1
PENGARUH BRAND AMBASSADOR, BRAND IMAGE, DAN HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMPO SUNSILK
Shafira Fauzana Budiman
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2020 Jl. Margonda Raya No.100, Pondok Cina, Depok, 16424, Indonesia E-mail: shafirafauzana@gmail.com, budiman@staff.gunadarma.ac.id
ABSTRAK
Persaingan merek sampo semakin ketat, hal ini juga terjadi pada Sunsilk. Persaingan ini dapat dilihat dari Top Brand Index dimana persentase Sunsilk menurun dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2019. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh brand
ambassador, brand image, dan harga terhadap keputusan pembelian sampo merek Sunsilk secara
parsial dan bersama-sama.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh 100 responden yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Populasi pada penelitian ini adalah konsumen perempuan yang pernah membeli dan menggunakan sampo Sunsilk di wilayah Tangerang. Periode yang diamati dalam penelitian ini yaitu periode 2020. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, uji hipotesis, dan koefisien determinasi (R²).
Berdasarkan hasil uji t (parsial), menunjukkan bahwa variabel brand ambassador tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, variabel brand image memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, dan variabel harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uji F (bersama-sama), menunjukkan bahwa variabel brand ambassador, brand image, dan harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.
Kata Kunci: brand ambassador, brand image, harga, keputusan pembelian
ABSTRACT
The competition between shampoo brands is getting tighter, this also happened to Sunsilk. This competition can be seen from the Top Brand Index where the percentage of Sunsilk has decreased from 2018 to 2019. Therefore, this study aimed to analyze the effect of brand ambassador, brand image, and price toward purchase decision for Sunsilk brand shampoo partially and simultaneously.
The data used in this study is the primary data obtained from the results of filling out the questionnaire by 100 respondents who were taken using purposive sampling technique. The population on this study were female consumers who had bought and used Sunsilk’s shampoo in the Tangerang area. The period observed in this study was the period in 2020. The data analysis used in this study was multiple linier regression analysis, hypothesis testing, and coefficient of determination (R2).
Based on the results of the t test (partial), it shows that the brand ambassador variable has a insignificant effect towards purchase decision, the brand image variable has a significant effect towards purchase decision, and the price variable has a significant effect towards purchase decision. Based on results of the F test (simultaneously), it shows that the variable of brand ambassador, brand image, and price have a significant effect toward purchase decision.
Keywords: brand ambassador, brand image, price, purchase decision
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perusahaan manapun tidak dapat mengelak dari persaingan dunia bisnis khususnya untuk perusahaan yang tergabung dalam industri
Fast Moving Consumer Goods (FMCG), yaitu
industri yang memproduksi produk konsumen yang cepat laku terjual karena dikonsumsi secara rutin dan dijual dengan harga yang relatif murah (Sari, 2017:5). Salah satu kategori dari produk FMCG adalah perawatan pribadi (personal care/toiletries) seperti pasta gigi, sampo, dan sabun. Produk personal care atau toiletries merupakan produk yang potensial, dimana produk ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan kebersihan badan sehari-hari seperti sampo yang sangat mudah ditemukan di pasaran.
Sampo merupakan produk yang sering digunakan sehari-hari oleh konsumen untuk menjaga kebersihan dan merawat kesehatan serta keindahan rambut. Oleh karena itu, konsumen lebih selektif terhadap keputusan pembelian sampo dan membuat para produsen sampo berlomba-lomba untuk menciptakan keunggulan dan inovasi. Di Indonesia, banyak sekali merek sampo yang beredar luas di pasaran dan saat ini sedang berusaha bertahan karena persaingan bisnis yang begitu ketat untuk merebut pasar sasaran, beberapa diantaranya adalah PT. Unilever Tbk dan PT Procter & Gamble (P&G). Berikut ini adalah Top Brand Index (TBI) dari kategori sampo di Indonesia pada tahun 2015-2019.
Tabel 1. Top Brand Index Sampo Tahun 2015-2019
Tahun Pantene Sunsilk Clear Lifebuoy
2015 21,4% 18,2% 22,1% 9,7% 2016 22,0% 21,9% 18,2% 13,1% 2017 22,6% 22,4% 17,4% 13,1% 2018 24,1% 20,3% 17,2% 10,1% 2019 22,9% 18,3% 19,8% 14,1% Sumber: www.topbrand-award.com (2020)
Sunsilk adalah salah satu merek terkemuka dari PT Unilever Indonesia Tbk pada kategori
personal care yang merupakan sampo
perawatan rambut. Jika dilihat pada tabel 1, Sunsilk mengalami fluktuasi dalam Top Brand Index pada tahun 2015 sampai dengan 2019. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sunsilk belum mampu menjadi market leader pada periode tersebut.
