• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Lokasi penelitian di SDN Walitelon Utara, yang merupakan satu-satunya SD di Kelurahan Walitelon Utara. Semula kelurahan ini menjadi bagian dari Desa Walitelon, merupakan salah satu desa di kecamatan Temanggung. Desa Walitelon memiliki tiga sekolah dasar, yaitu SD 1, SD 2, dan SD 3 Walitelon. Pada

tahun 2004 Desa Walitelon diubah statusnya oleh

Pemerintah Kabupaten Temanggung menjadi

kelurahan, dan wilayahnya dibagi menjadi dua, yaitu Kelurahan Walitelon Selatan dan Kelurahan Walitelon Utara.

SD Walitelon Utara semula merupakan SDN 3 Walitelon, didirikan pada tahun 1921. Selama ini sudah mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah. SDN Walitelon Utara berdiri di atas tanah bekas bengkok/tanah kas Desa Walitelon, seluas 1300 m2.

Beberapa data dasar SD Walitelon Utara, sebagai berikut:

(2)

40

Tabel 4.1

Keadaaan siswa (5 tahun terakhir)

No Tahun Pelajaran L P Jml 1 2010/2011 88 62 150 2 2011/2012 90 59 149 3 2012/2013 93 55 148 4 2013/2014 103 48 151 5 2014/2015 96 52 148

Sumber: Buku Keadaan Siswa SDN Walitelon Utara

Tabel 4.2

Karakteristik Kepala Sekolah dan Guru

No Nama Jumlah Prosentase

Panel A menurut usia

1 21 -30 tahun 2 25,0%

2 31-40 tahun 1 12,5%

3 41-50 tahun 2 25,0%

4 51-60 tahun 3 37,5%

Jumlah 8

Panel B jumlah menurut kualifikasi pendidikan

1 D II 2 25,00%

2 S-1 5 62,50%

3 S-2 1 12,50%

Jumlah 8

Panel C menurut jenis kelamin

L 1 12,50%

P 7 87,50%

Jumlah 8

Panel D menurut masa kerja sebagai guru

< 1 tahun 1 12,50%

1 -10 tahun 2 25,00%

11-20 tahun 1 12,50%

21-30 tahun 4 50,00%

Jumlah 8

Panel E menurut status kepegawaian

PNS 5 62,50%

Wiyata Bakti 3 37,50%

(3)

41 Berdasarkan umur terbanyak usia 51-60 tahun. Tingkat pendidikan kepala sekolah S-2. Tingkat pendidikan 4 guru (50%) sudah sesuai dengan kualifikasi akademik, sedangkan 2 guru berijazah D II (25%) yang 1 guru sedang menempuh S-1, sedangkan 1 orang guru tidak linier karena berijazah sarjana ekonomi. Berdasarkan jenis kelamin hanya seorang yang laki-laki dan 6 orang perempuan. Status kepegawaian guru-guru SDN Walitelon Utara 5 orang sebagai PNS sedangkan 3 orang berstatus Wiyata Bakti/honorer. Lama mengajar cukup bervareasi dari yang baru berpengalaman mengajar 9 bulan sampai 23 tahun.

SDN Walitelon Utara merupakan sekolah adiwiyata. Beberapa kegiatan sekolah berstatus adiwiyata di antaranya: peduli lingkungan, pembiasaan hidup sehat dan pemanfaatan limbah organik dan an organik. Penulis beserta kepala sekolah dan dewan guru bersama-sama dalam merancang alat pelajaran untuk mendukung penerapan model pembelajaran

menggunakan daur ulang. Bahan-bahan yang

digunakan dari bahan bekas berupa kertas-kertas. Bahan kertas bekas tersebut dimanfatkan untuk membuat topi bernomor, kartu pertanyaan dan kartu jawaban, tongkat berhias, serta bola lempar dari kertas untuk kegiatan berbalas pantun. Hal ini sejalan dengan kegiatan rintisan sekolah adiwiyata di SDN Walitelon Temanggung.

(4)

42

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Perencanaan supervisi akademik.

Perencanaan merupakan awal sebuah proses menuju keberhasilan. Dalam perencanaan berisi tahapan yang harus dilalui dalam melaksanakan penelitian. Instrumen digunakan untuk mengum-pulkan data berupa penilaian RPP, proses

pembe-lajaran, kegiatan penilaian, wawancara dan

refleksi/tindak lanjut. Penelitian ini menguraikan tindakan kepala sekolah melaksanakan pembinaan kinerja guru dalam pembelajaran. 3 aspek pembinaan

meliputi penyusunan rencana pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran dan kegitan penilaian baik penilaian pengamatan maupun hasil belajar peserta didik. Kepala sekolah pada tindakan 1 dan 2 meng-gunakan teknik pembinaan secara kelompok dikaitkan dengan instrumen kinerja guru sesuai indikator. RPP terdiri 14 indikator, observasi pembe-lajaran terdiri 20 indikator dan kegiatan penilaian ada 8 indikator. Pada tindakan 3 dan 4 kepala sekolah di samping menjelaskan juga dengan memberi contoh penyusunan RPP. Penulis melaksanakan pendam-pingan supervisi akademik dalam 4 tindakan. Penelitian didahului dengan kegiatan sosialisasi dari penulis bersama kepala sekolah kepada guru-guru di SDN Walitelon. Kegiatan sosialisasi sudah dilaksa-nakan pada hari Selasa tanggal 16 Maret 2015. Semua guru yang menjadi subyek penelitian, hadir mengikuti kegiatan sosialisasi.

