• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan dan hubungan kerja terhadap kinerja karyawan pada KCP pos Surabaya Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kepemimpinan dan hubungan kerja terhadap kinerja karyawan pada KCP pos Surabaya Selatan"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN HUBUNGAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KCP POS

SURABAYA SELATAN

SKRIPSI

Oleh:

LINA ARI RAHMAWATI NIM : G03214010

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SURABAYA

(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN HUBUNGAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KCP POS

SURABAYA SELATAN

SKRIPSI Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Manajemen

Oleh:

LINA ARI RAHMAWATI NIM : G03214010

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Program Studi Manajemen Surabaya

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Skripsi tentang“ Pengaruh Kepemimpinan Dan Hubungan Kerja Terhadap Kinerja KaryawanPada KCP Pos Surabaya Selatan “ tujuan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang pengaruh kepemimpinan dan hubungan kerja terhadap kinerja karyawan KCP Pos Surabaya Selatan.

Metodologi penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh sebanyak 50 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diolah dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 21. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan KCP Pos Surabaya Selatan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan t hitung sebesar 4,161 > 1,6779 sedangkan untuk variabel hubungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan KCP Pos Surabaya Selatan dengan nilai signifikansi sebesar 0,552 > 0,05 dan t hitung sebesar 0,559 < 1,6779 . Variabel kepemimpinan dan hubungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan KCP Pos Surabaya Selatan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan f hitung sebesar 13,742 > 3,20. Sehingga dari hasil regresi linier berganda menghasilkan nilai Y = 14,324 +

0,353X1 + 0,068 X2. Dari hasil koefisien determinasi ditunjukkan bahwa

variabel kepemimpinan dan hubungan kerja mampu menjelaskan kinerja karyawan sebesar 36,4% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih luas dalam menentukan variabel dalam penelitian agar lebih baik.

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ...v

KATA PENGANTAR ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... ix

Daftargambar ... xi

Bab I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...8

C. Tujuan Penelitian ...8

D. Kegunaan Hasil Penelitian ...8

Bab II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori ... 10

a. Kepemimpinan ... 10

b. Hubungankerja ... 20

c. Kinerja ... 25

(9)

C. Kerangka Konseptual... 34

D. Hipotesis ... 36

Bab III METODOLOGI PENELITIAN... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 37

C. Populasi Dan Sampel Penelitian... 38

D. Variabel Penelitian ... 38

E. Definisi Operasional ... 39

F. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas... 41

G. Data dan Sumber Data ... 43

H. Teknik Pengumpulan Data ... 43

I. Teknik Analisis Data ... 46

1. Uji Asumsi Klasik ... 45

a. Uji Normalitas ... 45

b. Uji Linieritas ... 45

c. Uji Multikolinieritas ... 46

d. Uji Heterokedastisitas ... 46

2. Uji Hipotesis ... 46

a. Regresi Linier Berganda ... 46

b. Uji T ... 47

c. Uji F ... 47

d. Koefisien Determinasi ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 49

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 49

(10)

2. Karakteristik Responden ... 54 B. Analisis Data ... 57 1. UjiValiditas ... 57 2. UjiReliabilitas ... 59 3. UjiAsumsiKlasik... 61 a. UjiNormalitas ... 61 b. UjiLinieritas ... 65 c. UjiMultikolinieritas ... 66 d. UjiHeteroskedastisitas ... 67 4. UjiHipotesis ... 67 a. Hipotesis I ... 70 b. Hipotesis II ... 70 c. Hipotesis III ... 72 d. Koefisien Determinasi ... 73 BAB V PEMBAHASAN ... 74

1. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan pada KCP Pos Surabaya Selatan ... 77

2. Pengaruh Hubungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada KCP Pos Surabaya Selatan ... 79

3. Pengaruh Kepemimpinan Dan Hubungan Kerja Secara Simultan Terhadap Kinerja Karyawan pada KCP Pos Surabaya Selatan ... 82

BAB VI PENUTUP ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

C. Daftar pustaka ... 86

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Taksonomi Gaya Kepemimpinan dan Perilaku Hubungan ... 24

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 39

Tabel 3.2 Skala Instrumen ... 44

Tabel4.1 Usia Responden ... 54

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ... 55

Tabel 4.3 Masa Bekerja Responden ... 56

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan ... 57

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel HubunganKerja ... 58

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja ... 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 60

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas... 61

Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas ... 65

Tabel 4.10Hasil Uji Multikolinieritas ... 66

Tabel 4.11Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 67

Tabel 4.12 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ... 69

Tabel 4.13Hasil Uji T ... 69

Tabel 4.14 Hasil Uji F ... 72

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 35

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 53

Gambar 4.2 Hasil Uji Histogram Kepemimpinan ... 62

Gambar 4.3 Hasil Uji P-Plot Kepemimpinan ... 62

Gambar 4.4 Hasil Uji Histogram Hubungan Kerja ... 63

Gambar 4.5 Hasil Uji P-P Plot Hubungan Kerja ... 63

Gambar 4.6 Hasil Uji Histogram Kinerja ... 64

Gambar 4.7 Hasil Uji P-P Plot Kinerja ... 64

Gambar5.1 Data Kinerja Produksi Corporat (SLPK) ... 73

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini semua perusahaan bersaing secara global sehingga perusahaan

dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas serta

dibutuhkannya kinerja yang berkualitas pula dari sumber daya manusia dalam

perusahaan.salah satunya dalah perusahaan logistik di Indonesia. Kebutuhan

utama dalam mememuhi kebutuhan masyarakat akan jasa pengiriman barang,

menjadi sebuah kesempatan tersendiri bagi para pelaku bisnis ekspedisi.

Dapat dilihat dari banyaknya jumlah perusahaan yang memperluas perusahaan

di bidang pengiriman barang.Bukan hanya perusahaan swasta saja, namun Pos

Indonesia sebagai perusahaan milik negara juga turut serta memperbaiki diri

dan menerapkan sejumlah kemudahan di dalam jasa pengiriman barang.Tentu

juga disebabkan olehpersaingan yang terjadi sangat ketat di antara perusahaan

ekspedisi di Indonesia.

Banyaknya pelaku bisnis di bidang yang sama, maka tentu akan meningkat

pula jumlah pilihan yang bisa dijadikan sebagai pertimbangan oleh calon

konsumen sebagai pengguna jasa. Fenomena yang terjadi di bidang

(14)

2

barang yang bisa diakses dengan sangat mudah oleh masyarakat yang tersebar

di Indonesia terutama

Keutamaan para penyedia bisnis ekspedisi yakni ketepatan waktu dan juga

keamanan dalam pengiriman juga menjadi faktor yang berpengaruh kuat

terhadap keberhasilan sebuah perusahaan ekspedisi. Pelanggan selalu

mengharapkan barang kiriman mereka bisa datang dengan aman serta tiba

tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah diperkirakan sejak awal

perjanjian, hal inilah yang menjadi sebuah perhatian khusus bagi pelanggan,

terutama mereka yang memang memiliki sejumlah kepentingan bisnis yang

terkait dengan barang-barang yang mereka kirimkan. Maraknya situs belanja

melalui website atau online dan tingginya transaksi yang terjadi di sana,

membuat peluang bisnis pengiriman barang menjadi jauh lebih menjanjikan

selama beberapa tahun terakhir ini. Penjual dan pembeli hanya bertemu secara

online, sehingga mereka membutuhkan perusahaan jasa pengiriman untuk

menyampaikan berbagai pesanan yang terjadi di dalam transaksi jual beli

online yang mereka lakukan. Peran perusahaan jasa pengiriman barang begitu

besar dalam hal ini, itulah mengapa peluang bisnis di bidang ekspedisi

menjadi peluang yang sangat besarsejak beberapa tahu ini ini.1

(15)

3

Termasuk Kantor Pos sebagai salah satu Perusahaan Jasa Logistik Terbesar di

Indonesia serta tidak dipungkiri bahwa menjadi perusahaan jasa harus

memiliki seorang pemimpin yang tepat dalam mengorganisasi.

