• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun 2000 – 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun 2000 – 2015"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MINYAK BUMI DI INDONESIA (TAHUN 2000 – 2015)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun Oleh :

WIDITYA AGUSTIN ALIFYANTARI B300142013

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MINYAK BUMI DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh harga minyak mentah dunia, kurs valuta asing, cadangan devisa, konsumsi bbm dan produksi minyak bumi terhadap impor minyak bumi di Indonesia pada periode 2000 - 2015. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square) dan menggunakan data time series. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Ekonomi Sumber Daya dan Mineral (KESDM).

Hasilnya menunjukkan bahwa kurs valuta asing, konsumsi BBM memiliki pengaruh positif dan signifikan dan produksi minyak bumi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap impor minyak bumi di Indonesia selama periode 2000 - 2015. Sedangkan harga minyak mentah dunia dan cadangan devisa tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap impor minyak bumi di Indonesia.

Kata kunci : Impor Minyak Bumi, Harga Minyak Mentah Dunia, Kurs Valuta Asing, Cadangan Devisa, Konsumsi BBM, dan Produksi Minyak Bumi, OLS.

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of world crude oil prices, foreign exchange rates, foreign exchange reserves, BBM consumption and petroleum productionon the petroleum imports in Indonesia during the period of 2000 - 2015. The analysis method used in the research is multiple regression using Ordinary Least Square (OLS) approach applied to time series data. The data were obtained from the Central Bureau of Statistics (BPS) and the Ministry of Economic Resources and Minerals (KESDM).

The results showed that the foreign exchange rate, and BBM consumption has positive and significant effect and petroleum production has negative and significant effect on the import petroleum in Indonesia during the period 2000-2015. Meanwhile the world oil prices and foreign exchange reserves do not show a significant effect on the import of petroleum in Indonesia.

Keywords: Petroleum Import, World Crude Oil Price, Foreign Exchange Rate, Foreign Exchange Reserve, BBM Consumption, and Petroleum Production, OLS.

(6)

1. PENDAHULUAN

Perdagangan internasional menjadi hal yang penting bagi perekonomian setiap negara guna mensejahterakan rakyatnya. Perdagangan internasional memiliki peran yang penting karena suatu negara tidak dapat memenuhi semua kebutuhan dalam negeri (Setiawan dan Sonia, 2016). Kemampuan suatu negara dalam menghasilkan barang dan jasa per-unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan negara-negara lain merupakan keunggulan mutlak. Keunggulan mutlak yang dimiliki suatu negara tidak akan selalu mengekspor semua barang yang diproduksinya (Boediono, 2000:21). Minyak bumi menjadi salah satu komoditas yang diekspor dan diimpor di Indonesia dikarenakan minyak bumi adalah salah satu energi utama yang banyak digunakan hampir di setiap Negara.

Minyak bumi menjadi salah satu komoditas yang diekspor dan diimpor di Indonesia dikarenakan minyak bumi adalah salah satu energi utama yang banyak digunakan hampir di setiap Negara. Negara Indonesia merupakan salah satu anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) yang merupakan salah satu pengekspor minyak bumi terbesar dunia. Sejak tahun 2004, produksi minyak bumi di Indonesia tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan dan sekarang Indonesia beralih menjadi net importer minyak. Semakin berjalannya waktu, produksi minyak bumi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya berbanding terbalik dengan besarnya konsumsi dalam negeri dari tahun ke tahun selalu meningkat sehingga Indonesia harus keluar dari OPEC pada tahun 2009 (Setiono, 2014).

