23
Universitas Kristen Petra 5.1 Rancangan Gagasan.
Inovasi melibatkan modifikasi terus – menerus atas produk atau jasa yang ada, tetapi tidak bertujuan untuk memodifikasi esensinya. (Kotler & De bes, 2003). Sedangkan menurut Kotler (2000) ada lima karakteristik yang mempengaruhi tingkat penerimaan suatu inovasi yaitu:
1. Keunggulan relative (relative advantage)
Sampai di tingkat mana inovasi itu tampak lebih unggul daripada produk yang sudah ada.
2. Kesesuaian (Compatibility)
Sejauh mana inovasi tersebut sesuai dengan nilai dan pengalaman perorangan dalam masyarakat.
3. Kerumitan (Complexity)
Tingkat kerumitan dari suatu produk. Semakin rumit atau complex maka semakin susah diterima oleh konsumen, tetapi semakin sederhana suatu produk itu maka semakin mudah diterima oleh konsumen.
4. Kemampuan untuk dicoba (Trialibility)
Semakin mudah untuk dicoba maka semakin mudah diterima dan sebaliknya.
5. Kemampuan berkomunikasi (Comunicability)
Sampai sejauh mana manfaat yang diperoleh dari penggunaan inovasi tersebut dapat dijelaskan kepada orang lain.
5.1.1 Latar belakang gagasan.
Pada awal tahun 2006 muncul advertising di TV yang menyatakan bahwa orang Indonesia rata – rata hanya memenuhi kurang dari 40 % dari kebutuhan gizinya (Iklan Redoxon). Serta melihat berita - berita TV dan Koran (salah satunya adalah Liputan 6 dan Koran kompas) tentang banyaknya anak – anak yang kurang gizi.Jumlah ini mencapai 27,3 % dari seluruh anak balita di tahun 2005 (20,87 juta anak balita). Bahkan pada kompas (sabtu 04 juni 2005) menuliskan data yang berdasar pada hasil
Universitas Kristen Petra survey sosial dan ekonomi nasional (SUSENAS) bahwa 2/3 dari 220 juta penduduk Indonesia mengalami kekurangan gizi – diukur dari tingkat asupan energi yang kurang dari 2100 kalori perhari. sehingga muncul ide tentang anak – anak dan remaja Indonesia yang masih dalam masa pertumbuhan. Berapa persen dari mereka yang mampu memenuhi kebutuhan gizi. Dari beberapa produk yang sekarang beredar di pasar vitamin Indonesia, salah satunya adalah zevit grow – vitamin berbentuk kaplet yang menyediakan kadar vitamin (Vitamin C dosis tinggi, Zinc, Vitamin B complex dan Vitamin E) yang berguna untuk mendukung pertumbuhan remaja. Vitamin Zevit grow ini diproduksi oleh P.T. Tempo Scan Pacific Tbk. Jakarta Indonesia. Vitamin ini adalah vitamin yang bagus, kadar kandungannya tinggi dan harganya tidak terlalu mahal (Rp 1300 per kapsul) Namun vitamin ini berbetuk kaplet.Sehingga untuk mengkonsumsinya produk ini harus di minum dengan menggunakan air. Ini mengurangi manfaat produk bila ditinjau dari kepraktisan produk. Sehingga perlu dimunculkan suatu ide untuk mengembangkan vitamin yang Lebih praktis, disukai dan mudah dikonsumsi setiap saat mereka ingin, baik oleh anak – anak (6th – 12th ), remaja ( 13th – 18th) maupun yang lebih tua.
5.1.2 Metode penggagasan konsep.
Metode atau teknik yang dapat digunakan untuk memunculkan suatu gagasan atau ide produk baru dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Teknik pendaftaran atribut.
Membuat daftar atribut – atribut utama dari produk – produk yang sudah ada. Kemudian memodifikasi atribut dalam produk – produk tersebut sehingga mendapatkan produk – produk yang lebih baik.