(5)

43 Hari berikutnya tepatnya hari Rabu tanggal 20 Maret 2015 kepala sekolah memberi pembinaan kelompok dengan cara menjelaskan substansi dan urutan rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah selesai pembinaan kelompok, kepala sekolah memberi tugas kepada guru-guru untuk menyusun RPP yang akan dipraktekkan minggu depan. Kepala sekolah memberi rambu-rambu yang harus ada pada RPP yaitu pendekatan, model pembelajaran, metode, alat peraga dan media yang digunakan.

Langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik:

1. Memberitahu guru dan memberikan jadwal

pelaksanaan supervisi akademik.

2. Memberitahu bahwa instrumen penilaian yang

digunakan sama dengan ketika sosialisasi.

3. Melaksanakan observasi kunjungan kelas.

4. Menyampaikan ketercapaian indikator/hasil

penilaian.

5. Melakukan refleksi dengan guru.

6. Memberikan rencana tindak lanjut

7. Mengevaluasi program tindak lanjut terhadap

guru (setiap akhir observasi pembelajaran).

Setiap selesai pembelajaran guru dan supervisor melaksanakan refleksi/tindak lanjut. Kegiatan refleksi meliputi: hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus, siswa yang perlu mendapat perhatian khusus dan catatan keberhasilan guru dalam pembelajaran dan yang perlu diperbaiki/ditingkatkan agar pembe-lajaran lebih efektif. Kepala sekolah memberikan

(6)

44 bimbingan arahan untuk rencana pembelajaran berikutnya.

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan

Kepala sekolah melakukan empat kali observasi kunjungan kelas dalam dua siklus. Tindakan

mencakup empat tahapan dari perencanaan,

pelaksanaan/pengamatan dan refleksi.

4.2.2.1 Tindakan 1.

4.2.2.1.1 Tahap perencanaan

Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 23 Maret 2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas IV. Tanggal 24 Maret guru kelas IB dan V. Tanggal 24 Maret 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 25 Maret 2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam. Setelah

guru menerima jadwal bisa mempersiapkan

pembelajaran dengan sungguh-sungguh. 4.2.2.1.2.Tahap pelaksanaan/observasi

Dalam tahap ini supervisor melakukan

pengamatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah disepakati. Supervisor mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor menggunakan instrumen pengamatan KBM memberi skor dan mencatat perilaku dan temuan selama pembelajaran. Observasi pertama : Guru kelas IA dan IB memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran berbagai benda langit dan musim hujan pada kegiatan manusia, model pembelajaran Talking Stick. Guru Kelas II memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pelajaran ciri-ciri tumbuhan dan hewan model

(7)

45 pembelajaran Numbered Heads Together. Guru kelas III memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran cuaca dan pengaruhnya terhadap manusia model pembelajaran Make a Match. Guru kelas IV memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pelajaran berbalas pantun. Guru kelas V memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran sifat-sifat cahaya model pembelajaran

Numbered Heads Together. Guru mapel Pendidikan

Agama Islam memilih materi kisah Nabi Abraham

dengan model pembelajaran Numbered Heads Together.

Supervisor mencatat hasil temuan pembelajaran pada buku pembinaan. Catatan dari kepala sekolah tentang RPP, guru belum menuliskan materi pelajaran secara terperinci. Artinya materi hanya ditulis judulnya saja seharusnya materi ditulis sesuai butir-butir pada

indikator pencapaian kompetensi, disesuaikan

karakteristik siswa dan aktifitas. Guru dapat diketahui penguasaan materi pelajaran dari butir-butir indikator yang ditulis. Langkah-langkah pembelajaran kurang lengkap, terutama di bagian eksplorasi dan elaborasi. Metode kurang bervareasi terutama metode yang bisa menciptakan interaksi belajar peserta didik dengan peserta didik yang lain. Penilaian yang disusun guru masih minimalis artinya instrumen yang dipakai soal bersifat objektif belum dirancang soal-soal yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, misalnya bentuk uraian.

Catatan kepala sekolah dari observasi

pembelajaran tindakan pertama penerapan

model-model pembelajaran belum berhasil. Guru

(8)

46 yang ditulis pada RPP. Berakibat porsi penerapan model pembelajaran tidak mendapat waktu yang cukup. Lembar kerja siswa yang digunakan guru terlalu banyak, sehingga peserta didik yang mendapat pertanyaan dari guru hanya sedikit. Penerapan model pembelajaran belum berhasil. Peserta didik tidak dilibatkan dengan media yang dipakai, misalnya gambar video yang ditayangkan dari LCD. Kondisi selama kegiatan pengamatan 7 orang guru di kelas belum menunjukkan keberhasilan pembelajaran.

Pelaksanaan pengamatan pembelajaran menggunakan

instrumen dari Badan Pengembangan Tenaga

Kependidikan, Badan PSDM dan PMP Kementerian Pendidikan Nasional. Dengan alasan rubrik lebih terperinci sehingga memudahkan penilaian.

4.2.2.1.3 Tahap refleksi.

Kegiatan refleksi supervisi kunjungan kelas dilakukan setiap selesai pelaksanaan pembelajaran, setelah jam efektif. Supervisor dan guru mengadakan diskusi tentang temuan-temuan dari catatan supervisor. Guru boleh mengutarakan pendapatnya. Dari hasil refleksi tindakan pertama diperoleh hasil guru sudah mau menerapkan pembelajaran inovatif dan menyenangkan yang semula model tradisional walaupun belum berhasil. Hasil supervisi akademik dapat meningkatkan kesadaran guru menggunakan model pembelajaran yang baru bukan mengandalkan

metode ceramah. Model pembelajaran make a match

yang dilaksanakan di kelas III kurang efektif karena dalam satu kelas peserta didik harus bertukar kartu,

(9)

47 sehingga kelas menjadi gaduh, pembelajaran belum berhasil. Kegiatan penilaian hasil belajar dari 7 orang guru masih menggunakan salah satu teknik penilaian yaitu isian. Belum ada produk penilaian psychomotor dan guru belum melaksanakan analiasa nilai. Beberapa indikator yang belum berhasil terlihat dari capaian kinerja guru dalam pembelajaran di bawah ini.

Tabel 4.1

Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 1

No Subjek Komponen Rerata

RPP Observasi Penilaian 1 PS 66 68 69 67,7 2 IW 66 69 69 68,0 3 LS 66 68 69 67,7 4 DS 66 65 66 65,7 5 LA 64 61 63 62,7 6 WS 70 71 66 69.0 7 NZ 64 60 63 62,3

Dari tabel di atas terlihat 7 guru dalam menyusun RPP kategori cukup, pelaksanaan KBM 7 guru kategori cukup dan kegiatan penilaian kategori cukup. Rerata 3 komponen kinerja guru tindakan pertama semua guru menunjukkan kategori cukup. Tindakan ke dua kepala sekolah memberi pembinaan secara kelompok lagi dengan cara menjelaskan kembali indikator-indikator kinerja guru dalam pembelajaran.

4.2.2.2. Tindakan 2

4.2.2.2.1 Tahap perencanaan.

Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 30 Maret 2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas IV. Tanggal 31 Maret guru kelas IB dan V. Tanggal 1

(10)

48 April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 2 April 2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam. Jadwal diberikan agar guru bisa mempersiapkan kegiatan belajar mengajar.

4.2.2.2.2.Tahap pengamatan

Supervisor melaksanakan supervisi kunjungan kelas. Supervisor mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor menggunakan instrumen pengamatan KBM. Supervisor membubuhkan skor dan mencatat perilaku dan temuan selama pembelajaran. . Observasi pertama : Guru kelas IA dan IB memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran berbagai benda langit dan musim hujan pada kegiatan manusia, model pembelajaran Talking Stick. Guru Kelas II memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pelajaran ciri-ciri tumbuhan

dan hewan model pembelajaran Numbered Heads

Together. Guru kelas III memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran cuaca dan pengaruhnya terhadap

manusia model pembelajaran Make a Match. Guru

kelas IV memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pelajaran berbalas pantun. Guru kelas V memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran sifat-sifat

cahaya model pembelajaran Numbered Heads Together.

Guru mapel Pendidikan Agama Islam memilih materi kisah Nabi Abraham dengan model pembelajaran Numbered Heads Together.

Catatan dari supervisor tentang RPP. Materi pelajaran pada RPP sudah ditulis terperinci. Artinya urutan materi yang akan disajikan sudah sesuai indikator pencapaian kompetensi, karakteristik siswa

(11)

49

dan pengalaman belajar. Langkah-langkah

pembelajaran belum menunjukkan peningkatan masih kurang lengkap, terutama kegiatan inti di bagian eksplorasi dan elaborasi. Metode diskusi kurang berhasil. Penilaian yang disusun guru hanya menambah jumlah soal. Soal bersifat objektif belum dirancang dengan tingkat kesulitan tinggi, misalnya bentuk uraian.

Catatan dari observasi pembelajaran tindakan 2 penerapan model pembelajaran ada peningkatan.

