• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV MELALUI MODEL TEKA-TEKI SILANG DI SDN 34 AIR PACAH KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV MELALUI MODEL TEKA-TEKI SILANG DI SDN 34 AIR PACAH KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV MELALUI MODEL TEKA-TEKI SILANG

DI SDN 34 AIR PACAH KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

Oleh Afdinurdiansyah NPM.1210013411039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV MELALUI MODEL TEKA-TEKI SILANG

DI SDN 34 AIR PACAH KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG

Oleh: Afdinurdiansyah NPM.1210013411039

Artikel ini berdasarkan Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV MELALUI MODEL TEKA-TEKI SILANG DI SDN 34 AIR PACAH KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG” untuk persyaratan wisuda Agustus 2016.

Menyetujui:

Padang, juni 2016

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

ABSTAK

THE INCREASING OF THE STUDENS’ READING COMPREHENSION BY USING WORD SQUARE

AT FOURTH GRADE IN SDN 34 AIR PACAH, KOTO TANGAH REGION, PADANG. Afdinurdiansyah1, Syofiani2, Ira Rahmayuni Jusar1

1

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bung Hatta

E-mail: Afdinurdiansyah@rocketmail.com

The background of this research was the score of students’ reading comprehension. The teachers always use the old method with asking and giring questions, so that the studens’ just be listeners. The purposeof this research was to describe the studens’ reading comprehension by using dalman’s method (2013) and word square method by istarani (20012). This research used action research colaboratively. this research was done twice. The sample of this research was the fourth grade of SDN 32 Aia Pacah, Koto Tangah, Padang and number of sample were 36 students. The instrument of this research was the techers’ observation, reading comprehensions score, and the final test. The result of this research wa the students’ reading comprehension could increase their ability. Based on the data gathered, the teachers’ teaching percentage in first cycle was 66,67% became 83,33% in the second cycle. The students’ reading comprehension in the first cycle was 77,22 and the percentage was 62,62% became 91,33% and precentage was 94,44% in the second cicle. It could be concluded that this method could be used to increase the students’ reading comprehension in bahasa. The researcher was expected this method could be used not only in bahasa subject, but it could be used in science, social, and math subject.

_____________________________________________________________ Key word : Reading comprehension, word square, and Bahasa.

(4)

Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu proses peserta didik dalam menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran, dan latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral (Hamalik, 2008:3).

Pendidikan dasar atau sekolah dasar merupakan momentum awal bagi anak untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Dari bangku sekolah dasarlah mereka mendapatkan imunitas belajar yang kemudian menjadi kebiasaan kebiasaan yang akan mereka lakukan di kemudian hari. Untuk itu, seorang guru sangatlah penting untuk dapat

menanamkan kebiasaan baik bagi siswanya, bagaimana mereka dituntut memiliki kompetensi-kompetensi yang kemudian dapat meningkatkan kemampuan siswanya (Susanto, 2014:241).

Salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk kemampuan siswa adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Susanto dikutip melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 (2014:245). Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia memegang peran penting dari berbagai bidang, yaitu sebagai alat komunikasi nasional, baik lembaga pemerintah, di lingkungan pendidikan maupun di lingkungan umum. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya bertujuan membekali siswa dengan kemampuan

(5)

berkomunikasi secara efektif dan efesien dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut, salah satu keterampilan dalam bahasa Indonesia yaitu membaca. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan meta kognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus (Rahim dikutip melalui Crawley dan Mountain, tahun 1995 (2011:2).

Berkaitan dengan pengetahuan tersebut, dilakukan observasi pada tanggal 7 dan 9 September 2015 di SDN 34 Air Pacah. Dari hasil observasi diperoleh informasi bahwa masih mengalami kendala di antaranya

adalah banyak siswa yang tidak aktif dalam proses belajar mengajar, siswa kurang memperhatikan guru dalam proses belajar mengajar, mengganggu teman di sebelahnya, mengantuk, dan kurangnya keterampilan membaca intensif siswa sehingga tidak tercapainya hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan wawancara tanggal 7 dan 9 September 2015 dengan Ibu Rosna , S.Pd selaku guru kelas IV, hasil wawancara “yang mana terlihat pada saat proses pembelajaran hanya beberapa siswa yang lancar membaca dan bisa memahami buku yang dibacanya sehingga hasil belajarnya berkurang.” Data jumlah siswa yang diperoleh dari guru kelas IV Rosna, S.Pd adalah 36 orang siswa, banyak siswa perempuan 17 orang dan siswa laki-laki 19 orang. Selanjutnya peneliti meminta nilai ujian MID Semester I kelas IV Tahun Ajaran 2015/2016 SDN 34 Air Pacah Kecamatan Koto Tangah.

