• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JENIS MULSA TERHADAP GEJALA VIRUS, PERTUMBUHAN, DAN HASIL BEBERAPA KULTIVAR MENTIMUN DI DATARAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH JENIS MULSA TERHADAP GEJALA VIRUS, PERTUMBUHAN, DAN HASIL BEBERAPA KULTIVAR MENTIMUN DI DATARAN TINGGI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Bandung, 2 Maret 2019 353 PENGARUH JENIS MULSA TERHADAP GEJALA VIRUS, PERTUMBUHAN,

DAN HASIL BEBERAPA KULTIVAR MENTIMUN DI DATARAN TINGGI THE EFFECT OF MULSE TYPES ON VIRUS SYMPTOMS, GROWTH,

AND RESULTS OF SEVERAL CULTIVARS IN HIGLAND NeniGunaeni1, Redy Gaswanto 1, Astri W. Wulandari 1

1Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Jl. TangkubanPerahu NO. 517 Lembang- Bandung (40391)

Korespondensi: nenigunaeni@yahoo.com

ABSTRAK

Salah satufaktor yang mempengaruhi rendahnya produksi adalah adanya penyakit yang disebabkan oleh virus dengan gejala daun mosaik kuning, urat daun seperti jala, daun dan buah berubah bentuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mulsa terhadap pertumbuhan, gejala virus dan hasil kultivar mentimun. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang pada bulan April sampai dengan Oktober 2016 dengan ketinggian tempat 1250 m di atas permukaan air laut, jenis tanah Andosol. Perlakuan yang dicoba : (A). Jenis mulsa : M 1 = Mulsa plastik hitam perak, M 2 = Mulsa plastik hitam, M 3 = Mulsa Jerami, M 4 = tanpa mulsa. (B). Kultivar mentimun : K 1 = LV 1043, K 2 = LV 2276, K 3 = LV 8, K 4 = LV 308, K 5 = LV 15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1). Penggunaan mulsa plastik hitam perak berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman mentimun, mengurangi infeksi gejala virus, infestasi hama pengisap daun dan meningkatkan jumlah bunga. (2). Hasil mentimun lebih tinggi dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak dan baik dikembangkan di dataran tinggi.

Kata Kunci : Cucumis sativus, Mulsa, Kultivar, Virus

ABSTRACT

One of the factors that affect the low production is the presence of disease caused by a virus with symptoms of yellow mosaic leaves, leaf veins clearing, leaves and fruit changing shape. The purpose of this study was to determine the effect of mulch on growth, viral symptoms and the results of cucumber cultivars. The study was conducted at the Indonesia Vegetable Research Institute in Lembang from April to October 2016 with altitude of 1250 m above sea level, Andosol soil type. Treatment tried: (A). Types of mulch: M 1 = Black silver plastic mulch, M 2 = Black plastic mulch, M 3 = Straw Mulch, M 4 = no mulch. (B). Cucumber cultivars: K 1 = LV 1043, K 2 = LV 2276, K 3 = LV 8, K 4 = LV 308, K 5 = LV 15. The results of the study show that: (1). Using black silver plastic mulch has an effect on both the growth of cucumber plants, reducing infection with viral symptoms, infestation of leaf sucking pests and increasing the number of flowers. (2). The results of the cucumber are higher by using black silver plastic mulch and are well developed in the higland

(2)

Bandung, 2 Maret 2019 354 PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia banyak mengkonsumsi sayuran segar salah satunya mentimun (Cucumis sativus). Pada tahun 2017 luas pertanaman mentimun di Indonesia mencapai 39.809 hektar dengan produktivitas 10.67 ton ha-1 dan rata-rata produksi nasional 429.917 ton (BPS 2017)

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya produksi adalah adanya penyakit yang disebabkan oleh virus. Umumnya jenis virus yang dapat menyerang tanaman mentimun adalah CMV (Cucumber Mosaic Virus / virus mosaik mentimun), CGMMV (Cucumber Green Mottle Mosaic Virus / virus mentimun belang hijau), SMV (Squash Mosaic Virus / virus mosaik labu), CNV (Cucumber Necrosis Virus / virus nekrosis mentimun), ZYMV (Zucchiini Yellow Mosaic Virus / virus sukini mosaik kuning ), dan WMV (Watermelon Mosaic Virus / virus mosaik semangka ). Virus-virus tersebut di atas dapat bergabung satu sama lain dan mempunyai kemiripan gejala seperti mosaik berwarna kuning, vein clearing, daun dan buah malformasi (Ju Ko et al. 2006).