• Hubungan yang dipaksakan.
Penggabungan dari dua atau beberapa produk untuk mendapatkan produk baru.
Universitas Kristen Petra
• Analisis morfologi.
Meneliti tentang dimensi – dimensi structural suatu masalah dan berharap menemukan kombinasi baru.
• Identifikasi kebutuhan atau masalah.
Berawal dari masalah – masalah yang dihadapi konsumen, sehingga bisa dimunculkan gagasan – gagasan baru.
Analisa masalah prosedur umum :
1. Tentukan kategori produk atau aktivitas yang akan diamati. 2. Identifikasi Heavy user nya.
3. Kumpulkan berbagai masalah yang terjadi pada produk atau jasa tersebut. 4. Pilah dan beri peringkat masalah – masalah tersebut sesuai dengan bobot
dan kepentingannya.
• Tukar pikiran atau Brain storming.
Enam sampai sepuluh orang berkumpul dan memberikan gagasan dari masing – masing. Empat panduan dalam mengadakan proses brain storming.
1. Semua gagasan yang muncul wajib diperhatikan. (tidak ada kritik mengenai gagasan yang diusulkan.)
2. Kebebasan penuh untuk gagasan yang ingin dimunculkan. 3. Kuantitas gagasan di utamakan.
4. Dapat mengkombinasikan gagasan – gagasan yang ada.
• Teknik SCAMPER.
Yaitu teknik yang mencoba untuk mencari suatu gagasan produk dengan mengacu pada produk yang sudah ada, dan dilakukan melalui : S = Substitute - Bahan apa yang bisa diganti dari benda ini ?
C = Combine - Apa yang dapat digabungkan dengan benda ini untuk membentuk benda lain ?
A = Adapt - Apa dari benda ini yang dapat dikopi atau di adaptasikan ke produk lain ?
M = Modify – Bagaimana benda ini dapat dimodifikasi ?
P = Put – Untuk manfaat apa lagi benda ini dapat dipakai – Kegunaan alternatif.
Universitas Kristen Petra E = Eliminated – Apa yang bisa dihilangkan dari benda tersebut ?
R = Reverse – Apa yang dapat dibalik dari benda itu dan dijadikan sesuatu yang lain dan menjadi lebih baik ?
Prosedur pemunculan gagasan.
Adapun prosedur pengembangan produk baru dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Menentukan produk yang akan dikembangkan.
Produk yang dipilih adalah produk vitamin dengan alasan yang dipaparkan di latar belakang.
2. Menentukan heavy user.
Heavy user dipilih untuk menentukan masalah yang dihadapi oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk.
Heavy user.
Semua orang sebetulnya bisa mengkonsumsi produk kami namun kami membuat spesifikasi produk untuk anak anak yang masih dalam masa pertumbuhan.( SD,SMP,SMU). Karena pada masa – masa itulah mereka membutuhkan asupan gizi untuk menunjang pertumbuhan. Produk kami juga dapat dikonsumsi sebagai penunjang vitamin bagi orang – orang yang baru sembuh dari sakit karena produk ini akan membantu mengembalikan daya tahan tubuh mereka.
3. Identifikasi masalah.
Setelah dilakukan penelitian terhadap beberapa heavy user tampaknya masalah yang mereka munculkan adalah :
• Minuman kesehatan yang ada di pasaran harganya masih tergolong mahal bagi masyarakat indonesia secara umum.
• Vitamin yang berbentuk cairan sukar untuk dibawa bepergian, diperlukan botol dan untuk meminumnya sesuai dengan takarannya masih dibutuhkan sendok penakarnya.
Universitas Kristen Petra
• Ragam rasa yang ditawarkan masih kurang.
4. Menetukan masalah yang utama.
Dari masalah diatas dilakukan pemeringkatan berdasar pada hasil kuisioner sebagai berikut :
Masalah utama.