Nilai MID Semester 1 siswa kelas IV SDN 34 Air Pacah Kecamatan Koto Tangah sangat rendah. Hanya ada 7 orang siswa yang

(6)

nilainya di atas Kriteria Kurikulum Minimal (KKM) dan 29 orang siswa yang nilainya di bawah Kriteria Kurikulum Minimal (KKM) yaitu 80. Hal ini sangat serius dan harus ditanggulangi karena guru adalah ujung tombak yang secara langsung berhubungan dengan siswa.

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa permasalahan yang terjadi disebabkan oleh metode dan model pembelajaran yang dipakai oleh guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru belum mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya masing-masing. Faktor lain yang sangat mempengaruhi adalah penggunaan media pembelajaran yang belum maksimal dilaksanakan oleh guru, serta kejenuhan peserta didik terhadap media pembelajaran yang masih menonton digunakan guru dalam proses pembelajaran.

Salah satu model yang dapat digunakan sebagai upaya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah model teka-teki

silang. Teka-teki silang adalah model pembelajaran yang menggunakan kotak-kotak berupa teka-teki silang sebagai alat dalam menyampaikan materi ajar dalam proses belajar mengajar (Istarani, 2011:181). Dengan menggunakan model pembelajaran ini insyah Allah dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa, sebab siswa akan terus mengarsir huruf sesuai dengan jawabannya. Selain itu, penggunaan model teka-teki silang ini insyah Allah dapat sebagai salah satu cara untuk menghindari rasa bosan peserta didik dalam belajar Bahasa Indonesia serta dapat melatih pola pikir peserta didik agar peserta didik terbiasa membaca.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti memberikan solusi pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu model yang peneliti pilih yaitu dengan menerapkan Model pembelajaran Teka-teki silang di SDN 34 Air Pacah Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.

Menurut Istarani (2012:181), model pembelajaran teka-teki silang merupakan model pembelajaran yang menggunakan

(7)

kotak-kotak berupa teka-teki silang sebagai alat dalam menyampaikan materi ajar dalam proses belajar mengajar. Jadi, membuat kotak adalah media utama dalam menyampaikan materi ajar. Sedangkan menurut Taufik (2012:162), pengertian teka-teki silang yaitu peserta didik diberikan lembar kegiatan kemudian menjawab soal dan mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban.

Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Clasroom action research. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar menjadi meningkat (Arikunto, 2006:2) 2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 34 Air Pacah Kecamatan Koto Tangah. Alasan memilih lokasi ini adalah karena siswa pada kelas ini memiliki kemampuan yang

cenderung bervariasi, mulai dari yang rendah, sedang, dan tinggi.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 34 Air Pacah Kecamatan Koto Tangah, yang berjumlah 36 orang, terdiri dari 19 laki-laki dan 17 perempuan. 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II, terhitung mulai penelitian pada tanggal 11 bulan maret sampai bulan 10 april tahun 2016semester II tahun ajaran 2016/2017. 5. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada desain PTK yang dirumus Arikunto, dkk, (2008:16), yang terdiri dari empat komponen yaitu: “perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi”. Hubungan empat komponen tersebut merupakan suatu siklus dan digambarkan pada diagram berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Tahap-tahap penelitian adalah:

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(8)

(1) Memilih buku pegangan. (2) Membuat media pembalajaran. (3) Menyusun lembar observasi guru.

(4) Menyusun lembar penilaian membaca intensif siswa.

(5) Menyusun tes setiap pembelajaran. b. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan berisi rancangan mengenai tindakan kelas, seperti berikut: (1) Guru menyampaikan topik inti materi dan

kompetensi yang ingin dicapai.

(2) Guru menyuruh siswa untuk membacakan cerita anak.

(3) Guru membagikan LKS model teka - teki silang dan memberikan informasi cara mengerjakan LKS.

(4) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban yang ada dalam cerita anak. (5) Guru memperhatikan dan membimbing

siswa pada saat mengalami kesulitan. (6) Guru memantau siswa saat menjawab

soal.

