EVALUASI PENGADAAN SUKU CADANG ALAT BERAT ESCAVATOR
(Studi Kasus PT. HexindoAdiperkasa Pekanbaru Tbk)
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Pada Jurusan Teknik Industri
OLEH :
MUHAMMAD KHITOB
10652004420
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
EVALUASI PENGADAAN SUKU CADANG ALAT BERAT EXCAVATOR (Studi Kasus : PT.Hexindo Adi Perkasa, Tbk)
Oleh
Muhammad Khitob
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Fakultas Sain Dan Teknologi, Jurusan Teknik Industri.
ABSTRAK
Pemeliharaan alat berat khususnya excavator merupakan kegiatan penting untuk kelancaran produksi, pemeliharaan alat berat mencangkup pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan yang tidak terduga, pemeliharaan alat berat membutuhkan ketersediaan suku cadang penganti di gudang. Jumlah ketersediaan suku cadang digudang lebih besar dibandingkan permintaan akan menimbulkan biaya yang tinggi, sebaliknya jumlah persediaan yang lebih sedikit dibandingkan permintaan akan menimbulkan kekurangan suku cadang yang dapat mengganggu proses pemeliharaan. PT. Hexindo Adi Perkasa, Tbk Perusahaan merupakan perusahaan yang bergerak dalam penjual dan pemeliharaan alat. Proses pemeliharaan membutuhkan ketersediaan suku cadang penganti digudang, perusahaan belum optimal dalam mengendalikan persediaan dengan mengalami kekurangan persediaan suku cadang yang dibutuhkan dalam proses pemeliharaan. Penelitian ini membahas tentang membandingkan (evaluasi) pengendalian persediaan period order quantity yang diterapkan perusahan dengan pengendalian persediaan probabilitas Q dengan back order. Dalam rangka untuk mengoptimalkan persediaan suku cadang. Penerapan pengendalian persediaan probabilitas Q dengan back order perusahaan dapat mengetahui lot permesanan ekonomis, re order point (RoP) dan safety stock (SS). Perusahaan juga dapat menghemat biaya persediaan setiap tahunnya rata-rata 5,5% dari seluruh pengendalian persediaan suku cadang. pengendalian persediaan probabilitas Q dengan back order dapat dijadikan alternatif perusahaan dalam menentukan kebijakan pengendalian persediaan suku cadang untuk kedepan.
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kegiatan pemeliharaan mencakup seluruh aspek fasilitas mesin, peralatan, gedung dan fasilitas yang dimiliki oleh perusahaaan. PT. Hexindo Adiperkasa. Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan, pemeliharaan, dan rental alat-alat berat. Kegiatan pemeliharaan alat berat
didefenisikan sebagai sesuatu kegiataan yang dilakukan untuk memperbaiki setiap alat berat agar alat berat dapat dipergunakan dalam kegiatan produksi.
Berikut merupakan data permintaan suku cadang excavator di PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk periode tahun 2009 sampai 2012.
Tabel1.1 Data Permintaan Suku Cadang Escavator periode tahun 2009-2012
No Nama Suku Cadang JUMLAH Total
2009 2010 2011 2012 1 Attachament 56 63 59 74 252 2 Elektrical 89 95 102 97 383 3 Engine 318 306 298 274 1196 4 Hidrolik 331 320 337 293 1281 5 Other 43 58 52 65 218 6 Undercarriga 23 19 29 36 107 7 Dipper 9 15 11 13 48 8 Dipper Door 13 10 15 17 55 9 Boom 10 13 9 11 43 10 Dipper Stick 8 15 13 17 53 11 Revolving Frame 15 9 13 15 52 12 Lower Work 17 13 15 11 56 13 Ballast Box 19 15 13 9 56
14 Crawler Side Frame 5 9 15 11 40
15 Saddle Block 21 27 25 19 92
Total 977 987 1006 962 3932
Sumber : PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk (2012)
Dengan menggunakan prinsip
klasifikasi ABC, perhitungan di bantu dengan menggunakan sofwere QM for windows 2,1. Permintaan suku cadang excavator maka dapat diklasifikasikan atas tiga kelompok. Suku cadang hidrolik, engine, dan ballast box termasuk dalam kelompok A, yang mana menyerap dana investasi inventori sebesar 74,81 % dari total dana total inventori, dengan jenis barang 20,01% dari semua jenis suku cadang excavator. Kelompok A inilah merupakan suku cadang perioritas, karena menyerap 78,33% dana investasi invnetori.
Salah satu pengelolaan sistem persediaan jika kekurangan suku cadang dapat dilakukan secara back order. Dimana user mau menunggu barang yang diminta sampai tersedia di gudang, merendam fluktuasi permintaan suku cadang, dapat menjaga persediaan suku cadang dan dapat menekan biaya persediaan adalah Model Probabilitas model Q dengan back order.
