• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN APLIKASI TEMPAT SAMPAH PINTAR BERBASIS WEBSITE DAN MOBILE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN APLIKASI TEMPAT SAMPAH PINTAR BERBASIS WEBSITE DAN MOBILE"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN APLIKASI TEMPAT SAMPAH PINTAR

BERBASIS WEBSITE DAN MOBILE

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:

Cleoputra Goldi Abdichianto

105216023

FAKULTAS SAINS DAN ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS PERTAMINA TAHUN 2020

(2)

PENGEMBANGAN APLIKASI TEMPAT SAMPAH PINTAR

BERBASIS WEBSITE DAN MOBILE

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:

Cleoputra Goldi Abdichianto

105216023

FAKULTAS SAINS DAN ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS PERTAMINA TAHUN 2020

(3)
(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir

: Pengembangan Aplikasi Tempat Sampah

Pintar Berbasis

Website

dan

Mobile

Nama Mahasiswa

: Cleoputra Goldi Abdichianto Nomor Induk Mahasiswa : 105216023

Program Studi

: Ilmu Komputer

Fakultas

: Sains dan Ilmu Komputer

Tanggal Lulus Sidang Tugas Akhir

: 6 Juli 2020

Jakarta, 15 Juli 2020

MENGESAHKAN

Pembimbing I : Nama : Muhamad Koyimatu, Ph.D.

NIP : 116108

MENGETAHUI,

Ketua Program Studi

Muhamad Koyimatu, Ph.D.

(5)
(6)

Universitas Pertamina - i

ABSTRAK

Cleoputra Goldi Abdichianto. 105216023.

Pengembangan Aplikasi Tempat Sampah

Pintar Berbasis

Website

dan

Mobile

.

Sampah merupakan hasil dari sisa aktivitas manusia yang tidak digunakan kembali. Hingga tahun 2020, tercatat bahwa lebih dari 2.12 miliar ton sampah dihasilkan setiap tahunnya. Dengan dampak sebesar 13 juta ton sampah berakhir di lautan maupun 280 miliar ton air tanah yang tercemar terjadi setiap tahun merupakan dampak negatif dari kurangnya pengelolaan sampah baik dari segi optimalnya waktu pendauaran, minimnya informasi mengenai sampah, hingga pembuangan sampah sembarang. Perkembangan teknologi saat ini, diharapkan dapat memberikan sebuah solusi atas masalah-masalah pencemaran akibat sampah. Sehingga, munculnya sebuah rancangan yang mengusung ide membuat suatu perangkat lunak yang dapat menerima data ketinggian suatu tempat sampah. Tujuan dari aplikasi dibentuk yakni mengatasi masalah kelebihan kapasitas tempat sampah, hal ini terjadi dikarenakan petugas kebersihan melakukan pembersihan tempat sampah pada satu waktu ataupun kurang tepatnya waktu pengambilan. Metode perancangan dibagi menjadi 3 bagian. Pertama, perancangan aplikasi berbasis website dikembangkan menggunakan Framework Laravel dengan arsitektur MVC, selanjutnya perancangan aplikasi mobile merupakan hasil penggabungan antara Android Studio dan Progressive Web Application (PWA). Untuk alat deteksi ketinggian tempat sampah menggunakan konsep Internet of Things (IoT) yang menggabungkan sensor ultrasonik dengan mikroprosesor ESP32. Hasil dari perancangan aplikasi ini dapat menampilkan data ketinggian tempat sampah secara realtime dan akurat untuk pemantauan dan pengambilan sampah secara optimal.

(7)

Universitas Pertamina - ii

ABSTRACT

Cleoputra Goldi Abdichianto. 105216023. The Development of Website and Mobile-based Smart Bin Apps.

The Waste is the results of human's activities that are not reused. By 2020, more than 2.12 billion tons of garbage in the world is produced annually. With the impact of 13 million tons of garbage that ends in the ocean as well as 280 billion tons of polluted groundwater that occurs every year is a negative impact of the lacks of the optimal time waste recycles, the information of waste capacity, the awareness level of proper littering. The implementation of technology in the current is expected to provide solutions to the pollution problems that have worsened caused by waste. therefore, it appears to be a planning that designates an idea to create a software that can receive data on the height of a trash bin. The purpose of this application is formed to overcome the problem of excess capacity of the trash, this happens because the janitors do cleaning the trash at one particular time or taking up the rubbish inaccurately. The design of the method is divided into 3 major parts. First, website-based application design is developed by using the Laravel framework with a Model-View-Controller (MVC) architecture, then the design of a mobile-based application is the result of a combination between Android Studio and the Progressive Web Application (PWA).To detect the height of the trash bin using the concept of the Internet of Things (IoT) which combines ultrasonic sensors with the ESP32 microprocessor. The results of the designed application can display the data of the bin height in realtime and accurately to enable to monitor and collect the waste in an optimal way.

(8)

Universitas Pertamina - iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas waktu, tenaga, dan kesempatan yang

diberikan-Nya. Walaupun dilanda bencana Covid-19 yang mempengaruhi proses

perancangan aplikasi, tetapi atas kebaikan-Nya penulis dapat meyelesaikan laporan tugas

akhir dengan tepat waktu. Apabila izin dan kehendak-Nya tidak direstui tentu penulis tidak

dapat menyelesaikan perancangan aplikasi hingga penulisan laporan tugas akhir.

Pertama, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Pak Muhamad Koyimatu atas

dukungan dan bimbingan selama mengerjakan tugas akhir ini. Selanjutnya ucapan terima

kasih kepada seluruh dosen Universitas Pertamina khususnya dosen program studi Ilmu

Komputer atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan selama kuliah Universitas

Pertamina. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada staff di Universitas

Pertamina khususnya staff kebersihan dan PT Jeager Telkom Indonesia atas bantuan selama

proses pengerjaan berlangsung. Terakhir, penulis juga ucapkan terima kasih kepada

rekan-rekan Ilmu Komputer angkatan 2016 dan pihak-pihak yang ikut turut serta dalam

perancangan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila terdapat cacat dan cela dalam penulisan laporan

tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis memohon saran untuk dapat memperbaiki penulisan.

Jakarta, 19 Juni 2020

(9)

Universitas Pertamina - iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... 1

ABSTRAK... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Perancangan ... 4

1.5 Manfaat Perancangan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Perangkat Lunak ... 5

2.2

Model-View-Controller

... 5

2.3 Relational

Database

Management System ... 6

2.3.1 MySQL ... 7

2.3 XAMPP ... 7

2.3.1 Apache ... 7

2.3.2 phpMyAdmin ... 8

2.4

Website

... 8

2.4.1 HTML ... 9

2.4.4 CSS ... 10

2.4.3 JavaScript ... 11

2.4.4 PHP ... 12

2.5

Progressive Web Application

... 13

2.6 Android ... 14

2.6.1 Android Studio ... 16

2.6.2 Java ... 17

2.6.3 XML ... 18

(10)

Universitas Pertamina - v

2.8

Internet of Things

... 22

BAB III KONSEP PERANCANGAN ... 24

3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ... 24

3.2 Diagram Alir Perancangan ... 24

3.3 Pertimbangan Perancangan ... 25

3.4 Analisis Teknis... 25

3.4.1

Use Case

diagram ... 25

3.4.2

Class

diagram ... 28

3.4.3

Activity

diagram ... 29

3.4.4

Sequence

diagram ... 32

3.4.5

Database

diagram ... 32

3.5 Perancangan Alat Deteksi Ketinggian ... 34

3.6 Perancangan TSP ... 35

3.7 Peralatan dan Bahan ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Pengembangan Aplikasi TSP ... 37

4.1.1 Pengembangan Aplikasi Berbasis

Website

... 41

4.1.2 Pengembangan Aplikasi Berbasis

Mobile

... 43

4.2 Pengembangan TSP ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... i

(11)

Universitas Pertamina - vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Elemen use case diagram ... 19

Tabel 2.2. Elemen activity diagram ... 20

Tabel 3.1. Skenario Cek Info aplikasi TSP ... 26

Tabel 3.2. Skenario membuat data baru pada aplikasi TSP ... 27

Tabel 3.3.

Skenario hapus data TSP terdaftar

... 27

Tabel 4.1. Hasil uji coba perangkat TSP pada ruang terbuka ... 50

Tabel 4.2. Hasil uji coba perangkat TSP pada tempat sampah ………...…51

(12)

Universitas Pertamina - vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Grafik Jumlah Produksi Sampah di Jakarta (BPS DKI Jakarta, 2015) ... 1

Gambar 1.2. Tempat Sampah di Universitas Pertamina ... 2

Gambar 1.3. Tempat Sampah yang Menumpuk ... 2

Gambar 2.1. Alur Kerja konsep Model-View-Controller (Sunardi Andri, 2019) ... 6

Gambar 2.2. Skrip kode CSS dengan penulisan

Inline Style Sheet

... 10

Gambar 2.3. Skrip kode CSS dengan penulisan Internal

Style Sheet

... 11

Gambar 2.4. Skrip kode CSS dengan penulisan Eksternal Style Sheet ... 11

Gambar 2.5. Skrip kode CSS pada file HTML ... 12

Gambar 2.6. Direktori folder Aplikasi Android

TSP

... 17

Gambar 2.7. Contoh penggunaan XML ... 18

Gambar 3.1. Diagram alir perancangan aplikasi

TSP

... 24

Gambar 3.2

Use Case

diagram Aplikasi

TSP

... 26

Gambar 3.3.