Virusida untuk mengendalikan penyakit virus sampai saat ini belum ada dan mentimun yang resisten terhadap penyakit virus pun belum diperoleh sehingga perlu dicari pengendaliannya. Salah satu usaha dalam pengendalian penyakit virus ialah budidaya di dataran tinggi dengan cara kultur teknis dengan menggunakan berbagai jenis mulsa, baik untuk menjaga kelembaban tanah terutama pada musim kemarau dimana persediaan air terbatas, mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, mengurangi perkembangbiakan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma, dan

meningkatkan hasil panen serta direkomendasikan sebagai salah satu komponen PHT (Pengelolaan Hama Terpadu) (Phoebe et al. 2002 dan Zanic et al. 2009).

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh mulsa terhadap pertumbuhan, gejala virus dan hasil kultivar mentimun. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah penggunaan kultivar mentimun dan mulsa dapat menekan gejala virus.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang pada bulan April - Oktober 2016 dengan elevasi 1250 m di atas permukaan air laut. jenis tanah Andosol. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang 15 ton per hektar, pupuk buatan NPK (16 : 16 : 16) dengan dosis 400 kilogram per hektar. Untuk mencegah serangan hama penyakit dugunakan insektisida berbahan aktif Profenofos dan Mancozeb dengan konsentrasi 0.2 % per liter, interval penyemprotan satu minggu sekali. Luas plot 4,80 m2 dengan jarak tanam 40 cm x 60 cm.

Perlakuan yang dicoba :

M 1 = Mulsa plastik hitam perak M 2 = Mulsa plastik hitam M 3 = Mulsa Jerami M 4 = tanpa mulsa

Kultivar mentimun yang digunakan adalah : K 1 = LV 1043

K 2 = LV 2276 K 3 = LV 8 p K 4 = LV 308 K 5 = LV 15

(3)

Bandung, 2 Maret 2019 355 Pada umur 30 hari sejak tanam

dilakukan pengamatan dengan interval satu minggu sekali terhadap

1. Pertumbuhan tanaman (Tinggi tanaman). Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai pucuk tanaman tertinggi pada umur tanaman 35 hari sejak tanam pada 10 tanaman contoh per perlakuan. 2. Insiden dan intensitas gejala virus

Pengamatan terhadap intensitas gejala virus digunakan rumus sebagai berikut : Insiden = a/A x 100% Intensitas = ∑ (n x v) x 100% N x V Dimana : I = Intensitas serangan

n = Jumlah tanaman yang termasuk ke dalam nilai skala gejala tertentu v = Nilai score gejala tertentu

V= Nilai skala keparahan gejala tertinggi

N= Jumlah tanaman yang diamati Score keparahan gejala pada tanaman dikelompokkan sebagai berikut : 0 = Tanaman tidak bergejala (sehat) 1 = Bergejala mosaik ringan

2 = Bergejala mosaik, urat daun terlihat jelas

3 = Bergejala mosaik kontras dan daun berubah bentuk (malformasi)

3. Populasi hama. Populasi hama perpetak perlakuan diamati pada umur 37 hari sejak tanam dengan interval satu minggu sekali pada 10 tanaman contoh secara sistematis menggunakan metode pengamatan dengan letak tanaman contoh bergeser 5 tanaman ke depan.

4. Uji Elisa

Pada umur tanaman 65 hari sejak tanam diambil 3 sampel daun bergejala secara acak pada masing-masing perlakuan untuk diuji menggunakan uji Elisa menggunakan empat antisera yaitu CMV( Cucumber Mosaic), SMV (Squash Mosaic Virus)), ZYMV (Zucchini Yellow Mosaic Virus), CGMMV (Cucumber Green Motlte Mosaic Virus). Keempat virus tersebut merupakan kelompok virus yang paling banyak menyerang tanaman mentimun. (Ju Ko Sug et al. 2006).

