• Tidak ada hasil yang ditemukan

Progressive Web Application (PWA) merupakan teknik pengembangan aplikasi untuk menampilkan aplikasi dengan format mobile view berdasarkan platform website. Pengembangannya menggunakan HTML, CSS, Javascript. PWA dapat memberikan tampilan interaksi aplikasi kepada pengguna selayaknya tampilan aplikasi versi mobile yang dimuat melalui server secara progresif. Sehingga, penggunaan PWA dapat memanipulasi pengembang dengan tidak membuat aplikasi mobile secara terpisah melainkan digantikan dengan website.

Pada tahun 2015 kedua teknisi dari Google, Frances Berriman dan Alex Russel menciptakan aplikasi yang dapat menerima serta beradaptasi terhadap fitur-fitur baru yang disediakan oleh browser modern. Pengembangan PWA selanjutnya dipromosikan secara maksimal oleh Google untuk Android serta Apple untuk mendukung browser Safari. Hingga tahun 2019, PWA tersedia untuk mendukung browsers desktop seperti Microsoft Edge (pada WIndows) dan Google Chrome (pada Windows, sistem operasi mac, Chrome, dan Linux).

Berikut beberapa kelebihan penggunaan PWA pada implementasi pengembangan aplikasi TSP: 1. Mudah dijalankan pada berbagai perangkat dengan ukuran dan resolusi layar berbeda-beda,

sehingga aplikasi TSP yang dikembangkan harus mampu membuat tampilan responsif terhadap layar perangkat. Serta mampu berjalan pada perangkat yang memiliki sistem operasi berbeda seperti Android, iOS, atau Windows.

2. Tidak memerlukan pihak lain seperti Play Store, Apple Store, dan Windows Store dalam mempublikasikan aplikasi. Sehingga tidak memerlukan biaya tambahan untuk registrasi dan berlangganan.

Universitas Pertamina - 14

2.6 Android

Android merupakan sistem operasi pada telepon seluler dengan basis Linux. Bagi para pengembang aplikasi, Android menyediakan platform terbuka bernama Android Studio untuk menciptakan program sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang mendukung pesatnya pengguna Android (Murphy, 2012). Android bukan menjadi satu bagian dari vendor dalam menyediakan sistem operasinya (OS), beberapa vendor terkenal yang sudah menggunakan OS Android antara lain Samsung, Xiao Mi, LG, Oppo, Sony, Lenovo dan lain-lain.

Pada Juli 2000, Google menjalin kerjasama dengan perusahaan asal Palo Alto bernama Android Inc. Pendiri Android Inc. yang bekerja pada Google, antara lain Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Awal kesepakatan kerja, Android Inc. berperan dalam menghasilkan perangkat lunak pada telepon seluler.

Berdasarkan perkembangan Android, berikut beberapa perubahan-perubahan versi Android yang terjadi pada beberapa tahun terakhir:

1. Android versi 2.3 (Gingerbread)

Android versi 2.3 (Gingerbread) dirancang agar dapat meningkatkan kemampuan permainan (gaming), penggunaan fungsi salin-tempel (copy-paste) pada input keyboard, user interface dengan desain baru, dukungan format video VP8 dan WebM, pengaturan efek speaker dan headphone equalization, headphone virtualization, dan bass boost. Selain itu, sistem Near Field Communication (NFC) dan penambahan jumlah kamera pada sebuah gawai .

2. Android versi 3.0 (Honeycomb)

Pada awal tahun 2011 terjadi peningkatan pada pengguna gawai berbentuk tablet, sehingga Android versi Honeycomb dirancang khusus untuk tablet. Perbedaan signifikan yakni pada User Interface karena sudah didesain sesuai dengan ukuran pixels tablet. Honeycomb juga mendukung multi prosesor dan akselerasi perangkat keras untuk grafis pada tablet.

3. Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

Android versi 4.0 membawa fitur Honeycomb untuk smartphone dan menambahkan fitur baru termasuk membuka kunci dengan pengenalan wajah (face recognition), pemantauan penggunaan dan kontrol data, sosial media yang terintegrasi dengan lainnya, perangkat tambahan pada sistem foto (efek dan pengaturan cahaya), pencarian email dapat dilakukan tanpa koneksi internet, dan berbagi informasi menggunakan NFC. Versi ini dirilis pada tanggal 19 Oktober 2011.

4. Android versi 4.1 (Jelly Bean)

Diumumkan pada tanggal 27 Juni 2012, android versi Jelly Bean merupakan peningkatan dari versi Ice Cream Sandwich. Pada versi ini fungsi dan user interface sudah ditingkatkan menjadi lebih baik lagi seperti antisipasi sentuh, triple buffering, perpanjangan waktu sinkronisasi, dan peningkatan frame rate hingga 60fps untuk menciptakan tampilan yang lebih halus.

5. Android versi 4.4 (KitKat)

Android versi KitKat memberikan pembaharuan antara lain desain pada user interface dengan dan navigasi transparan pada layar depan, optimasi kinerja pada perangkat dengan spesifikasi yang lebih rendah, kerangka kerja pencetakan, penggunaan NFC Host Card Emulation sebagai emulator kartu pintar, WebViews berbasis Chromium, perluasan fungsionalitas bagi layanan notifikasi, pengembangan dan pengelolaan klien pesan melalui API umum. Transisi tampilan juga terjadi pada versi ini seperti kerangka kerja baru aplikasi, kerangka kerja akses penyimpanan untuk mengambil konten dan dokumen dari sumber lain, peningkatan tampilan pada aplikasi saat mode full screen, tombol perangkat lunak dan status

Universitas Pertamina - 15 bar dapat diakses dari tepi dengan cara menggesek layar gawai. Versi ini dirilis pada tanggal 3 September 2013.

6. Android versi 5.0 (Lollipop)

Android versi 5.0 dirilis saat event Google I/O pada 25 Juni 2014. Versi ini mengalami perubahan seperti desain untuk memberikan tampilan yang responsif, peningkatan notifikasi yang dapat diakses pada saat mode layar terkunci, serta optimasi penggunaan baterai pada aplikasi yang berjalan.

7. Android versi 6.0 (Marshmallow)

Android versi 6.0 memberikan aksesibilitas transfer data dengan menggunakan USB tipe C, fitur-fitur pada mode aplikasi, melakukan validasi sidik jari hingga mengurangi kinerja CPU pada gawai yang dijalankan guna menghemat baterai. Android versi ini dirilis pada 28 Mei 2015.

8. Android versi 7.0 (Nougat)

Android versi ini mampu mengenkripsi file pada sistem, pengaturan kalibrasi warna pada sistem, ukuran besar dan kecil aplikasi yang dijalankan semisalnya aplikasi Youtube, tampilan ketika menggunakan Virtual Reality (VR), hingga pembaharuan desain tampilan pada notifikasi yang muncul. Versi Nougat dirilis pada 22 Agustus 2016.

9. Android versi 8.0 (Oreo)

Android versi dirilis pada 21 Maret 2017. Versi ini memberikan pembaharuan seperti picture-in-picture yang memungkinkan bagi pengguna versi ini membuka dua aplikasi sekaligus. Penghematan daya baterai dengan cara mengatur aplikasi background yang berjalan. Implementasi Google Play Protect untuk sistem keamanan ketika pengguna melakukan instalasi aplikasi. Dukungan untuk membaca Unicode 10 agar pengguna dapat menggunakan emoji versi 5.0.

10. Android versi 9.0 (Pie)

Perubahan pada versi ini dapat dikatakan tidak signifikan. Hanya pembaharuan user interface mulai dari menu, navbar, hingga komponen-komponen pendukung android seperti jam, persentase baterai, tanggal, dan juga notifikasi. Versi ini dirilis pada 6 Agustus 2018. 11. Android versi 10.0

Perubahan pada versi ini dapat dikatakan tidak signifikan. Hanya pembaharuan user interface mulai dari menu, navbar, hingga komponen-komponen pendukung android seperti jam, persentase baterai, tanggal, dan juga notifikasi. Versi ini dirilis pada 6 Agustus 2018. Versi ini dirilis pada 3 September 2019 dengan nama “Queen Cake”. Fitur baru yang disediakan antara lain munculnya pesan ketika sistem akan mengakses lokasi, foto, kontak, video, dan file penyimpanan. Mode “Dark View” diaplikasikan pada seluruh aplikasi saat dijalankan. Mendukung dijalankan pada perangkat gawai dengan model terlipat (foldable phones).