Pelaku usaha sampo diancam oleh persaingan bisnis yang semakin lama semakin ketat dan menimbulkan tantangan untuk memenangkan persaingan, mempertahankan pasar yang dimiliki, dan merebut pasar yang sudah ada. Perusahaan yang cerdas berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh, semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan dan bahkan menyingkirkan produk (Kotler dan Keller, 2009:184).
Perusahaan dapat memanfaatkan bauran promosi berupa iklan untuk membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk membeli merek atau produk (Sumarwan dan Tjiptono, 2018:504). Perusahaan dapat menggunakan
brand ambassador yang merupakan bagian
dari iklan tersebut. Perusahaan juga dapat menanamkan citra merek (brand image) yang baik dalam benak konsumen. Perusahaan juga harus tepat dalam menetapkan harga produk. Semua hal itu digunakan untuk menarik konsumen dalam membeli suatu produk. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Brand Ambassador, Brand Image, dan Harga
terhadap Keputusan Pembelian Sampo Sunsilk”.
Batasan Masalah
Beberapa masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah persaingan antar merek sampo yang semakin ketat kemudian Sunsilk mengalami fluktuasi dalam Top Brand Index pada tahun 2015 sampai dengan 2019. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sunsilk belum mampu menjadi market leader pada
periode tersebut. Harga dan promosi merupakan bauran pemasaran yang sering diperhatikan konsumen. Promosi memiliki bauran berupa iklan untuk membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu merek atau produk. Sunsilk dapat memanfaatkan brand ambassador yang merupakan bagian dari iklan tersebut dan menanamkan brand image yang baik dalam benak konsumen, maka dari itu Sunsilk perlu memanfaatkan kekuatan brand tersebut yang meliputi brand ambassador, brand image, dan harga agar dapat menimbulkan keputusan pembelian dan agar dapat selalu bersaing.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus adalah pengaruh brand ambassador, brand
image, dan harga terhadap pengambilan
keputusan pembelian sampo. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 100 orang responden yang diambil menggunakan teknik
purposive sampling. Periode data yang diamati
adalah data tahun 2020 dan penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, uji hipotesis, dan koefisien determinasi (R²) sebagai alat analisis data.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengaruh brand ambassador secara parsial terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk?
2. Apakah pengaruh brand image secara parsial terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk?
3. Apakah pengaruh harga secara parsial terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk?
4. Apakah pengaruh brand ambassador,
brand image, dan harga secara
bersama-sama terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis:
1. Pengaruh brand ambassador secara parsial terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk.
2. Pengaruh brand image secara parsial terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk.
3. Pengaruh harga secara parsial terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk.
4. Pengaruh brand ambassador, brand image, dan harga secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk.
TELAAH PUSTAKA
Pemasaran
Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain (Kotler dan Keller, 2009:5). Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut “empat P”, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) (Kotler dan Armstrong, 2008:62).
Brand Ambassador
Brand ambassador adalah seseorang yang
mempunyai passion terhadap brand dan dapat mempengaruhi atau mengajak konsumen untuk membeli atau menggunakan suatu produk (Firmansyah, 2019:137). Terdapat tiga indikator brand ambassador (Lea-Greenwood, 2013:78), yaitu:
1. Transference
Transference merupakan ketika seorang
selebriti mendukung suatu merek yang terkait dengan profesi mereka.
2. Attractiveness
Attractiveness merupakan daya tarik dari
selebriti. Selebriti harus memiliki daya tarik tersendiri untuk menunjang suatu produk maupun iklan.
3. Congruence
Congruence merupakan konsep kunci pada brand ambassador, yaitu memastikan
bahwa ada kecocokan atau kesesuaian antara merek dan selebriti itu sendiri.
Brand Image
Citra merek atau brand image merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu (Setiadi, 2003:180). Terdapat tiga indikator
brand image (Keller, 2013:78), yaitu:
1. Strength of Brand Associations
Semakin banyak seseorang memikirkan tentang informasi produk dan menghubungkannya dengan pengetahuan merek yang ada, maka akan semakin kuat asosiasi merek yang dihasilkan. Dua faktor yang memperkuat asosiasi dalam setiap informasi adalah relevansi secara pribadi dan konistensi yang disajikan dari waktu ke waktu.
2. Favorability of Brand Associations
Favorable brand associations diciptakan
dengan meyakinkan konsumen bahwa merek tersebut memiliki atribut yang relevan dan manfaat yang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka, sehingga mereka membentuk penilaian merek yang positif secara keseluruhan.
3. Uniqueness of Brand Associations
Inti dari sebuah brand positioning adalah bahwa merek memiliki keunggulan kompetitif dan “unique selling proposition” yang membuat konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Pemasar dapat membuat perbedaan unik secara eksplisit melalui perbandingan langsung dengan pesaing, atau mereka dapat menyorotnya secara implisit.