Dari keterangan diatas, maka penelitian ini diangkat dengan judul Evaluasi Pengadaan Suku Cadang Alat Berat Excavator dengan studi kasus PT. Hexindo Adiperkasa cabang pekanbaru.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada
penelitian adalah bagaimana mengoptimalkan
pengendalian persedian suku cadang alat berat excavator dapat terpenuhi.
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah :
1. Menghitung permintaan suku
cadang ecavator lima tahun berikutnya?
2. Menentukan alternatif pengendalian persediaan suku cadang yang optimal dengan menentukan :
a. Menentukan Nilai economic order quantitya yang dapat
memenuhi kebutuhan
perusahaan.
b. Menentukan re order point. c. Menentukan safety stock.
4. Asumsi Penelitian
1. Ukuran lot pemesenan (Qo)
konstan setiap kali periode, dan akan datang secara seerentak dengan waktu ancang-ancang (L) pemesanan dilakukan disaat inventori mencapai (r).
2. Harga barang (p) konstan baik terhadap kuantitas barang yang dipesan maupun waktu
3. Ongkos pesan (A) konstan untuk setiap kali pemesanan dan ongkos
simpan (h) sebanding dengan harga barang dan waktu penyimpanan. 4. Ongkos kekurangan invnetori ( Cu)
sebanding dengan barang yang tidak dapat dipenuhi.
5. Tingkat pelayanan (ᶯ) atau
kemungkinan terjadinya
kekurangan inventori (α) diketahui atau ditentukan pihak perusahaan. 6. Kemungkinan adanya inventori
negatif, inventori negatif diartikan sebagai pemintaan yang dipenuhi secara back order.
B. Landasan Teori 1. Pengertian Pembelian
Mengenai fungsi pembelian, yaitu:
“The role of purchasing function is to make materials and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at the right time and at the right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat (Galloway; 2000:31).
2.1.1 Fungsi Pembelian
Mudah dipahami karena dalam proses produksi perusahaan memerlukan bahan baku. Tidak banyak perusahaan yang menguasai sendiri bahan baku yang
diperlukan untuk diolah lebih lanjut menjadi produk jadi, sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak ada satupun bentuk atau jenis perusahaan yang tidak terlibat dengan fungsi pembelian. Pengalaman banyak perusahaan bahwa biaya untuk menghasilkan suatu produk mungkin mencapai sekitar lima puluh persen dari harga jual produk, menjadikan fungsi pembelian sebagai sumber pemborosan apabila tidak diselenggarakan dengan baik dan sumber penghematan yang akan memperbesar laba perusahaan apabila dilakukan dengan teliti dan cermat Menurut (Siagian; 2001:192).
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pembelian merupakan area yang
penting yang dikemukakan
(Brown;2001:131), yaitu:
1. Fungsi pembelian memiliki tanggung jawab untuk mengelola masukan perusahaan pada pengiriman, kualitas
dan harga yang tepat, yang meliputi bahan baku, jasa dan sub-assemblies untuk keperluan organisasi.
2. Berbagai penghematan yang berhasil dicapai lewat pembelian secara langsung direfleksikan pada lini dasar organisasi. Dengan kata lain, begitu penghematan harga dibuat, maka akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap struktur biaya perusahaan. Sehingga sering dikatakan bahwa penghematan pembelian 1% ekivalen dengan peningkatan penjualan sebesar 10%.
3. Pembelian dan suplai material mempunyai kaitan dengan semua aspek operasi manajemen.
2.3.1 Persediaan probabilistik Metode Q
Pada prinsipnya model Q merupakan pengembangan lebih lanjut dari probabistik sederhana dengan tidak meletakkan terlebih dahulu tingkat pelayanannya. Tingkat pelayanan akan ditentukan seacara bersamaan dengan optimasi ongkos. Permasalahan pada sistem persediaan model Q adalah menentukan :
a. Berapa jumlah barang yang akan dipesan untuk setiap kali pemesan dilakukan (qo)?
b. Kapan saat pemesanan
dilakukan (r)?
c. Berapa besarnya cadangan pengaman (ss)?
Metode Q mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Besarnya ukuran lot pesanan (qo) selalu tetap untuk setiap kali
pemesanan dilakukan.
2. Saat pemesanan dilakukan apabila jumlah persediaan yang dimiliki telah mencapai suatu tingkat tertentu (r) yang disebut titik pemesanan ulang (reorder point).
Sesuai dengan karakteristik metode Q di atas ukuran lot yang selalu tetap dan interval waktu yang selalu berubah-ubah (varibel), tentu akan terjadi kekurangan persediaan (out of stock). Namun dalam sistem persdiaan metode Q ini kekosongan stok hanya akan terjadi selama waktu ancang-ancang (L). Untuk mengatasi hal tersebut dapat ditempuh dua hal, yaitu :
1. Pemesanan kembali (back
order), yaitu melakukan pemesanan darurat untuk memenuhi kekurangan tersebut,
dimana ongkos yang
ditimbulkan biasanya lebih mahal dari pesanan normal. Kondisi ini hanya terjadi pada pasar yang sifatnya monopoli. 2. Kehilangan penjualan (lost
sales) yaitu membiarkan pelanggan untuk tidak terpenuhi
pesanannya. Keadaan
menyebabkan pelanggan
mencari barang ditempat lain dan biasanya hal seperti ini terjadi pada pasar persaingan ketat (pasar bebas).
Mekanisme pengendalian persediaan model Q tidak berbeda dengan model probabilistik sederhana (model Wilson). Penekanan pada model ini terjadi pada optimalisasi jumlah pesanan (qo) dan saat
pesanan kembali (r). Optimalisasi di sini diukur tidak hanya dengan menggunakan kriteria ekspektasi ongkos total persediaan selama horison perencanaan tetapi juga harus memperhitungkan tingkat pelayanan dalam pengertian ketersediaan agar dapat diupayakan setinggi mungkin dengan tetap menjaga ongkos yang rendah.
Dalam sistem persediaan model Q ini terdapat beberapa komponen model diantaranya :
1. Komponen pertama, kriteria kinerja (ongkos persediaan total (Ot) dan tingkat pelayanan).
2. Komponen kedua, variabel keputusan (qo dan r) dalam hal
ini cadangan pengaman (ss) secara implisit sudah terwakili dalam reorder point serta besarannya ditentukan oleh trade off antara ongkos Ot dan
tingkat pelayanan dan
3. Komponen ketiga, parameter yang terdiri harga barang/ unit (p), ongkos tiap kali pesan (A), ongkos simpan/ unit/ periode (h)
dan oongkos kekurangan
persediaan (π).
Adapun formulasi yang digunakan sebagai berikut : a) q1= h 2D ... 2.1 b) D C hq α u 01 ... 2.2 c) R= DL + z S L 2.3 d) q2= h ) ( f ) ( C A 2D u 1 x r xdx 2.4 e) N =SL[f(z)-z ψ(z). 2.5 f) ss=z S L . 2.6 g) Ot = Dp + qo AD + h ( 2 1 qo+ DL) + Cu
f xdx q D
0 ... 2.72.3.2 Prinsip Klasifikasi ABC
Pada prinsipnya analisis ABC ini adalah mengklasidikasikan jenis barang yang didasarkan berdasarkan atas tingkat inventasi tahunan yang terserap di dalam penyedian inventori untuk setiap jenis barang. Berdasarkan prinsip pareto barang dapat diklasidikasikan atas 3 katagori, yaitu:
a. Katagori A (80-20)
Terdiri dari jenis barang yang menyerap dan sekitar 80% dari seluruh modal yang disediakan
untuk inventori dan jumlah jenis barangnya 20% dari semua jenis barang yang dikelola.
b. Katogori B (15-30)
Terdiri dari jenis barang yang menyerap dana sekitar 15% dari seluruh modal yang disediakan untunk inventori dan jumlah jenis barang sekitar 30 % dari semua jenis barang yang dikelola.
c. Kategori C (5-50)
Terdiri dari jenis barang yang menyerap dana hanya sekitar 5% dari seluruh modal yang disediakan untuk inventori (yang tidak termasuk kategori A dan B) dan jumlah jenis barangnya sekitar 50% dari semua jenis barang yang dikelola.
C. Metedologi Penelitian
D. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan melalui tahapan berikut:
1. Menghitung permintaan suku cadang untuk lima tahun berikutnya.
2. Evaluasi pengendalian persediaan suku cadang excavator dengan metode period order quantity
3. Menghitung pengendalian
persediaan dengan metode
probabilitas model Q dengan back order.
4. Membandingkan Metode POQ
dengan perhitungan probabilitas model Q dengan back order.
