan kekeringan; dan

(e) pengembangan program irigasi berkelanjutan untuk tanaman dan ternak.

4. Mempertimbangkan kondisi dan persyaratan khusus untuk setiap negara Pihak yang terkena, termasuk program aksi nasional, sebaik mungkin, di antaranya, langkah di beberapa atau semua bidang prioritas berikut karena berkaitan dengan upaya memerangi penggurunan dan mengatasi dampak kekeringan di daerah yang terkena dan terhadap penduduk mereka; promosi mata pencaharian alternatif dan peningkatan lingkungan ekonomi nasional untuk memperkuat program yang bertujuan guna memberantas kemiskinan dan menjamin pengamanan pangan, dinamika demografi, pengelolaan berkelanjutan sumber alam, praktek pertanian berkelanjutan,

pengembangan dan penggunaan efisien berbagai sumber *33979 energi, kerangka hukum dan kelembagaan, memperkuat kemampuan penilaian dan observasi sistematis, termasuk jasa hidrologi dan meteorologi, dan pengembangan kapasitas, pendidikan dan kesadaran publik.

Pasal 11

Program Aksi Subregional dan Regional

Negara-negara Pihak yang terkena akan berkonsultasi dan bekerja sama untuk menyiapkan, sebaik mungkin, dan sesuai dengan lampiran pelaksanaan regional terkait, program aksi subregional dan/atau regional untuk mengharmoniskan, melengkapi dan meningkatkan efisiensi program nasional. Ketentuan Pasal 10 akan berlaku mutatis muntadis untuk program subregional dan regional. Kerja sama seperti itu mungkin mencakup program bersama untuk pengelolaan berkelanjutan sumber alam lintas batas negara, kerja sama teknik dan ilmiah, dan penguatan lembaga terkait.

Pasal 12

Kerjasama Internasional

Negara-negara Pihak yang terkena, bersama dengan Pihak-Pihak lainnya dan masyarakat internasional, harus bekerja sama untuk menjamin promosi yang memungkinkan lingkungan internasional menerapkan Konvensi. Kerja sama seperti itu harus juga mencakup bidang alih teknologi serta riset dan pengembangan ilmiah, pengumpulan dan penyebaran informasi dan sumber keuangan.

(11)

Dukungan untuk Perincian dan Pelaksanaan Program Aksi

1. Langkah-langkah untuk mendukung program aksi sesuai dengan Pasal 9 meliputi, diantaranya: (a) kerja sama keuangan untuk menyediakan program aksi yang dapat diperkirakan, dengan memungkinkan perencanaan jangka panjang yang diperlukan;

(b) rincian dan penggunaan mekanisme kerja sama yang lebih mendukung di tingkat lokal, termasuk aksi melalui organisasi nonpemerintah, dalam rangka mempromosikan kegiatan program contoh yang sukses dan dapat dijadikan contoh di mana perlu.

(c) meningkatkan keluwesan dalam perancangan proyek, pendanaan dan penerapan yang sejalan dengan eksperimen, pendekatan berulang yang diisyaratkan untuk keterlibatan aksi pada tingkat masyarakat lokal; dan

(d) sesuai kebutuhan, prosedur-prosedur anggaran dan administratif yang meningkatkan efisiensi kerja sama dan program-program yang mendukung.

2. Dalam menyediakan dukungan seperti itu untuk Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, prioritas akan diberikan kepada negara-negara Pihak Afrika dan negara-negara Pihak terbelakang. Pasal 14

Koordinasi dalam Perincian dan Pelaksanaan Program Aksi

1. Para Pihak akan bekerja sama, secara langsung dan melalui organisasi antar pemerintah terkait, dalam perincian dan pelaksanaan program *33980 aksi.

2. Para Pihak akan mengembangkan mekanisme operasional, terutama pada tingkat nasional dan lapangan, guna menjamin semaksimal mungkin koordinasi antara pihak negara maju, Pihak-pihak negara berkembang dan organisasi-organisasi antar pemerintah dan nonpemerintah terkait, guna menghindari tumpang tindih, menyelaraskan berbagai intervensi dan pendekatan, dan memaksimalkan dampak bantuan. Di Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, prioritas akan diberikan untuk mengkoordinasikan kegiatan yang terkait dengan kerja sama internasional dalam rangka memaksimalkan penggunaan sumber alam yang efisien, untuk menjamin bantuan yang responsif, dan untuk memudahkan pelaksanaan program dan prioritas program nasional berdasarkan Konvensi ini.

Pasal 15

Lampiran Pelaksanaan Regional

Unsur-unsur yang dimasukkan dalam program aksi akan dipilih dan disesuaikan dengan faktor-faktor ekonomi-sosial, geografis dan iklim yang dapat diterapkan pada negara-negara Pihak atau kawasan terkena, serta tingkat pembangunan mereka. Pedoman untuk menyiapkan program aksi dan fokus serta isi yang tepat untuk subregional dan regional tertentu ditetapkan dalam lampiran pelaksanaan regional.

Bagian 2: Kerjasama Teknis dan IlmiahPasal 16 Pengumpulan Informasi, Analisis dan Pertukaran

(12)

Para Pihak sepakat, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, untuk menterpadukan dan mengkoordinasikan pengumpulan, analisis dan pertukaran data dan informasi terkait jangka pendek dan jangka panjang untuk menjamin pengamatan sistematis degradasi tanah di daerah yang

terkena dan untuk memahami dan menilai lebih baik proses dan pengaruh kekeringan dan

penggurunan. Ini akan membantu mencapai, di antaranya, peringatan dini dan perencanaan lebih maju untuk berbagai periode yang keadaan cuacanya sangat buruk dalam bentuk yang tepat untuk penerapan praktis oleh pengguna pada semua tingkatan, termasuk khususnya pendududk

setempat. Untuk maksud tersebut, mereka akan, sesuai kondisi:

(a) mempermudah dan memperkuat fungsi jaringan global dari lembaga-lembaga dan fasilitas-fasilitas untuk mengumpulkan, menganalisis dan tukar menukar informasi, maupun untuk pengamatan sistematis pada semua tingkatan, yang diantaranya, akan:

(i) diarahkan untuk menggunakan sistem dan standar yang mudah diterapkan;(ii) meliputi data dan stasiun terkait, termasuk yang di daerah terpencil;(iii) menggunakan dan menyebarkan teknologi moderen untuk pengumpulan, transmisi dan penilaian data mengenai degradasi tanah; dan(iv) mengaitkan pusat-pusat data dan informasi nasional, subregional dan regional secara lebih erat dengan sumber-sumber informasi global;

(b) menjamin bahwa pengumpulan, analisa dan pertukaran informasi menangani kebutuhan masyarakat setempat dan para pembuat keputusan, guna menyelesaikan persoalan-persoalan tertentu, dan bahwa masyarakat lokal dilibatkan dengan masalah ini;

*33981 (c) mendukung dan mengembangkan lebih lanjut program dan proyek bilateral dan multilateral yang bertujuan untuk mendefinisikan, melaksanakan, menilai dan membiayai

pengumpulan, analisis dan pertukaran data dan informasi, termasuk, di antaranya, pengintegrasian indikator fisik, biologis, sosial dan ekonomi;

(d) memanfaatkan keahlian organisasi-organisasi antar pemerintah dan nonpemerintah berwenang, terutama untuk menyebarkan informasi dan pengamalan terkait di antara kelompok sasaran di berbagai wilayah berbeda;

(e) memberikan bobot penuh pada pengumpulan, analisa dan pertukaran data sosial-ekonomi, dan integrasi mereka dengan data fisik dan biologis;

(f) bertukar informasi dari semua sumber terbuka terkait dan memanfaatkannya secara penuh, terbuka dan cepat, guna memerangi penggurunan dan menangani dampak kekeringan; dan (g) tergantung pada peraturan perundangan dan/atau kebijakan nasional masing-masing, bertukar informasi mengenai pengetahuan lokal dan tradisional, menjamin perlindungan memadai atas pengetahuan tersebut dan menyediakan imbalan sepadan dari keuntungan yang diperoleh atas pemanfaatannya, atas dasar keadilan dan kesepakatan bersama, bagi masyarakat setempat yang terkait.

Pasal 17

Penelitian dan Pengembangan

1. Para Pihak berupaya, berdasarkan kemampuan masing-masing mempromosikan kerjasama teknis dan ilmiah dalam memerangi penggurunan dan menangani dampak kekeringan melalui

(13)

lembaga nasional, subregional, regional dan internasional yang tepat. Untuk maksud tersebut mereka akan mendukung kegiatan penelitian yang:

(a) menyumbang pada peningkatan pengetahuan tentang proses yang menyebabkan penggurunan dan kekeringan serta dampak dari, dan perbedaan antara, faktor-faktor penyebab, baik alamiah maupun ulah manusia, dalam rangka memerangi penggurunan dan menangani dampak kekeringan, dan mencapai peningkatan produktivitas maupun pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber secara berkelanjutan;

(b) menjawab tujuan-tujuan yang didefinisikan dengan baik, menangani kebutuhan khusus penduduk setempat dan mengarah pada pengidentifikasian dan penerapan jalan keluar yang meningkatkan tingkat kehidupan rakyat di daerah yang terkena;

(c) melindungi, menterpadukan, mendorong dan mengabsahkan pengetahuan, keterampilan dan praktek tradisional dan lokal, guna menjamin, tergantung pada peraturan dan kebijakan nasional masing-masing, bahwa pemilik pengetahuan tersebut akan langsung mendapatkan keuntungan dengan dasar yang adil dan ketentuan yang saling disepakati dari pemanfaatan secara komersial atau dari setiap pengembangan teknologi yang berasal dari pengetahuan tersebut;

(d) mengembangkan dan memperkuat kemampuan penelitian nasional, subregional, regional di Pihak-pihak negara berkembang, terutama di Afrika, termasuk pengembangan keterampilan setempat *33982 dan penguatan kapasitas yang tepat, terutama di negara-negara dengan basis penelitian lemah, dengan memberikan perhatian khusus untuk penelitian yang multidisiplin dan pengikutsertaan aspek ekonomi-sosial;

(e) mempertimbangkan, jika perlu, kaitan antara kemiskinan, imigrasi yang disebabkan faktor lingkungan, dan penggurunan;

(f) mempromosikan pelaksanaan program penelitian bersama antara organisasi penelitian nasional, subregional, regional dan internasional, baik pada sektor publik maupun swasta, untuk

pengembangan perbaikan dan mudah didapat serta teknologi yang dapat diakses melalui partisipasi efektif penduduk dan masyarakat setempat; dan

(g) meningkatkan penyediaan sumber air di kawasan yang terkena, dengan cara, di antaranya, pembentukan awan.

2. Prioritas penelitian untuk wilayah dan subwilayah tertentu yang mencerminkan kondisi setempat yang berbeda, akan dimasukkan dalam program-program aksi. Konferensi Para Pihak akan mengkaji ulang prioritas penelitian secara berkala atas masukan Komite Ilmu dan Teknologi. Pasal 18

Transfer, Akuisisi, Adaptasi dan Pengembangan Teknologi.

1. Para Pihak melakukan, seperti disepakati bersama dan sesuai dengan peraturan dan kebijakan nasional masing-masing, untuk mempromosikan, membiayai dan/atau membantu pembiayaan pengalihan, akuisisi, adaptasi dan pengembangan teknologi terkait yang secara lingkungan masuk akal, secara ekonomis layak dan secara sosial dapat diterima, guna mengatasi penggurunan dan/atau menangani dampak kekeringan, dalam rangka menyumbang pada pencapaian

(14)

secara bilateral atau multilateral, mana yang terbaik, dengan memanfaatkan secara penuh keahlian organisasi antar pemerintah dan nonpemerintah. Para Pihak, terutama, akan:

(a) memanfaatkan secara penuh sistem informasi dan clearing-houses yang ada di tingkat nasional, subregional, regional dan internasional untuk penyebaran informasi yang ada mengenai teknologi, sumbernya, risiko lingkungannya dan lingkup yang lebih luas dimana informasi itu bisa diperoleh; (b) membantu akses, terutama oleh Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, dengan cara yang menguntungkan, termasuk kesepakatan konsesional dan preferensial, seperti disepakati bersama, dengan mempertimbangkan kebutuhan untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual, terhadap teknologi yang paling tepat guna dengan penerapan praktis untuk kebutuhan khusus penduduk setempat, dengan memberikan perhatian khusus pada dampak sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan dari teknologi semacam itu;

(c) membantu kerja sama teknologi di antara pihak negara yang terkena melalui bantuan keuangan atau cara-cara tepat lainnya.

(d) memperluas kerja sama teknologi dengan Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, termasuk, jika ada kaitannya, kerja *33983 sama patungan, khususnya dalam sektor yang mendorong mata pencaharian alternatif; dan

(e) mengambil langkah yang tepat untuk membentuk kondisi pasar domestik dan insentif, fiskal atau lainnya, yang mendukung pengembangan, transfer, akuisisi dan adaptasi teknologi yang tepat, pengetahuan, keterampilan dan praktek, termasuk langkah untuk menjamin perlindungan yang memadai dan efektif hak atas kekayaan intelektual;

2. Para Pihak akan, sesuai dengan kemampuan masing-masing, dan tergantung pada peraturan dan/atau kebijakan nasional masing-masing, melindungi, mempromosikan dan menggunakan terutama teknologi tradisional dan lokal yang terkait, pengetahuan, keterampilan dan praktek dan, untuk maksud tersebut, mereka berkewajiban untuk:

(a) Membuat inventarisasi teknologi semacam itu, pengetahuan, keterampilan dan praktek serta potensi pemanfaatannya dengan keikutsertaan penduduk setempat, dan membagikan informasi semacam itu, sesuai keadaan, bekerja sama dengan organisasi antar pemerintah dan

nonpemerintah;

(b) menjamin bahwa teknologi, pengetahuan, keterampilan dan praktek semacam itu dilindungi dengan memadai dan bahwa penduduk setempat diuntungkan secara langsung, dengan dasar yang adil dan disepakati bersama, dari segala bentuk pemanfaatan komersialnya atau dari segala

pengembangan teknologi yang berkaitan dengannya;

(c) mendorong dan mendukung secara aktif perbaikan dan pembagian teknologi, pengetahuan, keterampilan dan praktek semacam itu atau pengembangan teknologi baru yang didasarkan atas hal tersebut; dan

(d) membantu, sebaik mungkin, adaptasi teknologi, pengetahuan, keterampilan dan praktek

semacam itu untuk dipergunakan secara luas dan mengintegrasikannya dengan teknologi moderen, setepat mungkin.

(15)

Pengembangan Kapasitas, Pendidikan dan Kesadaran Publik

1. Para Pihak mengakui pentingnya pengembangan kapasitas-seperti pengembangan

kelembagaan, pelatihan dan pengembangan kapasitas lokal dan nasional yang terkait dalam upaya untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan. Mereka akan

mempromosikan, sebaik mungkin, pengembangan kapasitas:

(a) melalui partisipasi penuh pada semua tingkat penduduk setempat, terutama pada tingkat lokal, khususnya wanita dan pemuda, bekerja sama dengan organisasi-organisasi nonpemerintah dan lokal;

(b) dengan memperkuat kapasitas pelatihan dan penelitian pada tingkat nasional di bidang penggurunan dan kekeringan;

(c) dengan membentuk dan/atau memperkuat dukungan dan perluasan jasa untuk membagikan metode teknologi dan teknik yang lebih efektif, dan dengan melatih agen dan anggota lapangan *33984 organisasi pedesaan dalam pendekatan partisipasif terhadap konservasi dan penggunaan berkelanjutan sumber alam;

(d) dengan mendorong penggunaan dan pembagian teknologi, pengetahuan, keterampilan dan praktek penduduk setempat dalam program kerja sama teknik, bilamana memungkinkan; (e) dengan menyesuaikan, bila perlu, teknologi yang memperhatikan lingkungan dan metode tradisional pertanian dan peternakan, dengan kondisi-kondisi ekonomi-sosial moderen;

(f) dengan menyediakan pelatihan dan teknologi yang tepat dalam pemanfaatan sumber energi alternatif, terutama sumber enerji yang dapat diperbaharui, ditujukan terutama untuk mengurangi ketergantungan terhadap kayu bakar;

(g) melalui kerja sama, seperti disepakati bersama, untuk memperkuat kapasitas Pihak-pihak negara berkembang yang terkena guna mengembangkan dan menerapkan program-program pengumpulan, analisis dan pertukaran informasi seperti ditetapkan pada Pasal 16;

(h) secara inovatif mempromosikan mata pencaharian baru, termasuk pelatihan keterampilan baru; (i) dengan melatih para pengambil keputusan, manajer, dan personel yang bertanggung jawab dalam pengumpulan dan analisis data untuk penyebaran dan penggunaan informasi peringatan dini mengenai keadaan kekeringan dan untuk produksi makanan;

(j) melalui pelaksanaan yang lebih efektif lembaga dan kerangka hukum nasional yang ada dan, jika perlu, pembentukan yang baru, serta dengan memperkuat pengelolaan dan perencanaan strategis; dan

(k) dengan cara pertukaran program kunjungan untuk meningkatkan pengembangan kapasitas di negara-negara Pihak yang terkena melalui proses belajar dan kajian interaktif jangka panjang. 2. Pihak-pihak negara berkembang akan melaksanakan, bekerja sama dengan pihak lain dan organisasi-organisasi antarpemerintah dan nonpemerintah, sebaik mungkin, suatu kaji ulang antardisiplin mengenai kapasitas dan fasilitas di tingkat lokal dan nasional yang tersedia, dan potensi untuk memperkuatnya.

(16)

3. Para Pihak akan bekerja sama satu sama lainnya dan melalui organisasi-organisasi

antarpemerintah yang berkompeten, serta dengan organisasi-organisasi nonpemerintah, dalam melaksanakan dan mendukung kesadaran publik dan program pendidikan baik pada negara-negara Pihak yang terkena, dan jika perlu, di negara-negara Pihak yang tak terkena, untuk mempromosikan pemahaman mengenai penyebab dan dampak penggurunan dan kekeringan dan pentingnya

memenuhi tujuan Konvensi ini. Untuk maksud tersebut, mereka akan: (a) mengorganisasikan kampanye kesadaran untuk masyarakat umum;

(b) mengembangkan, secara terus menerus, akses ke informasi yang relevan oleh masyarakat, dan partisipasi luas masyarakat dalam kegiatan pendidikan dan kesadaran;

*33985 (c) mendorong pembentukan asosiasi-asosiasi yang menyumbang pada kesadaran masyarakat;

(d) mengembangkan dan mempertukarkan bahan-bahan tentang pendidikan dan kesadaran publik, jika memungkinkan dalam bahasa setempat, mempertukarkan dan mendukung pakar-pakar untuk melatih personel negara-negara Pihak berkembang yang terkena dalam melaksanakan program pendidikan dan kesadaran yang relevan, dan memanfaatkan secara penuh bahan-bahan pendidikan terkait yang tersedia di badan-badan internasional yang kompeten;

(e) menilai kebutuhan pendidikan di kawasan-kawasan yang terkena, menjabarkan kurikulum yang tepat untuk sekolah-sekolah dan memperluas, sesuai kebutuhan, pendidikan dan program

pemberantasan buta huruf untuk orang dewasa dan kesempatan untuk semua, terutama untuk gadis remaja dan wanita, untuk mengidentifikasi, mengkonservasi dan memanfaatkan serta mengelola sumber-sumber alam secara berkelanjutan di kawasan-kawasan yang terkena; dan (f) mengembangkan program-program partisipatif secara antar disiplin yang menterpadukan kesadaran tentang penggurunan dan kekeringan ke dalam sistem pendidikan dan dalam program-program pendidikan nonformal, dewasa, jarak jauh, dan praktis.