Harga
Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan Armstrong,
2008:345). Terdapat empat indikator harga (Kotler dan Armstrong, 2008:355), yaitu: 1. Keterjangkauan Harga
Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek harganya juga berbeda dari yang termurah sampai termahal. Melalui harga yang ditetapkan para konsumen banyak yang membeli produk.
2. Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen orang sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena mereka melihat adanya perbedaan kualitas. Apabila harga lebih tinggi orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.
3. Daya Saing Harga
Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk lainnya, dalam hal ini mahal murahnya suatu produk sangat dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan membeli produk tersebut. 4. Kesesuaian Harga dengan Manfaat
Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan biaya yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya. Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil dari uang yang dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan bahwa produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian ulang.
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dan dapat diartikan juga sebagai keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli (Kotler dan Armstrong, 2008:181). Terdapat lima indikator keputusan pembelian (Kotler dan Keller, 2009:188), yaitu:
1. Merek 2. Penyalur 3. Kuantitas 4. Waktu
Hubungan antar Variabel
1. Pengaruh Brand Ambassador (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Perusahaan dapat memanfaatkan bauran promosi berupa iklan untuk membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk membeli merek atau produk (Sumarwan dan Tjiptono, 2018:504). Perusahaan dapat menggunakan brand ambassador yang merupakan bagian dari iklan tersebut. Penggunaan brand ambassador bertujuan untuk mempengaruhi konsumen dalam membeli produk (Firmansyah, 2019:137). Dengan dukungan profesi brand ambassador terhadap suatu merek, daya
tarik dari brand ambassador itu sendiri, dan juga kecocokan atau kesesuaian merek dengan brand ambassador dapat membentuk kesan positif dan kepercayaan konsumen sehingga brand ambassador dapat meningkatkan pembelian konsumen. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
brand ambassador berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
2. Pengaruh Brand Image (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Suatu citra merek (brand image) dapat bernilai positif atau negatif, citra merek yang positif berkaitan dengan kesetiaan konsumen, kepercayaan konsumen mengenai nilai merek yang positif, dan kesediaan untuk mencari merek tersebut (Schiffman dan Kanuk, 2008:158). Dengan kekuatan dari merek, penilaian yang positif mengenai relevansi dan manfaat suatu merek serta keunggulan kompetitif atau sisi unik dari merek akan membuat konsumen membentuk citra merek yang positif dan membuat konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 3. Pengaruh Harga (X3) terhadap Keputusan
Pembelian (Y)
Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa
(Kotler dan Armstrong, 2008:345). Konsumen akan mempertimbangkan nilai yang akan mereka keluarkan sebelum memilih dan membeli suatu produk. Dengan harga yang terjangkau, kesesuaian harga dengan kualitas produk dan manfaat yang dirasakan serta harga yang dapat bersaing dengan produk lain yang sejenis akan mempengaruhi ketertarikan konsumen dalam membeli suatu produk. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Kerangka Penelitian
Gambar 1. Kerangka Penelitian
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi lapangan yang merupakan metode pengumpulan data primer. Data primer adalah data yang didapat langsung dari responden dengan cara menyebarkan angket atau kuesioner kepada responden pada saat penelitian dilakukan. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif. Kuesioner pada penelitian ini disebarkan kepada 100 orang responden di wilayah Tangerang pada bulan Agustus 2020 melalui google form yang disebarkan dengan metode tertutup. Objek penelitian ini adalah sampo Sunsilk yang merupakan salah satu produk terkemuka dari PT Unilever Tbk yang memproduksi sampo dengan berbagai varian untuk perawatan setiap jenis rambut perempuan.
Brand Ambassador (X1) Brand Image (X2) Harga (X3) Keputusan Pembelian (Y)
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah konsumen perempuan di wilayah Tangerang yang pernah membeli dan menggunakan Sunsilk. Oleh karena jumlah masyarakat Tangerang yang sangat banyak, maka penelitian ini menggunakan sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:122). Pertimbangan yang dimaksud adalah kriteria yang sudah ditentukan, yaitu konsumen perempuan yang pernah membeli dan menggunakan sampo Sunsilk serta pernah melihat iklan sampo Sunsilk di berbagai media versi Raisa Andriana. Penentuan jumlah sampel yang akan digunakan adalah menggunakan metode menurut Rao (2006).
Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen, yaitu brand ambassador (X1),
brand image (X2), dan harga (X3), dan satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala likert. Sebelum melakukan analisis data, dilakukan uji instrumen dan uji data terlebih dahulu, meliputi uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik.