1. Perhitungan Peramalan Suku Cadang Hidrolic dengan Metode Trend Analisys No Tahun Indeks Wak tu Permintaan Aktual tA t kuad rat 1 2009 1 331 331 1 2 2010 2 320 640 4 3 2011 3 337 1011 9 4 2012 4 293 1172 16 Jumlah 10 1281 3154 30 Rata-Rata 2,5 320,25 788,5
2 ) 5 , 2 ( 4 30 ) 25 , 320 ( ) 5 , 2 ( 4 3154 b 7 , 9 5 5 , 48 b ) 5 , 2 ( 7 , 9 25 , 320 a 55 , 310 aMaka hasil peramalan tahun 2013 adalah sebagai berikut :
t b a Ft unit Ft 310 ,55 9,7(1) 320 ,25 321 2. Perhitungan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Engine dengan Metode Period Order Quantity (POQ)
Dari hasil perhitungan peramalan maka didapat permintaan pada tahun 2013 permintaan 321 unit, 2014 permintaan 330 unit, 2015 permintaan 340 unit, 2016 permintaan 350 unit dan pada tahun 2017 permintaan 360 unit. Selanjutnya data
hasil peramalan ini dijadikan perhitungan dengan menggunkana period order quantity. Adapun perhitungannya menggunakan formula wilson adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2013 dengan Permintaan Sebesar 321 Unit
Pada tahun 2013 permintaan suku cadang Engine sebesar 321 unit. Adapun perhitungan sebagai berikut :
a. Hitung Nilai
q
o h AD q 0 2 Keterangan : A : Harga Produk D : Permintaanh : Biaya Simpan Barang
325000 . ) 321 )( 3250000 . ( 2 0 Rp Rp q 325000 . 2086500000 . 0 Rp Rp q 6420 0 q ) ( 80 02 , 80 0 dibulatkankebawah q b. Hitung Frekuensi Pemesanan f 80 321 f ) ( 4 01 , 4 kali dibulatkan f
c. Hitung Periode Cakupkan f N T sekali bulan T 3 4 12
maka diperoleh kebijakannya untuk tahun 2013 sebagai berikut:
q
o = 80 UnitNo Tahun Hasil Peramalan
1 2013 321
2 2014 330
3 2015 340
4 2016 350
pemesanan
Kali
f
4
T = 3 bulan sekali. Kebijakan pengendalian persediaan pada tahun 2013 kedepan dengan menggunakan period order quantity
perusahaan melakukan pemesanan
sebanyak 4 kali pemesanan dengan dengan periode 3 bulan dengan besarnya
lot pemesanan 80 unit. Dengan
mengeluarkan ongkos persediaan sebesar. Tabel 4.6 Ongkos Total Pengendalian
Suku Cadang Engine Tahun 2013
No Ongkos Unit (Rp)Harga (Rp)Total Onkos
1 Onkos Pembeliaan 321 Unit 3250000 1043250000
2 Ongkos Pemesanan 4 Kali 750000 3000000
3 ongkos Simpan 10 % dari Harga 104325000
Total Ongkos Persediaan 1150575000
Ongkos total persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tahun 2013 sebesar Rp. 1,150,575,000,00.
3. Perhitungan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Engine dengan Metode Probabilitas Q dengan Back Order
1. Tahun 2013 dengan pemintaan sebesar 321 Unit
Formulasi dan Sulusi model dengan Metode Hadley-Within Untuk menentukan nilai q0' dan r dicari dengan cara iteratif.' Ada beberapa yang tersedia diantaranya yang dikemukakan oleh Wadley-Within
dimana nilai q0' dan r diperoleh dengan' cara :
a. Hitungan nilai q01' awal
dengan nilai q0w'dengan
formula wilson. h 2AD ' 01 q 325000 21) (750000)(3 2 ' 01 q 1482 ' 01 q 25 , 38 ' 01 q = 39 Unit
b. Berdasarkan nilai q01' yang diperoleh maka akan di cari
besarnya kemungkinan kekurangan inventory α dengan persamaan D c hq u ' 01 → Z ) 321 )( 1500000 ( ) 39 ( ) 325000 ( 026 , 0 481500000 126750000 α = 0,026 dengan menggunakan fungi
Normvinv pada miscrosoft excel maka di dapat nilai Z
= 1,945
Selanjutnya akan dapat
dihitung r1' dengan
L S Z DL r dx x f r
( ) 1' ' ) 5 , 0 )( 32 )( 945 , 1 ( ) 25 , 0 )( 321 ( ' 1 r 12 , 31 25 , 80 ' 1 r 112 37 , 111 ' 1 r Unit (dibulatkan)c. Dengan diketahui nilai r1' yang diperoleh di atas maka akan dihitung nilai q02' berdasarkan atas formula Berikut: h dx x f r x C A D q r u ' 1 02 1 ' 2 ' Dimana Z Z Z f S dx x f r x N L ro ' ( ) ' 01 1
Nilai f
z dan
z dapat di lihat pada tabel fungsidensitas Distribusi
Probabilitas Normal Baku
z f dan
z pada lampiran E. 2 2 1 ) ( z e z f 060 , 0 ) 945 , 1 ( f dz e Z z z , 2 2 1 ) ( 026 , 0 ) 945 , 1 ( Maka Nilai N Adalah sebagai Berikut: f Z Z Z S N L
0
,
026
1
,
945
0
,
060
)
25
,
0
)(
32
(
N
089 , 0 N 1 N (dibulatkan)Maka Nilai q02'Adalah sebagai Berikut:
h dx x f r x C A D q r u
' 1 02 1 ' 2 '
325000 ) 1 ( 1500000 7500000 ) 321 )( 2 ( ' 02 q 4445 ' 0 q 867 , 66 ' 02 q = 67 Unit (dibulatkan)d. Hitung kembali nilai
kemungkinan kekurangan invnetori α dengan persamaan : D c hq u ' 02 → Z ) 321 )( 1500000 ( ) 67 )( 325000 ( 045 , 0
dengan menggunakan fungi Normsinv pada miscrosoft excel maka didapat nilai Z
= 1,695
Selanjutnya akan dapat
dihitung r2' dengan menggunakan persamaan L S Z D r dx x f L r
( ) 2' ' L S Z DL r2' ) 5 , 0 )( 32 )( 695 , 1 ( ) 25 , 0 )( 321 ( ' 2 r 37 , 107 ' 2 r = 108 Unit (dibulatkan)e. Bandingkan hasil perhitungan nilai r1'dan r2'(112 Unit dan 108 Unit). Disini keduanya
masih nampak besar
perbedaannya hampir
mendekati sama, interasi selesai. Maka di dapat
kebijakaan perusahaan
dengan menggunakan metode propabilitas model Q dengan back order adalah sebagai berikut : (q02') = 67 unit ROP (r2) = 108 unit SS = zα.S L = 1,695 x 32 x 0,5 = 27,12 unit = 28
Dengan tingkat pelayananŋ : % 100 1 x D N L % 100 ) 25 , 0 ( ) 321 ( 1 1 x % 76 , 98
Dengan Ekspektasi Ongkos Total selama pada tahun 2013
bisa dihitung dengan
Persamaan : OT =
f U x r f xdx q D C DL r q h q AD 02 02 02 2 1 Dp 67 108 (321)(0,25) 2 1 325000 67 21) (750000)(3 000) (321)(3250 OT ) 1 ( 67 321 (1500000) 7186567 19906250 3593284 1043250000 OT Rp.
O
T
1046318665 E. Analisa Kebijakan PersediaanSuku Cadang hidrolic dengan Metode Probabilitas Q dengan back Order.
a. Kebijakan Tahun 2013
Hasil perhitungan peramalan dengan menggunakan metode trend analisys kebutuhan suku cadang hidrolic sebesar 321 unit. Hasil peramalan dijadikan untuk
menghitung optimalisasi persediaan suku
cadang hidrolic dengan metode
propabilitas Q dengan back order. Maka
nilai lot pemesanan ekonomis (
q
02 ) sebesar 67 unit, Reorder point (RoP) sebesar 108 unit dan safety stock (SS) sebesar 28 unit. Artinya pemesanan suku cadang hidrolic dilakukan pada cadang di gudang masih 108 unit, ditambah safety stock 28 unit dengan besar nilai lot pemesanan sebesar 67 unit. Titik pemesanan kembali atau reorder point menggambarkan ketika suatu pemesanan dilakukan sehingga suku cadang digudang akan bertambah sebesat lot pemesanan. Reorder point ini dapat mengantisipasi dan mengatur siklus penambahan suku cadang hidrolic digudang dalam rangka meredam permintaan yang tidak menentu.Kebijakan ini mengeluarka ongkos
total persediaan sebesar Rp.
1,046,318,665,00. Ongkos ini udah meliputi ongkos pembelian suku cadang, ongkos penyimpanan suku cadang, ongkos kekurangan suku cadang, ongkos pemesanan suku cadang.
b. Kebijakan Tahun 2014
Hasil perhitungan peramalan dengan menggunakan metode trend analisys kebutuhan suku cadang hidrolic sebesar 330 unit. Hasil peramalan dijadikan untuk menghitung optimalisasi persediaan suku
cadang hidrolic dengan metode
propabilitas Q dengan back order. Maka
nilai lot pemesanan ekonomis (
q
02 )sebesar 68 unit, Reorder point (RoP) sebesar 108 unit dan safety stock (SS) sebesar 28 unit. Artinya pemesanan suku cadang hidrolic dilakukan pada cadang di gudang masih 108 unit, ditambah safety stock 28 unit dengan besar nilai lot pemesanan sebesar 68 unit. Titik pemesanan kembali atau reorder point menggambarkan ketika suatu pemesanan dilakukan sehingga suku cadang digudang akan bertambah sebesat lot pemesanan. Reorder point ini dapat mengantisipasi dan mengatur siklus penambahan suku cadang hidrolic digudang dalam rangka meredam permintaan yang tidak menentu.
Kebijakan ini mengeluarka ongkos
total persediaan sebesar Rp.
1,102,756,616,00. Ongkos ini udah meliputi ongkos pembelian suku cadang, ongkos penyimpanan suku cadang, ongkos kekurangan suku cadang, ongkos pemesanan suku cadang.
c. Kebijakan Tahun 2015
Hasil perhitungan peramalan dengan menggunakan metode trend analisys kebutuhan suku cadang hidrolic sebesar 340 unit. Hasil peramalan dijadikan untuk menghitung optimalisasi persediaan suku
cadang hidrolic dengan metode
nilai lot pemesanan ekonomis (
q
02 )sebesar 69 unit, Reorder point (RoP) sebesar 111 unit dan safety stock (SS) sebesar 26 unit. Artinya pemesanan suku cadang hidrolic dilakukan pada cadang di gudang masih 111 unit, ditambah safety stock 26 unit dengan besar nilai lot pemesanan sebesar 98 unit. Titik pemesanan kembali atau reorder point menggambarkan ketika suatu pemesanan dilakukan sehingga suku cadang digudang akan bertambah sebesat lot pemesanan. Reorder point ini dapat mengantisipasi dan mengatur siklus penambahan suku cadang hidrolic digudang dalam rangka meredam permintaan yang tidak menentu.