Perkembangan kantor pos dari perjalanan Pos Indonesia yang telah mencapai

271 tahun memberikan pelayanan kepada negeri merupakan waktu yang tidak

sebentar. Tidak sedikit peranan Pos Indonesia dalam peta industri perposan di

tanah air. Seperti diketahui, sejak kantor Pos pertama didirikan pada 26

Agustus 1746 silam di Batavia oleh Gubernur Jenderal GW Baron Van

Imhoff, dimulailah tonggak sejarah perjalanan pelayanan pos di Nusantara.

Selama 271 tahun Pos melayani negeri telah mampu menunjukkan

kreativitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan

memanfaatkan insfrastruktur dan jaringan bisnis yang telah terbangun. Dengan

jaringan Kantor Pos yang mencapai lebih dari 4.700 kantor tersebar di Indonesia,

Pos Indonesia bisa dikatakan miniatur Indonesia. ”Kita ada dari Sabang sampai

Merauke, dari Talaud hingga Pulau Rote.Di wilayah yang terpencil sekalipun, bisa

dipastikan terdapat titik layanan Pos Indonesia,” dijelaskan oleh Direktur Utama

PT Pos Indonesia (Persero), Gilarsi W. Setijono.2

2

Http://www.posindonesia.co.i

Telah dijelaskan bahwa kantor

pos tersebar luas hingga ke pelosok negeri sehingga tidak dipungkiri bahwa kantor

pos merupakan salah satu jasa logistik terbesar di Indonesia

26 Februari 2018 Pukul 09.34 Wib.

(16)

4

Dalam kepemimpinan juga dibutuhkan komunikasi antar atasan dan

bawahan sehingga terjalin hubungan kerja antar manajer dan karyawan dalam

membentuk Komunikasi yang baik. Seperti pada penelitian terdahulu oleh

Deo Oeidytama , Universitas Bangka Belitung dengan penelitian yang

berjudul pengaruh gaya kepemimpinan dan hubungan kerja terhadap kinerja

pegawai di Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil Pangkalpinang. Hasil

dari penelitian tersebut yaitu penelitan uji parsial diperoleh t hitung dengan

nilai sebesar 4,293 hasilnya lebih besar dari t tabel dengan nilai sebesar 2,005

serta signifikansi sebesar 0,000 sehingga nilainya lebih kecil dibanding nilai

taraf signifikansi yaitu 0,05. Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja pegawai di dinas Dukcapil. Serta jawaban

responden pada setiap pertanyaan indikator, hubungan kerjaberpengaruh

terhadap kinerjakarena memiliki nilai rata-rata skor tertinggi yaitu sebesar

4,05.

Dengan demikian hasil penelitian uji parsial diperoleh t hitung nilai

sebesar 2,452 lebih besar dibanding dengan t tabel 2,005 sertanilai signifikan

sebesar 0,018 lebih kecil dibanding nilai taraf signifikansi 0,05 . Variabel

hubungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai

(17)

5

yang berarti hubungan kerja antara atasan dan bawahan yang baik dapat

menciptakan hasil kerja yang memuaskan.3

Dalam penelitian tersebut juga menyinggung terkait Hubungan kerja

yang mana dalam penelitian tersebut menjelaskan apabila hubungan antar

karyawan terjalin sangat baik maka pastinya mempengaruhi bentuk kinerja

karyawan. Hubungan kerja juga dapat mengisyaratkan agar sebagai pemimpin

dan bawahan bisa memahami perilaku orang yang saling berinteraksi dengan

satu sama lain. Dalam kerjasama butuh dibangunnya hubungan kerja yang

baik dalam koordinasi dalam organisasi demi kelangsungan perusahaan

nantinya.Pengaruh koordinasi hubungan dalam kerja dapat meningkatkan

aktivitas kerjanya dan cenderung untuk lebih bersemangat dalam bekerja

karena adanya keeratan hubungan antar karyawan.

Sesuai uraian di atas sehingga peneliti memilih kepemimpinan sebagai

variabel independen karena kepemimpinan merupakan komponen penting

dalam mencapai tujuan perusahaan.

4

Seperti penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ernawati yaitu

Pengaruh Hubungan Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Dengan Motivasi Kerja Sebagai Varibel Moderating (a) Variabel hubungan

3

Deo Oeidytama. “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Hubungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Pangkalpinang” ( E-Jurnal, Universitas Bangka Belitung,2016), 14-16

4

Adam Ibrahim Indrawijaya.Teori,Perilaku Dan Budaya Organisasi. ( Bandung : Pt Refika Aditama, 2010 ), 82

(18)

6

kerja berpengaruh Secara signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar dapat dijelaskan dengan

besarnya probability value 0,000 < 0,05; (b) Pengaruh interaksi hubungan

kerja dengan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten Karanganyar, ternyata hasilnya tidak signifikan, nilai

dariprobability value sebesar0,964 > 0,05. Dalam penelitian ini yang

menjelaskan bahwa hubungan kerja berpengaruh terhadap kinerja .5

Agar tercapainya tujuan dari organisasi, karyawan akan dituntut untuk

mengoptimalkan kinerja dan semangat yangmilikinya . Banyak perusahaan

yang sadar bahwa kinerja karyawan merupakan salah satu aspek utama yang

terpenting untuk diperhatikan organisasi,sebagai salah satu faktor tercapainya

tujuan dan meningkatkan keunggulan suatu organisasi perusahaan pada

persaingan diera globalberubah setiap waktu untuk saat ini.6

Maka dari peran kepemimpinan dan koordinasi seorang manajer dalam membawahi

banyaknya karyawan serta mengorganisir pekerjaan karyawan sangat penting

sehingga seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan memimpin yang

baiksehingga sudah jelas dalam kepemimpinan seorang manajer juga akan

memberikan dampak pada perusahaan dan berdampak langsung pada kinerja

karyawan sebagai bawahan seorang manajer. Hubungan kerja berperan pula terhadap

5

Ernawati,Pengaruh Huungan Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating( jurnal ekonomi dan kewirausahaan Vol. 10, No. 2, Oktober 2010 ) 100 – 112

6

(19)

7

tugas seorang karyawan karena keterkaitan kerja dalam bidang tertentu.Hubungan

formal maupun informal diharapkan dapat berjalan dengan lancer guna

memaksimalkan hasil kerja karyawan bagi perusahaan.

Dalam perusahaan suatu kepemimpinan dan hubungan kerja dalam suatu perusahaan

menentukan bagaimana kegiatan koordinasi serta komunikasi dalam perusahaan

berjalan dengan baik karena koordinasi sangatlah penting dalam organisasi. Sehingga

penelitiakan melakukan uji coba penelitian dengan objek tempat yang berbeda.Dan

ingin mengetahui yang terjadi jika penelitian tersebut dilakukan di KCP Pos Surabaya

Selatan.

Seperti gambaran besar yang diatas Alasan dari peneliti memilih variabel

kepemimpinan dan hubungan kerja sebagai variabel bebas. Alasan memilih hubungan

kerja karena selama pengamatan pos melayani masyarakat dengan keramahan dan

rasa nyaman konsumen terhadap pelayanan kantor pos. peneliti juga memiliki

pemikiran dan pertanyaan yaitu apakah sikap keramahan serta interaksi terhadap

masyarakat juga terjadi di dalam perusahaan serta adakah pengaruh terhadap kinerja

karyawan.

Dengan penjelasan diatas serta dari penelitian-penelitian terdahulu maka peneliti

akan mengambil judul penelitian “ Pengaruh Kepemimpinan Dan Hubungan Kerja

(20)

8

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan masalah dalam latar belakang penelitian maka rumusan masalah

pada penenlitian ini yaitu :

1) Apakah Kepemimpinan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

karyawan KCP POS Surabaya Selatan ?