Artinya langkah-langkah pembelajaran sudah

disesuaikan dengan model pembelajaran. Guru menggunakan waktu lebih efektif. Lembar kerja siswa sudah disesuaikan dengan porsi peserta didik. Siswa mulai dilibatkan dengan media yang dipakai. Misalnya kelas I peserta didik maju ke depan kelas menceritakan gambar-gambar yang diamati. Kondisi selama kegiatan pengamatan di kelas secara umum ada peningkatan karena guru menerapkan model pembelajaran untuk ke dua kali.

4.2.2.2.3.Refleksi.

Refleksi supervisi akademik kunjungan kelas dilakukan setiap selesai pelaksanaan pembelajaran. Supervisor menunjukkan hasil temuan selama pengamatan pembelajaran. Dari refleksi tindakan 2 guru sudah mulai memahami langkah-langkah sesuai model pembelajaran. Supervisi akademik kepala sekolah dapat meningkatkan kesadaran guru dalam menggunakan model pembelajaran selangkah lebih maju. Model pembelajaran Numbered Heads Together yang dilaksanakan di kelas IV belum berhasil karena

(12)

50 guru terlalu banyak memberi tugas kepada peserta didik untuk membaca bacaan. Dari 8 indikator penilaian guru belum meberikan komentar pada hasil belajar. Belum ada produk yang dihasilkan dari penilaian psychomotor. Hasil capaian kinerja guru tindakan ke dua.

Tabel 4.2

Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 2

No Subjek Komponen Rerata

RPP Observasi Penilaian 1 PS 73 73 78 74,7 2 IW 73 74 75 74,0 3 LS 75 73 78 75,3 4 DS 75 71 75 73,7 5 LA 68 64 69 67,0 6 WS 77 75 75 75,7 7 NZ 68 63 69 66,7

Dari tabel di atas 7 orang guru penyusunan RPP dan observasi pembelajaran kategori cukup. Kegiatan penilaian 2 guru kategori baik. Namun demikian hasil akhir dari 7 guru belum ada yang memperoleh kategori baik.

4.2.3.3 Tindakan 3

4.2.2.3.1.Tahap perencanaan.

Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 13 April 2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas IV. Tanggal 14 April 2015 guru kelas IB dan V. Tanggal 15 April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 16 April 2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam.

Pelaksanaan tindakan ke tiga tanggal 9 April 2015 kepala sekolah memberi pembinaan secara kelompok

(13)

51 dengan menjelaskan indikator per komponen juga memberi contoh. RPP yang digunakan untuk memberi contoh mata pelajaran IPS kelas IV materi perkembangan teknologi. Model pembelajaran yang

digunakan Numbered Heads Together dengan

pendekatan pembelajaran aktif, kreatif dan

menyenangkan. Alasan di tindakan ke 3 kepala sekolah menyusun rencana aksi tidak hanya memberi ceramah atau mereview RPP tetapi menunjukkan contoh RPP dan penerapan dalam pembelajaran serta kegiatan penilaiannya.

4.2.2.3.2 Tahap pengamatan

Dalam tahap ini supervisor melakukan

pengamatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah disepakati. Selanjutnya supervisor mengamati proses pembe-lajaran dari awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor menggunakan instrumen pengamatan KBM memberi skor dan mencatat perilaku dan temuan selama pembelajaran. Observasi ke tiga guru menyusun RPP berbeda dengan observasi ke dua. Bedanya Guru kelas IA, IB, II, III, IV membuat rancangan pembelajaran dari kelanjutan materi

pelajaran tetapi masih menggunakan model

pembelajaran yang sama.

Kondisi selama kegiatan pengamatan di kelas secara umum sudah menunjukkan peningkatan keberhasilan pembelajaran. Untuk kelas I model

pembelajaran Talking Stick peserta didik berani

mencoba memberi soal kepada peserta didik yang lain. Hasilnya ada yang sudah lancar, ada yang harus berfikir ulang. Untuk kelas V peserta didik mengalami

(14)

52 kendala pada kegiatan penilaian ketika diberi soal dalam bentuk essay. Guru mencoba lagi untuk pembelajaran ke empat. Keberhasilan untuk tindakan ke 3 penyusunan RPP, pelaksanaan pembelajaran ada peningkatan 5 guru kategori baik.

4.2.2.3.3 Tahap refleksi

Setelah selesai pembelajaran supervisor dan guru duduk bersama. Supervisor menanyakan apakah pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Dari 7 guru ada di bagian penilaian.

Tabel 4.3

Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 3

No Subjek Komponen Rerata

RPP Observasi Penilaian 1 PS 80 83 81 81,3 2 IW 80 83 81 81,3 3 LS 82 81 84 82,3 4 DS 80 80 81 80,3 5 LA 75 74 75 74,7 6 WS 82 85 84 83,7 7 NZ 73 71 72 72,0

Dari tabel di atas 5 orang guru penyusunan RPP dan observasi pembelajaran sudah kategori baik. 2 guru masih kategori cukup.

4.2.3.4 Tindakan 4

4.2.2.4.1 Tahap Perencanaan

Kepala sekolah menyusun jadwal kunjungan kelas dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 27 April 2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas IV. Tanggal 28 April 2015 guru kelas IB dan V.