Bahwa minyak bumi menjadi salah satu komoditi utama yang diimpor Indonesia dari tahun ketahun dan mengimpor minyak bumi yang relatif tinggi diikuti dengan penurunan produksi menjadi masalah yang dihadapi Indonesia karena pemerintah Indonesia harus memenuhi konsumsi minyak bumi di Indonesia dengan cara mengimpor minyak bumi dari negara-negara lain dan bahwa jumlah impor minyak bumi mempunyai hubungan yang negatif dengan sisi permintaan harga minyak mentah dunia (Utama, 2014). Minyak dari pasar internasional yang dibeli Indonesia dikarenakan kondisi produksi yang

(7)

menurun mau tidak mau pemerintah Indonesia harus membeli minyak bumi dengan harga yang tidak dapat di intervensi dan harga minyak bumi dunia dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan negara-negara penghasil minyak. Negara-negara yang menjadi pemasok minyak bumi terbesar adalah Timur Tengah, Amerika Serikat, dan Rusia. Banyaknya memasok minyak bumi mengakibatkan pasokan yang disediakan menjadi sangat penting dalam pemenuhan minyak dunia. Kondisi geopolitik negara-negara pemasok minyak mentah dunia juga mempengaruhi harga minyak bumi (Ayu dan Sudirman, 2017).

Pada Tabel 1.1 ditunjukkan perkembangan jumlah impor minyak bumi di Indonesia, dimana pada tahun 2004 menjadi tahun yang mengalami peningkatan jumlah impor minyak bumi yaitu sebesar 14,58 persen dan tahun 2006 menjadi tahun terendah jumlah impor minyak bumi yaitu sebesar -9,22 persen. Meningkatnya konsumsi akan minyak bumi di Indonesia menyebabkan terjadinya peningkatan impor minyak bumi yang digunakan sebagai konsumsi bahan bakar minyak yang diikuti oleh menurunnya produksi minyak dalam negeri.

Tabel 1.1

Perkembangan Volume Impor Minyak Bumi di Indonesia Tahun 2001-2006

Tahun Volume Impor Minyak Bumi (000 ton) Laju Perkembangan (%) 2001 25956,0 1,96 2002 30996,2 19,4 2003 30475,1 -1,68 2004 34920,6 14,58 2005 36737,4 5,20 2006 33348,9 -9,22

(8)

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor- faktor apa saja yang akan mempengaruhi Impor Minyak Bumi di Indonesia dalam skripsi dengan judul dalam penelitian: “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi di Indonesia Tahun 2000 - 2015”.

2. METODE PENELITIAN A. JENIS DAN SUMBER DATA

Data yang digunakan adalah deret waktu (time series) dari periode 2000 – 2015 yaitu Impor Minyak Bumi, Harga Minyak Dunia, Kurs Valuta Asing, Cadangan Devisa, Konsumsi BBM dan Produksi Minyak Bumi. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistika, Kementrian Ekonomi Sumber Daya Manusia, serta sumber lain yang terkait

B. METODE ANALISIS DATA

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan model OLS (Ordinary Least Square). Menurut Gujarati (dalam Kuncoro, 2001: 91-92) analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel dependen (terikat dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Pusat perhatiannya adalah pada upaya menjelaskan dan mengevaluasi hubungan antara suatu variabel dengan satu atau lebih variabel independen.

Analisis regresi mendasarkan pada model probabilistik, yang terdiri atas komponen deterministik dan kesalahan random. Model probabilistik yang sederhana adalah model garis lurus, di mana komponen deterministik dari model digambar sebagai garis lurus. Secara matematis, model probabilitas garis lurus dirumuskan (Kuncoro, 2001: 93-94):

(9)

Dimana :

Y = variabel dependen (respon) X = variabel independen

ε = kesalahan random (random error)

= intercept, titik potong garis regresi dengan sumbuY = slope, kemiringan garis regresi

Dalam model probabilistik, komponen deterministik merupakan garis rata-rata (line of means) karena rata-rata E(Y) sama dengan komponen garis lurus dari model tersebut, sehingga:

Bahwa conditional mean atau conditional expectation, E(Y) merupakan nilai harapan Y berdasarkan atas nilai tertentu X. Nilai harapan pada dasarnya merupakan rata-rata populasi. Koefisien dan masing-masing menunjukkan intercept dan slope dari model regresi. Keduanya merupakan parameter populasi yang akan diketahui apabila kita memiliki akses terhadap seluruh populasi X dan Y. Bersama-sama dengan nilai tertentu variabel indpenden (X), keduanya menentukan nilai rata-rata variabel dependen (Y) yang merupakan titik tertentu dalam garis regresi (Kuncoro, 2001: 94).