4. Konferensi Para Pihak akan membentuk dan/atau memperkuat jaringan-jaringan pendidikan dan pusat-pusat pelatihan regional untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan. Jaringan ini akan dikoordinasikan oleh suatu lembaga yang dibentuk atau dirancang untuk tujuan tersebut, guna melatih personel di bidang-bidang keilmuan, teknik dan manajemen serta untuk memperkuat lembaga yang ada dan bertanggung jawab atas pendidikan dan pelatihan negara-negara Pihak yang terkena, bilamana perlu, untuk mengharmoniskan program-program dan untuk mengorganisasikan pertukaran pengalaman antar-mereka Jaringan ini akan bekerja sama erat dengan organisasi-organisasi antarpemerintah dan nonpemerintah guna menghindari tumpang tindih upaya tersebut.

Pasal 20

Sumber Keuangan

1. Mengingat sangat pentingnya pembiayaan untuk mencapai tujuan Konvensi, para Pihak, dengan memperhatikan kemampuan mereka, akan berupaya untuk menjamin bahwa sumber-sumber keuangan yang cukup tersedia bagi program-program untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan.

(17)

2. Dalam kaitan ini, Pihak-pihak negara maju, seraya memberikan prioritas kepada negara-negara Pihak Afrika yang terkena tanpa mengabaikan Pihak-pihak negara berkembang yang terkena di kawasan-kawasan lain, sesuai dengan Pasal 7, melakukan:

(a) pengerahan sumber-sumber keuangan yang cukup, termasuk hibah dan pinjaman konsesional, guna mendukung penerapan program-program memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan;

(b) mendorong pengerahan sumber-sumber dana yang cukup, tepat waktu dan dapat diperkirakan, termasuk dana tambahan baru dari *33986 Global Environment Facility untuk biaya tambahan yang disepakati dari kegiatan-kegiatan mengenai penggurunan yang berkaitan dengan empat kawasan utama, sejalan dengan ketentuan yang berkaitan dengan Instrumen pembentukan Global

Environment Facility;

(c) membantu, melalui kerja sama internasional, alih teknologi, pengetahuan dan keterampilan; dan (d) mengkaji, bekerja sama dengan Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, metode-metode inovatif dan insentif untuk pengerahan dan penyaluran sumber-sumber, termasuk yang dari

yayasan,

organisasi-organisasi nonpemerintah dan unsur-unsur sektor swasta lainnya, terutama penyelesaian utang melalui barter dan cara inovatif lainnya yang meningkatkan pembiayaan dengan mengurangi beban utang luar negeri Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika. 3. Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, dengan memperhatikan kemampuan mereka, berupaya mengerahkan sumber-sumber keuangan yang cukup untuk penerapan program-program aksi nasional mereka.

4. Dalam mengerahkan sumber-sumber keuangan, para Pihak akan mengupayakan pemanfaatan penuh dan terus menerus melakukan peningkatan secara kualitatif dari semua sumber dan mekanisme perdanaan nasional, bilateral dan multilateral, menggunakan konsorsium, program bersama dan pendanaan paralel, dan akan mengusahakan melibatkan sumber-sumber dan mekanisme-mekanisme pendanaan sektor swasta, termasuk organisasi-organisasi nonpemerintah tersebut. Dengan tujuan tersebut para Pihak akan memanfaatkan secara penuh mekanisme-mekanisme pelaksanaan yang dikembangkan sesuai dengan Pasal 14.

5. Dalam rangka mengerahkan sumber-sumber keuangan yang diperlukan oleh Pihak-pihak negara berkembang yang terkena untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan, para Pihak akan:

(a) merasionalisasi dan memperkuat pengelolaan sumber yang sudah dialokasikan untuk memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan dengan menggunakan sumber tersebut lebih efektif dan efisien, menilai keberhasilannya dalam waktu singkat, menghilangkan hambatan penggunaannya secara efektif, dan jika perlu, mengorientasikan kembali program-program yang berkaitan dengan pendekatan jangka panjang yang terpadu yang diadopsi sesuai dengan Konvensi ini;

(b) memberikan prioritas utama dan perhatian pada badan pelaksana lembaga keuangan

multilateral, fasilitas dan dana, termasuk dana dan bank pembangunan regional, untuk mendukung Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika, dalam kegiatan-kegiatan yang memajukan pelaksanaan Konvensi, terutama program-program aksi yang dilaksanakan dalam kerangka lampiran pelaksanaan regional; dan

(18)

(c) mengkaji cara-cara dimana kerja sama regional dan subregional bisa diperkuat untuk mendukung upaya yang diambil pada tingkat nasional.

6. Negara-negara Pihak lainnya didorong untuk menyediakan, secara suka *33987 rela, pengetahuan, keterampilan dan teknik yang berkaitan dengan penggurunan dan/atau sumber-sumber keuangan untuk Pihak-pihak negara berkembang yang terkena.

7. Pelaksanaan kewajiban sesuai dengan Konvensi oleh Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika, akan sangat dibantu oleh pemenuhan kewajiban sesuai Konvensi oleh Pihak-pihak negara maju, termasuk terutama yang berkaitan dengan sumber-sumber keuangan dan alih teknologi. Dalam pemenuhan kewajiban mereka, Pihak-pihak negara maju harus

mempertimbangkan secara penuh bahwa pembangunan ekonomi dan sosial serta pengentasan kemiskinan yang merupakan prioritas pertama Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama yang di Afrika.

Pasal 21

Mekanisme Keuangan

1. Konferensi Para Pihak akan mempromosikan tersedianya mekanisme keuangan dan akan mendorong mekanisme seperti itu untuk mengupayakan pemaksimalan tersedianya dana untuk Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, terutama di Afrika, untuk menerapkan Konvensi. Untuk maksud ini, Konferensi Para Pihak akan mempertimbangkan untuk menetapkan, antara lain, pendekatan-pendekatan dan kebijakan-kebijakan berikut:

(a) mempermudah ketetapan pendanaan yang diperlukan di tingkat nasional, subregional, regional dan global untuk kegiatan yang sesuai dengan ketentuan terkait Konvensi;

(b) mengembangkan pendekatan-pendekatan, mekanisme-mekanisme, pengaturan-pengaturan pendanaan dari berbagai sumber dan penilaiannya; sesuai dengan Pasal 20;

(c) secara teratur menyediakan informasi kepada negara-negara Pihak dan organisasi-organisasi nonpemerintah serta organisasi-organisasi antarpemerintah mengenai sumber-sumber dana yang tersedia dan mengenai pola-pola pendanaan dalam rangka menunjang koordinasinya;

(d) sesuai kebutuhan, menunjang pembentukan berbagai mekanisme, seperti dana penggurunan nasional, termasuk yang melibatkan peran serta organisasi-organisasi nonpemerintah, untuk menyalurkan sumber-sumber keuangan secara lancar dan efisien ke tingkat lokal di Pihak-pihak negara berkembang; dan

(e) memperkokoh mekanisme-mekanisme keuangan dan pendanaan yang ada di tingkat subregional dan regional, khususnya di Afrika, untuk membantu pelaksanaan Konvensi secara efektif.

2. Melalui berbagai mekanisme di dalam sistem PBB dan melalui lembaga-lembaga keuangan multilateral, Konferensi Para Pihak juga akan menggalakkan peraturan tentang dukungan, di tingkat nasional, subregional dan regional, bagi kegiatan-kegiatan yang memungkinkan Pihak-pihak negara berkembang untuk memenuhi kewajiban mereka sesuai dengan Konvensi.

3. Pihak-pihak negara berkembang yang terkena akan menggunakan, dan bila perlu, membentuk dan/atau memperkuat, mekanisme koordinasi nasional yang termasuk dalam program

(19)

pembangunan nasional, yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber dana secara efisien. Mereka juga *33988 dapat menggunakan proses-proses partisipatif yang melibatkan organisasi-organisasi nonpemerintah, kelompok-kelompok lokal dan sektor swasta, dalam mencari dana, dalam menjabarkan maupun melaksanakan program-program dan dalam menjamin ketersediaan dana bagi berbagai kelompok di tingkat lokal. Tindakan-tindakan ini dapat diperluas dengan

penyempurnaan koordinasi dan pemrograman yang luwes di pihak yang menyediakan bantuan. 4. Untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi mekanisme-mekanisme keuangan yang ada, dengan ini didirikan sebuah Mekanisme Global, untuk mendorong langkah-langkah yang mengarah ke alih teknologi, berdasarkan hibah dan/atau syarat-syarat konsesional lainnya, ke Pihak-pihak negara berkembang yang terkena. Mekanisme Global ini akan berfungsi di bawah kewenangan dan petunjuk dari, dan bertanggung jawab kepada, Konferensi dan Para Pihak.

5. Konferensi Para Pihak dalam sidang pertamanya akan mengidentifikasi sebuah organisasi sebagai tempat Mekanisme Global tersebut. Konferensi Para Pihak dan organisasi yang ditunjuk akan menyepakati modalitas Mekanisme Global untuk menjamin, antara lain, bahwa Mekanisme itu akan:

(a) mengidentifikasi dan menyusun daftar berbagai program kerja sama multilateral dan bilateral yang ada dan relevan untuk melaksanakan Konvensi;

(b) menyediakan saran, berdasarkan permintaan, kepada para Pihak mengenai metode-metode pendanaan yang inovatif dan sumber-sumber bantuan keuangan, dan mengenai peningkatan koordinasi kegiatan kerja sama di tingkat nasional;

(c) menyediakan informasi tentang sumber-sumber dana yang ada dan tentang pola-pola pendanaan bagi para Pihak yang tertarik untuk membantu koordinasinya;

(d) melapor ke Konferensi Para Pihak, mulai pada sidang keduanya mengenai, semua kegiatannya. 7. Dalam sidang pertamanya, Konferensi Para Pihak dan organisasi yang telah ditunjuk sebagai tempat Mekanisme Global akan membuat pengaturan yang cocok untuk operasi administratif Mekanisme tersebut yang disesuaikan dengan sumber-sumber dana dan manusia yang tersedia. 8. Dalam sidang ketiganya, Konferensi Para Pihak akan meninjau kembali kebijakan, modalitas operasional dan kegiatan Mekanisme Global yang bertanggung jawab padanya sesuai dengan aline 4, dengan memperhatikan peraturan pada Pasal

7. Berdasarkan peninjauan kembali ini, Konferensi Para Pihak akan mempertimbangkan dan mengambil tindakan seperlunya.

BAB IVKELEMBAGAANPasal 22 Konferensi Para Pihak

1. Konferensi Para Pihak dengan ini dibentuk:

2. Konferensi Para Pihak adalah badan tertinggi Konvensi. Dengan mandatnya, Konferensi Para Pihak membuat keputusan untuk melaksanakan Konvensi secara efektif. Secara khusus, Konferensi Para Pihak akan:

(20)

*33989 (a) secara teratur mengadakan peninjauan pelaksanaan Konvensi dan befungsinya aturan-aturan kelembagaan dengan melihat pengalaman yang diperoleh di tingkat nasional, regional dan internasional dan berdasarkan evolusi pengetahuan ilmiah dan teknologi;

(b) mendorong dan mempermudah pertukaran informasi tentang langkah-langkah yang diambil para Pihak, dan menentukan bentuk dan jadwal untuk menyampaikan informasi yang akan dipertukarkan sesuai dengan Pasal 26, mempelajari laporan-laporan dan mengambil rekomendasi-rekomendasi; (c) membentuk badan-badan bawahan sesuai dengan keperluan untuk pelaksanaan Konvensi; (d) meninjau kembali laporan-laporan yang disampaikan oleh badan-badan bawahan dan memberikan petunjuk kepada mereka;

(e) menyepakati dan mengesahkan, secara konsensus, tata cara prosedural dan administrasi keuangan untuk Konferensi Para Pihak dan badan-badan bawahan;

(f) mengesahkan amandemen-amandemen Konvensi sesuai dengan Pasal 30 dan Pasal 31; (g) menerima program dan anggaran untuk kegiatannya, termasuk badan-badan bawahan, dan menentukan aturan-aturan yang diperlukan untuk pendanaan mereka;

(h) sesuai keperluan, bekerja sama dengan, dan menggunakan jasa dari dan informasi yang disediakan oleh, lembaga-lembaga dan badan-badan yang berkompeten; baik nasional atau internasional, antarpemerintah maupun nonpemerintah;

(i) mendorong dan memperkuat hubungan dengan konvensi-konvensi lain dan pada saat yang sama menghindari tumpang tindih kegiatan; dan

(j) menjalankan fungsi-fungsi lain yang diperlukan guna mencapai tujuan Konvensi.

3. Dalam sidang pertamanya, Konferensi Para Pihak akan mengesahkan tata cara proseduralnya secara konsensus yang akan meliputi prosedur pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang belum dicakup dalam prosedur pengambilan keputusan yang telah ditetapkan oleh Konvensi. Prosedur-prosedur itu termasuk mayoritas khusus yang dibutuhkan untuk mengesahkan keputusan-keputusan khusus.

4. Sidang pertama Konferensi Para Pihak akan diselenggarakan oleh sekretariat sementara seperti dimaksud dalam Pasal 35 dan akan berlangsung paling lambat satu tahun setelah tanggal

berlakunya Konvensi. Kecuali disebutkan lain oleh Konferensi Para Pihak, sidang-sidang kedua, ketiga dan keempat diadakan setiap tahun, dan setelahnya, sidang-sidang reguler diadakan setiap dua tahun.

5. Sidang-sidang khusus Konferensi Para Pihak akan diadakan pada saat lain sesuai keputusan baik oleh Konferensi Para Pihak dalam sidang reguler maupun oleh permintaan tertulis negara Pihak, dengan ketentuan, dalam tiga bulan setelah permintaan diedarkan ke para Pihak oleh Sekretariat Tetap diperoleh dukungan dari setidaknya *33990 sepertiga negara Pihak.

6. Di setiap sidang reguler, Konferensi Para Pihak akan membentuk sebuah Biro. Struktur dan Fungsi Biro akan ditentukan dalam tata cara prosedural. Dalam menunjuk Biro, harus diperhatikan kebutuhan untuk menjamin distribusi geografis yang seimbang dan keterwakilan yang memadai dari negara Pihak yang terkena dampak, khususnya yang di Afrika.

(21)

7. PBB, badan-badan bawahannya dan negara-negara anggotanya atau para peninjau badan-badan tersebut yang tidak menjadi pihak Konvensi dapat hadir dalam sidang-sidang Konferensi Para Pihak sebagai peninjau. Setiap orang atau lembaga nasional, internasional, pemerintah atau

nonpemerintah, yang diakui mempunyai kepentingan dalam hal-hal yang dicakup dalam Konvensi, dan yang telah memberi tahu Sekretariat Tetap akan keinginannya untuk hadir dalam sidang Konferensi Para Pihak sebagai peninjau, dapat diberi ijin kecuali ada keberatan dari setidaknya sepertiga dari negara-negara Pihak yang hadir. Masuk dan berpartisipasinya peninjau harus mengikuti tata cara prosedural yang disahkan oleh Konferensi Para Pihak.

8. Konferensi Para Pihak dapat meminta organisasi-organisasi nasional dan internasional yang berkompeten yang memiliki keahlian yang relevan, untuk memberi Konferensi Para Pihak informasi yang relevan dengan Pasal 16 (g), Pasal 17, alinea 1 (c) dan Pasal 18, alinea 2 (b).

Pasal 23

Sekretariat Tetap

1. Sebuah Sekretariat Tetap dengan ini didirikan. 2. Fungsi Sekretariat Tetap adalah:

a. membuat aturan-aturan untuk sidang-sidang Konferensi Para Pihak dan badan-badan bawahannya yang dibentuk sesuai dengan Konvensi dan menyediakan jasa yang dibutuhkan;

b. mengumpulkan dan menyampaikan laporan-laporan yang diserahkan kepadanya;

c. mempermudah bantuan ke Pihak-pihak negara berkembang yang terkena, sesuai permintaan, khususnya yang di Afrika, dalam pengumpulan dan penyampaian informasi yang dibutuhkan sesuai dengan Konvensi;

d. mengkoordinasikan kegiatan-kegiatannya dengan sekretariat-sekretariat berbagai konvensi dan lembaga internasional lain yang relevan;

e. dengan petunjuk Konferensi Para Pihak, mengadakan aturan-aturan administratif dan kontraktual yang diperlukan untuk memudahkannya melakukan kegiatan secara efektif;

f. menyiapkan laporan-laporan tentang pelaksanaan fungsi-fungsinya dan menyampaikannya ke Konferensi Para Pihak; dan

g. melakukan fungsi-fungsi kesekretariatan lain seperti *33991 ditentukan oleh Konferensi Para Pihak.

3. Konferensi Para Pihak dalam sidang pertamanya akan menunjuk sebuah Sekretariat Tetap dan membuat aturan-aturan tentang fungsinya.

(22)

Pasal 24

Komite Ilmu dan Teknologi

1. Sebuah Komite Ilmu dan Teknologi dengan ini dibentuk sebagai badan bawahan Konferensi Para Pihak, untuk menyediakan informasi dan saran kepada Konferensi Para Pihak tentang hal-hal yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan upaya memerangi penggurunan dan mengurangi dampak kekeringan. Komite bersidang dalam kaitannya dengan sidang-sidang reguler Konferensi Para Pihak dan bersifat multidisipliner dan terbuka bagi partisipasi para Pihak. Komite terdiri dari wakil-wakil pemerintah yang berkompeten dalam bidang-bidang keahlian yang relevan. Konferensi Para Pihak akan menentukan pengertian dan tata kerja Komite dalam sidang

pertamanya.

2. Konferensi Para Pihak akan mendirikan dan mengawasi kelompok ahli yang independen dan mempunyai keahlian serta pengalaman di bidang-bidang yang dibutuhkan. Kelompok tersebut didasarkan pada pencalonan tertulis dari para Pihak, dengan mempertimbangkan kebutuhan akan pendekatan multidispliner dan keterwakilan geografis.

3. Konferensi Para Pihak, sesuai keperluan, menunjuk panel-panel ad hoc untuk, melalui Komite, menyediakan informasi dan saran kepada Konferensi Para Pihak tentang hal-hal khusus yang berkaitan dengan kondisi ilmu dan teknologi untuk memerangi penggurunan dan mengurangi

dampak kekeringan. Panel-panel tersebut terdiri dari para ahli yang namanya diambil dari daftar ahli, dengan memperhatikan perlunya pendekatan multidispliner dan keterwakilan geografis. Para ahli tersebut hendaknya memiliki latar belakang keilmuan dan pengalaman lapangan dan diangkat oleh Konferensi Para Pihak berdasarkan rekomendasi Komite. Konferensi Para Pihak akan menentukan kerangka acuan dan modalitas kerja panel-panel tersebut.

Pasal 25

Jaringan Kelembagaan, Agen dan Badan

1. Komite Ilmu dan Teknologi, dengan pengawasan Konferensi Para Pihak, akan membuat pengaturan untuk mengadakan survei dan evaluasi dari jaringan-jaringan, lembaga-lembaga, instansi-instansi dan badan-badan yang berkaitan dan berminat menjadi bagian dari sebuah jaringan. Jaringan tersebut akan membantu pelaksanaan Konvensi.

2. Berdasarkan hasil-hasil survei dan evaluasi seperti tersebut dalam alinea 1, Komite Ilmu dan Teknologi akan membuat rekomendasi kepada Konferensi Para Pihak tentang jalan dan cara membantu dan memperkuat jaringan berbagai unit di tingkat lokal, nasional dan tingkat-tingkat lain, untuk menjamin bahwa kebutuhan-kebutuhan tematik seperti disebutkan dalam Pasal 16 hingga 19 tertangani.

3. Mempertimbangkan rekomendasi tersebut, Konferensi Para Pihak akan:

(a) mengidentifikasi unit-unit nasional, subregional, regional dan internasional yang paling layak untuk jaringan, dan merekomendasikan prosedur operasional dan kerangka waktunya;

(b) mengidentifikasi unit-unit yang paling tepat untuk membantu *33992 dan memperkuat jaringan di semua tingkat.

(23)

Penyampaian Informasi

1. Melalui Sekretariat Tetap, setiap Pihak akan mengomunikasikan ke Konferensi Para Pihak, untuk dipertimbangkan dalam sidang-sidang regulernya, laporan-laporan tentang langkah-langkah yang telah diambil dalam pelaksanaan Konvensi. Konferensi Para Pihak akan menentukan kerangka waktu penyampaian dan format laporan.

2. Negara-negara Pihak yang terkena menyediakan gambaran tentang strategi-strategi yang diambil sesuai dengan Pasal 5 dan tentang program-program pelaksanaannya.

3. Negara-negara Pihak yang terkena yang melaksanakan program aksi sesuai dengan Pasal 9 hingga 15 akan menyediakan gambaran rinci berbagai program dan pelaksanaannya.

4. Setiap kelompok negara Pihak yang terkena dapat membuat suatu komunikasi bersama mengenai langkah-langkah yang diambil di tingkat subregional dan/atau regional dalam kerangka program-program aksi.

5. Pihak-pihak negara maju akan melaporkan langkah-langkah yang diambil dalam membantu persiapan dan pelaksanaan program-program aksi, termasuk informasi tentang sumber-sumber keuangan yang mereka sediakan, dalam kerangka Konvensi.

6. Informasi yang disampaikan sesuai alinea 1 sampai 4 akan sesegera mungkin disalurkan oleh Sekretariat Tetap ke Konferensi Para Pihak dan ke setiap badan bawahan terkait.

7. Konferensi Para Pihak akan mempermudah pengaturan bantuan teknik dan keuangan bagi negara-negara berkembang yang terkena dampak, khususnya di Afrika, sesuai permintaan, dalam mengumpulkan dan menyalurkan informasi sesuai dengan Pasal ini, dan dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan teknik dan keuangan yang berhubungan dengan program-program aksi. Pasal 27

Langkah-langkah Mengatasi Permasalahan dalam Pelaksanaan

Konferensi Para Pihak akan mempertimbangkan dan memutuskan prosedur dan mekanisme-mekanisme kelembagaan untuk mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dalam melaksanakan Konvensi.

Pasal 28

Penyelesaian Sengketa.

1. Para Pihak akan menyelesaikan setiap perselisihan di antara mereka mengenai penafsiran atau penerapan Konvensi melalui negosiasi atau cara-cara damai lain sesuai pilihan mereka.

2. Saat meratifikasi, menerima, menyetujui, atau menyatakan masuk Konvensi, atau setiap saat setelahnya, suatu Pihak yang bukan merupakan organisasi integrasi ekonomi Regional bisa menyatakan secara tertulis kepada Depositari bahwa, dalam kaitannya dengan sengketa tentang penafsiran atau penerapan Konvensi, Pihak tersebut *33993 menerima salah satu atau kedua cara penyelesaian sengketa berikut sebagai suatu keharusan bagi setiap Pihak yang menerima

(24)

(a) arbitrasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Konferensi Para Pihak dalam sebuah lampiran sesegera mungkin;

(b) penyerahan sengketa ke Internasional Court of Justice.

3. Pihak yang merupakan organisasi integrasi ekonomi regional dapat membuat pernyataan yang mempunyai akibat serupa dalam hubungannya dengan arbitrasi sesuai dengan prosedur seperti tersebut dalam alinea 2 (a).

4. Sebuah pernyataan yang dibuat sesuai dengan alinea 2 akan tetap mempunyai kekuatan hukum sampai habis masa berlakunya atau sampai tiga bulan setelah pemberitahuan tertulis pembatalan diserahkan ke Depositari.

5. Habisnya masa berlaku suatu pernyataan, pemberitahuan pembatalan atau suatu pernyataan baru tidak akan mempengaruhi proses yang sedang ditangani oleh sebuah lembaga arbitrasi atau International Court of Justice, kecuali para Pihak yang bersengketa menyatakan sebaliknya. 6. Jika para Pihak yang bersengketa tidak menerima suatu prosedur atau prosedur manapun yang sesuai dengan alinea 2 dan jika mereka tidak bisa menyelesaikan perselisihan mereka dalam 12 bulan setelah pemberitahuan yang disampaikan oleh salah satu Pihak ke Pihak lain tentang adanya perselisihan di antara mereka, atas permintaan dari salah satu pihak yang bersengketa, sengketa akan diserahkan ke upaya rujuk sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Konferensi Para Pihak dalam sebuah lampiran sesegera setelah dianggap dapat diterapkan.

Pasal 29

Status Lampiran-lampiran

1. Lampiran-lampiran merupakan bagian tak terpisahkan dari Konvensi dan, kecuali dinyatakan lain, rujukan ke Konvensi juga merupakan rujukan ke lampiran-lampirannya.

2. Para Pihak akan menafsirkan aturan-aturan dalam Lampiran sehingga sesuai dengan hak dan kewajiban yang diatur dalam pasal-pasal Konvensi.

Pasal 30

Perubahan Konvensi

1. Setiap Pihak dapat mengusulkan perubahan Konvensi.

2. Perubahan-perubahan Konvensi harus diputuskan dalam sidang-sidang reguler Konferensi Para Pihak. Naskah setiap usulan perubahan harus disampaikan ke para Pihak oleh Sekretariat Tetap setidaknya enam bulan sebelum sidang yang dijadwalkan akan memutuskan perubahan tersebut. Sekretariat Tetap juga akan menyampaikan usulan perubahan ke para penandatangan Konvensi. 3. Para Pihak akan berupaya untuk mencapai persetujuan atas setiap usulan perubahan Konvensi dengan konsensus. Jika semua upaya konsensus tak berhasil dan persetujuan tak dapat dicapai, perubahan *33994 tersebut, sebagai upaya terakhir, akan diputuskan berdasarkan suara terbanyak yaitu dua pertiga dari Pihak yang hadir dan turut memberikan suara dalam sidang. Perubahan yang diputuskan tersebut akan disampaikan oleh Sekretariat Tetap ke Depositari yang kemudian akan mengedarkannya ke semua Pihak untuk ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan.

(25)

4. Instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan sebuah perubahan akan diserahkan ke Depositari. Suatu perubahan yang disahkan seperti disebutkan dalam alinea 3 akan mulai berlaku bagi para Pihak yang telah menerimanya sembilan puluh hari setelah tanggal penerimaan oleh Depositari instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan dari paling sedikit dua per tiga Pihak Konvensi yang turut mengesahkan perubahan tersebut.

5. Perubahan akan mulai berlaku bagi setiap Pihak pada hari ke sembilan puluh setelah tanggal Pihak tersebut menyerahkan instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaannya ke Depositari.

6. Untuk keperluan Konvensi dan Pasal 31, yang dimaksud dengan "Pihak-Pihak yang hadir dan turut memberikan suara" adalah Pihak-Pihak yang hadir dalam sidang dan memberikan suara mendukung atau menolak dalam pemungutan suara.

Pasal 31

Keputusan dan Perubahan Lampiran

1. Setiap lampiran tambahan Konvensi dan setiap perubahan terhadap lampiran akan diusulkan dan diputuskan melalui prosedur perubahan Konvensi seperti ditetapkan dalam Pasal 30, dengan ketentuan bahwa dalam menerima lampiran tambahan tentang pelaksanaan regional atau perubahan lampiran tentang pelaksanaan regional, mayoritas yang dimaksudkan dalam Pasal tersebut meliputi dua per tiga mayoritas suara dari Para Pihak dari kawasan yang bersangkutan dan yang hadir dalam sidang dan turut memberikan suara. Keputusan atau perubahan sebuah lampiran akan disampaikan oleh Depositari ke semua negara Pihak.

2. Suatu lampiran, selain lampiran tambahan tentang Pelaksanaan regional, atau suatu perubahan lampiran, selain perubahan lampiran tambahan tentang pelaksanaan regional, yang telah

diputuskan sesuai dengan alinea 1, akan mulai berlaku bagi semua negara Pihak Konvensi enam bulan setelah tanggal penyampaian oleh Depositari ke para Pihak yang memutuskan lampiran atau perubahan tersebut, kecuali bagi para Pihak yang dalam periode tersebut memberitahukan secara tertulis bahwa mereka tidak menerima lampiran atau perubahan tersebut. Lampiran atau perubahan tersebut akan mulai berlaku bagi para Pihak yang menarik kembali pemberitahuan ketaksetujuan mereka pada hari ke sembilan puluh setelah tanggal pemberitahuan penarikan kembali penolakan diterima oleh Depositari.

3. Lampiran atau perubahan tambahan tentang pelaksanaan regional untuk setiap lampiran tentang pelaksanaan regional yang telah diputuskan sesuai dengan alinea 1, akan mulai berlaku bagi para Pihak Konvensi enam bulan setelah tanggal penyampaian keputusan tentang lampiran atau perubahan, oleh Depositari ke para Pihak, kecuali yang berhubungan dengan:

(a) setiap Pihak yang dalam waktu enam bulan telah memberi tahu *33995 Depositari secara tertulis ketaksetujuannya tentang lampiran tambahan pelaksanaan regional atau perubahan lampiran tentang pelaksanaan regional, yang dalam keadaan demikian lampiran atau perubahan tersebut akan berlaku bagi para Pihak yang memberitahukan penarikan kembali penolakan pada hari ke sembilan puluh setelah tanggal penarikan pemberitahuan diterima oleh Depositari; dan

(b) setiap Pihak yang telah membuat pernyataan yang berkaitan dengan lampiran-lampiran

tambahan pelaksanaan regional atau perubahan-perubahan tambahan atas lampiran pelaksanaan regional sesuai dengan Pasal 34, alinea 4, yang dalam keadaan demikian setiap lampiran atau perubahan akan mulai berlaku bagi setiap Pihak pada hari ke sembilan puluh setelah tanggal

(26)

penyimpanan instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaannya dalam suatu lampiran atau perubahan, ke Depositari.

4. Jika keputusan tentang suatu lampiran atau perubahan lampiran melibatkan suatu perubahan terhadap Konvensi, lampiran atau perubahan suatu lampiran tidak akan berlaku sebelum perubahan Konvensi berlaku.

Pasal 32

Hak Memberikan Suara

1. Kecuali seperti disebutkan dalam alinea 2, setiap Pihak dari Konvensi memiliki satu suara. 2. Organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional, dalam kompentensi mereka, akan

menggunakan hak mereka untuk memberikan suara dengan jumlah suara sama dengan jumlah negara anggota yang menjadi Pihak dari Konvensi. Organisasi tersebut tidak akan menggunakan haknya untuk memberikan suara jika salah satu dari negara anggotanya menggunakan haknya, dan sebaliknya.

Bab VIATURAN PENUTUPPasal 33 Penandatanganan

Konvensi ini akan dibuka untuk penandatanganan di Paris, pada tanggal 14-15 Oktober 1994, oleh Negara-Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa atau badan-badan bawahannya atau oleh yang menjadi Pihak pada Statuta International Court of Justice dan oleh organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional. Konvensi akan tetap terbuka untuk penandatanganan, setelah tanggal tersebut, di Markas Besar PBB di New York sampai 13 Oktober 1995.

Pasal 34

Ratifikasi, Penerimaan, Persetujuan, Keikutsertaan

1. Konvensi ini harus melalui proses ratifikasi, penerimaan, persetujuan, atau keikutsertaan oleh negara-negara atau organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional. Konvensi terbuka untuk keikutsertaan sehari setelah waktu penandatanganan Konvensi ditutup. Instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan, atau keikutsertaan harus diserahkan ke Depositari.

2. Setiap organisasi integrasi ekonomi Regional yang menjadi Pihak dari Konvensi tanpa satupun negara anggotanya menjadi Pihak Konvensi tetap *33996 terikat oleh semua kewajiban Konvensi. Dalam hal satu atau lebih negara anggota organisasi integrasi ekonomi regional tersebut juga menjadi Pihak Konvensi, organisasi dan negara-negara anggotanya harus menentukan sendiri tanggung jawab mereka dalam melaksanakan kewajiban mereka dalam Konvensi. Dalam keadaan demikian, organisasi dan negara-negara anggota tidak dapat menggunakan hak-hak mereka secara bersamaan.

3. Dalam instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau keikutsertaan mereka, organisasi-organisasi intregrasi ekonomi regional harus menyatakan lingkup kompentensi mereka dalam hubungannya dengan hal-hal yang diatur oleh Konvensi. Mereka juga harus secepatnya memberi tahu Depositari, yang kemudian akan memberi tahu para Pihak, setiap perubahan penting tentang kompetensi mereka.

Referensi

Dokumen terkait

Injil mengajak kita untuk belajar dari pengalaman orang kaya yang tidak peduli semasa hidupnya.. Kita diajak untuk berbagi, untuk memberikan hati dan sebagian harta

Pada tugas akhir ini yang dibahas adalah bagaimana menerapkan metode goal programming untuk membuat model penentuan rute dengan kendala-kendala yang dimiliki perusahaan

Penulisan ini membahas tentang peran Badan Permusyawaratan Desa dalam melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa di Desa Antap Kecamatan Selemadeg

Lampbrush chromosome merupakan suatu struktur dekondensasi kromosom yang dapat ditemukan pada sel gamet berbagai jenis hewan (pada tahap diplonema dari Meosis

Telah disebutkan bahwa untuk mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan-keunggulan dan berperan dalam era globalisasi, perguruan tinggi di

Menurut Duffie&Beckman pada bukunya “Solar Engineering Of Thermal Process”, 1982, kolektor surya adalah jenis alat penukar kalor yang mengubah energi radiasi menjadi

Dari hasil semua pembahasan diatas, dan untuk menghindari terjadinya gangguan pada OLTC, maka didalam operasi OLTC maupun melakukan pemeliharaan perlu diperhatikan