Tabel 5.1 Ranking Masalah
Masalah Jumlah score responden
Harga yang mahal. 31
Bentuk yang tidak menarik. 51
Tidak praktis. 78
Ragam rasa kurang. 44
Dan penghitungan (Top two boxes) yang dilakukan dari hasil kuisioner adalah vitamin yang beredar di Indonesia dianggap mempunyai kelemahan oleh konsumen pada kepraktisan penggunaan produk tersebut. Hal kedua adalah bentuk yang tidak menarik, bentuk produk seperti kapsul ataupun sirup membuat mereka malas menggunakan vitamin tersebut. Sebagian mereka beranggapan bahwa makan ”obat“ itu tidak enak. Dan disusul di tempat ketiga dengan ragam rasa yang masih kurang – namun menurut catatan kami selama pengisian kuisioner mereka sebetulnya tidak ada masalah dengan rasa yang ditawarkan sekarang namun mereka manganggap jika ragam rasa yang ditawarkan bisa diperluas akan membantu mereka (Tidak bosan dengan rasa itu – itu saja ).
Universitas Kristen Petra 5. Mencari solusi terhadap masalah yang paling utama.
Dari masalah yang muncul maka akan diberikan alternative pemecahan sebagai berikut :
1. Kemasan vitamin cair yang siap minum. Habis dalam sekali minum.
• Produk ini akan bisa langsung dikonsumsi tanpa harus menggunakan alat bantu. Dan akan habis dalam sekali minum.
• Produk ini mudah untuk dibawa.
• Kemasan yang dihasilkan bisa menarik.
• Harga terjangkau.
2. Vitamin dalam bentuk permen.
• Produk ini akan memudahkan konsumen untuk mengkonsumsinya setiap saat yang diinginkan.
• Produk ini mudah dibawa.
• Kemasan yang dihasilkan bisa menarik.
• Harga terjangkau.
• Ragam rasa yang bisa diberikan banyak. 3. Minuman ringan bervitamin.
• Produk ini mudah dalam mengkonsumsinya.
• Kemasan yang dihasilkan bisa menarik.
• Harga terjangkau.
• Ragam rasa yang bisa diberikan banyak. 4. Makanan ringan bervitamin.
• Produk ini mudah dalam mengkonsumsinya.
• Kemasan yang digunakan bisa menarik. 5. Vitamin jelly.
• Produk ini mudah dalam mengkonsumsinya.
• Ragam rasa yang bisa diberikan banyak.
5.1.3 Kerangka Gagasan Konsep
Pembentukan kerangka gagasan konsep dapat dijelaskan melalui diagram alur yang dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut ini:
Universitas Kristen Petra Gambar 5.1 Diagram Alur Konsep
Pemecahan masalah
Minuman ringan bervitamin
Makanan ringan
bervitamin bervitamin Selai Vitamin
dalam kemasan sekali minum
Masalah produk yang ada di pasaran
Gagasan awal (Vitamin
Pertumbuhan) Konsep Alur
Vitamin dalam
bentuk permen Vitamin Jelly
Idea Screening (Simple scoring model) Vitamin dalam bentuk
permen
Concept testing Concept Evaluation Concept development
Universitas Kristen Petra Keterangan:
1. Pada metode penggagas konsep digunakan metode identifikasi kebutuhan atau masalah.
2. Muncul enam idea generation dari masalah yang ada. Berupa: Vitamin dalam kemasan sekali minum, Vitamin dalam bentuk permen, MNinuman ringan bervitamin, makanan ringan bervitamin, Vitamin jelly, Selai bervitamin.