Class

diagram Aplikasi

TSP

... 28

Gambar 3.4.

Activity

diagram untuk petugas kebersihan ... 29

Gambar 3.5.

Activity

diagram “Menambah TSP” ... 30

Gambar 3.6.

Activity

diagram “hapus TSP terdaftar” ... 31

Gambar 3.7.

Sequence diagram

Aplikasi TSP ... 32

Gambar 3.8. ERD pada aplikasi TSP ... 32

Gambar 3.9. Perancangan alat deteksi ketinggian TSP (Puspita, 2019) ... 34

Gambar 3.10. Alur pengiriman data TSP (Windyarahma, J., 2019) ... 35

Gambar 4.1. Alur tampilan aplikasi TSP berbasis

website

... 37

Gambar 4.2. Alur tampilan aplikasi TSP berbasis

website

... 38

Gambar 4.3. Tampilan

low fidelity

daftar tempat sampah berbasis

website

... 39

Gambar 4.4. Tampilan

low fidelity

daftar pengguna aplikasi berbasis

website

... 39

Gambar 4.5. Tampilan

low fidelity

list TSP berbasis Android ... 40

Gambar 4.6. Tampilan halaman

login

aplikasi TSP versi

website

... 41

Gambar 4.7. Tampilan

list

perangkat TSP versi

website

... 41

Gambar 4.8. Tampilan notifikasi hapus TSP versi

website

... 42

Gambar 4.9. Bagian pertama halaman “Beranda” versi

mobile

... 43

Gambar 4.10. Bagian kedua halaman “Beranda” versi

mobile

... 44

Gambar 4.11. Bagian ketiga halaman “Beranda” versi

mobile

... 44

Gambar 4.12. Tampilan halaman TSP terdaftar pada versi

mobile

... 45

Gambar 4.13. Tampilan halaman “Detail TSP“ versi

mobile

... 46

Gambar 4.14. Alat deteksi ketinggian ... 47

Gambar 4.15. Contoh perangkat TSP ... 48

Gambar 4.16. Data jarak pada serial monitor

software

Arduino IDE ... 49

(13)
(14)

Universitas Pertamina - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan salah satu hasil dari sisa aktivitas manusia yang tidak digunakan kembali. Tercatat bahwa sebanyak 13 juta ton sampah berakhir di lautan maupun 280 miliar ton air tanah yang tercemar terjadi setiap tahun di dunia, hal ini dicatat oleh program lingkungan dari PBB yakni United Nations Environment Programme (UNEP). Hingga tahun 2020 tercatat bahwa lebih dari 2.12 miliar ton sampah dihasilkan setiap tahunnya yang terdiri dari limbah rumah tangga, limbah hasil suatu produksi, limbah elektronik, dan terbanyak yakni limbah plastic (United Nations, 2009). Negara Indonesia dengan jumlah populasi penduduk ke-4 tertinggi dunia menempati urutan ke-2 dunia sebagai negara dengan penyumbang sampah plastik.

Gambar 1.1. Grafik Jumlah Produksi Sampah di Jakarta (BPS DKI Jakarta, 2015)

Terfokus pada ibukota Indonesia yakni kota Jakarta, pada gambar 1.1 terdapat data mengenai tingkat produksi sampah yang dihasilkan, sampah terangkut, dan terangkut oleh pihak Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Hanya 70% sampah dapat dikelola dengan baik hal ini terlihat pada statistik periode tahun 2008 hingga 2014. Masalah yang dihadapi kemudian rata-rata persentase sisa sampah yang tidak terangkut yakni 11.92 persen. Data terbaru dirilis dari Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengenai kondisi sampah di ibukota Indonesia yakni jakarta. Sebanyak 24 persen atau sebanyak 15 juta ton sampah setiap harinya masih tidak terkelola (Litbang Kemendagri, 2018). Komposisi jumlah sampah terangkut oleh dinas kebersihan DKI Jakarta tersusun atas 60 persen permukiman (rumah hingga apartemen), 30 persen kawasan komersial (hotel, mall, restoran, sekolah, universitas), dan 10 persen dari fasilitas umum. Data ini telah dikonfirmasi oleh Andono Warith selaku Pelaksana tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Komposisi volume sampah dari data BPS DKI Jakarta, diketahui bahwa baik sekolah maupun universitas menjadi salah satu diantaranya yang mampu memproduksi sekitar 750 ton per harinya. Universitas Pertamina sebagai salah satu penyelenggara pendidikan memiliki kesadaran untuk ikut serta dalam persoalan aktivitas yang menghasilkan sampah dengan menggalakkan pengurangan

(15)

Universitas Pertamina - 2 pemakaian styrofoam, plastik sekali pakai, hingga pipet plastik pada kegiatan praktikum. Penyediaan tempat sampah pemilah sesuai jenisnya telah disediakan oleh kampus merupakan bentuk aktivitas optimalisasi tempat sampah untuk menciptakan lingkungan sehat dan bersih dapat berdampak baik pada kegiatan belajar mengajar di kampus. Diharapkan juga dapat memudahkan proses daur ulang .

Gambar 1.2. Tempat Sampah di Universitas Pertamina

Implementasi dari perencanaan mengenai kebersihan lingkungan universitas seringkali mengalami kendala karena kurang optimalnya waktu pengambilan sampah, minimnya informasi mengenai kapasitas sampah, hingga tindakan pembuangan sampah sembarang. Tindakan membuang sampah sembarang merupakan salah satu ancaman yang diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia. Hal itu dikarenakan dampaknya dapat membawa seperti bencana seperti banjir, kerusakan ekosistem suatu tempat, hingga munculnya penyakit mematikan. Sehingga pemerintah mengeluarkan UU nomor 18 Tahun 2008 mengenai Pengelolaan Sampah, untuk pelaku kejahatan pembuangan sampah secara sembarang maka akan diberi sanksi berupa kurungan selama tiga bulan atau denda maksimal sebesar Rp 50 juta. Tetapi, dampak buruk yang dihasilkan oleh sampah tidak hanya melalui aktivitas pembuangan sampah secara sembarang. Pada sisi lain, banyak orang membuang sampah pada tempatnya, akan tetapi ketika tempat sampah tersebut penuh aktivitas pembuangan menuju Tempat Penampungan Akhir (TPA) seringkali terhambat atau tidak dilakukan. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi kepada petugas kebersihan mengenai kapasitas tempat sampah.

Gambar 1.3. Tempat Sampah yang Menumpuk

Dari ilustrasi gambar 1.3, terlihat bahwa kurangnya informasi kepada petugas kebersihan untuk mengambil sampah-sampah tersebut, sehingga kecenderungan untuk tetap membuang sampah di tempat yang sama walaupun telah penuh. Hal serupa juga terjadi di lingkungan Universitas Pertamina khususnya Gedung Griya Legita, petugas kebersihan memiliki jadwal untuk melakukan

(16)

Universitas Pertamina - 3 pengangkutan sampah. Namun, jika suatu tempat sampah penuh tetapi belum mencapai jadwal pengangkutan maka peristitwa seperti gambar 1.3 terjadi.

Hal ini juga didorong tugas pihak petugas kebersihan tidak terfokus pada pembersihan sampah, melainkan seluruh aktivitas untuk menciptakan lingkungan bersih seperti pembersihan mulai dari ruang kelas, koridor gedung, lift, dan kamar mandi. Masalah inilah yang mendorong penulis untuk mencari solusi dengan memanfaatkan teknologi untuk menyediakan informasi mengenai tempat sampah agar mempermudah proses pemantuan sehingga tidak terjadi kelebihan kapasitas suatu tempat sampah.