Prosedur uji Elisa (Clark and Adam, 1997) dengan metode langsung sebagai berikut : Setiap lubang plate diisi 100 ul larutan coating yang mengandung IgG dengan konsentrasi 1 : 1000. Plate diinkubasikan selama 4 jam pada suhu 37 0C. Pencucian plate dilakukan menggunakan 0,02 M PBS-T yang diulang 3 kali. Plate diisi 100 ul sampel antigen yang telah dilumatkan dan ditambah larutan 0,02 M PBS-T yang mengandung 2% PVP dan 0,2% Ovalbumin dengan konsentrasi 1:10. Plate diinkubasikan selama semalam pada suhu 4 0C. Keesokan hari pencucian plate dilakukan menggunakan 0,02 M PBS-T sebanyak 6 kali. Lubang plate diisi 100 ul Antibody - Alkaline phosphate - Conjugate (Primediagnostic, the Netherlands) dalam PBS-T dengan konsentrasi 1:1000. Plate diinkubasikan selama 3 jam pada suhu 37 0C.

Pencucian plate dilakukan menggunakan 0,02 M PBS-T yang diulang 6 kali. Setiap lubang plate diisi 150 ul larutan substrate yang mengandung P-Nitrophenylpospate konsentrasi 1mg/ml. Inkubasi plate dilakukan pada suhu ruangan selama 30-60 menit. Absorbance

(4)

Bandung, 2 Maret 2019 356 diukur setelah plate diinkubasikan selama

30 sampai 60 menit menggunakan alat Elisa Reader (Bio-Rad Model 550) pada A 405 nm

5. Hasil (Jumlah bunga, panjang buah, diameter buah, jumlah dan berat buah)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pertumbuhan

a. Tinggi tanaman

Pada umur tanaman 35 hari sejak tanam (HST) Perlakuan kultivar terhadap

tinggi tanaman terlihat bervariasi, hal ini disebabkan perbedaan genetik tanaman. Tertinggi nampak pada varietas mentimun LV. 308 diikuti LV. 8 p dan LV. 3276, sedangkan terendah LV.1043. Penggunaan mulsa berpengaruh baik terhadap tinggi tanaman dibandingkan tanpa menggunakan mulsa (Gambar 1). Hal ini disebabkan adanya hasil proses fotosintesis dengan memanfaatkan pantulan cahaya matahari yang berasal dari mulsa untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 LV.1043 LV.2276 LV. 8 p LV.308 LV.15 G e ja la v ir us ( % ) Kultivar Insiden Intensitas

Gambar 1. Pengaruh kultivar mentimun terhadap tinggi tanaman

0 20 40 60 80 100 120 140 Mulsa plastik perak Mulsa plastik hitam

Mulsa Jerami Kontrol

Ti n gg i T an aman ( cm) Jenis Mulsa

(5)

Bandung, 2 Maret 2019 357 Hasil penelitian Noorhadi dan Sudadi

(2003), tinggi tanaman bertambah sangat nyata akibat penggunaan mulsa plastik hitam perak dan jerami. Mulsa jerami berfungsi menjaga kelembaban tanah untuk proses nitrifikasi dan perkembangan akar, pelapukan dan sebagai sumber hara bagi tanaman. Mulsa plastik hitam perak berfungsi menjaga kelembaban tanah, tercucinya pupuk oleh air hujan, meningkatkan pertumbuhan akar tanaman sehingga proses fotosintesa, respirasi dan sintesa protein bejalan secara optimum (Fahrurrozi 2009 dan Tomaso 2005).

2. Insiden dan Intensitas Gejala Virus Umumnya gejala tanaman mentimun yang terinfeksi virus di lapangan terjadi secara alami, gejala terlihat mosaik komplek, klorosis, urat daun berwarna kuning pucat, daun menjadi mosaik hijau atau kuning, permukaan daun tidak rata, bergelombang dan mengkerut,tulang daun berkelok-kelok, ukuran daun lebih kecil dan terjadi perubahan bentuk daun serta pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. Insiden dan intensitas gejala mulai terlihat pada umur 44 hari setelah tanam. Insiden dan intensitas gejala virus berbeda antar varietas. Insiden dan intensitas varietas LV 1034, LV 2276 dan LV 8 p nampak lebih rendah dibandingkan varietas lainnya (Gambar 4). Rendahnya gejala virus mosaik komplek pada tanaman mentimun ada hubungannya dengan data populasi kutudaun. Penggunaan mulsa hitam perak berpengaruh baik terhadap infeksi virus dibandingkan

jenis mulsa lainnya. Sedangkan tanaman yang tanpa menggunakan mulsa nampak infeksi virus lebih tinggi (Gambar 3). Diduga dengan penggunaan mulsa vektor virus-virus persisten dan non persisten dapat ditekan sehingga serangan gejala virus menjadi rendah karena vektor dapat dihambat. Vektor yang menyebabkan gejala virus mosaik komplek dapat ditekan karena pantulan sinar yang berasal dari mulsa plastik hitam perak dapat mengusir vektor.

Penyebaran virus moasik pada tanaman lebih banyak dilakukan kutdaun bersayap. Gejala virus mosaik diduga disebabkan oleh virus-virus non persisten atau stylet borne dimana vektornya dapat langsung menularkan virus tanpa melaui periode laten. Menurut (Celliti 2004 dan Kalleshwaraswamy et al. 2009), gejala mosaik umumnya disebabkan oleh virus yang non persisten yaitu golongan virus yang ditularkan oleh kutudaun di dalam beberapa menit saja, kutudaun tidak harus makan pada tanaman tapi cukup dengan menusuk-nusukan styletnya saja virus sudah akan tertularkan, sehingga virus yang non persisten akan mudah menyebar tanpa harus ditemukan serangganya pada tanaman yang bersangkutan.

(6)

Bandung, 2 Maret 2019 358

Gambar 3. Pengaruh jenis mulsa terhadap insiden dan intensitas gejala virus

Gambar 4. Pengaruh kultivar mentimun terhadap insiden dan intensitas gejala virus

3. Uji Elisa

Tanaman mentimun yang berumur 65 hari sejak tanam dilakukan uji kandungan virus dengan uji Elisa secara langsung menggunakan empat antisera yaitu CMV (Cucumber Mosaic Virus), SMV (Squash Mosaic Virus)), ZYMV (Zucchini Yellow

Mosaic Virus), CGMMV (Cucumber Green Motlte Mosaic Virus ).

(7)

Bandung, 2 Maret 2019 359

Tabel 1. Pengujian virus pada daun mentimun dengan menggunakan uji Elisa

Mulsa/Kultivar Jumlah Sampel Uji Elisa CMV SMV ZYMV CGMMV Virus Gabungan Mulsa plastik perak

a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV.15 3 3 3 3 3 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 * * Mulsa plastik hitam

a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV.15 3 3 3 3 3 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 * * Mulsa jerami a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV. 15 3 3 3 3 3 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 2 1 0 1 1 1 1 * * * * * Tanpa mulsa (Kontrol)

a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV.15 3 3 3 3 3 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 1 1 * * * * Jumlah 60 9 5 9 13 13

Keterangan : *= virus gabungan

Nampak pada (Tabel 1) dari sejumlah sampel yang diuji ternyata virus CGMMV lebih banyak terdeteksi diikuti virus ZYMV, CMV dan SqMV. Berdasarkan hasil uji Elisa tanaman mentimun terinfeksi beberapa jenis virus yang menyebabkan gejala komplek. Dari 60 sampel daun mentimun yang diuji terdeteksi 15% virus CMV, 8.3%

SqMV, 15% ZYMV, dan 13% CGMMV, 21.67% virus komplek (CMV+SqMV); (SqMV+ZYMV); (CMV+CGMMV); (CMV+ ZYMV);(ZYMV+CGMMV);(SqMV+CGMMV); (CMV+SqMV+CGMMV); (CMV+ZYMV+ CGMMV). Dari sampel yang diuji terlihat ada sampel yang tidak terdeteksi oleh keempat antisera tersebut di atas. Hal ini

(8)

Bandung, 2 Maret 2019 360 mungkin selain virus tersebut di atas ada

virus lain yang menginfeksi tanaman mentimun. Menurut (Chan at al. 2011) ada virus lain yang menyerang tanaman mentimun adalah CNV (Cucumber Necrosis Virus)), WMV (Watermelon Mosaic Virus), PVX (Potato Virus X), PVY (Potato Virus Y), TMV (Tobacco Mosaic Virus), TEV (Tobacco Etch Virus). Menurut Bananej dan Vahdat

(2008), Hasil uji Elisa pada tanaman mentimun terinfeksi 3 virus gabungan sebesar 49%. Nampaknya frekuensi penemuan virus pada sampel tinggi berhubungan dengan insiden dan intensitas gejala virus. Insiden pada perlakuan mulsa plastik perak lebih rendah dibandingkan mulsa jerami dan tanpa mulsa.