2) Apakah Hubungan Kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

karyawan KCP POS Surabaya Selatan?

3) Apakah Kepemimpinan dan Hubungan Kerja berpengaruh secara simultan

terhadap kinerja karyawan KCP POS Surabaya Selatan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah yang dijelaskan diatas dengan mengetahui

dan menguraikan tentang :

1) Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan secara parsial terhadap kinerja

karyawan KCP POS Surabaya Selatan

2) Untuk mengetahui pengaruh hubungan kerja secara parsial terhadap kinerja

karyawan KCP POS Surabaya Selatan

3) Untuk mengetahui Pengaruh kepemimpinan dan hubungan kerja secara

(21)

9

D. KEGUNAAN HASIL PENELITIAN

1) Kegunaan Hasil Penelitian Secara Teoritis

Memberikan referensi penelitian dalam bidang manajemen terkait SDM bagi

para pembaca agar dapat memahami masalah yang serupa nantinya dalam

permasalahan organisasi. Sehingga bisa mengatasi dan menjadikan penelitian

sebagai salah satu acuan dalam referensi peneliti yang akan melanjutkan

penelitian ini.

2) Kegunaan Hasil Penelitian Secara Praktis

Sebagai acuan bagi kantor pos untuk lebih memahami dalam pengambilan

keputusan terhadap permasalahan dalam organisasi.Dan referensi bagi pihak

perusahaan dalam situasi kepemimpinan dan hubungan kerja serta kinerja

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

a. Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang berisi dua hal pokok yaitu :

pemimpin sebagai pelaku atau subjek. Kata pimpin mengandung pengertian

mengarahkan,membina, mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun

mempengaruhi.

Beberapa pengertian kepemimpinan oleh beberapa tokoh mengemukakan

seperti Tannebaum, Weschler dan Nassarik, kepemimpinan adalah pengaruh

antar pribadi dalam situasi tertentu langsung dan langsung melalui proses

komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu. Menurut

Shared Goal, Hemhiel & Coons, mengemukakan kepemimpinan adalah sikap

pribadi yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. 1

Kepemimpinan menurut Kottler, berkaitan dengan penanggulangan

perubahan yang berarti kepemimpinan tidak hanya berarti memimpin manusia

, tetapi juga memimpin perubahan , menentukan arah dengan cara

mengembangkan suatu visi masa depan, kemudian mereka menyatukan

1

Sedarmayanti . Membangun Dan Mengembangkan Kepemimpinan Serta Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Keberhasilan. ( Bandung : Pt Refika Aditama, 2011 ), 209

(23)

11

orang-orang dengan mengomunikasikan visi ini dan menginspirasi mereka

untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan dapat dipandang dari

pengaruh interpersonal dengan memanfaatkan situasi dan pengarahan melalui

suatu proses pengambilan keputusan kearah tercapainya tujuan khusus atau

tujuan lainnya sebagaimana yang dituturkan oleh Kreitner dan Kinicki tentang

kepemimpinan2

1) Leadership is a process between a leader and followers,( Kepemimpinan

adalah proses antara pemimpin dan pengiku) . :

2) Leadership involves social influence,( Kepemimpinan melibatkan pengaruh sosial )

3) Leadership occurs at multiple levels an organization( at the individual level, for example, leadership involve mentoring , coaching, inspiring, and motivating, leader also build team, generate cohesion and resolve conflict at the level), Kepemimpinan terjadi di berbagai tingkat organisasi pada tingkat individu, misalnya, kepemimpinan melibatkan pendampingan, pembinaan,

inspirasi, dan memotivasi, pemimpin juga membangun tim, menghasilkan

kohesi dan menyelesaikan konflik di tingkat tersebut.

4) Leadership focuses on goal accomplishment. Base on these individual influences a group of individualis to achieve a common goal”(Kepemimpinan

2

Sedarmayanti . Membangun Dan Mengembangkan Kepemimpinan Serta Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Keberhasilan. ( Bandung : Pt Refika Aditama, 2011 ), 210

(24)

12

berfokus pada pencapaian tujuan. Berdasarkan individu-individu ini

mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama ).3

Terry menganggap kepemimpinan sebagai kegiatan untuk memengaruhi

orang agar bekerja dengan rela untuk mencapai tujuan bersama.Menurut

Hersey dan Blanchard ,pemimpin harus memiliki pandangan tentang

menyikapi sebuah kondisi, seperti kondisi sebagai berikut :

Pemimpin harus memilih tindakan yang terbaik berdasarkan situasi yang

sedang dihadapi. Gaya kepemimpinan berbeda-beda tergantung situasi yang

berlainan. Misal ditengah para cendekiawan, gaya kepemimpina demokratis

mungkinlebih tepat diterapkan.

2.1 Fungsi Dan Peran Kepemimpinan

Pemimpin dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting ,

tidak hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan, akan tetapi

juga dalam menghadapi berbagai pihak diluar organisasi yang kesemuanya

dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk mencapai

tujuannya. Peran tersebut dapat dikategorikan dalam 3 bentuk yaitu bersifat

interpersonal, informasional dan dalam kancah pengambilan keputusan.4

a. Peranan yang Bersifat Interpersonal

Sudah umum bahwa diterimanya pendapat bahwa manajer memiliki

kemampuan interpersonal dan tersebut mutlak perlu karena pada dasarnya

3

Ibid, 211 4

(25)

13

dalam menjalankan kepemimpinannya, seorang manajer berinteraksi

dengan manusia lain, bukan dengan hanya dengan para bawahannya

namun juga seluruh stakeholder , didalam dan diluar organisasi. Itulah

yang dimaksud dalam peran interpersonal yang menampakkan diri.5

b) Peranan yang Bersifat Informasional

Peran ini menuntut pemimpin mengambil 3 bentuk yaitu Pertama, seorang

manajer adalah pemantau arus informasi yang terjadi dari dan ke dalam

organisasi. Bahkan juga informasi yang sebenarnya tidak harus ditujuan

kepadanya, namun pada orang lain pemimpin dituntut untuk memahami hal

itu. Kedua peran sebagai pembagi informasi dan menuntut lebih dalam

tentang makna informasi yang diterima dan pengetahuan berbagai informasi

yang akan diselenggarakan Ketiga, peran selaku manajer atau pemimpin

sebagai juru bicara.Peranan ini menuntut pengetahuan yang mendalam

tentang berbagai aspek industri yang ditanganinya. Peran sebagai juru bicara

sangat penting karena dalam pembentukan dan pememliharaan citra positif

organisasi yang dipimpin.6

c) Peranan Pengambilan Keputusan

Peran dalam pengambilan keputusan juga memiliki peran dengan tiga bentuk

yaitu Pertama, sebagai entrepreneur seorang pemimpin diharapkan mampu

mengkaji terus menerus situasi yang dihadapi dan menemukan peluang

5

Ibid, 219 6

(26)

14

walaupun akan terjadi perubahan dalam organisasi. Kedua, peredam

gangguan. Yaitu kesediaan memikul tanggung jawabuntuk mengambil

tindakan korektif jika ada gangguan serius dalam organisasi yang akan

menyebabkan dampak negative terhadap organisasi. Ketiga, pembagi sumber

dana dan daya, wewenang dalam manajerial yang sering tampak pada

kekuasaan mengalokasikan dana dan daya. Kewenangan itulah yang membuat

para bawahan bergantung padanya.7

2.2 Unsur-Unsur Dalam Kepemimpinan

Dari beberapa pengertian kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan adalah suatu proses untuk mengarahkan dan mempengaruhi

orang lain agar agar mau melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan

organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut ada empat unsur-unsur dalam

kepemimpinan antara lain :8

1. Kumpulan Orang

Dalam suatu organsasi terdapat kumpulan orang yang menjadi pengikut untuk

mencapai tujuan organisasi tersebut. Para pengikut akan menerima

pengarahan dan perintah dari pemimpin. Tanpa adanya kelompok sebagai

pengikut dalam organisasi, maka kepemimpinan tidak akan terwujud.

2. Kekuasaan

7

Ibid, 8

(27)

15

Kekuasaan yang dimiliki pemimpin untuk mengarahkan dan mengatur para

para pengikut untuk melaksanakan tugasnya.Kekuasaan merupakan kekuatan

yang dimiliki seorang pemimpin agar karyawan melaksanakan tugasnya.

3. Memengaruhi

Dalam unsur ini pemimpin sangat dibutuhkannya bagaimana keahlian

pemimpin dalam untuk memengaruhi untuk memengaruhi para anggota

organisasi. Pemimpin juga memiliki daya tarik yang dapat menimbulkan

kesetiaan, pengabdian,dan keinginan yang kuat dari para anggota organisasi

untuk melakukan hal-hal yang diinginkan pemimpin.

4. Nilai

Kemampuan untuk menggunakan tiga unsur sebelumnya dan mengakui

bahwa kemampuan berkaitan dengan nilai.Moral sangat berkaitan dengan

nilai-nilai dan persyaratan bahwa para pengikut diberi cukup pengetahuan

mengenai alternatif agar dapat membuat pilihan yang telah dipertimbangkan

jika tiba saatnya memberikan respon pada usulan pemimpin untuk

memimpin.9

2.3 Perkembangan Teori Kepemimpinan

Saat ini topik mengenai kepemimpinan menjadi topik yang menarik

dilingkungan bisnis, pemerintahan, dan pelayanan publik.Pada bidang

manajemen juga sangat banyak memiliki fokus perhatian dalam

perkembangan topik kepemimpinan .Tidak dipungkiri bahwa topik tentang

9

(28)

16

teori kepemimpinan tersebut meluas hingga dalam berbagai dimensi yaitu

dimensi kecerdasan dari sisi emosional, keberanian, kematangan karakteristik,

kompetensi dan prinsip yang dimiliki pemimpin. Walaupun demikian kelima

dimensi ini sejatinya saling melengkapi satu sama lain.10

1) Primal leadership : pendekatan dari sisi kecerdasan emosional

Perkembangan teori dengan topik kepemimpinan telah banyak dimunculkan

oleh para ahli , mulai dari kepemimpinan karismatik, kepemimpinan

militeristik, kepemimpinan situasinal, kepemimpinan transformasional sampai

kepemimpinan dari sisi kecerdasan emosional. Jika dilihat pada awal era

tahun 1990-an akhir dan tahun 2000-an, adanya teori yang berkembang

tentang teori kepemimpinan tentang Primal Leadership, Level 5 Leadership,

Extraordinary Leadership, serta leadership dan followership

Cukup banyak pakar yang menggambarkan model kepemimpinan dengan

baik.Seperti mode dari Daniel Goleman, McKee dan Boyazits. Teori Primal

leadership ini lebih melihat kepemimpinan dari sisi kecerdasan emosional (

Emotional Intelligence). Ini tidaklah mengherankan karena mereka adalah

murid dari David McClelland yang merupakan perintis riset dibidang

kecerdasan emosional. Dari konsep ini mereka menyimpulkan bahwa ada 6 (

enam ) gaya kepemimpinan yang berdasarkan pada kecerdasan emosional

yaitu11

10

Amirullah.Kepemimpinan Dan Kerja Sama Tim.( Jakarta : Mitra Wacana Media,2015) 33-34 11

Ibid, 33-34

(29)

17

(1) GayaKoersif , sikap yang diberikan“ lakukan apa yang saya katakan “, dimana

loyalitas dari karyawanlahyang utama

(2) Gaya Otoritatif ,sikap yang diberikan“ mari bersama saya “ yang memberikan

kejelasan arah dan visi kemana organisasi akan menuju.

(3) Gaya Afiliatif ,diberikan dengan sikap mendahulukan dan membuat suasana

menjadi harmonis antar orang.

(4) Gaya Demokratik ,sikap yang diberikanmelalui pendekatan manajemen

partisipatif yang memberdayakan bawahan dengan kesempatan terlibatnya

bawahan.

(5) Gaya Penentu Standar ,sikap yang diberikan dengan cara “ ikuti saya ,

lakukan apa yang saya lakukan “, dengan standar kinerja yang tinggi yang

harus dilaksanakanoleh bawahan dalam penyelesaikan pekerjaan.

(6) Gaya Pelatih ,sikap yang diberikan dengan menekankan pentingnya

pengembangan dan pemberdayaan individu kedepannya.

2) Level 5 Leadership : pendekatan dari sisi kematangan karakter

Jim Collins merupakan pakar manajemen yang terkenal dengan bukunya yang

berjudul “ Good To Great “dan dari hasil riset selama 6 tahun terkait

perusahaanperusahaan yang sanggup mentransformasikan dirinya dari baik

menjadi luar biasa dan menyimpulkan 3 komponen utama yaitu discipline

people, discipline thought, dan discipline actions.12

12

(30)

18

Salah satu komponen discipline people adalah kepemimpinan tingkat kelima

atau level 5 Leadership. Lima tingkat leadership yang dipaparkan oleh Jim

Collins dengan tingkat kepemimpinan sebagai level 5 tingkat tertinggi sebagai

berikut:

 Tingkat 1 : Individu yang kompeten, membangun produktifitas kerja yang

tinggi melalui pengetahuan , ketrampilan, bakat, dan motivasi kerja yang

tinggi.

 Tingkat 2 : Mampu bekerja sama dengan orang lain didalam sebuah kelompok

kerja

 Tingkat 3 : Manajer yang kompeten, mampu memimpin sebuah tim ,

mendefinisikan sasaran dengan jelas dan mampu menggerakkan orag dan

sumber daya lainnya untuk mencapai sasaran tersebut dengan baik.

 Tingkat 4 : Pemimpin yang efektif, mampu membangun visi kedepan dengan

baik dan jelas , mampu membangun komitemne manusia yang dipimpinnya

dan menerapkan suatu standar kinerja yang tinggi .

 Tingkat 5 : Membangun keberhasilan yang luar biasa dengan sikap rendah

hati dan profesionalisme yang tinggi.

3) Extraordinary leadership : pendekatan dari sisi kompetensi

Dalam model extraordinary tersebut dikemukakan oleh Zenger dan Folkman ,

mereka mengemukakan ada 4 hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

(31)

19

(1) Kemampuan atau kapabilitas personal

(2) Fokus kepada hasil

(3) Memimpin perubahan organisasi

(4) Ketrampilan antar manusia atau interpersonal

4) Leadership dan Followership

Teori West Point juga mengemukakan bahwa “ pemimpin yang mampu

muncul dari tingkatan berikut pengikut yang mampu”. Hampir setiap orang

dalam organisasi pada saat tertentu menjadi pemimpin , tetapi pada

kesempatanyang lain adalah sebagai pengikut. Sehingga hal itu penting bagi

pemimpin untuk memahami sebagai pengikut dan juga pada saat yang

samapula berupaya mengembangkan bagi bawahannya untuk menjadi

pengikut yang efektif pula

2.4 Indikator – Indikator Kepemimpinan

Menurut Davis yang indikator dari kepemimpinan yaitu 13

(1) Kecerdasan

:

(2) Motivasi diri dan dorongan berprestasi

(3) Memiliki pola hubungan yang luas.

(4) Mampu berinteraksi

(5) Mampu memberdayakan

(6) Kedewasaan, sosial dan hubungan sosial yang luas.

13

Reksohadiprojo Dan Handoko. (Organisasi Perusahaan Teori Struktur Dan Perilaku Organisasi.Yogyakarta : Bpfe,2003 ), 290-291

(32)

20

b. Hubungan kerja

Hubungan kerja merupakan situasi yang terjadi, baik hubungan kerja dengan

atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, maupun dengan bawahan dalam

lingkup perusahaan . Suasana Kerja merupakan kondisi kerja yang kondusif

seperti suasana yang nyaman atau tidak.14

Suatu hubungan kerja diantara komponen-komponen dalam suatu organisasi

terhadap tujuan perusahaan seperti bawahan dan atasan , koordinasi dengan

pemahaman mengenai hubungan yang terjalin antar karyawan. Relationship (

hubungan) yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam perusahaan ada dua

jenis umum yaitu hubungan formal dan informal15

(1) Hubungan kerja formal yaitu berdasarkan pada ketentuan yang sudah

diatur dalam tugas pokok dan fungsi didalam unit pekerjaan, hubungan

yang berlangsung lama dan kaku, bisa menimbulkan terhambatnya proses

koordinasi dalam organisasi.

:

(2) Hubungan kerja informal yaitu, berdasarkan hubungan dari satu orang ke

yang lain, hubungan kerja yang lebih fleksibel, bisa memperlancar

koordinasi terhadap yang lain.

14

Sedarmayanti.Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai Negri Sipil. ( Bandung : Pt. Refika Aditama, 2011 ) , 28

15

Baderel Munir.Six Dimension Organization Dengan Pendekatan Organization Development.(Yogyakarta : Graham Ilmu, 2012 ), 123

(33)

21

Hubungan formal yaitu secara resmi ditetapkan dalam peraturan perusahaan,

grafik dan uraian tugas.Menurut Wayne Pace dan Don F Faules Ada tiga

kategori dasar dalam hubungan formal ini yaitu16

(1) Pertanggung jawaban

:

Kewajiban untuk melaksanakan fungsi-fungsi guna menentukan

kemampuan yang terbaik sesuai dengan tugas yang ingin dicapai.

(2) Wewenang

Prinsip ini menyatakan bahwa wewenang akan sepadan menyertai

pelimpahan pertanggungjawaban. Sehingga dinyatakan bahwa

tanggung jawab didapat dari analisis fungsional sedangkan wewenang

didapat dari pertanggungjawaban.

(3) Akuntabilitas

Memegang tanggung jawab dan wewenang atas segala hasil dan resiko

dari wewenang yang diterima oleh karyawan dari perusahaan.

Hubungan Kerja yang terjalin diantara semua pihak yang ada diperusahaan

merupakan suatu hubungan kerja yang bertujuan untuk memajukan

perusahaan serta kerjasama yang terjalin diantara rekan kerja bisa berupa

kerjasama tim yang mana merupakan perkumpulan dari berbagai macam pola

pikir karyawan yang menjadi satu sehingga terdapat pemahaman yang

16

Wayne Pace Dan Don F Faules.Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. ( Bandung : Pt. Remaja Rosdakarya, 1998) ,47-48

(34)

22

berbeda tapi dengan adanya hubungan kerjasama ini bisa saling mengisi

dalam kekurangan setiap karyawan. Sehingga hubungan kerja yang terjalin

dengan baik cenderung menjadi strategi SDM yang menempatkan nilai

kinerja yang tinggi pada karyawan sebagai stakeholders dalam perusahaan.17

Indikator – Indikator dalam Hubungan Kerja yaitu 18

1) Perhatian atasan

:

Tingkat keramahan atasan

2) Perhatian atasan terhadap kesulitan dalam pelaksanaan tugas

3) Perlu adanya motivasi dari atasan

4) Keterkaitan pekerjaan dengan atasan

5) Kebersamaan sesama karyawan

6) Pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah

7) Dukungan antar karyawan

8) Toleransi dalam penggunaan saran / prasarana

9) Hubungan karyawan baru dengan senior

17

Rukmana, Widdi Ega. Analisis Pengaruh Human Relation (Hubungan Antar Manusia) Dan Kondisi Fisik Lingkungan Terhadap Etos Kerja Dan Kinerja Karyawan Dedy Jaya Plaza Tegal.(

http://eprints.undip.ac.id, diakses juni 2018). 18

Ambarani. “Pengaruh Hubungan Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating” ( E-Jurnal Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan Vol. 10, No. 2, 2010 – Universities Slamet Riyadi Surakarta ) ,100

(35)

23

a. Hubungan atasan dan bawahan

Perilaku koordinasi dari seorang atasan terhadap bawahan merupakan

kemampuan manajer dalam menyampaikan ide dan bagaimana orientasi

terhadap ide yang ada agar dapat tersalurkan dengan baik dan dapat dipahami

sesuai dengan tujuan pesan yang dimaksud kepada seluruh karyawan dalam

kinerja organisasi.19

b. Keeratan Sebuah Hubungan dalam kerja

Mengenai hubungan ini, menurut Duncan bahwa keeratan hubungan antar

manusia dalam lingkungan organisasi merupakan kekuatan suatu kelompok

untuk berpikir dan bersikap menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan

bersama dalam organisasi di lingkungan kerja. Bahkan seperti yang dikatakan

oleh Festinger bahwa bertambah kuatnya keertan hubungan akan mendorong

dan meningkatkan frekuensi interaksi antar anggota karyawan dalam suatu

organisasi.20

Dalam beberapa riset tentang adanya hubungan dari gaya kepemimpinan dan

perilaku hubungan dalam sebuah perusahaan. Sesuai dengan Taksonomi Gaya

Kepemimpinan terhadap Perilaku Hubungan yang disusun oleh Rowe and

Guerrero21

19

Malayu Hasibuan. Manajmen Sumber Daya Manusia. ( Jakarta : Bumi Aksara. 2002 ), 169 Edisi Revisi.

20

Adam Ibrahim Indrawijaya. Teori,Perilaku Dan Budaya Organisasi. ( Bandung : Pt Refika Aditama, 2010 ), 82

21

Ismail Nawawi.Manajemen Kompilasi Teori Dan Alikasi Dalam Organisasi Public Dan Bisnis. (Sidoarjo : Cv Dwiputra Pustaka Jaya,2015 ),447

(36)

24

Tabel 2.1 Taksonomi Riset Gaya Kepemimpinan terhadap Perilaku Hubungan

Riset Perilaku Kerja Perilaku Hubungan

Ohio state University • Struktur penyusunan • Pengorganisasian pekerjaan • Penentua struktur Kerja • Penentuan tanggung jawab • Penjadwalan kegiatan

Perhatian pembangunan respek, kepercayaan,kesukaan dan kesetiakawanan pemimpin dan pengikut University of Michigan • Orientasi produksi • Penekanan aspek teknis • Penekanan aspek produksi • Pekerja dilihat sebagai

alat agar pekerjaan selesai

Orientasi para pekerja dilihat lewat

aspek hubungan manusia yang kuat. Pemimpin memperlakukan pekerja selaku makhluk hidup, menghargai individualitas pekerja, memberikan perhatian pada kebutuhan pekerja.

Blake dan Mouton • Perhatian atas produksi • Penyelesaian tugas • Pembuatan keputusan • Pengembangan produk

Perhatian atas manusia melayani orang, membangun komitmen dan kepercayaan,

mempromosikan nilai

pribadi pekerja, menyediakan kondisi kerja yang baik, memelihara upah/

(37)

25 baru • Optimalisasi proses • Maksimalisasi beban kerja • Peningkatan volume penjualan

keuntungan yang adil, mempromosikan hubungan sosial

yang baik

2.1 Kinerja

Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk

sebagian atau seluruh kegiatan yang terjadidalam kinerja perusahaan pada

jangka waktu tertentu seperti biaya-biaya masa lalu atau masa yang akan

datang, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawabanatau profesionalitas

manajerial dan produktivitas serta prestasi kerja yang tinggi dari tiap kegiatan

dalam perusahaan .22

Kinerja karyawan menurut Mangkunegara (2009:9), bahwa kinerja

karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.23

22

Veithzal Rivai Zainal , Mansyur Ramly, Thoby Mutis, Willy Arafah. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. ( Jakarta : Rajawali, 2009 ), 447

23

Ibid. Hal 202

Istilah Kinerja merupakan hasil pekerjaan

yang dicapai karyawan berdasarkan persyarat-persyaratan pekerjaan.Suatu

pekerjaan yang memiliki persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam

(38)

26

kinerja sendiri merupakan tingkat yang di harapkan tercapai untuk dapat

diselesaikan dan merupakan pembanding atas target yang ingin diraih dalam

standar perusahaan.24

A. Tujuan Dan Sasaran Kinerja

a) Tujuan kinerja yaitu adanya kinerja sebagai apa yang diharapkan untuk

dicapai suatu organisasi , fungsi, departemen, dan individu dalam periode

waktu tertentu.

b) Tingkat tujuan

1. Corporate level

2. Senior management level

3. Business – unit . Functional ( Departement level ) 4. Team level

5. Individu level25

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Mangkunegara menyatakan bahwa: “Faktor yang mempengaruhi pencapaian

kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).

24

Wilson Bangun.Manajemen Sumber Daya Manusia. ( Jakarta : Penerbit Erlangga, 2012 ), 231 25

(39)

27

Sedangkan menurut Keith Davis merumuskan bahwa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja adalah :26

1) Faktor Kemampuan

Human Performance = Ability + Motivation Motivation = Attitude + Situation

Ability = Knowledge + Skill

Beberapa faktor yang mempengaruhi Kinerja, diantaranya adalah:

Secara psikologis, kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + Skill). Artinya, pegawai

yang memiliki IQ rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai

untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari,

maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh

karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya (the right man on the rightplace, the right man on the right job).27

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi

kerja.Motivasi merupakan situasimengarahkan pegawai untuk mencapai tujuan

organisasi (tujuan kerja). Sikap mental yang siap mendorong diri pegawai

26

Anwar Prabu Mangkunegara .Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. ( Bandung : Pt Rosdakarya, 2010 ) , 13

27

Anwar Prabu Mangkunegara .Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. ( Bandung : Pt Rosdakarya, 2010 ) , 14

(40)

28

untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. Artinya seorang

pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan

target kerja yang akan dicapai serta mampu memanfaatkan dan menciptakan

situasi kerja dengan sangat baik.28

C. Manajemen Kinerja

Dalam sebuah perusahaan tentunya sangat mengharapkan kinerja yang baik

dalam sebuah organisasi. Sehingga dibutuhkannya Manajemen kinerja yaitu

suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi , kelompok

dan individu yang digerakkan oleh para manajer. Manajemen kinerja

didasarkan pada kesepakatan tentang sasaran, persyaratan pengetahuan,

keahlian, kompetensi, rencana kerja dan pengembangan.Dengan demikian

manajemen kinerja mencakup pengkajian ulang terhadap kinerja secara

berkesinambungan.29

a. Secara khusus manajemen kinerja ditujukan untuk meningkatkan aspek-aspek

kinerja meliputi :

Istilah diatas menunjukkan bahwa Sistem manajemen kinerja sendiri

merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengevaluasi

kinerja karyawan pada suatu periode tertentu.

Tujuan secara Khusus dan Umum Manajemen Kinerja :

28

Ibid, 14 29

(41)

29

 Sasaran yang dicapai

 Kompetensi dalam pengetahuan dan ketrampilan sikap

 Efektifitas kerja

b. Secara umum tujuan manajemen kinerja untuk menciptakan budaya para

individu dan kelompok memikul tanggung jawab bagi usaha peningkatan

proses kerja dan kemampuan yang berkesinambungan.

D. Pengertian dan Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah proses yang dilakukan oleh pihak perusahaanuntuk

melakukan evaluasi dan penilaian dalam keberhasilan karyawan dalam

melaksanakan tugasnya. Penilaian dapat dilakukan dengan membandingkan

hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar pekerjaan.30

(1) Evaluasi antar individu dalam organisasi

Tujuan dan Manfaat penilaian kinerja dalam perusahaan :

(2) Pengembangan diri setiap individu dalam organisasi

(3) Pemeliharaan system

(4) Dokumentasi

E. Indikator kinerja

Sementara itu Menurut Robbins indikator untuk mengukur kinerja pegawai

secara individu ada enam indikator yaitu 31

1) Kualitas

:

30

Wilson Bangun.Manajemen Sumber Daya Manusia. ( Jakarta : Penerbit Erlangga, 2012), 232 31

(42)

30

Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas kualitas pekerjaan

yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap ketrampilan dan

kemampuan pegawai.

2) Kuantitas

Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah

unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3) Ketetapan waktu

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan ,

dilihat dari sudut koordinasi denga hasil output serta memaksimalkan waktu

yang tersedia untuk aktivitas lain.

4) Efektifitas waktu

Merupaka tingkat penggunaan sumber daya organisasi ( tenaga, uang,

teknologi, bahan baku ) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari

setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

5) Kemandirian

Merupakan tingkat seseorang pegawai yang nantinya akan dapat menjalankan

fungsi kerjanya.Serta menyelesaikan kendala dengan kompetensi yang

dimilikinya.

(43)

31

Komitmen merupakan suatu keadaan dimana seorang individu memihak

organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan

keanggotaannya dalam organisasi.

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Deo Oeidytama , universitas bangka Belitung

dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Hubungan

Kerja Terhadap Kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil

Pangkalpinang. Hasil dari penelitian tersebut yaitu penelitan uji parsial

diperoleh t hitung untuk sebesar 4,293 lebih besar dari t tabel 2,005 dengan

signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Variabel

gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pegawai di dinas Dukcapil. Serta jawaban responden pada setiap pertanyaan

indikator, hubungan kerjaberpengaruh terhadap kinerjakarena memiliki nilai

rata-rata skor tertinggi yaitu sebesar 4,05. Dengan demikian hasil penelitian uji

parsial diperoleh t hitung untuk sebesar 2,452 lebih besar dari t tabel 2,005

dengan signifikansi sebesar 0,018 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 .

Variabel hubungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

(44)

32

yang berarti hubungan kerja antara atasan dan bawahan yang baik dapat

menciptakan hasil kerja yang memuaskan.32

2. Penelitian oleh Ernawati yaitu Pengaruh Hubungan Kerja Dan Lingkungan

Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Kerja Sebagai Varibel

Moderating (a) Variabel hubungan kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar

hal ini dibuktikan dengan besarnya probability value 0,000 < 0,05; (b)

Pengaruh interaksi hubungan kerja dengan motivasi kerja terhadap kinerja

pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karanganyar, ternyata tidak

signifikan, karena probability value 0,964 > 0,05. Berarti motivasi kerja tidak

memoderasi pengaruh hubungan kerja terhadap kinerja pegawai; (e) Model

regresi dengan variabel hubungan kerja, lingkungan kerja terhadap kinerja

pegawai dengan motivasi kerja sebagai variabel moderating sudah tepat dan

bisa dipergunakan untuk memprediksi kinerja pegawai.33

3. Penelitian oleh Sari Agustia Situgkir dengan Pengaruh Kompensasi Finansial,

Hubungan Kerja, Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan

Pada Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar bahwa menyatakan bahwa

hubungan kerja berpengaruh terhadap kinerja nasabah. Hubungan kerja (X2)

memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka H0 ditolak dan nilai t

32

Deo Oeidytama.”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Hubungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Pangkal Pinang” ( Skripsi—universitas Bangka Belitung, 2016)

33

Ernawati.”Pengaruh Hubungan Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Motivasi Kerja Sebagai Varibel Moderating“ ,Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan Vol. 10, No. 2, ( Oktober , 2010 ) 100 – 112.

(45)

33

hitung = 2,701 lebih kecil dari t tabel = 2,00 maka H0 diterima, ini berarti

hubungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Ernawati (2010)

mengatakan bahwa hubungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

dan lingkungan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja. Secara keseluruhan

kesimpulan bahwa Kompensasi (X1), hubungan kerja (X2), lingkungan kerja

(X3) terhadap kinerja (Y) berpengaruh sebesar 59%, sedang sisanya 41%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Kompensasi, hubungan

kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

secara parsial.34

4. Penelitian oleh Putu Gde Edy Novayanan Sudira Nyoman dengan judul

pengaruh hubungan kerja , komunikasi dan tingkat kesejahteraan terhadap

kinerja karyawan pada perusahaan PT. BPR SARI dan NIAGA TABANAN

bahwa Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel hubungan kerja

terhadap kinerja karyawan PT. BPR Sari Dananiaga Tabanan, dengan nilai

thitung 2,660 dan signifikansi 0,010 < 0,05.Sehingga disimpulkan bahwa

hubungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan35

5. Penelitian oleh Emmanuel tentang Komunikasi Terhadap Hubungan Kerja

Serta Kinerja Karyawan pada tahun 2012 menyimpulkan bahwa komunikasi

34

Sari Agustia Situngkir,”Pengaruh Kompensasi Finansial, Hubungan Kerja, Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Parkir Kota Denpasar”,Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan( 2013), 1019

35

Putu Gde Edy Novayanan,”Pengaruh Hubungan Kerja , Komunikasi Dan Tingkat Kesejahteraan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. BPR SARI Dan NIAGA TABANAN”,Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan (2014), 1300

(46)

34

yang terjalin baik dalam hubungan kerja akan berdampak baik bagi kinerja

karyawan dimana tidak perlu menghabiskan waktu untuk berdebat atas

argument-argument yang dimiliki. 36

2.3 Kerangka konseptual

Penelitian ini menggunakan Analisis Linier Bergandadengan dua variabel

independen dan satu variabel dependen berdasarkan penelitian terdahulu,37

maka kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Gambar 2.1Kerangka Konseptual

R 1 R 3 R 2 36 Ibid. 2013 37

Sugiono.Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D. ( Bandung : Penerbit Alfabeta, 2012 ),44 Kepemimpinan ( X1 ) Kinerja (Y) Hubungan Kerja ( X2 )

(47)

35

Keterangan :

Berdasarkan gambar konseptual yang diatas dijelaskan bahwa

penenlitian ini memiliki dua variabel bebas ( X ) yaitu kepemimpinan dan

hubungan kerja dan satu variabel terikat ( Y ) yaitu kinerja. Penjelasan terkait

penjelasan konseptual penelitian ini yang akan membantu mengarahkan peneliti

untuk penelitian dilapangan. Dengan variabel kepemimpinan sebagai variabel

independen ( X1) dan Variabel hubungan kerja sebagai variabel independen

(X2) Mempengaruhi Variabel Kinerja sebagai variabel dependen ( Y ). Dengan

demikian :

R1 : Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Di Kantor Pos

Cabang Pembantu Surabaya Selatan

R2 : Pengaruh Huungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Kantor Pos

Cabang Pembantu Surabaya Selatan

R3 : Pengaruh Kepemimpinan Dan Hubungan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Di Kantor Pos Cabang Pembantu Surabaya Selatan

2.4Hipotesis

(1) Hipotesis untuk rumusan masalah kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

H0 : kepemimpinan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

karyawan

H1 : kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan

(48)

36

H0 : hubungan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

karyawan

H2 : hubungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan

(3) Hipotesis untuk rumusan masalah kepemimpinan dan hubungan kerja terhadap

kinerja karyawan

H0 : kepemimpinan dan hubungan kerja tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan

H3: kepemimpinan dan hubungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian menggunakan pendekatan Kuantitatif yaitu penelitian yang

tidak mementingkan kedalaman data yang penting dapat merekam data

sebanyak populasi yang ada menggunakan statsitik.Jadi pemecahan

masalahnya didominasi oleh peran statistik.1

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana dampak kepemimpinan dari

seorang manajer terhadap bawahannya dan hubungan kerja yang terjalin

antara manajer dan karyawan karena terutama membawahi langsung

karyawandikantor pos sebagai pelayanan publik kantor pos.

Lokasi Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Jasa Logistik Kantor Pos

Surabaya selatan Jl. Jemur Andayani No. 73-75, Kendang Sari, Tenggilis

Mejoyo, Surabaya.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret -Juni 2018

1

Masyhuri Dan Zainudin.Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dan Aplikatif. ( Jakarta : PT Refika Aditama, 2008 ), 13

(50)

38

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan menjadi Populasi yaitu seluruh karyawan di

Kantor Pos Surabaya Selatan berjumlah 50 karyawan . Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di kantor pos Surabaya

selatan. Teknik dalam pengambilan sampel dan populasi adalah dengan

menggunakan Metode Sampling Jenuh.Alasan Peneliti menggunakan teknik

sampling jenuh untuk penentuan sampel karena semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel karena hampir seluruh populasi di kantor pos

merupakan kriteria sampel yang dicari dalam penelitian2

B. Variabel penelitian

.

Penelitian ini memiliki tiga variabel yaitu dua variabel independen ( variabel

bebas ) dan satu variabel dependen ( variabel terikat ). Dua variabel

independen ( variabel bebas ) yaitu variabel kepemimpinan dan variabel

hubungan kerja mempengaruhi satu variabel dependen ( variabel terikat )

yaitu variabel kinerja.

2

Sugiono.Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D. ( Bandung : Penerbit Alfabeta, 2012 ), 85

(51)

39

Pada penelitian ini variabel independen sebagai variabel yang memepengaruhi

atau yang menjadi penyebab adanya atau timbulnya variabel dependen

(terikat) sedangkan variabel dependen sebagai variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.3

C. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1Definisi Operasional Variabel

Variabelpenelitia Definisi Indikator

Kepemimpinan

( X1 )

Kemampuan seseorang dalam

mempengaruhi seseorang

untuk melakukan atau

mengerjakan pekerjaan dalam

mencapai keberhasilan sesuai

dengan sasaran.

Menurut Davis yaitu :

a. Kecerdasan

b. Memiliki pola hubungan yang luas

c. Mampu berinteraksi

d. Mampu memberdayakan

e. Kedewasaan, sosial dan hubungan

sosial yang luas.

Hubungan kerja

( X2 )

Hubungan dilandasi

olehketerkaitan dalam bidang

kerja sehingga adanya

Menurut Siwi Ultima Kadarmo yaitu :

a. Tingkat keramahan atasan

b. Keterkaitan pekerjaan dengan atasan

3

(52)

40

interaksi dari atasan ke

bawahan maupun

sebaliknya yang

menggambarkan

suasana kerja yang

kondusif

atau sebaliknya pula

c. Kebersamaan dengan karyawan

d. Pengambilan keputusan dalam

masalah

e. Dukungan antar karyawan

f. Hubungan karyawan baru dengan

Senior.