Salah satu keuntungan pada era Revolusi Industri 4.0 dengan lahirnya teknologi jaringan komputer bernama Internet of Things (IoT). IoT merupakan konsep jaringan komputer untuk memperoleh informasi pada suatu benda melalui internet. Perangkat keras yang berperan pada IoT adalah microcontroller pada peralatan canggih sebagai pengendali kerja. Bila dihubungkan sensor ultrasonik yang mampu memancarkan gelombang dengan tujuan mengetahui jarak suatu benda pada sekitar sensor tersebut. Dengan itu, dibuatlah Tempat Sampah Pintar (TSP) yakni penggabungan antara tempat sampah dengan perangkat yang telah dirancang (sensor ultrasonik dan microcontroller). Perangkat akan ditempatkan di atas permukaan tempat sampah akan memberikan informasi berupa jarak sampah dari dasar tempat sampah hingga mendekati sensor. Informasi yang didapatkan akan dikirimkan ke setiap aplikasi mobile dan website, dengan tujuan penggunadapat menerima informasi untuk mempermudah dalam melakukan pemantauan tempat sampah, sehingga tidak terjadi kelebihan kapasitas pada suatu tempat sampah di Universitas Pertamina.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam perancangan dan pengembangan aplikasi ini, mengangkat persoalan bagaimana membuat aplikasi untuk memudahkan pihak manajemen gedung dalam mendapatkan informasi secara real-time mengenai ketinggian tempat sampah. Sehingga, dapat meningkatkan efektifitas dalam pemantauan 32 tempat sampah yang tersebar pada 8 lantai di Gedung Griya Legita Universitas Pertamina baik dari segi waktu dan tenaga, agar tidak terjadi kelebihan kapasitas tempat sampah. Oleh karena itu, dirancang sebuah perangkat dan aplikasi bernama TSP dengan menggunakan konsep IoT untuk memberikan data ketinggian dan informasi pendukung seperti nama kode TSP yang digunakan, lantai penempatan, dan waktu data terkahir diperbaharui pada suatu tempat sampah. Data ketinggian tersebut kemudian direkam dan dikirim untuk diterima pengguna melalui aplikasi TSP berbasis website dan mobile dengan menggunakan protokol Message Queuing Telemetry Transport (MQTT). Rumusan masalah dari perancangan ini: Bagaimana menyediakan informasi agar tidak terjadi kelebihan kapasitas tempat sampah di seluruh Gedung Griya Legita Universitas Pertamina?

1.3 Batasan Masalah

Proses perancangan dan pengembangan aplikasi TSP memiliki batasan yang diurai sebagai berikut: 1. Penelitian yang dirancang merupakan aplikasi berbasis mobile dan website.

2. Perancangan aplikasi mobile dikhususkan untuk platform Android dan memiliki fitur yakni menampilkan informasi mengenai kapasitas sampah dan notifikasi kepada pengguna ketika telah melewati batas. Sistem aplikasi tidak memilki validasi dan keamanan akun Ketika melakukan login.

3. Aplikasi website yang dirancang memiliki fitur untuk menampilkan dan menambah informasi mengenai tempat sampah. Serta dapat melihat pengguna terdaftar pada platform Android.

(17)

Universitas Pertamina - 4 4. Terdapat 1 buah TSP yang dirancang dan dikembangkan. Implementasi selanjutnya pada

beberapa tempat sampah di lingkungan Universitas Pertamina.

5. Implementasi aplikasi TSP akan di deploy pada server lokal pihak pengembang.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan yang hendak dicapai yakni merancang serta mengembangkan aplikasi berbasis website dan Android serta perangkat TSP, agar dapat menyediakan informasi mengenai ketinggian suatu tempat sampah secara akurat dan up-to-date dengan menggunakan konsep pengembangan IoT.

1.5 Manfaat Perancangan

Informasi yang akan diterima pengguna dari aplikasi TSP mengenai ketinggian suatu tempat sampah dapat digunakan sebagai salah satu solusi dalam pengelolaan limbah pada proses bisnis, seperti gedung ataupun perkantoran. Sistem pengelolaan sampah berbasis IoT dapat membantu pemantauan tempat sampah yang tersebar di seluruh gedung dan memudahkan jalur pengumpulan sampah yang efektif dan efisien secara waktu. Sehingga, kejadian kelebihan kapasitas pada tempat sampah tidak terjadi lagi.

(18)
(19)

Universitas Pertamina - 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perangkat Lunak

Perangkat Lunak dapat diartikan sebagai berikut (Pressman, 2001):

1. Fungsi dan hasil yang didapatkan dari perintah-perintah yang dijalankan dalam suatu program komputer.

2. Suatu program yang terdiri dari struktur-struktur data, dibuat untuk memanipulasi data. Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak (software) merupakan kumpulan dari data elektronik yang tersimpan oleh perangkat komputer. Data tersebut dapat berupa program atau perintah agar dapat menjalankan suatu kondisi. Software berdasarkan tingkatannya dibagi menjadi 3, yaitu program aplikasi, sistem operasi, dan bahasa pemrograman. Program aplikasi merupakan subkelas software yang melakukan tugas sesuai dengan perintah pengguna dengan memanfaatkan kemampuan komputer. Contoh software program aplikasi adalah lembar kerja, teks editor, pengolah kata, dan sarana media audio atau visual.

Implementasi pendistribusian suatu software dapat dibedakan menjadi dua macam hal ini dikarenakan proses bisnis yang diterapkan pihak pengembang, yakni software berbayar dan gratis (freeware) dan dapat diakses oleh semua khalayak. Software berbayar, umumnya menerapkan metode berlangganan kepada pihak pengembang atau membeli program, kode unik untuk aktivasi penggunaan software. Sedangkan freeware menempatkan program perangkat lunak “bebas” digunakan, dimodifikasi, disalin, dan dilakukan pengembangan secara bebas, oleh karena itu sumbernya memiliki sifat terbuka (open source).

2.2 Model-View-Controller

Model-View-Controller (MVC) merupakan arsitektur pada perancangan aplikasi yang terbagi atas tiga bagian yaitu memisahkan antara tampilan yang memiliki keterhubungan dengan pengguna (user), sistem yang berkaitan dengan database dan terdapat proses diantara keduanya. MVC bertujuan untuk membentuk struktur sistem agar menjaga tampilan dan data terpisah, sehingga memungkinkan terbentuknya sistem yang dinamis dan dapat berubah tanpa mempengaruhi data lain (

Sunardi Andri,

2019). Dalam MVC, model merupakan arus informasi serta proses bisnis yang terjadi dalam sistem. View (tampilan) berisi elemen-elemen antarmuka yang akan digunakan sebagai interaksi pengguna pada sistem, seperti teks, gambar, ataupun form masukan. Controller menghubungkan arus data dalam sistem antara view dan model. Gambar 2.1 merupakan pemetaan alur kerja MVC.

(20)

Universitas Pertamina - 6 Gambar 2.1. Alur Kerja konsep MVC(Sunardi Andri, 2019)

Penjelasan lebih lanjut mengenai MVC sebagai berikut: 1. Model

Model merupakan kelas yang berisikan logika proses pemrograman suatu data dalam aplikasi perangkat lunak dan memiliki keterhubungan antara kelas dengan model tersebut. Model tidak mengandung kode berupa data dan informasi tentang user interface website. Model juga merupakan suatu kelas berisikan metode atau fungsi dan digunakan untuk menyimpan data dan aturan program yang relevan.

2. View

View merupakan kumpulan dari kelas yang mewakili unsur-unsur dalam tampilan user interface pada sebuah aplikasi perangkat lunak, dalam view terdapat nama yang dipakai untuk mengidentifikasi file skrip tampilan saat dipanggil dengan cara membangun tampilan gambar dari berkas-berkas model disebut fungsi render. Nama view sama seperti nama file skrip view-nya.

3. Controller

Model dan view yang memiliki fungsi berbeda dihubungkan oleh kelas bernama controller. Kelas ini digunakan untuk pertukaran informasi dan data antara kelas dalam model dan view. Controller mempunyai action standar seperti permintaan jika pengguna tidak menetapkan kode aksi program yang dijalankan, maka program akan menjalankan kode aksi standar.

2.3 Relational Database Management System

Relational Database Management System (RDBMS) merupakan bagian dari Database Management System (DBMS) yang dikembangkan secara spesifik untuk relational database. Relational database format format data terstruktur dengan menggunakan baris dan kolom sehingga memudahkan untuk mengakses nilai serta mengetahui lokasi penyimpanan spesifik pada database. Makna relasional pada RDBMS menunjukkan nilai atau data pada setiap tabel saling terhubung dengan tabel lainnya

(Techterms, 2017).

RDBMS dibuat oleh seorang ilmuwan komputer di perusahaan IBM bernama Edgar F. Codd. Ide ini dicetuskan pada jurnal berjudul ”A Relational Model of Data for Large Shared Data Banks” tahun 1970. Konsep relational database ini merujuk pada program database. Sehingga, RDBMS adalah perangkat lunak yang dapat memodifikasi database yang ditampilkan. Pengolahan data mulai dari

(21)

Universitas Pertamina - 7 menambah, memperbarui, dan mencari suatu data. Contoh software RDBMS adalah MySQL, Microsoft SQL Server, IBM DB2, Oracle Database, dan lain lain.

2.3.1

MySQL

MySQL adalah RDBMS aplikasi pada perangkat lunak yang digunakan pada pengembangan sebuah website baik itu statis dan dinamis untuk membuat sebuah database. Database ini bertujuan sebagai pusat olah data pada suatu sistem serta memiliki keterkaitan antar data dalam suatu database (M.

Arief and Rudianto, 2011). MySQL digunakan pada pengembangan aplikasi TSP dengan

menggunakan beberapa fitur disediakan, diantaranya:

1. Mudah digunakan. Pengetahuan dasar seputar sintaks SQL dapat digunakan untuk menjalankan perintah pada MySQL.

2. Aman. Data-data sensitif seperti password telah terenkripsi secara otomatis. 3. Gratis. MySQL gratis diunduh dan digunakan untuk umum.

4. Arsitektur yang digunakan adalah client-server. Program aplikasi sebagai client melakukan komunikasi baik mendapatkan dan memberi data kepada database MySQL sebagai server.