Tabel 2. Rata-rata populsai hama kutudaun dan thrips pada tanaman mentimun

Mulsa/Kultivar

Jumlah populasi hama pada pengamatan ke ……..(HST)

Kutudaun Thrips

44 HST 51 HST 58 HST 37 HST 44 HST 51 HST 58 HST Mulsa plastik perak

a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV.15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.20 0.46 0.67 0.27 1.90 0.89 2.35 3.57 4.96 4.55 1.70 2.60 3.10 6.0 3.86 1.43 4.25 1.93 2.38 Mulsa plastik hitam

a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV.15 0.04 0 0 0 0 0 0 0 0.70 0 0 0 0.70 0 1.92 0.94 0.92 0.44 1.70 1.97 3.75 6.86 5.15 6.55 11.70 6.82 6.75 5.30 6.34 5.36 2.0 5.50 1.65 2.75 Mulsa jerami a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV.15 0 0 0 0 0 0.20 0 0.67 7.22 0.04 0.46 0.64 0.17 0 0 0 0 0.36 0.66 0.50 1.48 1.09 2.21 2.04 0.90 3.22 9.94 3.75 10.72 17.77 1.57 3.47 2.39 2.78 3.47 Tanpa mulsa (Kontrol)

a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV. 15 0 0 0 0 0 0.66 1.25 0 2.0 0 0.50 0 0 0.17 0 0 0.50 0.07 0.65 0 0.50 0 0 1.79 0 5.56 2.0 5.25 5.50 2.25 4.10 0 2.0 3.50 1.25 Keterangan : HST = hari sejak tanam

(9)

Bandung, 2 Maret 2019 361 4. Hama Pengisap Daun

Jenis mulsa berpengaruh terhadap populasi kutudaun dan thrips (Tabel 2). Populasi kutudaun baru nampak pada umur 44 hari setelah tanam pada mulsa plastik hitam dengan kultivar LV. 1043. Populasi kutudaun nampak rendah karena masih di bawah rata-rata 1,0. Pada umur 51 hari setelah tanam populasi kutudaun nampak rendah pada mulsa plastik hitam perak.

Hal ini mungkin disebabkan warna perak dapat memantulkan cahaya matahari sehingga dapat mengusir kutudaun. Hal ini sesuai dengan pendapat (Ardhona et al. 2013), warna perak dapat memantulkan cahaya matahari dan akan menerpa dibalik daun tanaman sehingga dapat mengusir kutudaun yang terdapat dibalik daun pada musim hujan. Pada umur 58 hari setelah tanam populasi kutu daun berkurang pada semua jenis mulsa. Penurunan populasi kutudaun mungkin disebabkan dengan bertambahnya umur tanaman dan sebelum pengamatan dilaksanakan curah hujan cukup tinggi sehingga mungkin kutudaun hanyut terbawa air.

Populasi thrips baru nampak pada umur 37 hari setelah tanam dan nampaknya relatif merata pada semua jenis mulsa. Pada mulsa plastik hitam perak nampak populasi thrips lebih rendah dibandingkan penggunaan jenis mulsa lainnya. Populasi thrips meningkat pada umur 44 dan 51 hari setelah tanam dan pada 58 hari setelah tanam nampak terjadi penurunan, sebab tingginya curah hujan. Menurut (Rente dan Manengkey 2017), bahwa pada musim hujan populasi thrips selalu menurun.

Dari pernyataan di atas nampaknya pemakaian mulsa plastik hitam perak dapat mengurangi populasi kutudaun dan thrips. Menurut (Spehia et al. 2007 dan Shruthi et al. 2017), pemulsaan dapat menanggulangi kerusakan hama pada tanaman, karena pantulan sinar matahari dari mulsa yang berupa sinar dan energi panas kearah tanaman dapat mempengaruhi prilaku tungau dan kutudaun.

5. Hasil

Penggunaan mulsa tidak berpengaruh terhadap umur mulai berbunga. Umur mulai berbunga nampak pada umur 35 hari setelah tanam. Menurut (Simanullang at al. 2014 dan Gustia 2016) di dataran rendah rata-rata umur mulai berbunga berkisar

(10)

Bandung, 2 Maret 2019 362 antara 23 sampai 32 hari setelah tanam dan

tergantung varietasnya. Jumlah bunga terbanyak namak pada kultivar LV.1043 dan LV.2276. Penggunaa mulsa pada tanaman mentimun berpengaruh baik terhadap panjang dan diameter buah dibandingkan dengan tanpa menggunakan mulsa. Panjang dan diameter buah nampak ada perbedaan diantara kultivar. Panjang buah terpanjang nampak pada kultivar 2278 dan LV 15 dan terendah pada kultivar LV. 8 p. Sedangkan diameter buah yang terlebar nampak pada kultivar LV. 2276 dan LV. 308.

(11)

Bandung, 2 Maret 2019 363 Tabel 3. Rata-rata hasil panen

Mulsa/Kultivar Jumlah bunga* Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Hasil buah

Betina Jantan Jumlah Berat

Mulsa plastik perak a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV. No. 15 19 18 14 11 24 33 35 31 36 8 15.20 19.50 9.30 17.60 19.80 3.60 4.50 3.60 4.0 4.20 128 105 88 76 126 16.14 11.29 10.63 12.21 13.39 Mulsa plastik hitam

a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV. No. 15 15 16 14 18 18 35 29 28 31 17 16.0 20.20 10.20 18.60 20.30 3.70 4.20 3.80 4.20 4.40 102 92 83 80 91 9,88 9.55 9.19 8.18 10.16 Mulsa jerami a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV. No. 15 11 14 13 14 24 25 35 25 29 9 15.34 18.90 10.18 16.50 19.70 3.56 4.0 3.20 4.0 3.80 60 70 65 54 91 9.56 7.10 6.68 5.06 10.16

Tanpa mulsa (Kontrol) a. LV. 1043 b. LV. 2276 c. LV.8 p d. LV. 308 e. LV. No. 15 12 11 15 17 18 25 28 22 29 9 14.30 18.0 8.0 15.50 18.30 3.23 3.80 3.0 3.90 4.0 15 13 17 20 22 3.60 1.11 1.54 2.20 2.34 Keterangan : * = pengamatan dilakukan 35 hari setelah tanam

Jumlah dan berat buah pada mulsa plastik hitam perak lebih banyak dan berat dibandingkan jenis mulsa lainnya. Tetapi dibandingkan dengan tanpa mulsa penggunaan mulsa lebih baik, hasil panen dua kali lipat atau bahkan lebih (Tabel 3). Hal ini sesuai atau ada hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, infeksi

virus yang tampak di lapangan, hama pengisap daun, dan jumlah bunga. Penggunaan mulsa hitam perak terlihat rata-rata infeksi virus dan hama pengisap daun selalu lebih rendah dan jumlah bunga lebih banyak. Penggunaan mulsa hitam perak terlihat rata-rata infeksi virus dan hama pengisap daun selalu lebih rendah.

(12)

Bandung, 2 Maret 2019 364 Menurut (Aditya et al. 2018 dan

Prayoga et al. 2016), tinggi tanaman, jumlah bunga dan buah , bobot buah dan total bobot buah dipengaruhi oleh mulsa plastik hitam perak dan jerami.

KESIMPULAN

1. Penggunaan mulsa plastik hitam perak berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman mentimun, mengurangi infeksi gejala virus, infestasi hama pengisap daun dan meningkatkan jumlah bunga. 2. Hasil mentimun lebih tinggi dengan

menggunakan mulsa plastik hitam perak dan baik dikembangkan di dataran tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Arif, Kus Hendarto, Darwin Pangaribuan, Kuswanta Futas Hidayat. 2013. Pengaruh Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak dan Jerami Padi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) Di Dataran Tinggi. Jurnal Agrotek. Vol. 1(2): 147-152.

Ardhona Syamsu, Kus Hendarto, Agus Karyanto dan Yohannes Cahya Gintin. 2013. Pemberian Dua jenis Mulsa dan Tanpa Mulsa terhadap karakteristik Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Merah

(Capsicum annum L.) pada

Dataran REndah. Jurnal Agrotek Tropika. Vol. 1 (2) : 153-158. Bananej Kaveh and Aissan Vahdat.

2008. Idetification, Distribution and Incidence of Virus in Field-Grown Cucurbit Crops of Iran. Journal Phytopathology Miditerr.47, 247-257. http://www. Fupress.net/index: php/pm/article/view

file/2728/2470. Diakses tanggal 25 Januari 2019.

Badan Pusat Statistik. 2017. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cabai, 2009. www.bps.go.id. Diakses Tanggal 7 Januari 2018.. Pengendalian Antraknosa pada Tanaman Cabai.

http://www.litbang.pertanian.g o.id/berita/one/2630/. Diunduh 11 Desember 2018.

Clark, M.F., and A.N. Adam. 1977. Characteristic of the Microplate Method of Enzyme Linked Immunosorbent Assay for Detection of Plant Viruses. Journal Gen. Virology.34:475-483.

Celliti, M. 2004. Virus Disease in Vegetable Crops. http : //www. Omafra.gov.on.ca/English/crops /hot/news/hortmatt/2004/14hr t04a2.htm. Diakses tanggal 11 Januari 2019.

Chen Shaoning, Hao Gu, Xiaoming Wang, Jishuang Chen, Weimin Zhu. 2011. Multiplex RT-PCR Detection of Cucumber Mosaic Virus Subgroups and

(13)

Bandung, 2 Maret 2019 365 Tobamovirus Infecting Tomato

using 18s rRNA as an Internal Control. Journal Acta Biochemica et Biophysica Sincia. Vol. 43 (6) : 465-471.

Fahrurrozi. 2009. Fakta Ilmiah di Balik Penggunaan Mulsa Plastik Perak dalam Produksi Tanaman Sayuran. http://www. Unib.ac.id/bog/Fahrurrozi/2009 /03/16. Diakses tanggal 15 Januari 2019. Ectors for the Management of Papaya Ringspot Virus (PRSTV). Kernataka Journalric SCI, 22 (3-Spl. Issue) : (552-553).

Gustia Helfi. 2016. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun terhadap

Pemangkasan Pucuk. Proceedings The 2nd International Multidisciplinary Conference 2016 November 15 th. Universitas Muhammadiyah Jakarta Indonesia. 339-345. Lubis Ferry Ansyari, Setyono Tudo

Tyasmoro dan Sudarso. 2017. Pengaruh Jenis dan Ketebalan Mulsa dalam Mempertahankan Kandungan Air Tanah dan Dampaknya terhadap Tanaman Kedelai (Glycine max L) Di Lahan Kering. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 5 (5) : 791-798. Noorhadi dan Sudadi. 2003. Kajian

Pemberian Air dan Mulsa terhadap Iklim Mikro pada Tanaman Cabai di Tanah Entisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol. 4 (1), 41-49.

Phoebe. R., A. Wangar, I. Tabu, J. Ombiri R. Ramkat. 2002 Effect of Mulch and Stage of Inoculation on Incidence and Severity of Tomato Spotted Wilt Virus (TSWV) Disease on Different Varieties of Cucumber (Cucumis sativus L.). Journal of Moleculer Biology, 290. 1-20. http://www.kari.org/fileadmin/ publications/10thproceedings/v okone/Effects Mulch.pdf. Diakses tanggal 30 Januari 2019. Pradina P. Rodriguez, M. Ojeda, E. Biderbost and L. Di Feo. 2013. Detection and Characterization of a Cucumber Mosaic Virus Isolate Infecting Peperina, a Species Nativ to Argentina. Journal Agriscientia. Vol. 30 (2): 79-85.

Prayoga Kharisma Marta, Moch Dawam Maghfoer dan Agus Suryanto. 2016. Kajian Penggunaan Mulsa Plastik dan Tiga Generasi Umbi Bibit yang Berbeda pada Komoditas Kentang (Solanum tuberosum L.) Varietas Granola. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 4 (2) : 137-144.

Rante Caroulus S., dan Manengkey Guntur SJ. 2017. Preferensi Hama Thrips sp (Thysanoptera : Thripidae) terhadap Perangkap Berwarna pada Tanaman Cabai. Jurnal Eugenia. Vol. 23 (3) : 113-119.

Simanullang Vernando, Mbuekata Bangun, Hot Setiado. 2014. Respon Pertumbuhan Beberapa

(14)

Bandung, 2 Maret 2019 366 Varietas Timun (Cucumis sativus

L.) terhadap Pemberian Pupuk

Organik. Jurnal

Agroekoteknology. Vol. 2 (2) : 680-690.

Shruthi CR, Narabenchi GB and Devaraju G. 2017. Effect of Silver Colour UV Reflective Polyethylene Mulch on the Incidence of Thrips, Thrips palmi Karny (Thysanoptera : Thripidae) in Watermelon. Journal of Entomology and Zoology Studies. Vol. 5 (5) : 1566-1568.

Spehia RS, Sumitra Phurailatpam, Shweta Sharma, Meera Devi, Ajender Negi, Sukhpreet Singh and JC Sharma. 2017. Effect of Different Colours of Polyethylene Mulch and Sticky Paper Thraps on Disease Incidence and Yield of Bellpepper Under Protected Cultivation. Journal of

Pharmacognosy and

Phytochemistry. Vol. 6 (3) : 351-353.

Tomaso Paul. 2005. The Fuction and Purpose of Mulch. http://www. Enewsbuilder.net/watercon/e_a rticle00488370.cfm?=bbrDcbk.b 2FRWTrq.w. Diakses Tanggal 20 Januari 2019.

Yu Ko-Sug, Yong-Hwan Lee, Kwang-Hong Cha, Su-Heon Lee, Kwang- Hong-Soo Choi, Yong-Hong-Soochi, Guen-Cheol Lim and Kook-Hyung Kim. 2006. Incidence and Distribution of Virus Diseases on Cucumber

in Jeonnam Province During 1999-2002. Plant Pathology Journal. 22 (2) : 147-151.

http://www.ppj-online-orglforder.php?a=down&id=434 29.Diakses tanggal 25 Januari 2019.

Zanic Katja, Dean Ban, Smiljana Goreta Ban, Tanja Gotlin Culjak and Gvozden Dumic. 2009.Respon of Alate Species to Mulch Colour in Water Melon. Journal of Food Agricultural and Environment. Vol. 7 (3&4) : 496-502. http://bib.irb.hr/datoteka/4321 68. 54.pdf. Diakses tanggal 27 Januari 2019.

Lu Jie, Zhi-Xin Du, Jun Kong, Ling-Na Chen, Yan-Hong Qiu, Gui-Fen Li, Xiao-Hua Meng, Shui-Fang Zhu. 2012. Transcriptomr Analysis of Nicotiana tabacum Infected by Cucumber Mosaic Virus During

Systemic Symptom

Development.

http://journals.plos One 7 (8) : e43447.doi 10.1371.org Diakses tanggal 17 Februari 2019.

Gambar

Gambar 1. Pengaruh kultivar mentimun terhadap tinggi tanaman
Gambar 3. Pengaruh jenis mulsa terhadap insiden dan intensitas gejala virus
Tabel 2. Rata-rata populsai hama kutudaun dan thrips pada tanaman mentimun  Mulsa/Kultivar

Referensi

Dokumen terkait

(1) Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, perlu menetapkan Peraturan Menteri

MR : memiliki banyak Waaahhhhh, wonten niku, masalah dulu sebelum aku masuk tarekat, tapi gah saya ceritakan, setiap malamnya yo tahajud, W1.S4.B MR sebelum minta sang pencipta

Hasil penelitian ini adalah Intensitas mengakses gadget mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap interaksi sosial siswa kelas tinggi, kontrol orang tua mempunyai

Tidak mungkin menyususn suatu alat yang beroperasi dalam siklus dan tidak menghasilkan efek lain selain perpindahan panas dari reservoar suhu rendah ke reservoar suhu tinggi

Saat ini Kantor desa Ngadirejan menggunakan sistem informasi secara konvensional yaitu pencatatan pengelolaan keuangan pada sebuah buku, kemudian direkap kembali untuk membuat

Pada kasus rampan karies dengan kasus kelainan jantung berat (TOF) maka hams dilakukan koordinasi perawatan dengan dokter spesialis lain yang terkait (cardiolog anak,

1) Kewajiban lancar, yaitu kewajiban yang penyelesainnya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu

Manajemen jaringan adalah sebuah pekerjaan untuk memelihara seluruh sumber jaringan dalam keadaan baik, karena saat ini jaringan sangat kompleks, dinamik dan terdiri atas