Kinerja

( Y )

Hasil kerja dengan

pertanggungjawaban dan

profesionalitas dari seorang

karyawan menjadi prestasi

kerja dalam mencapai sasaran

atau target yang ingin dicapai

Menurut Robbins yaitu :

a. Kualitas b. Kuantitas c. Ketetapan waktu d. Efektifitas waktu e. Kemandirian f. Komitmen kerja

(53)

41

D. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas di gunakan oleh peneliti sebagai uji pada instrument penelitian

agar menjadi instrument yang valid sehingga dapat digunakan untuk

mengukur apa yang akan di ukur agar mempermudah dalam mencari data.4

(1) Uji validitas instrumen yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara

bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan

analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor

yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan Rumus korelasi

product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto, (2002:

146) sebagai berikut5

keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy

N : banyaknya responden

X : Skor item

Y : Skor total

∑X : Jumlah skor items

:

4

Ibid, 125 5

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktek. ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002 ), Hal 146

(54)

42

∑Y : Jumlah skor total

∑X2 :

Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 :

Jumlah kuadrat skor total

Adapun kriteria dalam validitas instrument yaitu :

(1) Apabila r hitung > r tabel maka dapat dikatakan instrumen tersebut valid (

dalam taraf kesalahan 5%)

(2) Apabila r hitung< r tabel maka dapat dikatakan instrument tersebut tidak valid

( dalam taraf kesalahan 5%) 6

(2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau kosntruk. Suatu kuesioner akan dikatakan reliabel

jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke

waktu. Pengukuran reliabilitas menggnakan metode one shot yaitu

pengukuran sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan

lain dan mengukur korelasi antar jawaban. Dalam SPSS menggunakan

fasilitas untuk mengukur menggunakan Cronbach Alpha (α). Bahwa variabel

dikatakan reliabel jikan nilai Cronbach Alpha > 0.70. ( Nunnaly,1994 ) 7

Keterangan :

6

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2014 ), 52 7

Imam Ghozali .Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 23. ( Semarang : Badan Penerbit Unibersitas Diponegoro, 2013 ),48

(55)

43

r 11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

∑σ2 = jumlah butir pertanyaan

E. Data dan Sumber Data

Pengumpulan data pada perusahaan kantor pos dengan 2 data yaitu Data

Primer dan Sekunder.

(1) Data Primer yaitu Kuesioner dan Observasi serta Wawancarayang dilakukan

oleh peneliti terhadap karyawan di perusahaan Kantor Pos Surabaya Selatan.

Data primer dalam penelitian ini yaitu hasil dari data kuesiner dan hasil

wawancara dari beberapa narasumber.

(2) Data Sekunder seperti Data Karyawan dan Data Perusahaan sebagai data

pendukung.

Data sekunder dari penelitian ini yaitu data pegawai , penelitian terdahulu

serta data pada Kantor Cabang Pembantu pos Surabaya selatan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Instrument penelitian merupakan suatu alat atau metode yang digunakan

sebagai alat ukur yang engukur suatu fenomena alam maupun sosial yang

diamati dan diteliti.Dalam penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan

(56)

44

a) Kuesioner

Kuesioner / angket merupakan pengumpulan data untuk menetahui jawaban

dari responden dalam pernyataan / pertanyaan sehingga hasil dari angket akan

diolah dalam data oleh peneliti. Serta dalam angket ini dilakukan dengan

menggunakan Skala Likert pada Tabel. 3.2 Skala instrument dengan

menggunakan Skala Likert yaitu 8

Dalam hal ini peneliti menggunakan 5 pilihan yaitu sangat setuju, setuju,

ragu-ragu , tidak setuju dan sangat tidak setuju. :

Tabel. 3.2 Skala Likert

b) Wawancara

Pengumpulan data lebih mendalam oleh peneliti kepada responden namun

hanya beberapa saja sebagai narasumber.

8 Ibid, 93 Keterangan Skor Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

Sangat tidak setuju

5

4

3

2

(57)

45

c) Observasi

Observasi yang akan dilakukan dengan pendekatan participant observation

yang mana peneliti juga ikut terjun dalam situasi lingkungan kerja sehingga

mengetahui kondisi langsung lingkungan kerja di kantor pos cabang

pembantu surabaya selatan.Dua hal yang penting dalam observasi yaitu

pengamatan dan ingatan karena terkait dengan sikap , perilaku, proses kerja

dan gejala-gejala yang terjadi dalam situasi di lapangan.

G. Teknik Analisis Data

Untuk Teknik Analisis Data menggunakan Statsitik Inferensial Parametris:

(1) Uji Asumsi Klasik adalah persyaratan uji statistik yang harus dipenuhi pada

analisis linear berganda yaitu :

1) Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai distirbusi normal

atau tidak. Serta menggunakan uji kolmogorov smirnov. Jika nilai dari data

yang diuji > 0,05 maka data dinyatakn berdistribusi dengan normal.9

2) Uji Linieritas bertujuan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antar

masing-masing variabel penelitian. Apabila nilai signifikasi > 0,05 maka

dapat dinyatakan terdapat hubungan yag linier antar masing-masing

variabel.10

9

Imam Gazhali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan IBM SPSS 23,UNDIP,Semarang,2013, 170. 10

(58)

46

3) Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Nilai cut off

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

tolerance> 0,10, atau sama dengan nilai VIF < 10.11

4) Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika kondisi tersebut tetap disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadinya heteroskedastisitas.12

(2) Uji Hipotesis

1. Regresi Linier berganda

merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

suatu variabel terhadap variabel yang lain

Y’ = ɑ + b1 X1 + b2 X2 Keterangan : Y : Variabel terikat a : Kosntanta b : Koefisien regresi X : Variabelbebas 11 ibid, 98 12

Imam Gazhali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan IBM SPSS 23. ( Semarang : UNDIP, 2013), 134

(59)

47

2. UJI T

Untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih atau

secara parsial , bila terdapat variabel yang dikendalikan.13

Rumus Korelasi Parsial :

3. UJI F

Untuk menguji hipotesis tentang hubungan dua variabel independen atau

lebih secara bersama-sama ( Simultan ) dengan satu variabel dependen.

Rumus korelasi ganda14

Keterangan :

Ryx1x2 = korelasi antar variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama

dengan variabel Y

ry x1 = korelasi product moment antara X1 dengan Y :

13

ibid, 153 14

Sugiono.Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D. ( Bandung, : Penerbit Alfabeta, 2012 ) ,191

(60)

48

ry x2 = korelasi product moment antara X2 dengan Y

rx1x2 = korelasi product moment antara X1 dengan X2

4. Koefisien determinasi ( R2 )

Koefisian determinasi digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh

variabel bebas terhdapa variabel bebas dalam bentuk presentase.Sehingga

nilai dari variabel bebas merupakan besar pengaruh terhadap variabel

terikat sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya.15

15

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Perusahaan

1) Sejarah berdirinya Kantor Pos Surabaya.

Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos

pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W

Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih

menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang

berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari

dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir

mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.Setelah Kantorpos

Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos

Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua

tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala

itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.

Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai

dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang

dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial

dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik.

(62)

50

dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana

sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun

1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro),

dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini

ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos

dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun

berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas

dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu

menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia

dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai

sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten,

hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi

transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi,

komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari

3.800 Kantorpos online, serta dilengkapi electronic mobile pos di beberapa

kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain

secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah

processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu

Gambar

Tabel 2.1 Taksonomi Riset Gaya Kepemimpinan terhadap Perilaku Hubungan
Gambar 2.1Kerangka Konseptual
Tabel 3.1Definisi Operasional Variabel
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Pos KCP Surabaya Selatan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pada dasarnya OS windows sudah membatasi bandwidth untuk koneksi internet sebanyak 20% dari total bandwidth yang seharusnya bisa maksimal, jika netter ingin menambah

Permasalahan yang terjadi dalam pembuatan proyek akhir adalah pada bagaimana objek 3D yang dibuat dapat memberikan informasi yang relevan juga bagaimana membuat sistem

kelompok interval yang berbeda dalam suatu sampel. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji beda dua rata- rata. Konsep dari uji beda dua

Menurut Kennedy, Nur Azlina Dan Anisa Ratna Suzana (2009) dalam Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate And Property Yang Go Public Di Bursa

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar ion kalsium pada saliva perempuan penyirih di Lingkungan III Kelurahan Padang Bulan Medan, mengetahui hubungan antara

Hasil yang didapatkan adalah citra rahasia yang dikirimkan berhasil sampai disisi penerima dan verfikasi suara telah berhasil dilakukan dan didapatkan rata-rata akurasi verifikasi

Dari semua hasil absorbsi bisa didapatkan presentase degradasi warna larutan methylene blue dengan nilai paling besar didapatkan pada larutan methylene blue yang

Mengingat manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari sebuah lingkungan manajemen, maka pemgertian MSDM itu dapat disimpulkan sebagai berikut; manajemen sumber