2.3 XAMPP

XAMPP merupakan program yang berperan sebagai web server pada perangkat laptop atau komputer, sehingga XAMPP juga dapat disebut sebuah CPanel server virtual yang dapat membantu menampilkan sehingga memudahkan proses modifikasi pada website tanpa harus terakses dengan internet atau online (Riyanto, 2015).

Aplikasi XAMPP mendukung banyak sistem operasi serta merupakan kumpulan dari beberapa program untuk menjalankan fungsinya sebagai server yang bekerja berdiri sendiri (offline). Program ini tersedia dalam General Public License (GPL) dan bebas digunakan oleh khalayak umum.

2.3.1 Apache

Apache merupakan sebuah program web server yang bertanggung jawab mengelola request-request serta respon-respon dari HTTP dan logging informasi secara detail. Apache bersifat open source dan dengan menempati program web server yang sering digunakan oleh para perancang dan pengembang website(M. Arief and Rudianto, 2011).

Sebagai contoh proses jalannya program Apache, pada saat visitor mengakses halaman tertentu pada sebuah website, misalnya laman beranda utama, browser dibuka oleh visitor akan mengirimkan permintaan ke server pengembang dan Apache mengirim jawabannya kembali ke browser visitor dengan memuat semua file yang diminta seperti teks, gambar, video, file, dan data. Server dan klien berkomunikasi melalui protokol HTTP, sementara Apache bertanggung jawab terhadap proses transfer data seperti kelancaran dan keamanan komunikasi antara server dan klien atau visitor. Apache mudah dikelola oleh pengembang website karena memiliki struktur berbasis modul. Modul-modul tersebut memungkinkan administrator server untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fungsi atau fitur tambahan. Apache memiliki modul untuk keamanan sistem, caching, URL rewriting, otentikasi password, dan lainnya. Pengubahan pengaturan web server seperti port yang digunakan, lama maksimum eksekusi program, hingga waktu pembaharuan data pada tingkatan lokal dapat dilakukan oleh pihak pengembang dengan mengakses custom Apache lalu ubah file .htaccess.

(22)

Universitas Pertamina - 8

2.3.2

phpMyAdmin

phpMyAdmin merupakan perangkat lunak yang dirancang dengan bahasa pemrograman PHP, dengan tujuan untuk konfigurasi MySQL melalui website. Konfigurasi dapat dilakukan mulai dari mengatur banyak basis data, tabel, kolom, pengguna, relasi, perintah, dan lainnya (phpMyAdmin). Fitur-fitur yang disediakan antara lain:

1. Tampilan website yang sederhana dan informatif. 2. Mendukung fitur-fitur konfigurasi data di MySQL. 3. Dapat menggunakan data dalam format CSV dan SQL.

2.4 Website

Website atau situs internet merupakan halaman bersifat maya, memiliki keterhubungan yang akan menampilkan kumpulan informasi berupa data teks, gambar, audio, video ataupun gabungan dari semuanya yang dapat digunakan untuk personal, organisasi, perusahaan, produk serta jasa (Yuhefizar, 1998). Tujuan dibangun sebuah website yakni sebagai alat untuk memasarkan informasi yang ingin disebarkan kepada pengguna internet.

Sir Timothy John Berners-Lee merupakan sosok pencetus ide pembuatan website. Tujuan utamanya yakni memudahkan tukar menukar dan memperbarui informasi pada sesama peneliti di Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN). Pada tahun 1991, website untuk pertama kalinya terhubung ke jaringan dengan nama World Wide Web (WWW) dan secara resmi diumumkan untuk dipergunakan oleh publik secara gratis.

Berdirinya sebuah website sangat bergantung kepada server web, karena telah dilengkapi pengaturan nama ranah atau domain, serta layanan atas protokol Hypertext Transfer Protocol (HTTP) disebut sebagai protokol transfer data yang digunakan di WWW seperti Apache HTTP Server, atau Internet Information Services (IIS) (Oxford Dictionaries).

Pada teknik pengembangan dan penggunaanya website dibagi menjadi dua jenis, yakni website dinamis dan statis. Website dinamis didesain agar kontennya dapat diperbarui secara berkala dengan mudah. Situs penyedia informasi mengenai pergerakan harga saham merupakan contoh website dinamis, karena informasi yang disediakan berubah dan selalu mendapat data terbaru secara realtime. Dalam hal ini jika menerapkan website dinamis akan memakan waktu untuk proses pengembangan dan mengunggah ke server. Proses implementasi website dinamis membutuhkan keberadaan infrastruktur lebih kompleks dibandingkan website statis, dikarenakan membutuhkan Content Management System (CMS) yakni sebuah sistem untuk mengelola informasi yang diterima dan diberikan dalam sebuah website tanpa mengubah potongan kode yang telah dibangun.

Sedangkan website statis memiliki informasi secara sengaja tidak dapat diperbarui secara berkala sehingga pengaturan konten yang terdapat dalam website tersebut dilakukan dengan mengubah potongan kode yang telah dibangun. Oleh karena itu, CMS tidak digunakan pada pengembangan website statis. Implementasi suatu website dapat menggunakan JavaScript untuk interaksi dalam suatu sistem, Hypertext Markup Language (HTML) untuk menyusun kerangka website, Cascading Style Sheet (CSS) guna memformat elemen-elemen pada website, dan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP).

(23)

Universitas Pertamina - 9

2.4.1

HTML

Hypertext Markup Language (HTML) merupakan tempat bagi bahasa yang digunakan pada pengembangan sebuah website untuk pertukaran data-data di dalamnya, bahasa yang dimaksud adalah PHP dan JavaScript”. Komponen-komponen terkandung dalam dokumen HTML yakni tag, elemen dan atribut. Tag sebagai simbol untuk memanggil sebuah elemen dengan cara menggunakan tanda awal lebih dari(<) dan tanda akhir kurang dari (>) sebagai pengapit suatu elemen. Selanjutnya, elemen merepresentasikan nama penanda terkandung pada sebuah tag. Terakhir, atribut merupakan properti pada elemen yang dikhususkan agar suatu elemen dapat merubah fungsi dasar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan website. Atribut-atribut pada setiap elemen memiliki perbedaan tergantung pada tujuan dari pengembangan (Sibero and Alexander, 2011).

Perkembangan HTML dari awal hingga sekarang: 1. HTML versi1.0

Versi pertama dari HTML ini adalah lahirnya dari HTML, sehingga masih memiliki kelemahan-kelemahan seperti tampilan sederhana dan tidak interaktif. HTML versi 1.0 mampu mendukung peletakkan gambar pada dokumen tanpa adanya wrapping, heading, hypertext, paragraf, cetak tebal dan miring pada penulisan teks.

2. HTML versi v2.0

HTML versi 2.0 adalah awal lahirnya dari web interaktif seperti yang ditemukan pada pengembangan website saat ini. Perubahan yang terjadi dibandingkan versi pertama, yakni struktur HTML lebih tertata rapi dan mampu menampilkan form dokumen. Format form pada website yang disediakan HTML mampu memasukkan nama, email, alamat, saran dan kritik pada suatu dokumen.

3. HTML versi 3.0

HTML versi 3.0 dapat dipergunakan untuk meletakkan tabel dan gambar. Fitur terbaru dari HTML 3.0 juga mampu untuk mendukung penggunaan rumus matematika pada dokumennya.

4. HTML versi 3.2

HTML versi 3.2 dibuat pada 14 Januari 1996 dan merupakan pembaruan dari versi 3.0. Organisasi World Wide Web Consortium (W3C) yang mempublikasikan versi ini dan ditetapkan menjadi standar pengembangan sebuah website di seluruh dunia. Versi 3.2 ini pada awalnya disebut dengan Wilbur sebelum dikenal dengan nama HTML versi 3.2. Fitur pada versi ini adalah gambar untuk tabel, style, background, frame, hingga teks di sekeliling gambar atau dikenal dengan caption. Pada versi sebelumnya fitur yang dapat digunakan hanya HTML saja untuk pembuatan dokumen namun di versi ini tidak. Artinya, skripdapat dipanggildari luar HTML untuk kinerja HTML yang lebih baik atau untuk tujuan tertentu. Beberapa skrip HTML umum dan dapat digunakan pada pengembangan diantaranya adalah JavaScript dan VBScript.

5. HTML versi 4.0

HTML versi 4.0 dibentuk pada tahun 18 Desember 1997, versi ini hadir dengan banyak perubahan dari versi 3.2. Perubahan yang terjadi yakni format tabel pada website, akses sebuah link yang disematkan pada sebuah elemen, gambar, teks, meta, form dan peta berbentuk gambar virtual(image maps).

6. HTML versi 4.01

Setelah ada versi 4.0, terdapat versi 4.01 dibentuk pada 5 Mei 2000 sebagai bentuk penambahan fitur dan revisi dari versi sebelumnya. Struktur pada HTML pada versi ini, membuat HTML v4.01 menjadi standarisasi elemen serta atribut skrip XHTML1.0.