Berdasarkan hasil uji instrumen, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas, uji ini menunjukkan hasil yang valid dan reliabel. Berdasarkan hasil uji data, yaitu uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas menunjukkan hasil data yang berdistribusi normal, tidak terjadi multikolinearitas, dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Selanjutnya, data pada penelitian ini dapat dianalisis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, uji hipotesis (uji t dan uji F), dan koefisien determinasi (R2).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau
lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2018:96). Dalam penelitian ini untuk mengetahui besar dan arah hubungan antara variabel brand ambassador, brand image, dan harga dengan variabel keputusan pembelian. Adapun hasil uji regresi linier berganda yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.679 2.796 2.031 .045 Brand Ambassador .140 .235 .056 .597 .552 Brand Image .654 .152 .461 4.314 .000 Harga .298 .116 .268 2.560 .012
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2020
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda berikut.
Y = 5,679 + 0,140 X1 + 0,654 X2 + 0,298 X3 Di mana:
Y = Variabel keputusan pembelian X1 = Variabel brand ambassador X2 = Variabel brand image X3 = Variabel harga
Persamaan regresi linier berganda tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Nilai konstanta sebesar 5,679 artinya jika variabel brand ambassador (X1), brand
image (X2), dan harga (X3) bernilai 0 maka keputusan pembelian bernilai 5,679.
2. Nilai koefisien regresi variabel brand
ambassador (X1) bernilai positif, yaitu sebesar 0,140. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit pada variabel
brand ambassador maka akan
meningkatkan keputusan pembelian pada sampo Sunsilk sebesar 0,140 unit.
3. Nilai koefisien regresi variabel brand image (X2) bernilai positif, yaitu sebesar 0,654. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit pada variabel brand
image maka akan meningkatkan keputusan
pembelian pada sampo Sunsilk sebesar 0,654 unit.
4. Nilai koefisien regresi variabel harga (X3) bernilai positif, yaitu sebesar 0,298. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit pada variabel harga maka akan meningkatkan keputusan pembelian pada sampo Sunsilk sebesar 0,298 unit.
Uji Hipotesis Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018:98-99). Dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah variabel brand ambassador, brand image, dan harga secara parsial atau terpisah berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel keputusan pembelian. Adapun level signifikan (α) nya adalah sebesar 5% atau 0,05 dengan nilai ttabel sebesar 1,98 Hasil uji parsial (uji t) dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.679 2.796 2.031 .045 Brand Ambassador .140 .235 .056 .597 .552 Brand Image .654 .152 .461 4.314 .000 Harga .298 .116 .268 2.560 .012
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2020
Hasil uji parsial (uji t) pada tabel 3. di atas dijelaskan sebagai berikut.
1. Uji hipotesis variabel brand ambassador terhadap keputusan pembelian
Hasil perhitungan pada tabel 3. menunjukkan bahwa nilai thitung lebih kecil
dari nilai ttabel yaitu sebesar thitung 0,597 <
ttabel 1,98 dan nilai probabilitasnya lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,552 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel brand ambassador tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian.
2. Uji hipotesis variabel brand image
terhadap keputusan pembelian
Hasil perhitungan pada tabel 3. menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu sebesar thitung 4,314 >
ttabel 1,98 dan nilai probabilitasnya lebih
kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel brand image berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian.
3. Uji hipotesis variabel harga terhadap keputusan pembelian
Hasil perhitungan pada tabel 3. menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu sebesar thitung 2,560 >
ttabel 1,98 dan nilai probabilitasnya lebih
kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,012 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel harga berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian.
Uji Bersama-sama (Uji F)
Uji pengaruh bersama-sama (joint) digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau joint mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2018:79). Dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah variabel brand ambassador, brand image, dan harga secara
bersama-sama berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel keputusan pembelian. Adapun level signifikan (α) nya adalah sebesar 5% atau 0,05 dengan nilai Ftabel sebesar 2,70. Hasil uji bersama-sama (uji F) dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Uji Bersama-sama (Uji F) ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 917.308 3 305.769 33.509 .000b Residual 876.002 96 9.125 Total 1793.310 99
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian b. Predictors: (Constant), Harga, Brand Ambassador, Brand Image
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2020
Hasil uji Anova di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel yaitu sebesar Fhitung 33,509 > Ftabel 2,70 dan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 < 0,05. Artinya, variabel brand
ambassador (X1), brand image (X2), dan harga (X3) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018:97). Dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar variabel brand ambassador, brand image, dan harga dapat menjelaskan variasi variabel keputusan pembelian. Hasil uji koefisien determinasi (R2) dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .715a .512 .496 3.021
a. Predictors: (Constant), Harga, Brand Ambassador, Brand Image
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2020
Pada tabel 5. dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,496. Dapat disimpulkan bahwa keragaman pada variabel dependen keputusan
pembelian ditentukan oleh variabel independen brand ambassador (X1), brand
image (X2), dan harga (X3) sebesar 49,6%, sedangkan sisanya sebesar 50,4% ditentukan oleh faktor lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi.