Tujuan dari analisis regresi adalah tidak hanya mengestimasikan nilai dan , tetapi juga ingin menarik inferensi nilai yangbenar dari dan berdasarkan populasinya. Dengan demikian kita tidak hanya menspesifikkan bentuk model fungsional, tetapi juga harus membuat asumsi bagaimana nilai Y diperoleh. Jadi untuk menaksir nilai Y kita harus mengetahui bagaimana nilai X dan diperoleh. Oleh sebab itu, mengetahui bagaimana nilai X dan nilai kesalahan sangatlah penting untuk mengestimasi dan interpretasi terhadap regresi (Ghozali, 2009: 13).

Dalam regresi, terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan estimator linier tidak bias atau BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) yang terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa atau OLS (Ordinary Least Square). Dengan terpenuhinya asumsi tersebut,

(10)

maka hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan, di mana asumsi-asumsi dasar itu dikenal sebagai asumsi klasik (Hasan, 2008:280).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Harga Minyak Mentah Dunia, Kurs Valuta Asing, Cadangan Devisa, Produksi Minyak Bumi, dan Konsumsi Bahan Bakar Minyak terhadap Impor Minyak Bumi digunakan alat analisis OLS (Ordinary Least Square) dengan model ekonometri sebagai berikut:

IMPt = β0 + β1Prt + β2Kurst + β3CDVt+β4Konst + β5Prodt + µi

Di mana:

IMP = Impor Minyak Bumi (Ribu Ton)

Pr = Harga Minyak Bumi Dunia (US$/Barrel) Kurs = Kurs Valuta Asing (Rp/US$)

CDV = Cadangan Devisa (Juta US$) Kons = Konsumsi BBM (Ribu Barrel)

Prod = Produksi Minyak Bumi (Ribu Barrel) β1, β2, β3, β4 , β5 = Koefisien Regresi

β0 = Intecept (Kosntanta)

t = Tahun ke t

(11)

Hasil estimasi model ekonometri di atas terangkum dalam Tabel IV.1. Tabel IV.1

Hasil Regresi Model OLS

IMPt = 25230.81 – 10.33876PRt + 1.207237KURSt + 0.024155CDVt + 0.079144KONSt –

0.076953PRODt

(0.7132) (0.0095*) (0.3912) (0.0058*) (0.0004*)

R2 = 0.961463; DW-Stat = 1.910143; F-Stat = 49.89773; Sig.F-Stat = 0.000001 UUji Diagnosis

(1) Uji Multikolinieritas (VIF)

PR = 3.621765 ; KURS = 1.455365 ; CDV = 4.450036 ; KONS = 1.913377 ; PROD = 3.517073

(2) Normalitas (Jarque Berra)

χ2 (2) = 1.485331 Sig(χ2) = 0.475844 (3) Heteroskedastisitas (White)

χ2 (10) = 10.73037 Sig(χ2) = 0.3789 (4) Otokorelasi (Breusch-Godfrey)

χ2 (2) = 1.369587 Sig(χ2) = 0.5042 (5) Spesifikasi Model (Ramsey Reset)

F (2,8) = 2.258859 Sig(F) = 0.1668

Sumber: BPS dan KESDM (diolah). Keterangan: * Signifikasi pada α = 0,01 ; ** Signifkansi pada α = 0,05; *** signifikansi pada α = 0,10. Angka dalam kurung adalah probabilitas nilai t-statistik

A. UJI ASUMSI KLASIK 1) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dalam penelitian ini adalah uji Variance Inflation Factors (VIF). Apabila nilai VIF > 10 maka terdapat masalah multikolinieritas, apabila nilai VIF < 10 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam model. Hasil uji VIF dapat dilihat pada Tabel IV.2.