(15)

53 Tanggal 29 April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 30 April 2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam.

4.2.2.4.2 Pengamatan

Supervisor mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor menggunakan instrumen pengamatan KBM memberi skor dan mencatat perilaku dan temuan selama pembelajaran.

Kondisi selama kegiatan pengamatan di kelas secara umum sudah baik. Penerapan model sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Dari ke 3 komponen kinerja guru dalam pembelajaran sudah mencapai target keberhasilan. Guru sudah melakukan 4 kali menerapkan model pembelajaran.

4.2.2.4.3 Refleksi

Setelah selesai pembelajaran supervisor dan guru duduk bersama. Supervisor menanyakan apakah pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Dari 7 guru ada di bagian penilaian.

Tabel 4.4

Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 4

No Subjek Komponen Rerata

RPP Observasi Penilaian 1 PS 84 85 84 84,3 2 IW 84 86 84 84,7 3 LS 84 86 88 86,0 4 DS 84 85 84 84,3 5 LA 77 78 78 77,7 6 WS 86 88 88 87,3 7 NZ 75 74 75 74,7

(16)

54 Penelitian ini dinyatakan berhasilHasil akhir penelitian sudah sesuai target. 6 orang guru kategori baik, sedangkan satu guru kategori cukup cukup, dilihat dari komponen tunggal maupun rerata dari 3 komponen pembelajaran.

4.3. Pembahasan.

Dari hasil wawancara Warsiti mengatakan supervisi akademik adalah bimbingan dan pembinaan yang diberikan kepala sekolah kepada guru-guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar maupun administrasi yang harus dikerjakan agar menjadi guru yang profesional dan bisa melaksanakan kewajiban-nya. Dikuatkan Lilik Aryadi mengatakan pembinaan yang dilakukan kepala sekolah kepada guru-guru untuk mengetahui sejauh mana kegiatan baik pengerjaan administrasi kelas maupun kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai kaidah, untuk meningkatkan fungsi pengajaran bagi guru tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah. Pelaksanaan supervis melalui perencanaan, dengan menyusun program supervisi, sosialisasi program pada guru kelas/mata pelajaran, penyusunan jadwal pelaksanaan supervisi, instrumen supervisi, pelaksanaan supervisi akademik, evaluasi hasil supervisi, refleksi, dan diakhiri dengan tindak lanjut. Kepala sekolah membuat perencanaan, membuat jadwal dan disampaikan pada rapat sekolah, kemudian masing-masing guru mencatat jadwalnya kapan dan guru menyiapkan segala sesuatu di antaranya

(17)

55 administrasi kelas termasuk perangkat pembelajaran diantaranya RPP, analisa nilai, serta alat peraga yang digunakan.

Lilik mengatakan, kegiatan supervisi akademik direncanakan oleh kepala sekolah. Biasanya dalam program kerja kepala sekolah ada kegiatan supervisi akademik. Tiap bulan melihat absen peserta didik. RPP, dan juga agenda mengajar tiap semester penilaian. Diperkuat oleh Warsiti mengatakan: kepala sekolah memberi tahu supaya guru menyiapkan dengan sunguh-sungguh. Kepala sekolah masuk ke kelas. Guru menyediakan administrasi dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kepala sekolah menunggui kegiatan belajar mengajar dari kegiatan awal sampai akhir. Lilik mengatakan, kepala sekolah masuk kelas, mengambil posisi tempat duduk yang disiapkan guru kelas. Setelah kepala sekolah siap, guru melaksanakan

pembelajaran. Kepala sekolah menunggui dan

mengamati. Setelah selesai kepala sekolah memberi masukan, yang intinya memberi pembinaan atas

kekurangan-kekurangan untuk per-baikan

pembelajaran yang akan datang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah. Langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik:

1. Memberitahu guru dan jadwal pelaksanaan

supervisi akademik.

2. Memberikan lembar penilaian pada guru tentang

indikator yang akan dinilai oleh kepala sekolah .

(18)

56

4. Melakukan evaluasi ketercapaian indikator.

5. melakukan refleksi dengan guru.

6. Memberikan tindak lanjut.

7. Mengevaluasi program tindak lanjut terhadap guru

Lilik mengatakan seseorang yang akan

disupervisi kuatir dan rendah diri. Tetapi kepala sekolah tidak semata-mata supervisi walaupun duduk tidak lantas melihat terus menerus biasanya kepala sekolah bisa ngemong perasaan supaya tidak takut. Kepala sekolah membawa instrumen dan buku catatan pembinaan. Manfaat karena dengan supervisi jadi tahu. Meningkatkan kualitas pembelajaran dapat menerima masukan. Niat diri meningkatkan pem-belajaran.

Warsiti mengatakan administrasi menjadi

lengkap dan dikerjakan, mengajar juga baik dengan metode dan model yang benar. Hasil belajar peserta

didik meningkat. Lebih inovasi mengikuti

perkembangan jaman. Tidak ketinggalan dan mampu

bersaing. Dengan model pembelajaran lebih

menyenangkan tidak membosankan dan lebih menarik. Suasana yang lebih aktif, karena dipraktekkan.