(7) Guru memberikan teguran pada siswa yang tidak mau menjawab soal.

(8) Guru memotivasi siswa agar semangat dalam menjawab soal.

(9) Guru meminta siswa maju kedepan untuk menjawab soal yang diberikan guru. (10) Guru memotivasi siswa agar berani

kedepan menjawab soal yang diberikan guru.

(11) Guru memberikan hadiah kepada siswa yang aktif dalam dalam menjawab pertanyaan.

(12) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.

(13) Penutup. c. Observasi

Setelah dilakukan pelaksanaan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan observasi, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Dalam tahap ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Pengamatanakan dilakukan selama proses tindakan berlangsung dan sebagai pengamatannya adalah guru kelas. Pengamatan mencakup aktivitas peserta didik

(9)

dan peneliti, pada waktu peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam kegiatan ini peneliti berusaha mengenal, mengamati, dan mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan yang terencana maupun dampak dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui model teka - teki silang. Peneliti dibantu oleh guru kelas IV SDN 34 Air Pacah Kecamatan Koto Tangah sebagai observer yang mengamati proses pembelajaran.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dari hasil pengamatan yang didapat, kemudian ditafsir dan dianalisis sehingga dapat ditentukan apakah perlu tindakan lanjut atau tidak. Dalam proses pengkajian data ini, peneliti juga melibatkan pengamat (observer) untuk membantu, seperti ada tahap observasi, agar hasil refleksi dan evaluasinya lebih baik. Proses refleksi mempunyai peranan sangat penting dalam keberhasilan penelitian. Dengan suatu refleksi yang baik dan

terencana, akanada masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentukan tindakan selanjutnya (revisi tindakan).

6. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian. Penggunaan model pembelajaran teka - teki silang dalam pembelajaran bahasa indonesia pada siswa IV SDN 34 Air Pacah Kecamatan Koto Tangah dikatakan memenuhi indikator keberhasilan jika, adanya peningkatan kemampuan membaca intensif siswa Kelas IV pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model teka - teki silang di SDN 34 Air Pacah Kecamatan Koto Tangah dari 41,67% menjadi 75 sampai 100%.

7. Jenis Data dan Sumber Data a. Jenis Data

(1) Data Kualitatif (2) Data Kuantitatif b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa, guru, dan data dokumen.

8. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Tes

(10)

b. Teknik Non Tes 9. Intrumen Penelitian a. Lembar observasi guru

b. Lembar pennilaian keterampilan membaca intensif siswa.

c. Dokumentasi

10. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang mengacu kepada teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif dan kualitatif yang dirancang oleh Arikunto, dkk, (2008:131). Hasil Penelitian

a. Kegiatan Guru

Keberhasilan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya dilihat dari pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pada persentase kegiatan guru. Dalam hal ini terlihat peningkatan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model teka-teki silang pada tabel di bawah ini: Tabel 1 : Persentase Kegiatan Guru Pada Siklus I dan Siklus II

Siklus Rata-rata Siklus

I 62,62%

II 83,83%

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa aspek kegiatan guru rata-rata persentase siklus I yaitu 62,62%dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 83,83%. Pada siklus I belum mencapai kategori yang diinginkan dikarenakan peneliti atau guru belum melakukan pelaksanaan model pembelajaran teka-teki silang dengan Cukup baik. Sedangkan di siklus II peneliti atau guru rata-rata persentase 83,83% sudah melakukan indikator-indikator yang sudah direncanakan dengan sangat baik. Hal ini lah yang menyebabkan kegiatan guru meningkat pada siklus II.

b. Hasil Keterampilan Membaca Intensif Siswa

Model teka-teki silang ini siswa dituntut untuk dapat menemukan ide pokok bacaan, menjawab pertanyaan, dan menyimpulkan isi teks sehingga dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa secara keseluruhan. Untuk lebih

(11)

jelas keterampilan membaca intensif siswa dapat dilihat dari diagram berikut:

Tabel 2 : Keterampilan Membaca Intensif Siswa (Ulangan Harian) Siklus I dan Siklus II

Siklus Persentase

I 69,44%

II 94,44%

Peningkatan 26,00%

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model teka-teki silang dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa. Hal ini terlihat adanya peningkatan rata-rata nilai peningkatan siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 69,44% ke 94,44% peningkatan pembelajaran baik tampak dari peningkatan dengan menggunakan model teka-teki silang.

2. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas melalui model teka-teki silang terdiri dari dua siklus yang setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dan 2 tes hasil belajar pada setiap akhir siklus. Peneliti lembar observasi proses pembelajaran oleh guru.

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 34 Air Pacah Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 36 orang. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model teka-teki silang. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 8 Maret 2016, 10 Maret dan 15 Maret 2016, kemudian pada pertemuan ke tiga tes akhir siklus I. untuk kegiatan observasi pada siklus I, ini peneliti sebagai guru dibantu oleh 2 (dua) orang observer yaitu Ibu Rosna, S,Pd sebagai observer 1 dan Yuni Ariza sebagai observer 2. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2016, 17 Maret dan 22 Maret tes akhir siklus II berupa lembar tes akhir siklus II.

Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil disimpulan sebagai berikut pelaksanaan

(12)

pembelajaran dengan menggunakan model teka-teki silang dapat meningkat ketrampilan membaca siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase ketuntasan membaca siswa, siklus I yaitu 64,44% dan meningkat pada siklus II menjadi 94,44%.

B. Saran

Sehubungan dengan simpulan disarankan kepada peneliti lain, guru, siswa , dan sekolah. Bagi peneliti lain yaitu hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambahkan wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran teka-teki silang, bagi guru yaitu untuk mengembangkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesian dengan menerapkan model teka-teki silang, bagi siswa, meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan baik., bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan untuk inovasi model pembelajaran yang positif terhadap kemajuan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran

Inovatif.Medan:Media Persada. Susanto, Ahmad. 2013. Pembelajaran dan

Belajar. Jakarta: Kencana.

Taufik, Taufina, dkk. 2011. Mozaik Pembelajaran Inovatif. Padang: Sukabinapress.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih peneliti sampaikan yang setulus-tulusnya kepada keduaorang tuaku yang selalu memberikan kasih sayang beliau kepada peneliti sehingga peneliti lebih semangat membuat artikel ini dan kepada Ibu Dra. Hj. Syofiani, M.Pd dan Ibu Ira Rahmayuni Jusar S.Si.,M.Pd selaku pembimbing 1 dan pembimbing II yang telah membimbing peneliti dari awal sampai peneliti bisa mencapai target. Terima kasih selalu memberikan masukan ketika peneliti bimbingan. Terima kasih selalu memberikan solusi, pengertian dan perhatian atas kendala-kendala peneliti hadapi ketika penyusunan skripsi peneliti. Terima kasih atas segala

(13)

masukan semangat yang Ibu berikan untuk peneliti selama pengerjaan skripsi peneliti. Terima kasih atas semua optimisme yang Ibu bagi ke peneliti. Kepercayaan Ibu kepada peneliti. Terimakasih ya, Bu, atas bimbingan Ibu, sampai akhirnya peneliti bisa mencapai target, menyelesaikan skripsi tepat waktu dan wisuda di bulan Agustus 2016. Sampai kapanpun peneliti tidak akan pernah melupakan jasa Ibu.

Gambar

Tabel  2  :  Keterampilan  Membaca  Intensif  Siswa (Ulangan Harian) Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Riyanto (2008) menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku menyusui adalah dukungan tenaga kesehatan, sehingga

Subyek pada studi kasus ini adalah 2 klien yang mengalami post sectio caesarea dengan masalah hambatan mobilitas fisik di ruang nifas delima RSUD Bangil dengan 3 kali

Emisi gas buang dari kapal telah diatur dalam Lampiran VI MARPOL 73/78 Tahun 2006 “Peraturan tentang pencegahan pencemaran udara dari kapal”.Kawasan Kontrol Emisi adalah

Pada Toko elektronik ini pengolahan datanya masih bersifat manual, oleh karena itu diusulkan aplikasi ini untuk mengolah data-data yang sudah ada dengan menggunakan komputer

Dalam pembangunan pertanian terdapat 6 komponen fungsional yang keterkaitannya secara keseluruhan akan menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Komponen tersebut

Konsentrasi gula dibawah 10 % akan menghasilkan nata yang tipis dan lunak karena kekurangan sumber karbon sehingga kerja dari bakteri pembentuk nata tidak optimal,

PENGARUH KINERJA GURU, MOTIVASI KERJA, DAN PENGALAMAN ORGANISASI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH.. Wasty

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru MTs Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya Kab.. Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat