• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk mencapai prestasi akademiknya, menjadi kompeten, memiliki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk mencapai prestasi akademiknya, menjadi kompeten, memiliki"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 Motivasi mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengambil keputusan untuk memulai, mengikuti dan mengakhiri suatu pembelajaran. Motivasi diakui sebagai faktor penting dalam proses pembelajaran, karena dapat membantu mahasiswa untuk mencapai prestasi akademiknya, menjadi kompeten, memiliki kepuasan dalam diri dan juga menjadi profesional yang baik. Ketertarikan pada tujuan tersebut sering dikaitkan dengan minat, misalnya ketika menentukan untuk melanjutkan pendidikan ke suatu perguruan tinggi tertentu, atau tidak melanjutkan kuliah dan memilih untuk bekerja. Ketertarikan untuk melanjutkan pendidikan biasanya dipengaruhi oleh faktor internal (dalam diri individu) maupun faktor eksternal (luar diri individu). Faktor dari dalam diri individu memicu timbulnya motivasi intrinsik sedangkan faktor dari luar diri individu atau lingkungan sekitarnya menyebabkan timbulnya motivasi ekstrinsik (Arends, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Newstead et al. (1996) terkait dengan alasan mahasiswa berada di universitas, jawaban yang diberi banyak dan bervariasi, kemudian dibagi menjadi tiga kategori utama yang disebut : solusi sementara, alat untuk mencapai tujuan, dan pengembangan pribadi. Vallerand et al. (1992) merancang suatu instrumen untuk menilai tiga jenis motivasi yaitu motivasi instrinsik, motivasi ekstrinsik dan amotivasi (ketiadaan motivasi). Instrumen ini ditujukan untuk mengetahui alasan seorang mahasiswa melanjutkan pendidikan ke

(2)

perguruan tinggi. Penelitian Artino, Rochelle and Durning (2010) menunjukkan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan dengan prestasi belajar.

Motivasi yang kuat pada seorang mahasiswa bila didukung dengan strategi belajar yang tepat akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran/ prestasi akademik yang baik. Biggs (Jones, 2002) mendefinisikan strategi belajar sebagai gabungan antara motif dan strategi yang tepat. Motif atau motivasi merupakan alasan mahasiswa untuk belajar, sedangkan strategi adalah metode yang digunakan mahasiswa untuk mencapai tujuannya atau meningkatkan motivasi belajar. Motif dan strategi ini mempunyai hubungan kongruen dan penting untuk konsepsi belajar mereka, dan pandangan mereka terhadap belajar di kemudian hari.

Strategi belajar atau pendekatan belajar dibagi menjadi dua yaitu; pendekatan mendalam dan pendekatan permukaan (Malton & Saljo, 1976; Trigwell & Prosser, 1991) sedangkan Entwistle & Ramsden, (1983), Tait et al. (1998) dan Biggs et al. (2001) mengategorikan menjadi tiga yaitu: deep (pendekatan mendalam), surface (pendekatan permukaan) dan achieving (pendekatan pencapaian/pendekatan strategis). Diseth & Kobbeltvedt (2010) menemukan bukti bahwa berbagai jenis motivasi dan strategi belajar memberi efek secara langsung dan tidak langsung sebagai prediktor prestasi akademik.

Prestasi akademik merupakan hasil belajar dalam bidang akademis yang merefleksikan kemampuan dan kinerja mahasiswa terhadap materi pelajaran yang bersifat multidimensi yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor, yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik yang lazimnya ditunjukkan dengan

(3)

nilai. Soares et al. (2009) menyatakan bahwa strategi belajar memberikan kontribusi yang besar untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Baik buruknya prestasi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor dari dalam individu yang meliputi aspek jasmaniah, aspek rohaniah, dan kondisi intelektual. Faktor lingkungan yang meliputi faktor fisik maupun sosial psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (Sukmadinata, 2005).

Dapat dijelaskan dalam proses belajar model 3P Bigg’s (1987)yang terdiri dari beberapa komponen yaitu: presage, process dan product. Komponen presage terkait dengan input yang terdiri dari karakteristik mahasiswa seperti pengetahuan awal, kemampuan, intelegensi, kepribadian, latar belakang keluarga dan situasi yang terkait dengan lingkungan pembelajaran. Komponen proses ini terkait erat dengan keterlibatan seorang mahasiswa dalam pembelajarannya karena adanya ketertarikan (motif), sehingga akan memilih strategi belajar yang sesuai baginya agar dapat mencapai tujuan, sedangkan komponen produk dapat dilihat dari hasil belajar yang diperolehnya. Ketiga komponen tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian Verkuyten, Thijs and Canatan (2001) menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa.

Program studi D-III Keperawatan Manokwari merupakan salah satu program studi kesehatan di Poltekkes Kemenkes Sorong yang melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan keterkaitan ketiga komponen dalam proses

(4)

belajar yang diketengahkan oleh Biggs tersebut. Harapan akhirnya akan menghasilkan tenaga keperawatan profesional pemula yang dapat memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan bagi masyarakat secara umum, dan khususnya bagi masyarakat di Papua dan Papua Barat. Kebutuhan tenaga kesehatan di Kabupaten Manokwari masih cukup banyak. Tenaga Kesehatan yang tersedia untuk menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat seperti tenaga dokter umum, dokter spesialis, bidan maupun perawat masih terbatas.

Jumlah penduduk Kabupaten Manokwari sebanyak 143.949 jiwa dan jumlah dokter sebanyak 23 orang maka, rasio dokter terhadap penduduk masih relatif besar, yaitu 1: 6.258, rasio perawat terhadap penduduk juga masih relatif rendah yaitu 1: 615. Penyebaran tenaga kesehatan masih terkonsentrasi di pusat kabupaten/kota. (Din.Kes Kab. Manokwari, 2005). Kebutuhan akan penambahan tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat, rasionya masih terlalu tinggi. Terlebih pada daerah-daerah yang jauh dari pusat kabupaten atau pada distrik yang tidak tersedia sarana dan prasarana kesehatan, kondisi ini akan semakin memperburuk pelayanan kepada masyarakat. Letak geografis wilayah Papua dan Papua Barat yang sulit untuk dijangkau, dengan keterbatasan transportasi akan menambah tantangan untuk pemerataan tenaga kesehatan (Din.Kes Kab. Manokwari, 2005). Di samping itu, sebagian besar dari tenaga kesehatan yang ada sekarang berasal bukan putra daerah sendiri, sehingga kemungkinan timbul perasaan kurang nyaman dan pindah tempat juga besar. Kondisi semacam inilah yang harus segera diatasi oleh pemerintah untuk memenuhi tenaga kesehatan khususnya di daerah terpencil dari segi kuantitas maupun

(5)

kualitas. Fenomena inilah yang membuat pemerintah dan institusi kesehatan kesulitan untuk menyiapkan tenaga kesehatan yang merata pada setiap daerah.

Kebijakan pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan bagi putra-putri daerah, khususnya di bidang pendidikan dan tenaga kesehatan. Tujuannya untuk memenuhi tenaga kesehatan yang nantinya menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil, daerah pesisir dan juga perkotaan. Kebijakan ini sudah sesuai dengan UU Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009, serta didukung oleh UU No. 21 Tahun 2001 pasal 59 dan 60 tentang Otonomi Khusus bagi Propinsi Papua. Kebutuhan akan tenaga kesehatan tersebut dapat dipenuhi oleh putra daerah itu sendiri lewat institusi pendidikan. Putra daerah dengan latar belakang IPA masih minim dalam jumlah, sehingga tidak dapat menjadi tenaga kesehatan, terkait dengan S.K. MenKes No.778, tahun 2003. Lulusan SMA jurusan IPA tidak semuanya mempunyai minat untuk menjadi tenaga kesehatan dan mengambil fakultas atau sekolah non kesehatan.

Kebijakan yang diambil oleh Politeknik Kesehatan Papua dan Papua Barat dalam petunjuk teknis sistem penerimaan mahasiswa baru (Sipenmaru), memberi peluang bagi calon mahasiswa dari jurusan IPA dan non IPA yang berminat menjadi tenaga kesehatan (Juknis Poltekes Sorong, 2011). Program Studi (Prodi) D-III Keperawatan Manokwari menerima mahasiswa baru dari jurusan SMA IPA, dan non IPA (IPS dan SMK Kesehatan). Seleksi calon mahasiswa sebelumnya hanya dari SMA IPA dan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) bagi yang tugas belajar. Seleksi calon mahasiswa diutamakan putra daerah yang berasal dari berbagai wilayah di

(6)

Papua, dengan prioritas laki-laki karena yang berminat sedikit dan usia maksimal 24 tahun, sedangkan tugas belajar mengacu pada aturan tersendiri/khusus, kemudian dilanjutkan dengan seleksi kesehatan, yang berhasil lulus seleksi, selanjutnya dapat mengikuti proses pembelajaran menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (Juknis Poltekkes Sorong, 2013).

Mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan jurusan non IPA, diragukan penguasaan ilmu-ilmu dasar yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tenaga kesehatan misalnya perawat, bidan atau lainnya. Berhubungan penerimaan mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda baik dari jurusan IPA, dan non IPA, sering menimbulkan keluhan dari beberapa staf pengajar. Sejalan dengan hasil penelitian Ali et al. (2007) pada program diploma keperawatan di Sindh India, bahwa kemampuan akademik mahasiswa dari jurusan sains dan arts berbeda. Pengetahuan awal yang dimiliki mahasiswa sangat membantu dalam pembelajarannya karena berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Penelitian Wijayanto (2011) menjelaskan pengaruh motivasi terhadap strategi belajar, dimana mahasiswa yang telah memiliki pengetahuan sebelumnya, akan tertarik pada suatu materi pembelajaran, dan akan mempengaruhi pendekatan belajar yang digunakan.

Data yang didapat dari bagian evaluasi terjadi penurunan prestasi mahasiswa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terutama pada Mata Kuliah Keilmuan Keterampilan (MKK) seperti biologi fisika, anatomi fisiologi, mikrobiologi parasitologi, farmakologi, patologi dan biokimia. Mata kuliah MKK yang berada pada tahun pertama merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan

(7)

terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan serta merupakan prasyarat bagi materi asuhan keperawatan.Mata kuliah Anatomi Fisiologi merupakan salah satu mata kuliah dalam MKK yang digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu-ilmu terapan dalam asuhan keperawatan.

. Penelitian Koseoglu (2013) menemukan adanya perbedaan motivasi pada tahun pertama dan kedua, serta jurusan berbeda mempengaruhi motivasi. Motivasi belajar yang tinggi perlu dipertahankan agar mahasiswa tidak kehilangan minat untuk belajar hal-hal yang baru. Mahasiswa yang mampu menyelesaikan mata kuliah Anatomi Fisiologi dengan baik maka pembelajaran selanjutnya akan berjalan dengan baik, karena telah memiliki landasan keilmuan yang diperlukan.

Berdasarkan daftar nilai mahasiswa yang sudah lulus Mata Kuliah MKK, terdiri dari 59% mahasiswa berlatar belakang jurusan IPA, 28% mahasiswa berlatar belakang jurusan IPS dan 23% mahasiswa berlatar belakang SMK (Laporan Tahunan Bidang Evaluasi, 2012). Rendahnya nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi berkorelasi dengan rendahnya penguasaan ilmu-ilmu dasar dari mahasiswa jurusan non IPA. Keadaan tersebut di atas merupakan masalah dan menjadi bahan evaluasi bagi seluruh pengajar di Prodi D-III Keperawatan Manokwari. Rendahnya nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi dapat disebabkan oleh faktor presage, situational, motivasi dan strategi belajar (Biggs, 2003). Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan menggunakan strategi belajar yang tepat sehingga dapat mencapai nilai/prestasi terbaik.

(8)

Penelitian ini dibutuhkan untuk melihat sejauhmana motivasi dan strategi belajar pada mahasiswa yang berasal dari jurusan yang berbeda memberikan pengaruh terhadap nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong.

I.2. Perumusan Masalah

Penelitian awal ini diperlukan untuk melihat sejauhmana input mahasiswa dengan karakteristik yang berbeda, dapat diberi bantuan dalam proses pembelajaran, melalui peningkatan motivasi dan strategi belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Pertanyaan penelitiannya adalah ; ”Bagaimana perbedaan motivasi, strategi belajar dan nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi antara mahasiswa Putra Daerah IPA dan Non IPA, dan Bukan Putra Daerah IPA dan Non IPA, di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong?”

I.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari pada penelitian ini adalah :

1.3.1. Mengetahui motivasi mahasiswa dengan latar belakang berbeda (putra daerah IPA, non IPA, dan bukan putra daerah IPA, non IPA) di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong

1.3.2. Mengetahui strategi belajar mahasiswa dengan latar belakang berbeda (putra daerah IPA, non IPA dan bukan putra daerah IPA, non IPA) di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong.

(9)

1.3.3. Mengetahui nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi mahasiswa dengan latar belakang berbeda (putra daerah IPA, non IPA dan bukan putra daerah IPA, non IPA) di Prodi D-III Keperawatan Manokwari. Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong

1.3.4. Menganalisis perbedaan motivasi, strategi belajar dan nilai MKK yang dimoderasi oleh asal daerah, asal sekolah dan nilai seleksi masuk mahasiswa. I.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi: I.4.1. Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong Prodi D-III Keperawatan Manokwari

sebagai bahan evaluasi terhadap kebijakan seleksi masuk calon mahasiswa yang berlatar belakang IPA atau non IPA.

I.4.2. Bagi peneliti berikutnya untuk mengembangkan sebuah program untuk meningkatkan motivasi dan strategi belajar yang tepat bagi mahasiswa khususnya Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong.

I.5. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang pengaruh motivasi dan strategi belajar terhadap nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan antara lain :

I.5.1. Diseth, & Kobbeltvedt (2010) dalam jurnal: “A mediation analysis of achievement motives, goals, learning strategies, and academic achievement”,

(10)

menyatakan hasil analisis korelasi yang dilakukan dalam penelitiannya menunjukkan adanya hubungan langsung dan tidak langsung dari berbagai jenis motivasi dan strategi pembelajaran sebagai prediktor prestasi akademik. I.5.2. Koseoglu (2013) melakukan penelitian dengan judul : “An application of the

self-determination theory-academic motivation of the first-year university students for two successive years”, penelitian ini membandingkan motivasi mahasiswa pada jurusan seni dan sains pada tahun pertama dan kedua. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi dan perbedaan motivasi, pada tahun pertama, kedua, dan jurusan yang berbeda.

I.5.3. Soares et al. (2009) dalam penelitian dengan judul “Academic achievement in first-year Portuguese college students: the role of academic preparation and learning strategies”, untuk mengetahui hubungan antara persiapan dan strategi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa tahun pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persiapan dan strategi belajar memberikan kontribusi yang besar untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi.

I.5.4. Artino, Rochelle and Durning (2010) melakukan penelitian dengan judul “Second-year medical students’ motivational beliefs, emotions, and achievement” dengan kesimpulan bahwa emosi berpengaruh secara negatif terhadap prestasi akademik sedangkan motivasi berpengaruh secara positif terhadap prestasi akademik.

I.5.5. Verkuyten, Thijs, and Canatan (2001) melakukan penelitian dengan judul “Achievement motivation and academic performance among turkish early and

(11)

young adolescents in the Netherlands” untuk mengetahui hubungan motivasi dan prestasi akademik mahasiswa Turki dan Belanda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi akademik.

Persamaan dari beberapa penelitian diatas dengan yang akan dilakukan terletak pada variabel yang akan diteliti yaitu motivasi, strategi belajar dan prestasi akademik, dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, dan instrumen AMS dan ASSIST, sedangkan perbedaannya terletak pada hipotesis penelitian ( hubungan dan pengaruh) sedangkan penelitian ini membedakan motivasi, strategi belajar dan nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi pada karakteristik sampel yang berbeda dan tempat penelitiannya.

Referensi

Dokumen terkait

Ada dua tujuan penelitian ini, yaitu (1) untuk mengetahui strategi tuturan penolakan oleh mahasiswa Sastra Jepang Udinus; (2) untuk mengetahui apakah ada

Negara Republik Indonesia pernah mengalami pergantian bentuk negara, dari kesatuan menjadi federal/serikat pada masa berlakunya Konstitusi RIS tanggal 27 Desember 1949

Hal ini pernah dilaporkan oleh Ehlers (1996) bahwa kemampuan menyebabkan kematian dari hubungan parasitasi nematoda entomopatogen dengan inang tidak hanya ditentukan

f. Atase pendidikan atau sekolah Pelaksana UN di luar negeri mengirimkan LJUN ke Puspendik paling lambat satu minggu setelah UN berakhir.. Menerima LJUN

Dalam dunia pendidikan media pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting bukan saja untuk memudahkan dalam penerimaan materi yang diajarkan oleh guru selain itu

Setelah Anda melakukan simulasi dengan membangkitkan nilai acak sebanyak iterasi yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian buatlah analisis dari hasil simulasi tersebut

Universitas Udayana yang telah banyak membimbing penulis sejak awal hingga akhir masa perkuliahan di Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Hasil: Berdasarkan uji hipotesis dengan metode correlation Pearson didapati nilai p sebesar 1.000 (CI 99%) dan nilai ratioprevalensi ( 3,1 ) yang menunjukkan bahwa ada