(12)

Tabel IV.2

Hasil Uji Multikolinieritas (Uji VIF) Variabel VIF Kriteria Keterangan

PR 3.621765 <10 Tidak terdapat masalah multikolinieritas KURS 1.455365 <10 Tidak terdapat masalah multikolinieritas CDV 4.450036 <10 Tidak terdapat masalah multikolinieritas KONS PROD 1.913377 3.517073 <10 <10

Tidak terdapat masalah multikolinieritas Tidak terdapat masalah multikolinearitas Sumber: BPS dan KESDM (diolah).

2) Uji Normalitas Residual

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Jarque Berra dengan formulasi hipotesis H0: distribusi ut normal dan HA: distribusi ut

tidak normal, dengan kriteria H0: diterima bila signifikansi statistik JB > ,

dan H0: ditolak bila signifikansi statistik JB ≤ .

Dari Tabel IV.1 diketahui bahwa probabilitas statistik JB adalah sebesar 0.475844 (> 0,10), maka H0 diterima kesimpulan ut normal.

3) Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji White, dengan formulasi hipotesis H0: tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas dalam model dan HA: terdapat masalah heteroskedastisitas

dalam model, dengan kriteria pengujian H0 diterima bila signifikansi 2 > α

dan H0 ditolak bila signifikansi 2 ≤ .

Dari Tabel IV.1 diketahui nilai probabilitas statistik χ2 dari hasil uji White tersebut sebesar 0.3789 (>0,10) maka H0 diterima. Dapat ditarik

kesimpulan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model. 4) Uji Otokorelasi

Uji otokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Breusch Godfrey dengan formulasi hipotesis H0: tidak terdapat masalah otokorelasi

dan HA: terdapat masalah otokorelasi, dengan kriteria pengujian H0 diterima

bila signifikansi 2 >  dan H

(13)

Dari Tabel IV.1 diketahui nilai probabilitas statistik χ2 dari hasil uji Breusch Godfrey sebesar 0.5042 (>0,10), maka H0 diterima. Dapat ditarik

kesimpulan bahwa tidak terdapat masalah otokorelasi dalam model. 5) Uji Spesifikasi Model (Linieritas)

Uji spesifikasi model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ramsey Reset dengan formulasi hipotesis H0 : model linier (spesifikasi model

benar) dan HA : model tidak linier (spesifikasi model salah), dengan kriteria

pengujian; H0diterima bila signifikansi F hitung atau statistik F > , dan H0

ditolak bila signifikansi F hitung atau statistik F ≤ .

Dari Tabel IV.1 diketahui bahwa nilai signifikansi statistik F dari hasil uji Ramsey Reset sebesar 0.1668 (>0,10). Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 diterima, sehingga spesifikasi model benar (model linier).

B. UJI KEBAIKAN MODEL 1) Uji Eksistensi Model (Uji F)

Uji eksistensi dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan formulasi hipotesis; H0 : β1 =β2 = β3= β4 = 0 ; model yang dipakai tidak eksis, dan HA:

β1 β2 ≠ β3β4 ≠ 0 ; model yang dipakai eksis, dengan kriteria pengujian; H0

ditolak bila signifikansi statistik F ≤ α, dan H0 diterima bila signifikansi

statistik F > α.

Dari Tabel IV.1 diketahui nilai signifikansi statistik F adalah sebesar 0.000001 (≤ 0,01), maka H0 ditolak sehingga model yang dipakai eksis.

2) Uji Interpretasi Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan Tabel IV.1 terlihat bahwa, nilai R-squared (R2) sebesar 0.9614, artinya 96,14 persen variasi variabel Impor Minyak Bumi di Indonesia dapat dijelaskan oleh variabel independen Harga Minyak Mentah Dunia, Kurs Valuta Asing, Cadangan Devisa, Konsumsi, dan Produksi dalam model statistik. Sedangkan sisanya 9,97 persen dipengaruhi oleh variabel-variabel atau faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.