Kebijakan ini mengeluarka ongkos
total persediaan sebesar Rp.
1,142,385,203,00. Ongkos ini udah meliputi ongkos pembelian suku cadang, ongkos penyimpanan suku cadang, ongkos kekurangan suku cadang, ongkos pemesanan suku cadang.
d. Kebijakan Tahun 2016
Hasil perhitungan peramalan dengan menggunakan metode trend analisys kebutuhan suku cadang hidrolic sebesar 350 unit. Hasil peramalan dijadikan untuk menghitung optimalisasi persediaan suku
cadang hidrolic dengan metode
propabilitas Q dengan back order. Maka
nilai lot pemesanan ekonomis (
q
02 )sebesar 70 unit, Reorder point (RoP) sebesar 118 unit dan safety stock (SS) sebesar 30 unit. Artinya pemesanan suku cadang hidrolic dilakukan pada cadang di gudang masih 118 unit, ditambah safety stock 30 unit dengan besar nilai lot pemesanan sebesar 69 unit. Titik pemesanan kembali atau reorder point menggambarkan ketika suatu pemesanan dilakukan sehingga suku cadang digudang akan bertambah sebesat lot pemesanan. Reorder point ini dapat mengantisipasi dan mengatur siklus penambahan suku cadang hidrolic digudang dalam rangka meredam permintaan yang tidak menentu.
Kebijakan ini mengeluarka ongkos
total persediaan sebesar Rp.
1,170,037,500,00. Ongkos ini udah meliputi ongkos pembelian suku cadang, ongkos penyimpanan suku cadang, ongkos kekurangan suku cadang, ongkos pemesanan suku cadang.
e. Kebijakan Tahun 2017
Hasil perhitungan peramalan dengan menggunakan metode trend analisys kebutuhan suku cadang hidrolic sebesar 360 unit. Hasil peramalan dijadikan untuk menghitung optimalisasi persediaan suku
cadang hidrolic dengan metode
propabilitas Q dengan back order. Maka
nilai lot pemesanan ekonomis (
q
02 )sebesar 70 unit, Reorder point (RoP) sebesar 121 unit dan safety stock (SS)
sebesar 31 unit. Artinya pemesanan suku cadang hidrolic dilakukan pada cadang di gudang masih 121 unit, ditambah safety stock 31 unit dengan besar nilai lot pemesanan sebesar 70 unit. Titik pemesanan kembali atau reorder point menggambarkan ketika suatu pemesanan dilakukan sehingga suku cadang digudang akan bertambah sebesat lot pemesanan. Reorder point ini dapat mengantisipasi dan mengatur siklus penambahan suku cadang hidrolic digudang dalam rangka meredam permintaan yang tidak menentu.
Kebijakan ini mengeluarka ongkos
total persediaan sebesar Rp.
1,203,020,949,00. Ongkos ini udah meliputi ongkos pembelian suku cadang, ongkos penyimpanan suku cadang, ongkos kekurangan suku cadang, ongkos pemesanan suku cadang.
F. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan analisa pada bab I V dan bab V maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Permintaan suku cadang excavator lima tahun kedepan pada penelitian
ini menggunakan metode
peramalan garis kecederungan (trend analisis). Adapun hasil perhitungan suku cadang hidrolic, engien dan ballast box adalah sebagai berikut : Tabel 6.1 Hasil Perhitungan
Peramalan Suku Cadang
Hidrolic,Engine,dan Ballast Box Lima (5) Tahun Kedepan.