(24)

Universitas Pertamina - 10 7. HTML versi 5.0

Versi 5.0 dari HTML adalah versi paling baik dan optimal untuk pengembangan sebuah website dibandingkan versi sebelumnya. Pembaharuan ini baru diperkenalkan pada tahun 2009. Versi terbaru ini dikembangkan lagi pada tanggal 4 Maret 2010 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) dan World Wide Web Consortium (W3C). Sejak versi 2.0 HTML, IETF sudah ikut terlibat dalam menangani perubahan dan penambahan pada HTML. Kelebihan versi ini yakni dapat melakukan penggabungan antara HTML, CSS, dan JavaScript. HTML versi 5.0 juga menampilkan kode yang lebih sederhana (code cleaner) dan meningkatkan nilai semantik di bagian nav, header, dan footer pada sebuah website.

2.4.4 CSS

Cascading Style Sheet (CSS) adalah kumpulan dari kode-kode untuk mengatur tampilan suatu website, mulai dari penataan struktur, konfigurasi huruf (ukuran, jenis, tingkat ketebalan), warna, dan kode lain yang dirancang sebagai pengubah tampilan. Hal ini bertujuan untuk membuat tampilan pada suatu website menjadi menarik (Suryana dan Koesheryatin, 2014).

Saat ini hampir semua website menggunakan CSS. File CSS disimpan dalam dokumen memiliki format .css, dokumen tersebut dapat dipisah antara HTML dan CSS. Jika terdapat kode pada file CSS yang dimaksudkan untuk mengubah tampilan maka akan efek perubahan akan mempengaruhi seluruh dokumen HTML terkait. Maka sangat memudahkan pekerjaan pihak pengembang dalam menulis kode yang bersih (tidak terdapat multiplikasi kode).

Berdasarkan penulisan kode CSS dibagi menjadi tiga menurut situs W3School yakni:

1. Inline Style Sheet merupakan teknik penulisan kode CSS tepat pada tag HTML yang ingin diberikan ubahan tampilan pada elemen. Cara ini digunakan ketika kode CSS yang dibuat tidak mempengaruhi elemen-elemen dalam HTML di dokumen website. Metode ini akan membuat atribut HTML menjadi penuh dengan kode CSS. Alhasil berpengaruh pada semakin besarnya file HTML.

Gambar 2.2. Skrip kode CSS dengan penulisan Inline Style Sheet

2. Internal Style Sheet merupakan cara penulisan kode CSS di dalam file HTML yang berada pada tag style di dalam tag head miliki HTML. Metode ini juga menyebabkan file HTML menjadi semakin besar.

(25)

Universitas Pertamina - 11 Gambar 2.3. Skrip kode CSS dengan penulisan Internal Style Sheet

3. Eksternal Style Sheet merupakan cara penulisan kode CSS dengan memberikan ekstensi .css terpisah dari file HTML. Metode ini akan mengumpulkan kode CSS dalam satu file yang akan mengubah kode HTML secara menyeluruh sesuai atribut masing-masing. Metode ini merupakan best practice dalam implementasi CSS, karena tidak menyebabkan file HTML menjadi semakin besar, hanya perlu disematkan kode HTML untuk memanggil file CSS seperti gambar 2.4.

Gambar 2.4. Skrip kode CSS dengan penulisan Eksternal Style Sheet

2.4.3 JavaScript

JavaScript merupakan bahasa pemrograman komputer dinamis, ringan dan paling umum digunakan sebagai bagian dari pengembangan tampilan website, yang implementasinya memungkinkan skrip pada sisi klien untuk berinteraksi dengan pengguna dan membuat halaman dinamis. Baik itu windows, frame, Uniform Resource Locator (URL), dokumen, form, tombol, serta item yang lain dapat menjadi bagian dari objek tersebut (Suryana dan Koesheryatin, 2014).

JavaScript dirancang oleh seorang teknisi asal Amerika bernama Brendan Eich. Rancangan tersebut muncul ketika Brendan bekerja pada sebuah perusahaan pada teknologi web-browser bernama Netscape Communication. Rancangan tersebut dieksekusi pada September 1995 dengan nama LiveScript yang diluncurkan bersama dengan Netscape Navigator 2.0. Perubahan nama terjadi pada Desember 1995 menjadi Javascript, dengan alasan nama bahasa pemrograman Java sedang populer sebagai teknik pemasaran yang digunakan Netscape. Hingga November 1996, JavaScript terstandarkan oleh ECMA Internasional yang merupakan organisasi untuk standar sistem informasi dan komunikasi. Sejak saat itu, JavaScript dikenal juga sebagai ECMAScript dan memiliki beberapa versi yang telah dirilis. Perubahan JavaScript terbesar terdapat pada versi ES6 pada tahun 2015.

(26)

Universitas Pertamina - 12 Keunggulan menggunakan JavaScript yakni membuat suatu halaman website menjadi dinamis mudah dalam menggunakan berbagai manipulasi dalam memperindah halaman website, dan dapat membentuk suatu tampilan yang interaktif terhadap pengguna. JavaScript biasanya digunakan pada suatu HTML agar lebih interpretatif pada saat dijalankan pada client’s browser. Keunggulan tersebut diterapkan pada cara kerjanya yang di kompilasi pada file JavaScript terpisah secara langsung ke halaman website. Bahasa tersebut akan diunduh dari sisi pengunjung pada perangkat yang mengaksesnya, lalu terjadi pemrosesan skrip. Skrip yang berjalan pada sebuah perangkat dan diterima sebagai library pihak ketiga untuk menyediakan fungsi-fungsi umum tanpa mengharuskan pengembang website membuat kode atas fungsi tersebut. Untuk memanggil sebuah kode JavaScript pada kode website, dapat menggunakan tag <script> seperti gambar 2.2

Gambar 2.5. Skrip kode CSS pada file HTML

2.4.4 PHP

Hypertext Preprocessor (PHP) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang dikhususkan berjalan pada sisi server (Server Side Scripting). Proses yang dibuat dengan PHP berarti tidak akan berjalan tanpa menggunakan web server. PHP digunakan untuk membangun aplikasi berbasis web agar konten yang berupa informasi dalam sebuah web dapat terus berubah (dinamis), aktivitas yang dilakukan seperti penambahan, pengubahan, presentasi, serta penghilangan suatu konten. PHP menyatu dengan kode HTML. Pondasi dari suatu web tidak akan digantikan perannya oleh PHP, tetapi dibentuk oleh HTML namun untuk melengkapi kekosongan (Saputra and Agus, 2013). Ciri khas dari kode PHP menggunakan sepasang tag pembuka “<?php” dan tag penutup “?>”. Kedua notasi tag tersebut akan mengeksekusi perintah dengan format PHP dan diproses oleh sistem server untuk menjalankan kode PHP. Hasilnya eksekusi program akan dikirim ke browser pengguna

(Saputra and Agus, 2013).

PHP dirancang dan diluncurkan oleh Rasmus Lerdoft pada tahun 1995 dengan nama Form Interpreted (FI). FI merupakan skrip untuk pengelolaan data form dari sebuah website. Selanjutnya, terjadi perubahan-perubahan versi PHP dari awal hingga sekarang:

1. PHP/FI versi 2.0

PHP/FI versi 2.0 dalam implementasinya menggunakan bahasa pemrograman C. PHP juga menyediakan modul-modul ekstensi yang dapat diunduh guna meningkatkan kemampuan PHP/FI sesuai dengan kebutuhan website. Perilisan versi ini 2.0 terjadi pada November 1997. 2. PHP versi 3.0

PHP/FI versi 3.0 dirilis pada Juni 1998 dengan tujuan menciptakan kode interpreter lebih bersih, baik, dan efektif dalam memproses data.Terdapat fungsi-fungsi baru antara lain dapat mengakses lebih dari satu database, pengelolaan protokol, dan sistem API. Istilah PHP yang awalnya akronim dari Personal Homepageberubah menjadi Hypertext Preprocessor.

(27)

Universitas Pertamina - 13 Evolusi PHP berlanjut pada rilisnya pada 22 Mei 2000. Versi ini hampir digunakan oleh semua pengembang website karena memiliki kemampuan untuk membangun aplikasi website kompleks tetapi memiliki kecepatan dalam memproses data dan stabilitas yang lebih tinggi. Perkembangan PHP versi 4.0 berlanjut hingga versi 4.4.9 dan update terakhir yang disediakan terjadi pada 7 Agustus 2008.

4. PHP versi 5.0

PHP versi 5.0 rilis pada tahun 2004. Rilisnya versi ini mengawali perubahan besar pada PHP dalam menerapkan pemrograman berorientasi objek atau lebih dikenal dengan object oriented programming (OOP) yang bertujuan untuk membuat aplikasi website menjadi lebih ringan dan terdapat konsistensi antara tampilan ketika mengakses database. Evolusi PHP versi 5.0 berakhir pada versi 5.6 pada 31 Desember 2018.

5. PHP versi 6.0

PHP versi 6.0 dirilis pada tahun 2005 dengan tujuan dapat mendukung standar kode Unicode seperti mendukung beberapa jenis karakter bahasa non-latin. Dikarenakan PHP versi 6.0 tidak mengalami perubahan signifikan, versi ini dihentikan dan semua perubahan yang terjadi kembalikan ke dalam PHP versi 5.0.

PHP juga menggunakan protokol Hypertext Transfer Protocol (HTTP) yang memiliki beberapa metode request data yakni GET dan POST. Protokol $_GET pada PHP merupakan metode yang akan mengambil data tersimpan dari sebuah server dengan protokol HTTP. Selanjutnya protokol $_POST pada PHP merupakan metode yang akan mengirimkan data kepada server, data tersebut bisa ditambahkan atau diubah dengan protokol yang sama. Data yang dikirim atau diterima melalui Uniform Request Locator (URL) umumnya berbentuk sebuah query.

2.5 Progressive Web Application

Progressive Web Application (PWA) merupakan teknik pengembangan aplikasi untuk menampilkan aplikasi dengan format mobileview berdasarkan platform website. Pengembangannya menggunakan HTML, CSS, Javascript. PWA dapat memberikan tampilan interaksi aplikasi kepada pengguna selayaknya tampilan aplikasi versi mobile yang dimuat melalui server secara progresif. Sehingga, penggunaan PWA dapat memanipulasi pengembang dengan tidak membuat aplikasi mobile secara terpisah melainkan digantikan dengan website.

Pada tahun 2015 kedua teknisi dari Google, Frances Berriman dan Alex Russel menciptakan aplikasi yang dapat menerima serta beradaptasi terhadap fitur-fitur baru yang disediakan oleh browser modern. Pengembangan PWA selanjutnya dipromosikan secara maksimal oleh Google untuk Android serta Apple untuk mendukung browser Safari. Hingga tahun 2019, PWA tersedia untuk mendukung browsers desktop seperti Microsoft Edge (pada WIndows) dan Google Chrome (pada Windows, sistem operasi mac, Chrome, dan Linux).

Berikut beberapa kelebihan penggunaan PWA pada implementasi pengembangan aplikasi TSP: 1. Mudah dijalankan pada berbagai perangkat dengan ukuran dan resolusi layar berbeda-beda,

sehingga aplikasi TSP yang dikembangkan harus mampu membuat tampilan responsif terhadap layar perangkat. Serta mampu berjalan pada perangkat yang memiliki sistem operasi berbeda seperti Android, iOS, atau Windows.

2. Tidak memerlukan pihak lain seperti Play Store, Apple Store, dan Windows Store dalam mempublikasikan aplikasi. Sehingga tidak memerlukan biaya tambahan untuk registrasi dan berlangganan.

(28)

Universitas Pertamina - 14

2.6 Android

Android merupakan sistem operasi pada telepon seluler dengan basis Linux. Bagi para pengembang aplikasi, Android menyediakan platform terbuka bernama Android Studio untuk menciptakan program sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang mendukung pesatnya pengguna Android (Murphy, 2012). Android bukan menjadi satu bagian dari vendor dalam menyediakan sistem operasinya (OS), beberapa vendor terkenal yang sudah menggunakan OS Android antara lain Samsung, Xiao Mi, LG, Oppo, Sony, Lenovo dan lain-lain.

Pada Juli 2000, Google menjalin kerjasama dengan perusahaan asal Palo Alto bernama Android Inc. Pendiri Android Inc. yang bekerja pada Google, antara lain Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Awal kesepakatan kerja, Android Inc. berperan dalam menghasilkan perangkat lunak pada telepon seluler.

Berdasarkan perkembangan Android, berikut beberapa perubahan-perubahan versi Android yang terjadi pada beberapa tahun terakhir:

1. Android versi 2.3 (Gingerbread)

Android versi 2.3 (Gingerbread) dirancang agar dapat meningkatkan kemampuan permainan (gaming), penggunaan fungsi salin-tempel (copy-paste) pada input keyboard, user interface dengan desain baru, dukungan format video VP8 dan WebM, pengaturan efek speaker dan headphone equalization, headphone virtualization, dan bass boost. Selain itu, sistem Near Field Communication (NFC) dan penambahan jumlah kamera pada sebuah gawai .

2. Android versi 3.0 (Honeycomb)

Pada awal tahun 2011 terjadi peningkatan pada pengguna gawai berbentuk tablet, sehingga Android versi Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Perbedaan signifikan yakni pada User Interface karena sudah didesain sesuai dengan ukuran pixels tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan akselerasi perangkat keras untuk grafis pada tablet.

3. Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

Android versi 4.0 membawa fitur Honeycomb untuk smartphone dan menambahkan fitur baru termasuk membuka kunci dengan pengenalan wajah (face recognition), pemantauan penggunaan dan kontrol data, sosial media yang terintegrasi dengan lainnya, perangkat tambahan pada sistem foto (efek dan pengaturan cahaya), pencarian email dapat dilakukan tanpa koneksi internet, dan berbagi informasi menggunakan NFC. Versi ini dirilis pada tanggal 19 Oktober 2011.

4. Android versi 4.1 (Jelly Bean)

Diumumkan pada tanggal 27 Juni 2012, android versi Jelly Bean merupakan peningkatan dari versi Ice Cream Sandwich. Pada versi ini fungsi dan user interface sudah ditingkatkan menjadi lebih baik lagi seperti antisipasi sentuh, triple buffering, perpanjangan waktu sinkronisasi, dan peningkatan frame rate hingga 60fps untuk menciptakan tampilan yang lebih halus.

5. Android versi 4.4 (KitKat)

Android versi KitKat memberikan pembaharuan antara lain desain pada user interface dengan dan navigasi transparan pada layar depan, optimasi kinerja pada perangkat dengan spesifikasi yang lebih rendah, kerangka kerja pencetakan, penggunaan NFC Host Card Emulation sebagai emulator kartu pintar, WebViews berbasis Chromium, perluasan fungsionalitas bagi layanan notifikasi, pengembangan dan pengelolaan klien pesan melalui API umum. Transisi tampilan juga terjadi pada versi ini seperti kerangka kerja baru aplikasi, kerangka kerja akses penyimpanan untuk mengambil konten dan dokumen dari sumber lain, peningkatan tampilan pada aplikasi saat mode full screen, tombol perangkat lunak dan status

(29)

Universitas Pertamina - 15 bar dapat diakses dari tepi dengan cara menggesek layar gawai. Versi ini dirilis pada tanggal 3 September 2013.

6. Android versi 5.0 (Lollipop)

Android versi 5.0 dirilis saat event Google I/O pada 25 Juni 2014. Versi ini mengalami perubahan seperti desain untuk memberikan tampilan yang responsif, peningkatan notifikasi yang dapat diakses pada saat mode layar terkunci, serta optimasi penggunaan baterai pada aplikasi yang berjalan.

7. Android versi 6.0 (Marshmallow)

Android versi 6.0 memberikan aksesibilitas transfer data dengan menggunakan USB tipe C, fitur-fitur pada mode aplikasi, melakukan validasi sidik jari hingga mengurangi kinerja CPU pada gawai yang dijalankan guna menghemat baterai. Android versi ini dirilis pada 28 Mei 2015.

8. Android versi 7.0 (Nougat)

Android versi ini mampu mengenkripsi file pada sistem, pengaturan kalibrasi warna pada sistem, ukuran besar dan kecil aplikasi yang dijalankan semisalnya aplikasi Youtube, tampilan ketika menggunakan Virtual Reality (VR), hingga pembaharuan desain tampilan pada notifikasi yang muncul. Versi Nougat dirilis pada 22 Agustus 2016.

9. Android versi 8.0 (Oreo)

Android versi dirilis pada 21 Maret 2017. Versi ini memberikan pembaharuan seperti picture-in-picture yang memungkinkan bagi pengguna versi ini membuka dua aplikasi sekaligus. Penghematan daya baterai dengan cara mengatur aplikasi background yang berjalan. Implementasi Google Play Protect untuk sistem keamanan ketika pengguna melakukan instalasi aplikasi. Dukungan untuk membaca Unicode 10 agar pengguna dapat menggunakan emoji versi 5.0.

10. Android versi 9.0 (Pie)

Perubahan pada versi ini dapat dikatakan tidak signifikan. Hanya pembaharuan user interface mulai dari menu, navbar, hingga komponen-komponen pendukung android seperti jam, persentase baterai, tanggal, dan juga notifikasi. Versi ini dirilis pada 6 Agustus 2018. 11. Android versi 10.0

Perubahan pada versi ini dapat dikatakan tidak signifikan. Hanya pembaharuan user interface mulai dari menu, navbar, hingga komponen-komponen pendukung android seperti jam, persentase baterai, tanggal, dan juga notifikasi. Versi ini dirilis pada 6 Agustus 2018. Versi ini dirilis pada 3 September 2019 dengan nama “Queen Cake”. Fitur baru yang disediakan antara lain munculnya pesan ketika sistem akan mengakses lokasi, foto, kontak, video, dan file penyimpanan. Mode “Dark View” diaplikasikan pada seluruh aplikasi saat dijalankan. Mendukung dijalankan pada perangkat gawai dengan model terlipat (foldable phones).