Refleksi

1. Guru dan kepala sekolah memahami keberhasilan

dan kegagalan KBM.

2. Guru dan kepala sekolah mengetahui kelengkapan dan kekurangan administrasi kelas.

3. Guru dan kepala sekolah mampu mencari solusi

(19)

57

4. Guru dan kepala sekolah mampu memberikan

tindak lanjut yang tepat demi keberhasilan pembelajaran.

Warsiti mengatakan model NHT. Interaksi guru dan siswa lebih aktif, lebih menyenangi pelajaran. Terjadi komunikasi yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Timbul tutor sebaya. Siswa memiliki semangat tinggi harus bisa karena dituntut oleh teman satu kelompok. Menciptakan daya saing, bersaing dengan kelompok yang lain. Ya, terbukti dari pembelajaran awal, siklus pertama dan siklus ke dua hasil belajar siswa meningkat. Siswa terlihat aktif, gembira dan sangat antusias saat mengikuti

pembelajaran. Pembelajaran terasa tidak

membosankan karena suasana belajar seperti bermain. Pembelajaran penuh keceriaan banyak canda antara guru dan siswa, hingga waktu berakhir tanpa terasa.

Achmad Badawi (2009:17), mengatakan bahwa guru mengajar dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya.

Pelaksanaan supervisi diawali dengan me-nyiapkan blanko supervisi. Pada waktu pelaksanaan supervisi semua guru mempersiapkan dengan baik tentang materi yang akan diajarkan dan perlengkapan sesuai model pembelajaran. Guru benar-benar mem-persiapkan secara optimal.

Guru semakin termotivasi untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga di kelas lebih menarik

(20)

58 bersemangat dan gembira. Guru semakin tertantang untuk me-ningkatkan penguasaan materi. Interaksi antara guru dan kepala sekolah menjadi akrab. Demikian pula interaksi guru dan siswa lebih baik. Pelaksanaan supervisi yang baik akan meningkatkan proses pembelajaran, sehingga akan meningkatkan kinerja guru dan prestasi belajar siswa. Keinginan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah meningkat. Berdasarkan hasil tes formatif walaupun pada siklus I belum begitu bagus tetapi siklus 2 menunjukkan grafik naik. Pendekatan kepala sekolah menjalin komunikasi lebih hangat imbasnya semangat kerja guru meningkat.

Berdasarkan hasil wawancara dan studi

dokumen menunjukkan bahwa program supervisi sudah dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun. Kepala sekolah sudah mensupervisi 7 guru dengan menggunakan instrumen penilaian. Tindakan ke 4 ada kendala mundur 1 minggu disebabkan adanya kegiatan latihan ujian kelas VI tingkat kabupaten Temanggung.

Kepala sekolah sudah melakukan observasi kunjungan kelas 4 kali tatap muka di kelas. Kepala sekolah melaksanakan pembinaan secara kelompok. Kegiatan supervisi akademik yang telah dilakukan kepala sekolah terdiri 3 tahap yaitu:

Tahap pertemuan awal:

a. kepala sekolah menciptakan suasana yang akrab.

b. kepala sekolah bersama guru membahas tentang

(21)

59

c. kepala sekolah dan guru menyepakati intrumen

supervisi.

Tahap pelaksanaan:

a. kepala sekolah menempati tempat yang sudah

disediakan, letaknya tidak mengganggu

pembelajaran.

b. kepala sekolah mencatat temuan-temuan secara

lengkap dan rinci

c. fokus observasi kelas pada aspek yang mendukung

penerapan model pembelajaran.

d. ucapan perilaku guru yang kurang sesuai dicatat. Tahap tindak lanjut:

a. kepala sekolah memberi penguatan terhadap

pe-nampilan guru yang sudah bagus.

b. kepala sekolah mengajak guru menelaah tujuan

dan aspek pembelajaran.

c. menanyakan perasaan guru setelah menjalankan

pembelajaran.

d. kepala sekolah menunjukkan data yang telah di-analisis.

e. menanyakan pendapat tentang hasil observasi.

f. guru menentukan rencana pembelajaran

berikut-nya.

Dari hasil pengamatan pembelajaran tindakan pertama. Langlah-langkah yang dilalui: pertemuan awal, pertemuan inti, dan pertemuan akhir. Bantuan perlu diberikan kepada guru, karena guru pada umumnya masih mendapat kesulitan dalam menyusun RPP, melaksanakan kegiatan pem-belajaran, serta kegiatan penilaian. Dengan adanya kegiatan supervisi

(22)

60 akademik dari kepala sekolah skor kinerja yang diperoleh guru meningkat.

