• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keberadaan Industri Perikanan Djayanti Terhadap Perkembangan Perumahan Dan Permukiman Di Kelurahan Puday Kota Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Keberadaan Industri Perikanan Djayanti Terhadap Perkembangan Perumahan Dan Permukiman Di Kelurahan Puday Kota Kendari"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Keberadaan Industri Perikanan Djayanti Terhadap

Perkembangan Perumahan Dan Permukiman Di Kelurahan

Puday Kota Kendari

(1) .Beny Indra (2) Ispurwono S (3) Haryo Sulistyarso

1) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, indra.beny@yahoo.co.id

ABSTRAK

Kawasan industri perikanan Djayanti di Kelurahan Puday merupakan daya tarik bagi tenaga kerja yang meningkatkan kebutuhan perumahan bagi pekerja di industri tersebut. Kenyataan ini berhadapan dengan keterbatasan lahan. Kawasan yang merupakan konsentrasi pabrik– pabrik besar, biasanya mengalami berbagai permasalahan lingkungan seperti pencemaran, kebisingan, kesemrawutan lalu lintas dan sejenisnya namun daerah ini banyak terdapat lapangan kerja.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya dan sejauhmana pengaruh keberadaan industri perikanan terhadap perkembangan perumahan dan permukiman di Kelurahan Puday, Kota Kendari. Metodologi penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif untuk mendapatkan gambaran dan fakta-fakta dilapangan perkembangan perumahan dan pemukiman disekitar industri perikanan Djayanti, Kota Kendari berdasarkan fakta empiris. Pengumpulan data-data dilapangan dilakukan dengan wawancara, observasi langsung dan dokumentasi di lokasi penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan timbal balik antara kawasan industri perikanan Djayanti dengan perumahan dan permukiman disekitarnya. Industri Perikanan Djayanti merupakan salah satu pemicu pertumbuhan dan perkembangan perumahan dan permukiman di Kelurahan Puday. Hal ini terlihat dengan perkembangan jumlah penduduk dan perubahan-perubahan pada rumah baik bentuk maupun fungsi rumah.

(2)

Fishing Industry Existence Influence For Housing and

Settlement Development in Kelurahan Puday Kota Kendari

(1) .Beny Indra (2) Ispurwono S (3) Haryo Sulistyarso

1) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, indra.beny@yahoo.co.id

ABSTRACT

Djayanti fishing industries in Puday sub distric became an attractived to workers whith incresing needs of housing for the workers. this reality faces the issue of limited land. The area which concentrated with big factories, usually had many environmental problem such as pollution, noise, disorganized traffic and soon, and its result to an convinient place of living eventhough there were a lot of vocation in here.

The objectives of the research are to study the existence of fishing industries and the consequences for housing and settlements in Puday, Kendari. This research use descriptives methods to get an image and facts about the development of housing and settlement around Djayanti fishing industries, Kendari using empirical data. In order to get data, it use interview, observation dan documentation in research site.

The research indicates that there is interrelationship between Djayanti fishing industries and housing and settlement around it. The industry was a trigger to the growth and development of housing and settlement in Puday Sub District. It can be seen with the development of population and changes at houses not only on its shape but also its function.

(3)

I. PENDAHULUAN

Perkembangan dan pertumbuhan sektor industri merupakan daya tarik bagi tenaga kerja, membuka peluang kerja dan di sektor lain yang tumbuh sebagai ikutan. Akibatnya daerah sekitar industri tersebut dipadati pendatang, yang memerlukan rumah, prasarana dan fasilitas pelayanan lainnya.

Pilihan bermukim disekitar tempat kerja bukan tanpa resiko, tidak sedikit diantara industri dan pusat kegiatan disamping menjanjikan harapan dan angan-angan bagi daerah sekitarnya, juga menebarkan ancaman terutama bagi kesehatan dan kenyamanan berupa polusi, kebisingan dan faktor keamanan. Disisi lain, rendahnya daya beli sebagian masyarakat, makin tinggi biaya transportasi dan kecenderungan waktu tempuh satu tempat ke tempat yang lain mengharuskan menentuan pilihan rumah disekitar lokasi tempat mereka bekerja.