3) Uji Validasi Pengaruh (Uji t)

Uji t ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing -masing variabel independen terhadap variabel dependen secara individu.

(14)

Formulasi hipotesisnya yaitu H0 : βi = 0 ; variabel independen ke-i tidak

memiliki pengaruh signifikan dan HA : βi ≠ 0 ; variabel independen ke-i

memiliki pengaruh signifikan. Kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima bila

probabilitas statistik ti > α dan H0 ditolak bila probabilitasnya statistik ti ≤ α.

Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel IV.3. Tabel IV.3

Hasil Uji Validitas Pengaruh (Uji t)

Variabel Prob t Kriteria Keterangan

PR 0.7132 >0,10 Tidak Signifikan pada α = 0,10 KURS 0.0095 <0,01 Signifikan pada α = 0,01

CDV 0.3912 >0,10 Tidak signifikan pada α= 0,10 KONS PROD 0.0058 0.0004 <0,01 <0,01 Signifikan pada α= 0,01 Signifikan pada α= 0,01

Sumber: BPS dan KESDM (data diolah).

C. Interpretasi Pengaruh Variabel Independen

Dari uji validitas pengaruh di muka terlihat bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan adalah kurs, konsumsi, dan produksi. Sementara variabel harga minyak mentah dunia dan cadangan devisa tidak memiliki pengaruh signifikan.

Variabel kurs memiliki koefisien regresi sebesar 1.207237. Variabel kurs memiliki pola hubungan linier-linier dengan variabel impor minyak bumi, jadi apabila kurs naik satu rupiah maka impor minyak bumi akan naik juga sebesar 1.207237 ribu ton. Sebaliknya apabila kurs turun satu rupiah maka impor minyak bumi akan turun sebesar 1.207237 ribu ton.

Variabel konsumsi memiliki koefisien regresi sebesar 0.079144. Variabel konsumsi memiliki pola hubungan linier-linier dengan variabel impor minyak bumi, jadi apabila konsumsi naik satu ribu barrel maka impor minyak bumi akan naik juga sebesar 0.079144 ribu ton. Sebaliknya apabila konsumsi turun satu ribu barrel maka impor minyak bumi akan turun sebesar 0.079144 ribu ton.

Variabel produksi memiliki koefisien regresi sebesar -0.076953. Variabel produksi memiliki pola hubungan linier-linier dengan variabel impor minyak bumi, jadi apabila produksi naik satu ribu barrel maka impor minyak bumi

(15)

akan turun juga sebesar 0.076953 ribu ton. Sebaliknya apabila produksi turun satu ribu barrel maka impor minyak bumi akan naik sebesar 0.076953 ribu ton.

4. PENUTUP A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis regresi model OLS (Ordinary Least Square) yang telah dilakukan pada bab IV, kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian sebagai berikut:

1. Uji asumsi klasik menunjukkan bahwa model memenuhi semua asumsi klasik yang disyaratkan model Clasical Linear Regression Model (CLRM), artinya hasil regresi dapat dijadikan alat pengambilan kesimpulan (keputusan).

2. Uji kebaikan model menunjukkan bahwa model yang dipilih dalam penelitian ini eksis, dengan daya ramal yang cukup tinggi yaitu sebesar 0.961463 artinya 96,14% variasi variabel pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh variabel Harga, Kurs valuta asing, Cadangan devisa, Konsumsi, dan Produksi. Sementara sisanya 3,86% dipengaruhi oleh variabel-variabel atau faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.