3. Ide – ide kemudian diseleksi menjadi satu ide yang dirasa sesuai dengan kebutuhan pasar.
4. Ide yang terpilih adalah permen bervitamin yang mengandung bermacam manfaat dan dikemas dalam sesuatu yang praktis.
5. Memberikan concept statement yang mampu menjelaskan produk.
6. Melakukan Concept testing untuk mengevaluasi respon konsumen terhadap produk.
7. Mengevalusi apakah produk layak dipasarkan.
8. Mengembangkan produk menjadi beberapa jenis dan varian baru.
5.2 Proses seleksi gagasan
Proses seleksi gagasan dilakukan setelah tim penulis membuat daftar ide – ide atau gagasan produk yang akan dikembangkan. Tujuan dari penyaringan ide adalah membuiang ide buruk seawal mungkin karena ide pengembangan produk meningkat pesat pada setiap tahap lanjutan.
Dalam tahap penyaringan ide ada dua kesalahan yang harus dihindari, yaitu:
a. Salah buang (Drop- Error): ketika perusahaan membuang ide yang sebetulnya baik untuk dikembangkan.
b. Salah jalan (Go-Error): ketika perusahaan melanjutkan pengembangan ide buruk atau bahkan ke komersialisasi
Universitas Kristen Petra Tabel 5.2 Idea Screening
Faktor yang diperhitungka n Vitam in dalam kemasan sekali minum Vitam in dalam bentuk permen Minum an ringan bervitamin Makan an ringan bervitamin Vitam in jelly Estimasi biaya untuk membuat produk 4 4 3 3 3 Bentuk produk - kemasan yang bisa dihasilkan 1 3 4 2 4 Tingkat kepraktisan produk bagi konsumen 3 5 4 3 3 Varian rasa yang bisa dihasilkan 3 4 3 2 4 Technologi cal resource avalibility 5 5 5 5 5 Newness to the market 5 5 3 3 4 Market size – Potential customer 4 5 5 3 4 Total 25 31 27 20 27
Universitas Kristen Petra Keterangan:
1. Sangat Tidak Bagus. 2. Tidak Bagus.
3. Cukup Bagus. 4. Bagus.
5. Sangat bagus. Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan tabel diatas, ide atau gagasan yang mempunyai nilai tertinggi yang akan menjadi pilihan inovasi yaitu permen bervitamin.
5.3 Deskripsi produk baru
Konsep produk baru yang akan dikembangkan harus meliputi tiga elemen dasar yaitu: Form – Bentuk fisik dari produk yang dikembangkan, Benefit – Manfaat apa yang diperoleh konsumen apabila mengkonsumsi produk tersebut, Technology – Teknologi yang digunakan dalam mengembangkan suatu produk baru.
Konsep produk baru yang dikembangkan oleh penulis adalah sebagai berikut:
• Form: Permen dengan kandungan vitamin yang bisa disetarakan dengan vitamin pendukung pertumbuhan.
• Benefit: Permen dengan kandumngan seperti vitamin tentu akan
bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan vitamin, karena vitamin ini memiliki rasa serta praktis.
• Technology: Permen ini diproses secara higienis dan bahan – bahannya berasal dari bahan baku yang alami.
Pernyataan dari konsep produk atau concept statement dari produk yang akan dikembangkan penulis adalah:
“Cara praktis untuk pertumbuhan optimal.”
“Kini hadir sebuah permen yang akan membantu kalian mencapai pertumbuhan optimal. Mengandung Curcumin, Beta karoten 10%, Vitamin B1, B2 B6, B12, C dalam dosis tinggi sehingga permen ini mampu
Universitas Kristen Petra membantu untuk memenuhi kebutuhan gizi. Penting bagi kalian yang masih dalam tahap perkembangan karena itulah saat dimana kalian membutuhkan banyak gizi.
5.4 Pengembangan Konsep
Gambar 5.2 Diagram Pengembangan Konsep
Pengembangan konsep produk yang dilakukan oleh penulis meliputi rasa dan bentuk produk. Rasa dan bentuk produk akan terus dikembangkan untuk memberikan variasi bagi konsumen sehingga memperpanjang life span dari produk penulis.
Permen vitamin Bentuk Orange Bubble gum Soft Candy Capsule Hard Candy Rasa Strawberry Mint Apel Anggur