Pembahasan
1. Pengaruh brand ambassador terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada variabel brand ambassador diperoleh koefisien regresi yang bernilai positif, artinya jika kualitas brand ambassador yang digunakan oleh Sunsilk
naik, maka akan meningkatkan keputusan pembelian pada sampo Sunsilk. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa variabel brand ambassador tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “brand ambassador berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk”, ditolak.
Pada penelitian ini, mayoritas responden yang mengisi kuesioner adalah responden yang berusia 21 sampai dengan 25 tahun. Pada usia ini, biasanya responden masih dapat meluangkan waktu untuk menonton televisi dan memperhatikan media sosial mereka, yang mana Sunsilk sering memasarkan produk dan program kegiatan yang dibintangi oleh brand
ambassador Sunsilk yaitu Raisa Andriana
pada televisi dan media sosial. Dari iklan dan program kegiatan tersebut, responden dapat melihat dan juga menilai Raisa Andriana sebagai brand ambassador dalam meyakinkan mereka untuk menimbulkan keputusan pembelian pada sampo Sunsilk.
Brand ambassador dilihat dari sudut
pandang responden bahwa brand ambassador yang digunakan oleh Sunsilk,
yaitu Raisa Andriana sudah cocok sebagai
brand ambassador karena keindahan
rambut yang dimilikinya. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai tertinggi pada
analisis deskriptif. Tetapi hal tersebut tidak dapat mempengaruhi keputusan pembelian secara signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh keindahan rambut brand ambassador sampo Sunsilk yang dinilai belum cukup menunjukkan manfaat yang dapat dirasakan saat menggunakan sampo Sunsilk. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai terendah pada analisis deskriptif. Jadi, keindahan rambut brand ambassador sampo Sunsilk yang masih belum cukup menunjukkan manfaat yang dapat dirasakan oleh responden saat menggunakan sampo Sunsilk dapat menjadi sebab bahwa brand
ambassador yang digunakan oleh Sunsilk
tidak dapat mempengaruhi keputusan pembelian secara signifikan walaupun
brand ambassador dinilai cocok sebagai
brand ambassador karena keindahan
rambut yang dimilikinya.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa brand ambassador tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Widyaputra dan Djawoto (2018). Hasil penelitian ini tidak memperkuat penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa brand ambassador berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Sriyanto dan Kuncoro (2019). Walaupun produk pada kedua penelitian tersebut berbeda dengan produk yang diteliti pada penelitian ini.
Menurut Royan (2005:17), selebriti harus memiliki objektivitas yang merujuk pada kemampuan selebriti untuk memberi keyakinan pada konsumen suatu produk. Dalam produk sampo Sunsilk, aspek objektif dan subjektif dari selebriti yang digunakan oleh Sunsilk untuk menjadi
brand ambassador, yaitu Raisa Andriana
mempunyai kekuatan yang sama dalam meyakinkan konsumen terhadap suatu produk. Objektivitas yang merujuk pada kemampuan selebriti tersebut penting untuk
diperhatikan Sunsilk dalam memilih brand
ambassador.
2. Pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada variabel brand image diperoleh koefisien regresi yang bernilai positif, artinya jika brand image yang ditanamkan oleh Sunsilk semakin baik dan meningkatkan penilaian yang positif di mata konsumen, maka akan meningkatkan keputusan pembelian pada sampo Sunsilk. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil membuktikan tentang hipotesis kedua yang menyatakan bahwa “brand image
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk”.
Pada penelitian ini, mayoritas responden yang mengisi kuesioner adalah pelajar atau mahasiswa. Pelajar atau mahasiswa biasanya memiliki banyak aktivitas dan lebih memperhatikan keindahan rambut untuk menunjang penampilan sehari-hari. Responden ini biasanya memilih produk yang sesuai dengan citra-diri mereka dan juga memilih merek yang terkenal, seperti sampo Sunsilk.
Brand image dilihat dari sudut pandang
responden bahwa sampo Sunsilk merupakan merek sampo yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai tertinggi pada analisis deskriptif. Tetapi responden juga memandang bahwa sampo Sunsilk belum menjadi merek sampo yang memberi solusi untuk berbagai masalah rambut. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai terendah pada analisis deskriptif. Jadi, merek sampo Sunsilk yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas dapat menjadi salah satu sebab bahwa brand image yang diusung dan ditanamkan oleh Sunsilk dapat mempengaruhi keputusan pembelian secara signifikan walaupun sampo Sunsilk bukanlah merek sampo yang dipandang
dapat memberikan solusi untuk berbagai masalah rambut.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Fure, Lapian, dan Taroreh (2018). Hasil penelitian ini tidak memperkuat penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa brand
image tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian, yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Parengkuan, Tumbel, dan Wenas (2019). Walaupun produk pada kedua penelitian tersebut berbeda dengan produk yang diteliti pada penelitian ini.