3. Berdasarkan uji-t yang dilakukan pada impor minyak bumi, dapat disimpulkan bahwa Variabel kurs valuta asing dan konsumsi dalam penelitian ini memperlihatkan pengaruh positif dan signifikan terhadap impor minyak bumi di Indonesia pada kurun waktu 2000 – 2015. Sedangkan variabel produksi memperihatkan pengaruh negatif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kurs valuta asing, konsumsi, dan produksi maka akan berpengaruh terhadap impor minyak bumi di Indonesia. Sedangkan Variabel harga dan cadangan devisa tidak berpengaruh signifikan terhadap impor minyak bumi di Indonesia pada kurun waktu 2000 – 2015. 4. Variabel Kurs valuta asing berpengaruh signifikan terhadap impor

(16)

akan meningkatkan harga barang dalam negeri bagi importir luar negeri. Variabel konsumi berpengaruh signifikan terhadap impor minyak bumi karena jika terjadi peningkatan produksi barang dan jasa, maka akan meningkatkan tingkat konsumsi atas barang dan jasa yang tersedia. Sedangkan variabel produksi berpengaruh negatif signifikan terhadap impor minyak bumi karena jika terjadi peningkatan produksi, maka akan menurunkan besarnya impor barang yang akan masuk.

B. SARAN

Saran yang disimpulkan berdasarkan penelitian ini adalah:

1. Pemerintah sebaiknya untuk melakukan peningkatan terhadap jumlah cadangan devisa sehingga kurs di Indonesia menjadi menguat terhadap kurs dollar Amerika Serikat yang salah satunya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan ekspor dalam negeri.

2. Pemerintah sebaiknya meningkatkkan nilai tambah dari adanya minyak bumi sehingga dapat meningkatkan pendapatan Negara yang dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produksi minyak untuk diekspor, mencari sumber minyak baru, efisiensi pemakaian dan membuat pabrik pengolahan minyak di dalam negeri.

3. Pemerintah harus melakukan strategi baru untuk memperbanyak produksi minyak didalam negeri. Adapun cara yang dilakukan ialah menambah kilang minyak dengan menambah atau memanggil investor. Dengan bertambahnya kilang minyak melalui investasi, maka produksi minyak akan bertambah, dan konsumsi didalam negeri dapat terpenuhi serta Negara akan lebih menghemat anggaran yang digunakan untuk impor minyak mentah.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2016. Statistical Year Book of Indonesia 2016.

Boediono. 2000. Ekonomi Internasional . FEB UGM. Yogyakarta: BFFE Yogyakarta

Boediono. 1997. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Dumairy. 2001. Perekonomian Indonesia. Fakultas Ekonomi UGM. Erlangga Ghozali , Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS

17. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Hady, Dr. Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Halwani, R. Hendra. 2000. Perdagangan Internasional: Pendekatan Ekonomi Makro dan Mikro. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Herlambang, Teddy, Sugiarto, Brastoro, Said Kelana. 2001. Ekonomi Makro: Teori Analisis dan Kebijakan. Jakarta: Ghalia Indonesia

Hutabarat dan Roselyn. 1997. Transaksi Ekspor Impor , Edisi Ke-2. Jakarta: Erlangga

Imam, Adlin. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Impor Barang Konsumsi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Padang: Universitas Negeri Padang

Joersen, dan M. Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat. Kementrian Ekonomi Sumber Daya Mineral. 2016. Handbook of Energy

Economics Statistic of Indonesia 2016

Krugman, Paul R. dan Maurice. Obstfeld. 2000. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan. Edisi Kelima. Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Krugman, Paul R. dan Maurice. Obstfeld. 2000. Ekonomi Internasional Teori dan

Kebijakan. Edisi Kelima. Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Kuncoro, Mudrajad. M. 2009. Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN

M.S, Amir. 2005. Perdagangan Internasional - Penelitian Ekspor dan Impor. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

(18)

M.S., Amir. 2000. Ekspor Impor. Jakarta: PT. Kerta Mandiri Abadi Mankiw, N.Gregory.1999. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Erlangga.

___________.2000. Pengantar Ekonomi Makro. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Nopirin. 1999. Ekonomi Internasional. Edisi Ke-3. .FEB UGM. Yogyakarta: BPFEYogyakarta.