(30)

Universitas Pertamina - 16 Perkembangan versi ini tentunya berguna untuk mendukung pengguna Android yang jumlahnya terus bertambah setiap bulannya. Pada konferensi tahunan Google I/O di Shoreline Amphitheater, Mountain View, Amerika Serikat menyatakan pengguna Android rata-rata menembus 2,5 miliar per bulan. Angka ini memastikan Android masih menjadi pemenang di pasar operasi sistem sebuah gawai. Perkembangan fitur dan aplikasi yang diterapkan tentunya mendukung, para developer memiliki beberapa opsi untuk melakukan pengembangan aplikasi di sistem operasi Android seperti Android Studio, React Native, Swift, dan lainnya. Namun salah satu yang banyak digunakan adalah Android Studio. Android Studio merupakan program pada perangkat komputer untuk membuat aplikasi yang dapat berjalan pada platform OS Android, menggunakan bahasa pemrograman Java atau Kotlin pada back end aplikasi dan Extensible Markup Language (XML) pada front end aplikasi.

2.6.1 Android Studio

Android Studio merupakan sebuah program Integrated Development Environment (IDE) untuk mengembangkan aplikasi yang mampu berjalan pada platform Android. Android Studio ini didasarkan pembentukannya pada IntelliJ IDEA, sebuah IDE yang dikhususkan bagi bahasa pemrograman Java. Bahasa pemrograman utama yang digunakan adalah Java pada awal Android Studio lahir. Tetapi seiring perkembangan, pada tahun 2018 Android Studio secara resmi menggunakan bahasa pemrograman Kotlin yang diminati oleh pihak pengembang. Untuk membuat tampilan atau layout pada aplikasi dapat menggunakan bahasa XML. Android studio juga terintegrasi dengan Android (SDK) yang digunakan agar aplikasi dapat dijalankan ke perangkat android (Murphy, 2012). Android Studio juga merupakan pengembangan lebih lanjut dari aplikasi Eclipse (aplikasi pengembang Android).

Setiap aplikasi yang dibuat melalui program Android Studio terdapat satu atau beberapa modul dengan file kode sumber dan sumber daya. Modul-modul tersebut mencakup:

1. Modul aplikasi Android 2. Modul Pustaka

(31)

Universitas Pertamina - 17 Gambar 2.6. Direktori folder Aplikasi Android TSP

Modul-modul pada tampilan program disusun untuk memberikan akses efektif dan cepat ke file sumber utama proyek yang akan dimodifikasi atau ditambahkan. Semua file versi terlihat pada gambar 2.6 merupakan bagian dari Gradle Scripts dan masing-masing modul aplikasi terdapat folder berikut:

1. manifests: Terdapat file AndroidManifest.xml.

2. java: Terdapat file kode sumber Java dan kode pengujian JUnit.

3. res: Terdapat semua sumber daya yang bukan kode. Folder tersebut berisikan tata letak XML, stringUI, dan gambar-gambar bitmap untuk pengembangan aplikasi.

Susunan modul-modul pada proyek Android pada setiap disk berbeda pada setiap perangkat komputer yang dijalankan. Struktur file pada sebuah proyek Android dapat dilihat dari menu “MyApplication” pada gambar 2.6, sehingga pihak pengembang dapat mengubah sistem aplikasi Android yang dikerjakan baik dari segi tampilan hingga eksekusi program.

2.6.2 Java

Java merupakan salah satu bahasa resmi yang digunakan untuk pengembangan aplikasi Android. pihak Google memberi dukungan penuh untuk para pengembang membuat sebuah aplikasi berbasis Android yang akan dipasarkan di Play Store. Melalui fitur yang konkuren, berbasis kelas, dan berorientasi pada objek, Java dirancang sederhana sehingga banyak developer memilih menggunakan bahasa tersebut. Sebagai sebuah bahasa pemrograman yang dinamis dengan maksud dapat membentuk aplikasi seperti desktop, web, hingga Android yang tentunya didukung dengan framework tertentu. Oleh karena itu, aplikasi dengan Java secara umum dapat digunakan pada perangkat program yang menggunakan Java Runtime Environment (JRE) (J. Gosling, 2013).

(32)

Universitas Pertamina - 18 Bahasa pemrograman Java dirilis pada tahun 1991. Rancangan awal bahasa pemrograman Java dicetuskan oleh insinyur Suncorp yang dipimpin oleh Patrick Naughton dan James Gosling. Ide tersebut untuk membuat perangkat seperti cable TV yang tidak memiliki banyak memori sehingga berukuran kecil. Awalnya proyek ini diberi nama “Oak”, tetapi “Oak” merupakan nama bahasa pemrograman yang telah ada sebelumnya sehingga diganti dengan nama “Green”. Namun, kemudian Suncorp menggantinya dengan nama “Java” yang terinspirasi saat mereka sedang menikmati kopi pada sebuah kedai, kemudian salah satu dari mereka menyebut kata “Java” yang memiliki konteks biji kopi. Implementasi WWW dan internet yang sedang berkembang pesat menyebabkan bahasa pemrograman Java langsung terkenal pada saat bersamaan.

Beberapa karakteristik Java berdasarkan white sebagai berikut (J. Gosling, 2013) : 1. Berorientasi objek (Object Oriented)

Java menggunakan pemrograman berorientasi objek yang membuat program dibentuk secara modular, sehingga memberi kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance), modifikasi program, dan optimalisasi penggunaan kembali software.

2. Kemudahan dalam pendistribusian

Java melalui konsep modul-modul bernama libraries networking yang terintegrasi dapat mempermudah pemngembangan aplikasi terdistribusi.

3. Interpreter

Program Java dikembangkan dengan Java Virtual Machine (JVM). JVM merupakan source code Java yang telah dikompilasi menjadi bytecodes sehingga mampu dijalankan pada platform secara dinamis.

4. Performance

Kemampuan Java sering dikatakan tidak maksimal. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan kompilasi Java lain seperti buatan Inprise, Microsoft, ataupun Symantec yang menggunakan Just in Time Compilers (JIT).

5. Multithreaded

Java mempunyai kemampuan untuk membuat suatu program yang dapat mengerjakan beberapa pekerjaan secara sekaligus dan simultan.

2.6.3 XML

Extensible Markup Language (XML) merupakan bahasa markup untuk mengkompilasi sebuah dokumen agar membentuk sebuah format yang dapat dibaca baik oleh pengguna maupun mesin (J.

Fawoett, 2007). Sedangkan markup merupakan informasi yang ditambahkan pada sebuah dokumen

untuk meningkatkan makna dengan tujuan tertentu dalam suatu sistem, penempatannya berada pada teks dokumen dengan simbol sebagai batas dan label pada bagian tertentu. Gambar 2.7 merupakan penggunaan XML.

(33)

Universitas Pertamina - 19 Terdapat tiga karakteristik dari penggunaan XML:

1. Penggunaan XML dapat memungkinkan pengguna untuk membuat bahasa program yang sesuai dengan pengembangan aplikasi.

2. XML bersifat menyimpan suatu data atau informasi pada pengembangannya.

3. XML bersifat open source, dapat digunakan oleh publik dan dijadikan standar oleh World Wide Web Consortium (W3C).

Terdapat dua fungsi utama yang digunakan pihak pengembang dalam implementasi dengan XML, pertama dapat mewakili data bersifat low-level sepeti konfigurasi suatu file pada program. Kedua dapat menambahkan metadata ke dalam suatu dokumen skrip, sebagai contoh menekankan kata tertentu menjadi huruf miring atau tebal. Penggunaan metada banyak digunakan para pengembang untuk memanipulasi Search Engine Optimizer (SEO) suatu aplikasi.

2.7 Unified Modeling Language

Unified Modeling Language

(UML) merupakan bahasa pemodelan

yang akan didokumentasikan dan dibangun untuk memvisualisasikan desain sistem perangkat lunak berorientasi objek (Whitten & Bentley, 2007). UML dibuat agar dapat menjadi sebuah alat untuk melakukan analisa dan desain berorientasi objek pada sebuah aplikasi oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson pada tahun 1995. Perkembangan UML selanjutnya dikoordinasikan oleh Object Management Group (OMG) pada tahun 1996.

Berikut macam-macam diagram UML yang digunakan untuk memodelkan aplikasi TSP baik pada versi website dan mobile:

1. Use Case Diagram

Use Case diagram digunakan untuk menampilkan interaksi antar sistem atau dengan pengguna dari sistem tersebut. Sehingga dapat menjelaskan bagaimana sistem dapat bekerja dan hasil yang diharapkan oleh pengguna ketika sedang berinteraksi dengan sistem aplikasi. Komponen-komponen Use Case dapat dinyatakan melalui elips yang direpresentasikan menjadi kegiatan yang akan dilakukan sistem terhadap aktor-aktor yang berkaitan. Hubungan antar elips juga mewakili tujuan dari satu sistem dan menjelaskan urutan langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut.

Komponen use case diagram dinotasikan sebagai berikut: Tabel 2.1. Elemen use case diagram

Simbol Keterangan

Aktor

Simbol ini merepresentasikan segala sesuatu diluar sistem yang menjalankan

(34)

Universitas Pertamina - 20

Use Case

Simbol ini menunjukan aktivitas yang dikerjakan dalam suatu sistem.