Citra suatu merek merupakan salah satu hal penting dalam proses menentukan keputusan pembelian. Menurut Keller (2013:78), salah satu indikator brand image adalah favorability of brand associations yang diciptakan dengan meyakinkan konsumen bahwa merek tersebut memiliki atribut yang relevan dan manfaat yang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Dari produk sampo Sunsilk, manfaat yang dirasakan oleh konsumen belum dapat meyakinkan konsumen untuk melakukan pembelian, tetapi kondisi ini menunjukkan bahwa teori yang mensyaratkan relevansi dan manfaat dari
brand image tersebut terbukti.
3. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada variabel harga diperoleh koefisien regresi yang bernilai positif, artinya jika harga sampo Sunsilk meningkat, maka keputusan pembelian juga akan meningkat karena sampo merupakan barang yang termasuk dalam convenience
goods, yaitu barang yang sering dibeli,
dibutuhkan dalam waktu segera, dan dikonsumsi secara rutin oleh konsumen. Jadi harga yang meningkat tidak menurunkan pembelian konsumen pada sampo Sunsilk. Dari hasil analisis yang
sudah dilakukan menunjukkan bahwa penelitian ini berhasil membuktikan tentang hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa “harga berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk”.
Pada penelitian ini, mayoritas responden yang mengisi kuesioner memiliki pendapatan atau uang saku yang kurang dari Rp. 1.000.000 pada tiap bulannya. Responden tersebut memilih sampo Sunsilk sebagai sampo mereka, maka dapat diartikan bahwa sampo Sunsilk merupakan sampo yang harganya terjangkau sehingga responden tersebut dapat membeli dan menggunakan sampo Sunsilk. Harga dilihat dari sudut pandang responden bahwa harga sampo Sunsilk dapat bersaing dengan produk pesaing. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai tertinggi pada analisis deskriptif. Responden juga memandang bahwa harga sampo Sunsilk terjangkau, tetapi responden juga memandang bahwa harga sampo Sunsilk belum cukup sesuai dengan hasil yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai terendah pada analisis deskriptif. Jadi, harga sampo Sunsilk yang dapat bersaing dengan produk pesaing dan juga terjangkau dapat menjadi penyebab bahwa harga yang ditetapkan oleh Sunsilk dapat mempengaruhi keputusan pembelian secara signifikan walaupun harga sampo Sunsilk belum cukup sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Yudha dan Sudiksa (2018). Hasil penelitian ini tidak memperkuat penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Fure, Lapian, dan Taroreh (2015). Walaupun produk pada kedua penelitian
tersebut berbeda dengan produk yang diteliti pada penelitian ini.
Menurut Sumarwan dan Tjiptono (2018:337), perusahaan menetapkan harga suatu produk agar dapat bersaing di pasar dengan pesaing lain. Dari produk sampo Sunsilk, harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk sampo Sunsilk dapat bersaing dengan produk pesaing. Harga sampo Sunsilk yang dapat bersaing menunjukkan bahwa sampo Sunsilk merupakan sampo yang kompetitif sehingga akan menumbuhkan keinginan konsumen untuk membeli sampo Sunsilk.
4. Pengaruh brand ambassador, brand image, dan harga terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk
Hasil analisis yang sudah dilakukan berhasil membuktikan hipotesis keempat yang menyatakan bahwa “ada pengaruh secara bersama-sama antara brand ambassador, brand image, dan harga
terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk”. Keragaman pada variabel dependen keputusan pembelian ditentukan oleh variabel independen brand ambassador, brand image, dan harga
sebesar 49,6%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 50,4% ditentukan oleh faktor lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi. Dari ketiga variabel independen tersebut, variabel yang berpengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk adalah variabel brand image yang ditunjukkan oleh nilai Standardized Coefficients Beta variabel brand image yang lebih besar dari dua variabel lainnya, yaitu variabel brand
ambassador dan harga.
Hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa variabel brand ambassador, brand image, dan harga
berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk. Responden menilai bahwa variabel brand
ambassador merupakan variabel yang
dianggap sangat baik dalam menimbulkan keinginan responden untuk membeli sampo
Sunsilk. Variabel ini mendapatkan nilai tertinggi dengan kategori sangat baik pada hasil analisis deskriptif. Hal ini dapat disebabkan oleh kecocokan Raisa Andriana sebagai brand ambassador karena keindahan rambut yang dimilikinya. Dengan demikian, responden membentuk persepsi yang sangat baik mengenai brand
ambassador sampo Sunsilk. Namun
terdapat perbedaan antara hasil analisis deskriptif dengan hasil analisis statistik. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa variabel brand ambassador tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan hasil analisis statistik juga menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh paling besar pada penelitian ini adalah variabel brand image. Brand
image yang dimiliki oleh sampo Sunsilk
sangat baik dalam benak responden. Merek sampo Sunsilk sendiri merupakan merek sampo yang sudah lama berdiri dan bertahan di pasaran, merek sampo Sunsilk juga sudah dikenal dan mudah diingat oleh responden. Terlebih lagi, dalam benak responden sudah tertanam bahwa sampo Sunsilk dikenal sebagai sampo yang memiliki berbagai macam varian untuk kebutuhan perawatan rambut. Dengan demikian, hal tersebut membuat brand
image menjadi variabel yang paling
berpengaruh dalam penelitian ini. Dari ketiga variabel independen dalam penelitian ini, variabel harga mendapatkan nilai yang lebih kecil dibandingkan dua variabel independen lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian harga menurut penilaian responden, meliputi harga yang ditetapkan belum sesuai dengan hasil yang diinginkan dan harga yang belum sesuai dengan harapan responden. Hal tersebut memberikan pengaruh pada rata-rata total nilai keseluruhan sehingga rata-ratanya menjadi lebih kecil dan berkategori baik. Dari penjelasan di atas, terdapat perbedaan antara hasil analisis deskriptif dengan hasil analisis statistik pada penelitian ini. Hasil analisis deskriptif
menunjukkan bahwa variabel brand ambassador merupakan variabel yang
dianggap sangat baik dalam menimbulkan keinginan responden untuk membeli, sedangkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa variabel brand image merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam mempengaruhi keputusan pembelian sampo Sunsilk. Jika dilihat pada hasil analisis deskriptif, nilai variabel brand ambassador dengan nilai variabel brand image tidak memiliki selisih yang besar sehingga lebih baik bagi perusahaan untuk fokus pada hasil analisis statistik dibandingkan dengan hasil analisis deskriptif pada penelitian ini. Artinya, lebih baik bagi perusahaan untuk fokus pada variabel brand image yang merupakan variabel dominan atau berpengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian sampo Sunsilk.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa seluruh variabel independen yang diteliti berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Hal tersebut terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Sterie, Massie, dan Soepono (2019). Walaupun produk pada penelitian tersebut berbeda dengan produk yang diteliti pada penelitian ini.
Menurut Keller (2013:69), penilaian konsumen atas suatu brand muncul dari perbedaan respon konsumen. Jika tidak ada perbedaan antar respon konsumen, kemungkinan besar persaingan hanya akan didasarkan pada harga. Perbedaan respon tersebut merupakan hasil dari pengetahuan konsumen tentang suatu brand, yaitu apa yang telah mereka pelajari, rasakan, lihat, dan dengar tentang brand sebagai hasil dari pengalaman mereka dari waktu ke waktu, seperti brand image. Penilaian atas suatu
brand pada akhirnya bergantung pada apa
yang ada di benak dan hati konsumen. Penilaian atas suatu brand juga bergantung pada pemasaran brand, misalnya
kemampuan konsumen dalam mengingat hal-hal penting dari sebuah iklan. Pada akhirnya, aspek-aspek tersebut dapat membuat konsumen menjatuhkan pilihan untuk membeli produk dari brand tersebut. Dari produk sampo Sunsilk, perusahaan telah menggunakan aspek-aspek tersebut dalam mempengaruhi konsumen untuk memutuskan pembelian pada sampo Sunsilk. Aspek tersebut menghasilkan penilaian dan respon konsumen yang berbeda-beda. Perusahaan memanfaatkan
brand ambassador dalam iklan untuk
mendukung penyampaian informasi yang ditujukan pada konsumen sehingga konsumen mengingat hal-hal penting dari iklan dan memberikan nilai serta respon tersendiri bagi merek sampo Sunsilk. Perusahaan pun berusaha membangun
brand image yang baik agar yang
konsumen lihat, dengar, dan rasakan mengenai merek sampo Sunsilk selalu baik dan menghasilkan nilai serta respon yang baik pula. Perusahaan juga menetapkan harga yang sesuai untuk membuat
konsumen mempertimbangkan
keputusannya dan membentuk nilai serta respon bagi merek sampo Sunsilk. Penilaian maupun respon tersebut pada akhirnya membentuk keputusan pembelian konsumen pada sampo Sunsilk.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara parsial (uji t) dapat disimpulkan bahwa variabel brand ambassador tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputuan pembelian. Dengan demikian, jika terjadi perubahan pada variabel brand ambassador, maka tidak menyebabkan perubahan secara otomatis terhadap variabel keputusan pembelian. 2. Secara parsial (uji t) dapat disimpulkan
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian, jika terjadi perubahan pada variabel brand
image, maka secara otomatis akan
menyebabkan perubahan pada variabel keputusan pembelian.
3. Secara parsial (uji t) dapat disimpulkan bahwa variabel harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian, jika terjadi perubahan pada variabel harga, maka secara otomatis akan menyebabkan perubahan pada variabel keputusan pembelian.