Prasetyo, Eko P. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset Purnamawati, Astuti. 2013. Dasar-dasar Ekspor dan Impor: Teori, Praktik, dan

Prosedur. Edisi Ke-1. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.

Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi Internasional. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Setiono, Agus Benny. 2014. Fluktuasi Harga Minyak dan Pengaruhnya bagi Ekonomi Indonesia (Oil Price Fluctuation and Influence of Indonesian Economy).

Sudirman dan Dewi. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi di Indonesia Tahun 1996 - 2015. Universitas Udayana. E-Jurnal EP Unud, 6 (7): 1364-1394. ISSN:2302-0178

Sukirno, Sadono. 2004. “Teori Makro Ekonomi”. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tambunan, Tulus 2000. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran.

Teori dan Temuan Empiris. Jakarta : Pustaka LP3ES.

Utomo, Yuni Prihadi. 2015. Eksplorasi Data & Analisis Regresi Dengan SPSS. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Utama, Edwin Ramandhika. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Minyak Mentah di Indonesia. Universitas Negeri Semarang. Journal of Economics and Policy

Setiawina dan Sonia. 2016. Pengaruh Kurs, JUB dan Tingkat Inflasi Terhadap Ekspor, Impor dan Cadangan Devisa di Indonesia. Universitas Udayana. E-Jurnal EP Unud, 5 (10): 1077-1102. ISSN: 2303-0178

Setiawan dan Erlangga. 2014. Pengaruh Cadangan Devisa, Jumlah Kendaraan, dan Subsidi Terhadap Impor Minyak Bumi. Universitas Udayana. E-jurnal EP Unud, 3(11): 521-529. ISSN: 2303-0178

(19)

Agustina dan Reny. 2014. Pengaruh Ekspor, Impor, Nilai Tukar Rupiah, dan Tingkat Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia. STIE Mikroskil. Vol. 4, No. 02 Oktober 2014

Efend, Rustam. 2009. Faktor-faktor Penentu Impor Minyak Bumi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.Vol. 8 No.3.

Juniarta, I Wayan Tirta. 2010. Analisis pengaruh cadangan devisa, jumlah kendaraan, dan subsidi terhadap impor minyak Indonesia periode 1987-2009. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, 10(1), pp: 32-115.

Wati dan Sudiana. 2016. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Impor Sayuran di Indonesia periode 1994-2013. Universitas Udayana. E-Jurnal EP Unud, 5 (1): 1-21. ISSN:2303-0178

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Nilai Tukar/Kurs terhadap volume impor gandum di Indonesia Variabel nilai tukar pada jangka pendek tidak berpengaruh signifikan terhadap impor sedangkan pada

Kebijakan ekstra lainnya adalah melakukan kepastian kontrak energi seperti kontrak migas, biodisel dan listrik; peningkatan produksi beras dalam negeri; melakukan

Dalam konteks yang lebih spesifik, industri juga harus lebih memperhatikan hal-hal yang terkait dengan berbagai standar maupun norma global yang menjadi

Hasil penelitian (1) tidak ada pengaruh signifikan antara produksi gula terhadap impor gula di Indonesia tahun 1989-2018 dalam jangka panjang maupun jangka pendek; (2) ada

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang tertera pada tabel 4.14, bahwa terdapat pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap tingkat

Dengan demikian, tidak heran bahwa faktor desain termasuk dalam salah satu faktor yang membentuk keputusan membeli produk BlackBerry pada mahasiswa Universitas

U trećem poglavlju rada, opisat će se najčešće korišteni geosintetici (tablica 1) u gradnji ili sanaciji odlagališta otpada, njihove značajke, način proizvodnje i funkcije

himpitan ekonomi yang disebabkan ketidakmampuan karaton memberikan jaminan kesejahteraan bagi abdi dalem pengrawit seperti pada masa pemerintahan Paku Buwana X, akhirnya