Nama Suku Cadang
/Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Hidrolic 321 330 340 350 360
Engine 327 334 355 369 383
Ballast Box 23 6 28 31 33
Sumber : Pengolahan Data (2013) 2. Kebijakan pengendalian persediaan
suku cadang sebagai alternatif untuk lima tahun kedepan adalah dengan
menggunakan pengendalian
persediaan probabilitas Q dengan back order, dengan nilai lot pemesanan ekononis (economi order quantity), re order point, dan safety stock sebagai berikut :
a. Suku Cadang Hidrolic Tabel 6.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai
q
o1, RoP, SS danTotal Biaya Suku Cadang Hidrolik
No Tahun qo1 RoP SS (Rp) Biaya Total
1 2013 67 108 28 1046318665 2 2014 68 108 28 1102756616 3 2015 98 111 26 1142385203 4 2016 70 118 30 1170037500 5 2017 71 121 31 1203020949 374 566 143 5664518933
Sumber : Pengolahan Data (2013)
b. Suku Cadang Engine Tabel 6.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai
q
o1, RoP, SS danTotal Biaya Suku Cadang Engine
No Tahun qo1 RoP SS (Rp) Biaya Total
1 2013 92 112 31 533591031
2 2014 93 114 32 546655144
3 2015 96 122 33 583789144
5 2017 99 132 36 633960795
Jumlah 478 607 167 2906935626
Sumber : Pengolahan Data (2013) c. Suku Cadang Ballast Box Tabel 6.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai
q
o1, RoP, SS danTotal Biaya Suku Cadang Ballast Box
No Tahun qo1 RoP SS (Rp) Biaya Total
1 2013 12 7 1 188181250 2 2014 13 8 1 212200000 3 2015 13 8 1 227658654 4 2016 14 9 2 251947321 5 2017 14 10 2 269249107 Jumlah 66 42 7 1149236332
DAFTAR ISI
Halaman BAB
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL... iv
LEMBAR PERNYATAAN ... v LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi ABSTRAK ... vii ABSTRACT ... viii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI... xi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Rumusan Masalah... I-4 1.3 Tujuan Penelitian ... I-4 1.4 Manfaat Penelitian ... I-4 1.5 Batasan Masalah ... I-5 1.6 Asumsi Penelitian ... 1-5 1.7 Posisi Penelitian ... I-5 1.8 Sistematika Penulisan ... I-6 BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Pembelian ... II-1 2.1.1 Pengertian Pembelian ... II-1 2.1.2 Fungsi Pembelian ... II-1 2.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Pembelian ... II-2 2.1.4 Kebijakan Pembelian ... II-3
2.1.5 Prosedur Pemperolehan barang ... II-4 2.2 Pengertian Persediaan ... II-7 2.2.1 Fungsi Persediaan ... II-7 2.2.2 Tujuan Persediaan ... II-8 2.2.3 Ongkos-Ongkos Persediaan ... II-9 2.3 Metode Heuristik ... II-10
2.3.1 Metode Period Order Quantity ... II-11 2.3.2 Metode Lot For Lot (LFL) ... II-11 2.4 Metode Probabilitas ... II-12 2.4.1 Probabilitas Model Q ... II-13 2.4.2 Probabilitas Model P ... II-16 2.5 Analisis ABC ... II-17
2.5.1 Prinsip Klasifikasi ABC ... II-18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... III-1 3.1 Alur Penelitian ... III-1 3.2 Penelitian Pendahuluan ... III-2 3.3 Identifikasi Masalah ... III-3 3.4 Perumusan Masalah ... III-3 3.5 Tujuan Penelitian ... III-4 3.6 Pengumpulan Data ... III-4 3.7 Pengelolahan Data ... III-5
3.7.1 Perhitungan Peramalan Permintaan Suku Cadang
Hidrolik dan Engine Tahun Berikutnya ... III-5 3.7.2 Perhitungan Biaya Persediaan Suku Cadang Hidrolik
dan Engine dengan metode POQ... III-5 3.7.3 Perhitungan Pemesanan Ekonomis. ROP, dan SS
dan Biaya Persediaan Suku Cadang Hidrolik dan Engine dengan Metode Probabilitas model Q dengan
Back Order ... III-6 3.8 Analisis Data ... III-9 3.9 Kesimpulan dan Saran ... III-9 BAB VI PENGUMPULAN dan PENGELOLAAN DATA ... VI-1
4.1 Pengumpulan Data ... VI-1 4.1.1 Profil Perusahaan ... VI-1 4.1.2 Data Persediaan Suku Cadang Excavator ... VI-3 4.1.3 Data Permintaan Suku Cadang Excavator ... VI-3 4.1.4 Data Permintaan Suku Cadang Excavator ... IV-3 4.1.5 Harga Suku cadang Excavator ... IV-3 4.1.7 Biaya-Biaya yang Berhubungan dengan Persediaan .... IV-3 4.2 Pengolahan Data ... IV-5 4.2.1 Perhitungan Peramalan Suku Cadang Excavator ... IV-6 4.2.1.1 Hasil Peramalan Suku Cadang Hidrolik ... IV-6 4.2.1.2 Hasil Peramalan Suku Cadang Engine ... IV-7 4.2.1.3 Hasil Peramalan Suku Cadang Ballast Box ... IV-7 4.2.2 Perhitungan Pengendalian Persediaan Suku Cadang
Excavator dengan Metode POQ ... IV-8 4.2.2.1 Suku Cadang Hidrolik ... IV-8 4.2.3 Perhitungan Nilai EOQ, RoP, dan SS Suku Cadang
Excavator dengan Menggunakan Metode Probabilitas
Q dengan Back Order ... IV-15 4.2.3.1 Perhitungan Nilai EOQ, RoP dan SS Suku
Cadang Hidrolik dengan Metode Probabilitas
Q dengan Back Order ... IV-15 4.2.4 Sisitem Pengendalian Persediaan dan Proses
Pemesanan Suku Cadang Excavator PT.Hexindo Adi
Perkasa, Tbk ... IV-31 4.2.4.1 Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku
Cadang Hidrolic PT.Hexindo Adi Perkasa,
Tbk Keadaan Sekarang ... IV-32 4.2.4.2 Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku
Cadang Hidrolic PT.Hexindo Adi Perkasa,
4.2.4.3 Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Cadang Hidrolic PT.Hexindo Adi Perkasa,
Tbk Keadaan Sekarang ... IV-34 4.2.5 Kebijakan Pengendalian Persediaan Suku Cadang
Excavator Usulan dengan Menggunakan Metode
Probabilitas Q dengan Back Order Sebagai Usulan .... IV-36 4.2.5.1 KebijakanPersediaan Suku Cadang Hidrolic
Sebagai Usulan ... IV-36 4.2.5.2 KebijakanPersediaan Suku Cadang Hidrolic
Sebagai Usulan ... IV-37 4.2.5.3 KebijakanPersediaan Suku Cadang Hidrolic
Sebagai Usulan ... IV-38 4.2.6 Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku
Cadang Excavator Antara Metode Period Order Quantity dan Metode ProbabilitasQ dengan Back
Order. ... IV-39 BAB V ANALISA ... V-1
5.1 Analisa Kebijakan Persediaan Suku Cadang Excavator dengan Menggunakan Metode Probabilitas Q dengan Back
Order ... V-1 5.2.1 Analisa Kebijakan Persediaan Suku Cadang Hidrolic
dengan Metode Probabilitas Q dengan Back Order ... V-1 5.2.2 Analisa Kebijakan Persediaan Suku Cadang Engine
dengan Metode Probabilitas Q dengan Back Order ... V-4 5.2.3 Analisa Kebijakan Persediaan Suku Cadang Ballast
Box dengan Metode Probabilitas Q dengan Back
Order ... V-7 5.2 Penghematan Biaya Pengendalian Dengan Metode
Probabilitas Q dengan Back Order ... V-10 BAB VI KESIMPULAN ... VI-1 6.1 Kesimpulan ... VI-1 6.2 Saran ... VI-2
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Prosedur Perolehan Bahan ... II-5 Gambar 3.1 Flow Chart Metedologi Penelitian ... III-1 Gambar 3.1 Flow Chart Metedologi Penelitian (lanjutan) ... III-2 Gambar 4.1 Struktur Onganisasi PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk ... IV-2
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data PermintaanSuku Cadang Escavator Periode 2009-2012... I-2 Tabel 1.2 Klasifikasi Permintaan Suku Cadang Excavator Menggunakan
Prinsip ABC ... I-2 Tabel 1.3 Data Permintaan dan Persediaan Suku Cadang Tahun
2009-2012 ... I-3 Tabel 1.4 Posisi Penelitian ... I-6 Tabel 4.1 Karyawan PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk ... IV-2 Tabel 4.2 Data Harga Suku Cadang Excavator ... IV-3 Tabel 4.3 Hasil Peramlan Suku Cadang Hidrolic ... IV-7 Tabel 4.4 Hasil Peramalan Sukuu Cadng Engine ... IV-7 Tabel 4.5 Hasil Peramalan Sukuu Cadng Ballast Box ... IV-7 Tabel 4.6 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadng Hidrolic ... IV-9 Tabel 4.7 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadng Hidrolic ... IV-11 Tabel 4.8 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadng Hidrolic ... IV-12 Tabel 4.9 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadng Hidrolic ... IV-13 Tabel 4.10 Ongkos Total Pengendalian Suku Cadng Hidrolic ... IV-14 Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai qo1, RoP, SS, dan Total Biaya Suku Cadan
Hidrolic ... IV-30 Tabel 4.12 Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku Cadang
Hidrolic Antara Metode Period Order Quantity dan
Probabilitas Q dengan Back Order... IV-40 Tabel 4.13 Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku Cadang
Engine Antara Metode Period Order Quantity dan Probabilitas
Q dengan Back Order... IV-40 Tabel 4.14 Perbandingan Biaya Pengendalian Persediaan Suku Cadang
Ballast Box Antara Metode Period Order Quantity dan
Probabilitas Q dengan Back Order... IV-40 Tabel 5.1 Nilai Penghematan Biaya Pengendalian Persediaan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Data Permintaan dan Persediaan Suku Cadang Excavator ... A1 Lampiran B Perhitungan Analisis ABC ... B1 Lampiran C Tabel Fungsi Densitas Probabilitas Normal Baku (zα) ... C1 LampiranD Tabel Funsi Densitas Probabilitas Normal Baku f (zα) ... D1 Lampiran E Perhitungan Peramalan ... E1 Lampiran F Perhitungan dengan Metode Priod Order Quantity ... F-1 Lampiran G Perhitungan dengan Metode Probabilitas Q dan Back Order.. G-1