4. Berdasarkan hasil uji secara bersama-sama (uji F) dapat disimpulkan bahwa variabel
brand ambassador, brand image, dan harga
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian, jika terjadi perubahan pada variabel brand ambassador, brand image, dan harga secara bersama-sama, maka secara otomatis akan menyebabkan perubahan pada variabel keputusan pembelian.
Saran
Berdasarkan hasil simpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan, sebagai berikut:
1. Untuk membuat konsumen lebih memilih dan membeli produk ini dibandingkan produk lain yang sejenis, disarankan agar perusahaan memperhatikan serta menggali lagi potensi dari brand ambassador yang digunakan perusahaan. Perusahaan perlu untuk meningkatkan kualitas brand ambassador yang digunakan dan memilih
brand ambassador yang dapat
mencerminkan manfaat yang akan dirasakan konsumen jika menggunakan produk ini agar dapat membuat konsumen tertarik dan menjatuhkan pembeliannya pada produk ini. Perusahaan harus tetap memperhatikan dan mempertahankan brand
image yang telah ditanamkan dalam benak
konsumen karena merek produk ini mudah diingat dan sudah banyak dikenal oleh konsumen maupun masyarakat. Begitu pula
dengan harga, perusahaan sebaiknya mempertahankan keterjangkauan dan variasi harga yang ditetapkan untuk produk. Perusahaan harus mempertahankan harga yang dapat bersaing dengan produk pesaing dan lebih menyesuaikan harga dengan hasil yang diinginkan oleh konsumen.
2. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti berikutnya agar menambah variabel-variabel lain yang lebih bervariasi sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian serta didapat informasi yang dapat mendukung dan memperbaiki penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, M. Anang. 2019. Pemasaran
Produk dan Merek (Planning & Strategy).
Pasuruan: Qiara Media.
Fure, Ferdyanto, Joyce Lapian, dan Rita Taroreh. 2015. “Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di J.CO Manado”. Jurnal EMBA, Vol. 3, No. 1, Maret 2015: 367-377. ISSN: 2303-1174. Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Keller, Kevin Lane. 2013. Strategic Brand
Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. Fourth Edition.
England: Pearson Education Limited. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008.
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi
ke 12. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009.
Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke
Lea-Greenwood, Gaynor. 2013. Fashion
Marketing Communications. United
Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.
Parengkuan, Valentine, Altje Tumbel, dan Rudy Wenas. 2014. “Analisis Pengaruh
Brand Image dan Celebrity Endorsement
terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Head and Shoulders di 24 Mart Manado”. Jurnal EMBA, Vol. 2, No. 3, September 2014:1792-1802. ISSN: 2303-1174.
Rao, Purba. 2006. Measuring Consumer
Perception Through Factor Analysis. The
Asian Manager.
Royan, Frans M. 2005. Marketing
Celebrities:Strategi dalam Iklan dan
Strategi Memasarkan diri Sendiri. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
Sari, Christina Ariadne Sekar. 2017. Teknik
Mengelola Produk & Merek: Konsep dan Aplikasi pada Fast Moving Consumer Goods. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Edisi Tujuh. Jakarta: Prentice Hall.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.
Sriyanto, Agus dan Aris Wahyu Kuncoro. 2019. “Pengaruh Brand Ambassador, Minat Beli, Dan Testimoni terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Situs Jual Beli Online Shop Shopee Indonesia di Universitas Budi Luhur Periode Februari-April 2018)”. Jurnal Ekonomika dan
Manajemen, Vol. 8, No. 1, April 2019:
21-34. ISSN: 2252-6226.
Sterie, Wua Gloria, James D. D. Massie, dan Djurwati Soepono. 2019. “Pengaruh Brand
Ambassador dan Brand Image terhadap
Keputusan Pembelian Produk PT. Telesindo Shop Sebagai Distributor Utama Telkomsel di Manado”. Jurnal EMBA, Vol. 7, No. 4, Juli 2019: 3139-3148. ISSN: 2303-1174.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sumarwan, Ujang dan Fandy Tjiptono. 2018.
Strategi Pemasaran dalam Perspektif
Perilaku Konumen. Bogor: IPB Press.
Widyaputra, Kurniawan Hasbi dan Djawoto. 2018. “Pengaruh Kualitas Produk, Brand
Ambassador, Kreativitas Iklan, dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian”.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 7, No. 7, Juli 2018. ISSN: 2461-0593.
Yudha, Putu Dharma dan Ida Bagus Sudiksa. 2018. “Pengaruh Celebrity Endorser, Brand
Image, Kepercayaan, dan Harga terhadap
Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Pembelian Merchandise Bali United Di Gianyar)”. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7, No. 9, 2018: 5055-5079. ISSN: 2302-8912.
https://www.topbrand-award.com/top-brand-index/ diakses pada tanggal 24 Maret 2020