Association

Simbol ini digunakan sebagai hubungan yang terjadi antara aktor dengan sistem.

Sistem

Tempat seluruh aktivitas sistem yang sedang berjalan.

Depedancy

Untuk menggambarkan ketergantungan antar use case dalam sistem

2. Activity diagram

Activity diagram digunakan untuk menggambarkan deskripsi proses bisnis dan prosedural jalannya suatu sistem. Diagram ini juga memiliki beberapa kesamaan dengan flowchart, akan tetapi memiliki perbedaan seperti flowchart tidak mendukung perilaku paralel sedangkan activity diagram dapat mendukungnya. Berikut komponen-komponen yang digunakan dalam membuat activity diagram:

Tabel 2.2. Elemen activity diagram

Simbol Keterangan

Initial State

Representasi dimulainya alur kerja pada suatu sistem

Action State

Representasi dari eksekusi yang dijalankan pada suatu sistem

Transition between Activities Representasi dari berpindahnya suatu action state ke action state berikutnya.

(35)

Universitas Pertamina - 21

Decision Point

Representasi dari bercabangnya suatu aksi di dalam sistem

Final State

Representasi dari berakhirnya alur sistem dalam suatu activity diagram

3. Class diagram

Class diagram merupakan penggambaran statik dari struktur objek dari sistem yang menampilkan kelas objek dan memiliki keterhubungan antara objek kelas (Whitten &

Bentley, 2007). Berikut ini merupakan komponen-komponen yang digunakan dalam

membuat suatu class diagram: a. Class

Terdiri dari 3 bagian yakni bagian atas merupakan nama class, kemudian atribut-atribut yang terdapat dalam class bagian tengah, dan bagian bawah untuk method-method dalam class tersebut.

b. Association

Berbentuk seperti garis untuk menghubungkan antara 2 class yang memiliki hubungan one-to-one, one-to-many, dan many-to-many.

c. Composition

Composition digunakan ketika suatu class memiliki ketergantungan terhadap class lainnya sehingga tidak dapat dapat berdiri sendiri.

d. Aggregation

Aggregation merupakan kebalikkan dari composition, yakni class dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada class lainnya.

4. Sequence diagram

Sequence diagram digunakan untuk menjelaskan interaksi antara pengguna (aktor) dengan sistem dari use case skenario yang telah dibuat. Berikut penjelasan dari komponen-komponen pada sequence diagram:

a. Actor

Actor merupakan pengguna yang terkait pada use case. b. Lifelines

Garis vertikal yang dapat bertambah pada aktor dan sistem yang merepresentasikan aktivitas sistem dari sequence.

c. Activation bars

Berbentuk seperti batang dan ditempatkan sesuai dengan lifelines yang merepresentasikan periode waktu ketika aktor melakukan interaksi.

d. Input messages

Garis panah horizontal dari aktor menuju sistem yang menunjukan pesan masuk. e. Output messages

Garis panah horizontal dari sistem menuju aktor yang digambarkan dengan garis putus-putus.

(36)

Universitas Pertamina - 22

2.8 Internet of Things

Internet of Things (IoT) adalah konsep komunikasi yang memanfaatkan konektivitas internet agar dapat mentransfer informasi yang dimiliki suatu benda atau peralatan dari kehidupan sehari-hari tanpa memerlukan adanya interaksi sesama manusia maupun dari manusia ke perangkat komputer. Hal ini terjadi karena dilengkapi dengan teknologi untuk berkomunikasi, dan protokol yang sesuai. Teknologi yang digunakan saat ini pada pengembangan IoT mulai dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan juga internet (Metha , 2018).

Ide dari IoT dicetuskan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dalam presentasi di Perusahaan Procter and Gamble (P&G), dengan tujuan menarik perhatian para pihak manajemen senior akan teknologi baru yang disebut dengan Radio Frequency Identification (RFID). Tetapi dikarenakan Internet menjadi tren terbaru yang diminati pada tahun 1999 sehingga Kevin Ashton menggunakan kata “Internet of Things” yang berarti Internet tertanam pada setiap benda. Meskipun presentasi tersebut menarik minat para eksekutif P&G, tetapi istilah dan konsep dari IoT tidak mendapatkan perhatian luas selama 10 tahun kedepan.

Pada tahun 2017 pertumbuhan IoT didominasi oleh Industrial sedangkan untuk konsumen IoT masih dalam tahap pengenalan dan sosialisasi. Hingga tahun 2018, IoT berhasil mengubah cara perusahaan dan konsumen dalam operasionalnya di seluruh dunia, dalam pengembagan ke berbagai bentuk yang dapat memudahkan pengaplikasian pada aspek kehidupan guna membantu manusia. Perusahaan CISCO telah menargetkan pada tahun 2020 sebanyak 50 miliar objek akan terhubung dengan internet.

Berikut beberapa risiko yang harus dihadapi dalam penggunaan teknologi IoT (Metha , 2018): 1. Sekuritas dan Privasi

Terdapat peristiwa-peristiwa pada pengaplikasian IoT yang menyerang keamanan dan privasi suatu sistem tindakan seperti peretasan data suatu perusahaan, identitas yang dicuri, serta kejadian pembajakan kendaraan bermotor yang terhubung dengan aplikasi menandakan bahwa sistem tersebut memiliki celah yang dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk memperoleh keuntungan. Perusahaan serta pabrikan perangkat IoT juga mengalami keterlambatan memperbarui firmware guna menangani celah yang ditemukan, sehingga keamanan dan privasi di jaringan harus menjadi salah satu tanggung jawab utama bagi konsumen, hal ini akan menjadi tantangan bagi setiap pengguna dan pengembang teknologi IoT.

2. Data dan Kompleksitas

Kompleksitas suatu data dari penggunaan teknologi biasanya dirasakan ketika ribuan sensor bekerja mengumpulkan data dalam rentan waktu yang sama, hal ini dikarenakan IoT menghasilkan data-data dalam satuan byte yang tidak terhitung jumlahnya. Oleh karena itu tantangan yang harus dihadapi yakni merencanakan pola untuk proses dan analisa jumlah data sangat banyak serta menghasilkan temuan atau solusi praktik bisnis yang lebih baik dalam penerapannya.

Serta beberapa keuntungan yang diperoleh jika memanfaatkan teknologi IoT: 1. Keamanan, kenyamanan, Efisiensi

Pemanfaatan teknologi IoT banyak digunakan untuk menggantikan pekerjaan manusia yang berisiko bagi keselamatan. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan keamanan dan

(37)

Universitas Pertamina - 23 produktivitas dibuatlah mesin yang dapat mengerjakan tugas secara otomatis. Sebagai contoh, jalur perakitan mesin dalam sebuah pabrik dapat melaporkan kesalahan atau cacat produksi secara otomatis dan realtime. Hal ini memberikan hasil lebih tinggi dan berkurangnya downtime mengingat pekerjaan dilakukan oleh mesin. Alhasil, kepuasan serta retensi sumber daya manusia terdorong lebih tinggi berpengaruh pada margin laba yang didapatkan suatu perusahaan.

2. Pengambilan keputusan lebih baik

Analisa dari suatu tren yang memiliki data empiris besar membutuhkan keputusan yang tepat, yang berarti tidak ada asumsi dari persamaan yang digunakan. Pemanfaatan teknologi IoT memberikan visibilitas berupa data untuk mendukung aspek-aspek yang dijalankan.

(38)

Gambar

Gambar 1.1. Grafik Jumlah Produksi Sampah di Jakarta (BPS DKI Jakarta, 2015)
Gambar 1.3. Tempat Sampah yang Menumpuk
Gambar 2.4. Skrip kode CSS dengan penulisan Eksternal Style Sheet  2.4.3 JavaScript
Tabel 2.2. Elemen activity diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menerapkan aplikasi berbasis website untuk mempermudah pasien dalam melakukan pendaftaran di klinik serta

aplikasi transaksi jual beli baju secara online yang. berbasis mobile

Website pendaftararan berbasis mobile yang dikembangkan merupakan penambahan layanan kepada para calon alumni dalam hal mempermudah proses registasi yang dilakukan

Implementasi sistem pada aplikasi jimpitan tantular mempunyai 2 view akses yaitu dari sisi admin berbasis website dan dari sisi warga pengguna berbasis mobile.. Aplikasi

“Nomnom” pada perangkat mobile mobile mobile mobile berbasis Android yang dapat menampilkan hasil pencarian informasi dan lokasi tempat makan berbasis Android yang

Maka berdasarkan kuisioner yang telah dibagikan dan diisi oleh para pengguna, dapat simpulkan bahwa aplikasi media informasi pengenalan tempat pariwisata di Belitung ini

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menerapkan aplikasi berbasis website untuk mempermudah pasien dalam melakukan pendaftaran di klinik serta

Perancangan Aplikasi Informasi Tempat Wisata Berbasis Mobile Di Sragen ini menghasilkan output berupa visual antara lain Halaman login, Tampilan halaman utama, Tampilan halaman foto-