Di Kelurahan Puday Kecamatan Abeli Kota Kendari terdapat industri perikanan laut terbesar di Sulawesi Tenggara yaitu industri perikanan Djayanti Grup. Industri ini merupakan gabungan dari beberapa industri seperti pengalengan ikan, udang dan pembuatan es balok. Industri perikanan ini menyerap tenaga kerja yang cukup besar, sebagian besar pekerjanya bermukim di Kelurahan Puday. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada dan sejauh mana pengaruh industri perikanan Djayanti terhadap pertumbuhan dan perkembangan perumahan dan permukiman disekitarnya

Lingkup Studi dari penelitian ini adalah.

1 Perkembangan perumahan dan permukiman di Kelurahan Puday yang dipengaruhi dengan keberadaaan kawasan industri perikanan Djayanti

2 Mengetahui perkembangan Prasarana dan sarana perumahan dan permukiman dengan adanya kawasan industri perikanan Djayanti di Kelurahan Puday

(4)

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengaruh kawasan Industri

Pengaruh yang di timbulkan oleh masing-masing kawasan industri berbeda-beda sesuai karakteristik dan potensi wilayah serta pada sektor-sektor tertentu yang berbeda pula, salah satunya adalah pengaruh pada arah kebijakan serta dampaknya pada perkembangan perumahan dan permukiman disuatu kawasan. C. D Haris dan F.L. Ullmann. (1945 dalam Yunus 2000) mengemukakan adalah Zone Heavy Manufacturing yang dimaksud sebagai berikut :

Zona yang merupakan konsentrasi pabrik –pabrik besar, berdekatan dengan zone ini biasanya mengalami berbagai permasalahan lingkungan seperti pencemaran, kebisingan, kesemrawutan lalu lintas dan sejenisnya, sehingga untuk kenyamanan tempat tinggal tidak baik, namun daerah ini terdapat berbagai lapangan kerja yang banyak adalah wajar apabila kelompok penduduk berpenghasilan rendah bertempat tinggal dengan zone ini

Dengan demikian apabila sebuah industri atau kawasan industri terbangun pada satu lokasi kemudian industri tersebut berkembang maka dapat diprediksi bahwa unit-unit ekonomi lainnya, cenderung untuk mengambil lokasi yang berdekatan, atau berhubungan langsung yang pada ahirnya akan dapat saling memberikan keuntungan timbal balik. Kehadiran industri pendorong apabila tidak direncanakan dan ditangani dengan baik dan konperhensif dapat pua menimbulkan dampak yang berpengaruh luas terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat sekitarnya, baik sosial, ekonomi, maupun lingkungan fisik.

B. Perkembangan perumahan dan permukiman

Subagyo (1997) mengatakan perkembangan suatu wilayah biasanya berkaitan dengan pengembangan perekonomian dan pertumbuhan penduduk Perencanaan wilayah umumnya disusun dengan pertimbangan pengembangan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut.

Padahal seharusnya, zone ke ruangan yang tertentu seperti di atas, harus di rencanakan dan di kendalikan secara terpadu, hal ini dikemukakan oleh Dorothy A Muncy (1998) seperti yang dikutip dalam Mahyudin (2002) bahwa :

“Kawasan industri adalah kawasan yang di rencanakan dengan cara komprehensif, sehingga kaitan industri dapat sejalan dengan kegiatan lain pada lokasi tersebut”

Rencana komprehensif tersebut harus mencakup rencana jaringan jalan untuk kendaraan angkutan. Garis sempadan bangunan yang sesuai, ukuran kapling yang mínimum, rasio tata guana lahan minimum, kelengkapan arsitektur, kebutuhan landskap, yang semuanya dimaksudkan untuk meningkatkan keterbukaan ruang dan kemampuan tanah yang memberikan hubungan yang harmonis terhadap lingkungan sekeliling.

Disamping itu terdapat pula faktor yang tidak kurang pengaruhnya dalam pembangunan perumahan dan permukiman, yaitu kemampuan politik pemerintah, seperti yng dikemukakan oleh Yudohusodo (1991) bahwa ;

(5)

“Pembangunan perumahan dan permukiman sangat di pengaruhi oleh keputusan politik Pemerintah menyangkut besarnya subsidi bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, disamping menyangkut besarnya subsidi yang dapat disediakan oleh negara

sehubungan dengan terbatasnya dana yang tersedia, juga menyangkut cara bilamana subsidi tersebut di salurkan agar dapat di capai hasil guna yang setinggi-tingginya”

Dalam lingkup pembangunan perumahan, keputusan politik senantiasa haruslah berpijak pada kondisi riil aspek-aspek sosial budaya, kesejahteran ekonomi, tata nilai dan prilaku, serta prinsip-prinsip keadilan dan pemerataan kesempatan bagi masyarakat luas untuk mendiami perumahan yang layak.

C. Pengertian Rumah, Perumahan, dan Permukiman

Dalam Undang-Undang nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan Dan Permukiman, pada Bab I Ketentuan Umum, yang dimaksud dengan :

1. “Rumah” adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.

2. “Perumahan” adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

3. “Permukiman” adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunan dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

4. “Satuan lingkungan permukiman” adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur.

(6)

III. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah “Metode Penelitian deskriptif” merupakan penelitian yang bermaksud untuk membuat gambaran tentang keadaan dan kondisi fisik

perumahan dan permukiman berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang tampak atau

sebagaimana adanya di lokasi penelitian.

Pada penelitian ini populasi obyek penelitian adalah perumahan dan permukiman di

Kelurahan Puday dan lingkungan sekitarnya. Sebagai subyek penelitian, populasi dalam penelitian ini adalah warga disekitar industri perikanan Djayanti di Kelurahan Puday, Kota Kendari

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu random (acak) menggunakan metode systematik random sample yaitu penentuan dengan memilih unsur dalam kerangka sampel secara acak dimana setiap responden mempunyai pelauang yang sama untuk dipilih berdasarkan target populasi dari perumahan dan permukiman yang bermukim di Kelurahan Puday, dan pengambilan sampel dengan cara menggunakan bilangan ganjil untuk nomor rumah.

Variabel penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini di kelompokkan dalam dua hal

meliputi ;

1. Kondisi fisik lingkungan perumahan dan permukiman

Yang di amati adalah komponen lingkungan perumahan yang terdiri dari ; a. Pola tata ruang kawasan.

b. Kondisi fisik lingkungan

c. Keberadaan dan kondisi prasana dan sarana d. Karakteristik perumahan

e. Sarana dan prasarana dasar perumahan

f. Kondisi fisik rumah yang dibangun di daerah yang terdekat dengan industry 2. Sosial Ekonomi

Pengamatan di lakukan untuk melihat kaitan antara kondisi perumahan dengan non fisik yang di amati, meliputi

a. Mata pencaharian b. Tingkat pendapatan c. Tingkat kesehatan d. Pola kegiatan penghuni e. Wawasan/keinginan

f. Profesi kepala keluarga

g. Besaran pendapatan dan kesejahteraan keluarga h. Tingkat pendidikan

i. Sosial Budaya

Analisis data di lakukan dengan menggunakan metode distribusi frequensi, metode Distribusi Frequensi digunakan untuk melakukan perhitungan nilai-nilai statistik descriptive terhadap data/variabel di lapangan, seperti rata-rata, median, variance, standar deviasi, nilai maksimum/minimum, range dan sum. Penyajian hasil analisa ditampilkan dalam bentuk tabel atau diagram untuk melihat nilai dan makna hubungan antara variabel secara deskriptip.

(7)

IV. ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

A. Perkembangan perumahan dan permukiman di sekitar kawasan industri perikanan Djayanti

Pertumbuhan dan perkembangan kawasan perumahan tersebut cenderung membentuk karakter kawasan tertentu, antara lain mendekatnya kawasan perumahan dan permukiman pada lokasi pusat–pusat kegiatan publik, termasuk industri sebagai akibat perilaku masyarakat yang cenderung mendekati tempat mereka bekerja, seperti yang terjadi di daerah penelitian yaitu perumahan dan permukiman disekitar industri perikanan Djayanti.

Terbentuknya karakter kawasan ini di Kelurahan Puday ini sebenarnya tidak terlepas dari keberadaan industri perikanan Djayanti. Hal ini dapat diamati dari munculnya kegiatan kegiatan perekonomian serta kegiatan usaha-usaha penunjang lainnya dan berkembangnya prasarana dan sarana yang menyertai kehadiran dari kawasan industri perikanan ini.

Pengaruh yang ditimbulkan oleh perkembangan masing-masing pusat-pusat kegiatan serta sarana dan prasarana kawasan tersebut berbeda-beda sesuai karakteristik dan potensi wilayah serta pada sektor–sektor tertentu yang berbea-beda pula, salah satunya adalah pengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan perumahan dan permukiman suatu kawasan.

Namun demikian ketersediaan rumah tersebut seringkali tidak berkesesuaian dengan kemampuan calon penghuninya termasuk kelompok migrasi pekerja sebab sebagian diantara mereka adalah golongan menengah ke bawah yang tidak mampu mendiami perumahan yang layak huni, faktor kenyamanan dan kesehatan tidak menjadi proritas lagi bagi mereka, tetapi mau atau tidak mau tetap harus bermukim di sekitar kawasan industri perikanan djayanti, hal ini dipersulit dengan makin tingginya biaya transportasi, kecenderungan meningkatnya waktu tempuh antara satu ketempat yang lain serta kedekatan dengan tempat kerja sehari-hari apabila tinggal pada daerahnya asalanya masing-masing, hal ini mengharuskan mereka menentukan pilihan rumah dan bermukim di sekitar lokasi tempat mereka bekerja pada kawasan industri perikanan Djayanti.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya keterkaitan antara keberadaan pusat-pusat kegiatan tersebut dengan munculnya perumahan dan permukiman disekitarnya melalui pendekatan ada tidaknya hubungan aktiitas yang berlangsung pada rumah-rumah responden dalam hal pelayanan baik langsung maupun tidak langsung dalam berbagai skala dan tingkatan.

Dengan demikian terdapat keterkaitan yang kuat atas keberadaan perumahan dengan pusat-pusat kegiatan tersebut dalam bentuk pelayanan yang realita adalah hubungan timbal balik dan saling menguntungkan. Data tersebut diatas diperkuat oleh data bahwa eksistensi industri perikanan Djayanti adalah merupakan daya tarik yang dominan bagi responden dalam

(8)

B. Kondisi Sarana dan Prasarana serta Lokasi Perumahan

Penggerak utama perkembangan suatu kawasan adalah sektor ekonomi, dan salah satu pilar pokok perkembangan ekonomi adalah kemajuan teknologi dan inovasi yang cenderung terdapat pada perusahaan tertentu yang disebut industri pendorong (propulsive industri) atau pada sektor-sektor yang berkembang pada kawasan tersebut sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Umumnya industri ini terdapat di kota–kota atau didaerah perbatasan seperti di kawasan penelitian, yang bila ditinjau dari aspek lokasi (sebagai suatu produk perkembangan), berintekrasi terus menerus dari sejumlah pusat kegiatan yang sebelumnya terpisah satu sama lain dalam sistem perkotaan.

Namun disisi lain kehadiran industri pendorong apabila tidak direncanakan dan ditangani dengan baik dan konferhensif dapat pula menimbulkan dampak negatif yang berpengaruh luas terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat sekitarnya, baik sosial, ekonomi, keamanan maupun lingkungan fisik, antara lain seperti : pencemaran udara, pencemaran tanah, pencemaran air minum dan sulitnya memperoleh air bersih, masalah lahan limbah hasil produksi pabrik, kebisingan akibat mesin produksi, banjir dan genangan karena menurunnya kemampuan kawasan untuk meresapkan air hujan, serta pengelolaan lingkungan yang tidak terencana dan pemanfatan ruang yang tidak optimal .

Pengaruh lain dari kehadiran industri perikanan Djayanti pada kawasan perumahan dan permukiman di Kelurahan Puday menimbulkan dampak sosial dan ekonomi serta keamanan yang terkait dengan pola hidup dan kegiatan industri yang mengakibatkan berbagai perubahan fisik, seperti munculnya kegiatan perdagangan, perumahan dan permukiman, perlunya dukungan prasarana sarana yang memadai serta faktor keamanan yang kurang terjamin diakibatkan banyaknya pemukim disekitar wilayah industri perikanan Djayanti merupakan pekerja lepas atau kontrakan yang bersifat sementara untuk mencari lapangan pekerjaan di kawasan industri perikanan yang berasal dari luar daerah.

Pada lokasi penelitian, terdapat dukungan prasarana dan sarana yang menonjol kekurangannya, nampak berkembang tanpa perencanaan dan tidak mampu mengimbangi perkembangan dan mobilitas di kawasan ini. Adapun sarana dan prasarana dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Jalan lingkungan yang kurang lebar di beberapa perumahan di kelurahan Puday. 2. Pada perumahan, jalan pendekat/ penghubung antara rumah barisan depan dengan

rumah barisan belakang hanya berupa jalan setpak dan sempit, sehingga bangunan rumah jadi berdempetan-dempet dan tidak teratur. Kondisi saluran yang umumnya tidak cukup lebar dan dalam, sehingga pengaliran air menjadi kurang lancar, bahkan ada bagian lingkungan yang tidak mempunyai saluran tersendiri.

3 Pengelolaan sampah lingkungan yang umumnya belum dikelola dengan baik sehingga dibeberapa tempat pada beberapa perumahan masalah persampahan di atasi dengan membakar serta sementara dibuang pada lahan –lahan kosong sekitarnya.

3. Sanitasi air bersih dan air limbah yang kurang baik pada daerah perumahan dan pemukiman penduduk.

Kedekatan antara lokasi perumahan dengan pusat-pusat kegiatan dalan hal ini industri, mempunyai Pengaruh yang tidak menguntungkan terutama pada lingkungan perumahan itu sendiri sebab kawasan yang berdekatan dengan konsentrasi industri/pabrik besar, biasanya mengalami berbagai permasalahan lingkungan seperti pencemaran, kebisingan, dan sejenisnya, sehingga untuk kenya/manan tempat tinggal tidak baik. Dalam memilih tempat tinggal aspek kenyamanan dan kesehatan tidak menjadi dominan melaikan kedekatan dengan tempat aktifitas sehari bekerja.

(9)

C. Ruang Multi Fungsi dan Penggunaan Luas Ruang Per-orang

Perkembangan fisik yang nyata terlihat dalam perkembangan perumahan dan perumahan tersebut adalah dalam pemanfatan ruang baik pada ruang luar maupun pada ruang rumah. Pada pemanfatan ruang luar, nampak antara lain pada letak rumah yang berdempet-dempetan dan tidak teratur, sirkulasi/ jalan antar rumah bagian depan dengan belakang tidak jelas dan sempit, serta saluran yang tidak memadai, sedangkan pada ruang rumah, terutama pada penggunaan ruang multi fungsi yang banyak digunakan sebagai rumah kos-kosan, disamping kondisi rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan berupa sirkulais udara dan pencahayaan minim, MCK yang kondisi kurang baik, serta penggunaan luas ruang per –orang. Kondisi seperti diatas, menurut pengamatan lebih banyak dijumpai pada perumahan di Kelurahan Puday.

Penggunaan ruang multi fungsi pada rumah hal ini menggambarkan rumah bukan saja dipakai sebagai tempat tinggal saja tetapi merupakan tempat usaha keluarga utuk menambah nilai tambah ekonomi pemiliknya.

D. Perubahan /pengembang Rumah

Faktor lain yang tidak proposional pada pemanfatan ruang khususnya yang rumah adalah perumahan/pengembangan unit-unit rumah yang dilakukan cenderung asal bangun dan tidak mempertimbangkan estetika dan keserasian lingkungan, sehingga pola hubungan ruang menjadi kurang lancar serta tampil lingkungan menjadi tidak indah.

Merubah/mengembangkan rumahnya, Hal ini disebabkan antara lain kondisi rumah masih kurang memuaskan, luas rumah yang tidak memadai namun penghasilan/pendapatanyang prospektif, untuk perubahan/pengembangan dapat terlaksana atau berubah fungsi rumah bukan saja sebagai tempat tinggal tetapi juga tempat usaha. Sedangkan responden yang tidak melakukan Perubahan/Pengembangan rumah, kemungkinan telah melaksanakan perubahan/pengembangan rumah sebelumnya atau keadaan rumahnya sekarang telah cukup memuaskan.

(10)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Adanya pengaruh keberadaan kawasan industri perikanan Djayanti dengan berkembangnya perumahan dan permukiman di Kelurahan Puday. Dengan keberadaan industri perikanan Djayanti membuka kesempatan lapangan kerja. Menarik minat masyarakat disekitarnya dan dari luar daerah untuk bekerja di kawasan industri tersebut, sehingga meningkatnya kebutuhan perumahan bagi para pekerja. Hal ini terlihat dengan adanya perkembangan jumlah penduduk dan bertambahnya jumlah rumah di Kelurahan Puday setiap tahun meningkat.

Pemanfaatan rumah sebagai tempat usaha dari fungsi yang seharusnya sebagai tempat tinggal saja. Mayoritas responden penghuni perumahan dan permukiman tersebut mengembangkan rumah mulai dari bentuk, luasan dan fungsinya.

Dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, membutuhkan peningkatan pelayanan dari berbagai sektor terutama sektor pelayanan publik di Kelurahan Puday. Hal ini terlihat dari kurangnya prasarana sarana perumahan dan permukiman seperti air bersih, persampahan, jalan lingkungan, drainase air bersih, air limbah, kesehatan dan pendidikan

Berdasarkan análisis hasil penelitian pengamatan di lapangan beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut :

Perlunya dilakukan revaluasi atas lokasi perumahan dan industri saat ini, mengingat pada kawasan penelitian, apabila tidak direncanakan secara terpadu dapat berdampak buruk pada lingkungan perumahan sekitarnya.

Perlu dilakukan pengendalian dan pengawasan perkembangan unit-unit disemua perumahan, penataan ulang, sarana jalan, serta pengelolaannya

Perlu tetap dijaga sinergi perkembangan yang harmonis antara pelayanan publik dengan kawasan industri sebagai potensi bagi kawasan setempat dan sekitarnya.

(11)

VI. DAFTAR PUSTAKA

Munir, Arham (2001), Keterkaitan Perumnas terhadap eksistensi permukiman kampung dan real estate dan kdisekitarnya, tesis Magíster Arsitektur, ITS, Surabaya.

Subagyo, P. Joko (1997), Metode penelitian, PT.Rineksa Cipta, Jakarta,

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1992, tentang perumahan dan pemukiman, direktorat jendral Cipta karya –DPU

United Nasional Centre For Human Settlements (1996), An Urbanizing Work, Global Report on Human Settlement.

Yunus, Hari Sabari (2000) Struktur Tata Ruang Kota, Pustaka Pelajar, Jakarta

Widyo, Wiwik (2001), Perwujudan permukiman yang terpadu akibat perkembangan ekonomi lokal, tesis Magíster Arsitektur, ITS, Surabaya

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka menegakkan supremasi hukum dalam konteks kesatuan hukum nasional, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang ini mengatur penyelesaian baik penyelesaian

Jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas jalan manunggal selama tiga tahun sebanyak lima kejadian, yang terdiri dari tipe kecelakaan tertinggi tabrak

Latar belakang, sekolah memiliki tanggung jawab yang besar untuk membantu siswa agar berhasil dalam belajar, untuk itu sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa

Sherlock Holmes and writing stories about him which are generally considered.. milestones in the field of

subjek berada di Semarang. subjek hanya merasa bahwa.. sang ibu menjadi lebih protektif kepada anak-anaknya dan. menjadi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan mengamati dan menganalisa penerapan prinsip kehati-hatian dengan mengambil kurun waktu penelitian sekama 3 tahun

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Nomor: }27ll}lPokja 5lPTOl20l2 Tanggal 19 April 2012, maka dengan ini diumumkan Pemenang Pelelangan untuk

[r]