Kepala sekolah sudah menjalankan tugas pokoknya memberikan pembinaan kepada guru di sekolah. Sebagai pimpinan lembaga di sekolah dapat memberi solusi kepada guru ketika menghadapi kesulitan, menjadi tempat bertanya dan diskusi bersama dalam memperbaiki kinerja dalam pem-belajaran. Hasil supervisi tindakan satu dan dua semua guru masih kategori cukup sedangkan tindakan ke tiga meningkat lima guru kategori baik tindakan ke empat meningkat, enam guru kategori baik dan satu guru kategori cukup.

Supervisi kepala sekolah telah memberi dampak positif terhadap kinerja guru. Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah memberikan manfaat besar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki dorongan yang kuat dalam bekerja, memiliki sifat, dan sikap positif, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik dalam bekerja. Semua kemampuan itu sangat membantu ketika guru mengalami kesulitan.

Sesuai dengan prinsip supervisi yang di-kemukaan Sahertian prinsip kerja sama supervisi ”sharing of idea, sharing of experience”, memberi

support mendorong, menstimulasi guru, sehingga

tumbuh bersama. Prinsip konstruktif dan kreatif menjadikan setiap guru termotivasi dalam mengem-bangkan potensi kreativitas serta mampu mencipta-kan

(23)

61 susasana kerja yang menyenangkan bukan melalui cara-cara yang menakutkan.

Teori supervisi menyatakan dan terbukti

pengetahuan, kemahiran inter-personal, dan

kemahiran teknikal merupakan pra-syarat yang perlu ada pada seorang supervisor. Dengan itu dapatlah supervisor berfungsi ke arah supervisi pembelajaran sebagai pengembangan yaitu tugasnya dalam aspek

pengembangan kurikulum, observasi dan

penembangan profesionalisme guru selanjutnya

menghasilkan peningkatan pembelajaran peserta didik. Persyaratan sudah dimiliki kepala SDN Walitelon Utara.

Kualifikasi kepala sekolah berpendidikan S-2,

pengalaman menjadi kepala sekolah 4 tahun hasil ME nilai kategori baik dan sering membantu dalam penilaian kinerja guru.

Guru yang memiliki kinerja yang baik dan profesional dalam implementasi kurikulum memiliki ciri-ciri: “mendesain program pembelajaran, me-laksanakan pembelajaran dan menilai hasil peserta didik” (Basyirudin dan Usman, 2002:83). Dalam menyusun RPP tidak bisa dilepaskan dengan pengetahuan yang dimiliki guru itu sendiri. Seperti yang diutarakan dalam teori Gibson bahwa faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki individu yaitu kompetensi pengetahuan.

Kepala sekolah yang memiliki kompetensi supervisi akademik dapat meningkatkan moral kerja guru, menjadikan panutan dan menjadi tempat

(24)

62 bertanya bila ada kesulitan dalam menyusun RPP, sehingga guru dapat berperan lebih baik dalam pe-kerjaanya ataupun kinerja guru dalam pembelajaran meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa 7 peran kepala sekolah atau sering disebut EMASLIM berfungsi dengan baik.

Kepala sekolah melakukan supervisi kunjungan kelas melalui observasi pembelajaran. Difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis. Mulai dari tahap perencanaan, peng-amatan, dan

analisis yang intensif terhadap penampil-an

pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Tindakan ke empat menunjukkan total 7 guru yang diteliti 6 guru kategori baik dan 1 guru kategori cukup. Satu guru tersebut baru mencapai nilai 74,3. Untuk guru yang kinerjanya bagus bisa mencapai nilai 87,3 (baik) karena memiliki semangat mengajar, menggunakan metode tepat, pemilihan media dan alat bantu dapat menunjang keaktifan peserta didik dan sesuai langkah-langkah dalam model pembelajaran. Guru memperoleh hasil akhir kategori baik.

Supervisi akademik yang didukung oleh

kompetensi kepala sekolah akan memberikan manfaat yang besar bagi guru. Kompetensi yang dimiliki berupa pengetahuan maupun ketrampilan akan mampu melaksanakan supervisi dengan baik. Tuntutan dalam penilaian pada penelitian ini lebih tinggi, karena tidak hanya merujuk pada hasil melainkan merujuk pada proses dan hasil penilaian. Guru sudah melaksanakan

(25)

63 penilaian pengamatan dan di akhir proses, tersedianya dokumen penilaian pengetahuan, sesuai kaidah dan waktu dalam melakukan penilaian, adanya produk hasil penilaian, serta komentar guru pada hasil ulangan.

Kinerja guru dalam pembelajaran pada

komponen penilaian meningkat dari siklus I terendah 63,0 kategori cukup meningkat di siklus II nilai terendah 75,0. Guru sudah melaksanakan kegiatan penilaian bukan hanya pada hasil melainkan

pengelolaan penilaian yang sesungguhnya.

Kesimpulannya dari siklus I ke siklus II ada peningkatan, 6 orang guru memperoleh nilai di atas 76,0 dengan kategori baik dan 1 guru memperoleh nilai 75,0 kategori cukup.

Berdasarkan data di atas terbukti bahwa supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu.

Penelitian yang dilakukan Sutikno tentang pengaruh kualitas supervisi akademik terhadap kinerja guru dalam pembelajaran di SMAN se kota Mamuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas supervisi akademik dan kinerja guru mempunyai hubungan yang positif. Hubungan antara kualitas dalam aspek bimbingan pembelajaran berpengaruh positif terhadap kinerja guru dalam pembelajaran.

Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Dawawi tentang pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah sebagai upaya peningkatan

(26)

64 profesional guru dalam meningkatkan mutu pendidikan pada SMPN 1 Bengkayang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi oleh pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan KBM, dapat mengubah kesadaran guru untuk meningkatkan kemampuan profesional, aspek perencanaan dan pengelolan pembelajaran.

Penelitian yang lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Putu Prapta tentang hubungan kualitas pengelolaan supervisi akademik kepala sekolah dan iklim kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri kecamatan Negara kabupaten Jembrana. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara supervisi akademik dengan kinerja guru dan mengindikasikan bahwa efektivitas

supervisi akademik cukup optimal dalam

mempengaruhi kinerja guru.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh Tauhaposan Panjaitan tentang pengaruh supervisi akademik dan pelatihan terhadap peningkatan kinerja guru (studi kasus pada SMP Negeri Kecamatan Percut Seituan Deli Serdang). Hasil penelitian menunjukkan hasil supervisi kategori kurang. Merupakan fakta yang harus ditindaklanjuti untuk melakukan pembinaan kepada guru-guru secara berkelanjutan tentang peranan dan fungsi yang harus dilaksanakan secara maksimal.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya, kepala sekolah sebagai supervisor mendorong, memotivasi

(27)

65 guru untuk meningkatkan kemampuan dengan menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Seperti yang sudah diterapkan dalam pembelajaran yaitu Numbered Heads Together, Talking Stick, Snowball Throwing dan Make a Match sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih lengkap. Pada waktu pelaksanaan supervisi semua guru mempersiapkan dengan baik tentang materi yang akan diajarkan. Guru mempersiapkan persiapan pembelajaran yang lebih baik, karena pelaksanaan supervisi sudah terjadwal. Persiapan guru meliputi perangkat pem-belajaran (silabus, RPP), alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran.

Melalui pembinaan secara kelompok guru semakin termotivasi untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan perasaan gembira. Pelaksanaan supervisi yang baik akan me-ningkatkan proses pembelajaran, sehingga akan meningkatkan kinerja guru dan prestasi belajar siswa. Keinginan guru untuk

memperbaiki proses pembelajaran di sekolah

meningkat. Berdasarkan hasil tes formatif hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus 2 mengalami peningkatan dan sudah mencapai KKM.

Melalui pembinaan secara kelompok serta diberi contoh dari kepala sekolah, guru akan lebih memahami penyusunan rencana dan penerapan model-model pembelajaran. Pelaksanaan supervisi yang dijalankan sesuai dengan langkah-langkah yang benar akan meningkatkan proses pembelajaran. Penulis pernah melihat secara langsung tiga orang guru kelas IA, IB

(28)

66 dan Guru PAI berlatih bersama mengajar, sebelum disupervisi oleh kepala sekolah. Hal ini menunjukkan motivasi guru dalam mengajar meningkat hasil dari pembinaan kepala sekolah yang tepat.

Mutu pendidikan di sekolah tidak bisa dilepaskan dari peran kepala sekolah dalam menjalankan fungsi kepengawasan dan pembinaan kepada guru-guru. Guru yang langsung berinteraksi dengan siswa

memiliki peran yang sangat penting dalam

meningkatkan pengembangan pembelajaran. Salah satu kunci keberhasilan pendidikan di sekolah adalah peningkatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai komponen sumber daya manusia, harus selalu dimotivasi dan diberi pembinaan agar memiliki kemampuan mengembangkan potensinya, sehingga dapat melayani peserta didik sesuai tingkat perkembangan.

Referensi

Dokumen terkait

This researcher stems from the curiosity of the Author of the Sunniyah Islamic Boarding School Salafiyah Sungiwetan which is quite well known in the community. Besides

Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah mendesain dan mengimplementasikan autentikasi jaringan hotspot di Fakultas Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah

Visualisasi design interior kabin penumpang pesawat boeing 737-300 dimulai dengan merancang blueprint menggunakan software adobe dalam bentuk gambar 2d, yang

Bahasa Indonesia, sebagai salah satu bahasa dunia yang dipergunakan oleh lebih kurang 200 juta masyarakat Indonesia pun tidak dapat mengelak kenyataan bahwa bahasa

Hasil analisis spasial tingkat kekeringan berupa nilai Indeks Presipitasi Terstandarisasi ( SPI) dan sebaran titik panas ( hotspot ) di Kabupaten Banjar tahun 2010

Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi

Tabel 2.. Teknik analisis kualitatif dilakukan melalui lembar keterlaksanaan pembelajaran. Data observasi yang telah diperoleh dihitung, kemudian dipersentasekan sehingga