Universitas Pertamina - 16 Perkembangan versi ini tentunya berguna untuk mendukung pengguna Android yang jumlahnya terus bertambah setiap bulannya. Pada konferensi tahunan Google I/O di Shoreline Amphitheater, Mountain View, Amerika Serikat menyatakan pengguna Android rata-rata menembus 2,5 miliar per bulan. Angka ini memastikan Android masih menjadi pemenang di pasar operasi sistem sebuah gawai. Perkembangan fitur dan aplikasi yang diterapkan tentunya mendukung, para developer memiliki beberapa opsi untuk melakukan pengembangan aplikasi di sistem operasi Android seperti Android Studio, React Native, Swift, dan lainnya. Namun salah satu yang banyak digunakan adalah Android Studio. Android Studio merupakan program pada perangkat komputer untuk membuat aplikasi yang dapat berjalan pada platform OS Android, menggunakan bahasa pemrograman Java atau Kotlin pada back end aplikasi dan Extensible Markup Language (XML) pada front end aplikasi.

2.6.1 Android Studio

Android Studio merupakan sebuah program Integrated Development Environment (IDE) untuk mengembangkan aplikasi yang mampu berjalan pada platform Android. Android Studio ini didasarkan pembentukannya pada IntelliJ IDEA, sebuah IDE yang dikhususkan bagi bahasa pemrograman Java. Bahasa pemrograman utama yang digunakan adalah Java pada awal Android Studio lahir. Tetapi seiring perkembangan, pada tahun 2018 Android Studio secara resmi menggunakan bahasa pemrograman Kotlin yang diminati oleh pihak pengembang. Untuk membuat tampilan atau layout pada aplikasi dapat menggunakan bahasa XML. Android studio juga terintegrasi dengan Android (SDK) yang digunakan agar aplikasi dapat dijalankan ke perangkat android (Murphy, 2012). Android Studio juga merupakan pengembangan lebih lanjut dari aplikasi Eclipse (aplikasi pengembang Android).

Setiap aplikasi yang dibuat melalui program Android Studio terdapat satu atau beberapa modul dengan file kode sumber dan sumber daya. Modul-modul tersebut mencakup:

1. Modul aplikasi Android 2. Modul Pustaka

Universitas Pertamina - 17 Gambar 2.6. Direktori folder Aplikasi Android TSP

Modul-modul pada tampilan program disusun untuk memberikan akses efektif dan cepat ke file sumber utama proyek yang akan dimodifikasi atau ditambahkan. Semua file versi terlihat pada gambar 2.6 merupakan bagian dari Gradle Scripts dan masing-masing modul aplikasi terdapat folder berikut:

1. manifests: Terdapat file AndroidManifest.xml.

2. java: Terdapat file kode sumber Java dan kode pengujian JUnit.

3. res: Terdapat semua sumber daya yang bukan kode. Folder tersebut berisikan tata letak XML, stringUI, dan gambar-gambar bitmap untuk pengembangan aplikasi.

Susunan modul-modul pada proyek Android pada setiap disk berbeda pada setiap perangkat komputer yang dijalankan. Struktur file pada sebuah proyek Android dapat dilihat dari menu “MyApplication” pada gambar 2.6, sehingga pihak pengembang dapat mengubah sistem aplikasi Android yang dikerjakan baik dari segi tampilan hingga eksekusi program.

2.6.2 Java

Java merupakan salah satu bahasa resmi yang digunakan untuk pengembangan aplikasi Android. pihak Google memberi dukungan penuh untuk para pengembang membuat sebuah aplikasi berbasis Android yang akan dipasarkan di Play Store. Melalui fitur yang konkuren, berbasis kelas, dan berorientasi pada objek, Java dirancang sederhana sehingga banyak developer memilih menggunakan bahasa tersebut. Sebagai sebuah bahasa pemrograman yang dinamis dengan maksud dapat membentuk aplikasi seperti desktop, web, hingga Android yang tentunya didukung dengan framework tertentu. Oleh karena itu, aplikasi dengan Java secara umum dapat digunakan pada perangkat program yang menggunakan Java Runtime Environment (JRE) (J. Gosling, 2013).

Universitas Pertamina - 18 Bahasa pemrograman Java dirilis pada tahun 1991. Rancangan awal bahasa pemrograman Java dicetuskan oleh insinyur Suncorp yang dipimpin oleh Patrick Naughton dan James Gosling. Ide tersebut untuk membuat perangkat seperti cable TV yang tidak memiliki banyak memori sehingga berukuran kecil. Awalnya proyek ini diberi nama “Oak”, tetapi “Oak” merupakan nama bahasa pemrograman yang telah ada sebelumnya sehingga diganti dengan nama “Green”. Namun, kemudian Suncorp menggantinya dengan nama “Java” yang terinspirasi saat mereka sedang menikmati kopi pada sebuah kedai, kemudian salah satu dari mereka menyebut kata “Java” yang memiliki konteks biji kopi. Implementasi WWW dan internet yang sedang berkembang pesat menyebabkan bahasa pemrograman Java langsung terkenal pada saat bersamaan.

Beberapa karakteristik Java berdasarkan white sebagai berikut (J. Gosling, 2013) : 1. Berorientasi objek (Object Oriented)

Java menggunakan pemrograman berorientasi objek yang membuat program dibentuk secara modular, sehingga memberi kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance), modifikasi program, dan optimalisasi penggunaan kembali software.

2. Kemudahan dalam pendistribusian

Java melalui konsep modul-modul bernama libraries networking yang terintegrasi dapat mempermudah pemngembangan aplikasi terdistribusi.

3. Interpreter

Program Java dikembangkan dengan Java Virtual Machine (JVM). JVM merupakan source code Java yang telah dikompilasi menjadi bytecodes sehingga mampu dijalankan pada platform secara dinamis.

4. Performance

Kemampuan Java sering dikatakan tidak maksimal. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan kompilasi Java lain seperti buatan Inprise, Microsoft, ataupun Symantec yang menggunakan Just in Time Compilers (JIT).

5. Multithreaded

Java mempunyai kemampuan untuk membuat suatu program yang dapat mengerjakan beberapa pekerjaan secara sekaligus dan simultan.

2.6.3 XML

Extensible Markup Language (XML) merupakan bahasa markup untuk mengkompilasi sebuah dokumen agar membentuk sebuah format yang dapat dibaca baik oleh pengguna maupun mesin (J. Fawoett, 2007). Sedangkan markup merupakan informasi yang ditambahkan pada sebuah dokumen untuk meningkatkan makna dengan tujuan tertentu dalam suatu sistem, penempatannya berada pada teks dokumen dengan simbol sebagai batas dan label pada bagian tertentu. Gambar 2.7 merupakan penggunaan XML.

Universitas Pertamina - 19 Terdapat tiga karakteristik dari penggunaan XML:

1. Penggunaan XML dapat memungkinkan pengguna untuk membuat bahasa program yang sesuai dengan pengembangan aplikasi.

2. XML bersifat menyimpan suatu data atau informasi pada pengembangannya.

3. XML bersifat open source, dapat digunakan oleh publik dan dijadikan standar oleh World Wide Web Consortium (W3C).

Terdapat dua fungsi utama yang digunakan pihak pengembang dalam implementasi dengan XML, pertama dapat mewakili data bersifat low-level sepeti konfigurasi suatu file pada program. Kedua dapat menambahkan metadata ke dalam suatu dokumen skrip, sebagai contoh menekankan kata tertentu menjadi huruf miring atau tebal. Penggunaan metada banyak digunakan para pengembang untuk memanipulasi Search Engine Optimizer (SEO) suatu aplikasi.

Dokumen terkait